2.9 PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 ) Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah diaplikasikan di indonesia OHSAS 18001:1999 . Sistem ini memiliki elemen-elemen seperti halnya ISO 9000:2000 yaitu : 1. Persyaratan Umum 2. Kebijakan K3 3. Perencanaan • Perencanaan untuk Identifikasi Banyak, Penilaian dan pengendalian Risiko • Peraturan dan Perundang-undanagn • Tujuan 4 Operasional dan Implementasi • Struktur Penangung Jawab • Pelatiahan, Kewaspadaan dan Kompetensi • Konsultasi dan Komunikasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2.9 PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
( K3 )
Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah diaplikasikan di indonesia
OHSAS 18001:1999 . Sistem ini memiliki elemen-elemen seperti halnya ISO
9000:2000 yaitu :
1. Persyaratan Umum
2. Kebijakan K3
3. Perencanaan
• Perencanaan untuk Identifikasi Banyak, Penilaian dan pengendalian
Risiko
• Peraturan dan Perundang-undanagn
• Tujuan
4 Operasional dan Implementasi
• Struktur Penangung Jawab
• Pelatiahan, Kewaspadaan dan Kompetensi
• Konsultasi dan Komunikasi.
• Dokumentasi.
• Penegendalian Dokumen dan Data.
• Penegendalian Operasi
• Persiapan dan respon terhadap keadaan Darurat.
5 Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi.
• Monitoring dan Pengukuran Kinerja
• Kecelakaan, Ketidaksesuaian, pencegahan dan Tindakan Lanjut
• Manajemen Pencatatan
• Audit.
6 Tujauan Manajemen
2.9.1 Biaya kecelakaan Kerja
Biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan kerja .
1. Biaya yang didak dapat diasuransikan.
• Biaya pertolongan pertaman pada kecelakaan
• Biaya kerusakan alat, bahan, pembersihan akibat kecelakaan
• Biaya penundaan waktu kerja peralatan
• Biaya pekerjaan yang terbangkalai akibat kecelakaan
• Biaya gangguan terhadap jadwal pelaksanaan
• Biaya kehilangan pekerja terlatih dan penurunan semangat kerja
• Biaya yang dikeluarkan terhadap kecelakaan kerja
• Biaya yang merusak citra perusahaan akibat kecelakaan
• Biaya gangguan terhadap jadwal pelaksanaan
• Biaya kehilangan pekerja terlatih dan penurunan semangat kerja
• Biaya yang dikeluarkan terhadap kecelakaan kerja
• Biaya yang merusak citra perusahaan akibat kecelakaan
2 Biaya yang dapat diasuransikan
• Biaya perawatan kesehatan dan rumah sakit
• Biaya pembayaran untuk penghidupan tenaga kerja
• Biaya rehabilitasi kecelakaan untuk pekerja/keluarga
Ada beberapa istila dalam program K3 antara lain :
o Bahaya ( hazard ), situasi dimana ada potensi yang merusak pada harta benada, lingkungan
kerja, serta cedera atau sakit pada mansia.
o Risiko ( risk ), kombinasi dari kemungkinan konsekuensi atas suatu kejadian bahaya
tertentu.
o Kecelakaan ( accident ), suatu kejadian yang mengakibatkan kematian,sakit,cidera,
kerusakan dan kerugian.
o Potensi kecelakaan ( incident ), keadaan yang berpotensi yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
Contoh Dokumen Manual K3.
No.Dokumen : Originator/PenemuDiterbitkan Tanggal :Status Dokumen :
Manual Pengendalian K3.
1. Tujuan :• Untuk menjaga agar produk yang diserahkan kepada pelanggan selama proses produksi bebas dari
kecelakaan atau dengan tingkat kecelakaan paling minim.• Melakukan pencegahan nimi agar tidak terjadi kecelakaan• Melakukan tindak lanjut bila terjadi kecelakaan.
