Bagian 3 – Sebelum UTS materi ini dapat diunduh di ebp.aaykpn.ac.id

etika bisnis dan profesi - www.ebp.aaykpn.ac.id 1

Bagian 3 – Sebelum UTS materi ini dapat diunduh di

www.ebp.aaykpn.ac.id


Ethical Governance and Governance System

• Ethical governance and governance system adalah konsep serta sistem pengelolaan organisasi yang berbasis etika.

• Konsekuensi: prinsip-prinsip etika harus dimasukkan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pengelolaan organisasi.



• Corporate governance menjadi sangat penting untuk tujuan pencapaian kebahagiaan melalui peningkatan kualitas hidup.

• Dengan kata lain, perusahaan diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan sosial dan kualitas hidup, atau secara sederhana meningkatkan kebahagiaan hidup.



• Persoalan utama:

Pengelolaan organisasi yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip GCG bisa menimbulkan kerusakan ekonomi, sosial, politik, serta alam (natural resources) secara dramatis.

• Inilah alasan pentingnya ethical governance serta governance systems.

• Governance systems adalah sistem yang dirancang untuk memastikan efektifitas dan efisiensi implementasi ethical governance.



• Sebelum isu Corporate Governance atau Good Corporate Governance (GCG) mengemuka dan menjadi populer, telah muncul konsep pengendalian organisasi yang dikenal dengan SPI (Sistem Pengendalian Interen), yang di kembangkan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations).



COSO (committee of sponsoring organizations) adalah organisasi independen yang anggotannya terdiri dari berbagai asosiasi profesi, seperti:

1. AAA (the American Accounting Association)

2. AICPA (the American Institute of Certified Public Accountants)

3. IIA (the Institute of Internal Auditors)

4. IMA (the Institute of Management Accountants) dan

5. FEI (the Financial Executive Institute)



• COSO merumuskan konsep Sistem Pengendalian Interen (SPI) untuk perusahaan-perusahaan publik, yaitu yang menjual sahamnya di bursa saham.

• SPI memiliki peran yang sangat besar dalam organisasi, karena tanpa SPI yang efektif, perusahaan publik memiliki potensi untuk membuat kerusakan perekonomian secara masif.



• SPI harus terdokumentasi dan terukur, agar dapat diaudit implementasi dan operasinya (SPI bukan sekedar kata-kata tanpa bukti dokumenter).

• Elemen SPI lihat slide selanjutnya.

Catatan:CG lebih luas dibanding SPI, karena SPI belum memasukkan prinsip-prinsip etika secara kesejahteraan stakeholders secara eksplisit.



• Elemen SPI menurut COSO:1. Lingkungan pengendalian (control

environment)

2. Pengukuran risiko (risk assessment)

3. Aktivitas pengendalian (control activities)

4. Sistem informasi dan komunikasi (information and communication systems)

5. Pemantauan (monitoring)



• Corporate governance merepresentasikan hubungan antar stakeholders, yang digunakan untuk menentukan dan mengendalikan arah strategis dan kinerja organisasi

• Corporate governance memiliki implikasi strategis dan etika.

• Simply put, bad corporate governance leads to bad strategy formulation and implementation. (dalam bahasa Inggrisnya dikatakan demikian).



• Strategi adalah penyesuaian sumberdaya dan kemampuan intereren organisasi dengan peluang yang ada di lingkungan eksteren, maka pertanyaan yang perlu diajukan adalah:

1. Do we have the right strategy, given what we do well?

2. Is our strategy matched to the external environment (economy, social expectations, etc.)?

3. Are we capable of executing the strategy?4. Do we have the right top management team?5. If the answer to one or more of these questions is

“no,” what do we need to change?



Implikasi strategis dari corporate governance:

Bad strategy (bad corporate governance) makes it harder for firms to fulfill their economic and ethical responsibilities to stakeholders, including shareholders and employees.

