Sakit Gigi
Sakit Gigi
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan
orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an
hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja
di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia
menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara
bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan
menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam
(lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang
akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.
Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit
gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi
celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin
besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu
pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada
lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses
ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan
hanya tersisa akar gigi.
Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan
beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi
bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi
sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang
dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun
penyakit lainnya.
Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi
berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk
mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi
dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya
mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi
ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi.
Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun,
mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang
tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang,
bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.
Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi
Jika Anda merasa takut saat dokter gigi menangani gigi Anda,
silahkan beritahukan ke dokter Anda. Ia tentu senang membantu Anda
mengatasinya. Anda bisa memberitahunya bahwa Anda akan memberi
isyarat dengan tangan bahwa Anda takut atau merasa sakit saat ia
sedang menangani gigi Anda. Banyak pasien mendapati bahwa hal
tersebut membuat mereka lebih tenang.
Selain itu kebanyakan dokter gigi sering mengajak bicara
pasiennya saat menangani gigi pasien. Hal ini bertujuan menenangkan
hati pasien tersebut.
Ingatlah bahwa gigi yang sehat menunjang kesehatan tubuh. Jika
Anda segera memperbaiki gigi Anda yang berlubang, hal ini akan
menghindari problem dan perawatan yang mahal di kemudian hari.
Menambal Gigi dan Cabut Gigi
Langkah yang umumnya akan diambil dokter gigi adalah menambal
gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi, bila
kita merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung
dilakukan karena dengan demikian gas dalam gigi tidak dapat keluar.
Dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan
mematikan saraf gigi agar kita tidak tersiksa dengan rasa sakitnya.
Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan
ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada
kunjungan berikutnya lagi.
Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal,
berarti gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi,
maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa
sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat
anestesi (obat kebal agar tidak terasa sakit saat gigi dicabut)
tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan
menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa
dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit dan untuk
menghilangkan rasa sakit dokter akan mematikan saraf gigi.
Mencegah Gigi Berlubang
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan
langkah-langkah berikut:
Memeriksa gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak
merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat
mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani
segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian
gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi
sulit dibersihkan.
Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat
Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu
yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada
waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan
sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk
memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
Menyikat gigi dengan cara yang benar
Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila
dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan
maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah
untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah
atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar
untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih
lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa
makanan.
Kumur setelah makan
Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka
cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus
menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan
Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan
menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan
celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka
pada gusi.
Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida
Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini
merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini
dapat mencegah pembusukan pada gigi.
Makan makanan yang berserat
Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih
kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung
Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri
akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.
PERMASALAHAN GIGI (GIGI BERLUBANG)
Gigi berlubang disebut Karies gigi. Karies akan mengakbatkan
kerusakan struktur gigi sehingga terbentuk lubang.
A.GejalaGejala gigi berlubang umumnya, adalahsakit gigi, gigi
menjadi sensitive setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau
dinginTerlihat atau terasa adanya lubang pada gigiBau Mulut
(Halitosis)
B.Tanda Awal Gigi BerlubangMunculnya spot putih seperti kapur
pada permukaan gigi. Ini menunjukkan area demineralisasi akibat
asam. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian
mulai membentuk lubang. Jika spot kecoklatan ini tamapk mengkilap,
maka prosese demineralisasi telah berhenti yaitu jika kebersihan
mulut membaik. Spot ini disebut STAIN (bukan sekolah tinggi agama
islam negeri yang dekat arbes loh..hehehe) dan dapat dibersihkan.
Sebaliknya, spot kecokelatan yang buram menunjukkan prosese
demineralisasi yang sedang aktif. Makanya, diperlukan pemeriksaan
rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.Apabila kerusakan
telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi yang
diliputi oleh sementum/jaringan gigi yang melindungi dentin pada
daerah akar gigi dan email/bentuk luar yang melindungi dentin pada
daerah mahkota gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu
setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.
C.Penyebab Gigi BerlubangDi Indoesia, penyakit yang mendominasi
menurut statistic adalah Gigi berlubang, setelah demam flu. Gigi
berlubang dapat terjadi pada siapapun, walaupun pada umumnya sering
muncul pada anak-anakatau remaja. Gigi berlubang inilah yang
merupakan alasan utama hilangnya gigi pada usia muda.Penyebab gigi
berlubang itu sendiri karena adanya bacteri Streptococcus mutans
dan Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan
karbohidrat pada mkanan menjadi asam melalui proses fermentasi.
Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur
gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja
20 menit setelah makan.Asam yang diproduksi dalam plak akan terus
merusak lapisan email gigi. Kemudian bakteri akan mengikuti jalan
yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi lapisan berikutnya,
yaitu dentin. Jika tidak dirawat, proses ini akan terus berjalan
sehingga lubang akan semakin dalam. Gigi berlubang biasanya belum
menimbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian dentin dan
pulpa gigi. Apa Sebabnya? Karena pulpa penuh sel saraf dan pembuluh
darah akibat terinfeksi, maka akan timbul rasa sakit terus-menerus.
Komplikasi kemudian terjadi dengan matinya sel saraf sehingga rasa
sakit juga berhenti.Pada tahap ini, biasanya orang sering
mengabaikan. Padahal ketika sel saraf mati, proses kerusakan di
dalam gigi terus berjalan sampai ketulang pendukung. Akibatnya,
cairan akan terkumpul dan terjadi abses (pembengkakan). Abses
dimulai dari dalam sampai tampak ke permukaan ginggiva (gusi).
Selain itu, kerusakan tulang pendukung juga menyebabkan gigi mulai
goyang. Jika tidak segera dirawat, berakibat pada ekstraksi
(pencabutan) gigi.Jadi dapat disimpulkan bahwa faktr yang
mempengaruhi perkembangan karies gigi adalah perbedaan pola makan,
waktu makan yang lebih lama,Sisa makanan yang tertinggal di mulut
dalam waktu lama, perkembangan bakteri dalam mulut, dll.
D.PerawatanPada umumnya, ketika gigi berlubang dan terasa sakit,
masyarakt memilih tindak perawatannya berupa ektraksi (pencabutan)
gigi, padahal ada cara lain untuk merawat gigi berlubang.Karies
dini dapat dihentikan menggunakan laser, sedangkan karies gigi
kecil perlu dideteksi dengan alat dan rontgen gigi. Dan karies gigi
besar yang terlihat mata, dapat dilakukan perawatan dengan alat
secara langsung.Jenis perawatan dapat dilakukan secara bervarisai,
tergantung tahap kerusakan yang terjadi. Jika lubang gigi mencapai
email dan dentin, maka dilakukan penambalan.sedangkan struktur gigi
yang rusak dubuang dengan pengeboran, dan setelah lubangbersih
kemudian dimasukkan bahan penambal.Lubang yang dangkal tapi besar
dapat dirawat dengan inlay/onlay (bahan tambal komposit). Namun,
bila kerusakan telah mencapai pulpa (struktur terdalam gigi yang
penuh dengan sel saraf yang sensitif terhadap rangsang, jarngan
limfa, jaringan ikat, pembuluh darah arteri dan vena) perlu
diakukan perawatan saluran akar (endodontik).Tahap perawatan
saluran akar yaitu mengangkat sel saraf yang telah terinfeksi dan
membersihkan salurannya dan mengisinya dengan bahan pengisi saluran
akar. Pada intinya, jika struktur gigi sehat yang tersisa setelah
pengeboran tidak cukup, bahan tambal tidk dapat bertahan melekat
pada gigi. Pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila
krusakan yang terjadi terlalu besar dan struktur gigi yang tersisa
tidak dapat direstorasi lagi.ANGAN remehkan kebersihan gigi. Jika
tidak, gigi bisa berlubang. Kalau sudah berlubang, bisa timbul
berbagai penyakit. Salah satunya adalah kista. Kista ini bisa
membuat wajah tak simetris.
