Sumber: bdcmagazine.com KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI Disusun oleh: Tim Pengembangan Kewirausahaan Departemen Manajemen dan Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) MELALUI DIKLAT PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN BAGI GURU SMK Bahan Ajar PEMETAAN PRODUK KREATIF SESUAI KOMPETENSI KEAHLIAN
27
Embed
Bahan Ajar PEMETAAN PRODUK KREATIF SESUAI KOMPETENSI …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sumber: bdcmagazine.com
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI
Disusun oleh: Tim Pengembangan Kewirausahaan
Departemen Manajemen dan Kependidikan
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) MELALUI DIKLAT PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN BAGI GURU SMK
Bahan Ajar PEMETAAN PRODUK KREATIF
SESUAI KOMPETENSI KEAHLIAN
i
KATA PENGANTAR
PPPPTK BMTI sebagai salah satu lembaga di bawah Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, memiliki tugas dan fungsi mengembangkan dan memberdayakan
guru/pendidik dan tenaga kependidikan. Tugas dan fungsi tersebut termasuk
mengintegrasikan hal-hal terkait penciptaan wirausaha-wirausaha baru tamatan SMK
melalui pembekalan pengetahuan dan pengalaman empirik tentang kewirausahaan.
Diklat ini diselenggarakan sebagai bagian dari program peningkatan kompetensi guru
yang ditetapkan sebagai Guru SMK untuk Mata Pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan. Melalui proses tranfer of knowledge yang dilaksanakan, diharapkan
penerapan pembelajaran kewirausahaan di SMK berjalan sesuai dengan tuntutan
perubahan zaman.
Kita sudah berada di era revolusi industri 4.0 bahkan mulai bergeser ke revolusi
industri 5.0, dimana perubahan bisnis sudah mengarah kepada pemanfaatan teknologi yang
lebih sophisticated. Untuk itu, diharapkan penerapan pembelajaran kewirausahaan di SMK
seyogyanya mengikuti perkembangan pengetahuan dan konteks dalam dunia bisnis saat ini.
Diklat Dalam Jaringan (Daring) merupakan strategi yang diterapkan sebagai bagian
dari solusi dalam mengatasi kendala pelaksanaan diklat tatap muka secara langsung,
terutama di masa pandemi. Salah satu Bahan Ajar Pemetaan Produk Kreatif Sesuai
Kompetensi Keahlian merupakan salah satu materi pembelajaran yang dibahas pada Diklat
Daring Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bagi Guru SMK.
Kiranya bahan ajar ini bermanfaat dan dapat memberikan pengalaman serta wawasan
baru bagi Guru SMK, khususnya, dan Guru Mata Pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada SMK sasaran.
Cimahi, Juli 2020
Kepala,
Supriyono, M.Si.
NIP. 19630805 198503 1 005
1
TARGET KOMPETENSI
Mampu merumuskan produk kreatif sesuai kompetensi keahlian
PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses penyajian materi, diskusi, tanya-jawab, dan penugasan, pada
akhir pembelajaran, peserta diharapkan mampu memfasilitasi pembelajaran
kewirausahaan di sekolah masing-masing secara kontekstual
A. PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
Pembelajaran kewirausahaan di SMK telah diterapkan sejak kegiatan Unit
Produksi (diterapkan di STM pada tahun 90-an). Pada masa itu penerapannya betul-
betul berorientasi pada kebutuhan/permintaan pasar (menjual apa yang
diminta/menjadi tren di pasar); meskipun ada juga yang berorientasi pada segi
supply (menjual apa yang mereka bisa buat).
Tujuan penyelenggaraan kegiatan unit produksi di sekolah adalah
membudayakan perilaku-perilaku bisnis dalam pembelajaran, dan membangun
wawasan dan mental siswa untuk terbangun naluri/intuisi bisnis dalam diri mereka.
Meskipun demikian, sangat disadari betul bahwa tidak semua siswa diharapkan
menjadi Wirausaha. Namun penerapannya berakhir, karena manajemen Unit
Produksi di sekolah cenderung tidak lagi menopang tujuan pembelajaran, tetapi
bergeser. STM yang dapat dikatakan berhasil menjalankan kegiatan unit produksi
yang berdampak pada pembelajaran adalah STM Mikhael Surakarta. Meskipun
demikian akhir-akhir ini sedang dilakukan kajian untuk dibangun konsep yang sama
tetapi terkendali secara pengelolaan keuangannya, yaitu dengan model: Badan
Layanan Umum Sekolah (BLUS) atau bentuk lain berupa Penerimaan Negara Bukan
2
Pajak (PNBP). Konsep kewirausahaan jelas tujuan untuk menciptakan wirausaha-
wirausaha baru tamatan sekolah menengah kejuruan.
