Top Banner
BAHAN AJAR SENI MUSIK Kelas VII KEANEKARAGAMAN MUSIK DAERAH Pengenalan Musik Daerah Nusantara Pengertian dan Ciri-Ciri Musik Daerah Musik daerah adalah musik yang tumbuh dan berkembang di suatu wilayah atau daerah tertentu. Sebagai contoh, musik daerah Timor adalah musik yang tumbuh dan berkembang didaerah Timor. Demikian juga musik daerah Yogyakarta adalah musik yang tumbuh dan berkembang di daerah Yogyakarta. Dengan demikian, musik Nusantara adalah musik yang tumbuh dan berkembang di daerah-daerah Nusantara (Indonesia). Dalam salah satu kutipan dari surat kabar berkata "Indonesia terkaya di dunia untuk jenis musik daerag karena memiliki 378 akar musik. Ini merupakan azet nasional sehingga perlu dilestarikan, sebagian bahkan belum terekploitasi sehingga harus terus dikembangkan dan diperkenalkan," kata Ketua Departemen Apresiasi Seni Budaya Nasional dan Pengembangan Teknologi Informasi di Persatuan Artis penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI, James F. Sundah di Balikpapan, Senin. Ciri umum musik daerah adalah sebagai berikut.
94

Bahan Ajar Seni Musik

May 21, 2017

Download

Documents

Gonzalo Chaves
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bahan Ajar Seni Musik

BAHAN AJAR SENI MUSIK

Kelas VII

KEANEKARAGAMAN MUSIK DAERAH

Pengenalan Musik Daerah Nusantara

Pengertian dan Ciri-Ciri Musik Daerah

Musik daerah adalah musik yang tumbuh dan berkembang di suatu wilayah atau daerah tertentu.

Sebagai contoh, musik daerah Timor adalah musik yang tumbuh dan berkembang didaerah Timor.

Demikian juga musik daerah Yogyakarta adalah musik yang tumbuh dan berkembang di daerah

Yogyakarta. Dengan demikian, musik Nusantara adalah musik yang tumbuh dan berkembang di daerah-

daerah Nusantara (Indonesia).

Dalam salah satu kutipan dari surat kabar berkata "Indonesia terkaya di dunia untuk jenis musik daerag

karena memiliki 378 akar musik. Ini merupakan azet nasional sehingga perlu dilestarikan, sebagian

bahkan belum terekploitasi sehingga harus terus dikembangkan dan diperkenalkan," kata Ketua

Departemen Apresiasi Seni Budaya Nasional dan Pengembangan Teknologi Informasi di Persatuan Artis

penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI, James F. Sundah di Balikpapan,

Senin.

Ciri umum musik daerah adalah sebagai berikut.

Ide musik disampaikan oleh komponis tidak melalui tulisan berupa notasi atau pertitur, tetapi secara

lisan. Misalnya ia menyanyikan lagu gubahannya dihadapan orang lain ketika ronda malam. Ide itu

kemudian dihafalkan orang tersebut dan disebarkan dari mulut kemulut. Jadilah lagu itu dikenal oleh

masyarakat daerah tersebut.

Page 2: Bahan Ajar Seni Musik

Musik daerah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi secara lisan. Generasi tua

mengajarkan komposisi musik daerah kepada generasi muda. Mereka mengajarkan cara menyanyikan

atau memainkan musik kepada anak-anaknya secara lisan. Anak-anak ini akan meneruskannya pula

kepada anank-anak mereka.

Syair lagu, alunan melodi dan irama menunjukkan cirri khas kedaerahan. Sebagai contoh, lagu dari

daerah Jawa, syairnya berbahasa Jawa dan alunan melodinya menggunakan nada-nada dari tangga nada

pelog dan selendro. Demikian juga lagu dari daerah Jakarta, syairnya berbahasa Betawi dan alunan

melodinya umumnya dari tangga nada diatonis.

Musik daerah melibatkan alat-alat musik daerah. Umumnya lagu-lagu daerah di Indonesia diiringi oleh

alat-alat musik khas dari daerah-daerah tersebut. Sebagai contoh, lagu-lagu daerah Jawa umumnya

diiringi oleh alat musik khas Jawa, yakni gamelan. Demikian juga lagu-lagu daerah Sulawesi Utara

umumnya diiringi alat musik khas Sulawesi Utara, yakni kolintang.

Alat-alat musik daerah di Indonesia, antara lain sasando dari NTT, tifa dari Maluku dan Papua, gamelan

dari Jawa Barat dan gondang dari Tapanuli. Setiap alat musik ini memiliki cirri yang berbeda-beda, baik

dari cara jmemainkannya maupu bunyi yang dihasilkannya.

II. Ragam, Sejarah dan Fungsi Musik Daerah

Ragam Musik Daerah

Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya. Tidak hanya hasil buminya yang melimpah, tetapi

juga budaya masyarakatnya yang beraneka ragam. Setiap musik daerah memiliki perbedaan yang jelas,

baik dilihat dari alat yang digunakannya, melodi lagu, maupun fungsi. Karena itulah musik-musik yang

berkembang disetiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dan berbedaantara satu dan yang lainnya.

Sebagai contoh, di Jawa Barat kita mengenal musik Genjring di Subang, Tarling di Cirebon da Tentreng di

Sumedang.

Dari segi lagu, beberapa penulis mengelompokkan lagu-lagu daerah di Indonesia atas dua kelompok,

yakni sebagai berikut;

a) Lagu-lagu daerah yang sangat merakyat. Ciri-cirinya, komposisi musiknya sederhana dan mudah

dicerna. Lagu ini disebut juga lagu rakyat. Lagu ini tumbuh dan berkembang dan diketahui oleh hamper

Page 3: Bahan Ajar Seni Musik

seluruh masyarakat daerah tersebut. Umumnya lagu-lagu ini tidak diketahui penciptanya (anonym) dan

tema-tema yang diangkat pun berkisar pada kegiatan hidup sehari-hari masyarakat tersebut.

b) Lagu-lagu daerah yang diciptakan oleh komponis atau seniman daerah atau disebut juga lagu-lagu

klasik.Ciri-cirinya, komposisi musiknya rumit dan baku, seperti pemakaian notasi, gaya penyampaian,

alunan, atau gaya melodi yang khas. Umumnya lagu-lagu tersebut berkembang di pusat-pusat

pemerintahan, seperti istana kerajaan atau di pusat-pusat budaya.

Sejarah Musik Daerah

Dibanyak tempat, musik lahir dan berkembang dari kegiatan sehari-hari masyarakatnya. Sebagai

contoh :

- musik angklung dari Jawa Barat. Semula, alat musik ini digunakan sebagai alat tabuh tradisional ronda

malam dan pada saat pesta panen atau perkawinan

- musik gondang dari Tapanuli, yang biasa dipakai dalam upacara-upacara masyarakat Batak

- musik lesung (kotekan) dibeberapa daerah di Indonesia, yang biasa dimainkan pada saat menumbuk

padi

- musik gamelan dari Jawa dan Bali. Musik gamelan di Jawa pada mulanya hanya dipakai dalam upacara-

upacara kerajaan didalam istana. Sementara itu, di Bali, musik ini hanya dipakai dalam upacara-upacara

umat Hindu, seperti upacara siklus hidup manusia.

- Musik gong luang dari Bali. Musik tradisi ini sifatnya sacral dan umumnya dipergunakan untuk

mengiringi upacara kematian (ngaben)

- Musik sasando gong dari Rote. Alat musik tradisional ini terbuat dari bahan daun lontar yang banyak

terdapat di daerah rote ini. Musik ini biasa dipakai sebagai hiburan, pengiring tarian dan upacara adat

masyarakat rote

- Musik karang dodou dari daerah tanah siang wilayah barito utara, Kalimantan tengah. Musik karang

dodou merupakan jenis musik ritual yang dapat disaksikan pada saat upacara adat tertentu, misalnya

acara memandikan bayi atau memberikan nama bayi (upacara nokapati).

Page 4: Bahan Ajar Seni Musik

Dalam perkembangannya, musik-musik ini terus disempurnakan dan diperkaya. Dengan daya kreasi para

seniman Indonesia, musik-musik ini menemukan bentuk modernnya. Musik gamelan, misalnya,

dikembangkan sehingga menjadi asset penting bidang pariwisata di Bali. Demikian pula musik angklung

dari Jawa Barat. Musik ini disempurnakan sehingga bisa memainkan berbagai lagu dari dalam maupun

dari luar negeri. Hal yang sama dilakukan terhadap musik kolintang yang disempurnakan dengan

membagi tiga instrument atau alatnya. Ketiga instrumen ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, yakni

instrumen memainkan melodi, pengiring( ritme), dan bass.

Fungsi Musik Daerah

Setiap musik memiliki berbeda antara satu dan lainnya. Fungsi tersebut sesuai dengan keinginan para

pencipta atau masyarakat pemiliknya. Musik yang tersebar di berbagai daerah, dilihat dari fungsinya

dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi.

1) Sebagai media ekspresi

Bagi para seniman, seni merupakan media yang dapat dijadikan untuk mengungkapkan ekspresi yang

ada di dalam dirinya. Melalui musik mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik, mereka

mnegungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan cita-citanya tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan

dunianya. Demikian halnya seniman daerah. Mereka menyaksikan kondisi serta harapan diri dan

masyarakatnya lalu memformulasikannya dalam bentuk lagu dan permainan alat musik. Dari tangan

mereka inilan lahir karya-karya musik yang nantinya bisa dinikmati masyarakatnya.

2) Sebagai media hiburan

Musik diberbagai daerah juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakatnya. Musik dilihat sebagai cara

untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian maupun sebagai saran rekreasi dan ajang

pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat sangat antusias menonton berbagai

pargelaran musiknya. Mereka berbondong-bondong mendatangi balai desa atau tempat pertunjukan

untuk menonton sekalipun pergelaran tersebut dimainkan oleh warga mereka sendiri.

3) Sebagai media upacara

Musik di banyak daerah di Indonesia berkaitan erat dengan upacara-upacara adapt masyarakatnya,

seperti upacara kematian, perkawinan, atau kelahiran. Dibeberapa daerah, bunyi-bunyian yang

dihasilkan instrumen atau alat tertentu diyakini memilki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrument-

Page 5: Bahan Ajar Seni Musik

instrumen seperti ini dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat. Sebagai contoh, musik angklung

dalam masyarakat Jawa Barat yang biasa dipakai dalam upacara Seren Taun atau upacara panen padi

dan musik gong dan gendang didaerah Manggarai (Flores) yang biasa dipakai untuk mengusir setan yang

menyembunyikan salah satu warganya.

4) Sebagai pengiring tarian

Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi-bunyian atau musik yang diciptakan banyak dipakai untuk

mengiringi tarian-tarian daerah. Oleh karena itu, kebanyakan tarian-tarian daerah. Oleh karena itu,

kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Sebagai contoh:

- tari Kecak dari Bali hanya bisa diiringi oleh alunan bunyi yang khas Bali

- tari Saman dari Aceh hanya bisa diiringi oleh alunan bunyi yang khas Aceh

- tari Kancet Pepatay dari suku bangsa Dayak di Kalimantan diiringi dengan lagu “Sak Paku” dan hanya

menggunakan alat musik sampe.

Pengenalan Tokoh Musik Daerah Nusantara dan Proses Berkarya

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tokoh-tokoh musiknya. Mereka inilah yang menjadi tokoh

penting dalam kelahiran dan pengembangan musik daerahnya masing-masing. Melalui perannya, para

tokoh ini bisa mempertahankan unsur-unsur musik tradisinya seperti pola irama dan alunan melodinya.

Merekapun bias mengembangkannya degan berbagai kreasi sehingga tetap bias diterima oleh generasi-

generasi selanjutnya.

Berikut adalah beberapa tokoh musik tradisi di Indonesia:

- Daeng Sutigna dan Imam Sukayat dari Jawa Barat. Kedua tokoh ini berhasil mengembangkan musik

angklung yang dari semula menggunakan tangga nada pentatonic menjadi tangga nada diatonis. Dengan

demikian, alat musik ini bisa memainkan berbagai jenis musik dan dikenal diseluruh Indonesia.

- K.H Dewantara dan Ki Nartosabdo dari Jawa yang berhasil mengembangkan musik gamelan dengan

system sariswara dan wandali.

Page 6: Bahan Ajar Seni Musik

- Makarius dari Manggarai, NTT, yang melalui kreasinya berhasil mengangkat berbagai lagu rakyat dalam

bentuk kaset. Ia pun banyak menghasilkan lagu daerah yang tetap dikenang orang hingga sekarang.

- Nahum Situmorang dan S.Dis dari Tqapanuli yang terkenal dengan berbagai karyanya, seperti “ Dago

Inang Sarge” dan “Butet”.

- Djoko S.dari Jakarta dengan berbagai karyanya, seperti, “ondel-ondel”.

- Uddin, salah seorang seniman dan pencipta lagu daerah, kini terus berjuang meluncurkan lagu-lagu

daerah selayar. Ia bahkan sudah merekam lagu-lagunya kedalam satu kaset master.

- Petrus kaseke dari Minahasa yang berhasisl membuat kolintang dengan dua setengah oktaf nada

diatonis.

Proses Berkarya Musik Daerah

Dalam tradisi musik daerah, karya-karya musik umumnya dihasilkan oleh sekelompok orang meskipun

terdapat pula karya-karya yang dihasilkan secara individual. Sekelompok orang ini umumnya merupakan

sekelompok musik atau orkes musik setempat. Mereka bekerjasama untuk mengahasilkan sebuah karya

musik.

