Top Banner
BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman berwarna adalah teknik menghias hias dengan menggunakan kain dasar dan beberapa jenis benang yang bervariasi. Sulaman berwarna dikelompokkan berdasarkan jenis kain yang digunakan, yaitu teknik menghias yang menggunakan jenis kain rapat (tenunan rapat), kain strimin (tenunan bagi), kain bercorak baik kotak maupun bulat dan teknik lekapan. A. Teknik Menghias Kain pada Tenunan Rapat Teknik menghias kain yang dikerjakan pada kain dengan tenunan rapat mencakup : 1. Desain Sulaman Fantasi Sulaman fantasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya tidak terikat oleh suatu aturan tertentu, dalam arti berbagai variasi tusuk hias dapat dipergunakan untuk menghasilkan sulaman fantasi. Meski dapat mempergunakan bermacam- macam tusuk hias dan warna benang, sulaman fantasi dibatasi penggunaannya dengan tiga macam warna benang hias dan tiga macam tusuk hias. Dalam hal ini kita dituntut untuk mampu berkreasi hingga teknik hias sulaman fantasi dapat tampil indah dan serasi. Tusuk Hias yang digunakan seperti tusuk pipih, tusuk tangkai dan tusuk rantai : Tusuk tangkai tusuk rantai tusuk pipih
30

BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Feb 19, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

BAGIAN IX

TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA

Sulaman berwarna adalah teknik menghias hias dengan menggunakan kain

dasar dan beberapa jenis benang yang bervariasi. Sulaman berwarna dikelompokkan

berdasarkan jenis kain yang digunakan, yaitu teknik menghias yang menggunakan

jenis kain rapat (tenunan rapat), kain strimin (tenunan bagi), kain bercorak baik kotak

maupun bulat dan teknik lekapan.

A. Teknik Menghias Kain pada Tenunan Rapat

Teknik menghias kain yang dikerjakan pada kain dengan tenunan rapat

mencakup :

1. Desain Sulaman Fantasi

Sulaman fantasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya tidak terikat

oleh suatu aturan tertentu, dalam arti berbagai variasi tusuk hias dapat dipergunakan

untuk menghasilkan sulaman fantasi. Meski dapat mempergunakan bermacam-

macam tusuk hias dan warna benang, sulaman fantasi dibatasi penggunaannya

dengan tiga macam warna benang hias dan tiga macam tusuk hias. Dalam hal ini kita

dituntut untuk mampu berkreasi hingga teknik hias sulaman fantasi dapat tampil

indah dan serasi. Tusuk Hias yang digunakan seperti tusuk pipih, tusuk tangkai dan

tusuk rantai :

Tusuk tangkai tusuk rantai tusuk pipih

Page 2: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Motif sulaman fantasi dapat berupa motif–motif alam atau bentuk-bentuk geometris,

tergantung benda yang akan dihias dan untuk keperluan apa benda tersebut.

Teknik menggambar untuk sulaman fantasi dikerjakan dengan cara memberi

warna dasar pada gambar desain yang telah dibuat, kemudian motifnya diberi warna

sesuai dengan warna yang dikehendaki. Gunakan warna dengan variasi yang menarik

dan harmonis. Motif yang diisi penuh dengan tusuk hias, diisi penuh dengan cat air

(diblok) dan motif yang berupa garis dikerjakan seperti garis pula sesuai bentuknya

serta sesuaikan pula dengan warna benang yang digunakan. Pembuatan gambar kerja

disesuaikan dengan tusuk hias yang digunakan.

Contoh desain dan gambar kerja sulaman fantasi

Desain Sulaman Fantasi

Gambar Kerja Sulaman Fantasi

Page 3: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

2. Desain Sulaman Janina

Sulaman janina merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khas yaitu,

seluruh motifnya ditutup dengan menggunakan tusuk flanel. Untuk mempermudah

pengerjaan sulaman tersebut, perlu diperhatikan bentuk motif atau ragam hias

sulaman janina sebaiknya tidak terlampau rumit, dan tidak terlalu besar, karena

rentangan benang pada tusuk flanel, jika terlampau lebar akan mudah terkait. Motif

yang berupa garis diselesaikan dengan menggunakan tusuk tangkai atau tusuk hias

lain sesuai bentuknya. Dan pada setiap tepi motif hias dipinggiri dengan

menggunakan tusuk tikam jejak. Kombinasi warna benang yang digunakan bebas,

warna apapun bisa dengan tetap memperhatikan keserasian warna.

