Top Banner
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 1 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil'Alamin serta mengucapkan puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Buku Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Perizinan Tahun 2012. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, mulai dari tahap pengumpulan data sampai pengolahan data dan sampai penerbitan buku ini. Tahun 2012 merupakan tahun ke-4 (empat) Penerbitan Buku Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Perizinan, yang telah dimulai sejak tahun 2009. Besar harapan kami apa yang tertuang dalam buku Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Perizinan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT menyertai kita semua. Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Drs. H. A. Sofyan Sastrawiria, M.Si
69

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

May 09, 2019

Download

Documents

doandat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 1

2012

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil'Alamin serta

mengucapkan puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi atas rahmat dan

hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Buku Laporan Evaluasi

Penyelenggaraan Perizinan Tahun 2012.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan buku ini, mulai dari tahap

pengumpulan data sampai pengolahan data dan sampai penerbitan buku

ini. Tahun 2012 merupakan tahun ke-4 (empat) Penerbitan Buku Laporan

Evaluasi Penyelenggaraan Perizinan, yang telah dimulai sejak tahun 2009.

Besar harapan kami apa yang tertuang dalam buku Laporan Evaluasi

Penyelenggaraan Perizinan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga

Allah SWT menyertai kita semua.

Bandung, Februari 2013

Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Provinsi Jawa Barat

Drs. H. A. Sofyan Sastrawiria, M.Si

Page 2: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 2

2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. MAKSUD 1

C. TUJUAN 2

D. RUANG LINGKUP 2

BAB 2. SEKILAS TENTANG BPPT 3

A. LATAR BELAKANG 3

B. DASAR HUKUM 4

C. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA 6

D. PRODUK UNGGULAN BPPT 9

BAB 3. PENYELENGGARAAN PERIZINAN 11

A. KEWENANGAN 11

B. PELAKSANAAN 12

C. TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN 18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 20

A. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN 20

B. PENYELENGARAAN PERIZINAN MENURUT BIDANG 25

1. Perhubungan 25

2. Ketenagakerjaan 28

3. ESDM 31

4. Kesehatan 34

5. Penataan Ruang (Kimrum) 37

6. Binamarga 39

7. Penanaman Modal 40

Page 3: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 3

2012

8. Peternakan 43

9. Perikanan 47

10. PSDA 49

11. Komunikasi dan Informasi 51

12. Kehutanan 53

13. Perindustrian dan Perdagangan 53

14. Perkebunan 54

15. Pendidikan 55

16. Lingkungan Hidup 55

17. Sosial 56

C. INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT 57

D. TINGKAT PENGADUAN MASYARAKAT 61

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 63

A. KESIMPULAN 63

B. SARAN 66

Page 4: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 4

2012

DAFTAR TABEL

3.1. Jenis Izin/Non Izin yang dikelola oleh BPPT Tahun 2012 dan

Jumlah Perizinan Sesuai Pergub No. 49 Tahun 2011 13

3.2. Jenis Izin yang Dikelola BPPT Tahun 2011 14

3.3. Jenis Non Izin yang Dikelola di BPPT Tahun 2011 16

4.1. Perkembangan Jumlah dan Jenis Perizinan Tahun 2009, 2010,

2011 dan 2012 22

4.2. Durasi Rata-Rata Tertimbang Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 23

4.3. Jumlah Permohonan Perizinan Tahun 2012 23

4.4. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Pemohon Perizinan 25

4.5. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perhubungan Tahun 2012 26

4.6. Persentase Sebaran Wilayah Aktivitas Usaha Bidang

Perhubungan Tahun 2012 28

4.7. Rekapitulasi Perizinan Bidang Nakertrans Tahun 2012 28

4.8. Persentase Negara Asal Tenaga Kerja Asing Kewenangan

Provinsi Jawa Barat 29

4.9. Persentase Jabatan Tenaga Kerja Asing Kewenangan Provinsi

Jawa Barat 30

4.10. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Ketenagakerjaan 31

4.11. Rekapitulasi Perizinan Bidang ESDM Tahun 2012 31

4.12. Persentase Jenis Sumur Untuk Usaha Pada Bidang ESDM 33

4.13. Persentase Jenis Pemanfaatan Sumur Untuk Usaha Pada Bidang

ESDM 33

4.14. Persentase Zona Konservasi Untuk Usaha Pada Bidang ESDM 34

4.15. Rekapitulasi Perizinan Bidang Kesehatan Tahun 2012 35

Page 5: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 5

2012

4.16. Persentase Jenis Alat kesehatan yang Didistribusikan di Jawa

Barat Tahun 2012 36

4.17. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Kesehatan Tahun

2012 37

4.18. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penataan Ruang Tahun 2012 38

4.19. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Penataan Ruang Tahun

2012 39

4.20. Rekapitulasi Perizinan Bidang Binamarga Tahun 2012 39

4.21. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Binamarga Tahun 2012 40

4.22. Persentase Jenis Penggunaan Tanah Bidang Binamarga Tahun

2012 40

4.23. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penanaman Modal Tahun 2012 41

4.24. Perbandingan Nilai Investasi Tahun 2011 dan 2012 43

4.25. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penanaman Modal Tahun 2012 43

4.26. Rekapitulasi Perizinan Bidang Peternakan Tahun 2012 44

4.27. Persentase Produk Pangan dan Non Pangan Bidang Peternakan

yang di Impor Selama Tahun 2012 45

4.28. Persentase Produk Pangan Bidang Peternakan yang di Impor

Selama Tahun 2012 45

4.29. Persentase Negara Pengimpor Produk Bidang Peternakan

Selama Tahun 2012 46

4.30. Persentase Daerah/Provinsi Tujuan Pengiriman Produk

Peternakan Dari Jawa Barat Selama Tahun 2012 46

4.31. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perikanan Tahun 2012 47

4.32. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perikanan Tahun 2012 48

4.33. Persentase Jenis Alat Tangkap Yang Digunakan Pada Usaha

Penangkapan Ikan 49

4.34. Rekapitulasi Perizinan Bidang PSDA Tahun 2012 49

Page 6: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 6

2012

4.35. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang PSDA Tahun 2012 50

4.36. Persentase Jenis Penggunaan Tanah Pada Izin Serah Pakai

Tanah Bidang PSDA Tahun 2012 51

4.37. Rekapitulasi Perizinan Bidang Komunikasi & Informasi Tahun

2012 52

4.38. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Komunikasi & Informasi

Tahun 2012 52

4.39. Rekapitulasi Perizinan Bidang Kehutanan Tahun 2012 53

4.40. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perindustrian & Perdagangan

Tahun 2012 54

4.41. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Perindustrian &

Perdagangan Tahun 2012 54

4.42. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perkebunan Tahun 2012 55

4.43. Rekapitulasi Perizinan Bidang Pendidikan Tahun 2012 55

4.44. Rekapitulasi Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2012 56

4.45. Rekapitulasi Perizinan Bidang Sosial Tahun 2012 56

4.46. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2012 60

4.47. Nilai IKM Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 61

4.48. Persentase Jenis Pengaduan Tahun 2012 62

Page 7: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 7

2012

DAFTAR GAMBAR

2.1. Struktur Organisasi BPPT Provinsi Jawa Barat 7

4.1. Persentase Jenis Izin dan Non Izin Tahun 2012 20

4.2. Jumlah Perizinan Tahun 2012 21

4.3. Perkembangan Pelayanan Perizinan Selama Tahun 2012 24

4.4. Perkembangan Nilai Investasi Selama Tahun 2012 42

Page 8: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 8

2012

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekapitulasi Jumlah Berkas Permohonan dan

Penyelesaian Perizinan Strategis Selama Tahun 2012 69

Lampiran 2. Rekapitulasi Jumlah Berkas Permohonan dan

Penyelesaian Ijin Selama Tahun 2012 72

Lampiran 3. Rekapitulasi Jumlah Berkas Permohonan dan

Penyelesaian Non Ijin Selama Tahun 2012 77

Page 9: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 9

2012

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perizinan merupakan pelayanan publik yang sangat menonjol dalam

tata pemerintahan. Kenyataan yang terjadi saat ini hubungan antara

pemerintahan dan masyarakat dalam hal perizinan masih kurang baik, karena

pelayanan perizinan yang dilakukan pemerintah oleh masyarakat seringkali

dinilai berbelit-belit, tidak memiliki prosedur yang jelas, tidak transparan,

waktu penyelesaian tidak jelas dan ketidakjelasan biaya yang harus

dikeluarkan.

Laporan Tahunan ini disusun agar dapat dijadikan sebagai salah satu

tolak ukur penyempurnaan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)

Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai sebuah

Badan yang khusus menangani pelayanan administratif perizinan. Sehingga

pada akhirnya dapat mengubah pola pandang masyarakat tentang

pelayanan perizinan yang dilakukan oleh pemerintah.

B. MAKSUD

Penyusunan buku laporan tahunan ini dimaksudkan untuk

memberikan informasi penyelenggaraan perizinan selama kurun waktu satu

tahun, yaitu sejak Januari – Desember 2012.

Page 10: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 10

2012

C. TUJUAN

Penyusunan buku laporan tahunan ini bertujuan untuk :

a. Merumuskan kebijakan perizinan guna meningkatkan kualitas

pelayanan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa

Barat;

b. Mengevaluasi sejauhmana peningkatan kinerja dari penyelenggaraan

pelayanan perizinan di Provinsi Jawa barat pada tahun 2012;

c. Mengevaluasi kekurangan dan kelemahan dari penyelenggaraan

pelayanan perizinan di Provinsi Jawa barat pada tahun 2012;

d. Mengetahui hambatan dan kendala dari penyelenggaraan pelayanan

perizinan di Provinsi Jawa barat pada tahun 2012;

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup di dalam laporan tahunan ini meliputi sekilas BPPT

Provinsi Jawa Barat disertai landasan peraturan kelembagaan dan

operasional, dengan menunjukkan jenis dan jumlah produk perizinan yang

dihasilkan serta kinerja perizinan yang meliputi durasi waktu, ratio

pengaduan serta hasil survey kepuasan masyarakat.

Dalam penyusunan laporan tahunan ini sumber data diperoleh dari

jumlah berkas permohonan Ijin/Non Ijin yang masuk ke BPPT sejak Januari

sampai Desember 2012.

Page 11: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 11

2012

BAB 1

PENDAHULUAN

E. LATAR BELAKANG

Perizinan merupakan pelayanan publik yang sangat menonjol dalam

tata pemerintahan. Kenyataan yang terjadi saat ini hubungan antara

pemerintahan dan masyarakat dalam hal perizinan masih kurang baik, karena

pelayanan perizinan yang dilakukan pemerintah oleh masyarakat seringkali

dinilai berbelit-belit, tidak memiliki prosedur yang jelas, tidak transparan,

waktu penyelesaian tidak jelas dan ketidakjelasan biaya yang harus

dikeluarkan.

Laporan Tahunan ini disusun agar dapat dijadikan sebagai salah satu

tolak ukur penyempurnaan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)

Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai sebuah

Badan yang khusus menangani pelayanan administratif perizinan. Sehingga

pada akhirnya dapat mengubah pola pandang masyarakat tentang

pelayanan perizinan yang dilakukan oleh pemerintah.

F. MAKSUD

Penyusunan buku laporan tahunan ini dimaksudkan untuk

memberikan informasi penyelenggaraan perizinan selama kurun waktu satu

tahun, yaitu sejak Januari – Desember 2012.

Page 12: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 12

2012

G. TUJUAN

Penyusunan buku laporan tahunan ini bertujuan untuk :

e. Merumuskan kebijakan perizinan guna meningkatkan kualitas

pelayanan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa

Barat;

f. Mengevaluasi sejauhmana peningkatan kinerja dari penyelenggaraan

pelayanan perizinan di Provinsi Jawa barat pada tahun 2012;

g. Mengevaluasi kekurangan dan kelemahan dari penyelenggaraan

pelayanan perizinan di Provinsi Jawa barat pada tahun 2012;

h. Mengetahui hambatan dan kendala dari penyelenggaraan pelayanan

perizinan di Provinsi Jawa barat pada tahun 2012;

H. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup di dalam laporan tahunan ini meliputi sekilas BPPT

Provinsi Jawa Barat disertai landasan peraturan kelembagaan dan

operasional, dengan menunjukkan jenis dan jumlah produk perizinan yang

dihasilkan serta kinerja perizinan yang meliputi durasi waktu, ratio

pengaduan serta hasil survey kepuasan masyarakat.

