1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. PNS sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Adapun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ASN. Selain itu, Pegawai ASN juga berkedudukan sebagai unsur aparatur negara, yang melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga merupakan bagian dari ASN masa depan yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang pelatihan struktural, fungsional dan teknis kebencanaan. CPNS BNPB dituntut untuk terus mengembangkan kualitas dan kompetensi untuk untuk mendukung tugas tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, menyebutkan bahwa Pendidikan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. PNS sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang
diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Adapun Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan Pegawai ASN yang diangkat
sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
(PPK) sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-
Undang ASN. Selain itu, Pegawai ASN juga berkedudukan sebagai unsur
aparatur negara, yang melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
Instansi Pemerintah, harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) di Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) juga merupakan bagian dari ASN masa depan yang
mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di
bidang pelatihan struktural, fungsional dan teknis kebencanaan. CPNS BNPB
dituntut untuk terus mengembangkan kualitas dan kompetensi untuk untuk
mendukung tugas tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil, menyebutkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan
Golongan III merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS Golongan III.
Ini merupakan langkah awal untuk mencetak ASN yang berkualitas dan memiliki
kompetensi. Diklat Prajabatan Golongan III angkatan 100 dilaksanakan dengan
tujuan untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam
menjalankan tugas di unit kerja masing-masing. Niai-nilai dasar yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA). Implementasi ANEKA pada saat bertugas diharapkan
membentuk ASN BNPB yang tanggap, tangkas dan tangguh.
1
Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan 100 menerapkan pola baru. Diklat
ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap on campus dan tahap off campus. Tahap on
campus yaitu tahapan diklat yang diselenggarakan di kampus atau di pusdiklat.
Tahap ini menjadi tahap dimana nilai-nilai dasar ANEKA diinternalisasikan pada
setiap peserta diklat melalui kegiatan di dalam kelas yang difasilitasi oleh
widyaiswara. Selanjutnya peserta dituntut untuk dapat mengimplementasikan
nilai dasar yang telah dipelajari. Sedangkan tahap off campus disebut juga
aktualisasi. Aktualisasi merupakan tahap implementasi hasil dari kegiatan materi
di kelas selama periode on campus. Aktualisasi dilakukan oleh setiap peserta
Diklat Prajabatan Golongan III di unit kerjanya masing-masing sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing. Dengan demikian ASN BNPB dapat lebih
menghayati nilai-nilai dasar yang telah dipelajari dan dapat
mengimplementasikannya pada setiap tugas yang akan dikerjakannya.
B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengimplementasikan rancangan kegiatan-kegiatan kurikulim
yang dikaitkan dengan beberapa indikator nilai-nilai dasar dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
2. Untuk menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar
tersebut tidak diimplementasikan.
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup atau batasan dalam tahap aktualisasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang sesuai dengan
rancangan aktualisasi yang telah dibuat.
2. Waktu pelaksanaan aktualisasi dibatasi selama 13 hari.
3. Kegiatan yang akan dilakukan dibatasi dari hanya kegiatan pada sub
bidang kurikulum atau kegiataan sub bidang tetangga yaitu sub bidang
penyelenggara.
2
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) merupakan badan atau
lembaga pemerintah yang menanggani bencana yang terjadi di Indonesia. BNPB
memiliki visi yaitu ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana. Sedangkan
misi BNPB yaitu :
a. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko.
b. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal.
c. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinir, dan menyeluruh.
1. Tugas BNPB
Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) mempunyai tugas:
a. memberikan pedoman dan pengarahan usaha penanggulangan bencana
b. menetapkan standardisasi dan kebutuhan PB
c. menyampaikan informasi kepada masyarakat
d. melaporkan penyelenggaraan PB kepada Presiden setiap bulan
e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/ bantuan
nasional & internasional
f. mempertanggungjawaban penggunaan anggaran
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan perundangan
h. menyusun pedoman pembentukan BPBD
2. Fungsi BNPB
Dalam melaksanakan tugas, BNPB menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebiajkan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif
dan efisien, dan;
b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BNPB dikoordinasikan oleh
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
3
3. Struktur Organisasi
Penulis ditempatkan di Sub Bidang Kurikulum, Bidang Kurikulum dan
Penyelenggaraan, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan Bencana,
BNPB. Struktur organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan
Bencana BNPB adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNPBSumber : https://pusdiklatbnpb.files.wordpress.com (diunduh tanggal 6 Agustus 2015)
Pusdiklat Penanggulangan Bencana memiliki 2 bidang, yaitu Bidang Kurikulum
dan Penyelenggaraan; dan Bidang Program dan Evaluasi. Di masing-masing bidang
terdapat 2 sub bidang. Bidang Kurikulum dan Penyelenggaraan terdapat Sub Bidang
Kurikulum dan Sub Bidang Penyelenggaraan. Sedangkan Bidang program dan
Evaluasi terdapat Sub Bidang Program dan Sub Bidang Evaluasi. Unit kerja paling
bawah dimana penulis ditempatkan adalah Sub Bidang Kurikulum. Berdasarkan
Perka No 1 Tahun 2008 Sub Bidang Kurikulum memiliki tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang kurikulum.
B. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas berdasarkan modul LAN merupakan kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok,
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah ini
7Mengkompilasi Bahan Kurikulum Adaptasi Perubahan Iklim, Pusdalops, Dan Kaji Cepat.
3 Bindeks
Keterangan :Pelaksanaan Kegiatan
Hari Libur
B. Kendala dan Antisipasi
Selama masa aktualisasi tidak menutup kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam
melaksanakan kegiatan. Apabila terjadi kendala selama masa aktualisasi, penulis akan
mengkomuikasikan dengan mentor dan coach. Oleh karena itu diperlukan antisipasi atau
persiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan muncul, agar
pelaksanaan kegiatan dapat tetap berjalan. Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan
kendala yang akan terjadi dalam masa aktualisasi:
17
1. Adanya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena jadwal pelaksanaan kegiatan
tersebut diundur yang waktunya di luar masa aktualisasi. Rencana antisipasinya
adalah melaporkan ke coach dan memanipulasi tanggal yang berubah lagi.