Umumnya, ide-ide musik dari komponis tidak disampaikan melalui sebuah tulisan berupa notasi atau

partitur, tetapi dilakukan seccara lisan. Komponis menyampaikan dan mengajarkan ide-ide musiknya

kepada pemain musik atau penyanyi. Para pemain musik atau penyanyi ini kemudian akan

menghafalkannya dan berkat latihan, ide musik ini kemudian dapat dipentaskan dengan baik.

Pada umumnya, komponis daerah ini dapat memainkan berbagai alat musik. Ia dapat memainkan alat

musik dari yang sederhana hingga yang lebih rumit. Dengan demikian, ia dapat dengan mudah

mengajarkan ide-ide musiknya kepada pemain musik atau penyanyi. Arransemen-arransemen musik

yang telah dibuat oleh komponis-komponis daerah ini kemudian diwariskan pada generasi selanjutnya

melalui cara-cara seperti diatas. Para seniornya akan mengajarkannya kepada para juniornya, demikian

selanjutnya sehingga musik daerah ini tetap dikenal oleh anggota masyarakatnya.

Lagu dan Instrumen Musik Daerah Nusantara

Lagu Daerah

Page 7: Bahan Ajar Seni Musik

Lagu daerah di Indonesia sangatlah banyak. Setiap daerah maupun etnis di Indonesia hampir pasti

memilki lagunya sendiri yang berbeda satu sama lain. Sebagai gambaran, berikut adalah sebagian kecil

lagu-lagu daerah yang ada di Indonesia.

Judul Lagu

Daerah

Bungong Jeumpa

Nanggroe Aceh Darrussalam

Butet

Sumatera Utara

Ayam den Lapeh

Sumatera Barat

Lancang Kuning

Riau

Dek Sangke

Sumatera Selatan

Jali-Jali

Jakarta

Bubuy Bulan

Jawa Barat

Suwe Ora Jamu

Jawa Tengah

Cik-cik Periok

Page 8: Bahan Ajar Seni Musik

Kalimnatan Barat

Ampar-ampar Pisang

Kalimantan Selatan

O ina ni keke

Sulawesi Utara

Anging Mamiri

Sulawesi Selatan

O ulate

Maluku

Somba

Nusa Tenggara Timur

Yamko Rambe Yamko

Papua

Tanduk Majeng

Madura

Contoh perkembangan lagu daerah di Indonesia:

Grup band Krakatau pernah membuktikan bahwa musik daerah juga merupakan musik berkualitas.Tiga

musisi senior berkumpul di sebuah panggung mungil di fX Music, Jakarta. Pada jam session itu, Trie

Utami didaulat sebagai vokalis, Viky Sianipar memainkan suling batak, dan Purwacaraka mengisi posisi

keyboardist. Lalu mengalunlah suara Iie, sapaan akrab Trie Utami, menyanyikan lagu Gundul Pacul

dalam tempo sedang :Gudul-gundul pacul cul, gembelengan Nyunggi nyunggi wakul kul, gembelengan

Bakul ngglimpang segane dadi sak ratan.Tembang tradisional Jawa Tengah ini memang bukan sesuatu

yang asing di telinga. Lain halnya begitu lagu tersebut telah diaransemen ulang oleh ketiganya, hingga

Page 9: Bahan Ajar Seni Musik

menjadi lebih segar dan bernuansa kontemporer.Dan sejatinya, bukan lagu itu saja yang bakal dipermak

ulang.

Instrumen atau Alat Musik Daerah

Dari sekian alat musik yang ada, dapat dibedakan dari tingkat kesulitan memainkan. Bahan

pembuatannya, dan teknik memainkannya.Jika dilihat dari bahan yang digunakan, alat-alat musik

terbuat dari bahan yang berbeda, seperti dari bahan logam, kayu, bambu, tempurung kelapa, tanah liat,

daun daunan, kulit, dan tulang. Adapun jika dilihat dari teknik memainkannya, alat musik ada yang

dimainkan cara dipetik, dipukul, ditepuk, ditiup, digoyangkan, dan digesek.

Berikut beberapa nama alat musik yang terdapat di daerah-daerah Nusantara:

Kendang

Kendang terdapat di daerah Jawa.Kulit bagian kanan dan kiri kendang dari Jawa Tengah ukurannya lebih

besar daripada kendang dari Jawa Barat. Kendang terdiri atas beberapa macam, yaitu kendang gede,

kendang gending, dan kendang bem. Kulit kendang dinamakan tebokan. Tali-tali pereganngnya

dinamakan ular-ular dan cincin-cincin perengggangnya dinamakan suh.

Beberapa kesenian yang berasal dari jawa tengah dan jawa timur menggunakan alat musik ini, misalnya

karawitan, ketoprak, wayang purwa dan ludruk.

Dog- Dog

Merupakan jenis gendang berkulit sebelah yang terdapat dibeberapa daerah di Nusantara. Istilah dog-

dog dikenal di daerah Jawa Barat. Adapun didaerah lain, alat musik ini dikenal dengan nama

gondra( Nias), labu (pulau Roti), dan Gondra ( Simalungun, Sumatra Utara).

Gondra yang dikenal dipulau Nias ada yang berbingkai panjang dengan ukura berat 150-200 cm. Gondra

kecil dinamakan Rafai’i. Adapun di Bengkulu alat musik ini dikenal dengan nama tabot dan diSumatra

Barat dikenal dengan nama Tabuik. Di Jawa Barat, dog-dog dimainkan untuk mengiringi kesenian reog

( lawakan). Cara memainkan alat musik ini dengan menggunakan pemukul atau telapak tangan.

Page 10: Bahan Ajar Seni Musik

Tifa

Alat musik ini sejenis kendang, berkulit sebelah. Garis tengahnya kurang lebih 15-25 cm, panjangnya

kurang lebih 50-70 cm, Cara memainkannya dengan disandang. Tifa dimainkan dengan cara dipukul

menggunakn alat pemukul, kadang pula menggunakan tangan. Tifa banyak terdapat di Papua,

Kalimantan Tengah, Nias, Maluku.

Kolintang

Alat musik ini berasal dari Minahasa (Sulawesi Utara). Kolintang terdiri atas 14-21 bilah kayu. Alat ini

dimainkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul khusus. Alat musik ini terdiri atas bagian melodis

dan bagian ritmis dengan tangga nada diatonis. Orker kolintang dipakai untuk mengiringi lagu-lagu

daerah, pop, keroncong, maupun lagu Barat. Kolintang merupakan alat musik yang telah lama ada. Alat

musik ini sejak1948 diperkenalkan kepada masyarakat didaerah luar Minahasa.

Talempong

Talempong merupakan sejenis boning yang terdapat di Sumatra Barat. Alat musik ini diletakkan berjajar

di atas kayu bernama talempong duduak Alat musik ini kadang-kadang dimainkan dengan ditenteng di

tangan kiri dan tangan kanan memukulnya. Jenis talempong ini dinamakan talempong pacik.

Serunai

Serunai merupakan alat musik sejenis suling yang pada lubang peniupnya diberi alat lidah getar. Alat

musik ini dijumpai di daerah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan dengan nama puwi.

Nama lain jenis suling ii adalah jerupai dan buluh perindu. Selain itu di Kalimantan dikenal klendi dan

gerdek, yaitu beberapa pipa bamboo yang diikat jadi satu dan berpangkal pada sebuah tempurung

berlubang tiup.

Sampek

Sampek merupakan jenis alat musik berdawai tiga yang dimainkan dengan cara diperik. Alat musik ini

terdapat di Suku Dayak (Kalimantan). Sampek dibuat dengan ukiran kayu yang dihias indah. Alat musik

ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian daerah setempat.

Rebab

Page 11: Bahan Ajar Seni Musik

Rebab merupakan alat musik dari Jawa yang dimainkan dengan cara digesek, Alat musik ini dibuat dari

kayu, wadah gemanya (resonansi) ditutup dengan kulit. Dawainya ada dua dan di-setem menurut tangga

nada pelog atau selendro.

Bagian-bagian rebab, antara lain:

- Kupingan, pemutar dawai

- Menur, bagian atas atau disebut kepala rebab

- Palemahan, bagian kaki rebab yang menyentuh tanah

- Jneng, leher rebab

- Rangkung, kayu penggesek rebab

- Yoga, benang penggesek (terbuat dari rambut ekor kuda)

D. Rangkuman

Musik daerah adalah musik yang tumbuh dan berkembang di suatu wilayah atau daerah tertentu. Musik

daerah antara lain meliputi lagu daerah dan alat musik daerah. Ciri umum musik daerah adalah syair

lagu, alunan melodi, dan iramanya menunjukan ciri khas kedaerahan, diwariskan turun-temurun secara

lisan. Secara umum, fungsi musik dalam masyarakat Indonesia meliputi fungsi sebagai sarana atau

media upaca budaya, hiburan, ekspresi diri, komunikasi, dan pengiring tarian.Dengan mengenal elemen-

elemen musik daerah maka diharapkan khususnya siswa sebagai generasi muda dapat meningkatkan

kecintaan terhadap musik daerah.

Salah satu acara yang sudah dilaksanakan untuk mencari bintang-bintang Nusantara adalah

BMD(Program Bintang Musik Daerah) 2008, dimana program ini bermaksud meningkatkan minat

masyarakat dan kaum muda Indonesia untuk mau menggali budaya daerahnya masing-masing,

meningkatkan peran serta kepedulian dan rasa cinta masyarakat kita terhadap lagu daerah dan musik

nusantara, melestarikan pengembangan budaya bangsa Indonesia. Meningkatkan kecintaan serta

kebanggaan pada kebudayaan bangsa sendiri, menggali potensi dan kreatifitas anak muda Indonesia dan

memperkenalkan karya cipta musisi daerah serta penyanyi daerah agar dapat dikenal oleh masyarakat

luas dan juga sebagai ajang promosi seni budaya daerah.

Page 12: Bahan Ajar Seni Musik

E. Tugas

Menurutmu, apakah yang dimaksud dengan musik daerah?

Menurutmu, apa perbedaan antara musik daerah dan musik modern?

Sebutkan cirri-ciri musik daerah!

Sebutkan tokoh-tokoh musik daerahmu beserta peran atau karya-karyanya!

Page 13: Bahan Ajar Seni Musik

KERAGAMAN MUSIK TRADISI NUSANTARA

A. MUSIK TRADISIONAL /DAERAH

Adalah musik yang merupakan kebudayaan (tradisi) dan lahir dari budaya daerah setempat secara

turun-menurun, yang ada pada suatu masyarakat tertentu. Musik ini ada yang tetap dilestarikan oleh

masyarakat setempat, namun adapula yang hilang oleh pergeseran zaman. Ciri-ciri yang menonjol

adalah unsur kedaerahan dan kesederhanaan.

B. MUSIK NUSANTARA

Adalah musik daerah (musik tradisional) yang ada di Indonesia yang merupakan kekayaan budaya

Indonesia yang sangat bernilai harganya, dan tidak kalah dengan musik tradisional di negara lain. Namun

musik ini perlahan-lahan mulai tenggelam atau hilang dengan adanya pengaruh budaya musik barat.

Perkembangannya sebenarnya cukup pesat namun terjadi pergeseran dari tangga nada pentatonis

menjadi diatonis.

Jenis-jenis musik daerah :

1. Musik Daerah Jawa Tengah

Musik daerah yang ada adalah musik gamelan. Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu

gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok

ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.

Page 14: Bahan Ajar Seni Musik

Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti ; mengiringi pagelaran wayang

kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan

bahkan kenegaraan.

Musik Daerah Jakarta ( Betawi )

a. Gambang Kromong

Adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat musik umum (barat) misalnya alat tiup dan

alat gesek . Tangga nada yang digunakan pentatonis Cina. Instrumennya; gong, gendang suling, bonang,

kecrek, dan rebab sebagai melodi. Dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan perempuan. Lagunya

berbentuk pantun.

b. Tanjidor

Adalah kesenian tradisional khas Betawi (Jakarta). Ciri khasnya pada macam-macam alat musik tiup dari

kuningan (trompet dll) dan dilengkapi genderang besar (bas drum) sperti pada drum band. Semua

personilnya bermain sambil berdiri.

3. Musik Daerah Jawa Barat

a. Gamelan Degung

adalah seperangkat alat musik /gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam warna musiknya.

Instrumen yang digunakan; bonang, rincik, saron, jengglong, suling, kecapi, dan rebab. Tangga nada

digunakan adalah pentatonis (pelog dan slendro).

Pada awalnya musik ini untuk acara keagamaan, tetapi sekarang digunakan untuk mengiringi sendratari,

mengiringi gending karesmen (nyanyian resmi), dan sarana hiburan. Keberadaannya telah di kenal sejak

zaman Pakuan Pajajaran.

Page 15: Bahan Ajar Seni Musik

b. Calung

Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Tanga nada

yang digunakan mulanya pentatonis slendro yang kemudian dikembangkan menjadi laras pelog.

Menurut sejarahnya berasal dari alat yang digunakan untuk menghalau burung di sawah yang terbuat

dari belahan bambu yang disebut kekeprak. Kekeprak ini digunakan untuk menakuti sero (binatang

pemakan ikan peliharaan di kolam atau sawah). Kekeprak ini dibunyikan dengan cara digerakkan dengan

air yang jatuh dari pancuran. Alat tersebut berkembang menjadi calung dan sekarang terdiri dari bentuk

dan nama berbeda seperti calung gambang, calung gamelan, dan calung jinjing.

c. Angklung

Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dikocok. Dulu

menggunakan tangga nada pentatonis dan sekarang menggunakan diatonis. Menurut sejarahnya

angklung digunakan untuk memeriahkan pesta padi disawah.Tokoh musik angklung yaitu Daeng Sutisna.

d. Tarling

Berasal dari Cirebon yang ambil dari singkatan gitar dan suling, yakni alat yang mendominasi pada jenis

musik ini. Semula alatnya adalah gamelan bambu lalu meningkat pada kecapi kemudian gamelan yang

terbuat dari besi atau perunggu, kemudian setelah dikenal gitar maka digunakan untuk menggantikan

kecapi. Tokohnya antara lain ; Jon Jayana, H. Abdul Ajid dan Uun S.

e. Arumba

Adalah singkatan dari alunan rumpun bambu. Prinsipnya hampir sama dengan angklung hanya

dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang/saron yang dibunyikan dengan cara dipukul.