Dalam penyusunan laporan tahunan ini sumber data diperoleh dari

jumlah berkas permohonan Ijin/Non Ijin yang masuk ke BPPT sejak Januari

sampai Desember 2012.

Page 13: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 13

2012

BAB 3

PENYELENGGARAAN PERIZINAN

A. KEWENANGAN

Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 dan

Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011, semua jenis perizinan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dintegrasikan

pelayanannya ke BPPT Provinsi Jawa Barat yang meliputi : Izin dan Non Izin.

Setiap perizinan yang meliputi Izin dan non Izin tersebut kewenangan

penandatanganannya dilaksanakan oleh Kepala Badan kecuali untuk

beberapa perizinan yang bersifat strategis penandatanganannya

dilaksanakan oleh Gubernur. Meskipun demikian perizinan yang bersifat

strategis rangkaian proses administrasinya tetap dilakukan melalui Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu.

Menurut Perda No. 7 Tahun 2010, ruang lingkup perizinan yang

diselenggarakan oleh Badan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan

Pemerintah Daerah, meliputi sektor :

1. Perkebunan; 12. Pengairan;

2. Perikanan; 13. Energi dan sumber daya mineral;

3. Kehutanan; 14. Komunikasi dan informasi;

4. Kesehatan; 15. Penanaman modal;

5. Perhubungan; 16. Penataan ruang;

6. Ketenagakerjaan; 17. Lingkungan hidup;

7. Perindustrian; 18. Pertanahan;

8. Perdagangan; 19. Sosial;

9. Pendidikan; 20. Koperasi;

10. Peternakan; 21. Pertanian; dan

11. Kebinamargaan; 22. Ketahanan pangan.

Page 14: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 14

2012

Dari 22 sektor perizinan yang dintegrasikan di BPPT Provinsi Jawa

Barat tersebut, terdiri atas 205 jenis perizinan meliputi 118 Izin dan 87 Non

Izin (Rekomendasi) (Tabel 3.1).

B. PELAKSANAAN

Jenis perizinan yang telah dilakukan di BPPT selama tahun 2012

meliputi 17 sektor, yang terdiri dari :

1. Perkebunan;

2. Perikanan;

3. Kehutanan;

4. Kesehatan;

5. Perhubungan;

6. Ketenagakerjaan;

7. Perindustrian & Perdagangan;

8. Pendidikan;

9. Peternakan;

10. Kebinamargaan;

11. Energi Sumber Daya Mineral;

12. Komunikasi dan Informasi;

13. Penanaman Modal;

14. Penataan Ruang;

15. Lingkungan Hidup;

16. Sosial;

17. Pengairan (PSDA).

Dari 17 sektor tersebut, terbagi menjadi 46 jenis Izin dan 24 jenis Non

Izin (Rekomendasi). Jumlah Izin dan non Izin pada masing-masing sektor

adalah sebagaimana Tabel 3.1.

Page 15: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 15

2012

Tabel 3.1 : Jenis Izin/Non Izin yang dikelola oleh BPPT Tahun 2012 dan

Jumlah Perizinan Sesuai Pergub No. 49 Tahun 2011

NO SEKTOR

JUMLAH JENIS

PERIZINAN YANG

DIKELOLAH BPPT

TAHUN 2012

JUMLAH PERIZINAN

SESUAI PERGUB No.

49 TAHUN 2011

JUMLAH

IZIN

JUMLAH

NON

IZIN

JUMLAH

IZIN

JUMLAH

NON

IZIN

1 KEBINAMARGAAN 1 - 1 -

2 ESDM 1 1 6 3

3 KEHUTANAN 1 1 11 6

4 KESEHATAN* 7 5 6 10

5 PENATAAN RUANG - 1 2 3

6 KOMINFO 1 - 3 2

7 KETENAGAKERJAAN 5 1 9 9

8 PENANAMAN MODAL 6 - 12 -

9 PENDIDIKAN 1 - 1 1

10 PERHUBUNGAN 12 4 33 24

11 PERIKANAN 3 1 8 7

12 PERINDUSTRIAN &

PERDAGANGAN

1 2 3 8

13 PERKEBUNAN 1 1 2 1

14 PETERNAKAN* 2 7 2 10

15 PENGAIRAN 2 - 6 1

16 SOSIAL 1 - 2 1

17 KOPERASI - - 1 -

18 LINGKUNGAN HIDUP 1 - 2 1

19 PERTANAHAN - - - -

20 TANAMAN PANGAN - - 1 0

21 KETAHANAN PANGAN - - - -

22 KEPARIWISATAAN &

KEBUDAYAAN

- - 5 2

TOTAL 46 24 116 89

Terdapat jenis perizinan yang dilayani di BPPT tahun 2012, namun masih belum

tercantum di Pergub No. 49 tahun 2011.

Page 16: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 16

2012

Dari 46 jenis Izin yang secara riil terintegrasi, jumlah Izin terbanyak

adalah sektor perhubungan yaitu 12 jenis Izin kemudian disusul oleh sektor

kesehatan sebanyak 7 jenis Izin. Nama masing-masing Izin yang secara riil

terintegrasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 : Jenis Izin yang Dikelola BPPT Tahun 2011

NO JENIS IZIN

1. a. Pendaftaran Penanaman Modal dan Pendaftaran Perluasan

Penanaman Modal

2. b. Izin Prinsip Penanaman Modal ( IP2M ) [baru&perluasan]

3. c. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal ( IPRPM ), meliputi :

c.1. Perubahan Investasi;

c.2. Perubahan Kapasitas Produksi;

c.3. Perubahan Perpanjangan Waktu dan

4. e. Izin Usaha ( IU )

5. f. Izin Usaha Perluasan ( IUL )

6. i. Pencatatan Perubahan Penanaman Modal ( P3M )

7. Penilaian Amdal Bagi Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang

Mempunyai Dampak Penting Terhadap Lingkungan Hidup di

Provinsi, sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria yang

ditetapkan oleh Pemerintah, 60 hari kerja;

8. Izin Serah Pakai Tanah (ISPT) ,

9. Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum (IUKU) yang

Sarana Maupun Energi Listriknya Lintas Kabupaten/Kota,

10. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) dengan

Kapasitas Produksi 2.000 s.d 6.000 m3 per tahun,

11. Persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional (PP IKOT),

12. Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional (IU IKOT), 14 hari kerja;

13. Pemberian Izin Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan, 14 hari

kerja, meliputi :

a. Penetapan Izin Mendirikan; dan

b. Penetapan Izin Penyelenggaraan;

14. Izin Pendirian Rumah Sakit Khusus Kelas B,

15. Izin Pelayanan Medis sub Spesialis Khusus Unit Hemodialisa,

16. Cabang Penyalur Alat Kesehatan

17. Cabang Pedagang Besar Farmasi

18. Izin Usaha Jasa Titipan untuk Kantor Cabang,

19. Izin Serah Pakai Tanah Pemerintah Provinsi (ISPTPP) Bantaran Sungai,

20. Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air (SIPPA) Permukaan, 2

21. Izin Penyelenggaraan Operasional Sekolah Luar Biasa (SLB),

22. Surat (Keputusan) Izin Trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP),

Page 17: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 17

2012

NO JENIS IZIN

a. Perpanjangan AKDP

b. Perubahan AKDP

c. Baru AKDP

23. Surat (Keputusan) Izin Operasi Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP),

14 hari kerja;

a. Perpanjangan TAXI

b. Perubahan Taxi

c. Baru Taxi

24. Izin Insidentil,

25. Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUJPT),

26. Surat Izin Usaha Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut

(SIUPEMKL) dan Herregistrasi,

27. Surat Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat (SIUPBM) dan

Herregistrasi,

28. Surat Izin Usaha Perusahaan Pelayaran Rakyat (SIUPPER) dan

Herregistrasi,

29. Izin Usaha Tally di Pelabuhan dan Herregistrasi,

30. Izin Usaha Penyewaan Alat Angkutan Laut/Penunjang Angkutan Laut

(PPAL),

31. Surat Izin Usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (SIUEMPU) dan

Herregistrasi,

32. Surat Izin Usaha Kegiatan Penunjang Bandar Udara dan Herregistrasi,

33. Surat Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Jasa Pengurusan

Transportasi dan Herregistrasi,

34. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP),

35. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI),

36. Surat Pembudidayaan Ikan (SPbI) di Laut,

37. Surat Izin Usaha Perdagangan B2 (Bahan Berbahaya) Pengecer

Terdaftar,

38. Izin Penebangan Pohon pada Perkebunan Besar di Jawa Barat, 4 hari

39. Izin Membawa Hewan Kesayangan dan Bibit Ternak Antar

Provinsi/Pulau, 2 hari kerja;

40. Izin Usaha Distributor Obat Hewan,

41. Pemberian Izin Pengumpulan Uang atau Barang Skala Provinsi;

42. Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)

Perpanjangan,

43. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), 3 hari kerja, meliputi

:

a. Perpanjangan IMTA;

b. Pencabutan IMTA

c. Alih/Mutasi jabatan

Page 18: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 18

2012

NO JENIS IZIN

44. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta Antar Kerja Lokal

(LPTKS-AKL), 12 hari kerja;

45. Izin Pembentukan Kantor Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS),

46. Izin Tempat Penampungan TKI ke Luar Negeri Skala Provinsi,

Untuk non Izin, dari 24 jenis non Izin yang secara riil dilaksanakan,

jumlah non Izin pada sektor peternakan adalah yang terbanyak yaitu 7 non

Izin kemudian disusul oleh sektor kesehatan sebanyak 5 non Izin. Nama

masing-masing non Izin yang secara riil terintegrasi dapat dilihat pada Tabel

3.3 berikut.

Tabel 3.3 : Jenis Non Izin yang Dikelola di BPPT Tahun 2011

NO. JENIS NON IZIN

1. Rekomendasi Teknis atas Penyediaan, Peruntukan, Penggunaan dan

Pengusahaan Air Tanah pada Cekungan Air Tanah Lintas

Kabupaten/Kota,

2. Rekomendasi Perubahan Status dan Fungsi Hutan, Perubahan Status

dari Lahan Milik Menjadi Kawasan Hutan, dan Penggunaan Serta

Tukar Menukar Kawasan Hutan,

3. Rekomendasi Penyalur Alat Kesehatan (Alkes),

4. Rekomendasi Pedagang Besar Farmasi (PBF),

5. Rekomendasi Izin Mendirikan dan Penyelenggaraan Sarana

Kesehatan Tertentu, meliputi :

a. Rumah Sakit Kelas A/Utama atau yang Setara,

b. Rumah Sakit Kelas B Pendidikan,

c. Rumah Sakit Khusus Kelas A,

d. Laboratorium Kesehatan Kelas Utama/Pelayanan Laboratorium

Rumah Sakit Kelas A dan Rumah Sakit Kelas B Pendidikan,

e. Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan Kelas A,

f. Rumah Sakit Lapangan,

g. Rumah Sakit PMA/PMDN,

h. Pelayanan Radioterapi,

i. Kedokteran Nuklir,

j. Klinik Kedokteran Spesialis/Kedokteran Gigi Spesialis (PAM), dan

k. Pelayanan Medis Sub Spesialis Khusus,

6. Rekomendasi Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan, Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kelas II,

Page 19: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 19

2012

NO. JENIS NON IZIN

7. Rekomendasi Izin Industri Komoditi Kesehatan Pedagang Besar

Farmasi (PBF) dan Pedagang Besar Alat Kesehatan (PBAK), meliputi :

a. Rekomendasi Izin Prinsip Industri Farmasi,

b. Rekomendasi Izin Usaha Industri Farmasi,

c. Rekomendasi Izin Prinsip Industri Obat Tradisional,

d. Rekomendasi Izin Industri Obat Tradisional,

e. Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika,

f. Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan dan PKRT Kelas B

dan C,

g. Rekomendasi Izin Industri Bahan Baku Farmasi,

h. Rekomendasi Izin Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar

Bahan Baku Farmasi,

i. Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan,

j. Rekomendasi dalam rangka Pemberian Izin Importir Produsen,

k. Rekomendasi dalam rangka Pemberian Izin Importir Terdaftar,

dan

l. Rekomendasi dalam rangka Pemberian Izin Importir/Eksportir

Obat Narkotika dan Psikotropika serta Prekursor Farmasi,

8. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara,

9. Kartu Pengawasan,

10. Rekomendasi Ketinggian Bangunan di Kawasan Keselamatan

Operasi Penerbangan ( RKB )

