PendahuluanTubuh manusia memerlukan energi untuk dapat terus
melakukan metabolisme. Energi-energi tersebut didapat dari konsumsi
makanan yang berada dari luar tubuh. Agar makanan tersebut dapat
diserap dengan baik, diperlukan proses pencernaan. Proses
pencernaan mengubah makanan dari molekul-molekul besar menjadi
molekul kecil yang dapat diserap dan dibawa oleh darah ke seluruh
bagian tubuh. Untuk melakukan proses pencernaan ini dibutuhkan
saluran-saluran pencernaan (mulut, esofagus, lambung, usus halus,
usus besar, rektum, anus) dan juga organ-organ pencernaan tambahan
(hati, kandung empedu, pankreas, kelenjar ludah, gigi, lidah).
Hasil akhir dari pencernaan yang dilakukan dalam tubuh manusia
berupa feses yang dikeluarkan melalui proses defekasi. Apabila
terjadi penundaan proses defekasi, maka tidak menutup kemungkinan
akan terjadi konstipasi, dimana feses sulit untuk dikeluarkan.Pada
makalah kali ini, akan dibahas sistem pencernaan mulai dari lambung
hingga ke anus dan turut membahas organ-orang pencernaan tambahan
yang meliputi hati-pankreas-kandung empedu. Diharapkan melalui
makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui struktur anatomi maupun
histologi dari sistem pencernaan, mekanisme pencernaan, fungsi
masing-masing saluran dan organ pencernaan, enzim-enzim apa saja
yang berperan dalam melakukan proses pencernaan, dan apa yang akan
terjadi jika tubuh mengalami defisiansi serat dan air.
Pembahasan1. Sistem PencernaanSelain sistem respirasi, sistem
kardiovaskular, di dalam tubuh manusia juga terdapat sistem
pencernaan atau sering dikenal dengan istilah sistem digestive.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan
elektrolit dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan
internal tubuh. Makanan yang ditelan merupakan sumber energi yang
digunakan sel untuk menghasilkan ATP. Nantinya, ATP tersebut akan
digunakan untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
energi, seperti transpor aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi.
Selain sebagai sumber energi, makanan yang masuk ke dalam tubuh
juga menjadi bahan baku untuk memperbaharui dan menambah jaringan
tubuh.1Makanan mula-mula harus dicerna atau diuraikan secara
biokimiawi, dari molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul
kecil sederhana yang dapat diserap dari saluran cerna ke dalam
sistem sirkulasi untuk didstribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan
normal, 95% dari makanan yang ditelan dapat digunakan oleh
tubuh.1Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan
organ-organ pencernaa tambahan. Saluran pencernaan yang dimaksud
terdiri dari mulut, faring, esophagus, gaster/lambung, usus halus,
usus besar, dan anus. Sementara itu organ-organ pencernaan tambahan
meliputi lidah, gigi, kelenjar-kelenjar liur, pankreas, hati, dan
kadung empedu. Pada makalah kali ini, bagian dari sistem pencernaan
yang akan dibahas secara lebih khusus adalah gaster, usus halus,
usus besar, pankreas, hati, kadung empedu, dan anus.
2. Struktur Anatomi SistemPencernaan2.1 Gaster / LambungLambung
adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan terletak di
antara ujung esofagus dan pangkal usus halus. Bentuk dan posisi
lambung dipengaruhi oleh perubahan di dalam rongga abdomen dan oleh
isi lambung, tetapi lambung berada di bahwa diafragma, agak ke kiri
dari garis tengah.2Lambung berbentuk seperti huruf J dan dibagi
menjadi tiga bagian berdasarkan perbendaan anatomik, histologis,
dan fungsional. Ketiga bagian tersebut adalah fundus, korpus, dan
antrum. Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang
esofagus. Bagian tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan
otot polos di fundus dan korpus relatif tipis, tetapi bagian bawah
lambung yaitu bagian antrum, memiliki otot yang jauh lebih tebal.1
Organ ini mempunyai dua kurvatura. Kurvatura minor membentuk batas
kanan atau posterior lambung. Kurvatura mayor diarahkan terutama ke
depan dan bentuk pertama arkus ke atas dan ke kiri untuk membentuk
fundus lambug, kemudian berjalan ke bawah dan akhirnya memutar ke
kanan, ke titik dimana ia bergung deng duodenum. Kapasistas lambung
orang dewasa kira-kira 1,5L.2Lubang bagian atas esofagus disebut
orifisium jantung dan serat otot sirkular esofagus agak lebih tipis
pada titik ini dan mengandung otot sfingter yang lemah, sfingter
tersebut disebut sebagai sfingter gastroesofagus. Lubang bagian
bawah, ke dalam duodenum, disebut orifisum pilorus dan dilindungi
oleh sfingter pilorik atau sfingter pilorus kuat yang mencegah
regurgitasi makanan dari duodenum ke dalam lambung.2
2.2 Usus HalusUsus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar
dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Usus halus
memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolikam tempat bersambung
dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilikus dan
dikelilingi oleh usus besar. Usus halus mengisi sebagian besar
rongga abdomen dan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum,
jejunum, dan ileum.32.2.1 DuodenumDuodenum atau dikenal dengan
sebutan usus duabelas jari adalah saluran berbentuk C, panjangnya
sekitar 25cum, pada bagian belakang abdomen, mengitari caput
pankreas.4 Duodenum merupakan bagian terpendek dari susu halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamen Treitz.