Strategi yang buruk (CG yang buruk) akan membuat perusahaan menghadapi kesulitan dalam memenuhi tanggungjawab ekonomi dan etika terhadap stakeholders, termasuk pemegang sahan dan karyawan.



Implikasi strategis dari corporate governance:

Bad strategy (bad corporate governance) makes it harder for firms to fulfill their economic and ethical responsibilities to stakeholders, including shareholders and employees.

Strategi yang buruk (CG yang buruk) akan membuat perusahaan menghadapi kesulitan dalam memenuhi tanggungjawab ekonomi dan etika terhadap stakeholders, termasuk pemegang sahan dan karyawan.



Apa yang akan terjadi ke depan dengan Corporate Governance?

1) Peningkatan tuntutan atas transparansi pelaporan keuangan dan tanggungjawab sosial organisasi.

2) Peningkatan tuntutan keterlibatan dewan komisaris dalam penetapan strategi serta pengembangan tanggungjawab organisasi terhadap isu-isu sosial.

3) Peningkatan keterlibatan dari institutional shareholders (pension funds, mutual funds) dalam proses corporate governance.

4) Peningkatan pengawasan terhadap komisaris perusahan dan manajer oleh pemerintah, pemegang saham, dan non-shareholder stakeholders.



Mekanisme Governance (Pengendalian Organisasi)• Dewan komisaris, memenuhi kriteria sbb:

Elected by stockholders Legally accountable Monitors corporate strategy decisions Authority to hire, fire, and compensate Ensures accuracy of audited financial

statements Inside directors Outside directors



Lanjutan slide sebelumnya:• Stock-based compensation

• Pay-for-performance• Stock options

• The right to buy company shares at a predetermined price at some point in the future

• Financial statements and auditors• SEC mengacu pada kriteria pasar modal• GAAP mengacu pada standar akuntansi



Mekanisme Governance (Internal Organisasi):

• Sistem pengawasan strategis, mencakup: Standar untuk pengukuran kinerja

organisasi. Sistem untuk pengukuran dan monitoring

kinerja secara rutin. Perbandingan antara target kenerja dengan

realisasi kinerja. Evaluasi hasil dan tindakan koreksi



Mekanisme Governance (Internal Organisasi) - lanjutan:• Insentif pegawai, mencakup:

• Skema kepemilikan saham bagi pegawai• Stock options – hak membeli saham

dengan harga khusus.• Kompensasi berbasis pencapaian:

superior efficiency, quality, innovation, and responsiveness to customers



Balanced Scorecard Approach Untuk Governance System


Budaya Organisasi Berbasis Etika

• Budaya organisasi berbasis etika harus dibangun melalui kesadaran organisasi tentang peran penting etika untuk keberlangsungan hidup organisasi.

• Prinsip dasar: kesadaran tentang peran penting hubungan harmonis antara organisasi dengan stakeholders.



Piramida tanggungjawab sosial organisasi



Pertanyaan-pertanyaan penting untuk membangun kesadaran etika bisnis



Interaksi organisasi dengan stakeholders

Inducements = keputusan dan tindakan untuk mendorong stakeholders memberikan kontribusi kepada organisasi secara optimal.



Hubungan antara ROIC (Return on Invested Capital), Kepuasan Stakeholder, dan Dukungan Stakeholder.



•Milton Friedman 1962, mengatakan: “Satu-satunya tanggungjawab sosial bisnis adalah … untuk meningkatkan keuntungan dengan syarat tetap berada di area aturan bermain (rules of the game)

• Today’s businesses tend to do more than just make profits (pada saat ini, bisnis cenderung tidak dilakukan hanya sekedar untuk meraih laba) tetapi juga untuk memenuhi tanggungjawab sosial (laba untuk jangka panjang)



• Tetapi pertanyaan yang mengemuka adalah: Apakah CSR dapat membantu perusahaan dalam membangun competitive advantage?