Tokohnya antara lain ; Yos Rosadi, Rahmat, Bill Saragih dan Sukardi.

f. Gending Cianjuran

Page 16: Bahan Ajar Seni Musik

Adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjur. Vokal/nyanyian diiringi dengan kecapi, suling

dan rebab. Musik ini digunakan sebagai sarana hiburan para bangsawan Sunda.

g. Klenengan

Adalah suatu pertunjukkan atau permainan gamelan yang menggunakan vokal atau nyanyian. Gamelan

ini dilengkapi dengan seperangkat gendang yang berfungsi untuk mengiringi tarian klasik maupun

modern.

h. Celempungan

Adalah jenis musik yang mengutamakan vokal/nyanyian atau gending. Instrumennya terdiri atas kecapi,

rebab, dan celempungan (bambu besar yang diberi dawai). Kini celempungan telah diganti dengan

perangkat gendang dan gong.

4. Musik Daerah Jawa Timur dan Madura

Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah. Di Madura musik

gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.

5. Musik Daerah Bali

Musik daerah Bali tidak jauh berbeda dengan musik gamelan Jawa Tengah namun resonator lebih tinggi.

Perbedaan yang menonjol adalah cara memainkannya, yakni gamelan Bali lebih hidup, iramanya cepat

dan lebih dominan suara saron (peking) dan demungnya. Tangga nada yang digunakan adalah

tangganada pentatonis.

6. Musik Daerah Bima dan Sumba (NTB)

a. Musik Daerah Bima

Page 17: Bahan Ajar Seni Musik

Musik daerah ini banyak dipengaruhi musik Jawa. Jenis instrumennya antara lain; garpu tala bambu, silu

(hobo), muri (klarinet dari daun), genggong (jewharp), sarone (suling bambu memakai ban), dan

idiokardo 4 dawai.

b. Musik Daerah Sumba

Musik yang khas adalah nyanyian-nyanyian wanita. Intrumennya tidak ada yang khas, hanya namanya

berubah misalnya : jungga (musik tiup), lamba ( gendang satu kulit ), katala ( gong ) dan suling hidung.

7. Musik Daerah Aceh

Musik daerah ini jelas sekali pengaruh dari musik Islami yang masuk dalam nyanyian-nyayiannya.

Instrumennya terdiri atas ; canangtring, rebana, gambus, marwas, hareubab, gedumba ( gendang ), dan

bangsi atau serimai ( suling ).

8. Musik Daerah Riau

a. Musik Gambus

Musik ini erat sekali hubungannya dengan agama Islam. Instrumen yang digunakan adalah gambus,

rebana/marwas, dan biola. Tema lagu umumnya bertema keagamaan dan persoalan cinta.

b. Orkes Melayu

Adalah orkes yang membawakan lagu-lagu melayu asli. Instrumen yang digunakan : akordeon, 4 buah

gendang melayu, dan sebuah gong kecil. Orkes ini merupakan cikal bakal musik melayu yang kita kenal

sekarang sebagi musik dangdut.

9. Musik Daerah Nias

Musik Nias yang asli menggunakan 3 atau 4 nada dalam satu oktav. Jenis ini sekarang sukar sekali

ditemukan. Instrumen yang digunakan ; gong besar, faritia/saraina (gong kecil), sigu mbawa dan surune

Page 18: Bahan Ajar Seni Musik

mbawa (suling), Druridana (garputala bambu), tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan taburana (gendang

yang panjangnya 3 meter dengan 2 kulit), Koko (semacam celempung/kecapi), Lagiya (rebab).

Musik Nias tidak untuk diperdengarkan tetapi untuk mengiringi cerita-cerita untuk mendatangkan roh-

roh gaib.

10. Musik Daerah Batak (Sumatera Utara)

Musik daerah ini banyak dipengaruhi musik gereja yang dikenal dengan sebutan musik tataganing atau

musik gondang. Tangga nada yang digunakan adalah diatonis yang sudah harmonis.

Instumen yang digunakan antara lain ; gerantung (semacam gambang), tangetong/nungneng (sumber

bunyinya tali/dawai tapi dimainkan dengan dipukulkan pada suatu benda), salodap, salonat, sordam,

tarafait (sejenis suling), tatagoning/gondang (satu stel gendang), gong (didatangkan dari Semarang),

arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi dengan 2 dawai yang dapat di stem.

11. Musik Daerah Minangkabau (Sumatera Barat)

Musik yang terkenal adalah talempong. Instrumennya menggunakan alat musik daerah itu sendiri

ditambah dengan alat-alat musik barat, antara lain : alat musik tiup (saluang, bansi, serunai, puput

batang padi, puput tanduk dan suliang), alat musik perkusi (gendang dol/gendang besar, ketipung,

rebana, gandang sedang, talempong, dan gong/canang)

12. Musik Daerah Kalimantan

Musik daerah Kalimantan pesisir banyak mendapat pengaruh dari daerah-daerah, seperti daerah

Banjarmasin dan suku Dayak. Di Daerah Banjar masih terdapat orkes karawitan khas Banjar. Instrumen

yang digunakan terdiri ; rebab, gender, gambang, dan suling ( diagonal ).

Suku Dayak mempunyai musik khas tersendiri dengan instrumen yang terdiri atas ; kledi/keruri/kedire

(suling), kasapi/sampek (semacam lute yang dipetik), tawak ( gong ), gendang besar dan kecil.

Page 19: Bahan Ajar Seni Musik

13. Musik Daerah Minahasa

Musik khas daerah ini adalah Kulintang yaitu semacam gambang yang terbuat dari bilahan kayu dan satu

perangkat terdiri dari atas 7 kulintang. Tangga nada yang digunakan adalah diatonis. Instrumennya

antara lain ; suling, gambus dan marwas/rebana.

Lagu-lagu yang dibawakan dalm koor bersuara 4 atau lebih dalam gaya primitif polyphone terutama

dalam acara panen.

14. Musik Daerah Sulawesi Selatan

Di daerah ini terdapat dua jenis musik musik Makasar (Ujung Pandang) disebut genrang bulo yaitu

diambil dari nama gendang tanpa kulit (membran) yang cara memainkannya yaitu dengan dipukul-

pukulkan pada suatu benda. Musik Bugis disebut Idiokardo

Instrumen yang melengkapi kedua jenis musik di atas, yaitu ;

Alat musik tiup terdiri atas puwi-puwi (hobo), basing bugis (suling kembang) dan basing-basing

(klarinet).

15. Musik Daerah Sangihe-Talaud (Sulawesi Utara)

Musik daerah ini sangat dipengaruhi kuat oleh agama kristen. Instrumennya terdiri atas garpu tala

bambu, bansi (suling bambu), tegogong (gendang satu kulit), salude (semacam dengan dua dawai) dan

arababu (semacam rebab).

16. Musik Daerah Maluku

Musik di daerah Maluku, alat-alat yang asli sudah hilang. Instrumen musiknya diseluruh Maluku hampir

sama yaitu ; gong (dari Jawa), arababu (rebab) dengan resonator dari tempurung, idiokordo yang

disebut tatabuhan, korno (alat musik tiup) yang terbuat dari siput dan disebut fuk-fuk, bermacam-

macam gendang yang disebut tifa.

Page 20: Bahan Ajar Seni Musik

Untuk daerah–daerah Islam seperti Halmahera, Bacan, Ternate, dan Tidore dengan sendirinya memiliki

alat-alat musik Islam seperti gambus, rebana, bangsil (suling) dan sulepe (alat musik yang sumber

bunyinya dari tali/dawai tapi resonatornya dari tempurung)

Daerah Ambon memiliki klesipan (semacam gambang dari kayu yang terdiri atas 10-16 bilahan yang

disebut tetabuhan kayu), dan bonang yang disebut gong sembilan/gong dua belas. Yang paling khas

adalah orkes suling bambu dengan ambitus (luas suara) dari bass sampai sopran.

17. Musik Daerah Irian Jaya (Papua)

Musiknya mendapat pengaruh dari Maluku. Instrumennya tidak begitu banyak hanya satu yang menarik,

yakni Genderang (dihiasi pahatan dengan pewarnaan yang artistik dan kulitnya dari biawak ). Alat musik

lainnya seperti rebana, rebab, tifa, dan gong (kiriman dari Maluku).

Instrumen yang ada di Papua digunakan untuk keperluan praktis, misalnya Sekakas, yang digunakan

untuk menarik ikan-ikan hiu. Sekakas bisa mengeluarkan bunyi gemeretakan kalau dipegang setengah

didalam laut dan setengahnya lagi di udara.

18. Musik Daerah Timor ( NTT )

Instrumen musik yang khas adalah sasando, yaitu sebuah siter dari bambu yang terdiri atas 36 dawai

yang terbuat dari logam. Resonatornya terbuat dari daun palm yang dirangkai dalam bentuk mangkok

yang meliputi siter itu. Selain sasando adalah dadako yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari

tali/dawai yang cara memainkannya dipukulkan pada suatu benda. Instrumen lainya adalah bobi

/foe/semaku (suling), hilu/puwi-puwi/kabarung (suling yang memakai ban), bibililu tihar (gendang satu

kulit) dan gong kecil-kecil.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK DAERAH

Page 21: Bahan Ajar Seni Musik

1. Sejarah Perkembangan Musik Daerah (Jawa)

Pemunculan musik daerah sangat beragam sesuai dengan keragaman budaya setempat yang

dipengaruhi adat istiadat, pandangan hidup, dan sistem religi serta sistem sosial sehingga membentuk

warna dan karakteristik tersendiri.

Dalam musik gamelan Jawa merupakan manifestasi atau perwujudan dari tata kehidupan orang Jawa,

yang secara filosofis tercermin dari mitologi sejarah kelahiran musik Jawa itu sendiri yang merupakan

salah satu bentuk musik yang di gunakan sebagai media mengungkapkan atau mengekspresikan isi jiwa

orang Jawa.

Menurut sejarahnya gamelan Jawa lahir seiring dengan datangnya para imigram yang membawa

kepercayaan Hindu ke Indonesia. Pujangga Ronggowarsito dalam bukunya Pustaka Raja Purwa,

menyebutkan bahwa gamelan jawa terdapat di Indonesia sekitar tahun 326 ¢aka (404 Masehi). Menurut

kepercayaan Hindu, gamelan diciptakan oleh Batara Indra atas perintah Hyang Giri Nata yang diberikan

Raja Karna dari negeri Purwacarita.

Tugas : Carilah sejarah perkembangan musik daerah lainnya.

2. Keunikan Alat Musik Tradisi (Jawa)

Gamelan Jawa terbuat dari logam, kayu, kulit, kawat, dan bambu. Proses penciptaannya masih

sederhana dan mengandalkan pekerjaan tangan (kerajinan tangan), namun hasil karya tersebut memiliki

kualitas yang dapat di banggakan dan mengandung keunikan tersendiri, baik ditinjau dari sudut bentuk

fisik maupun tone suara yang dihasilkan oleh instrumen tersebut. Warna suara tiap-tiap instrumen

berbeda-beda namun jika ditabuh berbarengan dengan nada teratur dapat menghasilkan alunan suara

yang mampu menghanyutkan hati bagi orang yang mendengarkannya.

Gamelan Jawa sekarang sudah terkenal, dicari bahkan di pelajari oleh negara lain seperti di Amerika

serta negara lainnya dan dipajang di loby hotel-hotel bahkan menjadi materi wajib di perguruan tinggi

manca negara. Banyak bermunculan group-group orkestra gamelan seperti di Amerika dan negara

lainnya. Namun sungguh ironis kita yang asli orang Indonesia (Jawa) tidak megetahui dan tidak dapat

memainkannya.

Tugas : Carilah keunikan alat musik daerah lainnya.

Page 22: Bahan Ajar Seni Musik

3. Tokoh-tokoh Seni Musik Daerah

Hampir setiap daerah memiliki tokoh dan seniman musik daerah diantaranya adalah sebagai berikut :

Raden Machyar Koesoemadinata (Jawa Barat). Jasanya memberi nama (lambang) nada-nada alat musik

tradisional Sunda berupa da, mi, na, ti, la sehingga memungkinkan musik Sunda dapat dikemnangkan

dan dipelajari daerah lain.

Koko Koeswara/ Mang Koko (Jawa Barat) da, mi, na, ti, la, da untuk tangga nada pelog dalam tiga nada

dasar. Selain itu menciptakan lagu Sunda diantaranya Sekar Gending.

Daeng Soetigna (Jawa Barat) . Jasanya telah mengubah tangga nada pentatonis pada alat musik

angklung menjadi diatonis sehingga angklung dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun manca negara.

Ki Narto Sabdo (Jawa Tengah). Selain dalang juga tokoh seniman musik gamelan yang banyak

menciptakan lagu-lagu dolanan dengan bergai versi baik Sunda maupun Bali.

Jon Jayana (Cirebon). Merupakan dedengkot Tarling yang jasanya menambah gitar dan suling pada

tahun 1953 dengan gong lemper. Model tarling inilah yang berkembang sebagai bentuk kesenian mirip

dangdut.