Duodenum terdiri dari empat bagian, yaitu pars superior duodeni,
pars descendens duodeni, pars inferior duodeni, dan pars ascendes
duodeni.2.2.2 JejunumJejunum atau usus kosong adalah bagian kedua
dari usus halus, yang terletak diantara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian dari jejunum.2.2.3 IleumIleum atau usus penyerapan adalah
bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia.
Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi untuk
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
2.3 Usus BesarUsus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks,
dan rektum. Sekum membentuk kantung buntu di bawah pertemuan antaa
usus halus dan usus besar di katup ileosekum. Tonjulan kecil
seperti jari di dasar sekum adalah apendiks, suatu jaringan limfoid
yang mengandung limfosit.1 Apendiks memiliki lumen yang sempit.
Apendiks berhubungan dengan mesenterium ileum oleh mesenterium
pendek berbentuk segitiga yang di dalamnya berjalan pembuluh darah
dan pembuluh limfe appendicular.4Kolon, yang membentuk sebagain
besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri
dari tiga bagian relatif lurus, yaitu kolon asendens, kolon
transversum, dan kolon desendens. Bagian terakhir kolon desendens
membentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid, kemudian lurus
membentuk rektum.1 Kolon ascendens membentang dari caecum pada
fossa iliaca dextra ke sisi kanan abdomen sampai flexura colica
dextra di bawah lobus hepatis dexter. Pada flexura colica dextra
kolon membelok ke kiri dengan tajam dan menyilangi abdomen sebagai
kolon transversum dalam lengkungan yang dapat menggantung lebih
rendah daripada umbilikus, dan baik pada sisi kiri berakhir pada
flexura colica sinistra di bawah lien. Pada flexura colica
sinistra, colon membelok kembali berjalan ke bawah pada sisi kiri
absdomen sampai tepi pelvis, tempat colon berlanjut sebagai colon
sigmoid. Colon sigmoid memiliki beberapa lengkungan di dalam pelvis
dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan pertengahan sekum
tepatnya berhubungan dengan rektum.4Rektum memiliki panjang seitar
12cm dn mendapat namanya karena berbentuk lurus atau hampir lurus.
Rektum dimulai pada pertengaha sakrum dan berakhir pada canalis
analis. Hubungan rektum pada bagian posterior adalah setengah bawah
sakrum dan coccygeus, lateral dengan musculus levator ani, anterior
pria dengan vesica uriaria- vesicula seminalis- galndula
prostatica, dan anterior wanita dengan cervix uteri serta
vagina.4
2.4 AnusAnus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar), yang merupakan
fungsi utama anus.
2.5 HatiHati atau hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh,
dengan berat sekitar 1300-1550gr. Hepar berwarna merah coklat,
sangat vaskular dan lunak. Hepar berbentuk baji dengan dasarnya
pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri. Organ ini terletak pada
kuadran kanan atas abdomen, dilindungi oleh cartilago costalis;
tepi bahwanya mencapai garis cartilago costalis tetapi tepi hepar
yang sehat tidak dapat teraba.4Hepar dipertahankan dalam posisinya
oleh tekanan organ lain di dalam abdomen dan oleh logamentum
perotineum. Permukaan anatanya yang licin membulat terletak di
bawah diafragma. Facies viseralisnya terletak diatas lambung,
duodenum, flexura hepatica colon, ginjal kanan, dan kelenjar
adrenal kanan.4 Lobus hepar dibagi menjadi lobus kanan (dekstra)
dan lobus kiri (sinistra), selain itu terdapat juga lobus
caudatus.
2.6 Kadung EmpeduKadung empedu adalah organ berbentuk buah pir
yang berada di permukaan bawah lobus kanan hati. Dari kadung empedu
ini duktus sistikus, yang panjangnya sekitar 3 sampai 4cm, berjalan
ke belakang dan ke bawah untuk menyatu dengan duktus hepatikus
komunis dan bersama-sama membentuk duktus empedu. Bila empedu, yang
disekresikan oleh hati tidak segera diperlukan untuk pencernaan,
empedu ini melewati duktus sistikus masuk ke dalam kadung empedu
dimana keduanya disimpan.2
2.7 PankreasPankreas adalah organ panjang pada bagian belakang
abdomen atas. Organ ini terdiri dari caput (di dalam lengkungan
duodenum), collum, corpus, dan cauda (yang mencapai lien). Terdiri
dari sel yang menyekresi getah pankreas dan pulau sel intraalveoli,
di sebut juga pulau-pulau Langerhans. Getah melalui duktus yang
melewati panjang kelenjar utuk bergabung, pada caput kelenjar,
dengan duktus biliaris, duktuss membuka bersama ke dalam duodenum.
Getah pankreas adalah cairan pencernaan.4
3. Struktur Histologi Sistem Pencernaan3.1 Gaster / LambungAda
tiga lapisan jaringan dasar pada struktur histologi lambung, yaitu
mukosa, submukosa, dan jaringa muskularis beserta modifikasinya.5
Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu cardia, fundus, dan
pilorus. Pada bagian fundus, lapisan mukosa lambung dilapisi epitel
selapis torak. Sumur-sumur lambung juga erdapat di sini berupa
celah diantara dua tonjolan mukosa. Pada dasar sumur terdapat muara
kelenjar kubah (kelenjar fundus) yang biasanya merupakan kelenjar
tubulosa simpleks dan lurus-lurus. Dapat ditemukan 4 macam sel pada
bagian ini, yaitu sel mukus leher, sel parietal, sel chief, dan sel
argentafin. Pada bagian pilorus, epitel yang melapisinya sama
dengan epitel kubah yaitu selapis torak. Pilorus mempunyai
sumur-sumur lambung yang dalam. Di dalam lamina propia terdapat
nodulus limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke lapisan
submukosa. Lapisan otot yang melingkar amat tebal karena membentuk
otot lingkar yaitu sfingter pilorus.