Gambar 1. Orientasi Mapel PKK di SMK
Keberadaan penamaan mata pelajaran kewirausahaan berganti dari
waktu ke waktu. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tuntutan
perubahan dan kondisi perkembangan dunia bisnis, industri, dan teknologi.
Gambar 2. Perjalanan Penamaan Mapel Kewirausahaan di SMK
3
Gambar 3. Komparasi Mapel PKK berdasarkan Tujuan, Materi, Proses, dan
Peran Guru, serta Penilaian
Implementasi pembelajaran kewirausahaan di SMK, terus mengalami
perubahan mengikuti tuntutan dan perkembangan dunia usaha dan industri.
Dilakukan penataan pada mata pelajaran yang ada pada Struktur Kurikulum SMK,
termasuk Kompetensi Dasar dan mengubah nama mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahan menjadi Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK),
serta menempatkannya sebagai salah satu bagian penting dalam kelompok mata
pelajaran peminatan atau Kompetensi Keahlian (C3). Dengan demikian diharapkan
orientasi pembelajaran harus mengikuti konstruk kurikulum dengan membangun
kemampuan peserta didik untuk mampu menghasilkan produk kreatif sesuai
kompetensi keahlian.
Sejak diberlakukannya kurikulum 2013 dan selanjutnya dengan terbitnya
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK, dan memang
disadari penuh bahwa kewirausahaan merupakan bagian penting dari proses
pembelajaran di sekolah menengah kejuruan atau pendidikan vokasi, maka
penamaan mata pelajaran kewirausahaan menjadi Produk Kreatif dan
Kewirausahaan atau disingkat PKK.
4
Pada Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 07
Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulm SMK/MAK, Mata Pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan ditempatkan sebagai mata pelajaran kelompok Kompetensi
Keahlian (C3), baik untuk SMK Program 3 Tahun maupun SMK Program 4 Tahun.
Gambar 4. Struktur Kurikulum SMK dan Alokasi Waktu Mapel PKK
5
Berdasarkan struktur kurikulum yang tertuang dalam Perdirjen 07 Tahun 2018,
mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan diberi porsi yang lebih banyak,
yaitu: Kelas XI = 7 jam pelajaran; Kelas XII = 8 jam pelajaran; dan Untuk SMK
Program 4 Tahun Kelas XIII = 10 jam pelajaran. Alokasi total jam untuk SMK
Program 4 Tahun adalah 864 jam pelajaran dan SMK Program 3 Tahun adalah 524
jam pelajaran.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Produk Kreatif dan Kewirausahaan
untuk SMK Program 3 tahun adalah:
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
Bidang Keahlian : Seluruh Bidang Keahlian
Program Keahlian : Seluruh Program Keahlian
Kompetensi Keahlian : Seluruh Kompetensi Keahlian (3 Tahun)
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasitentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar,
dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada tingkat teknis,
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Produk Kreatif dan
Kewirausahaan Menampilkan kinerja di
6
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Jam Pelajaran : 524 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami sikap dan perilaku
wirausahawan
4.1 Mempresentasikan sikap dan
perilaku wirausahawan
3.2 Menganalisis peluang usaha produk
barang/jasa
4.2 Menentukan peluang usaha produk
barang/jasa
3.3 Memahami hak atas kekayaan
intelektual
4.3 Mempresentasikan hak atas
kekayaan intelektual
3.4 Menganalisis konsep desain/contoh
dan kemasan produk barang/ jasa
4.4 Membuat desain/contoh dan kemasan
produk barang/jasa
3.5 Menganalisis proses kerja
pembuatan contoh produk
barang/jasa
4.5 Membuat alur dan proses kerja
pembuatan contoh produk
barang/jasa
3.6 Menganalisis lembar kerja/ gambar
kerja untuk pembuatan contoh
produk barang/jasa
4.6 Membuat lembar kerja/ gambar kerja
untuk pembuatan contoh produk
barang/jasa
3.7 Menganalisis biaya produksi contoh
produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi contoh
produk barang/jasa
3.8 Menerapkan proses kerja
pembuatan contoh produk
barang/jasa
4.8 Membuat contoh produk barang/jasa
7
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.9 Menentukan pengujian kesesuaian
fungsi contoh produk barang/jasa
4.9 Menguji contoh produk barang/jasa
3.10 Menganalisis perencanaan produksi
massal
4.10 Membuat perencanaan produksi
massal
3.11 Menentukan indikator keberhasilan
tahapan produksi massal
4.11 Membuat indikator keberhasilan
tahapan produksi massal
3.12 Menerapkan proses produksi
massal
4.12 Melakukan produksi massal
3.13 Menerapkan metoda perakitan
produk barang/jasa
4.13 Melakukan perakitan produk
barang/jasa
3.14 Menganalisis prosedur pengujian
kesesuaian fungsi produk
barang/jasa
4.14 Melakukan pengujian produk
barang/jasa
3.15 Mengevaluasi kesesuaian hasil
produk dengan rancangan
4.15 Melakukan pemeriksaan produk
sesuai dengan kriteria kelayakan
produk/standar operasional
3.16 Memahami paparan deskriptif,
naratif, argumentatif, atau persuasif
tentang produk/jasa