Ada 3 lapisan gigi, yaitu email, dentin, dan pulpa. Email adalah
lapisan terluar gigi yang menutupi seluruh mahkota gigi dan
merupakan bagian tubuuh yang paling keras. Email dibentuk oleh
sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email
rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari
hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita
makan dan menghasilkan asam.
Dentin adalah struktur penyusun gigi terbesar. Jaringan ini jauh
lebih lunak dibandingkan dengan email karena komposisi material
organiknya lebih banyak daripada email, yaitu mencapai 20 persen,
di mana 85 persen dari material organik tersebut adalah kolagen.
Sisanya adalah air sebanyak 10 persen dan material organik 70
persen. Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah
email. Tapi di bagian akar dentin ditutupi oleh sementum. Di bagian
bawahnya dentin menjadi atap bagi rongga pulpa.
Pulpa adalah rongga yang berisi pembuluh darah dan syaraf.
Secara anatomi, jaringan pulpa sangat berhubungan dengan dentin
karena dentin menjadi atap bagi rongga pulpa. Kalau syaraf udah
kebuka, banyak kuman yang masuk. Kuman yang masuk ke dalam gigi
itulah yang akan tumbuh menjadi daging. Dan itulah polip, terang
drg Elsa Adhistry dari Rumah Sakit Royal Taruma, Daan Mogot,
Jakarta Barat.
KistaGigi yang berlubang tidak disebabkan oleh ulat, seperti
yang sering dikira orang. Lubang gigi terjadi akibat pertemuan
antara bakteri dan gula. Gula dari sisa makanan menjadi lubang
kecil pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Lubang
kecil itu selanjutnya menjadi celah bagi sisa makanan dan bakteri,
sehingga lubang semakin besar dan melubangi dentin. Rasa linu pada
saat makan akan terasa sekali, ungkapnya. Hal ini akan terus
terjadi sampai akhirnya akar gigi habis dan hanya tersisa akar
gigi.
Sakit gigi tidak boleh dipandang sebelah mata. Jika didiamkan,
gigi bisa bengkak dan meradang. Gigi yang berlubang mempermudah
masuknya kuman penyakit menuju saluran darah, yang pada gilirannya
dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit gigi lainnya. Salah
satunya adalah kista.
Kista itu sendiri, menurut drg Elsa, adalah rongga patologis
yang biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental
atau semi likuid. Kista dapat berada dalam jaringan lunak ataupun
keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu
dibatasi oleh epitel.
Kista periapikal adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks
atau akar gigi yang jaringan pulpanya sudah nonvital atau mati.
Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis atau peradangan pulpa.
Dapat terjadi di ujung mana pun dan dapat terjadi pada semua umur.
Ukurannya pun berkisar antara 0.5-2cm. Tapi bisa juga lebih. Kalau
kistanya membesar, bisa menyebabkan syaraf oleh kista tersebut,
sambungnya.
Kista ini tidak menimbulkan keluhan atau rasa sakit, kecuali
yang terinfeksi. Pada pemeriksaan radiografis, kista periapikal
memperlihatkan gambaran seperti dental. Granuloma, yaitu lesi
radiolusen, terlihat jelas. Yang membedakan kista periapikal dengan
dental granuloma adalah garis putih, imbuhnya.
Perbedaan mendasar adalah adanya epitel yang membatasi rongga
kista. Gigi yang bersangkutan dengan kista ini biasanya tanpa
gejala atau keluhan. Namun kadang batas ini tidak jelas sehingga
diagnosa kista sulit ditegakkan. Kista terjadi tidak hanya dari
makanan. Bisa juga terjadi dari trauma akibat terjatuh,
katanya.
Biasanya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri dan tes
perkusinya negatif. Karena berhubungan dengan pulpa yang telah
mekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang negatif.
Gambaran kista periapikal ditandai dengan adanya rongga yang
berlapiskan epitel jenis nonkeratinizing stratified squamous dengan
ketebalan yang bervariasi. Dinding epithelium tersebut dapat sangat
proliferatif dan memperlihatkan susunan plexiform.
Secara khas dapat dilihat proses radang dengan ditemukannya
banyak sel radang, yaitu sel plasma dan sel limfosit pada dinding
kista tersebut. Biasanya baru dapat terlihat ketika sudah dirontgen
dan kelihatan kerusakan pada tulang, tambahnya.
PengobatanKebanyakan kista periapikal ditemukan secara tidak
sengaja selama pemeriksaan rutin. Karena merupakan kelanjutan dari
nekrosis pulpa, pada pemeriksaan fisik akan didapatkan tes thermal
yang negatif dan tes EPT yang negatif. Periapikal terlihat sebagai
gambaran radiolusen yang menempel pada apex dari akar gigi.
Pengobatan dilakukan dengan pembersihan di mana semua jaringan
gusi yang mati dan karang gigi dibuang. Karena pembersihan ini
menimbulkan nyeri, digunakan obat bius lokal. Beberapa hari pertama
setelah pembersihan, pasien diharuskan berkumur-kumur dengan
larutan hidrogen peroksida (setengah bagian hydrogen peroksida 3
persem dicampur dengan setengah bagian air) beberapa kali dalam
sehari.
Selama dua minggu, pasien dapat mengunjungi dokter gigi setiap
1-2 hari. Jika bentuk dan posisi gusi tidak kembali normal, dokter
gigi akan melakukan pembedahan untuk kembali membentuk gusi sebagai
langkah pencegahan terhadap kekambuhan dan periodontitis.
APAKAH Anda selalu menghindari lemon karena takut kandungan
asamnya merusak gigi? Atau, Anda sangat membatasi konsumsi gula
karena takut gigi berlubang? Hal ini tidak sepenuhnya benar, namun
umumnya sangat diyakini di tengah-tengah masyarakat. Untuk membantu
Anda mendapatkan pemahaman yang tepat, berikut beberapa mitos dan
faktar seputar gigi berlubang menurut Kimberly A. Harms, DDS,
seorang consumer advisor American Dental Association.