• The answer might depend on where you do business…

• UAE, Japan, and India are less interested in CSR

• China, Brazil, and Germany are more interested in CSR



Global Survey of Attitudes toward Business

At least somewhat agree that…“the social responsibility of business is increasing profits”


Pengembangan Struktur Korporasi Berlandaskan Etika

Interkon-eksi tiga aktivitas utama kepe-mimpinan



Penetapan Arah Organisasi (Setting a Direction)• Pemahaman lingkungan untuk

memperoleh:• Pengetahuan tentang stakeholders• Pengetahuan tentang tendensi dan kejadian

di lingkungan bisnis yang penting untuk diperhatikan.

• Pengintegrasian pengetahuan ke dalam visi organisasi.



• Designing the organization A strategic leadership activity of building structures, teams, systems, and organizational processes that facilitate the implementation of the leader’s vision and strategies.



Difficulties in implementing the leaders’ vision and strategies• Lack of understanding of responsibility and

accountability among managers• Reward systems that do not motivate

individuals and groups toward desired organizational goals

• Inadequate or inappropriate budgeting and control systems

• Insufficient mechanisms to coordinate and integrate activities across the organization



• Nurturing an Excellent and ethical organizational culture An organizational culture focused on

core competencies and high ethical standards



Overcoming Barriers to Change• Reasons why organizations are prone to

inertia and slow to change• Vested interests in the status quo• Systemic barriers• Behavioral barriers• Political barriers• Personal time constraints



The Effective Use of Power• Power

A leader’s ability to get things done in a way he or she wants them to be done.

• Organizational bases of power A formal management position that is the

basis of a leader’s power.



Inspiring and Motivating People with a Mission or Purpose:• A Learning environment, involves:

Organization-wide commitment to change An action orientation Applicable tools and methods Guiding philosophy Inspired and motivated people with a

purpose



• Empowering Employees at All Levels, involves: Top-down perspective

Start at the top. Clarify the organization’s mission, vision, and

values. Clearly specify the tasks, roles, and rewards for

employees. Delegate responsibility. Hold people accountable for results.



Bottom-up View Start at the bottom by understanding needs of

employees Teach employees skills of self-management Build teams to encourage cooperative

behavior Encourage intelligent risk taking Trust people to perform



• Challenging the Status Quo and Enabling Creativity Create a sense of urgency Establish a “culture of dissent” Foster a culture that encourages risk

taking Cultivate culture of experimentation and

curiosity



• Creating An Ethical Organization Ethical orientation

the practices that firms use to promote an ethical business culture,

Includes ethical role models, corporate credos and codes of conduct, ethically-based reward and evaluation systems, and consistently enforced ethical policies and procedures.



Ethical values Shape the search for opportunities Shape the design organizational

systems Shape the decision-making process

used by individuals and groups Provide a common frame of

reference that serves as a unifying force



• Compliance-Based versus Integrity-Based Approaches Compliance-based ethics

programs

programs for building ethical organizations that have the goal of preventing, detecting, and punishing legal violations.



• Compliance-Based versus Integrity-Based Approaches Integrity-based ethics programs

Programs for building ethical organizations that combine a concern for law with an emphasis on managerial responsibility for ethical behavior.



Integrity-based Ethics Programs include:

1. enabling ethical conduct;

2. examining the organization’s and members’ core guiding values, thoughts, and actions; and

3. defining the responsibilities and aspirations that constitute an organization’s ethical compass.



Key Elements of Highly Ethical Organizations

• Role models• Corporate credos and codes of conduct• Reward and evaluation systems• Policies and procedures


Kode Perilaku Korporasi (Coporate Codes of Conduct)

Excerpts from the Foreign Corrupt Practices Act and Fines









A Code of Conduct for the Multinational Company




















Review Kode Perilaku Korporasi


Terimakasih

Bagian 3 – Sebelum UTS materi ini dapat diunduh di ebp.aaykpn.ac.id

Documents