4.16 Menyusun paparan deskriptif, naratif,
argumentatif, atau persuasif tentang
produk/jasa
3.17 Menentukan media promosi 4.17 Membuat media promosi
berdasarkan segmentasi pasar
3.18 Menyeleksi strategi pemasaran 4.18 Melakukan pemasaran
3.19 Menilai perkembangan usaha 4.19 Membuat bagan perkembangan
usaha
3.20 Menentukan standard laporan
keuangan
4.20 Membuat laporan keuangan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Produk Kreatif dan Kewirausahaan
untuk SMK Program 4 tahun adalah:
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
Bidang Keahlian : Seluruh Bidang Keahlian Program Keahlian : Seluruh Program Keahlian Kompetensi Keahlian : Seluruh Kompetensi Keahlian (4 Tahun) Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
8
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
5. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional lsnjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Produk Kreatif dan Kewirausahaan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
6. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Produk Kreatif dan Kewirausahaan Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
9
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Jam Pelajaran : 864 JP (@ 45 Menit)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 Memahami sikap dan perilaku
wirausahawan 6.1 Mempresentasi
kan sikap dan perilaku wirausahawan
3.2 Menganalisis peluang usaha produk barang/jasa
6.2 Menentukan peluang usaha produk barang/jasa
3.3 Memahami hak atas kekayaan intelektual
6.3 Mempresentasikan hak atas kekayaan intelektual
3.4 Menganalisis konsep desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
6.4 Membuat desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
6.5 Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
3.6 Menganalisis lembar kerja /gambar kerja untuk pembuatan prototype produk barang/jasa
6.6 Membuat lembar kerja /gambar kerja untuk pembuatan prototype produk barang/jasa
3.7 Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa
6.7 Menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa
3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
6.8 Membuat prototype produk barang /jasa
3.9 Menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
6.9 Menguji prototype produk barang/ jasa
3.10 Menganalisis perencanaan produksi massal
6.10 Membuat perencanaan produksi massal
3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
6.11 Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi missal
3.12 Menerapkan proses produksi massal
6.12 Melakukan produksi massal
3.13 Menerapkan metoda perakitan produk barang/jasa
6.13 Melakukan perakitan produk barang/jasa
3.14 Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa
6.14 Melakukan pengujian produk barang/jasa
3.15 Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan
6.15 Melakukan pemeriksaan produk sesuai dengan kriteria kelayakan produk/standar operasional
3.16 Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa
6.16 Menyusun paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa
3.17 Menentukan media promosi 6.17 Membuat media promosi berdasarkan segmentasi pasar
10
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.18 Menyeleksi strategi
pemasaran 6.18 Melakukan pemasaran
3.19 Menilai perkembangan usaha
6.19 Membuat bagan perkembangan usaha
3.20 Menentukan standard laporan keuangan
6.20 Membuat Laporan Keuangan
3.21 Merencanakan riset dan pengembangan usaha produk barang /jasa baru
6.21 Menentukan produk/jasa baru yang akan dijalankan
3.22 Menganalisis proposal usaha 6.22 Menyusun proposal usaha produk barang/jasa
3.23 Menerapkan pengorganisasianusaha produk barang/jasa
6.23 Mengorganisasi kan kegiatan usaha produk barang/jasa
3.24 Merancang anggaran biaya usaha produk barang/jasa
6.24 Membuat anggaran kegiatan usaha produk barang/jasa
3.25 Mengevaluasi desain dan kemasan produk barang/jasa
6.25 Mengembangkan desain dan kemasan produk barang/jasa
3.26 Menganalisis proses produksi barang/jasa
6.26 Melakukan proses produksi barang/jasa
3.27 Menganalisis standar laporan keuangan
6.27 Membuat laporan keuangan
3.28 Mengevaluasi keberhasilan usaha 6.28 Melakukan perbaikan usaha produk barang/jasa
3.29 Menganalisis pengembangan usaha
6.29 Mengembangkan usaha produk barang/jasa
3.30 Menganalisis strategi pemasaran produk barang/jasa
6.30 Mengkreasikan strategi pemasaran
JUMLAH JAM
Dalam hal implementasi pembelajaran mata pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan, secara teknis Guru Produktif dan Guru Kewirausahaan
berkolaborasi sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan
berdampak bagi peserta didik. Guru kewirausahaan dan guru produktif harus
mampu mendelivery sesuai tuntutan dan cara berpikir generasi milenial, dan
revolusi industri 4.0 yang akan bergeser lagi. Untuk melakukan perubahan, Guru
harus terlebih dahulu berubah.