1. Gula merupakan penyebab utama gigi berlubang
Mitos dan fakta. Gigi berlubang disebabkan oleh asam yang
diproduksi oleh bakteri di dalam mulut. Bakteri akan mengonsumsi
karbohidrat, yang salah satunya adalah gula. Makanan lain seperti
beras, kentang, roti, buah-buahan dan sayuran juga termasuk
karbohidrat. Saat Anda mengonsumsi makanan ini, bakteri akan aktif
dan memproduksi asam yang bersifat melubangi gigi.
"Begitu terbentuk lubang kecil, maka bakteri akan mempunyai
tempat aman yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi," terang
Harm. Bakteri ini akan terus mengolah karbohidrat, menghasilkan
asam, sehingga lubang di gigi semakin melebar.
Apakah konsumsi karbohidrat harus dikurangi? Menurut Harm, bukan
jumlahnya tetapi lama paparan yang mempengaruhi kerusakan gigi.
Jika Anda makan banyak karbohidrat saat makan siang, itu hanyalah
satu paparan besar. Tapi, jika Anda terus-terusan minum minuman
bergula sepanjang hari, maka dikatakan paparan berkelanjutan."Dan
ini jauh lebih membahayakan kesehatan gigi."
2. Terpapar makanan asam seperti lemon bisa merusak gigi
Fakta. Makanan asam seperti lemon, jeruk sitrus, atau minuman
ringan tidak menyebabkan gigi berlubang. Tetapi makanan ini bisa
membahayakan email gigi."Asam bisa mengikis lapisan email pelindung
gigi dan membuat gigi jadi rapuh," terang Harm. Jika Anda
kehilangan lapisan pelindung, maka gigi cenderung lebih mudah
rusak.
3. Anak-anak berisiko lebih besar menderita gigi berlubang
dibandingkan orang dewasa
Mitos. Kerusakan gigi pada anak selama 20 tahun terakhir,
menurut Harm, telah bisa dikurangi hingga setengahnya dengan
bantuan air yang mengandung fluor beserta perawatan lainnya.
Di sisi lain, jumlah gigi berlubang justru meningkat pada orang
dewasa. Peningkatan ini, menurut Harm, dipicu oleh berbagai hal
termasuk penggunaan obat yang bersifat mengeringkan mulut dengan
cara mengurangi air liur. Air liur sangat penting dalam melawan
kerusakan gigi dengan cara menetralkan asam, mengeluarkan bakteri,
mencegah makanan lengket ke gigi, serta mengandung komponen yang
bersifat desinfektan.
4. Aspirin yang ditempatkan di samping gigi akan membantu
meredakan sakit gigi
Mitos. Anda bisa meredakan sakit gigi dengan cara menelan
aspirin. Aspirin, menurut Harm, bersifat asam dan jika diletakkan
di samping gigi justru akan membakar jaringan gusi dan menyebabkan
bengkak."Jadi, jangan melakukan hal ini, pastikan menelan aspirin
tersebut."
5. Anda akan tahu saat gigi mulai berlubang
Mitos. Menurut Harm, pernyataan ini hanyalah mitos semata.
Kerusakan gigi ringan, terang dia, tidak menimbulkan gejala. Rasa
sakit yang dirasakan muncul setelah gigi mengalami kerusakan parah
dan menyebabkan kerusakan saraf. Dan sekali gigi mengalami
kerusakan, lanjut harm, gigi tidak akan bisa memperbaiki dirinya
sendiri. Gigi berlubang akan terus melebar. Karena itu, pastikan
memeriksakan gigi secara teratur.
6. Begitu gigi diobati, maka kerusakan pun akan turut
berhenti
Fakta. Menurut Harm, Anda mungkin kembali mengalami kerusakan
gigi tetapi di area gigi yang lain. Bagian rusak yang telah
diperbaiki dan dirawat dengan cara menggosok dan flossing biasanya
tidak akan mengalami kerusakan kembali.
Akan tetapi, bahan yang digunakan untuk menutup lubang (filling)
bisa saja bertambah tua dan batas perlekatannya dengan gigi menjadi
retak. Dan karena area tersebut tidak bisa dicapai oleh sikat gigi,
maka bakteri bisa masuk dan kembali memicu kerusakan baru.
7. Ruang di antara gigi mempengaruhi kemungkinan gigi
berlubang
Fakta. Jika ada jarak kecil antara gigi yang satu dengan yang
lain dan tidak bisa dibersihkan, maka Anda lebih berisiko mengalami
gigi berlubang."Jarak yang lebih besar lebih mudah untuk
dibersihkan, dan sepanjang ruang renggang ini bebas bakteri,
kemungkinan gigi berlubang pada jarak yang lebar lebih kecil."
(OL-08)Liputan6.com, Jakarta: Apakah ada gigi Anda yang berlubang?
Atau malah sudah pernah merasakan sakit gigi, ngilu, nyut-nyutan
dan mahkota gigi sudah keropos dan tidak utuh lagi. Lantas tindakan
apa yang dilakukan, minum obat, atau tempelkan koyo di pipi,
berobat ke dokter gigi atau malah dibiarkan saja hingga rasa sakit
hilang dengan sendirinya?
Kalau gigi sudah berlubang besar, apalagi kalau sudah pernah
sakit dan mengganggu, sebagian besar orang mungkin akan berpikir
masalah akan selesai. Terutama, datang ke dokter gigi dan meminta
agar gigi tersebut dicabut saja. Atau, bila sudah tidak sakit lagi
dibiarkan saja. Terlebih, tidak ada keluhan apa-apa, berarti gigi
tersebut sudah sembuh. Namun sebetulnya tidak demikian.
Gigi yang berlubang akan menimbulkan sakit berdenyut kalau sudah
mencapai ruang pulpa yang isinya adalah jaringan syaraf dan
pembuluh darah. Bila tidak dirawat, infeksi bisa menyebar ke
jaringan di bawah gigi dan menimbulkan abses. Abses berisi nanah,
dan menyebabkan pembengkakan di gusi. Pada kasus-kasus tertentu
abses ini bisa besar sekali hingga pipi menjadi bengkak. Gigi yang
sedang sakit dan mengalami abses tidak boleh langsung dicabut
karena infeksi yang terjadi sedang dalam fase akut. Rasa sakit dan
abses harus diredakan dulu, dengan minum obat antibiotik sesuai
resep dokter.
Minum obat penghilang rasa sakit yang dapat dibeli dengan mudah
di toko obat atau apotek mungkin ampuh untuk mengusir rasa sakit
yang menyiksa. Namun tidak menghilangkan infeksi yang terjadi pada
gigi penyebab. Suatu saat rasa sakit mungkin akan timbul lagi,
selama gigi penyebab tidak dirawat dengan tuntas.
Gigi berlubang yang sudah pernah sakit berdenyut spontan lalu
dibiarkan tidak dirawat kemudian rasa sakit itu hilang, besar
kemungkinan syaraf gigi sudah mati. Dengan kata lain, infeksi gigi
sudah mencapai daerah di ujung akar dan menyebabkan abses.
