1 KEGIATAN BELAJAR 1 BAGIAN-BAGIAN PESAWAT PENERIMA TELEVISI Lembar Informasi Terdapat dua jenis pesawat penerima televisi yaitu televisi hitam putih dan televisi berwarna yang bersifat kompatibel. Kompatibilitas dapat dicapai karena dalam pesawat penerima televisi berwarna sinyal dibedakan dalam dua macam yaitu sinyal luminansi yang berisi detail gambar identik dengan sinyal videonya pesawat penerima televisi hitam putih. Agar pesawat penerima televisi berwarna ini dapat menempati lebar kanal yang sama dengan yang digunakan pada pesawat penerima televisi hitam putih maka tidak semua warna primer dipancarkan melainkan hanya dua sinyal pembeda warna. Pembangkitan kembali warna-warna primer dilakukan pada pesawat penerima televisi di bagian demodulasi krominansi. 1. Sistem Baku TV Berwarna Di Amerika dan Jepang pemancar televisi berwarna menggunakan sistem baku NTSC. Pada sistem baku NTSC juga memiliki kompatibilitas yang sama seperti pada sistem PAL. Artinya akan didapat gambar yang baik pula bila program pemancar TV berwarna ditangkap oleh penerima televisi hitam putih. Sistem baku TV berwarna NTSC hampir sama dengan sistem PAL perbedaan terletak pada metoda pembuatan sinyal sub pembawa warna, jumlah garis scanning, frekuensi pembelok vertikal. Sistem yang digunakan di Indonesia adalah sistem PAL . Perbedaan system keduanya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
52
Embed
BAGIAN-BAGIAN PESAWAT PENERIMA TELEVISI · dicapai karena dalam pesawat penerima televisi berwarna sinyal ... Rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KEGIATAN BELAJAR 1
BAGIAN-BAGIAN PESAWAT PENERIMA TELEVISI
Lembar Informasi
Terdapat dua jenis pesawat penerima televisi yaitu televisi hitam
putih dan televisi berwarna yang bersifat kompatibel. Kompatibilitas dapat
dicapai karena dalam pesawat penerima televisi berwarna sinyal
dibedakan dalam dua macam yaitu sinyal luminansi yang berisi detail
gambar identik dengan sinyal videonya pesawat penerima televisi hitam
putih.
Agar pesawat penerima televisi berwarna ini dapat menempati
lebar kanal yang sama dengan yang digunakan pada pesawat penerima
televisi hitam putih maka tidak semua warna primer dipancarkan
melainkan hanya dua sinyal pembeda warna. Pembangkitan kembali
warna-warna primer dilakukan pada pesawat penerima televisi di bagian
demodulasi krominansi.
1. Sistem Baku TV Berwarna Di Amerika dan Jepang pemancar televisi berwarna menggunakan
sistem baku NTSC. Pada sistem baku NTSC juga memiliki kompatibilitas
yang sama seperti pada sistem PAL. Artinya akan didapat gambar yang
baik pula bila program pemancar TV berwarna ditangkap oleh penerima
televisi hitam putih.
Sistem baku TV berwarna NTSC hampir sama dengan sistem PAL
perbedaan terletak pada metoda pembuatan sinyal sub pembawa warna,
jumlah garis scanning, frekuensi pembelok vertikal. Sistem yang
digunakan di Indonesia adalah sistem PAL . Perbedaan system keduanya
dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
2
Gambar 1. Blok Diagram Sistem Penerima TV Berwarna NTSC
3
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Penerima Televise Berwarna PAL
2. Blok Diagram Penerima TV Berwarna
Sinyal-sinyal TV berwarna dapat dibagi dalam tiga grup yaitu sinyal
luminansi (sama dengan sinyal video untuk penerima televisi hitam putih),
4
sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi (sub pembawa warna).
Perbedaan pesawat penerima televisi hitam putih dan berwarna secara
blok diagram dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Blok Diagram Penerima TV Hitam Putih
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa beda keduanya adalah
adanya rangkaian reproduksi warna pada penerima TV berwarna.
Penerima TV berwarna gambar 3 mekanisme kerjanya sebagai berikut.
Sinyal gambar datang berasal dari penala melewati penguat IF, detektor
video, penguat video dan rangkaian matrik akhirnmya sampai pada
tabung gambar. Sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi dipisahkan pada
tingkat pertama dari penguat video dan masing-masing sampai pada
rangkaian sinkronisasi dan rangkaian regenerasi warna. Sedangkan sinyal
suara dipisahkan pada penguat IF gambar dan akhirnya mencapai
penguat suara.