2. Kemungkinan adanya tambahan kegiatan baru di luar rencana, yang diberikan oleh
atasan (mentor). Rencana antisipasinya adalah menerima kegiatan baru dan
melaporkan perubahan kegiatan kepada coach setelah mendapat persetujuan dari
atasan langsung dengan mempertimbangkan waktu aktualisasi, volume kegiatan,
dan beban kegiatan yang akan dilakukan.
Tabel 3.2. Kendala dan AntisipasiNo. Kegiatan Kendala Antisipasi
(1) (2) (3) (4)1 Membuat Surat Keputusan
Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan.
Lamanya proses pengesahan draft surat keputusan
Tidak tersedianya blanko kertas surat keputusan di kantor Sentul
berusaha langsung memberikan draft surat pada pagi hari, dan menanyakannya selalu pada atasan yang mengesahkan surat
Mencetak blangko surat melalui petugas administrasi atas ijin atasan
2 Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, menjadi fasilitator pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
Kurangnya koordinasi antar petugas fasilitator di masing masing bagian, yang mungkin berdampak pada misalnya, kekurangan bahan dan alat perlengkapan kelas/ ATK
Menyegerakan koordinasi sebelum kegiatan dimulai, agar masing masing bagian mempersiapkannya dengan baik, bila perlu meminta dipertegas kepada penanggung jawab kegiatan agar segala-sesuatu dipersiapkan sebaik mungkin.
3 Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, sebagai petugas dokumentasi pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
Kamera Kantor dipakai oleh kegiatan lain
Segera berkomunikasi dengan petugas BMN untuk memesan kamera secepatnya untuk digunakan pada kegiatan Diklat SRC PB
4 Membuat Notulen Rapat Lokakarya Kurikulum Pusdalops PB.
Lamanya proses pengumpulan bahan-bahan notulensi
Komunikasi yang baik dengan para pemegang bahan notulen dan dilakukan sedini mungkin, bila perlu meminta bantuan atasan untuk mengkomunikasikannya.
5 Membuat Draft Laporan Sosialisasi Pemetaan Kompetensi.
Lamanya proses pegumpulan bahan-bahan laporan
Komunikasi yang baik dengan para pemegang bahan laporan dan dilakukan sedini mungkin, bila perlu meminta bantuan atasan untuk mengkomunikasikannya.
6 Membuat Draft Laporan Review Kurikulum Rencana Kontijensi.
Lamanya proses pegumpulan bahan-bahan laporan
Komunikasi yang baik dengan para pemegang bahan laporan dan dilakukan sedini mungkin, bila perlu meminta bantuan atasan untuk mengkomunikasikannya.
7 Mengkompilasi Bahan Kurikulum Rumkitlap Dan Kaji Cepat.
Terjadi perbedaan format softfile bahan
Sesegera mungkin mengkonversi formati softfile bahan, karena cukup membutuhkan waktu
18
C. Jadwal Konsultasi
Selama masa aktualisasi, diperlukan bimbingan dan kontrol berupa konsultasi agar
memastikan kegiatan aktualisasi dapat terus berjalan. Untuk itu, dibuat jadwal konsultasi
dengan mentor dan coach. Kegiatan konsultasi dilakukan penulis dari waktu ke waktu, mulai
dari berjalannya kegiatan aktualisasi maupun masalah yang dihadapi. Berikut adalah jadwal
konsultasi yang dirancang penulis. Periode konsultasi selama aktualisasi dilaksanakan pada
interval waktu tanggal 14 Agustus sampai dengan 2 September 2015.
Meskipun demikian jadwal konsultasi selama masa aktualisasi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi, atau bersifat fleksibel. Konsultasi dapat dilaksanakan sesuai dengan
kesepakatan mentee dengan mentor dan coach.
19
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
A. Hasil Aktualisasi
Realisasi dari rencana aktualsasi sangat tergantung kepada dinamika situasi dan kondisi
di lapangan. Oleh karena itu terdapat beberapa perubahan selama aktualisasi. Berikut ini
tabel perubahan rancangan aktualisasi untuk mengetahui lebih jelas perubahan-perubahan
selama masa aktualisasi.
Tabel 4.1 Perubahan Rancangan Aktualisasi
No.
KegiatanRancangan Aktualisasi
KeteranganJadwal Output Jadwal Output
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1.Membuat Surat
Keputusan Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan.
14, 18, & 19 Agustus 2015
1 Surat Keputusan
26 sd 27 Agustus 2015
1 Surat Keputusan
Ada perubahan nama surat untuk kegiatan ini, yaitu menjadi Membuat Surat Keputusan Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi (Kegiatan 6)
2.Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, menjadi fasilitator pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
Kamis, 27/8/2015
1 laporan Selasa, 25/8/2015
2 surat undangan
Kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan oleh penulis karena pada masa aktualisasi ada hal yang lebih penting dilaksanakan pada sub bidang kurikulum yaitu membuat surat undangan peserta dan narasumber untuk kegiatan Lokakarya Pemetaan Kompetensi Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Tahap II (Kegiatan 5).
3.Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, sebagai petugas dokumentasi pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
Jumat, 28/8//2015
1 laporan Senin, 24/82015
2 surat tugas
Kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan oleh penulis karena pada masa aktualisasi ada hal yang lebih penting dilaksanakan pada sub bidang kurikulum yaitu membuat surat tugas peserta dan narasumber untuk kegiatan Lokakarya Finalisasi Penyusunan Pendidikan Dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi (Kegiatan 4).
Kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan oleh penulis karena pada masa aktualisasi ada hal yang lebih penting dilaksanakan pada sub bidang kurikulum yaitu
20
No.
KegiatanRancangan Aktualisasi
KeteranganJadwal Output Jadwal Output
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)membuat Nota Dinas Permohonan Penandatananan Surat Keputusan Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi (Kegiatan 7).
Nama kegiatan ini dilengkapi menjadi Membuat Draft Laporan Kegiatan Workshop Sosialisai Peta Kompetensi Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Kegiatan 2).
Nama kegiatan ini dilengkapi menjadi Membuat Draft Laporan Kegiatan Review Penyusunan Modul Dan Kurikulum Perencanaan Kontinjensi Tahap Ii (Kegiatan 1).
7.Mengkompilasi Bahan Kurikulum Adaptasi Perubahan Iklim, Pusdalops, Dan Kaji Cepat.
18 dan 31 Agustus 2015
3 Bindeks 20 dan 21 Agustus 2015
4 Bindeks Ada beberapa perubahan untuk kegiatan ini, yaitu Menjadi Mengkompilasi Bahan Kurikulum Untuk Pelatihan Adaptasi Dan Perubahan Iklim, Koordinasi Dan Kaji Cepat Bencana, Koordinasi Dan Pengelolaan Tempat Pengungsian, Serta Desain Pelatihan Perencanaan Dan Kontinjensi (Kegiatan 3)
Selain melaksanakan jadwal kegiatan yang sudah dirancang dengan beberapa
penyesuaian, penulis juga harus melaksanakan konsultasi dengan coach dan mentor.
Selama aktualisasi, dilaksanakan bimbingan dan kontrol berupa konsultasi agar memastikan
kegiatan aktualisasi bisa berjalan. Kegiatan konsultasi dilakukan penulis sebisa mungkin
sesuai dengan jadwal yang telah dirancang sebelumnya. Namun karena ada satu dan lain
hal terkait dinamika situasi dan kondisi di lapangan maka ada beberapa perubahan waktu
konsultasi. Periode konsultasi selama aktualisasi dilaksanakan pada interval waktu tanggal
14 Agustus sampai dengan 2 September 2015. Berikut adalah tabel jadwal konsultasi
selama masa aktualisasi.
21
Tabel 4.2. Jadwal Konsultasi Selama Masa Aktualisasi
Berikut realisasi dari rancangan aktualisasi yang telah dibuat setelah mengalami
penyesuaian dengan situasi dan kondisi di lapangan:
1. Membuat Draft Laporan Kegiatan Review Penyusunan Modul dan Kurikulum
Perencanaan Kontingensi Tahap II
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015. Kegiatan ini merupakan
rangkaian dari kegiatan review penyusunan modul dan kurikulum perencanaan
kontinjensi yang dilaporkan kebagian evaluasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai
bentuk pertanggungjawaban dari telah dilaksanakannya suatu program kerja. Sehingga
kegiatan ini dapat dinilai dan dievaluasi.
Tahapan dari proses pembuatan draft laporan ini adalah sebagai berikut:
Pertama selalu diawali dengan berdoa kepada Allah SWT. Kemudian menanyakan
kejelasan kepada atasan mengenai gambaran umum review review penyusunan
kurikulum dan modul perencanaan kontinjensi. Kemudian saya diminta untuk
bekerjasama dengan pegawai pusdiklat yang senior, karena bahan-bahan untuk
pembuatan laporan ada di senior. Setelah itu saya mempelajari bahan-bahan yang
sudah dikumpulkan dari senior dan membuat draft sementara laporan. Ketika draft
sementara laporan sudah jadi, saya berkonsultasi dengan atasan dan senior untuk
mendapatkan perbaikan. Setelah dapat dipasrtikan semua isi laporan benar maka saya
menectaknya dengan menggunakan fasilitas kantor dan menyerahkan itu kepada atasan,
serta mengirimkannya dalam bentuk soft file ke bagian evaluasi sebagai bentuk laporan
atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Membuat Draft Laporan Kegiatan Workshop Sosialisasi Pemetaan Kompetensi
Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015. Kegiatan ini merupakan
rangkaian dari kegiatan workshop sosialisasi pemetaan kompetensi pendidikan dan
22
pelatihan penanggulangan bencana yang harus dilaporkan kebagian evaluasi. Tujuan
dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban dari telah dilaksanakannya
suatu program kerja. Sehingga kegiatan ini dapat dinilai dan dievaluasi.
Tahapan dari proses pembuatan draft laporan ini adalah sebagai berikut:
Pertama saya selalu berdoa kepada Allah SWT. Seperti kegiatan sebelumnya
kemudian menanyakan kejelasan kepada atasan mengenai gambaran umum workshop
sosialisasi pemetaan kompetensi pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana.
Kemudian saya diminta lagi untuk bekerjasama dengan pegawai pusdiklat yang senior,
karena bahan-bahan untuk pembuatan laporan ada di senior. Setelah itu saya
mempelajari bahan-bahan yang sudah dikumpulkan dari senior dan membuat draft
sementara atau narasi laporan sementara. saya berkonsultasi dengan atasan dan senior
untuk mendapatkan perbaikan isi laporan. Setelah dapat dipasrtikan semua isi laporan
benar maka saya menectaknya dengan menggunakan fasilitas kantor dan menyerahkan
itu kepada atasan, serta mengirimkannya dalam bentuk soft file ke bagian evaluasi
sebagai bentuk laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Kompilasi Bahan Kurikulum Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim, Koordinasi Kaji
Cepat Bencana, Koordinasi dan Pengelolaan Tempat Pengungsian, dan Desain
Pelatihan Rencana Kontinjensi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2015. Kegiatan ini
bertujuan untuk menginventarisasi bahan-bahan kurikulum pendidikan dan pelatihan
penangulangan bencana. Bahan-bahan itu milsalnya adalah materi diklat, bahan tayang
dan bank soal, sehingga apabila ada yang membutuhkan lebih mudah untuk
memperolehnya.