Pencabutan adalah pilihan perawatan yang terakhir. Apalagi, bila
tindakan konservatif dan preservatif sudah tidak dapat lagi
dilakukan.
Cabut Gigi Selesaikan Masalah?Adakah kerugian bila satu gigi
yang hilang karena dicabut? Toh, masih bisa makan. Senyum juga
masih oke, yang hilang kan gigi belakang. Atau akar gigi yang masih
tersisa dibiarkan saja, selama tidak sakit dan tidak ada keluhan
berarti tak masalah. Boleh jadi, demikian pikiran sebagian besar
orang. Bagaimana yang sesungguhnya?
Ambil contoh gigi yang dicabut adalah salah satu gigi geraham
bawah. Seiring waktu, gigi antagonisnya (gigi geraham atas) dapat
turun dan memanjang karena gigi lawannya tidak ada. Gaya kunyah
kita menyebabkan gigi cenderung semakin maju seiring dengan
bertambahnya usia. Itulah sebabnya posisi gigi tidak selalu
tetap.
Mungkin pula posisi gigi saat seseorang mencapai usia tua
mengalami perubahan bila dibandingkan sewaktu muda. Gigi di sebelah
gigi yang dicabut juga dapat berubah posisi, yaitu miring ke arah
gigi yang hilang. Awalnya, mungkin dampaknya tidak akan terlalu
terasa. Namun kondisi ini akan mengganggu fungsi kunyah dan pada
beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan perubahan posisi
gigi-gigi lain hingga ketidaknyamanan pada sendi rahang.
Karena ada gigi yang hilang, biasanya mengunyah pada sisi
tersebut jadi tak nyaman. Akibatnya mengunyah hanya pada satu sisi
saja. Padahal hal tersebut merugikan karena sisi yang tidak dipakai
mengunyah justru lebih kotor daripada sisi yang digunakan untuk
mengunyah. Ini lantaran aliran air liur di sisi tersebut lebih
sedikit.
Pengunyahan akan menstimulasi keluarnya air liur. Keberadaan air
liur sangat penting, salah satu fungsinya adalah untuk membilas
kotoran dan sisa makanan. Karakteristik orang yang mengunyah satu
sisi adalah karang gigi yang terbentuk lebih banyak pada sisi yang
tidak digunakan untuk mengunyah.
Perawatan Saluran AkarLubang gigi yang sudah mencapai pulpa
tidak lagi dapat sekadar ditutup dengan bahan tambal. Sebelumnya,
harus dilakukan perawatan saluran akar (endodontic treatment
ataupun root canal treatment). Saluran akar harus dibersihkan agar
steril dan bebas dari infeksi kuman. Lalu, saluran akar tersebut
diisi dengan bahan pengisi saluran akar agar mencegah kontaminasi
bakteri.
Setelah melewati beberapa hari dan saat pasien datang untuk
kontrol tidak ada keluhan, lubang yang menganga pada gigi tersebut
ditutup dengan restorasi. Ada beberapa jenis restorasi yang dapat
dipilih, bergantung pada kondisi gigi. Mahkota yang dinding-dinding
tegaknya masih utuh dapat dibuatkan tambalan dengan logam tuang
yang dikerjakan di laboratorium, atau mahkota tiruan bila sudah
banyak jaringan mahkota gigi yang hilang.
Memang perawatan ini memerlukan kesabaran baik dari dokter gigi
maupun pasien. Sebab, biasanya penyelesaiannya membutuhkan lebih
dari satu kali kunjungan. Biayanya pun tidak kecil. Namun
setidaknya dapat memperpanjang usia gigi tersebut berada dalam
mulut.
Kesimpulannya, keputusan untuk menjawab pertanyaan yang menjadi
judul dari artikel ini ada di tangan Anda.
Apakah gigi berlubang dapat menyebabkan kematian? Jawabannya
adalah ya, apabila gigi tersebut tidak dirawat dan kondisi tubuh
yang lemah. Gigi yang berlubang, dapat menjadi jalan yang cukup
besar bagi bakteri untuk dapat masuk ke dalam tubuh. Infeksi dari
bakteri ini sebenarnya dapat dilawan karena tubuh kita memiliki
sel-sel yang berperan sebagai daya tahan tubuh.
Namun, apabila daya tahan tubuh kita sedang lemah, maka infeksi
bakteri akan semakin hebat. Pada tahap awal, infeksi masih
terlokalisir di daerah ujung akar dari gigi yang berlubang.
Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman atau sakit saat gigi
tersebut dipakai mengunyah atau ditekan. Pada tahap ini bisa
ditanggulangi dengan perawatan saluran akar gigi dan penambalan
sampai penggunaan antibiotik ataupun pencabutan gigi yang
terinfeksi.
Bila tidak dirawat, infeksi akan menyebar ke daerah sekitar
mulut seperti pipi dan leher. Kondisi ini dapat dikatakan cukup
serius, dan mengharuskan penderita untuk dilakukan pembedahan pada
daerah infeksi untuk mengeluarkan nanahnya jika kondisinya
memungkinkan. Penderita juga diterapi menggunakan obat-obatan
antibiotik. Bila kondisi cukup parah, penderita juga diharuskan
untuk dirawat inap di rumah sakit. Dan ada resiko terjadinya
kematian jika kondisi pasien sangat lemah, disertai komplikasi
penyakit lain ataupun perawatan yang kurang intensif. Gambar di
atas adalah gambar dari infeksi dari gigi yang sudah menyebar ke
daerah pipi.
Pada beberapa kasus, infeksi yang terjadi cukup hebat dan
berlangsung cepat. Infeksi dapat menyebar ke daerah lain yang cukup
vital yaitu ke daerah dada dan kepala. Kondisi ini sudah sangat
serius dan memerlukan perawatan rumah sakit yang sangat intensif.
Pada kondisi ini, khususnya infeksi ke daerah kepala, resiko
kematiannya lebih besar lagi.
Dulu cukup banyak kasus kematian akibat infeksi dari gigi yang
tidak ditangani dengan baik termasuk di Indonesia. Sekarang,
biasanya infeksi ini sudah ditangani sejak tahap awal sehingga
resiko penyebaran infeksi dan kematian dapat dihindari. Berikut ini
adalah contoh kasus kematian seorang anak akibat infeksi dari gigi
yang menyebar ke otak: Dentist: Death From Tooth Infection
Preventable.
Sebenarnya untuk menghindari kematian akibat infeksi dari gigi
sangatlah mudah. Cukup dengan menyikat gigi dengan baik, benar dan
waktunya tepat serta rutin untuk memeriksa kondisi gigi dan mulut
ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
SEBUAH gigi memiliki nilai yang amat berharga. Bila satu gigi
berlubang, malapetaka seolah menimpa penderitanya. Duh sakitnya tak
tertahankan.
Angka kerusakan gigi di Indonesia berdasarkan survei Departemen
Kesehatan RI pada 2001 menemukan sekitar 70 persen penduduk
Indonesia berusia 10 tahun ke atas pernah mengalami kerusakan gigi.