Gambar desain sulaman janina dikerjakan dengan cara memberi warna dasar terlebih

dahulu, dan pada motifnya diblok dengan warna–warna sesuai dengan keinginan.

Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis silang seperti tusuk flannel.

Tusuk Flannel

Contoh desain dan gambar kerja sulaman janina :

Desain Sulaman Janina

Page 4: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Gambar Kerja Sulaman Janina

3. Desain Sulaman Tiongkok

Sulaman Tiongkok merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khusus,

yaitu setiap motifnya diisi penuh dengan tusuk pipih panjang pendek dan pewarnaan

pada setiap motif dilakukan secara bertingkat. Warna yang satu dengan warna

berikutnya dalam satu motif bercampur sehingga membentuk kombinasi analogus

yang baik. Pemilihan kombinasi warna yang serasi akan membuat sulaman ini

menarik. Penggunaan warna untuk bagian tengah atau bagian tepi dari suatu motif

hias, bertingkat bisa lebih tua ke yang lebih muda atau sebaliknya.

Teknik menggambar desain sulaman Tiongkok, setelah diberi warna dasar, setiap

motif dapat diblok sesuai dengan warna yang diinginkan secara bertingkat. Gambar

kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis yang panjang pendek secara rapat

menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya.

Page 5: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Contoh desain dan gambar kerja sulaman tiongkok :

Desain Sulaman Tiongkok Gambar Kerja Sulaman Tiongkok 4. Desain Sulaman Jerman

Sulaman Jerman merupakan jenis sulaman yang mudah dikenal dari tusuk

hias yang dipergunakan yaitu seluruh motif disulam atau ditutup dengan

menggunakan tusuk pipih dengan arah diagonal atau miring. Sulaman Jerman

dikenal dengan sulaman rata, karena setiap motif sama sekali tidak diisi. Penggunaan

tusuk pipih akan lebih manis penampakannya, jika rentangan benang yang digunakan

tidak terlalu lebar. Oleh karena itu bentuk motif untuk sulaman Jerman sebaiknya

Page 6: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

tidak terlampau besar atau lebar. Motif hias yang berupa garis diselesaikan dengan

tusuk tangkai atau tusuk lain yang sejenis sesuai bentuknya.

Tusuk pipih diagonal

Teknik menggambar desain sulaman Jerman, terlebih dahulu diberi warna

dasar, kemudian motifnya diblok dengan warna–warna yang diinginkan. Penggunaan

warna benang hias cukup dua macam, ini untuk menghindari kesan seperti sulaman

fantasi.. Motif garis diselesaikan dengan garis pula menyerupai tusuk hias yang

digunakan. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis diagonal pada

setiap motif hias menyerupai tusuk pipih yang rapat, kecuali motif garis yang harus

diselesaikan berupa garis pula.

Contoh desain dan gambar kerja sulaman Jerman :

Desain Sulaman Jerman

Page 7: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Gambar Kerja Sulaman Jerman 5. Desain Sulaman Perancis

Sulaman Perancis mempunyai persamaan dengan sulaman Jerman, yaitu

keduanya menggunakan tusuk pipih untuk mengisi motifnya. Perbedaannya, pada

sulaman Jerman tusuk pipih dikerjakan dengan arah miring atau diagonal, sedangkan

pada sulaman Perancis, arah tusuk pipih dibuat horizontal mengikuti bentuk motif

hiasnya. Di samping itu motif sulaman Perancis terlihat timbul karena pada bagian

motif terlebih dahulu diberi tusuk pengisi. Tusuk pengisi yang dapat digunakan yaitu

tusuk rantai yang rapat, tusuk holbein atau tusuk tangkai.

Benang sulam yang digunakan adalah benang berwarna dengan kombinasi

yang harmonis. Pinggiran motif diselesaikan dengan tusuk tikam jejak dengan

menggunakan benang logam warna emas atau perak. Bentuk motif sulaman ini harus

Page 8: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

sederhana dan tidak terlalu banyak sudut agar mudah mengerjakannya. Motif juga

jangan terlalu lebar agar lebih manis dan rentangan benang dari tusuk pipih yang

digunakan tidan mudah rusak atau terkait. Sulaman Perancis banyak digunakan untuk

menyulam huruf atau inisial nama dan simbol yang motifnya tidak terlalu besar.

