perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister pada Program Teknologi Pendidikan Diajukan oleh: SUMARTANA NIM. S810809226 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
102
Embed
BAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7460/1/192281011201112511.pdfBAGIAN DEPAN TESIS - eprints.uns.ac.id
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN
PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister
pada Program Teknologi Pendidikan
Diajukan oleh:
SUMARTANA NIM. S810809226
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN
PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Diajukan oleh:
SUMARTANA
NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 NIP. –
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN TESIS
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING
DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Disusun oleh:
SUMARTANA NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal: 26 April 2011
Nama /NIP Jabatan Tanda tangan
Prof. Dr.SAMSI HARYANTO, M.Pd. Ketua
Dr. NUNUK SURYANI, M.Pd. Sekretaris
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Anggota Penguji I
Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. Anggota Penguji II
Surakarta, 26 April 2011 Ketua Program Studi TP
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
Mengetahui Direktur PPs
Prof. Drs. SURANTO, M.Sc., Ph.D. NIP. 19570820 198503 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Kelebihan orang yang berilmu ke atas 'abid seperti kelebihan bulan malam
purnama dari bintang-bintang yang lain. Riwayat Abu Daud, At-Turmizi dll.
2. Saya belajar . . . . . . . .
Tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini
Semua membutuhkan proses dan pertumbuhan
Kecuali bila saya ingin sakit hati . . . .
3. Saya saya jadi tahu . . . . . . . .
Bahwa orang yang saya kira adalah jahat
Justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali
Serta orang yang begitu perhatian sama saya
Tesis ini kupersembahkan kepada:
Spesial istriku tercinta Dyah St. S.Pd.
beserta Anandyto Augusta Wicaksana dan
Aghitsna Aurrelia Winadya,
(terima kasiiiiiiiiih ...............
…………… atas semuanya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERNYATAAN
Nama : SUMARTANA
NIM : S810809226
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: PENGARUH
PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN
COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN
PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM
MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, 26 April 2011
Yang membuat pernyataan,
Sumartana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Ucapan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. M. SYAMSUL HADI, Sp.KJ(K) - Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. SURANTO, M.Sc.,Ph.D. - Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. - Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus
Pembimbing I.
4. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. - Pembimbing II
6. Drs. SUBONO - Kepala SMK Negeri 2 Sragen
7. Drs. H. WAKHID HARYANTO, M.Pd. - Kepala SMK Muhammadiyah 2
Sragen
8. Rekan guru SMK Kab. Sragen, dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik atau saran dari pihak-pihak yang berkompeten. Semoga tesis
ini memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.
Surakarta, 26 April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN TESIS .................................................................................. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....... vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………....... xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAKSI ……………………………………………………………...... xiv
ABSTRACT ………………………………………………………………… xv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………........ 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………...... 6
D. Perumusan Masalah …………………………………………... 6
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 7
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 8
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………... 9
A. Kajian Teori …………………………………………………... 9
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan ……………..... 9
Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis …………………………………………….. 191
Lampiran 17. Perijinan ……………………………………………………… 197
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAKSI
Sumartana, S.810809226. Pengaruh Pendekatan Product Based Training dan Pendekatan Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen), Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011 Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (2) perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (3), interaksi perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Metode penelitian adalah eksperimen, dengan populasi siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK se-Kabupaten Sragen. Sampel berjumlah 145 siswa kelas XII yang diambil secara cluster sampling, dengan 78 siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Sragen sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan Pendekatan Berbasis Produk, dan 67 siswa dari SMK Negeri 2 Sragen sebagai kelompok kontrol yang menggunakan Pendekatan Berbasis Kompetensi. Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis dan tes praktik. Tes tertulis untuk mengukur Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, dan tes praktik untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan, dilanjutkan uji scheffe’ dengan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dengan Lilliefors test dan homogenitas dengan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.
Kesimpulan hasil analisis data hasil penelitian: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, karena Fo > Ft (34,58 > 3,84), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan,karena Fo > Ft (20,30 > 3,84). (3) ada interaksi perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, karena Fo > Ft (6,24 > 3,84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
Sumartana, S.810809226. The Effect of Product Based Training Approach and Competency Based Training Approach on the Students’ Achievement in Machinery Subject Viewed by Mastering Measurement Instruments. Post Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011
The objectives of this research are: (1). to find out the differences of the students’ achievement in implicating Product Based Training Approach and those who imply Competency Based Training on Machinery Subject; (2). to know the differences of the effect of the high competency and the low one in mastering measurement instrument on Machinery subject and; (3), to find out the differences interaction between Product Based Approach and Competency Based Product in mastering measurement instrument to the students’ achievement in Machinery subject. This research method is experimental method with the students of Machinery Program of all Vocational High School in Sragen as the population. The sample of the research were 145 students of the third year who are selected by cluster sampling, consist of 78 students of the third year of SMK Muhammadiyah 2 Sragen as an experiment group that apply the Product Based Training Approach, and 67 students of the third year of SMK Negeri 2 Sragen as a control group that apply the Competency Based Training Approach. The data were taken from written test and task job test. The written test is to measure the competency in mastering measurement task, and the task job test to measure the students’ achievement in Machinery subject. The data were analyzed by employing two-parts ANAVA, continued by scheffe’ analysis test and using prerequisite tests which form as normality test with Lilliefors test and homogeneity test with F-test on significant level α = 0,05.
