Top Banner

of 18

Bagan Hukum Adat Batak

Mar 09, 2016

Download

Documents

Fina

sosial budaya, sosial, budaya, adat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Bagan hukum adat batakPenjelasan:

A. Dongan Sabutuha, (yang di maksud Dongan Sabutuha yakni):Filasafah ni pardongan sabutuhaon:

1. Dongan saama ni suhut (saudara kandung satu ayah-ibu)2. Paidua ni suhut (ama martinodohon anak dari Amangtua, Amanguda).3. Haha-anggi ni suhut/dongan tubu (ompu martinodohon keturunan dari abang/adik kakek ).4. Bagian panamboli (panungkun ni suhut)5. Dongan samarga ni suhut (dongan sabutuha contoh Sitorus : Pane, Dori, Boltok).6. Dongan saina ni suhut (pulik marga molo marhamulian tu marga na asing muse inanta i).7. Dongan sapadan ni ompu (pulik marga)8. Pariban (goar pariban berasal dari kata na pinariba artinya nietong songon diriniba).a. Manat ho mardongan sabutuha molo naeng ho sangapb. Tampulon aek do na mardongan sabutuha.c. Tali papaut tali panggonganTung taripar laut sai tinanda do rupa ni dongan.

B. Boru (yang dimaksud boru yakni):Filasafah / Kata-kata bijak dalam berhubungan dengan boru :

1. Iboto dongan saama ni suhut = ito kandung kita2. Boru tubu ni suhut = puteri kandung kita3. Namboru ni suhut (saudara perempuan ayah kita).4. Boru ni ampuan, i ma naro sian na asing jala jinalo niampuan di huta ni iba = perempuan pendatang yang sudah diterima dengan baik di kampung kita5. Boru na gojong = nunga boru hian sian ama dohot ompu jala laos sahuta dohot hula-hula6. Ibebere/Imbebere = keponakan perempuan7. Boru ni dongan sa-ina dohot dongan sa-parpadanan = ito dari satu garis tarombo dan boru dari marga parpadanan ( contoh boru hutajulu tong do boru ni Sitorus i).a. Elek ma ho marboru, molo naeng ho sonangb. Bungkulan do boru ( sibahen pardomuan )c. Durung do boru tomburon hulahula, sipanumpahi do boru tongtong di hulahulad. Unduk marmeme anak, laos unduk do marmeme boru = kasih sayang yang sama terhadap putera dan puterie. Tinallik landorung bontar gotana, dos do anak dohot boru nang pe pulikpulik marganaFilasafah / Kata-kata bijak perihal bere :a. Amak do rere anak do bere, dangka do dupang ama do tulang.b. Hot pe jabu i sai tong do i margulanggulang,tung sian dia pe mangalap boru bere i sai hot do i boru ni tulang.

C. Hula-hula (yang di maksud hula-hula yakni):Filasafah / Kata-kata bijak penuntun hubungan kita dengan hulahula :

1. Tunggane (lae) dohot simatua ni suhut (on ma na ginoaran apala hula-hula tangkas)2. Tulang (apala hula-hula ni amang ni suhut)3. Bona Tulang (bona hula) ima apala hula-hula ni ompung ni suhut4. Bona ni ari (apala hula-hula ni amang ni ompung ni suhut)= hulahula dari bapaknya kakek kita.5. Bona ni ari nama ginoaran sude hula-hula na di ginjang ni i. (Pokoknya, semua hulahulayang posisinya sudah jauh di atas, dinamai Bona ni ari).6. Tulang rorobot (tulang ni tunggane borun ni suhut dohot tulang ni inangna dohot tulang ni ompung boruna manang pomparanni i) Boru ni tulang rorobot ma na nidokna botu ni tulang na so boi olion ai baoniba do i.= tulang dari tunggane/isteri kita, tulang dari ibu mertua kita, tulang dari ompung boru tunggane kita dan keturunannya. Boru dari tulang rorobot tidak bisa kita nikahi, merekalah yang disebut dengan inang bao.7. Sude hula-hula ni dongan sabutuha etongon do i hula-hula niba.Seluruh hulahula dongan sabutuha, menjadi hulahula kita juga.a. Sigaiton lailai do na marhulahula, artinya ; sebagaimana kalau kita ingin menentukan jenis kelamin ayam ( jantan/betina ), kita terlebih dulu menyingkap lailai-nya dengan hati-hati, begitupula terhadap hulahula, kita harus terlebih dulu mengetahui sifat-sifat dan tabiat mereka, supaya kita bisa berbuat hal-hal yang menyenangkan hatinya.b. Na mandanggurhon tu dolok do iba mangalehon tu hulahula, artinya ; kita akan mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan, kalau kita berperilaku baik terhadap hulahula.c. Hulahula i do debata na tarida (kita harus hormat, santun dan respek terhadap mereka)d. Hulahula i do mula ni mata ni ari na binsar. Artinya, bagi orang Batak, anak dan boru adalah matahari ( mata ni ari ). Kita menikahi puteri dari hulahula yang kelak akan memberi kita hamoraon, hagabeon, hasangapon, yaitu putera dan puteri ( hamoraon, hagabeon, hasangapon yang hakiki bagi orang Batak bukanlah materi, tetapi keturunan.e. Obuk do jambulan na nidandan baen samara, pasupasu na mardongan tangiang ni hulahula do mambahen marsundutsundut so ada mara.f. Nidurung Situma laos dapot Porapora, pasupasu ni hulahula mambahen pogos gabe mamora.thp