Penyelesaian gambar untuk desain sulaman Perancis, sama dengan sulaman

Jerman. Setelah diberi warna dasar, motifnya diblok dengan warna yang diinginkan,

biasanya untuk sulaman Perancis sering menggunakan warna yang serasi atau lebih

tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja diselesaikan dengan membuat

garis-garis horizontal yang rapat menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya. Tusuk

pipih ini harus tegak lurus mengikuti bentuk motif.

Contoh desain dan gambar kerja sulaman Perancis :

Desain Sulaman Perancis

Gambar kerja Sulaman Perancis

Page 9: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

6. Desain Sulaman Lekapan

a. Desain Sulaman Lekapan Benang atau Pita

Sulaman lekapan benang, sesuai dengan namanya merupakan salah satu

teknik menghias kain yang dilakukan dengan cara melekatkan seutas benang pada

kain dasar. Benang dilekatkan sesuai dengan bentuk motif yang telah didesain

terlebih dahulu. Motif untuk teknik lekapan benang didesain sedemikian rupa

sehingga merupakan suatu garis yang tidak terputus dan membentuk suatu motif

hias. Sumber ide untuk morif hias lekapan benang dapat berupa renggaan bunga,

binatang atau manusia atau juga dalam bentuk bebas.

Tusuk hias yang digunakan yaitu tusuk lilit, tusuk silang dan variasinya

seperti pada gambar berikut :

Tusuk lilit lekapan benang

Teknik menggambar desain untuk sulaman lekapan benang, dikerjakan

dengan cara memberi warna dasar pada gambar desainnya, kemudian motif yang

berupa garis diberi warna lebih tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja

menyerupai gambar desainnya tetapi harus tergambar tusuk lilit yang digunakan

untuk melekapkan benangnya. Contoh desain dan gambar kerja :

Desain Sulaman Lekapan Benang

Page 10: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Gambar Kerja Sulaman Lekapan Benang

b. Desain Sulaman Aplikasi

Sulaman aplikasi adalah jenis sulaman yang hiasannya diperoleh dengan cara

melekapkan secamping kain yang dibentuk menurut motif yang diinginkan pada kain

lain sebagai hiasan dengan menggunakan tusuk hias. Kain pelekap yang digunakan

dapat berupa kain polos atau kain bermotif bunga, bintik atau kotak. Kain pelekap

ditempatkan pada bagian baik kain yang dihias. Perhatikan arah serat kain pelekap

harus sama dengan arah serat kain yang dihias, agar hasilnya bagus. Motif hias

sulaman aplikasi ini usahakan tidak terlalu banyak sudut atau berliku yang

meruncing supaya tidak menyulitkan dalam pengerjaannya. Penyelesaian kain

pelekap dapat menggunakan tusuk feston, tusuk flanel dsb.

Rantai Silang Duri ikan Tangkai Feston Variasi feston Balut/pipih

Page 11: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Teknik menggambar desain sulaman aplikasi dilakukan dengan cara memberi

warna dasar sesuai dengan warna kain yang akan dihias, dan memberi warna pada

motif hias (diisi penuh atau diblok dengan cat air) sesuai dengan warna kain

pelekapnya. Pembuatan gambar kerja, sama dengan desain hanya tusuk hias yang

digunakan untuk melekapkan kain pelekap, harus nampak. Contoh desain dan

gambar kerja sulaman aplikasi :

Desain Sulaman Aplikasi

Gambar Kerja Sulaman Aplikasi

c. Desain Sulaman Inkrustasi

Inkrustasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya hampir sama seperti

sulaman aplikasi. Sulaman inkrustasi seperti halnya sulaman aplikasi ditandai dengan

adanya secamping kain yang dilekapkan sebagai motif hiasnya. Perbedaannya

dengan aplikasi, kain pelekap yang digunakan pada sulaman inkrustasi berupa kain

yang tipis atau tembus terang, seperti voal atau tile. Jika aplikasi kain pelekatkan

diletakkan di atas kain dasar, untuk inkrustasi kain pelekapnya diletakkan di bawah

kain dasar atau di bagian buruk kain yang dihias, kemudian kain dasar yang diberi

lekapan digunting, sehingga kain pelekapnya akan tampak sebagai motif hias.