3.2 Usus HalusUsus halus terdiri atas tiga daerah yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum. Tunika mukosa usus halus
memperlihatkan lipatan yang disebut dengan vili intestinal. Pada
tunika submukosa tampak lipatan spiral yang disebut dengan plika
sirkularis. Pada pembahasan kali ini, ketiga daerah tersebut akan
dibahas satu per satu.3.2.1 DuodenumPada duodenum, lapisan mukosa
diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili dan sel
piala. Sel piala disini belum begiu banyak. Mukosa mempunyai vili
intestinal yang gemuk-gemuk. Lamina propia terdapat di bawah epitel
vili maupun kriptus Lieberkuhn. Lapisan otot mukosa tidak ikut
membentuk vili intestial. Lapisan submukosa dipenuhi kelenjar
Burnner. Lapisan otot terdiri atas lapisan lingkar dan mamanjang,
dan dianataranya terdapat pleksus saraf.3.2.2 JejunumPada jejunum,
lapisan mukosanya mirip dengan duodenum tetapi vilusnya lebih
langsung dan sel gobletnya lebih banyak. Pada dasarnya kriptus
dapat ditemukan sel paneth, berupa sel berbentuk limas dengan
puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula
kasar berwarna merah. Lapisan submukosa disini tidak terdapat
kelenjar.3.2.3 IleumLapisan mukosa pada ileum seperti jejunum
tetapi sel pialanya jauh lebih banyak. Di dalam lamina propia
terdapat kelompok nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus
ang disebut plaque peyeri yang dapat terliht meluas ke dalam
submukosa. Lapisan submukosa terdiri tas jaringan ikat jarang
dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai
kelenjar.
3.3 Usus BesarSeperti yang telah dibahas sebelumnya, usus besar
terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum, dimana nantinya
raktum akan berlanjut ke anus. Pada kolon usus besar, lapisan
mukosa mempunyai bangunan mirip vilus tetapi itu bukan vilus, itu
adalah potongan kriptus liberkuhn. Kadang-kadang dapat ditemukan
nodulus limfatikus di dalam lamina propia. Lapisan otot mukosa
mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapisan submukosa. Lapisan
submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang di dalamnya dapat
ditemukan pleksus meissner. Umbai cacing atau dikenal juga dengan
appendix lapisan mukosanya seperti usus lainnya, yaitu epitel
selapos torak yang mempunyai sel goblet. Terdapat banyak nodulus
limfatikus di dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling
dindingnya.
3.4 HatiPada struktur histologi hati, dapat dikenali vena
sentralis yang biasanya terletak di tengah lobulus. Di luar vena
sentralis terdapat deretan sel-sel hati yang tersusun baik
jari-hari mengarah ke jaringan interlobularis. Dianatara deretan
sel hati tersebut terdapat sinusoid hati yang bermura ke dalam vena
sentralis tadi. Saluran herring merupakan duktus biliaris
intralobular, letaknya di tepi lobulus. Didalam jaringan
interlobular dapat ditemukan duktus biliaris yang dindingnya
dilapisi epitel selapis atau berlapos kubis. Pada salah satu sudut
jaringan interlobularis biasanya dapat ditemukan duktur biliaris,
arteriol cabang A.hepatika, cenul cabang V.porta. daerah ini
disebut degan segitiga kiernan.
3.5 Kadung EmpeduLapisan mukosanya dilapisi epitel silindris
yang biasanya tidak mempunyai sel piala. Epitel bersama lamina
propia membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam lamina
propia terdapat bangunan-bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi
epitel sama dengan epitel mukosa. Ini sebenarnya potongan lipatan
mukosa dan disebut sinus Rokitansky Ashoff. Pada daerah yang
berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dijumpai sisa-sisa
saluran keluar emedu yang rudimenter dan disebut duktus aberans
Luschka.3.6 PankreasKelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda yang
terdiri atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin mirip
dengan kelenjar parotis. Pars terminalis kelenjar berupa asinus. Di
dalam asinus sering dijumpai sel sentroasiner yang membatasi lumen
asinus. Duktus sekretorius jarang atau sedikit jumlahnya.
4. Fungsi Organ-Organ Pencernaan4.1 Gaster / Lambung1Fungsi
lambung yang pertama dan yang terpenting adalah menyimpan makanan
yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal.
Diperlukan waktu beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu
porsi makanan yang dikonsumsi hanya dalam bilangan menit. Karna
usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka
lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya secara mencicil
ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus
halus.Fungsi yang kedua adalah untuk memproduksi kimus. Melalui
gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan
dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan
kental yang dikenal seagai kimus. Isi lambung harus diubah mejadi
kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. Fungsi yang terakhir
adalah untuk digesti protein. Lambung mengeluarkan asam
hidroklorida (HCl) dan enzim yang dapat memicu pencernaan protein.