Guru PKK harus mampu mengikuti perkembangan dan mengantisipasi
perubahan yang terjadi. Guru tidak lagi menjalankan pembelajaran secara
konvensional, tetapi berbasis pada tuntutan kebutuhan belajar terkini Abad 21. Guru
11
Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan harus mampu menstimulasi
kemampuan berpikir peserta didik yang menjadi kecakapan abad 21. Kecakapan itu,
adalah literasi, kompetensi, dan karakter. Kompetensi berkaitan dengan Learning
Skills yaitu Kerangka 4Cs (creativity thinking, critical thinking and problem solving,
communication, collaboration).
Tabel 1. Kompetensi Abad 21
Framework 21st Century Skills
Kompetensi Abad 21
Creativity Thinking and Innovation
Pesera didik dapat menghasilkan, mengembangan, dan mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok
Critical Thinking and Problem Solving
Peserta didik dapat mengidentifikasi, manganalisisi, menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara luas melalui pengkajian secara mendalam serta merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari
Communication Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi
Collaboration Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan
Secara operasional, keterampilan abad 21 (4C) ini dijabarkan dalam empat
kategori langkah, yakni:
Pertama, cara berpikir, termasuk berkreasi, berinovasi, bersikap kritis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan belajar pro-aktif.
Kedua, cara bekerja, termasuk berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja dalam
tim.
Ketiga, cara hidup sebagai warga global sekaligus lokal; dan
Keempat, alat untuk mengembangkan ketrampilan abad 21, yakni teknologi
informasi, jaringan digital, dan literasi.
Guru mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan (PKK) terdiri dari guru
kewirausahaan dan guru produktif. Gambaran tentang Guru Kewirausahaan dan
Guru Produktif dalam mengkonstruksi Mata Pelajaran PKK, sebagai berikut:
12
Interaksi dan kolaborasi terutama dalam hal:
(1) Guru PKK harus dapat berkolaborasi dengan baik dan positif.
(2) Guru PKK harus membangun diskusi yang positif dan produktif untuk
mendapatkan gambaran tentang kemampuan yang ingin dicapai oleh
siswa melalui susunan kompetensi dasar, serta mampu merumuskan
produk-produk kreatif yang mungkin ditemukan oleh peseta didik.
(3) Guru PKK harus mampu menstimulasi kemampuan kreatif peserta didik
sesuai dengan potensinya.
(4) Guru Kewirausahaan harus betul-betul mengeksplorasi karakteristik
pekerjaan dan kompetensi keahlian yang ada di sekolah, sehingga dalam
menjalankan pembelajaran betul-betul menggali hal-hal terkait dengan
kompetensi keahlian di mana guru kewirausahaan melaksanakan tugas
pembelajaran.
(5) Guru Produktif harus mengenal dengan baik karakteristik dan tuntutan
dari mapel PKK secara utuh.
(6) Guru PKK agar mampu mengenali kecenderungan sifat dan karakteristik
yang dimiliki peserta didik untuk ditumbuhkembangkan secara maksimal,
sehingga mampu menemukan jatidirinya untuk siap menjadi wirausaha
(entrepreneur) atau menjadi tenaga kerja yang berperilaku seperti
seorang wirausaha (intrapreneur).