Page 12: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Teknik menggambar sulaman inkrustasi, seperti halnya sulaman aplikasi

yaitu memberi warna dasar terlebih dahulu, motifnya diberi warna secara penuh atau

diblok dengan cat air yang warnanya sedikit lebih tua dari warna dasarnya. Gambar

kerja dibuat dengan membuat garis-garis diagonal yang rapat menyerupai tekstur

kain tile pada setiap motifnya. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Inkrustasi :

Desain Sulaman Inkrustasi

Gambar Kerja Sulaman Inkrustasi

Page 13: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

6. Sulaman Lekapan Pita

Sulam pita pertama kali dikenal di Perancis pada pertengahan abad 18, yang

kemudian menyebar ke Inggris, Australia, New Zeland, Amerika Serikat, Kanada

dan Jepang. Di Indonesia sulam pita umumnya digunakan untuk menghias rambut

dan kado, tetapi pada perkembangan selanjutnya sulam pita digunakan sebagai bahan

untuk menyulam.

Sulam pita, pada awalnya motif hiasnya terbatas berupa bunga atau buah

seperti buah anggur, tetapi dengan kreativitas yang tinggi dewasa ini motif sulam pita

dapat berupa daun, gandum serta dapat diterapkan untuk menghias serbet, tudung

saji, sarung bantal kursi, hiasan dinding dan untuk menghias busana.

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan sulaman pita yaitu :

a. Pita.

Pita sebagai bahan utama banyak sekali macamnya yaitu pita sutera, pita organdi,

pita Jepang dan pita satin yang disesuaikan dengan desain dan keinginan pembuat

sulamannya. Hindari pemilihan pita yang luntur jika dicuci. Pita untuk menyulam

sebaiknya berukuran 6 mm atau 4 mm, karena bila menggunakan pita yang lebih

besar ukurannya akan menyulitkan dalam proses penyulaman.

b. Kain

Kain yang digunakan, sebaiknya kain yang berserat besar seperti kain strimin

hingga pita akan mudah ditarik.

c. Benang

Ada dua macam benang yang harus disediakan yaitu benang wol (siet) dan

benang sulam. Benang wol digunakan sebagai benang sari seperti pada bunga

matahari, sedangkan benang sulam untuk bunga johny-jump ups.

Alat yang digunakan untuk pembuatan sulaman pita yaitu :

a. Jarum

Jarum yang digunakan sebaiknya tidak satu, tetapi dalam berbagai ukuran yaitu

mulai dari yang berlubang kecil hingga besar hingga pita masuk di lubang jarum.

Page 14: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

b. Bidangan

Bidangan sebaiknya memakai yang lebih besar atau paling besar seperti dengan

ukuran diameter + 25 cm hingga untuk satu rangkaian bunga tidak ada yang

tertindas tepi bidangan yang mungkin menyebabkan sulaman pita menjadi rusak.

c. Gunting dan pelindung jari untuk melindungi jari sewaktu menyulam.

d. Pensil dan ballpoint marker, untuk membuat desain dan gambar pola

e. Kertas karbon untuk memindahkan pola pada kain.

Cara pembuatan pola untuk sulaman pita : Pita sebelum digunakan, sebaiknya disimpul agar tidak mudah tertarik ke atas kain.

Selain itu, agar pita tidak mudah tertarik jalinan benang-benangnya, dan tidak

berubah bentuk pada saat dicuci atau disetrika, sebaiknya tepi pita distik dengan

warna benang yang sama seperti pada gambar berikut :

stik

Page 15: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Teknik Pembuatan Sulaman Pita :

1. Pembuatan Bunga Ros (Mawar)

Langkah pembuatan sulaman pita motif bunga ros yaitu L

a. Jelujur pita dengan benang yang panjangnya melebih panjang pita

b. Tarik benang jelujuran sedemikian rupa hinga pita berkerut

c. Tusukkan pita yang telah dijelujur dan berkerut pada kain

d. Putar pita dari bagian tengah terlebih dahulu, hingga menyerupai kuntum

bunga mawar

2. Pembuatan Benang Sari

Pembuatan benang sari, yaitu tusukkan jarum dengan benang dan pada bagian

ujungnya lilitkan benang sebanyak 2 kali pada jarum, kemudian tarik jarum

hingga benang membentuk simpul.

3. Pembuatan Tusuk Tangkai

Cara pembuatan tusuk tangkai yaitu tarik benang ke bawah dan ke atas kain

dengan susunan berjajar. Sulaman kedua di mulai di tengah-tengah setikan

pertama, begitu seterusnya hingga panjang tangkai sesuai keinginan.