The conclusions of the research show that: (1) there is a significant achievement difference in Machinery subject by applying Product Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach, because Fcount > Ftable (34,58 > 3,84), (2) there is a significant achievement difference in Machinery subject between the students who have the high competency students with the low ones in mastering measurement instrument, because Fcount > Ftable (20,30 > 3,84) and (3) there is significant influence of the students who applying Competency Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach with the students competency in mastering measurement instrument on their achievement in Machinery subject viewed by mastering the measurement instrument,because Fcount > Ftable (6,24 > 3,84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan
yang didirikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, sesuai
dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun
2003 pasal 15. Pendidikan dan pelatihan kejuruan Indonesia dirancang oleh
pemerintah pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai
dengan kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan di dalam mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai/konsisten
dengan kebutuhan industri.
Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan
institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di
industri. Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Untuk itu
pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training
(CBT), melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun
2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan
menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi
sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri .
Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan
Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada. Sampai
saat ini masih banyak SMK yang menerapkan proses pembelajaran praktik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency
Based Training), dirasa kurang kompetitif untuk menghadapi persaingan di era
global yang serba instan. Terkait dengan dunia usaha atau dunia industri sebagai
pengguna tamatan, hasil pembelajaran praktik dengan penerapan model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi membuat siswa serasa kurang pengalaman,
khususnya jika menghadapi pekerjaan dibawah tekanan (under pressure).
Hal ini merupakan tantangan sekaligus menjadi bahan masukan bagi
pengelola pendidikan, guru, stakeholder dan masyarakat pemerhati masalah
pendidikan pada umumnya. Untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas,
diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan keahlian siswa, peningkatan
profesionalitas guru atau instruktur, penggunaan metode pembelajaran yang lebih
aplikatif, dan lain-lain, di samping peningkatan atau pengelolaan bengkel praktik
yang lebih representative.
Soetarno Joyoatmojo dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2003,
menekankan perlunya pembentukan tenaga professional mandiri dan beretos tinggi
dalam pengembangan sumber daya insani. Pendidikan dan pelatihan perlu
dikembangkan kea rah penguasaan proses produksi, peningkatan produktivitas,
kemampuan tenaga kerja dan pendayagunaan teknologi (Agustinus Pentapagiyono,
2010 : 2).
Dari beberapa upaya untuk peningkatan keahlian siswa seperti
dikemukakan di atas, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran
praktik yang dapat lebih memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Model pembelajaran praktik tersebut diharapkan lebih mendekati keadaan di dunia
usaha dan dunia industri, sehingga lulusan nantinya sudah tidak canggung lagi
menghadapi pekerjaan di industri.
Model Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based
Training) merupakan suatu model pembelajaran praktik yang didesain untuk
pembelajaran praktik, dimana siswa langsung menghadapi atau mengerjakan benda
produk yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. Dengan penerapan
Pendekatan Berbasis Produk akan membuat siswa lebih tertantang dalam praktik,
sehingga memungkinkan tumbuhnya inovasi-inovasi baru dalam melaksanakan
praktik. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam praktik akan
meningkat.
Berdasarkan Kurikulum SMK, program pendidikan dan latihan (Diklat)
dibagi menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif
dijabarkan menjadi mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap dan
perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif
berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan dasar-dasar
kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Sedangkan
program produktif berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi
standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu
yang relevan dengan tuntutan dan permintaan dunia industri.
Pada program produktif telah dijabarkan letak kedudukan setiap kompetensi
keahlian (standar kompetensi) dengan peta kedudukan, yang disusun secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
hierarkis. Penguasaan kompetensi dasar pada mata diklat yang diperoleh
sebelumnya memungkinkan akan mempengaruhi kompetensi selanjutnya, atau
tandar kompetensi yang satu menjadi dasar dari standar kompetensi yang lain.
Atau dengan kata lain, suatu standar kompetensi menjadi prasyarat bagi standar
kompetensi berikutnya. Hal ini berarti bahwa jika siswa tidak atau belum
menguasai standar kompetensi prasyarat, maka siswa tersebut tidak dapat
melanjutkan ke standar kompetensi berikutnya yang bersyarat. Dari asumsi tersebut
juga dapat diprediksi bahwa siswa yang penguasaan standar kompetensi prasyarat
rendah, akan rendah pula penguasaan standar kompetensi yang dipelajarinya.
Pada pembelajaran praktik untuk Program Keahlian Teknik Pemesinan,
terdapat standar kompetensi: a) melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, b)
menggunakan mesin bubut (kompleks), dan c) menggunakan mesin frais
(kompleks). Standar kompetensi tersebut dapat ditempuh siswa setelah memenuhi
kompetensi prasyarat. Di antara standar kompetensi prasyarat adalah: mengukur
dengan alat ukur mekanik presisi.
H. Identifikasi Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Pendekatan kurikulum atau silabus yang dirancang oleh pemerintah kurang
sesuai dengan kebutuhan industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
2. Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan
institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan
di industri.
3. Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri
dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada.
4. Diperlukan upaya penerapan metode pembelajaran yang lain untuk
memudahkan siswa dalam menyerap materi pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Pemesinan.
5. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan guru.
6. Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan
model pembelajaran praktik yang lebih merangsang siswa untuk menunjukkan
kreativitas berfikir dan berinovasi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan.
7. Tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau
kompetensi prasyarat akan menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran
praktik pada mata pelajaran atau kompetensi berikutnya yang lebih sulit.
Dalam hal ini tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur
akan menentukan pula tinggi rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
I. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan dana untuk penelitian ini, maka masalah
yang akan dibahas peneliti adalah:
1. Penerapan Model Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based
Training) sebagai upaya meningkatkan kemampuan/keahlian siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur akan mempengaruhi Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
J. Perumusan Masalah
Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah
disampaikan di atas adalah:
1. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Pendekatan berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
2. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
3. Apakah ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
K. Tujuan Penelitian
Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka
secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan
Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang
tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
L. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, sebagai:
a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran prooduktif.
b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan
kurikulum dan pembelajaran produktif.
c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran praktik ke
arah produktif dengan jaringan dunia usaha dan industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
2. Manfaat praktis:
a. Pengelola SMK khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan, dapat
menerapkan model pembelajaran praktik yang mengarah pada siswa lebih
produktif, sehingga pelaksanaan praktik lebih efektif dan efisien.
b. Guru dan instruktur lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan
pembelajaran praktik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
c. Guru dan instruktur dapat memilih metode pembelajaran praktik dengan
pendekatan yang variatif untuk mengembangkan pembelajaran praktik,
yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.
d. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam
menghadapi pekerjaan yang lebih menantang dengan menejemen real job.
e. Siswa lebih meningkat rasa percaya dirinya karena terbiasa melaksanakan
pekerjaan yang bersifat order job.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan
Dimyati dan Mujiyono (2002 : 299), mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dan
siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Pembelajaran produktif merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun
suatu prosedur yang meliputi pengaturan, penentuan materi dan sumber belajar
agar terjadi proses belajar pada diri siswa sehingga dapat mencapai hasil yang
efektif pada mata pelajaran produktif/kejuruan. Tujuan pembelajaran produktif
adalah memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi
(kognitif, afektif, dan psikomotor), professional produktif, beretos kerja tinggi,
terbentuknya sikap wirausaha.
Pembelajaran produktif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2009 dikemas berdasarkan Standar Kompetensi (SK)
yang ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja atau industri. Standar kompetensi
tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan selanjutnya diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
analisis penentuan indikator untuk mengukur ketercapainya kompetensi. Dengan
berlakunya KTSP tersebut memungkinkan kurikulum satu sekolah akan berbeda
dengan kurikulum di sekolah yang lain pada jenjang sekolah yang sama.
Penyusunan Standar Kompetensi menurut Atwi Suparman (2001 : 99)
dengan pola: struktur hierarkikal, struktur prosedural, struktur pengelompokan, dan
struktur kombinasi. Standar kompetensi yang disusun menurut struktur hierarkikal
adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku
hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (2001 : 100).
Sedangkan isi/materi pembelajaran harus ditata dengan memperhatikan enam
ketentuan, dua diantaranya adalah dari umum ke khusus dan urutan keterampilan
(Mager and Beach, 1967 : 60). Dengan merujuk pada struktur dan isi untuk
pembelajaran produktif, maka siswa dapat menempuh standar kompetensi
berikutnya (yang khusus) setelah dapat menguasai kompetensi umum (dasar).
Kompetensi yang termasuk dalam mata pelajaran produktif dasar pada
Program Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi meliputi: a)
melaksanakan penanganan material secara manual, b) menggunakan peralatan
pembanding dan/atau alat ukur dasar, c) mengukur dengan alat ukur mekanik
presisi, d) menggunakan perkakas tangan, e) menggunakan perkakas
bertenaga/operasi digenggam, f) menginterpretasikan sketsa, dan g) menggunakan
mesin untuk operasi dasar (Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen, 2010 : 75-76).
Mata pelajaran produktif dasar adalah mata pelajaran yang memberikan
kompetensi dasar bagi siswa dan sebagai prasyarat untuk mencapai kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
akhir sesuai dengan tujuan SMK. Salah satu mata pelajaran produktif yang harus
ditempuh setelah siswa memenuhi kompetensi-kompetensi selanjutnya adalah
menempuh standar kompetensi yang lebih sulit atau kompleks yang diantaranya
tertuang pada mata pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. Praktik Pekerjaan
Permesinan menurut peta keterkaitan dalam Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen
mempunyai standar kompetensi yang terletak di akhir yang meliputi: menggerinda
alat, membubut kompleks dan mengefrais kompleks (2010 : 77).
2. Pendekatan Pembelajaran Produktif
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/). Pembelajaran
produktif dirancang untuk memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan
yang tinggi, professional, produktif, beretos kerja tinggi, dan terbentuknya sikap
wirausaha (Made Wena, 1996 : 49). Jika dikelompokkan, ada dua model
pendekatan pembelajaran produktif yang biasa diterapkan yaitu:
a. Pendekatan Berbasis Kompetensi atau Competency Based Training (CBT)
1) Pengertian Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
Kompetensi (competency) menurut Suhaenah Suparno (2001 : 27)
merupakan kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai
memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Mengutip dari pendapat
Johnson, selanjutnya Suhaenah Suparno menjelaskan tentang pembelajaran
berbasis kompetensi, yang merupakan suatu system dimana siswa baru dianggap
telah melaksanakan tugas yang dipelajari untuk melakukannya. Kompetensi dapat
dikatakan pula sebagai perbuatan (performance) yang rasional yang secara
memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Agar dapat
mencapai suatu kompetensi, seseorang memerlukan pengetahuan khusus,
keterampilan proses, dan sikap.