Berikut ini contoh blok diagram televisi hitam putih beserta bentuk
gelombangnya.
5
Gambar 4. Blok Diagram Penerima TV Berwarna 4. Fungsi Masing-masing Blok Diagram
a. Penala Agar dapat diperoleh cakupan penerimaaan siaran televisi
digunakan sistem konver yang terdiri dari penguat RF, mixer dan
osilator lokal. Mixer bertugas mencampur sinyal masukan frekuensi
6
tinggi yang berhasil dilewatkan oleh rangkaian tunner dengan sinyal
keluaran osilator local sehingga diperoleh gelombang TV frekuensi
menengah (IF). Jadi dengan menggunakan konverter (pengubah)
sinyal frekuensi tinggi dari penala (tuner) diubah menjadi satu frekuensi
menengah IF.
Gambar 5. Rangkaian Penala
b. Penguat IF Gambar
Sinyal keluaran dari konverter kemudian dipoerkuat sehingga
diperoleh penguatan yang cukup besar untuk penerima TV. Penguat IF
gambar mempunyai penguatan sekitar 100 kali. Bagian penguat IF
gambar dihubungkan dengan rangkaian feedback AGC (Automatic
gain Control / pengatur penguatan otomatis ) sama halnya seperti yang
diberikan pada penguat HF di rangkaian penala tujuanny adalah agar
output tegangan pada penguat IF selalu konstan walaupun tegangan
inputnya berubah-ubah.
c. Detektor Video Sinyal video komposit dari penguat IF video dideteksi dalam
detektor video. Yang dimaksud dengan sinyal video komposit adalah
sinyal video yang masih mengandung sinyal sinkronisasi, blangking.
Detektor video biasanya menggunakan dioda karena mempunyai sifat
linieritas yang baik dan juga distorsinya kecil. Sinyal video diam,bil sisi
7
negatip atau positip tergantung tingkatan rangakain penguat gambar
setelah tingkat detektor yang penting sinyal luminan sampai pada
katoda tabung gambar harus selalu polaritas negatip.
d. Penguat Video Penguat video berfungsi menguatkan sinyal luminan yang berasal
dari detektor video agar mempunyai kekuatan yang cukup untuk
menggerakkan tabung gambar. Dari rangkaian ini sinyal sinkronisasi
dan sinyal krominansi dikeluarkan dan masing-masing diberikan
kepada proses berikutnya.
Agar dapat dihasilkan gambar berwarna yang baik pada tabung
gambar , sinyal luminan dari detektor video diperkuat oleh penguat
video kira-kira seratus kali dan ditunda 1 µs oleh rangkaian tunda.
e. Rangkaian AGC Bila kekuatan gelombang TV berubah-ubah dan agar sinyal yang
dimasukkan ke detektor video itu konstan maka pada penguat HF dan
penguat IF harus dapat diatur secara otomatis dengan rangkaian AGC.
Bila kekuatan gelombang yang diterima lemah maka penguatan
penguat HF dibuat maksimum dan hanyalah penguatan penguat IF
yang diatur oleh rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang TV yang
diterima lebih besar dari pada harga tertentu, penguatan HF juga diatur
oleh rangkaian AGC.
f. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian defleksi sinkronisasi dapat dibagi dalam empat bagian
yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian
defleksi horisontal dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
g. Rangkaian Sinkronisasi Rangkaian sinyal sinkronisasi dipisahkan dari sinyal video komposit
dan kemudian diperkuat. Sinyal sinkronisasi horisontal dipisahkan dari
sinyal sinkronisasi vertikal dengan menggunakan rangkaian pemisah
frekuensi.