Guru
Kewira-
usahaan
Guru
Poduktif + Guru
Kewira-
usahaan &
Guru
PRoduktif
Gambar 5. Pola Interaksi dan Kolaborasi Guru dalam Pembelajaran PKK
13
MENGKREASI PRODUK KREATIF SESUAI KOMPETENSI KEAHLIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses penyajian materi, diskusi, tanya-jawab, dan penugasan, pada
akhir pembelajaran, peserta diharapkan mampu mengkreasi produk kreatif sesuai
kompetensi keahlian
A. Bisnis Prospektif
Dari pengalaman empiris berbisnis, pada dasarnya tidak ada bisnis yang tidak
baik atau buruk. Bisnis yang baik adalah bisnis itu dibangun berbasis pada
kebutuhan pasar, pada waktu yang tepat, dan memberikan keuntungan yang
berkelanjutan (profitable). Inilah yang disebut bisnis yang prospektif. Bisnis yang
prospektif adalah bisnis yang memiliki produk (barang atau jasa) yang diminati oleh
pelanggan dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik bisnis (wirausaha).
Beberapa hal yagn dapat dikategorikan sebagai bisnis prospektif/memiliki
masa depan yang baik, antara lain:
(1) Bisnis yang dibangun adalah bisnis yang potensial atau memilki nilai jual yang
tinggi;
(2) Tidak menjadikan bisnis itu hanya sebagai ambisi pribadi semata tetapi
sifatnya nyata;
(3) Bisnis itu mempunyai waktu bertahan yang lama dipasar;
(4) Tidak menghabiskan modal (uang ) Anda karena investasi yang terlalu besar;
(5) Tidak bersifat momentum (kejadian sesaat) atau bersifat musiman;
(6) Bisa ditingkatkan skalanya menjadi skala industry.
Untuk itu, bila ingin memiliki bisnis yang potensial, perlu mengetahui ciri-
ciri sebuah peluang yang mendasari sebuah bisnis yang baik, yakni:
(1) Peluang itu orisinil dan bukan tiruan; bisnis yang sukses itu bukan
hanya meniru bisnis orang lain (tetapi bukan berarti tidak bisa meniru bisnis
yang sudah ada). Bisnis yang hanya meniru belum tentu hasilnya sama persis
14
dengan bisnis yang ditiru tersebut. Hal ini disebabkan karena kondisi dan
situasi yang telah terjadi dan yang akan terjadi belum tentu sama, ”bisnis itu
bukan mesin fotocopy”.
(2) Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan
kebutuhan pasar dimasa yang akan datang. Dalam arti peluang itu harus
dapat ditingkatkan nilai kualnya serta bisa terus diinovasi.
(3) Benar-benar sesuai dengan ‘minat’ Anda atau memiliki keterkaitan
dengan pengetahuan, keahlian dan karakter Anda, sehingga dapat bertahan
lebih lama.
(4) Tingkat kelayakan usaha benar-benar teruji; untuk itu perlu dilakukan
penelitian dan uji coba dipasar.
(5) Didasarkan pada ide yang kreatif dan inovatif (meskipun juga dapat meniru ide
orang lain, selama tidak terkait dengan hak paten atau HaKI)
(6) Anda yakin bisa mewujudkannya dan meraih sukses dalam menjalaninya.
(7) Anda senang menjalankannya dan benar-benar suka bisnis tersebut.
Banyak inspirasi/ide yang bagus dan brilian, namun seringkali inspirasi
tersebut gagal dijadikan sebuah bisnis atau gagal saat diluncurkan untuk menjadi
produk yang ingin dipasarkan kepada pelanggan. Untuk itu perlu diketahui penyebab
kegagalan sebuah peluang usaha, agar tidak menimbulkan dampak risiko:
(1) Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak
hanya bersifat jangka pendek;
(2) Peluang itu sudah “kadaluarsa” atau sudah banyak orang menjalankan
bisnis tersebut;
(3) Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang
itu lewat begitu saja. Istilahnya NADO (Not Action Dream Only) atau NAPO (Not
Action Plan Only);
(4) Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi
baru yang telah membuat peluang produk atau jasa itu out of date;
(5) Survey pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi Anda
yang menyatakan bahwa peluang itu sangat potensial lalu segera
15
dilaksanakan begitu saja, Jadi tingkat akurasi peluang terhadap PASAR tidak
tepat sehingga menyebabkan produk itu tidak laku dipasar;
(6) Mudah ditiru atau di buat oleh orang lain;
(7) Daya beli rendah;
(8) Kebutuhan tidak kontinyu;
(9) Tingkat kebutuhan kecil;
(10) Pemilihan alternative ide-ide bisnisnya salah.
Strategi menjalankan usaha berdasarkan usaha yang sudah ada:
(1) ATMI (Amati – Tiru – Modifikasi – Improvisasi). Setelah Anda melakukan
survey dan riset, maka salah satu jalan untuk memberdayakan peluang Anda
adalah strategi ini (ATMI). Melalui ATMI anda akan mudah mengambangkan
sebuah produk menjadi lebih unggul dari produk sebelumnya sehingga
kemungkinan untuk dapat diterima dipasar menjadi lebih besar.