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) penjelasan pasal 35 (1): “Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sedangkan
sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 (10),
“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Kompetensi menurut definisi dari Standard Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat
mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai
dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
tempat kerja (industri). Jika diperinci, kompetensi dapat dibagi dalam lima
dimensi: (a) mampu melakukan tugas per tugas (task skills), (b) mampu mengelola
beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan (task management skills), (c)
tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja (contingency
management skills), (d) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari
lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan (environment skills/job role), dan
(e) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi/tempat yang
berbeda (transfer skills) (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/).
Pemahaman dari definisi kompetensi selama ini adalah mencakup
penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science),
keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Jika kompetensi
dilihat dari aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan
seimbang, maka terdapat tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan
rasional atau disebut IQ (Intellectual Quotient), kecerdasan emosional atau disebut
EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient)
dengan SQ yang menjadi pondasinya. Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi
selama ini maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau “knowledge” dan “skill”, kecerdasan EQ
dan SQ bisa dikaitkan dengan “attitude”.
2) Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mmenurut SKKNI adalah pernyataan-pernyataan
mengenai pelaksanaan tugas di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
output: (a) apa yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh siswa, (b) tingkat
kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari siswa, dan (c) bagaimana
menilai bahwa kemampuan siswa telah berada pada tingkat yang diharapkan.
Kegunaan Standar Kompetensi bagi SMK diantaranya adalah: (a) lebih
efesien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih
relevan, (b) pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing
ditingkat internasional, (c) penilaian yang lebih konsisten, (d) adanya hubungan
yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan pemberian sertifikat, dan (e)
kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya
(sstphttp://www.stpbali.ac.id/index.php?p9=102)
. Untuk tingkat industri dan perusahaan, kegunaan standar kompetensi
adalah: (a) pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang
dibutuhkan, (b) pemahaman yang lebih baik mengenai hasil pelatihan, (c)
berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan, (d) peningkatan
dalam perekrutan tenaga baru, (e) penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten
dan dapat diandalkan, dan (f) pengidentifikasian kompetensi di tempat kerja yang
lebih akurat.
Suatu unit Standar Kompetensi mencakup pesan kunci di tempat kerja dan
terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) elemen yang menggambarkan garis besar
aktifitas-aktifitas terpenting yang termasuk dalam peran, (b) kriteria pelaksanaan
tugas yang merinci hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan kemampuan
seseorang, (c) beberapa variabel yang dapat menggambarkan relevan konteks dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
kondisi pada suatu unit, dan (d) penentuan bukti yang memberikan gambaran
bagaimana kompetensi akan diakui.
3) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya
yang dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan
mengarahkan peserta untuk mencapai kompetensi yang telah diprogramkan
bersama antara SMK dengan institusi pasangannya. Pelatihan atau pembelajaran
didasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang ditempat
kerja. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membuat pelatihan lebih relevan
terhadap dunia kerja.
Manfaat pembelajaran berbasis kompetensi bagi peserta (trainees), adalah
dapat : (a) memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar mengembangkan
keterampilan dengan tingkat kecepatan yang berbeda dan dengan cara yang
berbeda, (b) memungkinkan peserta untuk lebih bertanggung jawab terhadap
kemajuannya, (c) memotivasi peserta, dan (d) membuat peserta aktif dan dapat
memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya. Adapun manfaat bagi guru/instruktur
atau pelatih (trainers), yaitu dapat: (a) emungkinkan adanya kesesuaian antara
pelatihan dan persyaratan kemampuan kerja, (b) memungkinkan adanya kebebasan
dalam penentuan waktu mulai, selesai dan kecepatan program pelatihan, dan (c)
penyederhanaan prosedur penilaian.
4) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada “proses”, dengan
asumsi bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan proses yang baik atau standar
akan dicapai hasil yang standar pula. Sebaliknya jika proses tidak benar, maka
kemungkinan besar hasil pekerjaan tersebut tidak akan sesuai standar. Penekanan
yang kedua adalah terciptanya kompetensi pada peserta, apa yang dapat dilakukan
oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan (output). Namun batasan waktu untuk
mencapai kompetensi kurang mengabaikan faktor waktu. Hal ini akan mengurangi
motivasi peserta untuk berkompetisi, sehingga peserta merasa pekerjaannya kurang
menantang.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis kompetensi
adalah: (a) fokus kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh
peserta, (b) kondisi proses belajar peserta untuk menguasai kompetensi harus
memiliki kesepadanan dengan kondisi kompetensi tersebut akan digunakan
(industri), (c) aktifitas belajar peserta bersifat perseorangan dan antara satu peserta
dengan peserta lainnya tidak ada ketergantungan, dan (d) harus tersedia program
pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat, dan program perbaikan
(remedial) bagi peserta yang lebih lamban sehingga perbedaan irama
perkembangan belajar setiap peserta dapat dilayani (Suhaenah, 2001 : 27).