8
h. Rangkaian Defleksi Vertikal Terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji,
rangkaian penguat dan rangkaian output. Rangkaian pembangkit
gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal sinkronisasi
vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini
kemudian diperkuat untuk mendapatkan daya agar kumparan defleksi
vertikal mampu menyimpangkan berkas elektron pada tabung ke arah
vertikal.
i. Rangkaian Defleksi Horisontal Pada bagian ini arus listrik yang berbentuk gigi gergaji frekuensi
15625 Hz dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat
menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.
j. Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi Pada bagian ini membangkitkan tegangan tinggi untuk mensuplay
tegangan tinggi pada anoda tabung gambar. Pulsa flyback horisontal
dari defleksi horisontal dalam rangkaian ini diperbesar dengan
menggunakan transformator flyback. Pulsa yang diperbesar itu
kemudian disearahkan dengan menggunakan penyearah pendobel
dan dihasilkan output tegangan tinggi searah.
k. Demodulator Sinyal Warna
Dengan menggunakan demodulator warna sinyal-sinyal perbedaan
warna didemodulasikan dari sinyal U dan V. Pada sistem demodulasi
ini ketiga sinyal perbedaan warna didemodulasi langsung dari sinyal-
sinyal sub pembawa warna. Artinya dari dua sinyal; perbedaan warna
(B-Y) dan (R-Y) mula-mula dihasilkan dengan mendemodulasi masing-
masing sinyal dari sinyal sub pembawa warna U dan V, kemudian
sinyal (G-Y) dihasilkan dengan mengkombinasikan kedua sinyal
perbedaan warna (sinyal B-Y dan R-Y). Untuk lebih jelasnya
digambarkan sebagai berikut :
9
Gambar 6. Rangkaian Demodulasi UV dan Matriksnya
l. Rangkaian Output Sinyal Warna
Ketiga sinyal perbedaan warna yang berasal dari demodulasi warna
dan sinyal luminasi yang berasal dari penguat video dicampur
sehingga menghasilkan ketiga warna primer merah, hijau dan biru.
Ketiga warna primer ini diperkuat agar amplitudo tegangannya cukup
untuk menggerakkan tabung gambar berwarna. Sistem penggerak ini
disebut “metoda penggerak warna primer” karena tabung gambar
berwarna digerakkan oleh tiga warna primer. Pada “metoda penggerak
sinyal perbedaan warna” tabung gambar berwarna digerakkan oleh
tiga buah sinyal perbedaan warna dan tiga buah sinyal luminan
dilalukan melalui elektroda-elektroda yang berlainan kemudian
ketiganya dikombinasikan menjadi warna-warna primer R, G dan B
dalam tabung gambar.
m. Perbedaan Frekuensi Kerja Sistem Penerima Televisi NTSC dan PAL Perbedaan sistem PAL dan NTSC secara hardware dapat dilihat
pada gambar 1 dan gambar 2. Selain itu terdapat perbedaan
10
frekuensi kerja, perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2 di bawah ini.
Tabel 1. Frekuensi Kanal
No. Kanal NTSC (MHz) PAL (MHZ) Kanal 1 Telekomunikasi Telekomunikasi Kanal 2 54-60 47-54 Kanal 3 60-66 54-61 Kanal 4 66-72 61-68 Kanal 5 76-82 174-181 Kanal 6 82-88 181-188 Kanal 7 174-180 188-195 Kanal 8 180-186 195-202 Kanal 9 186-192 202-209
Kanal 10 192-198 209-216 Kanal 11 198-204 216-223 Kanal 12 204-210 223-230 Kanal 13 210-216
UHF 470-890 590-770
Tabel 2. Perbedaan lain
Uraian NTSC PAL Frek Pembelok V 60 Hz 50 Hz Jml grs H 525 625 Frek Pembelok H 15 750 Hz 15 625 Hz Lebar Kanal 6 MHz 7 MHz VHF 54 – 214 MHz 47-230 MHz UHF 470-890 MHz 590 – 770 MHz Frekuensi warna 3,58 MHz 4,43 MHz
Lembar Kerja Alat dan Bahan
1. Pesawat Penerima Televisi HP................................. 1 buah
2. Pesawat Televisi warna 12” – 20” ............................ 1 buah
3. Tool set ..................................................................... 1 set
4. Skema rangkaian TV HP .......................................... 1 buah
5. Skema kerja rangkaian TV warna ............................ 1 buah
11
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakanlah pakaian praktik !
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar !
3. Janganlah memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas
yang ditentukan !
4. Hati-hati dalam melakukan praktik !
Langkah Kerja a. Identifikasi Gambar Rangkaian TV ke Dalam Blok Diagram
1. Siapkan alat dan bahan !
2. Identifikasi gambar rangkaian kerja ke dalam blok-blok diagram
berdasarkan fungsinya !
3. Berdasarkan hasil identifikasi di atas susunlah menjadi gambar
blok diagram penerima televisi !