2. Ruang Lingkup:• Bebas dari kecelakaan, bila prodok akhir sejak awal produksi hingga selesai tidak terjadi kecelakaan
sama sekali.• Tingkat kecelakaan minim: bila produk akhir sejak awal produksi hingga selesai, kecelakaan yang terjadi
dalam batas toleransi.3. Penanggung Jawab :
• Penemu/Originator, yang pertama yang melaporkan adanya indikasi kecelakaan.• Pelaksana, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.• Pengawas, yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan.• Pengendali K3, yang bertanggung jawab terhadap pengendalian K3 seluruh pekerjaan dalam proyek.• Manajer Proyek, yang bertanggung jawab terhadap tujauan ulang kejadian kecelakaan serta evaluasi
program.4. Dokumen terkait :
• Laporan pengendalian K3Standar Sistem ISO 1800:1999
2.9.2 Penyusunan Program K3 dengan OHSAS 18001 - 1999
Penyusunan program K3 harus mendokumetasikan dan terdiri atas :
1. Siapa yang menyusun dan bertanggung jawab terhadap program K3
2. Apa isi program K3 yang akan dilaksanakan.
3. Bagaimana dan kapan harus mencapai tujuan program K3.
4. Peninjauan program baik keberhasilan dan kegagalannya secara berkala.
5. Selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap program yang sudah dibuat.
6. Implementasi program yang terukur.
7. Tujuan dan sasaran K3 memiliki jadwal yang tepat, biaya ekonomis, serta hasil
pencapaian yang terukur.
8. Struktur Organisasi K3 dalam perusahaan.
2.10 PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN.
Perencanaan Manajemen Lingkungan terdiri atas elemen-elemen mulai dari
penyusunan program perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, hingga melakukan
tindakan bila ada penyimpangan.
Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan
Persyatan Umum
Kebijakan Lingkungan
Perencanaan
Aspek lingkungan
Persyaratan Perundang-undangan.
Tujuan dan sasaran.
Program Manajemen
Penerapan dan Operasi
Struktur dan tanggung jawab
Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi
Komunikasi
Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan
Pengendalian Dokumen
penegendalian Operasional
Kesiagaan dan Tanggap Darurat.
Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
Pemantauan dan Pengukuran
Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi serta pencegahan..
Rekaman.
Audit Sistem Mutu Lingkungan.
Pengkajian Manajemen.
Kegiatan yang dilakukan untuk proyek lingkungan :
1. Kebijakan Manajemen, melakukan rapat tijauan manajemen.
2. Organisasi dan Personal, melakukan seminar dan temukarya peduli lingkungan,
perencanaan kinerja, penentuan tujuan tugas.
3. Dampak Lingkungan, melakukan rapat tim untuk penerapan, perencana kinerja,
dokumentasi sistem manajemen lingkungan.
4. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan program.
5. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan dokumentasi manajemen.
6. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan pengendalian.
7. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan rekaman.
8. Audit, melakukan kegiatan penilaian internal dan eksternal.
9. Melakukan rapat tim manajemen untuk penerapan pengkajian.
Contoh Manual pengendalian Sistem Manajemen Lingkungan
No.Dokumen : Originator/Penemu :Diterbitkan Tanggal : Disetujui :Status Dokumen :
Manual Pengendalian Sistem Manajemen Lingkungan.
1. Tujuan :• Persetujuan atas tugas, lingkup dan luas kegiatan proyek lalu menerapkan sistem manajemen
lingkungan.2. Ruang Lingkup:
• Bebas pencemaran lingkungan .• Tingkat pengaruh lingkungan sosial minimal : produk akhir sejak awal produk hingga selesai berada
dalam batas toleransi.3. Penanggung Jawab :
• Penemu/Originator, orang pertama yang melaporkan adanya indikasi kecelakaan.• Pelaksana, yang bertanggung jawab terhadap …...• Pengawas, yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan secara langsung sebagai
originator atau pihak yang dilaporkan.• Pengendali sistem Manajemen Lingkungan.• Manajer Proyek .
4. Dokumen terkait :• Laporan sistem Manajemen Lingkungan .• Standar Sistem ISO 14001
Sistem Mutu Manajemen Lingkungan terdiri atas :
1. Tujuan, persetujuan atas tugas, lingkup dan luas kegiatan proyek, lalu
menerapakan sistem manajemen Lingkungannya.
2. Srategi , perencanaan keseluruhan untuk mencapai tujuan sejak kajian awal
hingga audit dan penilaian kegiatan yang dilakukan.
3. Ketergantungan, hubungan keterikatan tim proyek, sumber daya , komitmen
personil, dan organisasi.
4. Hasil, produk akhir dari tugas, rapat tim manajemen, komunikasi dokumen dan
sistem yang akan diaudit.