11. Rekomendasi Pendirian Kantor Cabang Usaha Penunjang Angkutan

Udara (Usaha Kegiatan Penunjang Bandar Udara dan Ekspedisi

Muatan Pesawat Udara) (RPKC - UPAU)

12. Rekomendasi Penetapan Lokasi Pelabuhan Khusus,

13. Surat Keterangan Andon, 10 hari kerja;

14. Rekomendasi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) B2 (Bahan

Berbahaya) Distributor Terdaftar,

15. Rekomendasi Sub-Distributor Minuman Beralkohol,

16. Rekomendasi Perpanjangan/Pembaharuan Hak Guna Usaha (HGU)

Perkebunan,

17. Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Hewan/Ternak/Produk

Hewan antar Provinsi/Pulau,

18. Rekomendasi Importasi/Ekportasi Obat Hewan,

19. Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Hewan/Ternak dari dan ke

Luar Negeri,

20. Rekomendasi Importasi/Eksportasi Produk Hewan,

21. Sertifikasi Mutu Pakan Ternak 72 hari kerja;

22. Rekomendasi Labelisasi Mutu Pakan Ternak 72 hari kerja;

23. Rekomendasi Izin Karantina Hewan Sementara ( IKHS )

Page 20: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 20

2012

NO. JENIS NON IZIN

24. Rekomendasi Pendirian Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga

Kerja Swasta Antar Kerja Antar Daerah (LPTKS-AKAD),

C. TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN

Secara keseluruhan proses pelaksanaan pelayanan perizinan yang

dilakukan oleh BPPT Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Pemohon Mengambil Formulir dan Mendapatkan Informasi

Persyaratan,

2. Pemohon Mengisi Formulir dan Melengkapi Persyaratan,

3. Formulir dan perlengkapan Persyaratan disampaikan ke Loket

pendaftaran,

4. Petugas Pendaftaran memeriksa kelengkapan persyaratan dengan

ketentuan apabila sesuai dengan persyaratan, petugas memberikan

resi penerimaan berkas dan melakukan registrasi permohonan,

5. Petugas Pendaftaran mengembalikan berkas permohonan dan

persyaratan dengan ketentuan apabila tidak lengkap/tidak sesuai

dengan persyaratan maka segera diperbaiki oleh pemohon,

6. Berkas yang telah diregistrasi oleh petugas pendaftaran kemudian

diteruskan kepada petugas verifikasi dan validasi,

7. Apabila hasil verifikasi dan validasi menyatakan bahwa berkas tidak

memenuhi persyaratan untuk dilakukan pemprosesan, berkas

dikembalikan kepada pemohon,

8. Apabila hasil verifikasi dan validasi menyatakan bahwa berkas

memenuhi persyaratan tanpa pemerikasaan lapangan dan/pengkajian

oleh tim teknis, naskah Izin dan / non Izin proses untuk

ditandatangani oleh kepada badan,

9. Apabila hasil verifikasi dan validasi menyatakan bahwa berkas

memenuhi persyaratan administrasi tetapi memerlukan pemerikasaan

lapangan dan/pengkajian oleh tim teknis melakukan pemerikasaan

Page 21: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 21

2012

lapangan dan/atau pengkajian yang di koordinasikan oleh bidang

pelayanan,

10. Tim Teknis membuat laporan hasil pemeriksaan lapangan dan/atau

pengkajian dilengkapi dengan berita acara kepada kepala badan

dengan tembusan kepada kepala OPD yang bersangkutan,

11. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan/atau pengkajian

dinyatakan bahwa berkas tidak memenuhi pernyaratan, Kepala Badan

membuat surat penolakan atas permohonan tersebut,

12. Apabila berdasarkan pemeriksaan lapangan dan/atau pengkajian

dinyatakan bahwa berkas memenuhi pernyaratan, Kepala Badan

menandatangani Izin dan/atau non Izin,

13. Perizinan yang sudah ditandatangani oleh kepala badan disampaikan

kepada bidang administrasi, selanjutnya diterbitkan surat ketetapan

retribusi daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan dan di

informasikan kepada pemohon bahwa proses perizinan telah selesai,

14. Pemohon mengambil surat ketetapan retribusi daerah (SKRD) atau

dokumen lain yang dipersamakan dan membayar retribusi di loket

pembayaran yang telah disediakan,

15. Berdasarkan bukti pembayaran dan/atau resi penerimaan berkas yang

telah diregistrasi, pemohon mengambil perizinan ke loket

pengambilan pada bidang administrasi,

16. Naskah/Penolakan Izin dan/atau Non Izin yang sudah ditandatangani

diserahkan oleh bidang administrasi kepada pemohon.

Page 22: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 22

2012

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN

Sepanjang tahun 2012 terdapat 37.221 permohonan perizinan yang

masuk ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. 43.52 %

diantaranya merupakan permohonan Izin dan 55.94 % merupakan permohonan

Non Izin/Rekomendasi (Gambar 4.1). Izin yang dimaksud disini adalah dokumen

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau

ketentuan peraturan perundang-undangan yang merupakan bukti legalitas,

menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorangan, badan hukum dan/atau

bukan badan hukum, Pemerintah, Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan

usaha atau kegiatan tertentu. Sedangkan pengertian dari Non Izin adalah

dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan

Daerah atau ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai syarat/bukti

untuk mendukung dikeluarkannya izin kepada seseorang, badan hukum dan/atau

bukan badan hukum, Pemerintah, Pemerintah Kabupaten/Kota dalam bentuk

tanda daftar rekomendasi, atau dalam bentuk lain.

Gambar 4.1. Persentase Jenis Izin dan Non Izin Tahun 2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

Izin

Non Izin

43.52%

55.94%

Persentase

PERSENTASE IZIN & NON IZIN

Page 23: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 23

2012

Dari jumlah permohonan perizinan yang masuk, 96.78 % dapat

diselesaikan pada tahun 2012 dan sisanya sebanyak 3.22 % masih dalam proses

penyelesaian (Gambar 4.2). Selama tahun 2012 juga terdapat permohonan izin

yang dikembalikan atau ditolak. Banyak hal yang mendasari penolakan berkas

tersebut, diantaranya adalah : (1) berkas permohonan tidak lengkap sesuai

dengan persyaratan yang telah ditetapkan, (2) setelah dilakukan telaahan

permohonan perizinan yang diajukan bukan kewenangan provinsi melainkan

kewenangan Pusat Ataupun kewenangan Kabupaten/Kota sesuai dengan PP 38

tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, (3)

terdapat ketidaksesuaian antara persyaratan yang dilampirkan dengan kondisi

sebenarnya di lapangan, dan (4) berdasarkan hasil kajian teknis/lapangan, lokasi

yang diajukan sudah tidak dapat dimanfaatkan sehubungan dengan kondisi

lingkungan.

Gambar 4.2. Jumlah Perizinan Tahun 2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Pada Gambar 4.2 di atas dapat dilihat jumlah perizinan yang dapat

diselesaikan selama tahun 2012 sejumlah 35.488. Dari jumlah tersebut 208

merupakan perizinan Strategis, 15.391 diterbitkan dalam bentuk Izin dan 19.888

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

Permohonan Diterbitkan Ditolak

37,221 35,488

531

Data Perizinan Tahun 2012

Page 24: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 24

2012

merupakan Rekomendasi yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provinsi Jawa Barat.

Jumah permohonan perizinan dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan, seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 berikut. Begitu pula halnya

dengan jumlah perizinan yang diterbitkan terjadi peningkatan di setiap tahunnya.

Pada Tabel 4.1 terdapat jumlah jenis perizinan, yaitu jumlah jenis perizinan yang

aktif dilakukan di setiap tahunnya. Terjadi peningkatan jumlah jenis perizinan

yang aktif dilaksanakan sejak tahun 2009 sampai tahun 2012. Peningkatan ini

berkorelasi terhadap peningkatan jumlah permohonan yang masuk ditiap

tahunnya. Hal demikian harus diiringi dengan peningkatan sarana dan prasarana

serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah dan Jenis Perizinan Tahun 2009, 2010,

2011 dan 2012

No. Tahun Jumlah Permohonan

Masuk

Jumlah Permohonan

Selesai

Jumlah Jenis

Perizinan Aktif

1. 2009 4.403 3.987 30

2. 2010 7.037 6.484 60

3. 2011 10.894 9.013 63

4. 2012 37.221 35.488 70

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Durasi rata-rata tertimbang penyelesaian proses perizinan selama tahun

2012 adalah 11 hari kerja. Durasi ini lebih lama jika dibandingkan dengan durasi

rata-rata tertimbang pada tahun 2011 yang hanya 10 hari kerja (Tabel 4.2). Durasi

rata-rata tertimbang ini merupakan rata-rata durasi penyelesaian proses perizinan

dari setiap jenis perizinan yang ditangani oleh BPPT Provinsi Jawa Barat.

Durasi rata-rata penyelesaian proses perizinan di tahun 2012 melebihi

target durasi yang telah direncanakan yaitu 10 hari kerja. Beberapa hal yang

menjadi kendala tidak tercapainya target durasi tersebut adalah keterbatasan

sarana dan prasarana di lingkungan BPPT Provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah

permohonan yang meningkat, seharusnya didukung oleh penggunaan teknologi

yang memadai. Selain itu jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di BPPT Provinsi

Page 25: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 25

2012

Jawa Barat masih sangat kurang mencukupi. Sehingga beban kerja tiap pegawai

di BPPT cukup berat, hal ini sangat berkorelasi dengan lamanya proses

penyelesaian perizinan yang ditangani oleh BPPT Provinsi Jawa Barat.

Tabel 4.2. Durasi Rata-Rata Tertimbang Tahun 2009, 2010, 2011

dan 2012

No. Tahun Durasi Rata-Rata Tertimbang

(hari kerja)

Target Durasi

(hari kerja)

1. 2009 9 14

2. 2010 13 14

3. 2011 10 12

4. 2012 11 10

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berdasarkan Perda 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Perizinan Terpadu terdapat 22 sektor perizinan yang ditangani oleh BPPT. Sampai

tahun 2012 terdapat 17 sektor pelayanan perizinan yang aktif dilayani oleh BPPT

Provinsi Jawa Barat. Dari ke 17 sektor perizinan tersebut, jumlah permohonan

terbesar adalah sektor Perhubungan yaitu sebesar 82.40 % kemudian diikuti oleh

sektor Ketenagakerjaan. Untuk lebih lengkap mengenai persentase permohonan

yang masuk ke BPPT dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Jumlah Permohonan Perizinan Tahun 2012

NO. SEKTOR JUMLAH

PERMOHONAN PERSENTASE

1. Perhubungan 30,668 82.397 %

2. Ketenagakerjaan 3,547 9.530 %

3. ESDM 691 1.857 %

4. Kesehatan 480 1.290 %

5. Kimrum 332 0.892 %

6. Binamarga 318 0.854 %

7. Penanaman Modal 308 0.819 %

8. Peternakan 300 0.811 %

9. Perikanan 234 0.629 %

10. PSDA 163 0.438 %

11. Kominfo 116 0.312 %

12. Kehutanan 18 0.048 %

13. Perindag 17 0.046 %

Page 26: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 26

2012

NO. SEKTOR JUMLAH

PERMOHONAN PERSENTASE

14. Perkebunan 14 0.038 %

15. Pendidikan 7 0.019 %

16. Lingkungan Hidup 7 0.019 %

17. Sosial 1 0.003 %

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Perkembangan pelayanan perizinan selama tahun 2012 di BPPT Provinsi

Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 4.3. pada Gambar tersebut dapat diketahui

jumlah permohonan perizinan tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar

3.578 permohonan dan terendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar

2.766 permohonan.

Gambar 4.3. Perkembangan Pelayanan Perizinan Selama Tahun 2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Secara umum, Kabupaten Bandung (16.90 %), Kabupaten Bogor (13.40 %),

Kota Depok (9.97 %), Kabupaten Bekasi (7.32 %) dan Kota Bandung (7.10 %)

merupakan lokasi usaha terbesar para pemohon perizinan. Hal ini menunjukkan

bahwa potensi kegiatan usaha di Provinsi Jawa Barat terpusat di ke lima wilayah

tersebut.