4.2 Usus Halus4Usus halus memiliki beberapa fungsi, diantaranya
adalah untuk mensekresi cairan usus, menerima empedu dan getah
pankreas untuk melakukan pencernaan makanan. Getah usus dan
pankreas yang mengandung enzim dapat mengubah protein menjadi asam
amino, karbohidrat menjadi glukosa-maltosa-galaktosa, lemak menjadi
asam lemak-gliserol (dengan bantuan garam empedu di dalam empedu
yang dikeluarkan ke dalam empedu oleh kontraksi kantong
empedu).Pencernaan menjadi lengkap setelah makanan dipecah menjadi
bentuk yang lebih sederhana dan diserap melalui dinding usus halus
ke dalam darah atau limfe. Selain menyerap hasil pecahan makanan,
usus halus juga menyerap air, garam dan vitamin. Gerakan isi usus
sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang rush
yang menggerakan isis sepanjang usus lebih cepat.4.3 Usus
Besar3Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi
makanan. Bila isi usu halus mencapai sekum maka semua zat makanan
telah diabsorpsi dan sisinya cair. Selama perjalanan di dalam kolon
isisnya menjadi makin padat karena air diabsorpsi dan ketika rektum
dicapai maka feses bersifat padat-lunak. Diperlukan waktu kira-kira
enam belas sampai dua puluh jam bagi isinya untuk mencapai flexura
sigmoid.Fungsi kolon dapat diringkas sebagai berikut, yaitu untuk
absorpsi air-garam-glokosa, sekresi musin oleh kelenjar di dalam
lapisan dalam, penyiapan selulosa yang berupa hidrat karbon di
dalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan sayuran hijau dan penyiapan
sisa protein yang belum dicernakan oleh kerja bakteri guna eksresi.
Fungsi paling akhirnya nanti berujung pada proses defekasi atau
pembuangan air besar.4.4 Hati2Fungsi hati terdiri atas tiga bagian
yaitu fungsi metabolik, penyimpanan, dan sekresi. Fungsi metabolik
meliputi hal-hal berikut ini: lemak yang disimpan dipecah-pecah
untuk membentuk energi (proses desaturasi), kelebihan asam amino
dipecah dan diubah menjadi urea, obat-obatan dan racun
didetoksifikasi, vitamin A disintesis dari karoten, plasma protein
disentesisi, sel-sel jaringan yang dipakai dipecah untuk membentuk
asam urat dan urea, kelebihan karbohodrat diubah menjadi lemak
untuk disimpan, protombin dan fibrinogen disintesis dari asam
amino, antibodi dan antitoksin diperoduksi, terakhir heparin
diproduksi.Sementara fungsi penyimpanan meliputi: penyimpan vitamin
A dan D, faktor anti-anemia, zar besi dari diet dan dari sel darah
yang telah dipakai, terakhir sebagai penyimpanan glikogen yang
dapat diubah kembali menjadi glukosa. Fungsi sekresi meliputi
sekresi empedu yang dibentuk dari unsur-unsur yang dipecah oleh
darah. 4.5 Kandung Empedu3Kandung empedu bekerja sebagai tempat
persediaan getah empedu. Juga melakukan fungsi penting yaitu getah
empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. Di dalam waktu
setengah jam setelah makanan masuk, segera sesudah sfinker oddi
mengendor untuk mengizinkan getah emedu masuk duodenum, kandung
empedu berkontraksi. Dengan demikian aliran getah empedu tidak
kontiyu, tetapi sesuai dengan selang pencernaan bila makanan masuk
ke duodenum.4.6 Pankreas6Pankreas memiliki fungsi eksokrin dan
endokrin. Fungsi eksokrin pankreas berkaitan dengan sintesis dan
pengeluaran enzim-enzim pencernaan dan larutan natrium bikarbonat
dari sel-sel khusus pankreas yang disebut sel asinus (acini).
Sel-sel asinus mengeluarkan isinya ke dalam duktus pankreatik. Dari
duktus pankreatik, enzim dan larutan bikarbonat mengalir melewati
sfingter oddi masuk ke bagian pertama dari susu halus, yaitu
duodenum. Enzim pankreatik dan larutan bikarbonat berperan dalam
proses pencernaan dan penyerapan makanan di usus halus. Sementara
itu, fungsi endokrin pankreas adalah memproduksi dan melepaskan
hormon insulin, glukagon, da somatostatin. Hormon ini masing-masing
diproduksi oleh sel-sel khusus yang berbeda di pankreas, yang
disebut pulau Langerhans.
5. Empat Proses Pencernaan Dasar15.1 MotilitasKata motilitas
menunjuk kepada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju
isi saluran cerna. Saluran cerna disusun oleh otot polos yang
mempertahankan suatu kontraksi tingkat rendah yang menetap yang
dikenal sebagai tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan tekanan tetap pada isi saluran cerna utuk mencegah
dindingnya teregang permanan setelah mengalami distensi. Terdapat
dua tipe dasar motilitas yaitu gerakan mendorong (propulsif) dan
gerakan mencampur. Gerakan mendorong maju isi saluran cerna, dengan
kecepatan pergerakan bervariasi bergantung pada dungsi yang
dilakukan oleh berbagai bagian sauran cerna. Pada esofagus, gerakan
ini berlangsung sangat cepat. Sementara itu, gerakan mencampur
memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan dengan
getah pencernaan, gerakan ini meningkatkan pencernaan makanan.