Nama-nama partuturon dan bagaimana kita memanggilnya ( ini versi asli, kalau ternyata dalam masa sekarang kita salah menggunakannya, segeralah perbaiki ) Catatan : Saya adalah saya yang sedang membaca tulisan ini :

1. Ahu atau au, adalah sebutan bahasa Batak Toba untuk Saya.

2. Amang Saya ialah bapak kandung saya, disapa dengan Amang atau Among.

PosisiPanggilan-DisapaPenjelasan

3.Amang

Simatua doli =

Hela =

Haha doli =

Amang naposo =

besan laki-laki=

Suami =

Anak laki-laki =

Panggilan

Bapak-bapak/umum

>

Amang

Amang kela

Amang

Amang bao

Amang

Amang

Amangjuga digunakan untuk menyapa :

mertua laki-lakimenantau laki-lakiabang dari suami (saya perempuan)adik kandung laki-laki atau selevel dengan mertua (saya perempuan).(saya perempuan)Panggilan kasih sayang kepada suami.Panggilan kasih sayang kepada anak laki-laki.Panggilan umum untuk semua yang kita hormati (sebelum diketahui hubungan kekerabatan).

4. Inang sayaInang/Inongialah ibu kandung saya,

5. Inang

Simatua boru =

Parumaen =

Anggi boru =

Inang naposo=

Inang bao

Isteri =

Anak perempuan =

Ibu-ibu umum

Inang

Inang

Inang

Inang

Inang

Inang

Inang

Inangjuga digunakan untuk menyapa :

mertua perempuan

menantu perempuan (saya lak-laki).

istri dari adik (saya laki-laki)

isteri dr bapak naposo(saya perempuan)

besan perempuan (saya laki-laki).

Panggilan kasih sayang kepada istri.

Panggilan kasih sayang kepada anak perempuan

Panggilan umum kepada semua Ibu-ibu yang dihormati (sebelum diketahuiHubungan kekerabatan).

6. Ompung (Suhut)

Opung Doli

Opung Boru

Opung Bao, Daopung

>

Ompung (baca: oppung).ialah ayah dan ibu dari bapak saya.

Ayah dari bapak saya

Ibu dari ayah saya ialah

Orangtua dari ibu kandung kita.

7. Ompung juga

Opung Doli

Opung Boru

Orang tua-umum

Cucu>

Ompung (baca: oppung).digunakan untuk menyapa:

Ompung Doli dan Ompung Boru dari pasangan saya.

Panggilan umum kepada semua orang tua (sebelum diketahui hubungan kekerabatan).

Panggilan kasih sayang kepada cucu.

8. Amang-tua sayaAmangtuaabang dari bapak saya, dipanggil Amangtua/bapak tua

9. Amang-tua saya>

Amangtua

Amangtua

Amangtuaialah juga:

Suami dari kakak-perempuan ibu saya.

Bapak dari ompung doli saya (amang tua mangulahi), ada juga menyebut ompung nini.

Semua yang dipanggil abang oleh bapak saya (mis: karena hubungan marga atau abangpariban).

10. Inang Tua sayaInangtua/omatuaialah istri dari amang tua saya,

11. Inang Tua saya>

Inangtua/omatua

Inangtua/omatua

Inangtua/omatuaadalah juga:

Kakak perempuan dari ibu saya.