Page 16: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

4. Pembuatan Tusuk Lurus

Cara pembuatan tusuk lurus yaitu pita ditarik ke atas kain. Panjang pita sesuai

keinginan, kemudian tusukkan kembali ke bawah kain secara perlahan, jika

menggulung, dengan cara ditarik maka gulungan pita akan menghilang. Begitu

seterusnya. Bentuk motif dengan tusuk lurus ini dapat dibuat sejajar atau

membulat menyerupai bentuk bunga jika warna pita sesuai dengan warna bunga.

Jika warna pita hijau dapat dibentuk untuk motif daun.

5. Pembuatan Tusuk Rantai dan Variasinya

Cara pembuatan tusuk rantai yaitu tarik pita ke atas kain. Putar pita membentuk

bulatan dan tusukkan kembali jarum ke bawah kain tepat di titik pertama.

Tusukkan jarum tepat di atas puncak bulatan dan tusukkan kembali jarum ke arah

bawah kain melewati bulatan pita tepat di atas titik pita masuk. Tarik pita secara

perlahan agar tampilan pita cukup indah. Lakukan seterusnya sampai sesuai

dengan motif yang diinginkan.

Page 17: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Sebagai variasi dari tusuk rantai ini dapat dibuat secara bertingkat yaitu setelah

tusukkan pertama, pada bagian puncak buat lagi tusuk rantai seperti tusuk rantai

pertama.

6. Pembuatan Tusuk Lilit

Cara pembuatan tusuk lilit yaitu tarik pita ke atas kain, kemudian lilitkan pita

pada jarum sebanyak 6 sampai 8 lilitan. Tarik jarum perlahan-lahan hingga lilitan

pita tampak rapih Tusukkan kembali jarum ke arah bawah melalui lubang

tusukkan pertama atau sesuai dengan jarak lilitan pita.

Contoh desain motif hias dan gambar kerja sulaman pita

Desain dan Gambar Kerja Sulaman Pita

Page 18: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

B. Teknik Menghias Kain pada Sulaman Bercorak

Mengubah corak merupakan suatu jenis sulaman berwarna yang dikerjakan

pada kain bercorak sederhana, misalnya corak kotak–kotak, bulat atau onde–onde

dan corak bergaris. Dengan menambahkan berbagai tusuk hias, corak–corak yang

ada diubah sedemikian rupa, sehingga dapat menampilkan corak lain yang lebih

menarik, tetapi ciri khas dari kain bercorak tersebut masih bisa dikenali.

Pemilihan warna pada sulaman mengubah corak sebaiknya tidak terlalu

banyak, karena kain itu sendiri sudah bercorak, sehingga tidak memberi kesan terlalu

ramai, tetapi untuk sulaman mengubah corak biasanya dipilih salah satu warna dari

warna kain bercoraknya, misalnya kain bercorak hitam putih, maka warna benang

yang dipilih adalah warna hitam atau putih. Tusuk hias yang digunakan cukup satu

atau dua macam, seperti tusuk rantai, tusuk rantai terbuka, tusuk pipih, tusuk silang.

Meski demikian khusus, dalam mengubah corak, jangan menggunakan tusuk silang

semua karena akan mengarah pada teknik menghias yang lain.

Teknik menggambar desain sulaman mengubah corak, disesuiakan dengan corak

kain yang akan digunakan, jika kainnya kotak–kotak, buat terlebih dahulu corak

kotak–kotak tersebut, baru ditambahkan motif yang diinginkan. Gambar kerja dibuat

pada kertas yang terlebih dahulu dibuat coraknya kemudian dibuat tusuk-tusuk hias

yang digunakan. Contoh desain dan gambar kerja sulaman mengubah corak :

Page 19: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Desain Mengubah Corak Bulat Gambar Kerja Mengubah Corak Bulat

Desain Sulaman Mengubah Corak kotak

Gambar Kerja Sulaman Mengubah Corak kotak

Page 20: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

C. Teknik Menghias Kainpada Tenunan yang Dapat Dibagi

1. Desain Sulaman Kruistik

Sulaman kruistik merupakan jenis sulaman yang keseluruhan motifnya

dikerjakan dengan menggunakan tusuk silang. Sulaman kruistik menggunakan

beberapa warna benang sesuai keinginan pembuat sulaman.