Kedua, gerakan ini mempermudah penyerapan dengan memajankan semua
bagian isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna.5.2
SekresiSejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen
saluran cerna oleh kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan
terdiri dari air, elektrolit, dan konsituen organik spesifik yang
penting dalam proses pencernaan, misalnya enzim, gram empedu, atau
mukus. Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi, baik untuk
transpor aktif sebagai bahan mentah ke dalam sel maupun untuk
sintesis produk sekretorik oleh retikulum endoplasma.5.3
PencernaanManusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan
makanan kaya energi yaitu karbohidrat, protein dan juga lemak.
Dasar dari proses pencernaan ini adalah untuk memecah
molekul-molekul besar yang tidak dapat melewati membran plasma
menjadi molekul-molekul kecil untuk dapat diserap dari lumen
saluran cerna ke dalam darah. Perubahan molekul besar menjadi kecil
ini dibantu oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan.Sebagain besar karbohidrat yang kita telan berada dalam
bentuk polisakarida yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa
yang saling berikatan. Selulosa adalah polisakarida lain dalam
makanan yang ditemukan di dinding tumbuhan yang tidak dapat dicerna
menjadi monosakarida, karena itu karbohidrat ini membentuk serat
yang tidak tercerna. Selain bentuk polisakarida, sumber karbohidrat
lain yang lebih sedikit dalam makanan adalah dalam bentuk
disakarida termaksuk sukrosa dan laktosa. Dalam prosesnya,
kesemuanya harus diubah menjadi bentuk monosakarida (glukosa,
fruktoa, galaktosa) agar dapat diserap.Sementara itu, protein
melalui proses pencernaan diuraikan menjadi asam amino
konstituennya serta beberapa polipeptida kecil. Keduanya adalah
satuan protein yang dapat diserap. Sebagai besar lemak dalam
makanan berbentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri
dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak. Dalam prosesnya,
dua dari tiga molekul asam lemak tersebut terpisah, meninggalkan
satu monogliserida, satu molekul gliserol dengan satu molekul asam
lemak melekat padanya. Karena itu hasil akhirnya adalah
monogliserida dan asam lemak bebas.5.4 PenyerapanSecara sederhana,
proses penyerapan adalah proses dimana unit-unit kecil makanan yang
dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air,
vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran cerna ke
dalam darah atau limfe. Di usus halus, terjadi sebagain besar
penyerapan.
6. Mekanisme Lambung1Kita telah mengetahui struktur anatomi
maupun histologi serta fungsi dari lambung. Sekarang kita akan
membahas bagaimana lambung melaksanakan fungsi-fusngi diatas
berdasarkan keempat mekanisme dasar dari sistem pencernaan
(motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan).6.1 Motilitas
Lambung6.1.1 PengisianKetika kosong, lambung memiliki volume
sekitar 50ml tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1
liter saat makan. Lambung dapat terisi tanpa mengalami perubahan
tegangan didndingnya melalui mekanisme berikut. Bagian interior
lambung membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan
menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit
meleas setiap kami makanan masuk. Relaksasi refleks lambung seaktu
menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif. Relaksasi ini
meningkatkan kemampuan lambung menampung volume makanan dengan
hanya menyebabkan sedikit peningkatan tekanan lambung. 6.1.2
PenyimpananSekelompok sel pemacu yang terletak di fundus bagian
atas lambung menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu
ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter pilorus dengan frekuensi
tiga kali per menit. Pola ritmik depolarisasi spontan ini (BER)
terjadi terus menerus dan disertai oleh kontrkasi lapisan otot
sirkular.Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui
fundus dan korpus ke antrum dan sfigter pilorus. Karena lapisan
otot di fundus dan korpus titpis maka kontraksi di bagian ini
lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh
lebih kuat karena otot disini lebih tebal. Karena di fundus dan
korpus gerakan mencampur berlangsung lemah maka makanan yang
disalurkan ke lambung disimpan di bagian korpus yang relatif tenang
tanpa mengalami pencampuran.6.1.3 PencampuranKontraksi peristaltik
antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong
kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter
pilorus normalnya menyebabkan sfigter ini nyaris tertutup. Lubang
yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan lain
tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kejuali jika didorong oleh
kontraksi peristaltik antrum yang kuat.Dari sekitar 30 ml kimus
yang dapat ditampung di antrum, biasanya hanya beberapa mililiter
yang terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Masa
kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke
duodenum tertahan mendadak di sfingter yang tertutup dan memantul
balik ke antrum, hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan
memantuk balik oleh gelombang peristaltik baru. Gerakan maju mundur
ini disebut retropulsi yang berfungsi untuk mencampur kimus secara
merata.6.1.4 PengosonganSelain mencampur isi lambung, kontraksi
peristaltik antrum adalah gaya pendorong untuk mengosongkan isi
lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum bergantung pada
kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dipengaruhi
oleh faktor lambung dan duodenum. Karena itu, pengosongan lambung
juga dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi
atau menghiperpolarisasi otot polos lambung, yang kemudian dapat
menentukan derajat akivitas peristaltik antrum.Faktor lambung yang
mempengaruhi adalah jumlah kimus dan derajat keenceran kimus.