(a) Make It Better: Membuat peluang Anda di pasar menjadi lebih baik
lagi setelah survey pasar; misalnya produk yang Anda buat menjadi lebih
cepat, lebih kecil, lebih enak, lebih ringan dll
Make It One: Menjadikannya sebagai yang pertama. Peluang
yang baik adalah peluang bisnis yang pertama kali Anda
lakukan sebelum orang lain melakukannya. Untuk itu, strategi ini
akan menjadi pilihan terbaik. Contohnya adalah: Menjadi yang
terbesar, Menjadi yang terlengkap;
Menjadi yang tercanggi, Menjadi yang tercepat, Menjadi yang teringan,
Menjadi yang terbaik.
(b) Make Your Product Be A Specialist:
Produk Anda adalah produk yang khusus dan Anda menjadi specialist.
Contohnya: Bengkel motor khusus Harley Davidson, Bengkel motor
khusus Vespa, Batik Tulis Halus, Restoran Bebek Hitam;
(c) Clonner: Meniru habis tetapi menggunakan merek yang berbeda.
Cara ini sering dilakukan oleh orang lain, tetapi harus berhati-hati
mengingat ada unsur hak Paten, HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual),
atau tuntutan dari pihak yang ditiru. Jadi apabila Anda ingin
16
melakukan Clonner, jiplaklah fungsi dan tujuan penggunaan
produknya, bukan merek, bentuk dan kemasannya.
(d) Subtitute: Menjadi produk pengganti.
Cara ini juga efektif bila Anda memulai bisnis di mana pasar sudah
cukup besar dengan menjadi produk pengganti dari produk pesaing
yang paling besar atau yang menengah.
Banyak wirausaha yang ingin memulai bisnis, bahkan ada yang sudah
memutuskan bisnis apa yang akan dibangunnya, akan tetapi ketika peluang itu
telah ada didapan mata peluang itu hanya diamati, dipikirkan, diutak-atik,
dihitung dan terus dipelajari sementara orang lain sudah berlari kencang
mendahuluinya. Peluang pun gagal untuk didapatkan.
Untuk itulah selain Anda harus memilki konsep yang matang juga harus
memiliki keberanian untuk segera memulai, sehingga Anda dapat menjalankan
usaha dengan perhitungan baik dengan kegesitan yang tinggi pula. Anda harus
cerdas dan terasah, dan belajar mengembangkan intuisi (kata hati) yang terus
terasah agar memanfaatkan peluang yang ditemukan.
Kegagalan sebuah peluang itu bisa berawal dari beberapa hal, antara lain:
Hal yang perlu diingat, peluang seperti sebuah benih, yang membutuhkan
tanah, iklim/cuaca, dan lingkungan yang baik. Anda membutuhkan strategi dan
taktik untuk membuat biji itu tetap tumbuh dengan baik. Anda membutuhkan
keteguhan hati untuk tetap menyirami, manjaganya dari hama (persaingan),
memupuknya agar biji itu dapat tumbuh dan tidak rusak
B. Sumber Peluang Usaha
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan pelung, mengapa untuk dapat
menjadi seorang wirausaha sukses seseorang harus menemukan sebuah
peluang dan apakah sulit untuk dapat menemukan peluang? Peluang sendiri
sebenarnya berasal dari sebuah ide, inspirasi atau kesempatan yang muncul
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan
sehari hari dalam bisnis. Dalam bahasa inggris “opportunity” berarti sebuah
17
atau beberapa kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau “moment”. Jadi
asal dari peluang itu adalah kesempatan yang terjadi dan berkembang menjadi ide
bagi seseorang. Bila asal dari peluang adalah sebuah kesempatan yang terjadi,
maka dari mana sebenarnya dari manakah sumber-sumber peluang itu?
Adapun sumber peluang atau kesempatan itu berasal dari adanya masalah.