-

1,000

2,000

3,000

4,000

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES

Perkembangan Layanan Perizinan Tahun 2012

MASUK SELESAI

Page 27: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 27

2012

Tabel. 4.4. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Pemohon Perizinan

NO. KABUPATEN/KOTA PERSENTASE

1. Kab. Bandung 16.90%

2. Kab. Bogor 13.40%

3. Kota Depok 9.97%

4. Kab. Bekasi 7.32%

5. Kota Bandung 7.10%

6. Kota Bekasi 7.10%

7. Kota Bogor 6.05%

8. Kab. Cirebon 4.92%

9. Kota Cimahi 3.84%

10. Kab. Bandung Barat 3.13%

11. Kab. Sumedang 2.27%

12. Kab. Majalengka 2.13%

13. Kota Cirebon 2.00%

14. Kab. Indramayu 1.87%

15. Kab. Ciamis 1.85%

16. Kab. Karawang 1.82%

17. Kab. Subang 1.59%

18. Kab. Purwakarta 1.52%

19. Kab. Sukabumi 1.27%

20. Kab. Garut 1.17%

21. Kota Sukabumi 0.76%

22. Kab. Kuningan 0.67%

23. Kab. Cianjur 0.55%

24. Kab. Tasikmalaya 0.41%

25. Kota Tasikmalaya 0.37%

26. Kota Banjar 0.05%

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

B. PENYELENGGARAAN PERIZINAN MENURUT BIDANG

1. Perhubungan

Selama tahun 2012 terdapat 30.944 permohonan perizinan bidang

Perhubungan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat dan 29.707

diantaranya dapat diterbitkan Izin maupun Rekomendasinya. Perizinan

terbesar pada bidang Perhubungan adalah pengurusan Rekomendasi Kartu

Page 28: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 28

2012

Pengawasan (KP) sebanyak 19.409 kemudian diikuti pengurusan Izin Surat

(Keputusan) Izin Trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak

9.941. Durasi rata-rata tertimbang bidang Perhubungan adalah 9 hari kerja.

Kartu Pengawasan ini digunakan sebagai alat kontrol untuk setiap

kendaraan Angkutan Kota Dalam Provinsi yang beroperasi di Jawa Barat,

apakah kendaraan tersebut beroperasi sesuai dengan izin lintasan trayek

yang telah ditetapkan oleh Dinas yang berwenang, dalam hal ini adalah Dinas

Perhubungan.

Jumlah retribusi yang diperoleh dari pengurusan perizinan bidang

Perhubungan selama tahun 2012 sebesar Rp. 935.332.680,00. Retribusi ini

dibayarkan oleh pemohon untuk pengurusan izin Trayek AKDP dan Kartu

Pengawasan.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perhubungan Tahun 2012

No Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Surat (Keputusan) Izin Trayek

Angkutan Kota Dalam Provinsi

(AKDP)

9,941 9,250 -

a. Perpanjangan AKDP 8,132 7,588 16 14

b. Perubahan AKDP 1,804 1,662 18 14

c. Baru AKDP 5 - - 14

2 Surat (Keputusan) Izin Operasi

Angkutan Kota Dalam Provinsi

(AKDP)

1,100 1,099 -

a. Perpanjangan Taxi 431 431 13 14

b. Perubahan Taxi 669 668 12 14

c. Baru Taxi - - - 14

3 Izin Insidentil 321 320 1 1

4 Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan

Transportasi (SIUJPT)

50 44 10 14

5 Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan

Ekspedisi Muatan Kapal Laut

(SIUPEMKL) dan Heregristasi

5 4 5 14

6 Surat Izin Usaha Perusahaan

Bongkar Muat (SIUPBM)

16 13 8 14

7 Surat Izin Usaha Perusahaan

Pelayaran Rakyat (SIUPPER)

3 3 2 14

Page 29: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 29

2012

No Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

8 Izin Usaha Tally di Pelabuhan dan

Herregistrasi

1 - - 14

9 Izin Usaha Penyewaan Alat

Engkutan Laut/Penunjang

Angkutan Laut (PPAL)

22 22 3 14

10 Surat Izin Usaha Ekspedisi Muatan

Pesawat Udara (SIUEMPU) dan

Herregistrasi

2 2 - 14

11 Surat Izin Usaha Kegiatan

Penunjang Bandar Udara dan

Herregistrasi

2 2 5 14

12 Surat Izin Pembukaan Kantor

Cabang Perusahaan Jasa

Pengurusan Transportasi dan

Herregistrasi

1 1 20 14

13 Kartu Pengawasan ( KP ) 19,409 18,899 6 14

14 Rekomendasi Ketinggian Bangunan

di Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan ( RKB )

66 46 31 14

15 Rekomendasi Pendirian Kantor

Cabang Usaha Penunjang Angkutan

Udara (Usaha Kegiatan Penunjang

Bandar Udara dan Ekspedisi

Muatan Pesawat Udara) (RPKC -

UPAU)

1 1 3 14

16 Rekomendasi penetapan lokasi

pelabuhan khusus

4 1 - 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berdasarkan jumlah permohonan perizinan untuk bidang Perhubungan

yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat dapat diketahui bahwa aktivitas

usaha di bidang Perhubungan tertinggi berada di 4 wilayah, yaitu Kabupaten

Bandung (18.6 %), Kabupaten Bogor (14.9 %), Kota Depok (11.9 %), Kota

Bekasi (7.8 %), dan sisanya tersebar di 22 Kabupaten dan Kota di Provinsi

Jawa Barat (Tabel 4.5). Sejak Tahun 2011 bulan November sampai Desember

Tahun 2012 diketahui bahwa jumlah kendaraan umum yang aktif beroperasi

di Jawa Barat adalah 37.181 unit (sumber : Data Base Bidang Perhubungan).

Page 30: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 30

2012

Tabel 4.6. Persentase Sebaran Wilayah Aktivitas Usaha

Bidang Perhubungan Tahun 2012

No. Wilayah Persentase

1. Kab. Bandung 18.6 %

2. Kab. Bogor 14.9 %

3. Kota Depok 11.9 %

4. Kota Bekasi 7.8 %

5. Wilayah Lainnya 46.8 5

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

2. Ketenagakerjaan

Sampai saat ini BPPT Provinsi Jawa Barat masih menangani perizinan

bidang Ketenagakerjaan yang merupakan kewenangan Kabupaten/Kota, hal

ini dilakukan karena masih terdapat Kabupaten yang belum menangani

proses perizinan untuk bidang Ketenagakerjaan.

Selama tahun 2012 terdapat 6 jenis perizinan yang aktif dilayani oleh

BPPT untuk Bidang Ketenagakerjaan (Tabel 4.7). permohonan terbesar adalah

Izin Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)

Perpanjangan yaitu sebanyak 1.958 permohonan dan Izin Memperkerjakan

Tenaga Kerja Asing sebanyak 1.557 permohonan. Secara keseluruhan

permohonan tersebut dapat diselesaikan di tahun yang sama. Durasi rata-

rata tertimbang penyelesaian perizinan bidang Ketenagakerjaan adalah 4 hari

kerja. Total pendapatan daerah yang diperoleh dari Dana Pengembangan

Keterampilan dan Keahlian (DPKK) Tenaga Kerja Asing selama tahun 2012

adalah sebesar $ 1.103.200,00 atau setara dengan Rp. 10.609.474.400,00.

Tabel 4.7. Rekapitulasi Perizinan Bidang Nakertrans Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1. Pengesahan Rencana Penggunaan

Tenaga Kerja Asing ( RPTKA )

Perpanjangan

1,958 1,953 4 7

2. Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja

Asing ( IMTA ), meliputi :

1,557 1,531

Page 31: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 31

2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

a. Perpanjangan IMTA 1,445 1,432 4 3

b. Pencabutan IMTA 106 97 4 3

c. Mutasi/Alih Jabatan 6 2 3 3

3. Izin Lembaga Penempatan Tenaga

Kerja Swasta Antar Kerja Lokal

(LPTKS - AKL)

14 13 5 12

4. Izin Pembentukan Kantor Cabang

Pelaksana Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia Swasta ( PPTKIS )

38 28 11 7

5. Izin Tempat Penampungan TKI ke

Luar Negeri Skala Provinsi ( TPTKI -

LN )

1 - - 14

6. Rekomendasi Pendirian Lembaga

Pelayanan Penempatan Tenaga

Kerja Swasta Antar Kerja Antar

Daerah (LPTKS-AKAD),

1 1 38 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Dari hasil rekapitulasi data bidang Ketenagakerjaan dapat diketahui

jumlah Tenaga Kerja terbanyak berasal dari Negara Korea Selatan yaitu

sebesar 33.30 %, kemudian Jepang (13.70 %) dan Taiwan (10.92 %). Tenaga

Kerja Asing ini sebagian besar berprofesi sebagai Manajer yaitu sebesar 28.1

% (Tabel 4.9).

Tabel 4.8. Persentase Negara Asal Tenaga Kerja Asing Kewenangan

Provinsi Jawa Barat

No Negara Persentase (%)

1 Korea Selatan 33.30

2 Jepang 13.70

3 Taiwan 10.92

4 Republik Rakyat China 9.31

5 India 6.32

6 Philipina 4.60

7 Amerika Serikat 3.53

8 Malaysia 2.36

9 Inggris 2.25

10 Lainnya 13.70

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Page 32: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 32

2012

Tenaga Kerja Asing (TKA) yang beraktivitas di wilayah kewenangan

Provinsi Jawa Barat dapat dikelompokkan dalam 15 kelompok Jabatan seperti

yang terlihat pada Tabel 4.9 di bawah.

Tabel. 4.9. Persentase Jabatan Tenaga Kerja Asing Kewenangan

Provinsi Jawa Barat

No Jabatan Persentase (%)

1 Manager 28.1

2 Direktur 16.1

3 Pengajar 14.4

4 Direktur Utama 8.8

5 Tenaga Ahli 6.7

6 Supervisor 6.4

7 Quality Control 6.1

8 Marketing 4.6

9 Chief 2.3

10 Komisaris 2.3

11 Desainer 1.5

12 Wakil Presdir .9

13 Pekerja Sosial .8

14 Pembina Rohani .6

15 Teknisi .4

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Penyerapan jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kewenangan

perijinannya berada di dalam kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

adalah 4.843 orang, sedangkan penyerapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

sebanyak 847.491 orang selama tahun 2012.

Sebaran wilayah usaha untuk bidang Ketenagakerjaan dapat dilihat

pada Tabel 4.10. Lokasi usaha yang menyerap Tenaga Asing terbesar adalah

Kabupaten Bandung kemudian Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten

Bekasi. Besarnya persentase ini berkorelasi positif dengan aktivitas usaha di

wilayah tersebut. Umumnya perindustrian tersebut bergerak di bidang Tekstil

dan pabrik pembuatan onderdil kendaraan bermotor.

Page 33: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 33

2012

Tabel 4.10. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Ketenagakerjaan

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kab. Bandung 28.5

2. Kab. Bandung Barat 16.2

3. Kab. Bekasi 14.7

4. Kab. Bogor 8.1

5. Kab. Ciamis 7.6

6. Kab. Cianjur 5.2

7. Kab. Cirebon 3.9

8. Kab. Garut 3.0

9. Kab. Indramayu 2.6

10. Wilayah Lainnya 10.2

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

3. ESDM

Bidang ESDM terdiri dari 6 jenis izin dan 3 jenis rekomendasi. Selama

tahun 2012 hanya ada 2 jenis perizinan yang aktif yaitu Izin Usaha

Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU) yang sarana maupun

engergi listriknya Lintas Kabupaten/Kota dan Rekomendasi Teknis atas

penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada

cekungan air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT). Terdapat 691 permohonan

bidang Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang masuk ke BPPT Provinsi

Jawa Barat selama tahun 2012, dengan durasi rata-rata tertimbang 67 hari

kerja.