Ibu dari ompung doli saya (inang tua mangulai).

Isteri dari orang yang dipanggil abang oleh bapak saya, termasuk abang pariban.

12. Amang-uda sayaAmanguda/bapak uda.ialah adik laki-laki dari bapak saya

13. Amang-uda>

Amanguda/bapak uda.juga dipakai untuk menyapa :

Semua laki-laki yang dipanggil adik oleh bapak saya, termasuk adik pariban.

14. Inang-uda saya

Inanguda.ialah isteri dari amang-uda saya,

15. Inang-uda saya>

Inangudaadalah juga :

Adik perempuan dari ibu saya yang sudah menikah (adik pariban).

16. Inang-baju sayaInangbajuialah adik perempuan dari ibu saya yang belum menikah

17. Angkang Baoa saya (saya laki-laki)Angkang (abang)adalah saudara laki-laki saya yang lebih tua dari saya,(saya laki-laki), dipanggil Angkang (baca: akkang).

18. Angkang Baoa (saya laki-laki)>

Angkang (abang) Angkang (abang)

Angkang (abang)adalah juga (saya laki-laki):

Semua putra amang tua saya.

Suami dari kakak perempuan istri saya. Suami dari kakak perempuan saya (saya perempuan).

19.Angkang Boru saya (saya laki-laki)Angkang.ialah istri dari angkang baoa saya,

20. Angkang Boru saya

Angkang.

Angkang.

Angkang.adalah juga: Suami dari kakak istri saya. Kakak perempuan saya (saya perempuan). Istri dari abang suami saya.

21. Anggi saya ialah (saya laki-laki)Anggi atau anggia.ialah adik laki-laki saya,

22. Anggi saya>

Anggi atau anggia.

Anggi atau anggia.

Anggi atau anggia.

Anggi atau anggia.

Anggi atau anggia.juga:

Semua anak laki-laki dari Amang Uda saya (saya laki-laki). Semua laki-laki yang memanggil angkang kepada saya. Adik perempuan dari isteri saya.

Adik perempuan saya (saya perempuan).

Adik laki-laki dari suami saya.

23. Haha Doli saya (saya perempuan),>

Amang,

Amang,ialah:

Abang dari suami saya.

Semua yang dipanggil abang oleh suami saya.

24. Anggi Boru saya (saya laki-laki),>

Inang,

Inang,ialah :

Isteri dari adik saya.

Semua isteri dari yang panggil abang kepada saya.

25. Tunggane Boru = ( Parsonduk Bolon )Inang(saya laki-laki) ialah isteri saya,

26. Tunggane Doli (= Sinonduk)Amangsaya (saya perempuan) ialah suami saya,

27. Anak sayaAnaha/Amangadalah anak laki-laki saya,

28. Anak saya,>

Anaha/ Amang

Anaha/ Amang

Anaha/ Amangjuga anak dari isteri saya:

Anak laki-laki dari abang dan adik laki-laki saya.

Anak laki-laki dari pariban saya.

Anak laki-laki dari yang semarga dengan saya.

29. Parumaen saya, juga parumaen dari isteri saya,>

Inang

Inang

Inang

Inang(saya laki-laki) ialah:

Isteri dari anak saya.

Parumaen dari abang dan adik saya

Parumaen dari pariban saya.

(isteri saya memanggil parumaen saya dengan namanya atau panggoaranna = namaberdasarkan anaknya yang tertua).

30. Pahompu sayaPahompuadalah putra dan putri dari anak-anak saya,

31. Pahompu saya>

Pahompu

Pahompu

Pahompuadalah juga pahompu isteri saya:

Pahompu dari abang dan adik saya.

Pahompu dari pariban saya.

Semua yang memanggil ompung kepada saya.

32. Nini sayaadalah cucu dari putra saya.

33. Nono sayaadalah cucu dari putri saya.

34. Ondok-ondok sayaadalah cucu dari cucu laki-laki saya.

35. Iboto atau Ito saya (saya laki-laki),ialah kakak dan adik perempuan saya, disapa dengan Ito.

36. Iboto atau Ito saya (saya laki-laki)>

Ito

Ito

Ito

Ito

Itoadalah juga:

Semua anak perempuan dari amang-uda dan amang-tua saya. Semua anak perempuan dari Namboru saya.

Semua perempuan yang semarga dan sebaya dengan saya, (sebelum diketahui hubungan kekerabatan). Iboto dari ompung saya (ito mangulahi).