Pada usia 12 tahun, jumlah kerusakan gigi mencapai 43,9 persen,
usia 15 tahun mencapai 37,4 persen, usia 18 tahun sebanyak 51,1
persen, usia 35- 44 tahun mencapai 80,1 persen, dan usia 65 tahun
ke atas mencapai 96,7 persen.
Di Indonesia, penderita gigi berlubang ternyata cukup banyak.
Hasil Survei Kesehatan Nasional 2002 menunjukkan, prevalensi gigi
berlubang di Indonesia sebesar 60 persen, yang berarti dari setiap
10 orang Indonesia, enam orang di antaranya menderita gigi
berlubang.
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Dr Tri
Erri Astoeti drg Mkes mengungkapkan tiga komponen utama gigi dalam
mulut. Komponen tersebut yaitu gigi, mikroorganisme, dan makanan,
serta faktor lainnya yang berpengaruh yaitu waktu.
"Semua faktor tersebut yang ada di dalam mulut saling
berinteraksi," ujarnya. Dia mencontohkan,pada saat seseorang sedang
makan, maka sukrosa hasil dari fermentasi karbohidrat akan
menghasilkan mikroorganisme yang berinteraksi dengan gigi. Karena
itu, terjadi demineralisasi pada gigi. "Jika terus terjadi, maka
bisa mengakibatkan gigi berlubang," kata drg Erri.
Adapun kuman yang kerap menjadi penyebab terjadinya lubang gigi
adalah streptococcus mutans. Ini adalah kuman berbentuk bulat yang
mudah tumbuh di dalam mulut.
Setelah beberapa waktu, kuman ini akan menghasilkan cairan yang
lengket dan menjadi media yang baik bagi tumbuh kembangnya kuman
lain yang menyebabkan gigi berlubang. Selain strepto coccus mutans,
ada pula staphylococcus. Yang disebut terakhir adalah kuman
berbentuk batang yang menyertai kuman streptococcus mutans.
Kuman-kuman ini biasanya tumbuh pada sisa-sisa makanan yang
membusuk.
"Lambat laun, kuman akan bertambah banyak dan menghasilkan asam
yang dapat merusak email gigi," sebut drg Erri.
Dental Coordinator/Hygienist, Dental Services, Alfred I duPont
Hospital for Children, Wilmington Lisa A Goss RDH BS, mengatakan
bahwagigi berlubang dapat terjadi ketika gigi tanggal atau patah.
Gigi berlubang dapat bertambah besar dan bertambah dalam. Gigi
berlubang juga sering kali disebut caries. Jika gigi telah
berlubang, penting untuk segera diperbaiki.
"Penyebabnya gigi berlubang sering kali dipicu oleh plak,"
ucapnya. Plak merupakan lapisan tipis yang lengket yang terbentuk
dari bekas-bekas makanan yang tidak terangkat ketika menyikat gigi.
"Bakteri dalam mulut akan mengeluarkan asam sehingga ketika plak
terbentuk di mulut, maka asam tersebut akan menghabiskan lapisan
luar dari gigi yang disebut enamel," papar Lisa.
Jika tidak segera diperiksakan ke dokter gigi, maka asam dalam
mulut akan terus merusak enamel sehingga bagian dalam gigi akan
mulai berlubang. Jika gigi sampai terasa sakit, hal ini mungkin
karena lubang gigi telah sampai lapisan terdalam gigi sehingga
mencapai saraf gigi.Cegah Bahaya Gigi Berlubang
Gigi berlubang merupakan pangkal penyakit. Di lubang itu, jutaan
bakteri berkembang biak.
Rabu, 5 Agustus 2009, 15:29 WIB
Pipiet Tri Noorastuti, Mutia Nugraheni
Gigi Berlubang (doc Corbis)
BERITA TERKAIT
Sudahkah Anda Menggosok Gigi Dengan Benar? Jangan Anggap Enteng
Masalah Gigi dan Mulut Jangan Abaikan Kesehatan Gigi dan Gusi
Jangan Abaikan Kesehatan Gigi dan Gusi Jangan Sembarang Cabut Gigi
Berlubang web tools
HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText',
'16px')"
HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText',
'19px')"
HYPERLINK
"http://www.facebook.com/share.php?u=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://digg.com/submit?phase=2&url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://del.icio.us/post?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://reddit.com/submit?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://twitter.com/home?status=vivanews.com%20-%20Cegah%20Bahaya%20Gigi%20Berlubang%20-%20http%3A%2F%2Fkosmo.vivanews.com%2Fnews%2Fread%2F80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang"
\t "_blank"
VIVAnews - Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi
adalah gigi berlubang. Menurut penelitian tim Riset Kesehatan Dasar
Departemen Kesehatan pada 2007, sebanyak 71 persen masyarakat
Indonesia mengalami masalah karies atau gigi berlubang.
Hal itu cukup mengkhawatirkan, karena gigi berlubang bisa
menjadi pangkal penyakit. "Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan
bakteri. Jika bakteri masuk ke dalam pembuluh darah bisa menyebar
ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi, seperti masalah
sistem pernafasan, otak dan jantung," kata dokter gigi Tri Erri
Astoeti, M. Kes. dalam acara peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi
Berlubang di Laboratorium Kedokteran Gigi, TNI AL, Jakarta, Rabu 5
Agustus.
Namun, jangan khawatir. Masalah gigi berlubang dapat dicegah
dengan menerapkan pola hidup sehat. Caranya, cukup dengan melakukan
kebiasaan menyikat gigi setelah makan serta membatasi makanan manis
dan lengket.
"Setiap kali makan sisa makanan dan bakteri membentuk asam yang
dapat melarutkan mineral pada email gigi dan membentuk lubang kecil
yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Lubang-lubang inilah
yang nantinya bisa menjadi lubang besar di gigi," kata drg Tri.
Untuk itu, biasakan membawa sikat gigi kemanapun pergi. Jadi,
setelah makan siang atau makan-makanan manis dan lengket Anda bisa
segera menyikat gigi untuk menghilangkan bakteri penyebab gigi
berlubang.
Konsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium dan mineral
seperti susu juga bisa mencegah gigi berlubang. "Saat gigi sedang
bekerja menolah makanan mineral dan kalsium pada gigi ikut
terkikis. Untuk menutup kembali bagian yang terkikis itu, maka kita
harus mengonsumsi makanan yang mengandung klasium dan mineral
tinggi," ujarnya.
Mulailah membiasakan diri menyikat gigi sesudah makan. Jika gigi
terlanjur berlubang, segera periksakan ke dokter. Jangan menunggu
hingga terasa nyeri. Lakukan juga pemeriksaan gigi secara rutin
minimal setiap enam bulan sekali.
Jangan Sembarang Cabut Gigi Berlubang
Saking tidak kuatnya menahan nyeri, tak sedikit pasien yang
ingin giginya segera dicabut.