Tabel 4.11. Rekapitulasi Perizinan Bidang ESDM Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Izin Usaha Pertambangan Umum Lintas

Kabupaten/Kota

- - - 30

2 Izin Badan Usaha Jasa Pertambangan

Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Lintas Kabupaten/Kota

- - - 30

3 Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk

Kepentingan Umum (IUKU) yang

sarana maupun engergi listriknya Lintas

4 4 64 30

Page 34: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 34

2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

Kabupaten/Kota

4 Pemberian Izin Usaha Penyediaan

Tenaga Listrik untuk Kepentingan

Sendiri ( IUK ) yang Sarana Instalasinya

Mencakup Lintas Kabupaten/Kota

- - - 30

5 Izin Usaha Pertambangan Mineral,

Batubara dan Panas Bumi pada Wilayah

Lintas Kabupaten/Kota dan Paling Jauh

12 (duabelas) Mil Laut Diukur dari Garis

Pantai ke Arah Laut Lepas dan/atau ke

Arah Perairan Kepulauan

- - - 30

6 Izin Usaha Pertambangan Moneral dan

Batubara untuk Operasi Produksi yang

Berdampak Lingkungan Langsung

Lintas Kabupaten/Kota dan Paling Jauh

12 (duabelas) Mil Laut Diukur dari Garis

Pantai ke Arah Laut Lepas dan/atau ke

Arah Perairan Kepulauan

- - - 30

7 Rekomendasi Teknis atas penyediaan,

peruntukan, penggunaan dan

pengusahaan air tanah pada cekungan

air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT)

803 400 67 30

8 Rekomendasi penggunaan wilayah

kerja kontrak kerja sama untuk

kegiatan lain di luar kegiatan migas

pada lintas kabupaten/kota

- - - 30

9 Rekomendasi pendirian gudang bahan

peledak dalam rangka kegiatan usaha

migas di daerah operasi daratan dan di

daerah operasi paling jauh 12 (dua

belas) mil laut diukur dari garis pantai

ke arah laut lepas dan/atau ke arah

perairan kepulauan

- - - 30

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Sesuai dengan Perda Jabar no. 8 tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Air Tanah, pemberian Rekomendasi Teknis atas penyediaan,

peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air

tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT) ini diberikan dalam rangka kegiatan :

a) pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi sumberdaya

manusia;

b) penelitian dan pengembangan; dan

Page 35: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 35

2012

c) kegiatan lain sesuai kesepakatan, dengan prinsip saling

menguntungkan.

Dalam prakteknya, pengambilan air tanah dalam pengusahaan bidang

ESDM kurang lebih 88 % telah menggunakan alat bor, meskipun pada

beberapa perusahaan masih ada yang menggunakan tenaga manusia.

Adapun jenis sumur yang dibuat sekitar 75 % berupa sumur bor dan

selebihnya berupa sumur gali, dimana sumur gali ini terdiri dari sumur gali,

pantek, dan turap mata air. Sumur bor ini memiliki kedalaman lebih dari 40-

42 meter sedangkan untuk sumur gali memiliki kedalaman kurang dari 40-42

meter.

Tabel 4.12. Persentase Jenis Sumur Untuk Usaha Pada Bidang

ESDM

No. Jenis Sumur Persentase (%)

1. Bor 75.0

2. Pantek 21.7

3. Gali 2.2

4. Turap 1.1

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Kurang lebih 77 % dari pengambilan air tanah ini digunakan untuk

penunjang produksi di Perusahaan yang bersangkutan, selain itu umumnya

digunakan untuk bahan baku produksi, mandi cuci kakus (MCK) dan untuk

pemeliharaan fasilitas tempat usaha sebagaimana terlihat pada Tabel 4.13 di

bawah.

Tabel 4.13. Persentase Jenis Pemanfaatan Sumur Untuk Usaha

Pada Bidang ESDM

No Jenis Pemanfaatan Persentase (%)

1. Penunjang Produksi 77.2

2. Bahan Baku Produksi 18.3

3. MCK 3.9

4. Pemeliharaan Fasilitas .6

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berdasarkan permohonan perizinan bidang ESDM yang masuk ke BPPT

Provinsi Jawa Barat, wilayah pengambilan air untuk pengurusan Rekomendasi

Page 36: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 36

2012

Teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah

pada cekungan air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT) terbagi dalam 5 zona

seperti yang tampak pada Tabel 4.14 di bawah.

Sesuai dengan Perda Jabar no. 8 tahun 2012, zona pemanfaatan air

tanah meliputi zona aman, rawan, kritis dan rusak berdasarkan kriteria

penurunan muka air tanah dan/atau penurunan kualitas air tanah dan/atau

terjadinya amblesan tanah. Berdasarkan pertimbangan penurunan muka air

tanahnya, tingkat kerusakan kondisi air tanah dapat dibagi menjadi 4 (empat)

tingkatan, yaitu :

1) Aman : penurunan muka air tanah < 40%,

2) Rawan : penurunan muka air tanah 40% - 60%,

3) Kritis : penurunan muka air tanah 60% - 80% dan

4) Rusak : penurunan muka air tanah > 80%.

Tabel 4.14. Persentase Zona Konservasi Untuk Usaha Pada Bidang

ESDM

No. Zona Konservasi Persentase (%)

1. Rawan 41.7

2. Aman 36.7

3. Kritis 10.6

4. Resapan 5.6

5. Rusak 5.6

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

4. Kesehatan

Dari 18 jenis perizinan bidang Kesehatan yang telah dilimpahkan ke

BPPT Provinsi Jawa Barat, hanya ada 11 perizinan yang aktif di tahun 2012

(Tabel 4.15). jumlah total permohonan yang masuk sebanyak 480 dan 370

diantaranya telah diterbitkan di tahun 2012 sedangkan sisanya masih dalam

proses penyelesaian. Durasi rata-rata tertimbang penyelesaian perizinan

bidang Kesehatan adalah 50 hari kerja. Durasi ini melebihi durasi waktu yang

telah ditetapkan dalam Pergub No. 49 Tahun 2011 yaitu 14 hari kerja.

Page 37: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 37

2012

Dibutuhkan koordinasi lebih lanjut dengan OPD terkait untuk mengatasi

masalah durasi pada bidang Kesehatan ini.

Tabel 4.15. Rekapitulasi Perizinan Bidang Kesehatan Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat

Tradisional (PP - IKOT)

5 4 24 14

2 Izin Usaha Industri Kecil Obat

Tradisional (IU-IKOT)

11 10 63 14

3 Pemberian Izin Rumah Sakit Umum

Kelas B Non Pendidikan

23 23 - 14

b. Penetapan Izin Penyelenggaraan

(IPRSU-B)

23 23 38 14

4 Izin Pendirian Rumah Sakit Khusus

Kelas B

1 - - 14

5 Izin Pelayanan Medis Sub Spesialis

Khusus Unit Hemodialisa

1 1 84 14

6 Cabang Penyalur Alat Kesehatan 22 17 47 14

7 Cabang Pedagang Besar Farmasi 58 43 41 14

8 Rekomendasi Pedagang Besar Farmasi

(R-PBF)

60 45 47 14

9 Rekomendasi Izin Mendirikan dan

Penyelenggaraan Sarana Kesehatan

tertentu, meliputi :

9 7 - 14

b. Rumah Sakit Kelas B Pendidikan

(IMRS-B)

1 - - 14

c. Rumah Sakit Khusus Kelas A

(IMRSK-A)

2 2 65 14

d. Laboratorium Kesehatan Kelas

Utama/Pelayanan Laboratorium

Rumah Sakit Kelas A dan Rumah

Sakit Kelas B Pendidikan (LRS)

6 5 47 14

10 Rekomendasi Produksi dan Distribusi

Alat Kesehatan Perbekalan Kesehatan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

(PKRT) Kelas II

17 1 55 14

11 Rekomendasi Rekomendasi Izin

Industri Komoditi Kesehatan Pedagang

Besar Farmasi (PBF) dan Pedagang

Besar Alat Kesehatan (PBAK), meliputi :

273 219 -

a. Rekomendasi Izin Prinsip Industri

Farmasi (RIPIF)

1 - - 14

b. Rekomendasi Izin Usaha Industri

Farmasi (RIUIF)

41 27 44 14

c. Rekomendasi Izin Prinsip Industri 5 4 62 14

Page 38: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 38

2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

Obat Tradisional (RIP-IOT)

d. Rekomendasi Izin Industri Obat

Tradisional (RI - IOT)

9 7 81 14

e. Rekomendasi Izin Produksi

Kosmetik (RIPK)

44 37 43 14

f. Rekomendasi Sertifikasi Produksi

Alat Kesehatan dan PKRT Kelas B

dan C (RSPAK)

36 43 62 14

h. Rekomendasi Izin Pedagang Besar

Farmasi dan Pedagang Besar Bahan

Baku Farmasi (PB3F)

16 9 78 14

i. Rekomendasi Izin Penyalur Alat

Kesehatan (R - PAK)

121 92 50 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Permohonan terbesar selama tahun 2012 adalah Rekomendasi Izin

Penyalur Alat Keseharan (R-PAK) yaitu sebanyak 121 permohonan dan 92

permohonan dapat diterbitkan di tahun 2012 dan sisanya masih dalam

proses penyelesaian. Umumnya alat kesehatan yang banyak didistribusikan

adalah Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi seperti yang tampak pada

Tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16. Persentase Jenis Alat kesehatan yang Didistribusikan di

Jawa Barat Tahun 2012

NO JENIS ALAT KESEHATAN PERSENTASE (%)

1. Elektromedik Non Radiasi 28.6

2. Non Elektromedik Non Steril 23.8

3. Non Elektromedik Steril 19.0

4. Diagnostik In Vitro 14.3

5. Diagnostik Reagensia 4.8

6. Elektromedik Non Steril 4.8

7. Elektromedik Steril 4.8

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Persentase wilayah terbesar untuk permohonan perizinan bidang

Kesehatan terletak pada Kota Bandung yaitu sebesar 30.24 %, untuk lebih

lengkap mengenai sebaran wilayah bidang Kesehatan dapat dilihat pada

Page 39: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 39

2012

Tabel 4.17. Tabel tersebut menunjukkan sebaran wilayah permohonan

bidang Kesehatan dalam 9 wilayah terbesar.

Tabel 4.17. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Kesehatan

Tahun 2012

NO. WILAYAH PERSENTASE

1. Kota Bandung 30.24%

2. Kab. Bekasi 15.66%

3. Kota Bekasi 11.48%

4. Kab. Bogor 8.38%

5. Kota Bogor 5.65%

6. Kota Depok 5.28%

7. Kota Cirebon 4.19%

8. Kab. Bandung Barat 3.46%

9. Kab. Bandung 3.10%

10. Willayah Lainnya 12.57%

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

5. Penataan Ruang (Kimrum)

Perizinan bidang Penataan Ruang ini termasuk dalam kelompok

Perizinan Strategis yang pengesahannya sebagian dilakukan oleh Gubernur

Jawa Barat. Perizinan Strategis ini merupakan perizinan yang dikeluarkan

oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau ketentuan

peraturan perundang-undangan, yang memiliki karakteristik tertentu, dengan

kriteria meliputi perizinan yang membutuhkan kajian komprehensif dari

pihak terkait, jangka waktu tertentu, berdampak luas terhadap lingkungan

hidup, konservasi, pemanfaatan penataan ruang Provinsi dan berdampak

pada kesejahteraan masyarakat.

Tidak semua permohonan perizinan bidang Penataan Ruang yang

ditandatangani oleh Gubernur, hanya permohonan yang memiliki luas di atas

5.000 m2 yang ditandatangai oleh Gubernur, sedangkan luas di bawah 5.000

m2 disahkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa

Barat.

Page 40: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 40

2012

Terdapat 3 jenis perizinan bidang Penataan Ruang yang telah

diintegrasikan ke Badan Pelayanan Prijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat.

Namun pada tahun 2012 hanya terdapat 1 jenis perizinan yang aktif

diselenggarakan. Selama tahun 2012 terdapat 332 permohonan perizinan

bidang Penataan Ruang (Tabel 4.18) dengan durasi penyelesaian rata-rata 64

hari kerja, sedangkan durasi penyelesaian bidang Penataan Ruang

berdasarkan Peraturan Gubernur No. 49 tahun 2011 adalah 30 hari kerja.