Gambar 6. Sumber Peluang secara Umum
Berikut ini dapat dijadikan referensi sebagai sumber-sumber peluang, sebagai
berikut:
1. Diri Anda Sendiri
Peluang yang paling potensial dan sangat besar resiko kesuksesannya
bersumber dari dalam diri sendiri karena beberapa alasan berikut ini:
a. Bisnis itu membutuhkan proses yang panjang dan bahkan bisa
seumur hidup sehingga harus membuat Anda bahagia dan sukses
b. Bisnis itu membutuhkan konsistensi dan komitmen yang tinggi
sehingga kunci kesuksesannya adalah Anda mencintai pekerjaan atau
bisnis tersebut
c. Kesuksesan bisnis merupakan akumulasi dari kesuksesan dalam
menaklukkan kegagalan demi kegaaglan sehingga semuanya dapat
terwujud. Oleh sebab itu, jika anda terampil, kompeten dan cekatan
dalam menjalankan bisnis Anda serta memiliki pengetahuan yang
cukup, maka bisnis Anda akan meraih kesuksesan dengan cepat.
18
Beberapa sumber peluang yang muncul dari diri anda sendiri:
a. Hobi Anda
Dari hobi yang anda miliki dapat menjadi sebuah peluang
bisnis yang menguntungkan, hal ini menjadi masuk akal karena pada saat
anda menjadikan hobi anda menjadi usaha anda akan mencurahkan
segala kemampuan yang Anda miliki karena Anda menyukai hal tersebut.
b. Keahlian Anda
Jelas, keahlian yang Anda miliki dapat memberikan sumber inspirasi
dan sumber peluang bisnis yang ingin Anda kembangkan. Mulailah dari
bidang dimana Anda merasa memiliki keahlian dibidang tertentu,
kemudian temukan inspirasi dan peluang bisnisnya.
c. Peluang dari Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan.
Mengapa sumber ini merupakan potensi dalam menemukan peluang,
karena Anda sudah mengetahui, mempelajari dan memahami bidang
Anda tekuni. Untuk itu segera pahami cara memberdayakan peluang
yang Anda miliki dari latar belakang pendidikan Anda.
2. Lingkungan
Banyak peluang dan inspirasi yang timbul justru dari lingkungan kita, misalnya:
a. Usaha orang tua Anda, dalam diskusi setiap harinya orang tuan
Anda sering menceritakan kesulitan-kesulitas bisnisnya. Hal itu bisa
mendatangkan inspirasi bisnis bila Anda menggabungkannya dengan
latarbelakang pendidikan, hobi, pengetahuan dan keahlian Anda
b. Lingkungan rumah Anda, seperti pergaulan, tetangga, teman main, dan lain
lain
c. Kebiasaan Anda dalam rangka menuju ke kampus, perjalanan,
lingkungan sekolah, teman sekolah dan lain-lain
d. Saat anda berkunjung ke café, atau dimananpun anda berada
Semua hal diatas dapat memberikan inspirasi, ide, dan gagasan yang luar
biasa bila Anda sering menggunakan sudut pandang kreatif dalam melihat
suatu kejadian.
19
3. Perubahan yang Terjadi
Peluang besar yang sering muncul menjadi sebuah bisnis adalah perubahan
yang terjadi di lingkungan Anda, contohnya:
a. Perubahan global: Misalnya perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap
mata uang Dollar Amerika (US $) mengakibatkan banyak barang impor
mengalami kenaikan harga sementara barang lokal mengalami
penurunan harga jual. Hal ini membukan peluang bagi para produsen
lokal untuk memperkenalkan produknya kemasyarakat.
a. Perubahan lingkungan: Misalnya, pembangunan perumahan yang baru
di sekitar komplek Anda mengakibatkan perubahan jumlah penduduk.
Perubahan jumlah penduduk berarti mendorong perubahan tingkat
permintaan kebutuhan keluarga. Sehingga peluang yang mungkin akan
timbul adalah bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk
seperti: laundry atau jasa pencucian baju, mini market, transportasi
dll.
b. Perubahan Peraturan Pemerintah juga akan menimbulkan ancaman
bagi industry yang terkena dampaknya dan peluang bagi yang
mampu “membacanya” dan mendapatkan manfaatnya.
c. Perubahan musim
d. Perubahan gaya hidup
e. Perubahan tingkat kebutuhan tentang, pola hidup yang lebih sehat
f. Perubahan tingkat tekanan pekerjaan yang semakin tinggi (berat), hal
ini dapat membuka peluang untuk memberikan subuah layanan
hiburan bagi pekerja tersebut.
g. Perubahan teknologi informasi dan komunikasi seperti kemajuan
teknologi mobile phone dan internet.
h. Perubahan tingkat pertumbuhan pemilik kendaraan akan memunculkan
Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan
baru dalam memperbaiki produk yang ada dan peluang bagi yang akan
20
mendirikan usaha baru. Masukan-masukan dari konsumen yang dapat
memberikan inspirasi peluang baru seperti:
a. Keluhan-keluhan dari konsumen
b. Saran-saran dari konsumen
c. Permintaan khusus dari konsumen dan calon konsumen
d. Angan-angan yang diimpikan oleh konsumen tentang produk atau
e. jasa tertentu
f. Harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa anda
5. Gagasan Orang Lain
Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain (mungkin karena
keluhan-keluhan terhadap suatu produk atau layanan yang disampaikan
teman anda ke anda), dapat memberi ide yang membuka peluang bagi anda
dalam membuat suatu bisnis.