Ito juga panggilan umum kepada semua perempuan yang sebaya, yang belum ada hubungan kekerabatan.

37. Iboto atau Ito sayaIto(saya perempuan) adalah abang dan adik laki-laki saya, .

38. Iboto atau Ito (saya perempuan) saya>

Ito

Ito

Ito

Itoadalah juga :

Semua anak laki-laki dari amang-uda dan amang-tua saya. Semua anak laki-laki dari Tulang saya.

Semua laki-laki yang semarga dan sebaya dengan saya, (sebelum diketahui hubungan kekerabatan). I t o juga panggilan umum kepada semua laki-laki yang sebaya, sebelum diketahui hubungan kekerabatan. I t o juga panggilan kepada cucu iboto saya ( i t o mangulahi).

39. L a e saya (saya laki-laki)L a eialah suami dari i t o saya,

40. Lae juga dipakai>

L a e

L a e

L a e

L a e

L a e

L a e

L a eUntuk menyapa (hanya antar laki-laki):

L a e dari abang dan adik saya.

Ito dari istri saya (tunggane semua saudara laki-laki istri saya). Semua putra dari Tulang saya.

Anak laki-laki dan menantu laki-laki dari amang-boru saya.

Semua laki-laki yang sebaya dengan saya yang beristerikan yang semarga dengan saya.

Semua laki-laki yang memanggil Lae kepada saya.

Panggilan umum untuk semua laki-laki, sebelum diketahui hubungan kekerabatan.

41. Bere saya adalah juga bere istri saya,>

bereialah putra dari iboto saya, dan cucu laki-laki dari amang-boru saya.

42. Bere>adalah juga abang dan adik menantu laki-laki (hela) saya.

43. Ibebere saya>adalah juga ibebere dari isteri saya, ialah putri dari ito saya dan cucu perempuan dari amang-boru saya.

44. Bere/Ibebere saya pada umumnya,>semua yang ibunya semarga dengan saya (saya laki-laki).

45. Pariban saya>ialah : Putri Tulang saya (saya laki-laki). Putra dari namboru saya (saya perempuan). Saudara perempuan dari isteri saya dan suaminya (saya laki-laki). Saudara perempuan saya dan suaminya (saya perempuan). Semua perempuan yang semarga dengan isteri saya dan suaminya (sayalaki-laki). Semua perempuan yang semarga dengan saya dan suaminya (saya perempuan).

46. Pariban so olion saya>ialah :

Cucu perempuan dari Tulang ibu saya (saya laki-laki). Cucu laki-laki dari namboru bapak saya (saya perempuan).

47. Amang Bao sayaAmangbao/Amang, atau Bao,(saya perempuan), ialah : Suami dari iboto suami saya. Amang Bao dari kakak adik saya. Suami dari putri amang-boru saya.

48. Inang Bao sayaInangbao/Inang atau baoialah : Isteri dari iboto isteri (tunggane) saya. Inang Bao dari abang dan adik saya. Isteri dari putra Tulang saya.

49. Eda sayaEda(saya perempuan), ialah : Isteri dari iboto saya. Putri dari Tulang saya. Iboto dari suami saya. Putri dari namboru saya. Panggilan umum kepada semua perempuan yang sebaya, yang belum diketahui hubungan kekerabatan.

50. Namboru sayaialah iboto dari bapak saya, disapa dengan Namboru.

51. Namboru juga dipakaiuntuk menyapa: Namboru suami saya (saya perempuan). Mertua perempuan dari iboto saya (saya laki-laki). Mertua perempuan dari kakak perempuan saya (saya perempuan). Ibu dari amang bao saya (saya perempuan).

52. Amang-boru sayaialah suami dari namboru saya, disapa dengan Amangboru.

53. Boru sayaadalah putri saya, disapa dengan Boru, I t o atau Inang.

54. Boru sayaadalah juga boru dari isteri saya, yaitu : Boru dari abang dan adik saya. Boru dari yang semarga dengan saya. Boru dari pariban saya. Semua orang yang isterinya semarga dengan saya (saya laki-laki)

55. Boru Tubu sayaialah putri kandung saya dan ito kandung saya (saya laki-laki)

56. Boru Diampuan saya: Semua boru tubu dari abang dan adik kandung saya. Semua boru kandung dari amang-tua dan amang-uda kandung saya.