5) Penilaian Kompetensi
Penilaian Berdasarkan Kompetensi adalah suatu penilaian di mana bukti
dari pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas
relevan di tempat kerja. Penilaian kemudian memutuskan apakah kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau tidak. Berikut ini adalah beberapa manfaat
dari penilaian: (a) peserta yang pandai yang dapat memperlihatkan bahwa dirinya
kompeten dalam keterampilan tertentu dapat maju lebih cepat, (b) identifikasi
kebutuhan pelatihan, (c) motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui pengakuan atas
kompetensi yang telah dicapai, dan (d) keterlibatan tempat kerja dan industri.
Penilaian berdasarkan kompetensi dapat melibatkan berbagai metode yaitu:
(a) observasi atas pelaksanaan tugas oleh peserta, (b) memeriksa proses yang
digunakan dan produk yang dihasilkan, (c) ujian tertulis dan esai untuk mengukur
tingkat pengetahuan, (d) ujian lisan dalam hubungannya dengan demonstrasi
praktis, (e) proyek perseorangan atau kelompok, biasanya tanpa pengawasan, (f)
simulasi dan bermain pesan, (g) kumpulan contoh dan sampel yang dipakai untuk
menilai presentasi dalam keterampilan seseorang sebelumnya, (h) latihan tanya
jawab interaktif menggunakan computer, dan (i) penilaian ini dapat dilaksanakan
oleh pelatih pengawas di tempat kerja atau penilai yang diakui oleh industri.
b. Pendekatan Berbasis Produk atau Product Based Training (PBT)
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Produk
Pembelajaran berbasis produk adalah pembelajaran atau keterampilan yang
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan
pasar atau konsumen. Menurut Neni Rohaeni dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa Pembelajaran berbasis produk adalah “kegiatan pendidikan dan pelatihan
yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai
media pembelajaran”.
2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Produk
Tujuan pembelajaran berbasis produk adalah membekali peserta dengan
kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia kerja sekaligus menghasilkan
produk atau jasa yang laku jual, dan menanamkan pengalaman produktif serta
mengembangkan sikap wirausaha melalui pengalaman langsung memproduksi
barang atau jasa yang berorientasi pasar.
3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Produk
Pelaksanaan pembelajaran berbasis produk akan lebih mudah jika bekerja
sama dengan institusi pasangan (industri yang relevan) atau UP (Unit Produksi) di
sekolah. Setiap peserta atau kelompok dapat diberi tugas sesuai dengan jenis
pekerjaan dan tingkat kompetensi masing-masing. Namun demikian tetap dalam
prosedur dan standar kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil
pekerjaan yang dituntut oleh konsumen.
Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, menurut Depdikbud (1999 :
22), harus didukung oleh:
a) Fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
b) Guru atau instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi.
c) Kesiapan kerja yang tidak semata-mata tergantung pada jam kerja sekolah.
d) Sikap menghargai kepuasan konsumen.
e) Sikap komitmen pada kualitas.
4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Produk
Pada pembelajaran praktek berbasis produksi, penilaian tidak sebatas siswa
sudah kompeten atau belum kompeten. Penilaian lebih menekankan pada hasil
produk secara fungsi berkaitan dengan ukuran dan performen benda kerja. Faktor
yang juga penting dalam penilaian produk adalah seberapa cepat siswa mampu
menyelesaikan produk tersebut sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.
Hasil produk adalah untuk kebutuhan konsumen, oleh karena itu penting sekali
membuat produk yang berkualitas sekaligus dalam waktu yang cepat. Konsep
Pembelajaran berbasis Produk ini yang mempengaruhi sejauh mana kemampuan
siswa dapat diuji dalam persaingan dunia industri yang kompetitif.
Format penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Produk pada dasarnya
adalah pengembangan dari format penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
dengan memasukkan indikator waktu secara ketat sesuai standar industri.
3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
Penguasaan atau kemampuan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah
kompetensi dalam menggunakan alat ukur. Sesuai dengan Standar Kompetensi
Nasional (SKN) di Bidang Logam dan Mesin, kompetensi Menggunakan Alat Ukur
tertuang dalam unit M12.1A, yaitu Penggunaan Peralatan Pembanding dan/atau
Alat Ukur Dasar (Depdiknas, 2002) yang elemen-elemennya meliputi:
a. Memilih dan menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar
1) Mengidentifikasi dan memilih alat ukur yang sesuai untuk melakukan
pembandingan atau pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi
standar
2) Melakukan pengukuran atau penyortiran barang-barang dengan
menggunakan pembandingan dan/atau peralatan pengukuran dasar.
b. Memelihara peralatan pembanding dan/atau pengukuran dasar
1) Memastikan perawatan dan penyimpanan dasar sesuai dengan standar
pabrik atau prosedur operasi standar
Menurut SKN, pelaksanaan pengukuran-pengukuran pembanding dilakukan
di dalam lingkungan produksi atau di ruang kerja. Adapun dimensi pengukuran
meliputi panjang dan sudut. Peralatan-peralatan pembanding yang dapat digunakan
Pada perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
penguasaan tinggi adalah 21,704 maka Fobs > Ftabel (21,704 > 7,92), sehingga ada
interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan
Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok
penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi. Hasil perbandingan rataan
antara kelas kontrol tinggi dan kelas eksperimen kelompok rendah adalah 54,640
atau Fobs > Ftabel (54,640 < 7,92), maka juga terdapat interaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
Hasil perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kontrol kelompok
penguasaan rendah adalah 4,847 atau Fobs < Ftabel ( 4,847 < 7,92), berarti tidak
ada interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan
Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok
penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah. Hipotesis ketiga (Ho) diterima,
tidak ada interaksi antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis
Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi
belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ringkasan hasil
perhitungan uji Schefee’ ditunjukkan pada Tabel 12, dan perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 15 halaman 190).
Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’
Pendekatan Praktik dan Penguasaan Alat Ukur
Produk Kompetensi
Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Produk Tinggi x x x x
Rendah 31,583 x x x
Kompetensi Tinggi 21,704 10,843 x x
Rendah 54,640 4,847 9,266 x
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dipaparkan hasil penelitian:
1. Hasil Pengujian Hipotesis pertama diperoleh Fhitung sebesar 34,58. Harga
Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan
derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel
(34,58 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Pendekatan berbasis produk lebih memberikan tantangan bagi siswa
dibanding dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini karena siswa dituntut
praktik secara mandiri, dengan kualitas dan waktu yang standar sesuai dengan
produk (job real). Sementara pada pendekatan berbasis kompetensi, untuk
mencapai kompetensi tertentu, pengalokasian waktu lebih longgar sesuai dengan
kemampuan individu tiap siswa, serta diperlukan pembimbingan yang intensip
untuk mencapai kompetensi standar.
Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, karena didukung oleh beberapa
hal diantaranya adalah: fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar, guru
atau instrukror yang memiliki profesionalisme tinggi, kesiapan kerja siswa, dan
sikap kerja yang menghargai konsumen dengan komitmen pada kualitas
(Depdikbud, 1999 : 22).
Dari penilaian hasil produk, pendekatan pembelajaran berbasis produk lebih
ketat dalam menentukan sejauh mana siswa mencapai kompetensi dengan melihat
kriteria atau norma yang diberlakukan. Ketepatan ukuran sesuai dengan toleransi
dan ketepatan waktu penyelesaian sesuai dengan estimasi merupakan hal yang
sangat penting dalam pembuatan produk. Siswa dapat dikatakan mencapai
ketuntasan jika memperoleh nilaai minimal standar kompetensi, di mana produk
dapat digunakan jika dapat berfungsi. Hal ini karena hasil pembelajaran siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
merupakan produk yang harus mampu digunakan, jika tidak standar dapat diartikan
bahwa siswa belum mencapai ketuntasan minimal.
Berdasarkan rataan marginal pada Pendekatan Berbasis Produk sebesar
77,94 dan pada Pendekatan Berbasis Kompetensi sebesar 71,60, maka dengan uji
lanjut diperoleh Fhitung sebesar 20,304. Jika Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada
taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141
sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel (20,304 > 7,92). Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk lebih
baik daripada pendekatan berbasis kompetensi.
2. Hasil Pengujian Hipotesis kedua diperoleh Fhitung sebesar 20,30. Harga
Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan
derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel
(20,30 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan
rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan.
Berdasarkan rataan marginal pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi sebesar 78,88 dan pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang rendah sebesar 70,62, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar
34,530 yang jika dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan
derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel
(34,530 > 7,92). Ini berarti bahwa prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xci
Praktik Pekerjaan Permesinan kelompok penguasaan tinggi lebih baik daripada
kelompok penguasaan rendah.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah kemampuan dasar yang
harus dimiliki siswa untuk dapat menguasai kompetensi pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan. Menurut Winkel (1996 : 134), kemampuan aktual
pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat dari kompetensi prasyarat pada jenjang
kelas sebelumnya. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi lebih siap mengikuti praktik sehingga akan lebih cepat
mengambil keputusan terkait penggunaan alat ukur.
Kecepatan dan ketepatan dalam memilih alat ukur yang tepat,
mengkalibrasi, menggunakan, melakukan pengukuran, dan membaca alat ukur
merupakan salah satu faktor yang akan menentukan kecepatan dalam
menyelesaikan benda kerja pada mesin dan ketepatan terhadap ukuran atau dimensi
benda kerja. Dengan demikian siswa yang menguasai penggunaan alat ukur dengan
baik akan mempunyai prestasi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
lebih baik pula.
3. Hasil Pengujian Hipotesis ketiga diperoleh Fhitung sebesar 6,24. Harga Ftabel
pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad
kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Karena Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka
terdapat interaksi perbedaan antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan
Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcii
Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis produk untuk
kelompok penguasaan tinggi adalah 83,31 dan untuk kelompok penguasaan rendah
adalah 72,56. Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis
kompetensi untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 74,34 dan untuk kelompok
penguasaan rendah adalah 68,00.
Berdasarkan uji lanjut Schefee’ dengan membandingkan rataan antar sel
pada kolom yang sama (penguasaan tinggi dan rendah) diperoleh nilai F untuk
pendekatan berbasis produk sebesar 31,583 dan untuk pendekatan berbasis
kompetensi sebesar 9,266. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad
kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Pada perbandingan antar
sel pada baris yang sama diperoleh nilai F untuk penguasaan tinggi sebesar 21,704
dan untuk penguasaan rendah sebesar 4,847. Ftabel pada taraf signifikansi 5%
dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Hasil
perhitungan rataan siswa, untuk penguasaan alat ukur yang rendah selalu lebih
rendah dari pada rataan untuk penguasaan alat ukur yang tinggi, baik dengan
pendekatan produk maupun kompetensi. Apabila digambarkan secara grafik profil,
maka akan terlihat tidak adanya garis perpotongan antara variabel bebas pertama
dan kedua.