Tabel 4.18. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penataan Ruang Tahun

2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non

Izin Masuk Selesai Tolak Durasi

Target

Durasi

1 Rekomendasi Pemanfaatan

Ruang Kawasan Bandung Utara

332 198 103 64 30

2 Izin Penyelenggara Pengelolaan

Persampahan Lintas

Kabupaten/Kota

- - - - 30

3 Izin Lokasi Kawasan Siap

Bangun (Kasiba) dan

Lingkungan Siap Bangun (Lisiba)

Lintas Kabupaten/Kota

- - - - 30

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Untuk permohonan perizinan bidang Penataan Ruang terdapat

sejumlah permohonan yang dikembalikan, beberapa hal yang menjadi dasar

pengembalian permohonan tersebut adalah :

1. Telah terdapat bangunan di lokasi yang dimohon,

2. Berada pada zona IA yaitu lokasi dimohon tidak memenuhi daya

dukung dan daya tampung lingkungan,

3. Terdapat perubahan site plan untuk Koefisien Daerah Hijau (KDH).

Tabel 4.19. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Penataan Ruang

Tahun 2012

NO. WILAYAH PERSENTASE (%)

1. Kota Bandung 81.5

2. Kab. Bandung 9.0

3. Kab. Bandung Barat 6.6

4. Kota Cimahi 3.0

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Page 41: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 41

2012

Permohonan terbanyak untuk bidang Penataan Ruang berasal dari

Kota Bandung, yaitu sebesar 81.5 %. Hal tersebut didukung oleh tingginya

jumlah penduduk di Kota Bandung sedangkan lahan kosong yang tersedia

semakin sempit, sehingga dibutuhkan area pemukiman baru dimana area

tersebut berada di Kawasan Bandung Utara yang merupakan Zona Resapan

Air untuk wilayah Bandung Raya. Karena itulah permohonan Rekomendasi

pemanfaatan Bandung Utara masuk dalam kelompok Perizinan Strategis.

6. Binamarga

Selama tahun 2012 terdapat 318 permohonan yang masuk dan 199

berkas yang diterbitkan selama tahun 2012. Sejumlah perizinan yang

diterbitkan tersebut ada sebagian permohonan yang masuk di tahun 2011,

yaitu sejumlah 48 berkas permohonan. Dibutuhkan 33 hari kerja untuk

menyelesaikan proses Izin Serah Pakai Tanah, durasi waktu ini melebihi durasi

waktu yang telah ditetapkan dalam Pergub no. 49 tahun 2011 yaitu 14 hari

kerja.

Tabel 4.20. Rekapitulasi Perizinan Bidang Binamarga Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

1 Izin Serah Pakai Tanah 318 199 - 33 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berdasarkan data hasil rekapitulasi diketahui bahwa pemohon

terbanyak untuk pengurusan Izin Serah Pakai Tanah berasal dari Kota

Bandung. Untuk lebih detai mengenai sebaran potensi wilayah pengurusan

Izin Serah Pakai Tanah dapat dilihat pada Tabel 4.21. Sebaran wilayah untuk

pengurusan izin bidang Binamarga pada Tabel 4.21 dikelompokkan dalam 5

wilayah terbesar.

Page 42: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 42

2012

Tabel 4.21. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Binamarga Tahun

2012

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kota Bandung 25.1

2. Kab. Garut 12.6

3. Kab. Bandung 9.5

4. Kab. Tasikmalaya 6.0

5. Kab. Bogor 5.5

6. Wilayah Lainnya 41.2

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Penggunaan tanah pada pengurusan Izin Serah Pakai Tanah secara

umum dapat dikelompokkan dalam 6 jenis penggunaan (Tabel 4.22). Hampir

dari setengah permohonan Izin Serah Pakai Tanah digunakan sebagai fasilitas

jalan keluar masuk yaitu sebanyak 45.2 %, sedangkan tanah yang digunakan

sebagai tempat tinggal hanya sebanyak 2.0 % dari sejumlah izin yang

diterbitkan untuk bidang Binamarga.

Tabel 4.22. Persentase Jenis Penggunaan Tanah Bidang Binamarga

Tahun 2012

No. Jenis Penggunaan Persentase (%)

1. Fasilitas Jalan Keluar Masuk 45.2

2. Penempatan Utilitas Kabel 19.1

3. Bangunan Darurat 18.1

4. Penempatan Utilitas Pipa 12.6

5. Tanaman 3.0

6. Rumah Tinggal 2.0

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

7. Penanaman Modal

Selama tahun 2012 hanya ada 7 jenis izin yang aktif dilayani dari 12

jenis izin yang telah diintegrasikan untuk bidang Penanaman Modal.

Terdapat 315 permohonan yang masuk ke Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Provinsi Jawa Barat selama tahun 2012 dan 270 perizinan yang

diterbitkan untuk bidang Penanaman Modal selama 2012. Durasi rata-rata

penyelesaian perizinan bidang Penanaman Modal secara keseluruhan adalah

Page 43: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 43

2012

10 hari kerja. Durasi penyelesain ini masih di atas durasi waktu yang telah

ditetapkan di dalam Pergub no. 49 tahun 2011; yaitu 3 hari kerja untuk Izin

Prinsip, 5 hari kerja untuk Izin Prinsip Perubahan dan 7 hari kerja untuk Izin

Usaha. Jumlah izin yang paling banyak dimohon adalah permohonan Izin

Prinsip yaitu sebanyak 134 permohonan.

Tabel 4.23. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penanaman Modal

Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

1 Pendaftaran Penanaman Modal

dan Pendaftaran Perluasan

Penanaman Modal

14 8 6 7 1

2 Izin Prinsip Penanaman Modal

(IP2M)

134 123 9 8 3

3 Izin Prinsip Perubahan

Penanaman Modal (IPRPM),

meliputi :

70 59 9 -

1. Perubahan Investasi; - - - - 5

2. Perubahan Kapasitas

Produksi;

70 59 9 5 5

3. Perubahan Perpanjangan

Waktu.

- - - - 5

4 Perubahan Lokasi - - - - 5

5 Izin Usaha (IU) 55 43 10 17 7

6 Izin Usaha Perluasan (IUL) 38 33 2 18 7

7 Izin Usaha Perubahan (IUR) 2 2 - - 5

8 Izin Usaha Penggabungan

Perusahaan Penanaman Modal

(IUP3M)

- - - - 5

9 Pencatatan Perubahan

Penanaman Modal (P3M)

2 2 - 5 1

10 Pengantar Perubahan Status

dan PMDN ke PMA (P2S)

- - - - 1

11 Usulan Persetujuan Fasilitas

Fiskal Nasional bagi

Penanaman Modal yang

menjadi Kewenangan Provinsi

(UPF2N)

- - - - 5

12 Surat Pengaktifan Kembali

Angka Pengenal Importir

Produsen yang sudah

dibekukan (SP-APIP)

- - - - 12

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Page 44: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 44

2012

Nilai investasi dari permohonan Izin Prinsip yang masuk ke Badan

Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Barat sejak Januari sampai Desember tahun

2012 adalah Rp 38,753,868,056,145, sedangkan nilai investasi dari Izin Usaha

adalah Rp 8,700,166,653,897. Pada gambar berikut dapat dilihat

perkembangan nilai investasi untuk setiap bulannya selama tahun 2012.

Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Investasi Selama Tahun 2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Nilai investasi Izin Prinsip tertinggi terjadi di bulan Juli yaitu sebesar Rp

10,969,358,298,122 dan nilai investasi izin Usaha terjadi pada bulan Maret

yaitu sebesar Rp 2,096,423,657,103. Izin Prinsip merupakan permohonan

yang disampaikan oleh perusahaan untuk mendapatkan izin dari pemerintah

dalam memulai kegiatan usaha. Permohonan izin bidang Penanaman Modal

yang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah Jenis

usaha dengan nilai investasi di atas 10 miliar.

Berdasarkan data perizinan yang dimiliki oleh Badan Pelayanan

Perijinan Provinsi Jawa Barat nilai investasi telah mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan tahun 2011 seperti yang tampak pada Tabel berikut.

Nilai investasi Izin Prinsip meningkat 81.4 % dan Izin Usaha meningkat

sebesar 66 %.

Rp-

Rp2

Rp4

Rp6

Rp8

Rp10

Rp12

I

N

V

E

S

T

A

S

I

(Tri

llio

ns)

NILAI INVESTASI 2012

IZIN PRINSIP IZIN USAHA

Page 45: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 45

2012

Tabel 4.24. Perbandingan Nilai Investasi Tahun 2011 dan 2012

No. Tahun

Izin Prinsip

(Rp)

(triliun)

%

Peningkatan

Izin Usaha

(Rp)

(triliun)

%

Peningkatan

1. 2011 7.2 81.4 %

2.9 66 %

2. 2012 38.7 8.7

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Penyerapan jumlah tenaga kerja selama 2012 adalah 18.863 orang laki-

laki dan 21.789 orang wanita. Jumlah wanita lebih tinggi jika dibandingkan

dengan jumlah tenaga kerja pria.

Tabel 4.25. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penanaman Modal

Tahun 2012

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kab. Bekasi 36.3

2. Kab. Bandung 20.9

3. Kab. Bogor 15.4

4. Kota Bekasi 5.5

5. Kab. Bandung Barat 4.4

6. Wilayah Lainnya 17.6

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Lokasi usaha bidang Penanaman Modal secara umum dibagi dalam 5

besar, dan usaha ini terpusat di wilayah Kabupaten Bekasi yaitu sebesar 63.3

%. Kabupaten Bekasi selama ini dikenal memiliki beberapa kawasan industri,

sehingga hal tersebut berbanding lurus dengan jumlah investasi atau

penanaman modal.

8. Peternakan

Terdapat 9 perizinan yang aktif selama tahun 2012, terdiri dari 2 jenis

Izin dan 7 jenis Non Izin. Total permohonan masuk sebanyak 303

permohonan dan 287 permohonan yang diterbitkan selama tahun 2012.

Durasi rata-rata penyelesaian perizinana bidang Peternakan adalah 10 hari

kerja. Permohonan perizinan terbesar adalah permohonan Rekomendasi

Importasi/Eksportasi Produk Hewan yaitu 118 berkas permohonan.

Page 46: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 46

2012

Tabel 4.26. Rekapitulasi Perizinan Bidang Peternakan Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

1 Izin Membawa Hewan

Kesayangan dan Bibit Ternak

Antar Provinsi/Pulau

33 33 - 3.3 2

2 Izin Usaha Distributor Obat

Hewan ( IU - DOH )

5 3 2 19.3 14

3 Rekomendasi

Pemasukan/Pengeluaran

Hewan/Ternak/Produk Hewan

antar Provinsi/Pulau

16 15 - 13.6 14

4 Rekomendasi Ijin Produsen

Obat Hewan

- - - - 14

5 Rekomendasi

Importasi/Ekportasi Obat

Hewan

1 1 - 27.0 14

6 Rekomendasi

Pemasukan/Pengeluaran

Hewan/Ternak dari dan ke Luar

Negeri

102 101 1 9.0 14

7 Rekomendasi Ijin Prinsip

Produsen Obat Hewan

- - - - 14

8 Rekomendasi

Importasi/Eksportasi Produk

Hewan

118 113 1 10.7 14

9 Rekomendasi Pemasukan dan

Pengeluaran Benih, Bibit

Ternak dan Ternak Potong :

- - - -

a. Rekomendasi

Pemasukan/Pengeluaran

DOC

- - - - 1

b. Rekomendasi Surat

Pengeluaran Hewan antar

pulau di dalam wilayah

Indonesia

- - - - 14

c. Rekomendasi Import Sapi

Bibit Bakalan dan Kerbau,

14 hari kerja;

- - - - 14

d. Rekomendasi Ekspor Hewan - - - - 14

10 Sertifikasi Mutu Pakan Ternak 9 8 1 15.3 72

11 Pemberian NKV untuk unit

usaha produk pangan asal

hewan wilayah Provinsi

- - - - 72

12 Rekomendasi Labelisasi Mutu

Pakan Ternak

1 - - - 72

13 Rekomendasi Izin Karantina

Hewan Sementara ( IKHS )

18 13 2 21.6 14

Page 47: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 47

2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Produk peternakan yang di impor ke Indonesia terbagi dalam 2

kelompok besar, yaitu Pangan dan Non Pangan. Produk pangan ini

umumnya berupa daging, produk olahan dan susu. Sedangkan produk non

pangan yang di impor ke Indonesia berupa produk kulit hewan (sapi dan biri-

biri) baik itu masih dalam bentuk mentah ataupun yang sudah diawetkan.

Tabel 4.27. Persentase Produk Pangan dan Non Pangan Bidang

Peternakan yang di Impor Selama Tahun 2012

No. Jenis Produk Persentase (%)

1. Pangan 98.5

2. Non Pangan 1.5

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Hampir setengah dari jumlah produk yang di Impor ke Indonesia

merupakan Produk Olahan Susu yaitu sebesar 714.932 ton atau sekitar 47 %.