57. Boru Natuatua sayaAmanghela/ Amang,ialah: Amang boru/namboru dari bapak saya.dan keturunannya. Amang-boru/namboru saya dan keturunannya.

58. Hela sayaAmanghela/ Amang,juga hela dari isteri saya, ialah: Suami dari putri saya Suami dari putri-putri abang dan adik saya. Hela dari abang dan adik saya. Hela dari pariban saya.

59. Simatua ni Boru saya,ialah orang tua dari hela saya.

60. Simatua ni Namboru sayaLae / ItoSaya laki-laki, mertua lakilaki =Lae mangulaki, mertua perempuan Ito mangulaki

61. Tulang,abang atau adik dari ibu kita. (Nantulang istrinya Tulang)

62. Tulang/nantulang,mertua dari abang/adik kita

63 Tulang naposotulangnaposoparaman yang sudah kawin. Anak dari ipar/lae

64. Tulang/nantulang mangulakipanggilan cucu kepada mertua.

Tarian Adat Batak Toba :

Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.

Tortor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum acara dilakukan terbuka terlebih dahulu tuan rumah (Hasuhutan) melakukan acara khusus yang dinamakan Tua ni Gondang, sehingga berkat dari gondang sabangunan.

Dalam pelaksanaan tarian tersebut salah seorang dari hasuhutan (yang mempunyai hajat akan memintak permintaan kepada penabuh gondang dengan kata-kata yang sopan dan santun sebagai berikut: "Amang pardoal pargonci":

1. "Alualuhon ma jolo tu ompungta Debata Mulajadi Nabolon, na Jumadihon nasa na adong, na jumadihon manisia dohot sude isi ni portibion."2. "Alualuhon ma muse tu sumangot ni ompungta sijolojolo tubu, sumangot ni ompungta paisada, ompungta paidua, sahat tu papituhon."3. '"Alualuhon ma jolo tu sahala ni angka amanta raja na liat nalolo."

Setiap selesai satu permintaan selalu diselingi dengan pukulan gondang dengan ritme tertentu dalam beberapa saat. Setelah permintaan/seruan tersebut dilaksanakan dengan baik maka barisan keluarga suhut yang telah siap manortor (menari) mengatur susunan tempat berdirinya untuk memulai menari.

Adapun jenis permintaan jenis lagu yang akan dibunyikan adalah seperti: Permohonan kepada Dewa dan pada ro-roh leluhur agar keluarga suhut yang mengadakan acara diberi keselamatan kesejahteraan, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah ruah, dan upacara adat yang akan dilaksanakan menjadi sumber berkat bagi suhut dan seluruh keluarga, serta para undangan.

Setiap penari tortor harus memakai ulos dan mempergunakan alat musik/gondang (Uninguningan).

Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor, seperti tangan si penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, bila itu dilakukan berarti si penari sudah siap menantang siapa pun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat (moncak), atau adu tenaga batin dan lain-lain.

Tari tortor digunakan sebagai sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa hormat.

Konsep gondang masa kini

Dalam hal ini, konsep margondang pada masa sekarang dapat dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu:

1. Margondang pesta, suatu kegiatan yang menyertakan gondang dan merupakan suatu ungkapan kegembiraan dalam konteks hibuan atau seni pertunjukkan, misalnya: gondang pembangunan gereja, gondang naposo, gondang mangompoi jabu (memasuki rumah) dan sebagainya.

2. Margondang adat, suatu kegiatan yang menyertakan gondang, merupakan aktualisasi dari sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu, misalnya: gondang mamampe marga (pemberian marga), gondang pangoli anak (perkawinan), gondang saur matua (kematian), kepada orang di luar suku Batak Toba, dan sebagainya.

3. Margondang Religi, upacara ini pada saat sekarang hanya dilakukan oleh organisasi agamaniah yang masih berdasar kepada kepercayaan batak purba. Misalnya parmalim, parbaringin, parhudamdam Siraja Batak. Konsep adat dan religi pada setiap pelaksanaan upacara oleh kelompok ini masih mempunyai hubungan yang sangat erat karena titik tolak kepercayaan mereka adalah mula jadi na bolon dan segala kegiatan yang berhubungan dengan adat serta hukuman dalam kehidupan sehari-hari adalah berdasarkan tata aturan yang dititahkan oleh Raja Sisingamangaraja XII yang dianggap sebagai wakil mula jadi na bolon.