Tusuk silang

Dalam mendesain motif untuk sulaman kruistik perlu diperhatikan

penggunaan warna yang cukup kontras untuk setiap bidang, sehingga warna yang

ditampilkan menarik dan garis–garis batas antar bagian motif akan tampak jelas.

Sumber ide untuk sulaman kruistik bebas, dapat berupa bunga, binatang, manusia,

pemandangan atau lainnya.

Gambar desain untuk sulaman kruistik dikerjakan dengan cara, memberi

warna dasar pada gambar desain, kemudian setiap bagian motif hias dapat di blok

dengan warna yang diinginkan. Gambar kerja diselesaikan dengan menggunakan

berbagai kode warna pada setiap bagian motif sesuai warna desain, missal bagian

motif yang berwarna merah menggunakan kode warna o, hijau dengan kode #, biru

dengan kode @, dan sebagainya. Contoh desain dan gambar kerja sulaman kruistik :

Desain Sulaman Kruistik

Page 21: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

2. Desain Sulaman Holbein

Sulaman holbein merupakan jenis sulaman yang pengerjaannnya sederhana

dan mudah, tetapi penampilannya sangat menarik jika desain motifnya bagus.

Sulaman holbein disebut sederhana karena dikerjakan dengan hanya menggunakan

satu jenis tusuk hias yaitu jelujur dan dikerjakan dua kali balikan (bolak balik),

sehingga hasilnya cukup unik yaitu motif pada bagian baik kain dan bagian buruk

kain hasilnya sama. Ini merupakan spesifikasi hiasan holbein. Motif-motif terbentuk

dari garis-garis yang tidak terputus dan selalu beraturan menurut persilangan dari

kain bagi. Motif hias sulaman holbein dapat menggunakan motif hiasan kruistik.

Benang hias yang digunakan dapat satu atau beberapa warna benang yang harmonis,

bila hanya satu warna yang digunakan, hendaknya warna yang dipilih kontras dengan

warna kain yang dihiasnya agar hiasan holbein nampak jelas.

Teknik menggambar desain hiasan holbein dikerjakan dengan cara memberi

warna dasar, kemudian membuat kotak-kotak menyerupai kain bagi. Gambar desain

berupa garis-garis mengikuti kain baginya dengan warna–warna yang sesuai

Gambar Kerja Sulaman Kruistik

Tusuk Holbein

Page 22: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

keinginan pada setiap motifnya. Gambar kerja dibuat pada kertas bercorak kotak

berupa garis-garis sesuai motif hias pada desain. Contoh desain dan gambar kerja

sulaman Holbein :

3. Desain Sulaman Asisi

Sulaman asisi seperti halnya sulaman kruistik keduanya menggunakan tusuk

hias yang sama yaitu tusuk silang. Sulaman asisi merupakan perpaduan dari hiasan

tusuk silang dengan tusuk holbein. Perbedaannya pada sulaman asisi, bagian yang

disulam dengan tusuk silang adalah bagian luar dari motifnya, sedangkan motifnya

dibiarkan terbuka. Bagian motif hias sulaman asisi dikosongkan, garis batas motif

diselesaikan dengan tusuk jelujur bolak-balik (tusuk holbein) dan bagian luar motif

diselesaikan dengan tusuk silang.

Tusuk Hias yang Digunakan pada sulaman Asisi

Desain Sulaman Holbein

Gambar Kerja Sulaman Holbein

Tusuk holbein untuk tepi motif

Tusuk silang untuk latar belakang

motif hias

Page 23: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Desain motif sulaman asisi sebaiknya tidak terlalu rumit, dan tidak terlalu

kecil karena bagian luarnya yang disulam. Motif hias sulaman asisi pada umumnya

sama dengan motif hias sulaman kruistik.

Warna benang hias yang digunakan hanya dua macam dengan kombinasi

analogus yaitu warna tua dengan warna muda dari satu tingkatan warna.