Tahapan dari proses kompilasi bahan kurikulum adalah sebagai berikut:
Seperti biasa, saya mengawali hari Kamis, tanggal 20 Agustus 2015 dengan
berdoa kepada Allah SWT. Setelah itu saya membereskan perlengkapan pribadi (laptop
dan alat tulis) untuk memulai kerja. Saya mendapat perintah untuk mengkompilasi
bahan-bahan terkait kurikulum pelatihan adaptasi perubahan iklim, koordinasi kaji cepat
bencana, koordinasi dan pengelolaan tempat pengungsian, dan desain pelatihan
perencanaan kontinjensi. Kemudian saya mencoba meminta penjelasan kepada atasan
mengenai kompilasi bahan yang saya akan buat. Setelah mendapat arahan dari atasan,
23
saya meminta bahan-bahan kurikulum pada atasan, Kemudian mencari bindex yang
masih layak dipakai (bekas) dengan kondisi yang masih bagus di rak pengarsipan.
Bindex ini digunakan untuk tempat pengumpulan kompilasi bahan. Setelah itu, saya
membuat format rancangan kompilasi bahan kurikulum di laptop saya sendiri. Kemudian
saya konsultasi kepada atasan dengan membawa komputer sendiri memperlihatkan
format akan dibuat seperti apa kompilasi bahan-bahan kurikulum yang sedang dibuat.
Saya mengerjakan formatnya satu per satu (per bahan), menyusun dengan rincian:
silabus, materi ajar, bahan tayang, dan bank soal (bila ada) sesuai dengan permintaan
atasan. Proses penyusunan format tidak dapat diseselaikan dalam waktu satu hari kerja,
maka saya mengerjakannya di rumah
Hari kedua, tanggal 21 Agustus 2015 seperti biasa saya memulainya dengan
berdoa kepada Allah SWT agar diberi selalu kemudahan menjalankan setiap aktivitas.
Sesampainya di kantor, saya melanjutkan pekerjaan yang kemarin masih belum selesai.
Saya mulai mencetak bahan kurikulum yang sudah disusun kemarin dan semalam
dengan menggunakan printer kantor. Selesai mencetak bahan, kemudian saya
menyusunnya kembali per jenis kurikulum untuk dimasukkan ke dalam bindex yang
sudah disiapkan hari sebelumnya. Kemudian sebagai back up data, Saya
menggandakan softfile masing masing bahan ke dalam bentuk disk. Satu per satu bahan
saya susun di dalam bindex kurikulum ditambah disk softfile bahan-bahannya. Kemudian
saya memasukkannya ke dalam lemari dan menyusunnya di dalam rak. Terakhir saya
melaporkan hasil kompilasi kepada atasan.
4. Membuat Surat Tugas Peserta dan Narasumber untuk kegiatan Lokakarya
Finalisasi Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan
Kontinjensi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2015. Kegiatan ini merupakan
bagian dari kegiatan Lokakarya Finalisasi Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan
Pelatihan Perencanaan Kontinjensi. Dimana narasumber dan peserta yang akan hadir
harus diberi tahu terlebih dahulu secara formal, agar dalam pelaksanaanya dapat
menjadi dasar kelompok atau instansinya mengijinkan untuk melaksanakan tugas. Bagi
BNPB ini akan menjadi bukti bahwa kegiatan itu berjalan dengan menggunakan
anggaran BNPB dan mengerahkan sumber daya manusia sebanyak yang ada dalam
lampiran surat tugas tersebut.
24
Tahapan dari proses pembuatan surat ini adalah sebagai berikut:
Seperti hari sebelumnya, saya mengawali hari Senin, tanggal 24 Agustus 2015
dengan berdoa kepada Allah SWT. Sesampainya di kantor saya mengikuti apel pagi
terlebih dahulu. Pada waktu apel saya diberi tugas untuk menjadi ajudan apel.
Mengingat padatnya kegiatan sub bidang kurikulum dalam bulan-bulan terakhir ini,
saya diberi tugas untuk membuat Surat Tugas Kegiatan Lokakarya Penyusunan
Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi. Saya diminta untuk
bekerja sama dengan senior yang satu sub bidang. Saya berusaha sekuat tenaga
bekerja sama dengan senior di bidang kurikulum. Tidak lupa saya meminta kejelasan
pada Ibu Tuti terkait surat tugas yang akan dibuat, menanyakan surat-surat kegiatan
sebelumnya dan meminta format/ contoh surat kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah
mendapat penjelasan, saya langsung mengerjakannya sesuai dengan format dan nota
dinas yang sudah dibuat pada hari Jumat, 21 Agustus 2015. Kemudian mencari data
siapa saja yang dimasukkan dalam lampiran surat tugas tersebut baik itu yang
narasumber maupun peserta. Setelah dikonsultasikan dengan membuat lembar
pengesahan sesuai dengan prosedur pembuatan surat kepada senior/ pejabat, maka
saya mencoba membaca kembali barangkali masih ada yang salah. Setelah bisa
dipasikan tidak ada yang salah, saya mencetaknya dengan menggunakan printer kantor.
Kemudian saya melanyampaikannya ke Sestama di kantor Pramuka hari berikutnya,
karena yang menandatanganinya adalah Sestama. Kegiatan hari ini saya laporkan ke
atasan saya.
5. Membuat Surat Undangan Peserta dan Narasumber untuk kegiatan Lokakarya
Pemetaan Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Tahap
II
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015. Kegiatan ini bagian awal
dari kegiatan Lokakarya Pemetaan Kompetensi Pendidikan dan
PelatihanPenanggulangan Bencana Tahap II. Dimana peserta dan narasumber yang
akan hadir harus diberitahu terlebih dahulu secara formal. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberi gambaran waktu dan tempat di mana lokakarya akan dilaksanakan dan siapa
saja yang terlibat didalamnya kepada peserta dan narasumber.