4. Isikan / tandai dalam blok yang anda buat dengan identitas
komponen untuk memudahkan anda dalam mencocokkan dengan
rangkaian sebenarnya !
b. Identifikasi Rangkaian Kerja ke Dalam Blok Diagram 1. Bukalah pesawat penerima televisi di bawah pengawasan
instruktur !
2. Amatilah bagian mana yang berfungsi sesuai bagian-bagian blok
hasil pengamatan di atas !
3. Gambar bentuk Board PCB berilah tanda kotak pada bagian-
bagian blok sesuai dengan langkah kerja nomor 2 di atas !
4. Pada setiap kotak isikan kode komponen inti di dalamnya !
5. Amati dan bandingkan kumparan pembelok pada penerima
televisi warna dan hitam putih (BW) !
6. Amati dan bandingkan elektroda katoda tabung gambar warna
dan HP !
12
c. Mengenal Fungsi–Fungsi Tombol Pengaturan 1. Tekan tombol power !
2. Pilih salah satu kanal untuk menerima siaran televisi !
3. Putar tombol brightness amati dan catat perubahan gambar
monitor Kembali amati gambar skema rangkaian !
4. Kembalikan tombol brightness pada posisi ditengah. Kemudian
putar tombol Contrast amati dan catat perubahan gambar pada
layar monitor. Kemudian kembali amati gambar skema rangkaian !
5. Putar tombol vertical hold amati perubahan gambar pada layar
monitor !
6. Kembali amati rangkaian kerja pada board pesawat televisi
terdapat banyak trimpot . Catat dibagian mana saja dipasang
trimpot !
Lembar Latihan
1. Apa maksud dari Televisi hitam putih kompatibel dengan televisi
warna ?
2. Apa fungsi dari :
a. Rangkaian penala
b. Antenna
c. Detektor video dalam penerima televisi
3. Sinyal video pada televisi hitam putih sama dengan sinyal apa
dalam penerima televisi berwarna ?
4. Sebutkan bagian televisi yang berfungsi sebagai pengolah sinyal
warna ?
5. Sebutkan bagian televisi yang berfungsi untuk membelokkan
berkas?
13
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUAT IF VIDEO Lembar Informasi
Penguat IF hanya menerima frekuensi menengah dari keluaran
pencampur karena rangkaian ditala untuk sinyal IF. Sehingga tidak ada
penguatan untuk masukan sinyal RF ataupun sinyal penjumlahan
frekuensi. Jadi hanya sinyal IF yang dikuatkan.
Pembawa Gambar
5,5 MHz
4,43 MHz
Mhz
31,9 MHz 33,4 MHz 34,4 MHZ 38,9 MHz 40,4 MHz
Sub pembawa warna Pembawa suara Pemb. suara kanal rendah
Koverter
bias IF AGC
Penjebak 40,4 MHz 31,9 Mhz 33,4 MHz
Gambar 7. Diagram Penguat dan Respon IF
Filter masukan Penguat
IF I Penguat
IF II
Penguat
IF III
14
Fungsi utama bagian penguat IF adalah meningkatkan sinyal
gambar pada tingkatan dimana selubung sinyal gambar AM dapat
dideteksi. Pendeteksian sinyal IF biasanya menggunakan sebuah dioda
semikonduktor sebagai penyearah setengah gelombang. Sinyal yang
berada pada tingkatan kurang dari 0,5 volt memerlukan detektor linier.
Jadi bagian penguat IF terdiri dari penguat dua atau tiga tingkat untuk
memenuhi besarnya penguatan sekitar 10.000 kali.
Misalnya sinyal IF dari mixer 0,2 mV, dikuatkan pada penguat IF
sehingga keluaran ke detektor video sebesar 2V. Blok diagram penguat
IF dan video detektor ditunjukan pada gambar di bawah ini beserta kurva
respon frekuensinya. Dalam sistem PAL bidang frekuensi kanal frekuensi
pembawa gambar dan pembawa suara terpisahkan sejauh 5,5 MHz,
sedangkan sinyal pembawa gambar dan kroma sejauh 4,43 MHz .
1. Lebar Band Penguat IF Penguat IF video merupakan penguat tertala, fungsinya disamping
memperkuat sinyal juga dapat ditala agar mencapai lebar band yang
diperlukan. Bentuk kurva respon frekuensi penguat IF secara keseluruhan
terutama ditentukan oleh kopling keluaran mixer dalam rangkaian tuner.