Tugas : Carilah Tokoh-tokoh musik daerah lainnya.

D. FUNGSI MUSIK DAERAH

1. Fungsi Individual

Musik merupakan atau mengekspresikan gejolak hati, jiwa,perasaan, atau kegalauan yang terpendam

dalam hatinya. Melalui syair lagu misalnya seniman musik dapat mengkritik/memprotes kondisi

lingkungan, rasa cinta sesama manusia, alam dan Sang Pencipta.

2. Fungsi Sosial

Page 23: Bahan Ajar Seni Musik

Musik memiliki peran besar dalam kehidupan manusia, dalam sebuah upacara adat, upacara

kenegaraan, upacara keagamaan, penyambutan tamu, pesta pernikahan, dan lain-lain.

a) Media Rekreasi atau Hiburan

b) Media Komunikasi

c) Media Pendidikan

d) Media Pemujaan ( Keagamaan)

Nama Alat Musik Tradisional Khas Daerah Adat Budaya Nasional - Kebudayaan Nusantara Indonesia

Tue, 30/05/2006 - 9:30pm — godam64

1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD

Alat Musik Tradisional : TT

2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut

Alat Musik Tradisional : Aramba, Doli-doli, Druri dana, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan,

3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar

Alat Musik Tradisional : Saluang, Talempong Pacik

4. Provinsi Riau

Alat Musik Tradisional : TT

5. Provinsi Jambi

Alat Musik Tradisional : TT

6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel

Alat Musik Tradisional : TT

Page 24: Bahan Ajar Seni Musik

7. Provinsi Lampung

Alat Musik Tradisional : TT

8. Provinsi Bengkulu

Alat Musik Tradisional : TT

9. Provinsi DKI Jakarta

Alat Musik Tradisional : TT

10. Provinsi Jawa Barat / Jabar

Alat Musik Tradisional : Arumba, Calung, Dod-dog, Gamelan Sunda, Angklung, Rebab, Siter / Celempung

11. Provinsi Jawa Tengah / Jateng

Alat Musik Tradisional : Gamelan Jawa, Siter / Celempung

12. Provinsi DI Yogyakarta / Jogja / Jogjakarta

Alat Musik Tradisional : TT

13. Provinsi Jawa Timur / Jatim

Alat Musik Tradisional : TT

14. Provinsi Bali

Alat Musik Tradisional : Gamelan Bali

15. Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB

Alat Musik Tradisional : Cungklik

16. Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT

Alat Musik Tradisional : Foi Mere, Sasando, Keloko

17. Provinsi Kalimantan Barat / Kalbar

Alat Musik Tradisional : TT

Page 25: Bahan Ajar Seni Musik

18. Provinsi Kalimantan Tengah / Kalteng

Alat Musik Tradisional : TT

19. Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel

Alat Musik Tradisional : Babun

20. Provinsi Kalimantan Timur / Kaltim

Alat Musik Tradisional : TT

21. Provinsi Sulawesi Utara / Sulut

Alat Musik Tradisional : TT

22. Provinsi Sulawesi Tengah / Sulteng

Alat Musik Tradisional : TT

23. Provinsi Sulawesi Tenggara / Sultra

Alat Musik Tradisional : TT

24. Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel

Alat Musik Tradisional : Alosu, Anak Becing, Basi-Basi, Popondi, Keso-Keso, Lembang

25. Provinsi Maluku

Alat Musik Tradisional : Floit, Nafiri, Totobuang, Tifa

26. Provinsi Irian Jaya / Papua

Alat Musik Tradisional : Atowo, Tifa, Fu

27. Provinsi Timor-Timur / Timtim

Alat Musik Tradisional : TT

Lain-Lain :

Page 26: Bahan Ajar Seni Musik

- Gerdek berasal dari daerah Dayak Kalimantan

- Kere-kere galang berasal dari daerah Goa

- Kinu berasal dari daerah Pulau Roti

- Kolintang berasal dari daerah Minahasa

- Sampek berasal dari daerah Dayak Kalimantan

- Talindo berasal dari daerah Sulawesi

- Kecapi berasal dari daerah Seluruh Nusantara Umumnya di Jawa

- Kledi berasal dari daerah Kalimantan

- Serunai berasal dari daerah Sumatera

Keterangan Singkatan :

TT = Tidak Tersedia

Keterangan :

Data ini berdasarkan jaman Indonesia masih 27 propinsi dengan provinsi terakhir masih timor timur.

Timor timur kini sudah terpisah dari NKRI menjadi negara baru yang berdaulat dengan nama Timor

Leste.

Daftar Nama Lagu Daerah Musik Tradisional Khas Budaya Nasional - Kebudayaan Nusantara Indonesia

Lagu Ampar-Ampar Pisang berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Selatan

Page 27: Bahan Ajar Seni Musik

Lagu Anak Kambing Saya berasal dari daerah / provinsi NTT

Lagu Angin Mamiri berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Selatan

Lagu Anju Ahu berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Apuse berasal dari daerah / provinsi Papua

Lagu Ayam Den Lapeh berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Barek Solok berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Batanghari berasal dari daerah / provinsi Jambi

Lagu Bolelebo berasal dari daerah / provinsi Nusa Tenggara Barat

Lagu Bubuy Bulan berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat

Lagu Bungong Jeumpa berasal dari daerah / provinsi NAD

Lagu Burung Tantina berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Butet berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Cik-Cik Periuk berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Barat

Lagu Cing Cangkeling berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat

Lagu Dago Inang Sarge berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Dayung Palinggam berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Dek Sangke berasal dari daerah / provinsi Sumatra Selatan

Lagu Desaku berasal dari daerah / provinsi NTT

Lagu Esa Mokan berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara

Lagu Gambang Suling berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah

Lagu Gek Kepriye berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah

Lagu Goro-Gorone berasal dari daerah / provinsi Maluku

Page 28: Bahan Ajar Seni Musik

Lagu Gundul Pacul berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah

Lagu Haleleu Ala De Teang berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu Fluhatee berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu llir-llir berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah

Lagu Indung-Indung berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Timur

Lagu Injit-Injit Semut berasal dari daerah / provinsi Jambi

Lagu Jali-Jali berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta

Lagu Jamuran berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah

Lagu Kabile-bile berasal dari daerah / provinsi Sumatra Selatan

Lagu Kalayar berasal dari daerah / provinsi Kalimatan Tengah

Lagu Kambanglah Bungo berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Kampung nan Jauh Di Mato berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Ka Parak Tingga berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Keraban Sape berasal dari daerah / provinsi Jawa Timur

Lagu Keroncong Kemayoran berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta

Lagu Kicir-Kicir berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta

Lagu Kole-Kole berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Lalan Belek berasal dari daerah / provinsi Bengkulu

Lagu Lembah Alas berasal dari daerah / provinsi NAD

Lagu Lipang Lipangdang berasal dari daerah / provinsi Lampung

Lagu Lisoi berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Macep-cepetan berasal dari daerah / provinsi Bali

Page 29: Bahan Ajar Seni Musik

Lagu Madedek Magambiri berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Malam Baiko berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Mande-Mande berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Manuk Dadali berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat

Lagu Ma Rencong berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Selatan

Lagu Mejangeran berasal dari daerah / provinsi Baii

Lagu Meriam Tomong berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Meyong-Meyong berasal dari daerah / provinsi Bali

Lagu Moree berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu Na Sonang Dohita Nadua berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Ngusak Asik berasal dari daerah / provinsi Bali

Lagu Nuluya berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Tengah

Lagu 0 Ina Ni Keke berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara

Lagu Ole Sioh berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu 0 Re Re berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu Orlen-Orlen berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu 0 Ulate berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Pai Mura Rame berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu Pakarena berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Selatan

Lagu Palu Lempong Pupoi berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Tengah

Lagu Panon Hideung berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat

Lagu Paris Barantai berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Selatan

Page 30: Bahan Ajar Seni Musik

Lagu Peia Tawa-Tawa berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Tenggara

Lagu Pileuleuyan berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat

Lagu Pinang Muda berasal dari daerah / provinsi Jambi

Lagu Pitik Tukung berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta

Lagu Potong Bebek berasal dari daerah / provinsi NTT

Lagu Putri Ayu berasal dari daerah / provinsi Bali

Lagu Rambadia berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Rang Talu berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat

Lagu Rasa Sayang-Sayange berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Ratu Anom berasal dari daerah / provinsi Bali

Lagu Saputanga Bapuncu Ampat berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Selatan

Lagu Sarinande berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Selendang Mayang berasal dari daerah / provinsi Jambi

Lagu Sengko-Sengko berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Sepakat Segenap berasal dari daerah / provinsi DI Aceh

Lagu Sinanggar Tulo berasal dari daerah / provinsi Sumatera Utara

Lagu Sing Sing So berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara

Lagu Sinom berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta

Lagu Sipatokahan berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara

Lagu Sitara Tillo berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara

Lagu Soleram berasal dari daerah / provinsi Riau

Lagu Surilang berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta

Page 31: Bahan Ajar Seni Musik

Lagu Suwe Ora Jamu berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta

Lagu Tahanusangkara berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara

Lagu Tanduk Majeng berasal dari daerah / provinsi Jawa Timur

Lagu Tanase berasal dari daerah / provinsi Maluku

Lagu Tari Tanggai berasal dari daerah / provinsi Sumatra Selatan

Lagu Tebe O Nana berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu Tekate Dipanah berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta

Lagu Tokecang berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat

Lagu Tondok Kadindangku berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Tengah

Lagu Tope Gugu berasal dari daerah / provinsi SulawesiTengah

Lagu Tumpi Wayu berasal dari daerah / provinsi KalimantanTengah

Lagu Tutu Koda berasal dari daerah / provinsi NTB

Lagu Yamko Rambe Yamko berasal dari daerah / provinsi Papua

1. Instrumen Musik Perkusi.

Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik

menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat

musik perkusi adalah Gamelan, Kendang, Kecapi, Arumba, Talempong, Sampek dan Kolintang, Rebana,

Bedung, Jimbe dan lain sebagainya.

Page 32: Bahan Ajar Seni Musik

a. Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam, gamelan berasal dari daerah Jawa tengah,

Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat disebut dengan Degung dan di Bali disebut Gamelan Bali. Satu

perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bonang, peking,

gender dan beberapa instrumen lainnya. Disamping itu gamelan mempunyai nada

pentatonis/pentatonic.

b. Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan (kambing).

Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang

mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali

kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan

ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan

Nias. Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam.

rebana dapat dijumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.

c. Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerh Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah

sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai

resonatornya. Alat musik yang menyerupai kecapi adalah siter dari Jawa Tengah.

d. Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daereah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang

terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pad awalnya arumba

menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada

diatonis.

e. Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau. Talempong adalah alat musik bernada

diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).

Page 33: Bahan Ajar Seni Musik

f. Sampek (sampe/sapek) adlah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah

Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dipenuhi dengan ornamen/ukiran yang indah.

Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan dari daerah Tapanuli,

Jungga dari Sulawesi Selatan.

g. Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa. Alat musik ini mempunyai tangga nada

diatonis yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar dibuat dari kayu dan

cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.

h. Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur, kecapi ini terbuat dari

bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang

mempunyai bentuk setengah bulatan.

2. Instrumen Musik Gesek.

Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal

dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebab terbuat dari bahan kayu dan

resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada

pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan

yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan

Kalimantan Selatan.

3. Instrumen Musik Tiup.

Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu hampir semua daerah di Indonesia dapat

dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di

Page 34: Bahan Ajar Seni Musik

Sumatera Utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang

antara 40 - 100 cm dengan garis tengah 2 cm.

Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4 - 6 lubang nada dan

bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti

ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Papua.

Musik

Memiliki berbagai macam seni musik dan instrumen musik salah satunya intrumen musik Kecapi atau

Kacapi berbentuk seperti dayung berdawai 2 dan 3,terbuat dari bahan kayu ringan (kayu jalutung atau

hanjalutung)serta bernada minor, Kacapi biasa untuk mengiringi seni vokal salah satunya seni vokal

seperti pantun yang disebut Karungut dan seni tari Manganjan,juga biasa digunakan oleh umat

Kaharingan sebagai alat musik dalam upacara-upacaranya. Permainan Kacapi biasa disebut Mangacaping

dan lebih dinamis dalam permainannya. Kacapi berbeda dengan instrumen musik petik sejenis dari

Propinsi Kalimantan lain.

Garantung, Alat Musik Tradisional

GARANTUNG atau gong merupakan salah satu alat musik yang digunakan masyarakat Suku Dayak. Selain

garantung masyarakat Dayak juga menyebutnya dengan gong dan agung. Garatung diklasifikasikan

sebagai salah satu alat musik dalam kelompok idiophone yang terbuat dari bahan logam; besi, kuningan,

atau perunggu.

Page 35: Bahan Ajar Seni Musik

Menurut sejarah, garantung masuk ke wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah dibawa oleh

para pedagang dari tanah Jawa, tepatnya pada saat hubungan dagang antara pedagang dari Kalimantan

dan Kerajaan Majapahit.

Meski begitu, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa masuknya garantung ke daratan

Kalimantan dibawa oleh para pedagang asal Yunan (Cina, Red), India dan Melayu yang pada masanya

memiliki pengaruh besar bagi perkembangan kehidupan masyarakat Suku Dayak.

Di kalangan masyarakat Suku Dayak, garantung juga dipercaya sebagai salah satu benda adat yang

diturunkan dari Lewu Tatau (surga atau khayangan, Red) sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi

dengan roh-roh leluhur.