Tahapan dari proses pembuatan surat ini adalah sebagai berikut:
25
Saya mengawali hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2015 dengan berdoa kepada
Allah SWT. Saya diminta untuk bekerja sama dengan senior yang satu sub bidang oleh
atasan saya. Saya menerimanya karena sudah menjadi bagian dari pekerjaan saya.
Kemudian saya meminta kejelasan pada Ibu Tuti terkait surat undangan yang akan
dibuat, menanyakan surat-surat kegiatan sebelumnya dan meminta format/ contoh surat
kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah mendapat penjelasan, saya langsung
mengerjakannya sesuai dengan format dan nota dinas yang sudah dibuat pada hari
Jumat, 21 Agustus 2015. Saya bekerja sama dengan Ibu Tuti (senior) untuk memperoleh
siapa saja yang akan diundang dalam kegiatan tersebut (karena Ibu Tuti yang mengikuti
kegiatan sebelumnya). Ibu Tuti menjadi contak person yang dicantumkan di dalam surat.
Oleh karenanya daftar peserta kegiatan dan narasumber kegiatan juga dipegang oleh Ibu
Tuti. Setelah itu saya menyesuaikannya dengan kebutuhan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Surat yang dibuat dikonsultasikan dengan membuat lembar pengesahan
pada hari berikutnya sesuai dengan prosedur pembuatan surat. Lembar pengesahan itu
diajukan kepada senior/ pejabat. Setelah bisa dipasikan tidak ada yang salah, saya
mencetaknya dengan menggunakan printer kantor. Kemudian saya melanyampaikannya
ke Sestama, setelah disahkan oleh pejabat pusdiklat. Kegiatan ini saya laporkan ke
atasan saya.
6. Membuat Surat Keputusan Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan
Perencanaan Kontinjensi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2015. Kegiatan ini
seharusnya dilakukan dari sejak tim ini terbentuk yaitu caturwulan pertama tahun ini.
Pembuatan SK sangat diperlukan untuk menjadi dasar formal yang jelas dalam
menjalankan kegiatan. Di dalam SK dijelaskan apa yang menjadi latarbelakang, dasar
hukum sampai peran setiap anggota tim. SK juga menjadi acuan bagi anggota tim
ataupun yang lain untuk melaksanakan penyusunan kurikulum yang dimaksud.
Tahapan dari proses pembuatan surat ini adalah sebagai berikut:
Seperti biasa, saya mengawali hari Rabu, tanggal 26 Agustus 2015 dengan berdoa
kepada Allah SWT. Kemudian saya meminta kejelasan dengan bertutur kata yang baik
(ramah) dan dengan sopan santun pada senior mengenai Surat Keputusan (karena
atasan sedang dinas luar). Surat keputusan yang saya minta pejelasannya adalah surat
keputusan yang pernah dibuat sebelumnya dan Surat Keputusan yang akan dibuat
26
supaya terlihat detilnya. Setelah itu saya meminta format Surat Keputusan yang benar
kepada senior. Kemudian saya mempelajari format Surat Keputusan yang benar
berulang-ulang agar mudah disesuaikan dengan surat keputusan yang dibuat yaitu
mengenai SK Tim Penusunan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan
Kontinjensi. Setelah saya memahami dan menyesuaikan format surat keputusan dengan
kebutuhan surat keputusan yang akan dibuat, saya memulai Surat Keputusan Tim
Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi. Setelah
dibuatkan draft surat Keputusan, saya mengkonsultasikan berulangkali dengan kepada
senior untuk proses pengesahan Surat Keputusan ini. Selama proses konsultasi saya
merevisi perubahan perubahan sesuai dengan perintah senior dan aturan penulisan
surat. Selanjutnya, saya mencetak Surat Keputusan yang sudah dalam format yang
paling benar untuk ditandatangani oleh yang memiliki wewenang yaitu Sestama. Namun
untuk sampai ditandatangani oleh Sestama, harus melalui beberapa tahap. Tahapan
tersebut adalah telah disetujui oleh eselon 4, eselon 3, dan eselon 2 di Pusdiklat PB
BNPB. Untuk itu, saya juga membuat lembar pengesahannya. Kegiatan ini ternyata tidak
selesai di satu hari karena ada beberapa hal yang harus dipelajari terlebih dahulu, seperti
dasar hukum, daftar nama tim penyusun yang dimana diutamakan nama lengkap bukan
nama yang disingkat, serta jabatan yang tidak boleh salah. Saya berusaha dengan kerja
keras untuk memperoleh daftar nama tim penyusun dengan jabatannya, namun belum
selesai juga di hari yang sama. Oleh karena itu saya mengerjakannya di rumah
sesegera mungkin.
Di rumah saya berusaha mencari peraturan mengenai renkon melalui internet.
Saya membuka web instansi (www.bnpb.go.id) dan mencari publikasi hukum yang terkait
dengan SK yang sedang dibuat. Setelah menemukan beberapa Perka saya mencoba
mempelajarinya. Kemudian saya masukkan Perka itu ke dalam SK yang sedang dibuat di
bagian dasar hukum.
Keesokan harinya, sesampainya di kantor Ina DRTG, saya memulai dengan
meneruskan kegiatan di rumah yang belum selesai, yaitu membuat SK. Saya
mengkonsultasikan dasar hukum dan lain-lain kepada senior. Setelah menurut senior
sudah memadai untuk dicetak. Setelah saya cetak, kemudian saya cetak juga lembar
pengesahanya, kemudian saya sertakan lembar pengesahannya dengan SK yang belum
ditandatangani. Tahap selanjutnya adalah menyerahkannya pada pejabat untuk
27
mendapatkan acc, sebelum sampai ke Sestama. Terakhir saya melaporkannya pada
atasan bahwa pembuatan Surat Keputusan telah selesai.