Pakaian adat Batak Toba :

Baju adat batak toba tentu saja adalah ulos. Ulos dipergunakan di semua acara adat, meskipun untuk pemakaiannya tiap ulos memiliki aturannya sendiri. Ulos itu dapat dipadukan dengan pakaian modern, misalnya jas atau dipadukan dengan kebaya. Sebagai baju adat batak toba, ulos juga dapat dikombinasikan dengan sortali.

Sortali itu sendiri adalah ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota. Biasanya dibuat dari bahan tembaga yang disepuh dengan emas, lalu dibungkus dengan kani merah. Sortali ini digunakan pada pesta-pesta besar. Sortali digunakan laki-laki dan perempuan. Akan tetapi sama seperti ulos, penggunaan sortali tidak sembarangan dan memiliki aturan sendiri.

Ulos itu sendiri sebenarnya tidak hanya berupa kain tenun, tapi dapat juga berupa tanah (ulos na so ra buruk), uang (ulos tonunan sadari atau berupa makanan dan doa restu. Sebagai baju adat batak toba, maka ulos yang berupa kain tenun (ulos herbang) terdiri dari paling tidak 24 jenis, yaitu:

1. Pinunsaan

2. Ragi idup

3. Ragi hotang

4. Ragi pakko

5. Ragi uluan

6. Ragi angkola

7. Sibolang pamontari

8. Sitolu tuho nagok

9. Sitolu tuho bolean

10. Suri-suri na gok

11. Sirara

12. Bintang maratur punsa

13. Ragi huting

14. Suri-suri parompa

15. Sitolu tuho najempek

16. Bintang maratur

17. Ranta-ranta

18. Sadun toba

19. Simarpusoran

20. Mangiring

21. Ulutorus salendang

22. Sibolang resta salendang

23. Ulos pinarsisi

24. Ulos tutur pinggir

Masakan Batak adalah jenis masakan yang dipengaruhi seni dan tradisi memasak suku Batak, yang mendiami wilayah Sumatera Utara, Indonesia. Masakan Batak adalah salah satu jenis masakan Nusantara. Salah satu ciri masakan batak adalah kegemarannya menggunakan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) sebagai rempah utama. Karena itulah Andaliman kadang dijuluki sebagai "merica batak".[1]Kebanyakan orang Batak kini beragama Kristen, karena itulah tidak seperti suku di sekitarnya (seperti Aceh dan Minangkabau), kebanyakan hidangan Batak tidak dibatasi oleh aturan halal.[2] Daging babi, darah, dan bahkan daging anjing lazim dikonsumsi dalam tradisi kuliner Batak. Banyak makanan terbaik daerah itu dibuat dari daging babi, serta makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak biasa, akan tetapi ada juga hidangan-hidangan halal.

Pusat seni kuliner Batak terdapat di kota-kota di dataran tinggi Tanah Batak, misalnya di kawasan Tanah Karo yaitu kota Kabanjahe dan Berastagi. Sementara beberapa tempat di sekitar Danau Toba banyak menawarkan hidangan ikan air tawar seperti arsik ikan mas. Selain di Sumatera Utara, di Jakarta dan sekitarnya serta kebanyakan kota-kota besar di Indika masakan Sumatera di daerah lainnya banyak menunjukkan pengaruh seni memasak asing, seperti masakan Minangkabau, Melayu, dan Aceh menampilkan masakan jenis kari yang kental dipengaruh seni memasak India dan Arab, maka masakan Batak lebih menampilkan tradisi memasak asli suku bangsa Austronesia. Misalnya memasak daging babi bersama dengan darahnya, juga dapat ditemui dalam tradisi masakan Filipina, yaitu dinuguan. Sementara, sejak banyaknya suku bangsa Nusantara yang masuk agama Islam, maka seni memasak yang tidak halal, seperti menggunakan daging babi, anjing, atau darah, telah ditinggalkan dan lenyap, dan kini hanya bertahan di wilayah budaya non-Muslim seperti di Tanah Batakonesia dapat pula ditemukan Lapo atau rumah makan khas BatakPerbedaan wilayah pengaruh kuliner Batak dan Aceh antara lain ditandai dengan penggunaan rempah; memilih kari atau andaliman. Orang Aceh di pesisir menggunakan daun kari (Murraya koenigii) sebagai rempah utamanya, sementara orang Batak cenderung menyukai andaliman. Aroma andaliman mulai terasa mulai dari dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah terus ke tenggara hingga ke Berastagi di Tanah Karo.[1]Ada banyak masakan khas Batak dan menggunakan berbagai macam bumbu atau resep yang unik. Bumbu yang paling banyak digunakan dalam masakan Batak adalah andaliman, dan untuk segala jenis arsik digunakan bawang Batak. Sambal Tuktuk misalnya menggunakan campuran andaliman. Bumbu-bumbu lainnya yang lazim digunakan dalam masakan Batak antara lain jeruk purut dan daun salam, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas, dan kunyitKarena Suku Batak selama sekian abad hidup relatif terisolasi dan mempertahankan sistem kepercayaan nenek moyang mereka, banyak unsur asli budaya mereka yang tetap bertahan, termasuk seni kuliner Batak. Kini banyak orang Batak yang memeluk agama Kristen, misalnya Suku Batak Toba, Karo, dan Pakpak, sehingga daging babi dan anjing lazim dikonsumsi. Daging anjing biasanya disebut B1, merujuk pada bahasa Batak untuk anjing yaitu "biang", sedangkan daging babi kerap disebut B2. Daging babi (B2) atau anjing (B1) itu biasanya dimasak dalam darahnya sendiri dan dibumbui sebagai saksang, atau dibakar sebagai panggang.