Namun demikian, untuk pengambilan kesimpulan ada tidaknya interaksi
perbedaan tetap saja harus dilihat dari signifikansi interaksi pada analisis
variansinya (Budiyono, 2004 : 221). Dengan dasar hasil analisis variansi hipotesis
ketiga diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka hipotesis ketiga (Ho) ditolak
yang berarti ada interaksi perbedaan antara Pendekatan Berbasis Produk dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciii
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur.
Pendekatan berbasis produk memberikan tantangan siswa pandai dalam
penguasaan alat ukur untuk mandiri, kreatif dan inovatif dengan waktu yang cepat
dan kualitas standar. Pembelajaran lebih merangsang dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotoriknya, karena siswa dituntut kesiapan materi, mental dan skill
dalam penyelesaian masalah/produk. Adanya penerapan reward and punishment,
pengalaman baru hasil inovasi siswa dengan didukung produk terapan (real job)
membuat siswa lebih percaya diri, sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja.
Kelemahan pendekatan berbasis produk adalah pada materi, dengan produk
sesuai pemesan (customer), dimungkinkan ada kompetensi yang tidak dapat
dipraktikkan siswa karena produk yang dikerjakan tidak terkait kompetensi
tertentu. Materi kompetensi yang tidak tersusun rapi membuat siswa yang kurang
cerdas akan kesulitan untuk penguasaan materi secara keseluruhan, akhirnya hanya
kompetensi tertentu yang dapat dikuasai, sehingga prestasi belajar tidak maksimal.
Siswa tidak leluasa menentukan penyelesaian produk sesuai kemampuan,
karena sudah baku/standar produk. Ini berakibat lebih besar tingkat kegagalan
dalam penyelesaian produk, dan meningkatnya stress, sehingga prestasi siswa tidak
akan lebih baik.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian telah kami upayakan seoptimal mungkin, namun tidak dapat
peneliti hindari adanya berbagai keterbatasan yang membuat penelitian ini tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciv
sesuai harapan. Beberapa kendala yang membatasi kesempurnaan penelitian ini
diantaranya adalah:
1. Waktu penelitian
Penelitian yang terkait psikomotorik seperti praktik sulit diukur secara nyata
dengan dalam waktu yang singkat, karena tidak semua kompetensi dapat
dikuasai dengan sempurna, hal ini berdampak kurangnya kompetensi dan
motivasi siswa dalam praktik, sehingga tidak dapat berprestasi sesuai harapan..
2. Unit Produksi yang belum optimal
Unit Produksi yang relevan sangat mendukung pembelajaran. Variasi dan
jumlah produk yang dibuat akan membantu tercapainya kompetensi siswa.
Optimalisasi pembelajaran
3. Pelaksanaan pembelajaran di bengkel praktik masih terkendala diantaranya
adalah peralatan dan sumber daya siswa. Kendala yang ada adalah, peralatan
masih kurang lengkap baik secara kualitatif maupun kuantitatif, mayoritas
siswa belum mampu untuk melaksanakan tugas secara mandiri, dan kurang
motivasi untuk berprestasi.
4. Adanya bias penelitian yang tidak dapat dielakkan. Pada kenyataan sehari-hari,
dimungkinkan kelas yang digunakan untuk membandingkan perbedaan
pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis
Kompetensi, menggunakan kedua pendekatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcv
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk
(Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency
Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung = 34,58 dibandingkan Ftabel =
3,84. Kelas yang mendapat perlakuan praktik dengan pendekatan berbasis
produk mempunyai nilai prestasi lebih tinggi dibanding dengan kelas yang
menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan kelompok Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung =
20,30 dibandingkan Ftabel = 3,84. Kelompok yang mempunyai penguasaan
dalam menggunakan alat ukur tinggi mendapatkan nilai prestasi lebih tinggi
dibanding dengan kelompok yang mempunyai penguasaan dalam
menggunakan alat ukur rendah.
3. Ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based
Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)
dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvi
Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, yang
berdasarkan Fhitung = 6,24 dibandingkan Ftabel = 3,84.
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas memberikan gambaran, bahwa prestasi belajar
siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dapat ditingkatkan
dengan menerapkan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training),
terutama pada siswa yang memiliki penguasaan dalam menggunakan alat ukur
tinggi.
Pendekatan pembelajaran sebagai sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum, yang di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Jika ditinjau dari sudut pandang pembelajaran secara umum,
pendekatan pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk berorientasi
pada siswa (student centered approach) sedangkan pembelajaran praktik dengan
pendekatan berbasis kompetensi berorientasi pada guru/instruktur (teacher
centered approach).