Jumlah kimus menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot
polos lambung, serta bekerja melalui pelksus intrinsik, saraf vagus
dan gastrin. Akibatnya, peningkatan jumlah kimus merangsang
motilitas dan pengosongan. Derajat keenceran memiliki efek langsung
karena isi harus berbentuk cair sebelum dievakuasi. Semakin encer,
maka semakin cepat pengosongannya. Faktor duodenum meliputi adanya
lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan duodenum. Kesemuanya
itu memulai refleks enterogastrik atau memicu pelepasan
enterogastron. Faktor-fakto yang ada di duodenum ini menghambat
motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum
mengatasi faktor-faktor yang ada.6.2 Sekresi LambungSetiap hari
lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang
mengeluarkan getah lambung berada di lapisan dalam lambung, mukosa
lambung, yang dibagi menjadi dua daerah berbeda. Daerah yang
pertama adalah mukosa oksintik yang melapisi korpus dan fundus.
Daerah kedua adalah daerah kelenjar pilorus yang melapisi antrum.
Di dinding foveola gastrika dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan
tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung, yaitu sel mukus, chief
cell, dan parietal sel. Sel mukus melapisi foveola gastrica dan
pintu masuk kelenjar. Sel-se ini mengelurkan mukus encer. Bagian
lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel
parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih banyak menghasilkan
prekursor enzim pepsinogen. Sel parietal mengeluarkan HCl dan
faktor intrinsik.6.3 Pencernaan LambungDua proses pencernaan
terpisah berlangsung di dalam lambung. Di korpus lambung, makanan
berada dalam keadaan setengah padat karena kontraksi peristaltik di
bagian ini terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di
korpus lambung makanan tidak dicampur maka disini tidak berlangsung
banyak pencernaan proterin. Namun, di bagian dalam masa makanan,
pencernaan karbohidrat berlanjut dibawah pengaruh amilase liur.
Meskipun asam menginaktifkan amilase liur, namun bagian dalam masa
makanan yang tidak tercampur, bebas dari asam. Pencernaan pleh
getah lambung itu sendiri berlangsung di antrum lambung, tempat
makanan dicampur merata dengan HCl dan pepsin, yang mengawali
pencernaan protein.6.4 Penyerapan LambungTidak ada makanan atau air
yang diserap ke dalam darah melalui mukosa lambung. Namun, dua
bahan non-nutrien dapat diserap langsung dari lambung. Kedua bahan
tersebu adalah etil alkohol dan aspirin. Alkohol bersifat agak
larut lemak sehingga zat ini dapat berdifusi melalui membran lemak
sel epotel yang melapisi bagian dalam lambung dan dapat masuk ke
darah melalui kapiler submukosa.
7. Mekanisme PankreasPankreas eksokrin mengeluarkan getah
pankreas yang terdiri dri dua komponen yaitu yang pertama, enzim
pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang
membentuk asinus. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim
pankreas yang mampu mencerna ketiga kategori makanan yaitu: enzim
proteolitik (mencerna protein), amilase pankreas (mencerna
karbohidrat), dan lipase pankreas (mencerna lemak). Kedua, lauran
cair basa yang secara ktif disekresikan oleh sel duktus yang
melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis banyak
mengandung natrium bikarbonat (NaHCO3).Enzim-enzim pankreas
berfungsi optimal pada lingkungan yang netral atau sedikit basa,
namun isi lambung yang sangat asam dialirkan ke dalam lumen
duodenum di dekat tepat keluarnya enzim pankreas ke dalam duodenum.
Kimus asam tersebuh harus cepat dinetralkan. Disinilah fungsi dari
NaHCO3 dipergunakan. Cairan basa (NaHCO3) menetralkan kimus asam
sewaktu kimus masuk ke dalam duodenum dari lambung.
8. Mekanisme Hati dan Kandung EmpeduHati adalah organ metabolik
terbesar dan terpeting di tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan
adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan
penyerapan lemak. Saluran tipis pengangkut empedu, kanalikulus
biliaris, berjalan di antara sel-sel di dalam setiap lempeng hati.
Hepatosit terus menerus mengeluarkan empedu ke dalam saluran tipis
ini, yang mengangkut empedu ke duktur biliaris. Duktus biliaris
dari beberbagai loulus menyatu untuk akhirnya membentuk duktus
biliaris komunis, yang mengangkut empedu dari hati ke
duodenum.Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh
sfingter oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali
sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini tertutup, sebagian
besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam
kandung empedu. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung
empedu diantara waktu makan. Setelah makan, emepdu masuk ke
duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekeresi empedu oleh hati.Empedu mengandung beberapa
konstitiuen organik, yaitu garam empedu, kolesterol, lesitin, dan
bilirubin dalam suatu cairan encer alkalis serupa dengan sekresi
NaHCO3 pankreas. Garam empedu adalah turunan kolesterol. Garam
empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjennya, dimana
ia akan mengubah globulus-globulus lemak besar menjadi emulsi lemak
(butir lemak kecil yang ada di kimus).Garam ini secara aktif
disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama
dengan konsituen empedu lainnya. Setelah ikut dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke
dalam darah oleh mekanisme transpor aktif khusus yang terletak di
ileum terminal. Dari sini garam empedu dikembalikan ke hati. Daur
ulang empedu ini disebut sirkulasi enterohepatik.