Gambar desain untuk sulaman asisi dikerjakan dengan cara memberi warna

dasar terlebih dahulu kemudian dibuat kotak-kotak menyerupai kain strimin. Gambar

desain motif, pada bagian motif dikosongkan atau dibiarkan sama seperti warna

dasar, bagian tepi motif dibuat garis seperti hiasan holbein dan bagian luar motif

secara keseluruhan diblok dengan warna yang lebih tua atau lebih muda dari warna

tusuk holbein. Gambar kerja dibuat seperti gambar kerja sulaman holbein tetapi pada

bagian luar motif digambar tusuk-tusuk silang secara penuh. Contoh desain dan

gambar kerja sulaman asisi :

Desain Sulaman Asisi

Gambar Kerja Sulaman Asisi

Page 24: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

4. Desain Sulaman Taula Swedia

Taula Swedia adalah suatu bentuk sualaman yang dikerjakan pada kain yang

tenunannya dapat dihitung. Teknik penyulaman Taula Swedia bersifat geometrik,

karena dikerjakan dengan jarak yang tetap menurut pola anyaman tertentu, dengan

demikian Taula Swedia dikenal pula dengan sulaman geometrik. Pada awalnya kain

yang dipergunakan untuk sulaman Taula Swedia dikenal dengan sebutan kain tula

yaitu kain yang ditenun sedemikian rupa sehingga sebagian benang ada yang timbul

ke permukaan.

Pada perkembangan selanjutnya Taula Swedia banyak dikerjakan pada kain

strimin atau katun rami. Terdapat empat macam setikan dasar Taula Swedia yang

kesemuanya tusuk jelujur, yaitu setik horizontal, setik vertikal, setik diagonal dan

setik panjang. Sulaman taula Swedia dikerjakan dengan hanya mengambil beberapa

serat benang kain strimin di bagian baik, artinya tidak tembus ke bagian buruk kain

strimin, sehingga di bagian buruk kain nampak bersih.

Teknik menggambar desain dilakukan dengan cara memberi warna dasar,

kemudian membuat kotak-kotak menyerupai kan strimin dan membuat motif yang

berupa garis–garis bentuk geometris. Gambar kerja dibuat pada kertas kotak-kotak

kemudian membuat garis-garis sesuai motif pada desain. Contoh desain dan gambar

kerja sulaman taula Swedia :

Page 25: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Desain dan Gambar Kerja Sulaman Taula Swedia

A. Desain Sulaman Tapiseri

Kata tapestry berasal dari bahasa Yunani ‘Rams’ dan bahasa Latin

‘Tapestum’ yang mengandung arti sejenis sulaman yang memiliki banyak teknik

yang berbeda. Tapestry, dahulu digunakan untuk membuat atau menghias perkakas

atau perabot rumah tangga seperti gorden, karpet, dan hiasan dinding. Tapastry

merupakan hiasan cetak dengan bentuk yang bergelombang serta dengan penggunaan

warna yang bervariasi. Tapestry pada umumnya dikerjakan pada kain bagi yakni

sejenis kain yang tenunannya dapat dihitung, berlubang dan bercorak kotak. Model

tapestry yang sangat terkenal adalah bayeux Tapestry.

Tapestry pertama kali ditemukan pada sebuah kuburan di Mesir pada periode

tahun 1400 SM dengan bentuk motif yang dibuat oleh Ovid dalam Metamorphoses

(menurut cerita Kompetisi Minerva dan Arache). Sejumlah penemuan lain mengenai

tapestry yaitu pada abad ke 2 s. d. 5 yang dibuat oleh seorang pengrajin dari suku

Egypto-Roman yang karyanya sejalan dengan bentuk tapestry karya Ovid’s. Temuan

lain mengenai tapestry ini dapat dilihat pada hermitage suatu museum di Moscow

berupa lukisan dinding di Ben Hassan pada 1600 SM.

Pada awalnya sulaman ini dikenal untuk memberikan efek atau tekstur pada

suatu kain. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan sains, sulaman ini tidak

hanya untuk mendapatkan tekstur, tetapi juga untuk memperoleh serta memperindah

suatu benda.

Page 26: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Berbeda dengan kristik, pada sulaman tapestry di samping motifnya yang

disulam, seluruh permukaan kain dasar disulam dengan warna yang dapat menjadi

latar belakang dari motifnya. Jenis tusuk hias yang digunakan umumnya tusuk lurus

biasa, tetapi bisa dibuat horizontal, vertikal dan diagonal serta kombinasi dari

ketiganya. Pemilihan warna sangat penting, karena kombinasi warna yang tepat akan

dapat menghidupkan motif yang akan ditampilkan. Bentuk motif tapestry pada

umumnya diambil dari bentuk geometris, tetapi berkembang menjadi bentuk stilasi

atau renggaan dari bentuk daun, bunga, dan hewan.