Dengan cara ini sinya-sinyal yang tidak diinginkan ditekan sebelum sinyal
dikuatkan, hal ini untuk mencegah terjadinya cross modulasi dalam
tingkat berikutnya. Penjebak gelombang (wavetrap) digunakan untuk
menekan interferensi dari perbatasan kanal.
Keluaran rangkaian mixer umumnya menggunakan kopel
transformator penalaan dobel. Penjebak frekuensi disisipkan dalam
rangkaian sekunder, seksi ini merupakan bagian IF yang diindikasi
sebagai filter masukan. Suatu pendekatan pembaharuan menggunakan
komponen khusus yang disebut surface acoustic wave (SAW), yang
mana rangkaian resonator LC tidak lagi diperlukan.
15
2. Penjebak Gelombang IF
Penguat sinyal gambar IF memberikan selektivitas kanal
berbatasan dengan menekan interferensi gelombang penerimaan.
Respon IF pada ujung bandpass ditentukan oleh rangkaian LC penjebak.
Rangkaian ini memotong lintasan kurva respon frekuensi dengan
mengurangi penguatan IF pada frekuensi penjebak.
Sebagaimana ditunjukkan pada filter masukan IF dalam gambar di
atas, penjebak frekuensi terdiri dari : L1 C1 penjebak frekuensi 31,9 MHz
untuk perbatasan kanal pembawa gambar atas, L2 C2 penjebak frekuensi
33,4 MHz berkaitan dengan kanal pembawa suara, L3 C3 penjebak
frekuensi 40,4 MHz untuk perbatasan kanal pembawa suara. Karena RF
tuner tidak cukup selektif untuk menekan kanal yang berbatasan,
pelemahan dilakukan dengan mengatur penguatan penguat IF.
Interferensi kanal berbatasan kanal dikerjakan pada penjebak frekuensi
IF.
3. Penguatan Sinyal Gambar Pada Penguat IF Dari gambar respon penguat vieo IF ditunjukkan bahwa
penguatan pada frekuensi 38, 9 MHz hanya setengah harga penguatan bagian datar dari kurva frekuensi respon penguat IF. Ini nampaknya aneh namun respon ini diperlukan untuk mengkompensasi transmisi vestigial sideband.
Dalam sinyal gambar RF, ditransmisikan dobel sideband untuk memodulasi sinyal video bagian bawah, hingga di atas frekuensi 0,75 MHz. Modulasi frekuensi sinyal video bagian atas di atas 4 MHz ditransmisikan hanya dengan sideband bagian atas. Dengan respon IF pada 50 persen untuk gambar, dipertimbangkan dorongan energi RF dapat diabaikan dengan mengurangi penguatan IF. Dalam keseluruhan sistem untuk pemancar dan penerima semua frekuensi video disamakan dalam keluaran dari detektor video.
16
4. Detektor Video
Rangkaian detektor video harus mempuyai linieritas yang baik,
distorsinya harus kecil. Sinyal dari penguat akhir pengendali IF
diteruskan ke anoda detektor video sinyal video komposit diambil pada
katoda dioda. Dioda yang digunakan dioda frekuensi tinggi dengan
sebuah filter dipasang pada keluaran rangkaian bypass komponen ripel
IF.
Gambar 8. Detektor Video (Reka Rio : 94)
Komponen T1, R1 dan C1 membentuk rangkaian penjebak untuk
menghilangkan gangguan pembawa suara 33,4 MHz. Dan penjebak T2,
R2 dan C3 untuk menghilangkan gangguan pembawa suara 5,5 Mhz.
Sedangkan komponen L dan C3 mebentuk filter pembuang frekuensi
pembawa IF gambar 38,9 MHz.
5. Polaritas Penguat Video
Polaritas detektor mengacu sinyal sinkronisasi positip atau negatip dalam keluaran sinyal video. Terdapat dua kemungkinan tergantung pada polaritas sinyal video yang diinginkan.
a. Masukan melalui anoda keluaran pada kaki katoda jika diinginkan sinyal video polaritas positip.
17
b. Masukan melalui katoda keluaran pada anoda jika diinginkan sinyal video polaritas negatip.