5. Prosedur, bagian-bagian yang diperiksa, pelaporan jadwal, dan instruksi kerja
bagi tim.
6. Pengukuran , indikator yang digunakan antara rencana dan kemajuan.
7. Pengendalian perubahan , pengendalian terhadap perubahan rencana, dan
tindakan koreksi.
2.11 PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO
Kita akan meninjau kembali proses manajemen risiko yang telah dibahas pada
pertemuan terdahulu untuk menjelaskan tahapan-tahapan penetuan biaya manajemen
risiko dari proyek.
2.11.1 Identifikasi Variabel Risiko .
Pada tahapan analisis SWOT ( Strength Weaknes, Opportunity, Threat ) terhadap
konteks proyek dengan perusahaan. Selanjutnya menstrukturisasikan berbagai
variabel risiko yang didapat dari data-data proyek terdahulu atau hasil curah gagasan
( brainstorming ) bersama tim proyek, dan memasukkan kedalam kategori-kategori
risiko sesuai dengan karaktristik masing-masing variabel.
2.11.2 penilaian Risiko .
Pada langkah ini adalah evaluasi Tingkat penting Risiko ( risk importance ) caranya
dengan menilai seluruh variabel risiko berdasarkan scoring dan pembobotan.
Seperti Contoh pada tabel berikut ini .
Identifikasi Tingkat Penting Risiko
Menentukan porsi risiko serta penanggung jawabnya yang dilakukan dengan metode survei pada pakar serta instansi terkait. Seperti dibawah ini
Porsi dan Penanggung Jawab Risiko
SR = Seluruh Risiko
Tingkat Penting Risiko
No Risiko Desain dan Konstruksi
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
X1 Desain X
X2 Pembebasan lahan X
X3 Keterlambatan proyek X
X4 Mutu Tidak sesuai X
X5 Konstruksi Dihentikan X
X6 Force Majeure X
No Risiko Desain dan Konstruksi Pemerintah InvestorX1 Desain SR
X2 Pembebasan lahan SR
X3 Keterlambatan proyek SR
X4 Mutu Tidak sesuai SR
X5 Konstruksi Dihentikan SR
X6 Force Majeure SR
Menentukan biaya risiko terhadap masing-masing variabel berdasarkan probabilitas
kejadian risiko dan konsekuensinya.
Misalkan dihitung biaya risiko variabel Pembebasan Lahan, di tunjukan dengan
menghitung Exected Monetary Value ( EMV).
Sebagai Contoh : Asumsi yang digunakan adalah
1. Di Indonesia, pemebebasan lahan proyek pembangunan jalan tol sering
memunculkan kasus sengketa antara pemerintah, yang memberi ganti rugi,
dengan pihak penduduk sekitar jalan tol, penyelesaian ganti rugi sering berlarut-
larut.
2. Biasanya kesepakatan ganti rugi yang disetujui oleh masing-masing pihak,
makan waktu yang cukup lama dan memengaruhi biaya dan jadwal proyek.
Karena belum ada penelitian sebelumnya, probabilitas untuk variabel ini
diasumsikan 75%.
3. Konsekuensi yang harus dibayarkan untuk pembebasan lahan ini adalah,
dengan asumsi :
o Luas area yang dibebaskan 12.287 m² bila per metar adalah Rp. 1.500.000.
o Biaya pembebasan lahan adalah 12.287 m² x Rp. 1.500.000 = Rp. 18.430.5000.000.
o Konsekuensi akibat pembebasan Lahan Terlambat diasumsikan sebesar 50% dari
Biaya Pembebasan Lahan, Rp. 9.215.250.000
Kerugian yang diakibatkan oleh Pembebasan Lahan Terlambat, yang bagi investor
berupa tambahan biaya, adalah sebesar :
EMV = Probabilitas x Konsekuensi .
= 75% x 9,215.250.000.
= Rp. 6.911.437.500.
Sesuai PP.No. 6 Tahun 1990 biaya pembebasan lahan memperhitungkan risiko
keterlambatan jadwal dan biaya tambahan ganti rugi. Karena seluruh biaya ditanggung
pemerintah, maka investor menentukan Biaya Pengadaan Tanah dalam kontrak yang
memuat klausul alokasi risiko sebagai landasan keuangan investor, dengan dengan