9. Mekanisme Usus Halus9.1 Motilitas Usus Halus9.1.1
SegmentasiSegmentasi merupakan mode motilitas utama usus halus
sewaktu pencernaan makanan, yang meliputi proses mencampur dan
mendorong kimus secara perlahan. Segementasi terdiri dari kontraksi
otot polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin disepanjang
usus halus. Cincin kontraktil ini tidak menyapu di sepanjang usus
seperti halnya gelombang peristaltik. Setelah suatu periode singkat
segmen-segmen yang berkontrasi melemas dan kontraksi berbentuk
cincin ini muncul di bagian-bagian yang sebelumnya
melemas.Kontraksi baru mendorong kimuss di bagian yang semula
rileks untuk bergerak ke kedua arah ke bagian-bagian yang kini
melemas disampingnya. Karena itu, segmen yang baru melemas menerima
kimus dari kedua egmen yang berkontraksi tepat di belakang dan
depannya. Segera setelah itu bagian yang berkontraksi meleas
kembali berganti. Dengan cara ini kimus dipotong, digilng dan
dicampur secara merata. Fungsi dari proses segmentasi ini adalah
untuk mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke
dalam lumen usus halus dan memanjankan semua kimus ke permukaan
absorptif mukosa usus halus.9.1.2 Migrating Motility ComplexKetika
sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi berhenti
dan diganti di antara waktu makan oleh migrating mitility complex.
Motilitas disini berbentuk gelombang peristaltik leemah berulang
yang bergerak dalam jarak pendek ke hilir sebelum lenyap. Gelombang
peristaltik ini memerlukan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk
akhirnya bermigrasi dari lambung ke ujung usus halus, dengan setiap
kontraksi menyapu maju sisa-sisa makanan sebelumnya. 9.2 Sekresi
Usus HalusSetiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus
halus mensekresikan ke dalam lumen sekitar 1,5 liter larutan cair
garam dan mukus yang disebut sukus enterikus (jus usus). Sekeresi
meningkat setelah makan sebagai repons terhadap stimulasi lokal
mukosa usus halus oleh adanya kimus.Mukus di dalam sekresi
berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu, sekresi cair
menyerdiakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernan makanan oleh
enzim. Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke dalam getah
usus ini. Usus halus memang mensintesis enzim pencernaan, tetapi
enzim-enzim ini berfungsi di dalam membran brush-border sel epotel
yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak disekresikan langsung ke
dalam lumen.9.3 Pe ncernaan Usus HalusPencernaan di lumen usus
halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan lemak
ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim
pankreas, lemak di reduksi secara sempurna menjadi unit-unit
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein
diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam
amino. Karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa
monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah seleai di dalam
lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum
tuntas.Nantinya, pencernaan karbohidrat dan protein akan
dituntaskan di brush border yang mengandung tiga kategori enzim
yang melekat ke membran. Yaitu: enterokinase (mengaktifkan enzim
pankreas tripsinogen), disakaridase meliputi
maltase-sukrase-laktase (menuntaskan pencernaan karbohidrat), dan
aminopeptidase (menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil
menjadi komponen asam aminonya).9.4 Penyerapan Usus HalusSemua
produk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein, serta seagain
besar elektrolit, vitamin, dan air, normlnya diserap oleh usus
halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan kalsium dan bsi yang
biasnya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu semakin
banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak ayang akan dicerna
dan diserap. Penyerapan sebagaian besar berlangsung di duodenum dan
jejunum. 50% bagian dari usus halus dapat diangkat tanpa
menyebabkan gangguan penyerapan, namun jika ileum terminal
diangkat, maka akan terjadi gangguan penyerapan vitamin B12 dan
garam empedu.
10. Mekanisme Usus Besar10.1 Motilitas Usus Besar10.1.1 Gerakan
Mencampur (Haustrasi)Umumnya gerakan usus besar belangsung lambat
dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan
penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang
dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi
ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan
segemntasi susu halus tetapi terjadi jauh lebih jarang. Lokasi
kantung haustra secara bertahap berubah sewaktu segmen yang semula
meleas dan membentuk kantung mulai berkontraksi secara perlahan
sementara bagian yang tadinya berkontrasi melemas secara bersamaan
membentuk kantung baru. Gerakan ini tidak mendorong isi usus tetapi
secara perlahan mengaduknya masju-mundur sehingga isis kolon
teroanjan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol
oleh refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.10.1.2 Gerakan
MassaTiga atau empat kali sehari, terjadi peningkatan mencolok
motilitas saat segmen-segmen besar kolon asendens dan transversum
berkontraksi secara simultan, mendorong tinja sepertiga sampai
seperempat panjang kolon dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini
yang secara tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke
bagian distal usus besar, tempat bahan disimpan sampai terjadi
defikasi.Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks
gastrokolon, yang menjadi pemicu utama gerakan massa di kolon.
Ketika makanan masuk ke saluran cerna, terpicu refleks-refleks yang
memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyediakan
tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gastroileum
memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan
refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu
defekasi.10.1.3 Refleks DefekasiKetika gerakan masa di kolon
mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan yang teradi di rektum
merangsang reseptor regang di didinding rektum, memicu refleks
defekasi. Refleks defekasi memicu sfingter ani internus (otot
polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid berkontraksi lebih
kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka) juga melemas maka
terjadi defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada
di bawah kontrol volunter, jika keadaan tidak memungkinkan untuk
defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani eksternus
secara segaja.Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula
teregang secara perlahan melemas, dan keinginan unntuk buang air
besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak
tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum serta memicu
refleks defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh
gerakan mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen
dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.