7. Membuat Nota Dinas Permhonan Penandatanganan Surat Keputusan Tim
Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2015. Pembuatan nota dinas ini
merupakan bagian dari prosedur proses pembuatan Surat Keputusan. Karena
dibutuhkan tandatangan sestama (eselon 1), maka harus dibuatkan nota dinas sebagai
dokumen pengantar SK dari Kepala Pusdiklat (eselon 2) ke Sestama (eselon 1). Jadi
apabila tidak ada nota dinas maka secara administrasi SK tidak dapat ditindaklanjuti di
Sestama.
Tahapan dari proses pembuatan nota dinas ini adalah sebagai berikut:
Seperti biasa, saya mengawali hari tanggal 28 Agustus 2015 dengan berdoa
kepada Allah SWT. Sesuai dengan peraturan administrasi perkantoran, bahwa untuk
pengajuan penandatanganan Surat Keputusan yang sudah dibuat, maka dibutuhkan
Nota Dinas. Oleh karena itu saya kemudian meminta kejelasan pada senior mengenai
Nota Dinas Permohonan tanda tangan dari Sestama (karena atasan sedang dinas luar).
Saya meminta outline nota dinas pada Ibu Tuti. Setelah itu saya beruhsaha membuat
nota dinas sesuai dengan outline yang telah diberikan (orientasi mutu). Kemudian saya
selalu konsultasi dengan cara membawa print draft nota dinas dan dengan membawa
laptop lagsung menghadap kepada Ibu Tuti. Setelah dikonsultasikan dengan Ibu Tuti
nota dinas yang sedang dibuat terkait perihal, kemudian dari dan ditujukan kepada siapa,
serta redaksi surat; saya langsung mencetaknya. Setelah itu saya kemudian
menyertakannya dengan Surat keputusan yang sudah dibuat sebelumnya. Kemudian
saya meminta ttd Kepala pusdiklat untuk tindak lanjut dari pembuatan SK Penyusunan
Renkon. Setelah mendapat tanda-tangan Kapusdiklat (walaupun atas nama, karena Pa
Kapusdiklat sedang dinas luar) saya melaporkannya pada atasan bahwa pembuatan
nota dinas sudah selesai.
B. Analisis Dampak Nilai-Nilai Dasar
Pelaksanaan aktualisasi yang berkualitas sangat bergantung pada sejauh mana nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Anti Korupsi)
diterapkan dalam setiap langkah-langkah kegiatan yang dilakukan. Namun jika nilai-nilai
28
dasar ini tidak diikutsertakan maka kemungkinan besar akan dihasilkan kegiatan yang tidak
sesuai dengan harapan.
1. Nilai Dasar Akuntabilitas
a. Kejelasan
Sebelum mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, pegawai perlu
untuk meminta penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan, hasil
yang diharapkan, maupun cara mengerjakannya. Jika tidak ada penjelasan
mengenai pekerjaan, maka kemungkinan pegawai akan mengerjakannya
dengan prosedur yang salah atau hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh atasan. Misalnya untuk membuat surat keputusan tidak
terlebih dahulu meminta kejelasan maka mungkin akan terjadi surat
keputusan akan lamauntuk disahkan, bahkan tidak disahkan. Hal ini karena
untuk memperoleh tandatangan Sestama harus terlebih dahulu melalui
rangkaian tahap-tahap yang tidak bisa diloncat, harus mengurut.
b. Laporan
Pelaporan adalah salah satu bentuk dari tartibnya sebuah kegiatan dalam
sebuah organisasi. Jika tidak dilaksanakan maka sebuah kegiatan baik itu
yang sifatnya final maupun sementara. Pelaporan suatu pekerjaan sangat
penting untuk mengetahui apakah pekerjaan telah sesuai yang diharapkan
dan apakah sudah sesuai dengan tujuan. Pelaporan juga berguna untuk
sarana komunikasi untuk menyelesaikan apabila ada masalah dalam
melakukan kegiatan. Misal ada masalah nama yang kurang lengkap dalam
lampiran SK, dan kita sebagai yang membuat SK tidak tahu apa-apa, maka
laporan kepada atasan sangat penting. Setidaknya dengan laporan atasan
akan mengarahkan untuk melakukan apa selanjutnya sebagai contoh,
diarahkan untuk menghubungi yang memegang nomor kontak yang belum
lengkap namanya.
c. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara (SDMN)
Penggunaan Sumber Daya Milik negara diperlukan untuk membantu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, ketika adanya SDMN yang kurang
memadai akan menyebabkan tersendatnya suatu pekerjaan. Misal untuk
mencetak bahan kompilasi yang sangat banyak tidak ada printer kantor,
maka kita harus aklternatif lain, memutar otak. Mungkin kita harus ke rental
komputer untuk mencetaknya dan memutuhkan biaya yang lebih besar boleh
29
jadi maka disimpulkan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sangat
efektif dan efisien dalam penyelesaian suatu kegiatan.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu indikator akuntabilitas, dimana baik isntitusi
maupun perseorangan diberikan suatu kewajiban. Tanggung jawab
merepresentasikan bahwa ada suatu konsekuensi dari setaip tindakan yang
telah dilakukan oleh institusi perseorangan tersebut, karena adanya tuntutan
untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat. Misalnya
sebagai pegawai negeri melaksanakan perintah atasan merupakan
pekerjaan, setiap perintah dari atasan harus kita terima konsekwensinya.