Polaritas detektor dipilih untuk menyesuaikan kebutuhan penguat video untuk mengendalikan tabung gambar dan mengurangi besarnya sinyal noise. 6. Penguat Video
Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan ayunan
tegangan yang diperlukan untuk mengendalikan tabung gambar off untuk
blanking, secara praktis memberikan tegangan nol pada grid dan
memberikan puncak putih. Nilai ayunanan tegangan puncak-puncak
sinyal video dapat bervariasi dari 30 V untuk tabung gambar kecil sampai
200 V.
Tegangan supplay dc untuk penguat video harus lebih besar dari
pada ayunan sinyal puncak-puncak. Untuk alasan inilah penguat video
dalam penerima televisi biasanya memiliki power supplay sendiri.
Biasanya penyearah dikendalikan oleh pulsa-pulsa masukan yang
diperoleh dari tingkat keluaran horisontal. Pengontrolan penguatan
biasanya diberikan dalam penguat video agar memungkinkan pengaturan
contrast gambar.
Lembar latihan
Alat dan Bahan
1. Televisi warna 12” – 20” .............................................1 buah 2. CRO double beam .......................................................1 buah 3. Sweep mark generator UHF/VHF ...............................1 buah 4. Multimeter ....................................................................1 buah 5. Skema rangkaian TV warna ......................................1 buah 6. Kabel CRO ..................................................................secukupnya 7. Kabel penghubung .....................................................secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
18
1. Gunakan pakaian praktikum !
2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan
televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik
posisinya atau gunakan trafo isolasi !
3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana
kerja anda pada instruktur !
4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !
Langkah Kerja a. Pengukuran Lebar Band Penguat IF
1. Siapkan peralatan yang diperlukan !
2. Identifikasi kembali bagian penguat video IF, detektor video dan
penguat video !
3. Aktifkan penerima televisi pada kanal nomor 6 (frekuensi 181 -188
MHz) !
4. Set sweep marker generator frekuensi tinggi pada kanal 6
(frekuensi 181-188 MHz), keluarannya dihubungkan pada titik
masukan penguat IF video, keluaran penguat IF video
dihubungkan ke sweep mark pada terminal from TP seperti pada
gambar di bawah ini :
5. Keluaran X dan Y sweep marker dihubungkan ke osiloskop dua
kanal pada masukan X dan Y, operasikan osiloskop pada mode
xy !
Sweep
Marker
Generator IF
Amplifier
CRO
Detektor
Video
19
Atur frekuensi sweep mark pada frekuensi pembawa gambar !
Amati kurva penguat IF, carilah frekuensi beat dan tandai frekuensi
serta besarnya penguatan pada titik beat tersebut.
Beat yang dimaksud adalah jika frekuensi dinaikkan atau
diturunkan diikuti oleh perubahan harga penguatan secara tiba-
tiba.
6. Atur kembali frekuensi mark pada frekuensi pembawa suara,
aturlah untuk memperoleh beat serta catat frekuensi dan
besarnya penguatan !
7. Atur kembali frekuensi mark pada frekuensi pembawa warna serta
catat frekuensi beat dan besar penguatannya !
8. Gambarkan kurva karakteristik penguat IF video, lengkapi dengan
posisi beat untuk pembawa gambar, suara dan warna !
Tabel 3. Hasil Pengukuran Detektor Video
Tegangan (V) No Titik Pengukuran Bentuk Gelombang dc Vp-p
1 Input Detektor
2 Keluaran Detektor
3 Input Video Amp
4 Out Video Amp
Tanpa sinyal
5 Input Detektor
6 Keluaran Detektor
7 Input Video Amp
8 Out Video Amp
b. Pengukuran Detektor dan Penguat Video 1. Hubungkan pattern generator pada antenna penerima TV atau
melalui video sender !
20
2. Nyalakan pattern generator dengan pola gambar colour bar !
3. Nyalakan pesawat penerima televisi, atur kanalnya sampai
ditemukan pola gambar yang sesuai dengan pola pada pattern
generator !
4. Berdasarkan Identifikasi bagian penguat IF Video, Detektor Video
dan penguat video, lakukan pengukuran pada titik-titik pengukuran
seperti pada tabel dibawah ini !
Lembar Latihan
1. Berapakah frekuensi kanal 5 dalam penerima televisi sistem
NTSC dan PAL ?
2. Berapakah lebar frekuensi kanal untuk sistem PAL ?
3. Jika sinyal informasi gambar polaritas positip, keluaran penguat
video IF harus dihubungkan pada kaki apa dari dioda detektor ?