Dalam komunitas masyarakat Suku Dayak, garantung juga digunakan untuk memberi tahu masyarakat

luas tentang adanya suatu acara atau pesta yang dilaksanakan oleh salah satu keluarga, dan dari salah

satu kampung ke kampung lain.

Begitu juga ketika ada acara kematian atau upacara tiwah --khususnya para pemeluk Kaharingan, pada

saat jenazah masih disemayamkan di rumah duka, garantung akan dimainkan untuk mengantarkan roh

orang yang meninggal ke alam roh.

Tari kanjan sebagai salah satu tarian sakral untuk mengantarkan roh orang yang meninggal ke alam roh,

garantung menjadi salah satu alat untuk mengiringi tarian tersebut. Garantung akan dimainkan dengan

irama khusus dan sakral.

Page 36: Bahan Ajar Seni Musik

Selain sebagai alat musik tradisional, dalam komunitas masyarakat adat Suku Dayak, garantung juga

menjadi salah satu benda berharga yang berfungsi sebagai barang adat dan dijadikan sebagai alat tukar

untuk menilai sesuatu barang atau jasa.

Keperluan sebagai barang adat itu masih berlangsung hingga sekarang, khususnya pada acara adat

perkawinan, garantung menjadi salah satu mas kawin atau barang permintaan yang harus diserahkan

kepada pihak ahli waris mempelai perempuan.

Pada perkembangan selanjutnya, karena terbatasnya jumlah garantung, maka nilai sebuah garantung

kemudian dihitung dalam bentuk nilai mata uang yang berlaku pada saat perjanjian perkawinan adat

kedua mempelai dilakukan.

Selain itu, dahulu, garantung juga menjadi salah satu penanda status sosial seseorang. Semakin banyak

garantung yang dimiliki oleh seseorang atau keluarga tersebut, maka akan semakin tinggi status sosial

yang bersangkutan dan semakin tinggi pula ia dihormati.

Garantung Suku Dayak terdiri atas empat jenis dengan lima nada dasar atau laras, masing-masing;

garantung tantawak berukuran kecil dan memiliki nada dasar G atau E, garantung lisung dengan ukuran

sedang yang memiliki nada dasar D atau C, garantung papar berukuran besar dengan nada dasar A, serta

sebuah garantung bandih yang berbentuk kecil tetapi memiliki nada yang tinggi. (pahit s. narottama)

enin, 2008 Februari 25

Gandang, Membranophone Musik Dayak

Page 37: Bahan Ajar Seni Musik

MASYARAKAT Suku Dayak mengenal dengan baik alat musik gandang sebagai salah satu alat musik dari

kelompok membranophone untuk mengiringi tarian dan lagu yang dinyanyikan. Karena itu, alat musik

gandang pun sangat populer sebagai sebuah bagian harmoni di kalangan masyarakat Suku Dayak.

Bebunyian gandang merupakan pelengkap perangkat musik yang terdiri atas berbagai jenis alat musik

termasuk rangkaian instrumen lain di antaranya; garantung (gong, Red), dan kangkanong (kenong, Red).

Gandang dibuat dari bahan kayu dengan rongga, sementara membran atau selaput getar dibuat dari

kulit hewan atau binatang dengan ukuran besar, antara lain; sapi, kerbau, kambing atau jenis kulit

binatang lain untuk menutupi rongga dan diikat dengan rotan.

Sebelum kulit binatang itu dijadikan selaput getar atau membran gandang, kulit binatang itu dikeringkan

dan dipasangkan menutupi semua bagian rongga dan untuk mengencangkan membran digunakan

beberapa baji pada simpei (simpul, Red).

Menurut sejarah dan galian kepurbakalaan, sejumlah kalangan memercayai bahwa gandang merupakan

alat musik tradisional dari daratan Cina sejak sekitar 3.000 tahun yang lalu dan kemudian berkembang

ke seluruh dunia dibawa oleh para perantau yang membawa tradisi kesenian ke luar Cina.

Pada zaman purbakala, gandang itu tidak saja digunakan untuk acara persembayangan atau

persembahan kepada dewa-dewa dengan tarian dan nyanyian, tetapi juga untuk menggetarkan

semangat perjuangan para tentara untuk maju perang dan digunakan sebagai alat komunikasi.

Menurut catatan lainnya, gendang yang berkembang di Nusantara atau ranah Melayu, termasuk

Indonesia, dipercaya dibawa oleh unsur-unsur galur dari tanah Parsi (Persia, Red) di wilayah Timur

Page 38: Bahan Ajar Seni Musik

Tengah dan dibawa oleh para pedagang Arab dan India pada kurun waktu sekitar abad ke-14 bersamaan

dengan masuknya agama Islam yang lebih banyak mewarnai tradisi Melayu.

Berdasarkan rilis tersebut, sejumlah sejarawan percaya bahwa gendang lebih banyak berkembang di

wilayah Timur Tengah sebagai pelengkap musik tradisional di kalangan bangsa Arab, sebelum kemudian

menyebar ke seluruh dunia.

Di kalangan masyarakat Suku Dayak dikenal berbagai jenis gandang, antara lain; gandang tatau, gandang

manca dan gandang bontang. Ketiga jenis gandang itu memiliki ukuran yang berbeda dan penggunaan

yang berbeda pula.

Gandang tatau (gendang tunggal, Red) adalah jenis gandang yang agak besar dan panjang. Panjangnya

bisa mencapai satu-dua meter dengan garis tengah atau diameter mencapai lebih kurang 40 centimeter.

Pada gandang tatau, salah satu bagian ujungnya dipasang membran yang terbuat dari kulit sapi, rusa

atau panganen (ular sawa atau piton, Red) dan pada bagian pangkalnya dibiarkan terbuka untuk

menguatkan suara ketika membran ditabuh.

Gandang tatau biasanya digunakan pada upacara-upacara adat, antara lain acara tiwah (upacara

kematian, Red) dan upacara penyambutan tamu dengan alat musik pengiring lainnya terdiri atas gong

sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.

Gandang manca lebih umum dikenal masyarakat Suku Dayak sebagai gandang kembar yang terdiri atas

sepasang gendang, yang terdiri atas gandang panggulung dan gandang paningkah yang memiliki

perbedaan ketebalan membran pada bagian penutup rongga.

Page 39: Bahan Ajar Seni Musik

Gandang manca ini juga merupakan gendang yang terdiri atas dua membran di kedua ujung rongga

dengan ukuran diamater yang berbeda, dalam artian, rongga gandang ditutup oleh membran atau

selaput getar yang melapisinya.

Pada gandang panggulung, membran yang melapisi ujung rongga pada diameter yang lebih besar

dengan kulit yang lebih tebal dan pada ujung rongga yang lebih kecil dipasang membran dengan kulit

yang lebih tipis.

Sementara gandang paningkah merupakan kebalikan dari gandang panggulung, yang pada bagian ujung

diameter yang lebih besar ditutup oleh membran yang tipis, dan pada ujung lainnya dengan diameter

yang lebih kecil menggunakan membran yang lebih tebal.

Gandang bontang bentuknya mirip dengan gandang tatau, tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan lebih

pendek serta berukuran diameter antara 20-30 centimeter dan panjang antara 30-50 centimeter.

Membran yang menutupinya pun dari kulit hewan yang tebal.

Cara membunyikan gandang bontang ini pun biasanya tidak dengan cara ditabuh menggunakan telapak

tangan seperti gandang-gandang lainnya, melainkan dengan cara dipukul menggunakan rotan dan

umumnya juga digunakan untuk mengiringi balian bawo atau balian dadas. (pahit s. narottama)

Tanjidor Masihkah Berbunyi ?

Tret.. tetet dhrong tretetet dung…… trek – dung - trekdung……dung……dung………dung

Page 40: Bahan Ajar Seni Musik

Begitulah sayup-sayup terdengar alunan musik etnis Betawi yang lagi mengiringi arak-arakan pengantin

sunat di Ciganjur, pinggiran kota Jakarta. Musik khas etnis Betawi lama yang kebanyakan didukung oleh

para musisi berusia senja ini melintasi gang-gang sempit dengan semangat baja. Layaknya serdadu yang

mau maju perang. Pemandangan macam ini sangat menghibur dan menyenangkan hati orang yang

kebetulan menyaksikan deretan kaum akhir (orang – orang tua) yang lagi ngejreng dengan alat musik

yang sudah tua pula.

Kendati pun “Tanjidor” disebut musik rakyat Betawi, namun instrumennya menggunakan alat musik

modern, terutama alat tiup. Seperti trombhon, piston (comet a piston), tenor, klarinet, as, dilengkapi

alat musik tabuh membran, yang biasa disebut tambur atau genderang.

Sejak kapan jenis musik etnis ini mulai menggeliat di tanah Betawi ? Dalam buku “Ikhtisar Kesenian

Betawi”, terbitan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, disebutkan sudah tumbuh sejak abad ke-19. Kegiatan

bermusik ini begitu santer dan terus berkembang di pinggiran kota Jakarta. Dalam sejarah

perkembangannya, konon jenis musik ini berasal dari orkes yang semula dibina dalam lingkungan tuan-

tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, tak jauh dari Cibinong, pinggiran Jakarta.

Selaras dengan pergeseran zaman, sebagian besar alat musik yang hingga kini masih digunakan

termasuk kategori instrumen yang sudah usang dan cacat. Barang bekas yang sudah pada peyot dan

penyok-penyok ini toh masih bisa berbunyi. Kendati suaranya kadang-kadang melenceng ke kanan dan

ke kiri alias fals. Saking tuanya, alat musik tersebut sudah ada yang dipatri, dan ada pula yang diikat

dengan kawat agar tidak berantakan. Tetapi semua itu tidak mengurangi semangat penabuhnya yang

umumnya juga sudah pada lanjut usia.

Page 41: Bahan Ajar Seni Musik

Sekali pernah, kantor Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, menyelenggarakan Festival Tanjidor beberapa

waktu lalu di Anjungan DKI, Taman Mini Indonesia Indah. Namun pesertanya tidak sampai belasan,

menandakan jenis musik ini mulai berkurang. Menilik sosok perkumpulan musik tersebut hampir

sebagian besar pemusiknya sudah tua renta. Kemungkinan penyelenggara ingin tahu sejauh manakah

perkembangan musik ini dan siapa pendukungnya ? Tanjidor, masihkah berbunyi ?

Memang, dibandingkan dengan jenis kesenian Betawi lainnya seperti Musik Rebana, Kasidahan, Lenong,

Tari Topeng Betawi dan sejenisnya, boleh dikatakan Tanjidor agak ketingalan. Mat Sani, putra Betawi

kelahiran Kramat Pulogundul, dibelakang bioskop Rivoli, Jakarta Pusat, mengatakan, “Anak cucu

keturunan Betawi kagak pada mau ngopenin Tanjidor. Maunya pada ngedangdut melulu. Barangkali itu

salah satunye yang bikin Tanjidor kagak mau cepat berkembang”, Tapi barangkali juga karena jaman

udah banyak berubah, beginilah jadinya. “Di kampung saya dulu, ada perkumpulan orkes Tanjidor,

Lenong dan Ondel-Ondel Bang Rebo, di Gang Piin Kramat Pulo. Tapi sekarang mah dangdut aje yang

digede-gedein”, tambahnya. “Tapi nggak tahulah, kemungkinan di wilayah lain masih banyak

perkumpulan Tanjidor. Denger-denger sih Tanjidor masih berbunyi. Kebanyakan di pinggiran Jakarta,

misalnya di Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung, di wilayah Bogor. Lainnya di

Tanggerang, dan Bekasi”. Katanya.

Sejak dulu memang, Tanjidor tidak banyak memberi janji sehingga pendukungnya dari tahun ke tahun

kian menurun. Selain banyak yang sudah meninggal, pendukungnya sekarang sudah pada uzur. Untuk

singgah menjadi seniman orkes Tanjidor memang harus punya bakat di bidang musik modern atau

ketrampilan itulah yang membuat orang senang menekuni hobinya. Dari dulu seniman Tanjidor tidak

melulu mengandalkan hidup dari musik yang digeluti. Melainkan dari hasil bertani, buruh atau pedagang

kecil-kecilan. Bermain musik hanya sebagai sambilan Selain menghibur diri untuk mencari kepuasan

batin. Sebab lain kenapa Tanjidor tidak bisa melesat seperti jenis kesenian Betawi lainnya kemungkinan

karena fungsi ekonmi Tanjidor lemah. Hidup orkes ini tergantung dari saweran dari penonton. Atau

karena ditanggap untuk meramaikan hajatan, sunatan, kawinan dan sebagainya.

Page 42: Bahan Ajar Seni Musik

Kendati pun keadaan sudah berubah 180 derajat, namun masih ada beberapa perkumpulan Tanjidor di

wilayah Jakarta, antara lain tercatat di Cijantung pimpinan Nyaat, Kalisari pimpinan Nawin,

Pondokrangon pimpinan Maun dan di Ceger pimpinan Gejen.

Di zaman kuda gigit besi, orkes Tanjidor membawakan lagu-lagu asing, menurut istilah setempat antara

lain lagu “Batalion”, “Kramton”, “Bananas”, “Delsi”, “Was Tak Tak”, “Cakranegra”, “Welnes”. Tetapi

dalam perkembangannya kemudian lebih banyak membawakan lagu-lagu Betawi, semisal lagu

“Surilang”, “Jali-Jali” dan sebagainya. Bahkan selaras dengan perkembangan zaman, orkes Tanjidor

sekarang malah lebih asyik membawakan lagu-lagu dangdut. “Yang penting kata Tanjidor harus tetap

berbunyi” kata Kamil Shahab, mantan anggota DPRD DKI Jakarta, yang keturunan Arab kelahiran

kampung Batuceper Jakarta Pusat.