Bahan dan alat yang diperlukan untuk pembuatan sulaman tapestry yaitu :

Keperluan mendasar untuk pekerjaan sulaman teknik tapestry adalah kanvas

atau strimin, benang, dan jarum tapestry. Peralatan lain yang digunakan adalah

gunting dan bidal atau penutup jari.

a. Kain

Kain yang biasa digunakan untuk sulaman tapestry adalah sejenis kain bagi,

artinya serat kain tersebut dapat dihitung atau kain yang tenunannya jarang. Jenis

kain tersebut adalah kain strimin. Khusus untuk sulaman tapestry strimin yang

digunakan adalah strimin plastik baik yang berlubang kecil ataupun besar.

Strimin plastik berlubang kecil tenunannya rapuh sehingga mudah putus, berbeda

dengan strimin plastik berlubang besar karena di samping agak besar juga tebal

sehingga kuat dan tidak mudah putus.

b. Benang Sulam

Benang sulam yang dapat digunakan untuk membuat sulaman tapestry tersedia

dalam berbagai macam dan warna. Pemilihan jenis dan warna benang

disesuaikan dengan jenis strimin yang akan dipakai serta desain motif hias

tapestry yang akan dibuat atau juga dapat dikombinasikan dari berbagai jenis dan

warna benang. Benang yang dapat dipergunakan untuk pembuatan sulaman

tapestry bermacam-macam seperti benang wool, kinlon, katun, linen atau benang

logam, tetapi yang paling bagus adalah benang wool dan benang kinlon. Jenis

benang wool untuk tapestry adalah :

1) Crewel wool yaitu benang wool yang paling bagus untuk dipakai dalam

pembuatan tapestry di atas kain kanvas atau strimin plastik berlubang besar.

Page 27: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Jenis benang ini dikenal dengan benang kinlon. Sulaman tapestri dengan

menggunakan benang kinlon seperti untuk pembuatan karpet, keset atau tas.

2) Tapestry wool yaitu sejenis benang wool yang berukuran sedang, panjangnya

13,8 m untuk setiap gulungnya sedang. Jenis benang ini cocok dipakai untuk

pembuatan tapestry pada strimin plastik berlubang kecil. Sulaman tapestry

dengan menggunakan benang ini seperti untuk pembuatan hiasan dinding,

pembungkus buku harian atau tas remaja

3) Rug wool yaitu sejenis benang wool yang berukuran kecil, agak halus dan

setiap gulungnya, panjangnya 6 m. Sulaman tapestry dengan menggunakan

benang ini hasilnya sangat halus, seperti untuk pembuatan hiasan dinding

Rug wool

Tapestry wool

Benang kinlon atau Crewel wool

c. Jarum Tapestry

Jarum untuk sulaman tapestry adalah jarum yang bermata besar sehingga dapat

memudahkan memasukkan benang, bentuknya pun agak besar dan ujung jarum

dibuat tumpul agar pada saat digunakan, jarum tidak merusak kain. Jarum

tapestry tersedia dalam berbagai ukuran yaitu jarum mulai no 13 sampai no 26.

makin besar nomor jarum makin kecil ukuran jarum dan umumnya jarum yang

paling baik dan yang sering digunakan adalah jarum no 13.

Page 28: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Macam-macam Tusuk Tapestry

Tusuk tapestry pada dasarnya terdiri atas 5 macam tusuk dasar (Basic

Technique) yaitu tusuk silang (crossed stiches), tusuk lurus mendatar atau menurun

(straight stiches), tusuk diagonal (diagonal stiches), tusuk ikal (looped stiches), dan

tusuk bintang (star stiches).

a. Stik Silang (crossed stiches)

Stik silang dapat divariasikan menjadi stik beras atau dikombinasikan antara stik

silang dengan stik lurus dan dikerjakan secara bertumpuk sehingga menghasilkan

tekstur yang tebal.

b. Stik Lurus (Straight Stick)

Jarum Tapestry

Page 29: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

c. Stik Dagonal (Diagonal Stick)

d. Stik Bintang (Star Stiches) e. Stik Ikal (looped stiches) f. Stik Mengikuti Bentuk (Leaves and Flower)

Page 30: BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman ...

Contoh benda yang dibuat dengan teknik tapestry : Keset Sarung bantal kursi Tempat pinsil