Kamis, 14 Mei 2009, 07:02 WIB
Petti Lubis
(doc Corbis)
BERITA TERKAIT
Cegah Alergi dengan Probiotik Minuman Pembangkit Mood dan Energi
Relaksasi Penyuntik Energi Ingin Tulang Kuat? Jangan Cuma Minum
Susu 'Bahan Bakar' Bergizi untuk Otakweb tools
HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText',
'16px')"
HYPERLINK "javascript:fontsizer_set('" \l "blokDetailText',
'19px')"
HYPERLINK
"http://www.facebook.com/share.php?u=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://digg.com/submit?phase=2&url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://del.icio.us/post?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://reddit.com/submit?url=http://kosmo.vivanews.com/news/read/57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang"
\t "_blank"
HYPERLINK
"http://twitter.com/home?status=vivanews.com%20-%20Jangan%20Sembarang%20Cabut%20Gigi%20Berlubang%20%20-%20http%3A%2F%2Fkosmo.vivanews.com%2Fnews%2Fread%2F57563-jangan_sembarang_cabut_gigi_berlubang"
\t "_blank"
VIVAnews - Sekecil apapun lubang pada gigi, sebaiknya memang
dirawat secara tuntas. Pasalnya, semakin cepat ditangani, semakin
minim kerugian yang ditanggung. Karenanya, jangan tunggu sakit,
baru ke dokter gigi.
Ketika dideteksi lubang gigi dangkal, masih memungkinkan
dilakukan penambalan sebagai langkah perawatan. Namun, jika Anda
memiliki lubang gigi yang sudah menembus saraf, dengan abses
(nanah) dalam tulang rahang, biasanya dokter akan menganjurkan
untuk melakukan perawatan saluran akar.
Prinsipnya, perawatannya adalah menghilangkan sumber infeksi,
membentuk dan membersihkan saluran akar, kemudian diisi dengan
bahan khusus, supaya tidak ada ruang kosong dan mencegah kuman
masuk ke dalam tulang rahang.
Namun, mungkin karena saking tidak kuatnya menahan nyeri gigi,
tidak sedikit pasien yang ingin giginya secepatnya dicabut.
Padahal, kendati lubang pada gigi sudah mencapai akar, jika masih
ada jaringan sehat, pasien tidak perlu menjalani operasi pencabutan
gigi. Jika seluruh jaringan gigi yang rusak dan membusuk diangkat
tuntas, rasa sakit yang sebelumnya dialami, akan hilang seketika,
Jadi, jika gigi masih bisa dipertahankan, sebaiknya jangan
sembarang dicabut. Apalagi, bila gigi yang sudah tanggal itu tidak
segera diganti. Karena, ruang kosong pada gusi lama kelamaan akan
mengganggu keseimbangan pengunyahan. Misalnya, Anda terpaksa
mengunyah pada satu sisi, yang akan berdampak pada kerusakan sendi
rahang.
Kelainan ini bisa ditandai ketika membuka dan menutup mulut
terdengar suara klak, klak pada sendi rahang. Bila dibiarkan
bisa-bisa rahang tidak bisa menutup, setelah membuka lebar,
misalnya ketika menguap. Anda tidak ingin hal itu terjadi,
bukan?
Selepas perawatan saluran akar selesai, masih ada satu tahap
lagi yang diperlukan, yaitu pembuatan restorasi (tambalan atau
mahkota tiruan). Restorasi ini penting untuk mengembalikan bentuk,
fungsi dan melindungi gigi yang sudah dirawat agar dapat bertahan
seterusnya dalam mulut.
Nah, jika semua masalah gigi Anda sudah ditangani tuntas,
langkah selanjutnya adalah merawat gigi secara tepat, dengan cara
menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Setelah sarapan dan sebelum
tidur.
Menggosok gigi sebelum tidur penting sekali. Sebab, selama tidur
tidak ada aktivitas sehingga proses pembusukan akan lebih cepat
terjadi. Namun, ada pendapat lain yang mengatakan, jangan langsung
menggosok gigi sehabis makan. Mengapa?
Setelah makan, hasil fermentasi sisa makanan berupa senyawa
bersifat asam dan membuat lingkungan sekitar gigi bersuasana asam.
Dalam beberapa menit derajat keasaman tadi akan meningkat.
Bila menyikat gigi pada saat derajat keasaman dalam mulut masih
pada tingkat kritis, ternyata dapat memicu dekalsifikasi (hilangnya
garam kalsium) pada email gigi, yang diduga bisa mempercepat
kerusakan gigi. Jadi, sebaiknya tunda menyikat gigi segera setelah
makan, setidaknya sekitar 20-30 menit sesudah makan.
Jangan remehkan gigi berlubang, karena gigi berlubang tidak
hanya berhenti di abses gigi namun juga harus waspada terhadap
ancaman fokal infeksi seluruh tubuh, Hal ini diangkat dalam diskusi
bertema Meningkatnya konsumsi gula di Indonesia VS Komplikasi akut
pada gigi.
Fokal infeksi akibat racun dan sisa kotoran maupun mikroba
memicu terjadinya infeksi pada gigi dan mulut kemudian menyebar ke
anggota tubuh lain, kata Dr Tengku Nahdar di Jakarta selatan hari
jumat.
Selama ini mungkin masyarakat belum mendapatkan informasi
mengenai bahaya penyakit gigi, hal ini perlu segera
disosialisasikan ke warga, kebanyakan warga masyarakat masih
menganggap penyakit gigi maupun mulut adalah hal biasa, namun
setelah parah baru mereka berkonsultasi ke dokter.
Dari data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004 yang
dilakukan oleh departemen kesehatan menyebutkan prevalensi karies
(berlubang) gigi di Indonesia adalah 90,05 persen. Fakta lainnya
adalah orang Indonesia yang menderita penyakit gigi dan mulut
tersebut bersifat agresif kumulatif, artinya daerah yang rusak
tersebut menjadi tidak dapat disembuhkan.
Penyakit gigi merupakan jenis penyakit di urutan pertama yang
dikeluhkan masyarakat. Berdasar hasil survei dinas kesehatan tahun
2001, penyakit gigi dikeluhkan 60 persen penduduk Indonesia. Selain
itu tanpa disadari keluhan penyakit gigi juga berdampak merosotnya
produktivitas penderita, kebanyakan berhenti beraktivitas antara
2,5 hari sampai 5 hari.
Jadi sekarang anda sedang mengalami masalah dengan gigi anda?
segera periksa ke dokter, jangan khawatir dokter gigi jaman
sekarang sudah dilengkapi alat yang canggih dan nyaman, rasa sakit
hampir tidak ada. Jadi jangan takut pergi ke dokter gigi!
Kunci Pencegah Gigi Berlubang
By Republika NewsroomJumat, 03 Juli 2009 pukul 18:11:00
Font Size A A A
HYPERLINK "http://www.republika.co.id/email/60058" EMAIL
HYPERLINK "http://www.republika.co.id/print/60058" PRINT
Facebook
CORBIS
BERSIH: Jaga kebersihan gigi dan mulut dengan sikat gigi minimal
dua kali sehari yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam
hari.