(Dari berbagai sumber)

MUSIK GAMBUS

Bila kita lihat dewasa ini, musik Gambus berkembang pesat di Negara-negara Timur Tengah, khususnya

di Mesir. Musik Gambus di Timur Tengah kini telah dibuat menjadi sebuah orkestra yang besar, seperti

layaknya orkestra Symponi di negara-negara Barat.Di Indonesia musik Gambus ternyata berkembang di

tempat-tempat berkembangnya Agama Islam.

TANJIDOR

Tanjidor adalah sejenis orkes rakyat Betawi yang menggunakan alat-alat musik Barat, terutama alat tiup.

Pada umumnya alat-alat tersebut adalah barang bekas yang keadaannya telah usang, kebanyakan sudah

cacat sehingga disana sini terpaksa dipatri atau diikat dengan kawat supaya tidak berantakan.

Page 43: Bahan Ajar Seni Musik

OrkesTanjidor sudah tumbuh sejak abad ke 19, berkembang di daerah pinggiran. Menurut beberapa

keterangan, orkes itu berasal dari orkes yang semula dibina dalarn lingkungan tuan-tuan tanah, seperti

tuan tanah Citeureup, dekat Cibinong.

Pada umumnya alat-alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a

piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut

tambur atau genderang. Dengan peralatan tersebut cukup untuk mengiringi pawai atau mengarak

pengantin.

Untuk pergelaran terutama yang ditempat dan tidak bergerak alat-alatnya sering kali ditambah dengan

alat gesek seperti tehyan, dan beberapa membranfon seperti rebana, bedug dan gendang, ditambah

pula dengan beberapa alat perkusi seperti kecrek, kempul dan gong.

Lagu-lagu yang biasa dibawakan orkes tanjidor, menurut istilah setempat adalah "Batalion", "Kramton"

"Bananas", "Delsi", "Was Tak-tak", "Cakranegara", dan "Welmes". Pada perkembangan kemudian lebih

banyak membawakan lagu-lagu rakyat Betawi seperti Surilang "Jali-jali dan sebagainya, serta lagu-lagu

yang menurut istilah setempat dikenal dengan lagu-lagu Sunda gunung, seperti "Kangaji", "Oncomlele"

dan sebagainya.

Grup-grup Tanjidor yang berada di wilayah DKI Jakarta antara lain dari Cijantung pimpinan Nyaat,

Kalisari pimpinan Nawin, Pondokranggon pimpinan Maun, Ceger pimpinan Gejen.

Daerah penyebaran Tanjidor, kecuali di daerah pinggiran kota Jakarta, adalah di sekitar Depok, Cibinong,

Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung dalam wilayah Kabupaten Bogor, di beberapa tempat di wilayah

Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang.

Page 44: Bahan Ajar Seni Musik

Sebagai kesenian rakyat, pendukung orkes Tanjidor terutama para petani di daerah pinggiran. Pada

umumnya seniman Tanjidor tidak dapat rnengandalkan nafkahnya dari hasil yang diperoleh dari bidang

seninya. Kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, atau berdagang kecil-kecilan.

Oleh masyarakat pendukungnya Tanjidor biasa digunakan untuk memeriahkan hajatan seperti

pernikahan, khitanan dan sebagainya, atau pesta-pesta umum seperti untuk merayakan ulang tahun

Proklamasi Kemerdekaan. Sampai tahun lima puluhan rombongan-rombongan Tanjidor biasa

mengadakan pertunjukan keliling, istilahnya "Ngamen". Pertunjukan keliling demikian itu terutama

dilakukan pada waktu pesta Tahun Baru, baik Masehi maupun Imlek.

Perlu dikemukakan, bahwa sesuai dengan perkembangan jaman dan selera masyarakat pendukungnya,

Tanjidor dengan biasa pula membawakan lagu-lagu dangdut. Ada pula yang secara khusus membawakan

lagu-lagu Sunda Pop yang dikenal dengan sebutan "Winingan tanji".

L E N O N G B E T A W I

Setiap kelompok masyarakat memiliki kebudayaan dan tradisi tertentu sesuai dengan ciri khas

masyarakat setempat, kebudayaan tersebut merupakan hasil dari karya, karsa, dan rasa. Dari sinilah

sebuah kaum menghasilkan perangkat-perangkat kehidupan untuk memudahkan mereka mengatasi dan

menguasai alam semesta

serta mengatur kehidupan dengan menyusun norma, etika, dan hukum yang menjadi acuan ketertiban.

Beradab atau tidaknya sebuah bangsa bisa diukur dari sini, ketika kita membicarakan budaya

cakupannya sangat luas dimulai dari ilmu pengetahuan sampai kesenian yang merupakan simbol dari

bentuk pengungkapan atau pesan, bila seorang melihat kesenian ada yang menganggap sebagai hiburan

dan ada pula yang menjadikan sebagai instrumen untuk melakukan pencerahan pada masyarakat

seperti penggunaan wayang oleh para wali untuk melakukan syi’ar.

Page 45: Bahan Ajar Seni Musik

GAMELAN TOPENG

Sebagaimana akan terlihat pada bagian lain dari tulisan ini, teater rakyat Betawi biasa diiringi musik

dalam pergelarannya. Lenong biasa diiringi orkes Gambang Kromong, Blantek biasa diiringi Rebana

Biang.

GAMBANG KROMONG

Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong.

Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu atau kayu jenis

lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10

buah ( sepuluh \"pencon\" ).

Menurut tulisan Phoa Kian Sioe dalam majalah Panca Warna No. 9 tahun 1949 berjudul "Orkes

Gambang, Hasil kesenian Tioanghoa Peranakan di Jakarta." Orkes Gambang kromong merupakan

perkembangan dari orkes Yang Khim yang terdiri atas Yang-Khim, Sukong, Hosiang, Thehian, Kongahian,

Sambian, Suling, Pan ( kecrek ) dan Ningnong. Oleh karena Yang-Khim sulit diperoleh, maka digantilah

dengan gambang yang larasnya di sesuaikan dengan notasi yang di ciptakan oleh orang-orang Hokkian.

Sukong, tehian dan kongahian ticlak begitu sulit untuk dibuat disini. Sedangkan Sambian dan Hosiang di

tiadakan tanpa terlalu banyak mengurangi nilai penyajiannya.

Orkes Gambang yang semula digemari oleh kaum peranakan Cina saja, lama kelamaan di gemari pula

oleh golongan pribumi, karena berlangsungnya proses perbauran.

Sekitar tahun 1880 atas usaha Tan Wangwe dengan dukungan Bek (Wijkmeester) Pasar Senen Teng

Tjoe, orkes gambang mulai dilengkapi dengan Kromong, Kempul, Gendang dan Gong. Lagu-lagunya

Page 46: Bahan Ajar Seni Musik

ditambah dengan lagu-lagu Sunda populer, sebagaimana ditulis oleh Phoa Kian Sioe sebagai berikut :

"Pertjobaan wijk meester Teng Tjoe telah berhasil, lagoe-lagoe gambang ditaboeh dengan tarnbahan

alat terseboet diatas membikin tambah goembira Tjio Kek dan pendenger-pendengernya. Dan moelai

itoe waktoe lagoe-lagoe Soenda banyak dipake oleh orkes gambang. Djoega orang, moelai brani pasang

slendang boeat "mengibing".

SAMRAH

Dari 27.068 jiwa penduduk kota Batavia pada tahun 1673 tercatat sejumlah 611 orang Melayu, atau

sama dengan kurang lebih 2 %. Kurang lebih 40 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1815 terjadi

peningkatan, menjadi kurang lebih 6 %. Dari sejumlah 47.217 jiwa penduduk tercatat 3.155 orang

Melayu.

Saham yang paling besar dari orang Melayu terhadap terbentuknya kebudayaan Betawi adalah bahasa,

yakni bahasa Melayu, yang kemudian menjadi dialek Betawi dengan berbagai sub dialeknya. Dalam hal

kesenian yang tampak jelas pengaruh Melayunya adalah Samrah tersebut.

Alat musik yang membentuk orkes Samrah adalah harmonium, biola, gitar, dan tamborin. Kadang-

kadang dilengkapi dengan rebana bahkan gendang. Mengenai alat musik bernama harmonium ini

memang sudah langka.

Orkes Samrah biasa digunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian. Lagu-lagu pokoknya adalah lagu

Melayu seperti "Burung Puth", "Pulau Angsa Dua", Tik Minah Sayang", "Sirih Kuning", "Masmura" dan

sebagainya. Disamping itu biasa pula dibawakan lagu-lagu yang dianggap khas Betawi, seperti "Kicir-

kicir", "Jali-jali", "Lenggang-lenggang kangkung" dan sebagainya."

Page 47: Bahan Ajar Seni Musik

Kostum yang dipakai pernain musik Samrah ada dua macam yakni peci, jas dan kain pelekat atau peci,

baju sadariah dan celana batik. Sekarang ditambah lagi dengan model baru yang sebenarnya model lama

yang disebut "Jung Serong" (ujungnya serong) yang terdiri dari tutup kepala yang disebut liskol, jas kerah

tutup dengan pentolan satu warna dan sepotong kain batik yang dililitkan dibawah jas, dilipat

menyerong, ujungnya menyempul kebawah.

Daerah penyebaran Samrah terbatas didaerah tengah dari wilayah budaya Betawi, yaitu di Tanah Abang,

Cikini, Paseban, Tanah Tinggi, Kemayoran, Sawah Besar dan Petojo.

Masyarakat pendukungnya umumnya golongan pertengahan, baik sosial maupun ekonomi.

Popularitasnya tampak makin menurun, sehingga dewasa ini jarang tampak menyelenggarakan

pergelaran. Memang akhir-akhir ini tampak adanya usaha untuk menggiatkan kembali, terutama oleh

Lembaga Kebudayaan Betawi antara lain dengan memberikan bantuan kepada rombongan Samrah yang

dinilai paling representatif, yaitu yang dipimpin oleh Harun Rasyid (almarhum ).

Dewasa ini tidak ada yang secara khusus melulu menjadi seniman Samrah. Boleh dikatakan semua

pemain Samrah sekarang biasa ikut bermain pula pada orkes-orkes lain, seperti Orkes Keroncong,

bahkan yang dikenal sebagai Orkes Melayu (bukan Dangdut) seperti yang dipimpin oleh Emma Gangga

(almarhumah).

pada tahun 1673 tercatat sejumlah 611 orang Melayu, atau sama dengan kurang lebih 2 %. Kurang lebih

40 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1815 terjadi peningkatan, menjadi kurang lebih 6 %. Dari sejumlah

47.217 jiwa penduduk tercatat 3.155 orang Melayu.

Saham yang paling besar dari orang Melayu terhadap terbentuknya kebudayaan Betawi adalah bahasa,

yakni bahasa Melayu, yang kemudian menjadi dialek Betawi dengan berbagai sub dialeknya. Dalam hal

kesenian yang tampak jelas pengaruh Melayunya adalah Samrah tersebut.

Page 48: Bahan Ajar Seni Musik

Alat musik yang membentuk orkes Samrah adalah harmonium, biola, gitar, dan tamborin. Kadang-

kadang dilengkapi dengan rebana bahkan gendang. Mengenai alat musik bernama harmonium ini

memang sudah langka.

Orkes Samrah biasa digunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian. Lagu-lagu pokoknya adalah lagu

Melayu seperti "Burung Puth", "Pulau Angsa Dua", Tik Minah Sayang", "Sirih Kuning", "Masmura" dan

sebagainya. Disamping itu biasa pula dibawakan lagu-lagu yang dianggap khas Betawi, seperti "Kicir-

kicir", "Jali-jali", "Lenggang-lenggang kangkung" dan sebagainya."

Kostum yang dipakai pernain musik Samrah ada dua macam yakni peci, jas dan kain pelekat atau peci,

baju sadariah dan celana batik. Sekarang ditambah lagi dengan model baru yang sebenarnya model lama

yang disebut "Jung Serong" (ujungnya serong) yang terdiri dari tutup kepala yang disebut liskol, jas kerah

tutup dengan pentolan satu warna dan sepotong kain batik yang dililitkan dibawah jas, dilipat

menyerong, ujungnya menyempul kebawah.

Daerah penyebaran Samrah terbatas didaerah tengah dari wilayah budaya Betawi, yaitu di Tanah Abang,

Cikini, Paseban, Tanah Tinggi, Kemayoran, Sawah Besar dan Petojo.

Dewasa ini tidak ada yang secara khusus melulu menjadi seniman Samrah. Boleh dikatakan semua

pemain Samrah sekarang biasa ikut bermain pula pada orkes-orkes lain, seperti Orkes Keroncong,

bahkan yang dikenal sebagai Orkes Melayu (bukan Dangdut) seperti yang dipimpin oleh Emma Gangga

(almarhumah).

Sasando

Page 49: Bahan Ajar Seni Musik

Air mukanya tampak sedikit berubah. Bapak Ande berhenti berceritra ketika akhirnya mobil kijang hijau

itu mulai nampak di gerbang depan. Kijang dengan plat nomer warna merah; DH 5 itu perlahan masuk

ke pekarangan, sebentar lagi sampai di tempat hajatan. Orang yang ditunggu-tunggu sudah datang! Itu

berarti Bapak Ande harus segera bersiap. Dengan sigap Bapak Ande menyiapkan semua peralatan yang

tadi sudah dicobanya. Sedikit berbisik beliau memberitahukan ke rekan-nya yang lain untuk juga

bersiap. Segera semua mereka mengenakan Topi Tii Langga di kepala dan semua siap mulai. Pintu kijang

terbuka, dan orang yang ditunggu itu keluar. Berjalan menuju ke tempat hajatan. Beberapa langkah lagi

sampai. Dan bunyi-bunyian itu pun mulai.