10.2 Sekresi Usus BesarUsus besar tidak mengeluarkan enzim
pencernaan apapun. Tidak ada yang diperluka karena pencernaan telah
selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari
laruan mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa
usus besar dari cederamekanis dan kimiawi. Mukus mempermudah feses
bergerak, sementtara NaHCO3 menetralkan asam iritan yang diproduksi
oleh fermentasi bakteri lokal.10.3 Pencernaan Usus BesarDalam usus
besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim
pencernaan. Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun
untuk kepentingan metabolisme mereka sendiri.10.4 Penyerpan Usus
BesarKolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium
diserap secara aktif, Cl- mengikuti secara pasif menuruni gradien
listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon menyerap sejumlah
elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon.
Melalui penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang
padat.Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem
pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat
meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan
residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses,
terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut flatus.
11. Enzim Sistem PencernaanEnzim merupkan katalis organik dan
termasuk protein globular. Enzim bekerja melalui penggabungan
dengan substrat pada suatu tempat aktif yang spesifik untuk
membentuk suatu zat antara berupa kompleks enzim-substrat yang
kemudian berdisosiasi menjadi enzim bebas dan produk (hasil
rekasi).5Dalam sistem pencernaan, terdapat sejumlah enzim yang
digunakan untuk mengkatalis molekul-molekul makanan besar menjadi
molekul-molekul kecil. Enzim-enzim tersebut digunakan untuk
mencerna tiga bahan makanan utama yaitu karbohidrat, protein, dan
lemak. Secara sederhana, enzim-enzim tersebut akan dipaparkan
melalui table berikut ini.
Tabel 1. Enzim-Enzim Pencernaan5EnzimSumber SekresiAksi
Karbohidrat
Amilase saliva (ptialin)Kelenjar salivaZat tepung maltosa
Amilase pankreasPankreasZat tepung disakarida dan maltosa
MaltaseUsus halusMaltosa glukosa
SukraseUsus halusSukrosa glukosa dan fruktosa
LaktaseUsus halusLaktosa glukosa dan galaktosa
Protein
PepsinLambungProtein Polipeptida
TripsinPankreasProtein dan peptida pepetida yang lebih kecil
KimotripsinPankreasProtein dan peptida peptida yang lebih
kecil
PeptidaseUsus halusDipeptida asam amino
Lemak
Lipase pankreasPankreas (dengan garam empedu)Trigiserida
monogliserida dan asam lemak
Lipase ususUsus halus (dengan garam empedu)Monogliserida asam
lemak dan gliserol
Pembahasan KasusPada PBL kali ini, skenario yang didapat adalah
sebagai berikut: bapak A 50 tahun datang berobat ke dokter dengan
keluhan perut sebah (begah), sudah satu minggu tidak dapat BAB.
Dari anamnesa diketahui bahwa Bapak tersebut kurang mengkonsumsi
sayuran dan buah-buahan, serta kurang minum.Buang air besar atau
mengeluarkan feses merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses
pencernaan. Feses dapat dikeluarkan melalui refleks defekasi
seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas. Namun,
apabila defekasi ditunda terlalu maka maka dapat terjadi konstipasi
atau yang umum dikenal sebagai sembelit (susah buang air besar).
Konstipasi dapat juga didefinisikan sebagai defekasi yang tidak
lebih sering dari tiga hari sekali.7 Ketika frekuensi defekasi
berkurang maka bisa timbul gejala-gejala konstipasi yang mencangkup
rasa tidak nyaman di abdomen (perasaan penuh-begah), nyeri kepala
tumpul, hilangnya nafsu makan yang kadang disertai mual, dan
depresi mental.1Penyebab konstipasi beragam, diantaranya
dikarenakan kurang serat dalam diet, kurang asupan cairan (kurang
minum), cedera saraf spinalsi yang mempengaruhi sistem saraf
ototnom, penyakit Hirschsprug, tumor, kadar progesteron tinggi yang
menyebabkan penurunan motilitas saluran cerna, diabetes melitus,
dehidrasi, obat-obatan, kelebihan penggunaan laksatif, mengabaikan
keinginan untuk defekasi, dsb.Bapak dalam kasus diatas tidak dapat
BAB selama satu minggu atau dapat dikatakan mengalami konstipasi
dikarenakan kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan (diet
serat) dan kurang minum, yang keduanya adalah penyebab dari
konstipasi itu sendiri. Akibat kurang minum, tinja yang dihasilkan
akan kering dan keras karena pada kolon terus terjadi penyerapan
H2O. Akibatnya, feses akan sulit untuk dikeluarkan.
KesimpulanHipotesis yang disusun pada PBL kali ini adalah
sebagai berikut: perut sebah (begah) dan satu minggu tidak dapat
BAB karena kurang mengkonsumsi sayur, buah, dan minum. Berdasarkan
pembahasan yang telah dikemukakan diatas, hipotesis tersebut dapat
dibenarkan. Karena kurang mengkonsumsi sayur, buah, dan minum,
adalah penyebab terjadinya konstipasi atau kesulitan BAB.
Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke
sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.2.
Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.3. Pearce EC. Anatomi &
fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.4. Gibson J.
Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2003.5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk
pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.6. Corwin E.
Buku saku patofiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.468.
7. Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.