Meskipun demikian ada pula suku Batak yang Muslim, misalnya Suku Batak Mandailing, sehingga mereka menerapkan hukum pangan agama Islam yaitu hanya mengkonsumsi makanan halal dan tidak mengkonsumsi daging babi, daging anjing, dan darah yang diharamkan dalam agama Islam.

Salah satu hidangan daging babi khas Batak yang terkenal adalah Babi Panggang Karo sering disingkat BPK yang digemari penduduk setempat dan terkenal secara nasional melalui Lapo atau restoran Batak di kota-kota besar di Indonesia. BPK terdiri dari irisan daging babi panggang dengan tiga saus penyerta: semangkuk kaldu yang terbuat dari rebusan tulang babi, sepiring darah babi yang dimasak dengan lada dan cabai, serta sepiring sambal pedas.[2]Jenis daging lain yang lazim dikonsumsi dalam masakan Batak adalah daging kerbau dan sapi, serta ayam. Manuk Napinadar adalah ayam panggang yang disiram darah ayam itu sendiri, dibumbui andaliman dan bubuk bawang putih. Ayam Tasak Telu adalah salah satu hidangan ayam yang terkenal. Tasak telu secara harfiah berarti "memasak tiga kali," dan terdiri dari tiga bagian hidangan: Hidangan pertama adalah ayam rebus. Hidangan kedua adalah saus yang terbuat dari biji jagung matang yang digiling halus, rempah-rempah dan dicampur sisa kaldu dari ayam rebus. Bagian ketiga adalah bermacam-macam sayuran cincang dan kelapa yang dibumbui. Tasak telu adalah hidangan yang kaya cita rasa.

Sebagai suku bangsa yang hidup di pedalaman Sumatera Utara, ikan air tawar yang hidup di sungai atau Danau Toba lazim dikonsumsi oleh warga Batak. Ikan mas biasanya dimasak sebagai Arsik atau Dengke Mas na Niura, yakni ikan yang tidak dimasak, tetapi hanya dibumbui. Selain ikan mas, ikan lele dan mujair biasanya dimasak sebagai Na Tinombur.Hidangan Batak kadang menggunakan daging yang tidak lazim seperti daging anjing (B1 atau "biang") yang dimasak saksang atau panggang.

Salah satu hidangan unik yang tidak biasa adalah pagitpagit yang beraroma menyengat. Bahan-bahannya termasuk sayur daun singkong, santan, rimbang (sejenis tumbuhan suku terung-terungan atau solanaceae tidak beracun yang agak pahit), bunga dari beberapa tanaman lokal yang tersedia, dan saus arsik. Daging babi atau daging sapi dapat digunakan dalam hidangan ini. Keunikan pagitpagit adalah semua bahan sayuran itu dicampur jus perasan dari kunyahan makanan atau isi lambung sapi makanan yang telah dicerna dan dimuntahkan oleh hewan pemamah biak tersebut.

Hidangan unik lainnya yang mulai jarang ditemukan adalah kidu, yaitu ulat atau larva pohon enau yang digoreng sejenak kemudian dimasak dalam kuah arsik, sejenis saus Batak yang terbuat dari campuran andaliman, kunyit, bawang putih, dan kemiri.