Gong pertama dipukul Bapak Ande dengan ritme yang tetap. Lalu sedikit lebih cepat dan akhirnya

menjdai cepat, diikuti oleh gong yang ke tiga dan empat yang di pukul anak laki-lakinya. Gong lima,

enam dan tujuh ikut dibunyikan selaras mengikuti ritme gong yang lain. Akhirnya sembilan gong itupun

mulai berbunyi, diikuti bunyi gendang kulit berdentum.

Sesaat kemudian ada bunyi lain terdengar. Seperti petikan senar gitar, namun lebih bervariasi. Bunyi

bass dan melodi sekaligus dimainkan. Dipetik. Bergabung dengan harmonisa nada gong yang monoton

namun dinamis. Dan tarian pun dimulai.

***

Dari semua alat musik yang dimainkan kelompok musik tradisional-nya Bapak Ande, ada satu alat musik

yang terlihat unik. Sasando namanya. Alat musik tradisional dari pulau Rote (Salah satu pulau sebelah

selatan Pulau Timor). Alat musik inilah yang tadinya bersuara senar bervariasi itu.

Page 50: Bahan Ajar Seni Musik

Menurut Deny, satu dari lima anak Bapak Ande yang mahir bermain Sasando, memainkan Sasando tidak

gampang. Harus terus berlatih. Karena Sasando mengutamakan Ritme dan feeling bunyi nada yang tepat

dari 28 senar yang ada.

Sasando memang punya banyak senar. Sasando dengan 28 senar ini diistilahkan dengan Sasando engkel.

Jenis lain; Sasando dobel namanya, punya 56 senar. Bahkan ada yang 84 senar. Cara memainkan

Sasando dengan dipetik. Mirip dengan gitar. Hanya saja, Sasando tanpa chord (kunci) dan senarnya

harus dipetik dengan dua tangan, sehingga lebih mirip Harpa.

Bagian utama dari Sasando berbentuk seperti Harpa, dengan media pemantul suara terbuat dari daun

Pohon Gebang (sejenis Pohon Lontar yang banyak tumbuh di Pulau Timor dan Pulau Rote) yang dilekuk

menjadi setengah melingkar. Tempat senar-senar diikat terbuat dari bambu yang keras, penahan senar

yang sekaligus sebagai pengatur nada senar juga terbuat dari bambu. Batang bambu itu lalu diikat

menyatu dengan daun Gebang yang dibuat melingkar tadi.

Menurut Bapak Ande, yang bukan hanya pemain Sasando tapi juga pengrajin Sasando ini; sampai

sekarang hampir semua bahan yang dipakai untuk membuat Sasando adalah bahan asli, kecuali senar

Sasando. Saat ini Sasando sudah mulai di modifikasi. Pemantul bunyi dari daun gebang sudah diganti

dengan spul gitar listrik yang ditempelkan pada batang bambu ditengah Sasando. Tentu Sasando model

ini hanya bisa mengeluarkan bunyi keras dengan bantuan sound system.

Hampir semua jenis musik bisa dimainkan dengan Sasando. Siang itu saja, Deny mampu memainkan

musik tradisional, pop, slow rock bahkan dangdut dengan Sasando, menghibur peserta hajatan yang

sementara makan siang.

Page 51: Bahan Ajar Seni Musik

SEJARAH SASANDO ROTE!

Jumat, 20 Agustus 1999

Bermula dari Penderita Kusta

ROTE menyimpan kisah haru. Jauh di waktu lampau, kusta mengganas hampir merata di pulau seluas

1.214,3 km2 persegi itu. Seperti di belahan dunia lainnya, leluhur Rote ketika itu juga beranggapan,

kusta adalah penyakit kutukan Tuhan. Gampang dan cepat menular serta sulit disembuhkan. Anggota

keluarga yang terserang kusta seolah sudah di pintu liang lahat. Serangan penyakit kusta diyakini sebagai

aib yang pernah diperbuat keluarga sebelumnya. Anggota keluarga penderita kusta dianggap

mendatangkan rasa malu mendalam bagi anggota keluarga lainnya. Untuk itu, penderita harus

dikucilkan ke tempat jauh, sunyi dan terpencil hingga ajal datang. Kesulitan bahan tertulis menjadi

penyebab hingga belum bisa memastikan kapan persisnya wabah perenggut banyak korban jiwa itu

melanda Rote-pulau yang kini masuk wilayah Kabupaten Kupang, Nusatenggara Timur (NTT). Jeremias

Pah (60) dan sejumlah turunan Rote lainnya menyebutkan musibah ganas itu terjadi sekitar abad ke-17.

Ada yang mengatakan abad ke-13, tetapi ada juga yang bilang jauh sebelum itu. Yang pasti, anggapan

bahwa kusta adalah penyakit kutukan dan penderitanya harus dikucilkan, tidak hanya terjadi di Rote.Di

NTT hingga tahun 1980-an, kusta masih tetap dianggap sebagai penyakit kutukan. Ini bisa dibuktikan

dari temuan Suster Virgula SSpS, pendiri sekaligus pengelola rumah rehabilitasi kusta (RRK) Cancar, 15

km barat Ruteng, kota Kabupaten Manggarai di Pulau Flores. (Kompas, 2/1/96)

***

WABAH kusta Rote selain kisah haru, ternyata menyimpan kisah menarik, bahkan monumental. Meski

hanya mengandalkan bahan penuturan para tetua akibat kesulitan bahan tertulis, kisah menarik itu

terkait dengan keberadaan sasando-alat musik tradisional yang dikabarkan sebagai karya dua penderita

kusta Rote waktu itu.

Ny Susana Dorothea M Pah, Jeremias A Pah dan sejumlah tetua turunan Rote lainnya mengisahkan,

konon dari sekian banyak penderita kusta yang dikucilkan, ada dua di antaranya yang selalu bersama di

tempat pembuangan. Keduanya adalah Lunggi Lain dan Balo Aman.

Page 52: Bahan Ajar Seni Musik

Kabarnya, suatu ketika Lunggi Lain akhirnya menyerah kalah. Ia terkapar di bawah naungan rumpun

lontar akibat luka kustanya yang makin ganas menggerogoti dirinya. Untung sahabatnya, Balo Aman,

masih mampu bergerak menyadap nira hingga kebutuhan makan masih tersedia.

Balo Aman sejak pagi pergi mencari makan. Ia meninggalkan Lunggi Lain yang semakin tidak berdaya di

bawah naungan rumpun lontar. Siang itu, suasana sangat sunyi. Terik matahari timur sangat menyengat.

Ia akhirnya tertidur di bawah naungan lontar.

Sahabatnya, Balo Aman belum juga pulang. Sesaat kemudian, Lunggi Lain terbangun dari tidurnya.

Kepulasan tidurnya terusik oleh suara dentingan. Suara itu terdengar halus dan merdu.

Dentingan itu seolah membawa energi aneh. Sang penderita merasa langsung bebas dari gerogotan

kusta. Seolah ada semangat segar baru yang disuntikkan ke dalam dirinya.

Merasa dirinya telah segar kembali, Lunggi Lain langsung mencari asal sumber dentingan pendatang

energi aneh itu. Ia menjadi penasaran karena dentingan sejuk tetap terdengar, namun sumbernya

belum juga diketahui hingga beberapa saat kemudian. Ia kemudian menengadah ke atas. Di puncak

pohon lontar terlihat seekor laba-laba sedang sibuk merajut jaring sarangnya.

Lunggi terus menyaksikannya. Tampak gerakan jari-jari binatang menggetarkan jaring sarangnya, diikuti

dentingan bunyi halus dan merdu. Setelah lama menyaksikan, Lunggi Lain memastikan dentingan yang ia

dengar bersumber dari getaran jaring binatang tersebut.

Menjelang senja beberapa hari kemudian, Balo Aman baru tiba kembali. Ia terkejut karena temannya

sudah terbebas dari kusta.

Lunggi Lain menyambut kedatangan sahabatnya dengan akrab dan mulai menceriterakan kesaksian

menakjubkan itu. Balo mengarahkan pandangan ke puncak pohon lontar dan ia pun yakin ada dentingan

merdu yang bersumber dari jaring laba-laba. Dan, konon seketika itu juga Balo terbebas dari gerogotan

kusta. Lunggi dan Balo pun sepakat untuk menciptakan sebuah alat musik petikan berinspirasi dari jaring

laba-laba itu.

Page 53: Bahan Ajar Seni Musik

Keduanya mengambil daun lontar muda. Lembaran daun dilengkungkan hingga berbentuk setengah

lingkaran. Serat halus daun direntangkan dan ketika digetarkan memang menghasilkan bunyi. Namun,

seratnya gampang putus.

Serat halus kemudian diganti dengan potongan bambu yang bagian kulitnya telah dicungkil hingga

berbentuk tali. Tali-tali bambu diganjal dengan potongan kayu untuk mencari nada. Dan, Lunggi Lain

bersama Balo Aman menjadi sangat terkejut dan bersorak gembira ketika getaran rentangan tali bambu

menghasilkan bunyi merdu.

***

KEBENARAN legendanya mungkin akan menjadi perdebatan. Namun yang pasti, NTT kini memiliki

kekhasan berupa sasando. Alat musik tradisional itu ternyata tidak hanya dikenal di NTT atau Indonesia.

Sasando sudah mendunia.

Mengapa alat musik ciptaan dua penderita kusta itu diberi nama sasando? Lalu mengapa pula harus

menggunakan daun lontar sebagai pengatur resonansinya? Ny Susana menjawab, diduga pilihan itu

terkait dengan budaya lontar yang menjadi bagian hidup orang Rote.

Lontar di mata orang Rote bernilai multiguna. Sejak turun-temurun, niranya merupakan bahan makanan

pokok. Salah satu produknya yang dikenal hingga sekarang adalah lempengan ''gula rote''. Cairan gula

yang agak kental bahkan dikenal sebagai pengawet bahan makanan terutama ikan. Secara kultural,

lontar tidak terpisahkan dari orang Rote. (frans sarong)

Jumat, 20 Agustus 1999

Sasando, antara Pelestarian Budaya dengan Peluang Usaha

Kompas/frans sarong

ADA pemandangan agak kontras. Dentingan musik bernada padu, sejuk dan merdu justru bersumber

dari sebuah rumah sederhana- berdinding pelepah gewang yang lazim disebut bebak, sementara

sebagiannya sudah tampak reot. Pemandangan kontras menjadi kian tajam karena ru-mah sederhana

sumber dentingan musik justru berlokasi di Puluti, Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah. Kampung

kecil yang masih lengang itu sekitar 22 km arah timur Kupang, lumayan jauh dari pusat keramaian kota

Propinsi NTT di Pulau Timor itu.

Page 54: Bahan Ajar Seni Musik

Paduan nada musik pengiring lagu daerah Bolelebo yang didentingkan secara instrumentalia, terdengar

lengkap. Ada nada bas, nada pengiring dan juga nada melodi. Kelengkapan serta keharmonisan paduan

nadanya sungguh memancing penafsiran bunyi musik itu bersumber dari tape recorder atau dari aksi

sekelompok pemusik sebuah grup band dalam rumah

Dugaan itu ternyata melenceng sangat jauh. Di sana-di dalam rumah yang sekaligus merupakan tempat

usaha itu-cuma ada seorang pemuda lajang bernama Jack Pah (18). Ditontoni dua rekan sebayanya, Jack

asyik bermain musik. Dan jangan terkejut, alat musik yang ia gunakan bukan peralatan musik modern.

Alat musiknya hanya sebuah sasando-alat musik tradisional peninggalan leluhur Pulau Rote.

Pulau seluas 1.214,3 km2 atau 2,6 persen dari wilayah NTT, kini didukung enam kecamatan dan masuk

wilayah Kabupaten Kupang. Tidak ada yang menyangkal jika sasando kini dikategorikan sebagai

kekhasan NTT selain cendana serta obyek wisata terkenal Danau Triwarna Kelimutu di Kabupaten Ende

dan Taman Nasional Komodo di Labuanbajo, Kabupaten Manggarai.

Menurut Jeremias A Pah (60), ayah Jack Pah, alat musik sasando itu semuanya buatan kami sendiri.

Pembuatannya melibatkan seluruh anggota keluarga. ''Anak-anak saya juga hampir semuanya bisa

bermain sasando. Karenanya, yang kami lakukan sekarang sebenarnya tidak sekadar melestarikan

keberadaan jenis musik sasando, tetapi sekaligus menjadi peluang usaha,'' ujar Jeremias.

Ayah delapan anak ini adalah salah seorang turunan leluhur Rote. Di Kota Kupang dan sekitarnya,

keluarga Pah dikenal berdarah seni musik. Mereka juga punya kepedulian khusus terhadap pelestarian

sasando. Salah seorang anggota keluarganya, Welly Pah (40) pernah memainkan sasando hingga di

Amerika Serikat dan Berlin, Jerman, tahun 1996 dan 1997.

Kembali ke rumah Jeremias Pah, kalau Jack sedang asyik memetik sasando, adiknya bernama Jitron

Corion Pah (15) terlihat sedang sibuk di bagian lain ruangan yang menjadi bengkel kerja. ''Ia sedang

merampungkan sasando ukuran kecil pesanan keluarga yang akan menyelenggarakan pernikahan di

Surabaya. Pesanannya lumayan banyak, 1.000 buah untuk cinderamata,'' tambah Jeremias Pah.