Produk olahan susu ini berupa mentega, keju, whey, yoghurt, dls. Produk

tersebut umumnya digunakan sebagai bahan dasar ataupun bahan

tambahan dalam industri makanan.

Tabel 4.28. Persentase Produk Pangan Bidang Peternakan yang di

Impor Selama Tahun 2012

No. Produk Peternakan Persentase

(%)

Jumlah

(Ton)

1. Produk Olahan Susu 46.9 714.932

2. Daging Mentah 36.1 190.715

3. Produk Susu 13.5 115.336

4. Produk Olahan 2.2 71.038

5. Daging Olahan 1.2 1.386

6. Pakan Hewan .2 990

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Negara-negara pengimpor produk peternakan dikelompokkan dalam 5

negara terbanyak pengimpor (Tabel 4.29). Kurang lebih 32 % produk

peternakan ini di impor dari Negara Australia, kemudian New Zealand, USA,

Perancis dan Philipina.

Page 48: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 48

2012

Tabel 4.29. Persentase Negara Pengimpor Produk Bidang

Peternakan Selama Tahun 2012

No. Negara Persentase (%)

1 Australia 32.2

2 New Zealand 20.4

3 USA 11.2

4 Perancis 7.7

5 Philipina 3.8

6 Negara Lainnya 24.7

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Dari hasil analisis data perizinan yang dimiliki Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat selama tahun 2012 dapat diketahui

bahwa dari 16 permohonan Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran

Hewan/Ternak/Produk Hewan antar Provinsi/Pulau (P2HAP), 19 % daerah

tujuan pengirimannya adalah provinsi Jawa Timur (Tabel 4.30). Produk hewan

ini umumnya berupa daging olahan seperti nugget, bakso, sosis dan keju.

Tabel 4.30. Persentase Daerah/Provinsi Tujuan Pengiriman Produk

Peternakan Dari Jawa Barat Selama Tahun 2012

No. Provinsi Tujuan Persentase (%)

1. Jawa Timur 19.6

2. Sumatera Utara 8.9

3. Riau 8.0

4. Sulawesi Selatan 6.3

5. Sumatera Selatan 6.3

6. Provinsi Lainnya 50.9

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Serupa dengan produk hewan yang diimpor, produk hewan yang

dikirimkan ke luar provinsi Jawa Barat ini dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu :

1. Daging Olahan sebanyak 63.39 %,

2. Daging Mentah sebanyak 35 %, dan

3. Produk Susu Olahan sebanyak 2 %.

Page 49: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 49

2012

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa Jawa Barat memiliki

banyak produsen (Pabrik) pengolahan bahan makanan asal produk hewan

yang selain untuk dikonsumsi sendiri di wilayah Jawa Barat juga untuk

dikirimkan ke berbagai daerah di Indonesia.

9. Perikanan

Selama tahun 2012 terdapat 4 perizinan yang aktif dilaksanakan di

Badan Pelayanan Prijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. 55 % permohonan

perizinan bidang Perikanan merupakan permohonan Surat Izin Penangkapan

Ikan (SIPI) yaitu 126 berkas permohonan. Dari total permohonan bidang

Perikanan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat, 89 % dapat diterbitkan di

tahun 2012.

Tabel 4.31. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perikanan Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

1. Surat Izin Usaha Perikanan

(SIUP)

87 80 4 10 14

2. Surat Izin Pengkapan Ikn

(SIPI)

126 115 6 9 14

3. Surat Pembudidayaan IKan

(SPbI)

12 11 1 32 14

4. Surat Pembudidayaan Ikan

(SPbI) di Perairan Umum I

Kabupaten/Kota

- - - - 14

5. Surat Izin Kapal Penangkap

dan Pengangkut Ikan (SIKPPI)

- - - - 14

6. Surat Izin Kapal Pengakut

Ikan (SIKPI)

- - - - 14

7. Izin Usaha Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perikanan

- - - - 14

8. Rekomendasi Izin

Pembudidayaan Ikan Laut

(RIPIL)

- - - - 14

9. Surat Keterangan Andon

(SKA)

9 2 7 15 14

10. Rekomendasi Ekspor Ikan

Hidup (REIH)

- - - - 14

11. Rekomendasi Import Ikan

Hidup (RIIH)

- - - - 14

12. Rekomendasi Sarana Produksi - - - - 14

Page 50: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 50

2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

Perikanan (RSPP)

13. Rekomendasi Usaha

Pembudidayaan Ikan dengan

Menggunakan Tenaga Asing

(RUBPI)

- - - - 5

14. Rekomendasi Usaha

Penangkapan Ikan dengan

menggunakan Tenaga Asing

(RUTPI)

- - - - 5

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berikut merupakan persentase sebaran wilayah permohoan perizinan

bidang Perikanan. 64 % lokasi usaha perikanan berasal dari Kabupaten

Indramayu. Usaha perikanan yang banyak dilakukan di daerah Indramayu

adalah usaha penangkapan ikan yang ditandai dengan banyaknya jumlah

permohonan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) di daerah tersebut. Jika

dilihat dari letak geografis, kabupaten Indramayu berada di sepanjang pesisir

pantai utara, sehingga usaha perikanan di daerah ini juga sangat besar.

Tabel 4.32. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perikanan Tahun 2012

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kab. Indramayu 64.1%

2. Kota Cirebon 12.6%

3. Kab. Sukabumi 7.3%

4. Kab. Bandung Barat 7.3%

5. Kab. Subang 3.9%

6. Kab. Cirebon 1.9%

7. Kab. Cianjur 1.0%

8. Kab. Purwakarta 1.0%

9. Kab. Sumedang 1.0%

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Sejak bulan Oktober 2012 permohonan Surat Izin Penangkapan Ikan

(SIPI) dikenai retribusi yang penghitungannya berdasar jenis alat tangkap dan

ukuran mesin. Jumlah retribusi dari bidang Perikanan selama 2012 adalah Rp

12.343.00,00. Kurang lebih sebesar 52 % alat tangkap yang banyak digunakan

adalah jenis Gill Net.

Page 51: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 51

2012

Tabel 4.33. Persentase Jenis Alat Tangkap Yang Digunakan Pada

Usaha Penangkapan Ikan

No. Jenis Alat Tangkap Persentase (%)

1. Gill Net 51.7

2. Jaring Cumi 16.9

3. Dogol 14.6

4. Long Line 5.6

5. Purse Seine 5.6

6. Gill Net Dasar 2.2

7. Bubu 1.1

8. Cantrang 1.1

9. Longline Mini 1.1

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

10. PSDA

Selama tahun 2012 terdapat 163 berkas perizinan bidang PSDA yang

masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat, dan terdapat 177 permohonan yang

diterbitkan izinnya di tahun 2012 dengan rata-rata durasi penyelesaian

selama 68 hari kerja. Sebagian izin yang diterbitkan ini merupakan berkas

permohonan yang masuk di tahun 2011. Izin yang paling banyak diproses

pada bidang PSDA adalah permohonan Surat Izin Pengambilan dan

Pemanfaatan Air (SIPPA) yaitu sebanyak 120 izin yang diterbitkan.

Tabel 4.34. Rekapitulasi Perizinan Bidang PSDA Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Izin Serah Pakai Tanah Pemerintah

Provinsi (ISPT - PP) Bantaran Sungai

82 57 52 14

2 Surat Izin Pengambilan dan

Pemanfaatan Air (SIPPA)

81 120 -

A. Baru 6 1 - 21

B. Daftar Ulang 75 119 76 21

3 Izin Atas Penyediaan, Peruntukan,

Penggunaan dan Pengusahaan Sumber

Daya Air pada Wilayah Sungai Lintas

Kabupaten/Kota (PSDA)

- - - 21

Page 52: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 52

2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

4 Izin Pembangunan, Pemanfaatan,

Pengubahan dan/atau Pembongkaran

Bangunan dan/atau Saluran Irigasi

pada Jaringan Irigasi Primer dan

Sekunder dalam Daerah Irigasi Lintas

Kabupaten/Kota

- - - 21

5 Izin Penyelenggaraan Prasarana dan

Sarana Air Minum untuk Lintas

Kabupaten/Kota

- - - 21

6 Izin Penyelenggaraan Prasarana dan

Sarana Air Limbah Lintas

Kabupaten/Kota

- - - 21

7 Rekomendasi Pengembangan Sistem

air limbah lintas Kabupaten/Kota

- - - 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Jika dikelompokkan dalam 5 wilayah terbesar sebaran lokasi kegiatan

usaha bidang PSDA dapat dikelompokkan seperti yang tertera pada Tabel

4.35 berikut. Dari tabel tersebut diketahui bahwa lokasi kegiatan bidang

PSDA terbesar dilakukan di Kabupaten Cirebon yaitu sebesar 38 %.

Tabel 4.35. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang PSDA

Tahun 2012

No. Sebaran Wilayah Persentase (%)

1 Kab. Cirebon 38.4

2 Kab. Tasikmalaya 14.5

3 Kab. Sukabumi 13.8

4 Kab. Bogor 8.7

5 Kab. Bandung 6.5

6 Wilayah Lainnya 18.1

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Letak tanah bantaran sungai yang dalam penggunaannya harus

mengajukan permohonan izin ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal

ini adalah BPPT, terletak dalam lintasan sungai :

1. Cimanuk – Cisanggarung;

2. Citanduy – Ciwulan;

3. Ciliwung – Cisadane;

Page 53: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 53

2012

4. Ciwulan – Cilaki;

5. Cisadea – Cibareno.

Tabel 4.36. Persentase Jenis Penggunaan Tanah Pada Izin Serah

Pakai Tanah Bidang PSDA Tahun 2012

No. Jenis Penggunaan Persentase (%)

1. Rumah Tinggal 30.5

2. Tanaman Padi 25.4

3. Tanaman Palawija 13.6

4. Palawija 10.2

5. Jembatan Jalan Masuk Perumahan 6.8

6. Usaha Lainnya 5.1

7. Bendungan Untuk PLTM 3.4

8. Perikanan 1.7

9. Usaha Pool Material 1.7

10. Wisata Arung Jeram 1.7

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Pada Tabel di atas dapat diketahui bahwa dari permohonan izin Serah

Pakai Tanah, sebagian besar digunakan untuk Rumah Tinggal yaitu sebesar

30 %, kemudian 25 % untuk Tanaman Padi , bahkan ada pula yang digunakan

untuk keperluan usaha Arung Jeram.

Pada pengurusan Surat Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air (SIPPA)

sebagian besar air ini digunakan untuk keperluan Penunjang Proses Produksi,

Bahan Baku Air Mineral/Air Minum, Pembangkit Listrik, Kolam Renang dan

MCK.

11. Komunikasi dan Informasi

Dari 7 jenis perizinan bidang Kominfo yang terintegrasi, hanya ada 1

jenis yang aktif selama tahun 2012 yaitu Izin Usaha Jasa Titipan untuk Kantor

Cabang (JasTip) seperti yang tampak pada tabel 3.37 berikut.

Page 54: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 54

2012

Tabel 4.37. Rekapitulasi Perizinan Bidang Komunikasi & Informasi

Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Izin Penyelenggaraan Telekomunikasi

Khusus untuk Keperluan Pemerintah

dan Badan Hukum yang Cakupan

Areanya Provinsi Sepanjang tidak

menggunakan spektrum frekuensi

radio

- - - 14

2 Izin Kantor Cabang dan Loket

Pelayanan Operator (KC-LPO)

- - - 10

3 Izin Usaha Jasa Titipan untuk Kantor

Cabang (JasTip)

116 111 11 14

4 Penerbitan Surat Keputusan Izin Lokasi

(SKIL)

- - - 14

5 Pertimbangan dan Usulan Pencabutan

dan Pembatalan Surat Keputusan Izin

Lokasi (P2SKIL)

- - - 14

6 Rekomendasi terhadap permohonan

Ijin penyelenggaraan jaringan tetap

lokal wireline (end to end) cakupan

Provinsi

- - - 14

7 Rekomendasi persyaratan administrasi

dan kelayakan data teknis terhadap

permohonan ijin penyelenggaraan

televisi

- - - 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Dari data perizinan yang diperoleh selama tahun 2012, sebaran wilayah

usaha bidang Komunikasi dan Informasi (Kominfo) terbesar terletak di Kota

Bandung, seperti yang tampak pada tabel 4.38 berikut.