6. Informasi yang Diperoleh
Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi
baru. Bagi orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna
untuk dijadikan sebagai peluang bisnis karena informasi tersebut memiliki
hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dia miliki. Namun bagi
orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena informasi
tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
mereka miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang merasa
tidak memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang. Contohnya
seperti:
a. Mendapat informasi tentang produk baru yang sedang trend dan
mengetahui cara membelinya, sedangkan dikota lain belum ada produk
tersebut tetapi iklannya telah didengar oleh masyarakat disana. Ini
berarti bisa menjadi sebuah peluang karena kemampuan konektivitas.
b. Informasi mengenai kebutuhan pokok yang harganya lebih mahal dari
pada di tempat lain untuk produk yang sama. Ini juga dapat menjadi sebuah
peluang karena ada selisih harga
21
c. Informasi tentang kebutuhan produk tertentu dan Anda tau dimana
produk itu ada atau diproduksi
C. Mengkreasi Produk Kreatif sesuai Kompetensi Keahlian
Banyak sumber peluang bisnis yang dapat Anda gali dari hal-hal yang
ada disekeliling Anda. Kuncinya adalah berfikir kreatif dan tumbuhkan
kreatifitas untuk menciptakan sebuah inovasi produk terbaru yang dapat anda
konversikan serta memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini dapat menjadi kunci
sukses dari sebuah bisnis.
Ide saja tidak cukup untuk dapat dijadikan peluang, selama tidak memenuhi
kriteria adanya: permintaan, modal bisa kembali dalam jangka pendek, tingkat
persaingan masih dapat diatasi, sumber daya tersedia dalam jangka panjang,
Wirausaha memiliki kompetensi dalam bidang usaha itu atau secara tim memiliki
kompetensi terkait bidang usaha yang akan ditekuni. Dengan menggunakan kaidah
Syarat Peluang untuk dijadikan Usaha (Gambar 7), maka setiap masalah atau
gagasan atau ide dapat diidentifikasi untuk selanjutnya dinyatakan
Syarat PELUANG untuk dapat menjadi Bisnis:
1. Permintaan yang Nyata (Pasar)
2. Tingkat Pengembalian Modal
3. Tingkat Kompetitif
4. Ketersediaan Sumber Daya
5. Kompetensi
Gambar 7. Syarat Peluang untuk dijadikan Usaha
22
IDENTIFIKASI
PRODUK KREATIF SESUAI KOMPETENSI KEAHLIAN
Nama Sekolah : …………………………………………………………………………………………………………………… Nama Kota/Kabupaten : …………………………………………………………………………………………………………………… Provinsi : …………………………………………………………………………………………………………………… PELUANG PRODUK YANG AKAN DIIDENTIFIKASI: Bidang Keahlian : …………………………………………………………………………………………………………………… Program Keahlian : …………………………………………………………………………………………………………………… Kompetensi Keahlian : …………………………………………………………………………………………………………………… Masalah :
2. Tingkat / Waktu Pengembalian Modal ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. Tingkat Persaingan / Kompetisi Bisnis Gambaran Pesaing Lokal ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Gambaran Pesaing Regional/Nasional ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Tingkat Persaingan (contreng):
o Tidak ada (tidak ada konsekuensi kerugian)
o Sedang (masih dapat bersaing)
o Kompetitif (persaingan berat dan dengan konsekuensi kerugian) Strategi mengatasi Persaingan Apa yang akan dilakukan agar memenangkan persaingan (paling tidak usaha tetap berjalan dan tetap meberikan keuntungan) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Ketersediaan Sumber Daya Ketersediaan Modal ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Ketersediaan Tempat Usaha (jika diperlukan) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Ketersediaan Bahan Baku (jika berupa barang) atau sumber daya pendukung beroperasinya bisnis (mesin/peralatan produksi) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
24
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Ketersediaan Sistem Pendukung / Software / Mitra ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Ketersediaan Tenaga Kerja ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
5. Kompetensi Gambaran Kompetensi yang dimiliki sehubungan dengan produk usaha ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….