2. Nilai Dasar Nasionalisme
a. Takwa
Semua pekerjaan yang telah selesai tidak terlepas dari bantuan Allah SWT
melalui doa, setiap kegiatan yang diawali dengan doa akan menjadikan
pekerjaan menjadi lebih berkah dan dimudahkan dalam pekerjaannya,
seperti semua kegiatan pada aktualisasi dengan nilai dasar takwa yaitu
berdoa setiap hari sebelum bekerja dimulai. Ini dimaksudkan agar dierikan
kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan amanah dan tugas.
Ketakwaan akan membuat pekerjaan yang dikerjakan menjadi lebih
bertanggungjawab karena suatu pekerjaan adalah amanah.
b. Kerjasama
Setiap pekerjaan tidak dapat dilakukan secara individu secara langsung pasti
pekerjaan memerlukan kerjasama dengan orang lain seperti meminta
kejelasan kepada atasan atau mengkomunikasikan pekerjaan kepada senior
yang lebih memahami. Seperti pada membuat surat undangan, diperlukan
kerjasama antara pegawai yang terlibat, bahwa diperlukan daftar nama yang
akan diundang. Maka bagian yang membuat surat harus bekerjasama
dengan yang memegang daftar nama yang akan diundang. Jika tidak ada
kerjasama dalam suatu pekerjaan maka pekerjaan akan memakan waktu
yang lebih lama dan bisa jadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
c. Rela berkorban
Rela berkorban merupakan kesediaan dan keikhlasan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati. Hal ini sangat penting
karena akan menumbuhkan motivasi untuk mengerjakan pekerjaan.
30
Meluangkan waktu dengan mengerjakan pekerjaan yang belum selesai di
rumah, menggunakan fasilitas pribadi untuk membantu dalam mengerjakan
suatu pekerjaan yang berkaitan untuk kepentingan pemerintahan merupakan
salah satu bentuk dari rela berkorban. Rela berkorban tidak akan banyak
menuntut namun loyalitas dalam bekerja untuk menyelesaikan tugas. Jika
rela berkorban tidak ada dalam jiwa seorang aparatur sipil negara, maka
motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan akan berkurang.
d. Disiplin
Sikap yang selalu tepat janji dengan menyelesaikan tugas sepenuh hati dan
semangat untuk menyelesaikannya tepat waktu. Sikap disiplin sangat
diperlukan dalam menyelesaikan setiap tugas karena tugas adalah
tanggungjawab yang harus diselesaikan dengan tepat waktu. Misalnya untuk
hadir dikantor tepat waktu, yaitu sebelum jam kerja dimulai merupakan
bentuk disiplin. Sehingga bekerja tanpa adanya nilai disiplin akan
memperlambat selesainya suatu pekerjaan.
3. Nilai Dasar Etika Publik
a. Ramah
Ramah merupakan cara bertutur kata dan berkomunikasi lisan yang baik.
Bertutur kata dan berperilaku yang baik, suka bergaul dan terbuka dengan
siapa saja, berbudi baik, murah senyum dan senang menyapa orang lain
dalam proses bekerja juga sangat penting karena dimulai dengan tutur kata
yang baik maka orang lain akan lebih mudah menerima kita sehingga akan
lebih mudah dalam bekerjasama. Misal untuk meminta kejelasan dalam
membuat nota dinas harus dengan tutur kata yang ramah, jika tidak ramah
maka akan lebih sulit dalam menyelesaikan nota dinas tersebut. Karena
boleh jadi dengan tidak ramah, akan menimbulkan masalah baru di luar
pekerjaan yang sedang dikerjakan (pertengkaran dll). Jadi jika setiap
pekerjaan terutama dalam tim bila tidak dibarengi dengan ramah tamah
maka akan menghambat proses pekerjaan.
b. Sopan santun
Sama dengan nilai dasar ramah pada nilai dasar sopan santun juga untuk
semua kegiatan terdapat nilai dasar ini karena dalam meminta kejelasan
kepada atasan pasti kita harus bersikap ramah. Sikap dan perilaku yang
31
berbudi baik dan menjunjung tinggi tata krama dari setiap tingkah laku juga
sangat penting dalam menyelesaikan pekerjaan. Jadi jika setiap pekerjaan
terutama dalam tim bila tidak dibarengi dengan ramah tamah dan sopan
santun maka akan menghambat proses pekerjaan terutama dalam hal
kerjasama.
c. Komunikatif
Komunikatif merupakan sifat yang mencerminkan dimana ketika seseorang
melakukan komunikasi itu mudah untuk dipahami. Jika tidak maka akan
memperpanjang masa pekerjaan, atau molor dll. Sebagai contoh dalam
membuat rancangan kompilasi bahan kurikulum saya mencoba untuk
membawa laptop dan membicarakannya dengan atasan akan dibuat seperti
apa.
4. Nilai Dasar Komitmen Mutu
a. Efisien
Efisien dalam penggunaan waktu, sumber daya sehingga pekerjaan yang
dilakukan dapat terealisasi dengan tepat. Jika seorang pegawai melakukan
suatu pekerjaan tidak memiliki porsi dalam hal sumber daya atau
menggunakannya seenaknya saja maka dapat merugikan instansi, bisa saja
dapat memekan biaya yang lebih banyak, memakan waktu yang lebih lama
dan sebagainya. Misalnya pada pembuatan kompilasi bahan kurikulum
diperlukan bindeks untuk tempat kompilasinya. Saya menggunakan bindeks
bekas, yang banyak sekali disimpan di ruang pengarsipan dan masih layak
pakai serta masih bagus. Hal ini menghemat biaya daripada kita membelinya
di luar. Dengan efisien dalam bekerja maka pegawai dapat menghemat
waktu dan biaya yang harus dikeluarkan, sehingga dapat dialokasikan ke
kegiatan yang lain.
b. Efektif
Efektif dalam bekerja mampu mencapai target dengan baik dan menghasilkan
hasil kerja yang bermutu dan langkah kerja yang tidak berulang. Pekerjaan
yang efektif dapat mengukur sejauh mana pekerjaan dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan.