Gigi berlubang bisa diderita siapa saja, baik tua ataupun muda.
Apalagi jika Anda gemar makanan manis seperti permen atau coklat
yang rawan menjadi perusak gigi.
Sebenarnya gigi berlubang bisa dicegah, meskipun Anda menyukai
makanan manis. Kuncinya adalah disiplin merawat gigi, dirumah dan
ke dokter gigi. Sehingga sesering apapun Anda mengkonsumsi makanan
manis, gigi dapat terhindar dari masalah berlubang.
Untuk menjaga agar gigi tetap kuat ada beberapa hal yang dapat
dilakukan, yakni:
Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi yang
mengandung fluoride terbukti mengurangi resiko terjadi gigi
berlubang sebanyak 30%.
Konsumi makanan yang bergizi dan banyak mengandung serat seperti
sayuran dan buah-buahan karena dapat merangsang produksi saliva
yang sangat penting untuk menjaga kestabilan bakteri di rongga
mulut.
Konsumsi juga makanan yang mengandung kalsium seperti susu,
keju,yoghurt, dan makanan yang mengandung fluoride seperti ikan
asin, rebusan tulang ayam, teh, dan lain lain.
Kurangi frekuensi mengemil yang manis, usahakan berkumur setelah
mengkonsumsi makanan manis.
Periksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Gigi Berlubang, Jangan Naik Pesawat Terbang
Shutterstock
Artikel Terkait:
5 Kebiasaan yang Mengundang Plak Gigi Karies, Penyakit Gigi
Tersering Gula Vs Gigi Berlubang Lebih Baik Sakit Hati daripada
Sakit GigiSenin, 14 September 2009 | 12:56 WIB
KOMPAS.com - Bila Lebaran nanti Anda berencana mudik dengan
pesawat terbang, sebaiknya periksa dulu apakah ada lubang di antara
deretan gigi. Pasalnya, sakit yang datang akibat karies bisa
berlipat ganda saat kita naik pesawat terbang.
Menurut penjelasan drg.Ratu Mirah Afifah GCCLindent, MDSc, staf
pengajar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran,
ujung-ujung saraf di dentin yang terdapat di bawah lapisan email
gigi yang terbuka akan lebih sensitif terhadap perubahan suhu atau
ketinggian.
"Dentin memiliki saluran-saluran kecil yang berhubungan dengan
saraf. Bila ada rangsangan, baik suhu atau ketinggian, saraf akan
terangsang dan menimbulkan sakit," papar dokter Ratu.
Rasa sakit juga bisa timbul bila gigi mati dan terjadi infeksi.
"Gigi yang mati dan terkena tekanan akan menimbulkan gas. Bila
gasnya mendesak keluar, rasanya sakit sekali. Persis seperti nanah
dalam bisul," katanya.
Karena alasan itulah, pilot dan seluruh kru pesawat wajib
memiliki gigi yang sehat dan tidak berlubang. Para calon penumpang
pesawat juga disarankan untuk menambal giginya sebelum bepergian
dengan pesawat.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Dokter Gigi Indonesia,
drg.Zaura Rini, MPS, angka karies gigi di Indonesia masih tergolong
tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya. "Kalimantan
merupakan pulau dengan tingkat karies gigi tertinggi. Tak heran
bila jarang ada taruna Angkatan Udara dari sana," ujarnya dalam
acara Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia di Jakarta (11/9).
Tingginya prevalensi dan keparahan karies gigi di Indonesia,
menurut Rini disebabkan karena masyarakat masih menganggap remeh
masalah kesehatan gigi. Di sisi lain, banyak orang yang belum sadar
untuk berobat sebelum karies bertumpuk pada giginya.
Menangkal Gigi Berlubang (Saat ini 95 persen penduduk dunia
menderita caries)
Menangkal Gigi Berlubang
Tip Menggosok Gigi
1. Menggosok gigi dengan benar dan teratur dua kali sehari dapat
mengurangi risiko terjadinya kerusakan gigi.
2. Menyikat gigi dengan arah vertikal (dari arah gusi ke gigi),
bukan horizontal (dari kiri ke kanan).
3. Untuk gusi dan bagian interdental (antara gigi) lakukan arah
memutar.
4. Khusus gigi deretan depan dan samping, kepala sikat gigi
diletakkan 45 derajat terhadap permukaan gigi, seperti
mencongkel.
5. Sebaiknya gunakan sikat gigi dengan ukuran yang pas dan bulu
sikat yang halus (dari bahan sintetis).
6. Berkumur dapat membantu menyingkirkan sisa makanan.
Penggunaan obat kumur antiseptik bisa menjadi solusi yang efektif
dan praktis untuk mengatasi daerah-daerah yang tidak terjangkau
oleh sikat gigi.
5. Pilihlah pasta gigi yang mengandung fluor.
Penyakit Akibat Radang Gusi
1. Stroke.
2. Diabetes.
3. Penyakit jantung.
4. Kelahiran prematur.
Menggosok gigi hanya membersihkan rongga mulut sebesar 25
persen.
Lebih baik sakit hati dibanding sakit gigi. Anda tentu sudah
sering mendengar ungkapan lama ini. Begitu menderita sakit gigi,
orang lebih memilih patah hati dibanding sakit gigi. Maklum, gigi
merupakan unsur utama saat mengunyah makanan. Jika bagian ini
mengalami gangguan, seperti rusak atau berlubang, makanan pun akan
sulit dicerna dengan baik. Karena itu, setiap orang disarankan agar
merawat kebersihan dan kesehatan gigi dengan baik, terutama
menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
Namun, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Sri
Angky Soekanto, DDS, PhD, menyebutkan, menggosok gigi saja tidak
cukup. Sebab, aksi itu hanya mampu membersihkan 25 persen rongga
mulut. Tak mengherankan jika saat ini ditemukan 95 persen jumlah
penduduk dunia menderita penyakit karies atau gigi berlubang.
Sri mengungkapkan ada tiga faktor yang menyebabkan gigi
seseorang berlubang: bakteri Mutans streptococci (mutans S), air
liur, dan makanan. Di dalam rongga mulut, bakteri mutans S
berkembang biak. Apabila Anda mengkonsumsi makanan atau camilan,
mutans S menyerap sisa-sisa gula yang tertinggal di permukaan dan
sela-sela gigi. Kemudian bakteri ini membentuk koloni pada lapisan
plak dan berkembang biak sehingga menyebabkan gula berfermentasi
menjadi senyawa asam (pH mulut kurang dari 5,5). Senyawa asam yang
terbentuk mengikis lapisan email gigi sehingga terbentuklah lubang
di permukaan gigi.
Untuk mencegah kerusakan atau terjadinya gigi berlubang,
Profesor Elza Ibrahim Auerkari, DDS, Mbiomed, PhD, dari Departemen
Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
mengatakan, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi xylitol yang tak
lain merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh xylan
hemicellulosel. Di alam, xylitol terkandung dalam serat beberapa
jenis buah-buahan dan sayuran.