4. Jika sinyal informasi gambar berpolaris negatip, berpolaritas
apakah sinyal sinkronisasinya ?
5. Berapakah besarnya penguatan video amplifier pada umumnya ?
6. Apa pengaruh pada gambar jika penguatan sinyal kroma terlalu
besar ?
7. Apa pengaruh pada gambar jika penguatan sinyal video kurang
besar?
8. Besaran apakah yang divariasi pada prinsip Kontrol contrast
gambar?
21
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGOLAHAN SINYAL KROMA
Lembar Informasi Sinyal kroma berada di dalam sinyal video komposit colorplexed,
biasanya diperoleh dari buffer emitter follower yang berada setelah
detektor video. Dalam bandpass amplifier , jalur sisi sinyal kroma ± 0,5
MHz pada salah satu sisi dari frekluensi 3,58 MHz dikuatkan secara
seragam. Band Pass Amplifier mempunyai persentase lebar band yang
relatip lebih besar dari frekuensi resonansi. Band Pass Amplifier seringkali
disebut color amplifier. Penguatan ditentukan saturasi warna. Keluaran
color amplifier berupa sinyal kroma 3,58 MHz untuk demodulator kroma.
Bagian pengolah warna (krominansi) secara keseluruhan terlihat
pada gambar 9 di bawah ini :
Gambar 9. Pemisahan Suara IF Detektor (Bernard Grob :341)
Sedangkan untuk blok diagram bagian kroma ditunjukkan pada gambar 10
di bawah ini :
22
Gambar 10. Blok Diagram Bagian Kroma (Bernad Grob:342)
1. Pengontrol Warna (Colour Control)
Berfungsi mengontrol penguatan band pass amplifier yaitu
mengontrol amplitudo keluaran sinyal kroma ke demodulator.
Pengontrolan khususnya memvariasi kejenuhan, umumnya ditandai colour
atau colour intensity.
2. Pengontrol Warna Otomatis (Automatic Colour Control ) Bagian ini dapat dipandang sebagai control penguatan otomatis
(AGC). ACC diperlukan untuk memperbaiki variasi level sinyal kroma 3,58
MHz yang disebabkan oleh :
(1) Perbedaan respon RF tuner untuk kanal yang berbeda
(2) Perbedaan kuat sinyal pada antenna untuk kanal yang berbeda
3. Demodulator warna Keluaran dari band pass amplifier mengendalikan dua dua buah
demodulator. Masing-masing memerlukan :
(1) Sinyal kroma 3,58 MHz dimana salah satu sisinya berisi
informasi warna
(2) Sinyal 3,58 cw tidak termodulasi dari osilator warna. Sinyal ini
disisipkan untuk menandai sub pembawa warna yang ditekan
dalam proses pengiriman.
23
4. Pembangkitan Sub Pembawa Warna Tujuan dari pembangkit sub pembawa adalah untuk
membangkitkan sinyal 3,58 MHz cw untuk demodulator warna. Osilator
warna menggunakan kristal yang beresonansi pada frekuensi 3,579545
MHz. Selanjutnya system AFPC mengunci frekuensi osilasi pada frekuensi
dan phase yang sesuai dengan colour burst. 5. Kontrol Tint atau Hue
Control ini ditempatkan dibagian panel depan dari pesawat
penerima televisi yang memungkinkan penonton mengatur sudut fasa dari
cw yang diumpankan ke demodulator. Perbedaan sudut fasa berkaitan
dengan perbedaan hue. Hue adalah seberapa banyak warna yang
diinginkan penonton.
6. Color Band Pass Amplifier Penguat dua tingkat ditunjukkan pada gambar 11. Keduanya ditala
pada frekuensi 3,58 MHz. Penguat tingkat pertama meliputi penguat
rangkaian tala tunggal untuk membetulkan slop dari kurva respon penguat
IF.
Karena keluaran sinyal kroma dari penguat pertama amplitude relatip
rendah, AGC untuk control level dapat diaplikasikan disini. Ada beberapa
metode yang yang digunakan untuk ACC berbeda namun pada dasarnya
adalah sebagai berikut :
Gambar 11. Detail Bandpass Warna (Bernard Grob 346)
24
Panel depan control saturasi warna biasanya ditempatkan diantara
dua BPA. Kontrol tingkat warna berfungsi memvariasi sinyal kroma
sebagaimana pengatur volume pada radio. BPA tingkat kedua adalah
penguat daya keluaran untuk mensupplay sinyal kroma 3,58 MHz ke
demodulator warna.