Dengan demikian, pembelajaran praktik khususnya pada mata pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan dengan pendekatan berbasis produk (product based
training) menuntut siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari solusi agar
pekerjaan (product) dapat diselesaikan dengan cepat, ukuran tepat, tanpa cacat, dan
tidak kalah penting adalah selamat bagi pekerja, mesin/alat, dan orang lain di
lingkungan kerjanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvii
Pada pembelajaran praktik berbasis produk, hasil pekerjaan siswa dituntut
mampu memuaskan pelanggan. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang tinggi
sebagai dasar untuk melakukan praktik khususnya pada mata pelajaran Pekerjaan
Permesinan, lebih mudah memahami gambar kerja. Analisis pekerjaan mampu
dilakukan dengan kemampuan daya pikirnya, sehingga pekerjaan menjadi lebih
cepat dapat diselesaikan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi pula. Kebanyakan
dari mereka mempunyai tujuan atau cita-cita yang jelas, sehingga akan melakukan
pekerjaan dengan senang hati dan sikap optimis akan mampu berprestasi.
Merujuk pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa dengan
penguasaan rendah pada penggunaan alat ukur, akan sulit berprestasi. Siswa
dengan penguasaan dasar yang rendah tidak dapat memenuhi tuntutan produk,
karena daya pikir (aspek kognitif) yang kurang cerdas, sehingga akan kesulitan
merencanakan pekerjaan (work planning). Oleh karena kesulitan dalam
menganalisis pekerjaan, maka siswa dengan penguasaan rendah cenderung kurang
dalam motivasi berprestasi (achievement motivation), sehingga pasif menunggu
instruksi guru. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah akan bekerja tanpa
konsep karena kurang pemahaman pada job, tool, maupun procedure. Pada
akhirnya pekerjaan dilakukan asal jadi, sehingga hasilnya jauh dari standar gambar
kerja.
Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah, jika tidak mendapatkan
bimbingan dan pengarahan dari guru/instruktur akan kesulitan untuk berprestasi. Di
sinilah peran instruktor yang tidak cukup hanya memberi instruksi, tetapi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcviii
harus mampu menjadi guru untuk mengantarkan generasi penerus yang berkualitas
dalam mengisi pembangunan.
C. Saran
Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
praktik khususnya pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, ada
beberapa saran yang kami kemukakan:
1. Guru praktik (instructor) sebaiknya menguasai berbagai pendekatan
(approach), dan mampu menerapkan sesuai dengan kebutuhan. Ketepatan
dalam memilih pendekatan akan membantu siswa untuk mencapai kompetensi
standar sesuai kurikulum yang berlaku. Siswa berprestasi dihasilkan oleh
pendidik yang professional. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih
berkualitas jika guru mau belajar atau mereviu materi yang akan diberikan
siswa. Salah satu Kompetensi Praktik Pekerjaan Permesinan adalah mampu
menggunakan mesin untuk membuat produk tertentu, maka seorang guru
sebaiknya mampu menunjukkan kompetensinya, sehingga dapat memotivasi
siswa. Kepedulian guru/instruktur dalam menghadapi berbagai karakter siswa
yang belum mengarah ke belajar berprestasi sangat dibutuhkan. Sebaiknya
guru selalu mengingat bahwa fokus utama pembelajaran adalah mendidik
siswa, bukan semata-mata menghasilkan produk (job).
2. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan pendekatan berbasis produk,
yang lebih berorientasi pada student centered approach, diperlukan dukungan
sarana penunjang pembelajaran seperti modul atau bahan ajar yang lengkap,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcix
alat-alat ukur yang cukup jumlahnya dan lengkap dengan tingkat kepresisian
standar, dan sarana bengkel yang memadai untuk lebih mengembangkan
kemandirian siswa dalam berlatih.
3. Pada pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk, peran Unit
Produksi (teaching industry) diharapkan lebih aktif misalnya mengadakan
kerja sama dengan perusahaan yang relevan guna mendapatkan job order, atau
melakukan inovasi perancangan dan pembuatan jenis produk yang layak jual.
Pelibatan siswa dalam pengerjaan produk harus dapat menyelaraskan sesuai
kondisi real di bengkel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustinus Pentapagiyono. 2010. Pencapaian Kompetensi Siswa Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten melalui Penerapan Belajar Mandiri – PTK. Surakarta: -
Arief Furchan. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin. Buku 3. Jakarta: -
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan.
Dimyati dan Mujiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hari Wijaya dan Triton P.B. 2007. Teknik Penulisan Skripsi & Tesis. Yogyakarta: Oryza.
Heinich, Robert., Molenda, Michael., Russel, J.D., & Smaldino. 2008. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffts, New Jersey: Prentice Hall. Inc.
Joko Priyono. 2008. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET di ATMI Surakarta dalam Mengantisipasi Tuntutan Pasar Kerja-Tesis. Surakarta: -
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 2 Sragen tahun 2010.
Made Wena. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.
Mager, Robert F. & Beach. Kenneth M. 1967. Developing Vocational Instruction. Belmont, California: David S. Lake Publisher.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ci
Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Peneliian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Offset.
Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nani Rohaeni. 2007. Penerapan Pendekatan Production Based Training pada Mata Diklat Pengolahan Kue dan Roti untuk Peningkatan Kemampuan Kerja Siswa di SMK BPP Bandung. Bandung: LPPM Universitas Pendidikan Indonesia
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Regan, Eric D., Frezza, Stephen & Cannell, Jeremy. 2009. Product-Based learning Education. Penelitian
Samsi Haryanto. 2008. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran. Bahan Ajar. Surakarta: UNS Surakarta
Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
------------------------. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang Undang No. 13. Tahun 2003 tentang Ketenagaan
Undang Undang No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Wiji Suwarno. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media