Berkat usaha para peneliti Jerman dan Prancis, keberadaan
xylitol sebagai senyawa kimia organik sebenarnya dikenal sejak
1890-an. Para ilmuwan ini menemukan kandungan xylitol pada serat
kayu pohon white birch dan oak evergreen yang banyak tumbuh di
Finlandia, bahkan dengan kadar xylitol yang tinggi. Selain
terkandung dalam berbagai jenis serat kayu, bahan ini terkandung
dalam berbagai bahan makanan, antara lain plum, raspberi, stroberi,
kembang kol, dan bayam.
Elza menjelaskan, walaupun xylitol adalah pemanis, bakteri
mutans tidak dapat menfermentasikan xylitol sehingga akhirnya tidak
terbentuk senyawa asam penyebab gigi berlubang. "Malahan pada saat
bakteri mutans S menyerap xylitol, bakteri-bakteri tersebut akan
menjadi lemah karena tidak mendapatkan energi untuk menghasilkan
asam, sehingga akhirnya mereka menjadi mati," ucap Elza. Pada
akhirnya, xylitol membuat pH mulut stabil sehingga gigi berlubang
pun bisa dicegah. Untuk mendapatkan hasil efektif, sebaiknya
xylitol dikonsumsi setelah makan.
Elza juga menyarankan sebaiknya xylitol dikonsumsi oleh orang
yang sudah mengalami gigi berlubang. Sebab, konsumsi xylitol dapat
menekan terjadinya kerusakan gigi yang lebih parah.
Efektivitas xylitol ini telah dibuktikan melalui studi klinis
yang dilakukan oleh Universitas Turku, Finlandia, dan sejumlah
penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di berbagai
negara, terakhir di Belize, Amerika Latin. Di sana dilakukan
penelitian gabungan antara Universitas Michigan dan Kementerian
Kesehatan Belize. Penelitian 40 bulan tersebut menyimpulkan bahwa
konsumsi xylitol dalam jangka panjang bisa mencegah gigi berlubang.
Bagaimana, lebih baik mencegah, bukan? MARLINA MARIANNA SIAHAAN
Cara Kerja Xylitol
1. Mencegah terbentuknya senyawa asam pada lapisan plak di
permukaan gigi.
2. Merangsang produksi air liur yang kaya kandungan kalsium
untuk mempercepat proses pembentukan kembali lapisan mineral gigi
(remineralisasi).
Gigi Berlubang Hinggapi 77% Anak Indonesia
By Republika NewsroomSabtu, 24 Oktober 2009 pukul 09:30:00
Font Size A A A
HYPERLINK "http://www.republika.co.id/email/84589" EMAIL
HYPERLINK "http://www.republika.co.id/print/84589" PRINT
Facebook
CORBIS.COM
SEHAT: Gigi yang sehat tak harus berwarna putih, tergantung dari
warna kulit. Jaga kesehatannya dengan sikat gigi teratur minimal
dua kali sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.
JAKARTA--Minimnya penanaman kebiasaan memelihara kesehatan gigi
dan mulut sejak usia dini, mengakibatkan banyaknya masalah gigi
berlubang pada anak Indonesia. Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut
dari Pepsodent menuturkan, sekitar 77 persen anak Indonesia hingga
usia 12 tahun memiliki gigi berlubang dalam rilis yang diterima
redaksi Republika Online, Sabtu (23/10)
Laporan itu memberikan informasi mengenai kualitas kesehatan
gigi dan mulut anak-anak Indonesia yang ternyata masih rendah.
Kegiatan yang didukung oleh Ibu Tatiek Fauzi Bowo (istri
Gubernur DKI) dan Drg. Zaura Rini Anggraeni MDS (Ketua Pengurus
Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia) memperlihatkan data Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDA) 2007 bahwa masyarakat Indonesia
rata-rata memiliki kurang lebih 5 gigi rusak setiap orangnya.
Dilaporkan juga dari rata-rata 5 gigi yang rusak tersebut, hanya
0,7% yang berhasil ditambal.
Ibu Tatiek Fauzi Bowo, istri Gubernur DKI Jakarta, yang juga
aktif sebagai Ketua PKK DKI Jakarta dan penulis prakata pendahuluan
laporan kesehatan gigi tersebut mengatakan, dirinya sangat memahami
sulitnya menyuruh anak-anak untuk menyikat gigi. Bagi mereka
sepertinya selalu saja ada kegiatan yang lebih menyenangkan
daripada kegiatan menyikat gigi.
"Padahal gigi anak-anak lebih rapuh dibandingkan gigi orang
dewasa, jadi kita harus membantu membuat anak-anak kita memahami
pentingnya merawat gigi mereka. Jika kita memulai kebiasaan baik
sejak dini untuk menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah
sarapan dan malam sebelum tidur, kita dapat membantu anak-anak
memiliki kondisi mulut yang sehat sepanjang umur mereka,
tuturnya.
Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut persembahan Pepsodent ini juga
menekankan mengapa orang tua harus mendorong kebiasaan yang sehat
sejak dini:tu
Gigi susu yang berlubang selain mengganggu fungsi pengunyahan
juga dapat menimbulkan sakit yang kadang menyebabkan tidur dan
aktifitas sekolah terganggu serta menurunkan rasa percaya diri.
Tanggalnya gigi susu sebelum waktunya dapat menyebabkan
perkembangan rahang tidak maksimal untuk tempat gigi tetap tumbuh
yang dapat menimbulkan maloklusi.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penyakit gigi dan
mulut dengan meningkatnya resiko timbulnya penyakit di bagian tubuh
yang lain, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, dan
bayi lahir prematur pada ibu hamil. Dalam kasus-kasus ekstrem,
infeksi di mulut, jika tidak diobati, bisa mengancam nyawa
penderitanya.
Drg. Zaura Rini Anggraeni MDS, Ketua Pengurus Besar PDGI percaya
ada sebuah solusi sederhana untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
Penyakit gigi dan mulut lainnya adalah penyakit yang sangat bisa
dicegah. Penelitian menunjukkan menyikat gigi di pagi hari setelah
sarapan dan malam hari sebelum tidur dengan pasta gigi ber-fluoride
sangat efektif untuk bisa mencegah gigi berlubang hingga 50%,
terangnya.
Dalam waktu dekat ini, Pepsodent akan meluncurkan kampanye Sikat
Gigi Pagi + Malam di Indonesia sebagai bagian dari misi sosial
untuk mendorong anak-anak dan orang tua dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulut mereka dengan menyikat gigi di pagi hari setelah
sarapan dan malam hari sebelum tidur. Kampanye ini akan diluncurkan
dalam beberapa hari ke depan untuk meningkatkan kesehatan gigi
masyarakat Indonesia dan membuat lebih banyak orang bisa tersenyum
dan menikmati hidup dengan lebih baik.