c. Teliti
Teliti merupakan sifat kehati-hatian dan mencurahkan perhatian terhadap suatu
pekerjaan sehingga dapat meminimalisir kesalahan. Dengan keteltian,
32
pekerjaan yang dilakukan akan menjadi efektif dan hasilnya lebih baik. Jika
suatu pekerjaan hanya asal selesai maka belum tentu benar sehingga harus
cermat dan teliti setiap menyelesaikan pekerjaan. Seperti pada kegiatan
pembuatan draft laporan dalam mempelajari bahan-bahan laporan harus
teliti. karena dengan keteltian, pekerjaan yang dilakukan akan menjadi efektif
dan hasilnya lebih baik. Tidak mengakibatkan kesalahan dalam
pelaksanaan kegiatan lainnya.
d. Cermat
Cermat merupakan sifat kehati-hatian dan mencurahkan perhatian terhadap
suatu pekerjaan dari hal yang besar sampai hal yang kecil-kecil. Jika ini tidak
ada dalam pengerjaan pekerjaan maka akan menimbulkan kekeliruan.
Ketika keliru maka waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan
akan semakin banyak dan lama. Misal dalam pembuatan surat keputusan
kita harus cermat mengamati setiap kata jangan sampai ada yang keliru,
karena kalau keliru maka harus dibetulkan dan ini memerlukan waktu
tambahan.
5. Nilai Dasar Anti Korupsi
a. Jujur
Sikap jujur merupakan salah satu cara untuk menjadi pribadi yang berintegritas,
berintegritas dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dengan adanya sikap jujur jika ketika pegawai diberikan suatu tugas untuk
melaksanakan sebuah tugas, maka pegawai harus menjalankannya sesuai
perintah dengan tidak melakukan tindakan lain yang bisa merugikan negara.
Kejujuran akan membawa banyak dampak positif karena dengan kejujuran
maka didapatkan suatu kepercayaan. Tanpa adanya kejujuran dalam
bekerja maka tidak akan ada lagi kepercayaan untuknya.
b. Berani
Sikap berani merupakan hal penting dalam menghentikan tindakan korupsi.
untuk menumbuhkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan
keyakinan seseorang. Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh pegawai
dalam kehidupan di dunia kerja dan di luar dunia kerja, diantaranya dapat
diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
33
Sebagai contoh adalah berani menolak apabila diajak ke luar untuk sekedar
pergi ke kantin pada jam kantor.
C. Kendala dan Solusi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi kegiatan yang telah dibuat pasti terdapat oleh
satu dan lain hal. Pembuatan strategi antisipasi merupakan suatu cara yang optimal agar
kendala tersebut tidak mengganggu aktivitas yang dilakukan saat aktualisasi di kegiatan
yang akan datang. Berikut ini merupakan analisis kendala dan strategi antisipasi yang aka
dilakukan
Tabel 4.3. Kendala dan Solusi
No. Kegiatan Kendala Solusi
5 Membuat Surat Undangan Peserta dan Narasumber untuk kegiatan Lokakarya Pemetaan Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Tahap II
Ketika ditinggalkan atasan untuk pergi ke luar negeri dan ada perubahan jadwal kegiatan karena tidak tersedianya sumber daya manusia (pegawai yang stand by) di kantor
Berusaha selalu berkomuikasi menggunakan media whatsapp dan email kapada atasan
3 Mengkompilasi Bahan Kurikulum Terjadi perbedaan format softfile bahan
mengkonversi formati softfile bahan dengan menggunakan software yang update
34
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
1. Internalisasi dari nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Antikorupsi (ANEKA) sangat penting dalam rangka
menjalankan tugas sebagai aparatur sipil negara. Hal ini harus ditanamkan dari
mulai sekarang dan dari hal yang paling kecil. Diharapkan internalisasi nilai-nilai
ANEKA dapat langgeng dan laten menjiwai setiap kegiatan Aparatur Sipil Negara.
2. Peningkatan kinerja tidak hanya tergantung pada internalisasi nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi (ANEKA),
tetapi juga bergantung pada implementasi nilai-nilai dasar dalam setiap pekerjaan.
Implementasi nilai-nilai dasar ANEKA sangat penting bagi Aparatur Sipil Negara
(ASN), sehingga nilai-nilai dasar harus terpatri dalam setiap kegiatan dalam
menyelesaikan pekerjaan sehingga didapatkan hasil pekerjaan sesuai yang
diharapkan. Dengan mengimplementasikan ANEKA dan terus
menginternalisasikannya dalam setiap pekerjaan, Aparatur Sipil Negara diharapkan
dapat menjadi aparatur yang amanah, berkompeten dalam mengemban
tanggungjawab sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik.
35
DAFTAR ISTILAH
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bindeks (Odner) map besar berkulit tebal untuk menyimpan surat-surat dan berkas lainnya
Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu).
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yg diajarkan pd lembaga pendidikan atau bisa
juga perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus (tertentu).
Rencana Kontinjensi adalah rencana kesiapsiagaan yang disusun pada situasi terdapat
potensi bencana untuk menghadapi keadaan darurat yang didasarkan atas
skenario menghadapi bencana tertentu (single hazard).
Review adalah suatu proses pemeriksaan ulang atau mempelajari kembali sesuatu.
36
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Sulistyo Purnomo. 2015. Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Subbagian Perencanaan dan informasi Kepegawaian, Bagian Admiistrasi Kepegawaian, Badan Pusat Statistik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.2015.Visi dan Misi BNPB. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2015 dalam http://www.bnpb.go.id/.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kebijakan Pemerintah :
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan BencanaUndang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraPeraturan Kepala BNPB No. 01 Tahun 2008.Rancangan Rencana Strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019.