***

SANGAT beralasan sebagaimana diceritakan berbagai pihak di Kupang dan sekitarnya, kalau keluarga

Pah dilukiskan sebagai penyelamat sasando. Turunan berdarah seni musik ini juga dikenal sangat piawai

Page 55: Bahan Ajar Seni Musik

memainkan sasando. Sebut saja misalnya Leonard Eduardus Pah (alm). Didukung vokal istrinya, Ny

Susana Dorothea M Pah, pasangan ini hingga awal tahun 1990-an dikenal sangat getol memperkenalkan

alat musik tradisional peninggalan leluhurnya itu.

Keluarga Pah lainnya, Jeremias Pah di Oebelo, Kabupaten Kupang, tidak hanya mampu bermain sasando.

Ia juga tekun mengajari dan mendorong anak-anaknya agar mengakrabi alat musik tradisional itu. Putra

kelahiran Pulau Rote, 22 Oktober 1939 itu mendukung obsesinya dengan membuka usaha kerajinan

sasando di Oebelo.

''Sulit dibayangkan jika Jeremias Pah tidak membuka usaha kerajinan itu. Pengunjung atau peminat

sasando pasti sangat kesulitan mendapatkan alat musik tradisional itu,'' tutur seorang pengunjung dari

sebuah perusahaan Asuransi di Kupang. Pernyataan sang pengunjung ini tidak berlebihan. Alasannya,

kerajinan serupa sangat sulit ditemukan di Kota Kupang.

''Pemusik di barat sangat terkagum-kagum ketika saya memainkan sasando di sana beberapa tahun lalu.

Mereka terkesan sulit mempercayaai kesaksiannya ketika dari sebuah sasando yang dimainkan satu

orang bisa menghasilkan paduan nada secara lengkap,'' tambah Welly Pah mengenang gagasan mantan

Gubernur NTT Herman Musakabe.

Katanya, Gubernur Musakabe ketika itu sangat terobsesi agar sasando dikenal secara internasional.

Karenanya ia tidak segan-segan membiayai Welly Pah dan dua rekannya melanglang ke AS dan Eropa.

Alhasil, sasando makin mendunia. Pesanan terus mengalir, tidak hanya dari Amerika dan Eropa, tetapi

juga dari Jepang dan negara Asia lainnya.

***

BAGAIMANA sosok fisik alat musik tradisional itu? Para ahli warisnya mengakui, tampilan sasando

dewasa ini memang sudah mengalami perubahan, namun sebagian besar bahan bakunya masih asli.

Sebut saja daun lontar yang dilengkung hingga berbentuk setengah bundaran, masih dipertahankan

hingga sekarang. Begitu juga potongan bambu yang dipasang seolah menjadi garis tengah permukaan

bundaran daun lontar, masih seperti aslinya.

Dalam bentuk aslinya dulu, tali pendentingnya langsung dari cungkilan kulit bambu di antara kedua

bukunya. Potongan bambu itu kemudian diikatkan pada permukaan bundaran daun lontar, memotong

garis tengahnya. Selanjutnya, tali-tali cungkilan tadi diganjal dengan potongan kayu yang disebut senda

Page 56: Bahan Ajar Seni Musik

hingga mendapatkan nada yang diinginkan. Setelah semuanya terbentuk, sasando sudah bisa langsung

dimainkan. Bundaran daun lontar dengan fungsi khusus memadukan resonansi hingga dentingan

sasando yang terdengar lebih bergema, harmonis dan merdu.

Dalam perkembangan selanjutnya, tali cungkilan kulit bambu diganti dengan senar dari kawat halus.

Sementara di kedua ujung bambu dipasangi potongan kayu keras yang akan ditancapi sejumlah

potongan skrup pengikat senar. Alat musik ini bisa langsung digunakan setelah tali-talinya diganjali

senda.

Belakangan atau sejak tahun 1980-an, tampilan sasando semakin bervariasi dengan ditemukannya

sasando listrik. Sasando ini berpenampilan ''telanjang''-hanya berupa potongan bambu dengan

rentangan senar sekelilingnya. Atau, tidak lagi menggunakan bundaran daun lontar sebagai pengatur

resonansi dentingannya.

Meski begitu, pengunjung sebagaimana diakui Jeremias Pah, lebih menyukai sasando lontar. Pilihan

mereka terutama pada sasando lipat. Alasannya, bisa dibawa ke mana-mana hingga negeri jauh

sekalipun.

Di bengkel kerajinan Jeremias Pah belakangan memang hanya menghasilkan sasando lipat. Melibatkan

enam anggota keluarganya, dalam sebulan bisa menghasilkan sekitar 20 sasando berukuran besar.

Sasando jenis ini lazim mereka sebut sebagai sasando gong (bertali 9-10) dan sasando biola (bertali 24-

32). Sementara sasando kecil (untuk cinderamata) bisa dihasilkan mencapai 60 buah per bulan.

Sasando cinderamata dipasarkan dengan Rp 2.500 - Rp 20.000 per buah. Sedangkan sasando besar

(gong atau biola) antara Rp 200.000 - Rp 300.000 per buah. Jeremias menjelaskan, penghasilannya dari

usaha kerajinan sasando, tiap bulannya tidak tentu-bergantung musim. Kalau musim hujan biasanya

sepi.

Page 57: Bahan Ajar Seni Musik

Musik Populer

1. Pengertian Musik Populer

Populer dari kata Pop ( Popular), di gemari, disenangi masyarakat, musik pop berarti musik yang lagi

digemari dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Jenis musik ini tidak tahan lama, mudah hilang dan

berganti lagi dengan lagu lagu lain yang baru.

Proses penciptaannya pun biasanya jarang menggunakan bentuk komposisi ( tertulis ), bentuk lagu ,

lirik , progresi chord, aransemen biasanya juga sederhana, mudah diingat dan sifatnya menghibur.

Jenis musik popular banyak sekali misalnya : pop, rock, dangdut, campur sari, keroncong, reggae, rap dll.

2. Perkembangan Musik Popular

Musik popular dunia mulai berkembang pesat sejak munculnya kelompok The “ Beatles “ dari Inggris

sekitar tahun enempuluhan. Begitu juga dengan negara kita, begitu terpengaruh oleh kelompok ini

sehingga bermunculan kelompok-kelompok musik seperti : koes bersaudara, dara puspita, the singer,

atau dari penynyi solo seperti : ramhat kartolo, ernie johan, titik sandhora dll.

Page 58: Bahan Ajar Seni Musik

Kemudia era tahun 70 – an , muncul generasi seperti : D’Loyd, the mercys, Aka, Panbers, Fafourite

Group, god bless, dll.

Menginjak tahun 80-an ada perubahan besar dalam musik dangdut, yang di motori oleh Rhoma irama,

menjadikan musik dangdut menjadi naik kelas, dari kalangan pinggiran dihujat sebagai musik

kampungan menjadi musik yang dapat diterima masyarakat luas, bahkan sampai sekarang sudah bisa

diterima dikalangan elite sebagai hiburan bergengsi.

Pada era ini bermunculan penyanyi—penyanyi seperti : Dian Pishsa, Betharia Sonata, Ebiet GAD, Iwan

Fals, Dedy Dodes, Endang S Taurina dll.

Memasuki tahun 90- an musik popular banyak sekali ragamnya, jenis – jenis irama musik banyak sekali

di padu / kolaborasi sehingga memunculkan style – style baru seperti pop dangdut, pop sunda, jazz pop,

jazz rock, reggae dut, disco remix, pop kreatif dsb.

Memunculkan banyak group-group dan penyanyi terkenal di jaman ini seperti : Java Jive, Krakatau, Trio

Libels, AB three, Java Jive, Tri Utami, Elfas Singer, dll.

Tugas :

Sekarang kita masuk musik era 2000-an, diskusikan dengan teman-temanmu perkembangan musik pada

era ini ! Kategorikan dengan baik jenis musik yang muncul, group Band, penyanyi solo, kelompok atau

yang lainnya.

Page 59: Bahan Ajar Seni Musik

Bagaimanakah menurut kalian perubahan – perubahan musik pada jaman ini setelah mencermati musik

– musik era tahun sebelumnya ?

Juga perkembangan teknologi semakin pesat, ini juga mempengaruhi pada musik jaman ini, pengaruh

seperti apakah yang dapat kita cermati sehubungan dengan perkembangan teknologi ini.

3. Menilai Musik Populer

Menilai musik popular tidaklah mudah, sangat dipengaruhi oleh berbagai hal. Keberhasilan suatu lagu

tidak selalu ditentukan oleh segi estetika musiknya saja, melainkan bisa saja dipengaruhi oleh selera

atau banyaknya hasil rekaman musik yang terjual. Namun sebagai patokan kita bisa menilai dari segi :

aransemen, pitch ( ketepatan nada), frashering (pemenggalan kalimat musik), pernafasan, syair, dan

ekspresi ( penjiwaan sebuah lagu ).

2. Musik Dangdut

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini

berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang

masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok

dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya

pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk

pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang

kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain,

mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Page 60: Bahan Ajar Seni Musik

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini

berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang

masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok

dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya

pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk

pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang

kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain,

mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut

disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah

sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer

di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Dari musik Melayu ke Dangdut

Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat

merasakan sentuhannya.

Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut)

yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan

gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang

memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk

eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan

politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat

nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya

Page 61: Bahan Ajar Seni Musik

panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta

M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).

Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi

perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama.

Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta

Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh

kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.

Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang

ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ

elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan

kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama

pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang

'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah

diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah

berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.

Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM

Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu

diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar

Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).

Bangunan lagu

Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan

sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama

4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli

Page 62: Bahan Ajar Seni Musik

(contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Sebagai

musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.

Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan

permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama.

Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan,

dapat disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu,

situasi yang dihadapi sang penyanyi.

Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi

yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali

delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali delapan birama dengan

disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat

birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan bagian pertama

atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab situasi itu.

Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada

pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.

Interaksi dengan musik lain

Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu barat

populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah

perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari

Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.

Page 63: Bahan Ajar Seni Musik

Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula yang

terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa

(dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi

Kempot), atau zapin.

Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk

pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin.

Kopi Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia

Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik lagu

ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar

kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya panggung penyanyi dangdut

dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".

Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan

panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya

panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak

sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.

Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan

masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari

lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.

Page 64: Bahan Ajar Seni Musik

Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk

menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu

sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.

Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya

digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi.

Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek

yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang

menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.

Tokoh-tokoh

Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang dibagi

dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut.

Pra-1970-an

* Husein Bawafie

* Munif Bahaswan

* Ellya

* M. Mashabi

* Said Effendi

* Johana Satar

* Hasnah Tahar

Page 65: Bahan Ajar Seni Musik

1970-an

* A. Rafiq

* Rhoma Irama

* Elvy Sukaesih

* Mansyur S.

* Mukhsin Alatas

* Herlina Effendi

* Reynold Panggabean

* Camelia Malik

* Ida Laila

Setelah 1970-an

* Vetty Vera

* Nur Halimah

* Hamdan ATT

* Meggy Zakaria

* Iis Dahlia

* Itje Tresnawaty

* Evie Tamala

Page 66: Bahan Ajar Seni Musik

* Ikke Nurjanah

* Kristina

* Cici Paramida

* Dewi Persik

* Inul Daratista

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dangdut

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut

disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah

sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer

di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Dari musik Melayu ke Dangdut

Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih dapat

merasakan sentuhannya.

Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup musik dangdut)

yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan

gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta yang

memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk

Page 67: Bahan Ajar Seni Musik

eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan

politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat

nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya

panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta

M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).

Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu juga terjadi

perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama.

Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta

Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh

kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.

Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik Indonesia yang

ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ

elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan

kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama

pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang

'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah

diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah

berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.

Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM

Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu

diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar

Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).

Bangunan lagu

Page 68: Bahan Ajar Seni Musik

Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan

sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama

4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada beberapa lagu masa 1960-

an seperti Burung Nuri dan Seroja. Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni.

Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.

Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan

permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama.

Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan,

dapat disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu,

situasi yang dihadapi sang penyanyi.

Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi

yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali

delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali delapan birama dengan

disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat

birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan bagian pertama

atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab situasi itu.

Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada

pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.

Interaksi dengan musik lain

Page 69: Bahan Ajar Seni Musik

Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu barat

populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah

perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari

Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.

Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula yang

terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa

(dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi

Kempot), atau zapin.

Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk

pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin.

Kopi Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia

Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik lagu

ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar

kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya panggung penyanyi dangdut

dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".

Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan

panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya

panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak

sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.

Page 70: Bahan Ajar Seni Musik

Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan

masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari

lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.

Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk

menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu

sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.

Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya

digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi.

Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek

yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang

menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.

Tokoh-tokoh

Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang dibagi

dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut.

Pra-1970-an

Husein Bawafie

Munif Bahaswan

Ellya

Page 71: Bahan Ajar Seni Musik

A. Harris

M. Mashabi

Said Effendi

Johana Satar

Hasnah Tahar

1970-an

A. Rafiq

Rhoma Irama

Elvy Sukaesih

Mansyur S.

Mukhsin Alatas

Herlina Effendi

Reynold Panggabean

Camelia Malik

Ida Laila

Setelah 1970-an

Vetty Vera

Nur Halimah

Hamdan ATT

Page 72: Bahan Ajar Seni Musik

Meggy Zakaria

Iis Dahlia

Itje Tresnawaty

Evie Tamala

Ikke Nurjanah

Kristina

Cici Paramida

Dewi Persik

Inul Daratista