7. Rangkaian Pemati Warna Dalam pesawat penerima televisi rangkaian pemati warna berfungsi
mematikan rangkaian BPA bila sinyal yang diterima monokrom. Metode
yang digunakan adalah kehadiran atau kemangkiran dari sinyal burst
untuk menentukan apakah program dalam warna. Tidak ada sinyal burst
berarti tanpa warna. Mematikan sinyal kroma 3,58 MHz , rangkaian pemati
warna membias penguat BPA kedua. Rangkaian pemati warna
menggunakan dioda detektor untuk meberikan bias dc pada penguat
warna. Secara ringkas prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : untuk
sinyal warna ada sinyal burst dioda pada pemati warna memberikan bias
dc pada BPA, sinyal kroma 3,58 MHz diteruskan ke demodulator warna.
Untuk sinyal monokrom tidak terdapat sinyal burst dan bias dioda dari
pemati warna mematikan BPA.
8. Demodulator I dan Q Corak warna (hue) dari pendeteksian sinyal video warna tergantung
pada fasa dari sinyal cw, yang berfungsi sebagai sub pembawa 3,58 Mhz
untuk demodulasi.
Gambar 12. Kebutuhan Dasar Sistem Demodulator I-Q
(Bernard Grob :350)
25
Suatu metoda untuk mewujudkan dua demodulator dalam penerima
yang bekerja dengan sumbu fasa yang sama digunakan untuk sinyal I dan
Q dalam pengkodean kamera. Sistem ini memungkinkan resolusi warna
pada tingkat tertinggi. Alasannya adalah sinyal I orange-cyan mempunyai
bandwidth maksimum 1,3 MHz, dibandingkan dengan 0,5 MHz untuk
semua sinyal video warna lain. Oleh karena itu demodulator I dan Q
jarang digunakan dalam penerima karena ekstra kompleks untuk sinyal I.
Masalah dalam suatu sistem demodulator I-Q adalah lebar band
yang tidak sama. Sinyal Q mempunyai dobel sideband ± 600 KHz dari
3,58 MHz. Sinyal I juga mempunyai dobel sideband dalam range yang
sama namun frekuensi 600 KHz sampai 1,3 MHz hanya untuk jalur sisi
bawah.Oleh karena itu diperlukan dua BPA yang terpisah. Satu untuk
mengunmpankan sinyal ke demodulator Q dan yang lain untuk
mengumpan demodulator I.
Demodulator I dan Q diumpankan ke osilator sinyal cw yang
mempunyai beda fasa 90º. Osilator I mempunyai beda fasa 270 º
terhadap sinyal Q sehingga demodulasi berada pada sumbu + I.
Tapis frekuensi rendah setelah demodulator I membatasi lebar
band video warna dalam kanal sampai 1,3 MHz. Filter lain keluaran
demodulator Q membatasi bandwidth sampai 600 KHz. Jalur tunda
diperlukan untuk sinyal I, karena adanya perbedaan lebar band kanal I
dan Q. Akibatnya pada penerima jenis ini mempunyai dua jalur tunda satu
untuk memperlambat sinyal I agar sesuai dengan sinyal Q dan yang lain
untuk menunda sinyal Y (luminansi) agar sesuai dengan kedua sinyal
warna.
Phase splitter dalam keluaran rangkaian video warna membentuk
polaritas sinyal ± I dan ± Q. Matrik resistip dipilih dengan perbandingan
tertentu diperlukan untuk membangun sinyal pembeda warna . Akhirnya
sinyal video R-Y, G-Y dan B-Y diumpankan ke tabung gambar dengan
sinyal Y mereproduksi gambar luminansi merah, hijau dan biru.
26
Contoh rangkaian regenerasi warna dengan IC pada sistem
pesawat televisi berwarna PAL ditunjukkan gambar 13 di bawah ini :
Gambar 13. Contoh Rangkaian Regenerasi Sinyal Warna Dengan IC
(Reka Rio : 122)
27
Lembar Kerja Alat dan Bahan
8. Pesawat Televisi 12” – 20” ...........................................1 buah
9. CRO double beam ........................................................1 buah
10. Pattern Generator UHF/VHF .........................................1 buah
11. Multimeter ....................................................................1 buah
12. Skema rangkaian Televisi ............................................1 buah