Tabel 4.38. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Komunikasi &

Informasi Tahun 2012

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kota Bandung 39.7

2. Kota Cirebon 7.8

3. Kab. Bogor 6.9

4. Kab. Purwakarta 5.2

5. Kota Tasikmalaya 5.2

6. Wilayah Lainnya 35.3

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Page 55: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 55

2012

12. Kehutanan

Dari 18 perizinan yang terintegrasi, hanya 2 jenis perizinan yang aktif

selama tahun 2012 (Tabel. 4.39). Permintaan izin terbanyak adalah

permohonan Rekomendasi Perubahan Status dan Fungsi Hutan, Perubahan

Status dari Lahan Milik Menjadi Kawasan Hutan dan Penggunaan serta Tukar

Menukar Kawasan Hutan. Durasi rata-rata tertimbang penyelesaian perizinan

bidang Kehutanan adalah 86 hari kerja.

Tabel 4.39. Rekapitulasi Perizinan Bidang Kehutanan Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

1 Rekomendasi Perubahan

Status dan Fungsi Hutan,

Perubahan Status dari Lahan

Milik Menjadi Kawasan Hutan

dan Penggunaan serta Tukar

Menukar Kawasan Hutan

13 5 4 140 30

2 Izin Usaha Industri Primer Hasil

Hutan Kayu (IUIPHHK) dengan

Kapasitas Produksi 2.000 s.d

6.000 m3 per tahun

5 4 - 17.5 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Pada tabel di atas ada 4 berkas permohonan yang ditolak, umumnya

hal ini dikarenakan berkas permohonan masih belum lengkap.

Nilai investasi yang bisa diperoleh dari pengurusan Izin Usaha Industri

Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah Rp. 24.870.000.000,00. Sedangkan

jumlah tenaga kerja yang terserap dalam pengusahaan Industri Primer Hasil

hutan selama 2012 adalah 873 orang.

13. Perindustrian dan Perdagangan

Selama tahun 2012 hanya terdapat 3 jenis perizinan yang aktif dari 11

perizinan yang telah terintegrasi. Jumlah permohonan masuk selama 2012

adalah 17, 15 diantaranya dapat diselesaikan di tahun yang sama dan 2

Page 56: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 56

2012

permohonan ditolak. Dalam penyelesaian perizinan bidang Perindustrian &

Perdagangan dibutuhkan durasi waktu rata-rata selama 55 hari kerja.

Tabel 4.40. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perindustrian &

Perdagangan Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target

Durasi

1 Surat Izin Usaha

Perdagangan B2 (Bahan

Berbahaya) Pengecer

Terdaftar (SIUP B2 - PT)

1 - 1 - 14

2 Rekomendasi Surat Izin

Usaha Perdagangan (SIUP)

B2 (Bahan Berbahaya)

Distributor Terdaftar

2 2 - 97.00 14

3 Rekomendasi Sub-Distributor

Minuman Beralkohol

14 13 1 48.45 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Dari data perizinan yang dimiliki BPPT mengenai pengurusan perizinan

bidang Perindustrian & perdagangan dapat diketahui bahwa Kota Bandung

merupakan wilayah terbesar untuk pengusahaan bidang Perindustrian &

perdagangan, yaitu sebagai agen Sub-distributor minuman beralkohol.

Tabel 4.41. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Perindustrian

& Perdagangan Tahun 2012

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kota Bandung 64.7

2. Kab. Subang 17.6

3. Kab. Bekasi 11.8

4. Kab. Bogor 5.9

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

14. Perkebunan

Perizinan bidang Perkebunan terdiri dari 1 jenis perizinan Strategis dan

2 perizinan umum. Sesuai dengan ketentuan dalam Pergub No. 49 tahun

2011, perizinan strategis ini disahkan oleh Gubernur langsung. Selama tahun

2012 terdapat 14 permohonan perizinan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa

Page 57: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 57

2012

Barat, namun dari sejumlah tersebut belum ada permohonan izin yang

diterbitkan.

Tabel 4.42. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perkebunan Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Rekomendasi

Perpanjangan/Pembaharuan Hak

Guna Usaha (HGU) Perkebunan

4 - - 30

2 Izin Penebangan Pohon pada

Perkebunan Besar di Jawa Barat

10 - - 14

3 Surat Izin Usaha Perkebunan Lintas

Kabupaten/Kota di Jawa Barat

- - - 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

15. Pendidikan

Selama tahun 2012 terdapat 7 permohonan yang masuk untuk

pengurusan Izin Penyelenggaraan Operasional Sekolah Luar Biasa (SLB), dan

5 permohonan dapat diterbitkan dengan durasi waktu penyelesaian rata-rata

150 hari kerja.

Tabel 4.43. Rekapitulasi Perizinan Bidang Pendidikan Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi

1 Izin Penyelenggaraan Operasional

Sekolah Luar Biasa (SLB)

7 5 1 150

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

16. Lingkungan Hidup

Pada tahun 2012 perizinan yang aktif untuk bidang Lingkungan Hidup

adalah Penilaian Amdal Bagi Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Mempunyai

Dampak Penting Terhadap Lingkungan Hidup di Provinsi sesuai dengan

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah yaitu

sebanyak 7 berkas. Hanya ada 1 izin yang diterbitkan di tahun 2012 dengan

durasi penyelesaian selama 127 hari kerja. Durasi ini melewati batas waktu

yang ditetapkan dalam Pergub No. 49 tahun 2011 yaitu selama 60 hari kerja.

Page 58: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 58

2012

Tabel 4.44. Rekapitulasi Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Tahun

2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Izin Pengumpulan Limbah B3 skala

Provinsi (Sumber Limbah Lintas

Kabupaten/Kota) Kecuali Minyak

Pelumas/Oli Bekas

- - - 45

2 Rekomendasi Izin Pengumpulan

Limbah B3 Skala Nasional

- - - 45

3 Penilaian Amdal Bagi Jenis Usaha

dan/atau Kegiatan yang Mempunyai

Dampak Penting Terhadap

Lingkungan Hidup di Provinsi sesuai

dengan Norma, Standar, Prosedur

dan Kriteria yang ditetapkan oleh

Pemerintah

7 1 127 60

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

17. Sosial

Terdapat 1 permohonan Izin bidang Sosial yaitu Pemberian Izin

Pengumpulan Uang atau Barang Skala Provinsi, izin tersebut dapat

diselesaikan dalam 1 hari kerja.

Tabel 4.45. Rekapitulasi Perizinan Bidang Sosial Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Durasi Target

Durasi

1 Pemberian Rekomendasi Izin Undian

Skala Provinsi

- - - 30

2 Pemberian Izin Pengumpulan Uang

atau Barang Skala Provinsi

1 1 1 14

3 Pemberian Izin Pengangkatan Anak

Antar WNI

- - - 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Page 59: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 59

2012

C. INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

Beberapa pengertian mengenai beberapa parameter yang terdapat

pada Indikator Kepuasan Masyarakat yang harus diperhatikan adalah :

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi

tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil

pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat

masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur

penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya.

2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.

3. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN.

4. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Unit pelayanan publik adalah unit kerja/kantor pelayanan pada

instansi pemerintah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN, yang

secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan

kepada penerima pelayanan.

6. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah

yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

7. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga

instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan

dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.

8. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian

masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh

aparatur penyelenggara pelayanan publik.

Page 60: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 60

2012

9. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau

sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan

publik, yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

10. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel

penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui

kinerja unit pelayanan.

11. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat

pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang

pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara

pelayanan.

Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan

administrasi penanaman modal terdiri dari 14 (empat belas) unsur yang

menjadi indikator kepuasan masyarakat terhadap suatu bentuk pelayanan

publik. Keempatbelas indikator tersebut terdiri dari :

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif

yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan

jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian

petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta

kewenangan dan tanggung jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu kerja

sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 61: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 61

2012

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang

dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan

penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan

keterampilan yang dimiliki petugas dalam

memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit

penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan

dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang

dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku

petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat

terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat

memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan

lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang

digunakan sehingga masyarakat merasa tenang untuk

mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan.

Page 62: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 62

2012

Tabel 4.46. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2012

No. UNSUR PELAYANAN

NILAI

RATA-

RATA

MUTU

PELAYANAN

KINERJA

UNSUR

LAYANAN

U1 Prosedur pelayanan 2.95 B Puas

U2 Persyaratan pelayanan 2.81 B Puas

U3 Kejelasan petugas pelayanan 3.02 B Puas

U4 Kedisiplinan petugas pelayanan 3.05 B Puas

U5 Tanggung jawab petugas

pelayanan

3.03 B Puas

U6 Kemampuan petugas pelayanan 2.97 B Puas

U7 Kecepatan pelayanan 2.67 B Puas

U8 Keadilan mendapatkan pelayanan 2.96 B Puas

U9 Kesopanan dan keramahan

petugas

3.12 B Puas

U10 Kewajaran biaya pelayanan 3.44 A Sangat

Puas

U11 Kepastian biaya pelayanan 3.39 A Sangat

Puas

U12 Kepastian jadwal pelayanan 2.93 B Puas

U13 Kenyamanan lingkungan 3.19 B Puas

U14 Keamanan pelayanan 3.08 B Puas

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Nilai rata-rata dari ke-14 unsur penilaian pelayanan pada table di atas

adalah 3.02, kemudian nilai rata-rata ini dikalikan dengan nilai dasar, dimana

nilai dasar ini merupakan Nilai yang telah ditetapkan SK Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004. Dengan

penghitungan sebagai berikut :

IKM Unit Pelayanan = NRR x Nilai Dasar

= 3.02 x 25

= 75.63

Dari penghitungan di atas dapt diketahui Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) unit pelayanan di BPPT Provinsi Jawa Barat adalah 75.63. Dengan nilai

sebesar itu, mutu pelayanan yang diperoleh adalah B yang berarti Kinerja

Page 63: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 63

2012

Pelayanan BPPT Provinsi Jawa Barat berada dalam kategori BAIK, karena

mempunyai nilai antara 62,5 – 81,25.

Unsur pelayanan yang mencapai nilai rata-rata, nilai rata-rata

tertimbang, dan IKM tertinggi, adalah Kewajaran Biaya Pelayanan, sedang

unsur dengan capaian nilai rata-rata, nilai rata-rata tertimbang, dan IKM

paling rendah adalah Kecepatan Pelayanan. Pada BPPT pemerintah provinsi

Jawa Barat, menurut persepsi masyarakat unsur pelayanan yang paling

penting adalah mengenai Kemudahan Prosedur Pelayanan yang berlaku,

sedangkan yang dinilai tidak terlalu penting adalah kenyamanan di

lingkungan.

Tabel 4.47. Nilai IKM Tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012

No Tahun

Nilai Rata2

Tertimbang Nilai IKM Kategori

1 2009 2.96 74.11 Baik

2 2010 3.05 76.27 Baik

3 2011 3.09 77.18 Baik

4 2012 3.02 75.63 Baik

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Jika dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011, IKM tahun 2012

secara keseluruhan mengalami penurunan menjadi 75.63, namun jika dilihat

per unit penilaian, ada unsur penilaian yang hasilnya Sangat Memuaskan

yaitu Unsur Kewajaran Biaya dan Kepastian Biaya (Tabel. 4.46).

D. TINGKAT PENGADUAN MASYARAKAT

Selama ini penanganan pengaduan di BPPT Provinsi Jawa Barat

dilakukan dengan cara pemohon mendatangi bagian Pengaduan ataupun

melalui line telepon. Secara keseluruhan isi pengaduan dibagi dalam 3 jenis,

yaitu : 1) masalah durasi, 2) kesalahan cetak, dan 3) lain-lain. (Tabel 4.48)

Page 64: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 64

2012

Tabel 4.48. Persentase Jenis Pengaduan Tahun 2012

No. Jenis Pengaduan Persentase

1. Kesalahan Cetak 56.46 %

2. Durasi 34.92 %

3. Lain-lain 8.62 %

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Total pengaduan yang masuk adalah 441 pengaduan atau kurang lebih

1.24 % dari jumlah perizinan yang diterbitkan selama tahun 2012. Jika dilihat

dari intensitas pengaduan, jumlah terbesar berasal dari bidang Perhubungan

(62.13 %), kemudian Ketenagakerjaan (15.42 %) dan Kesehatan (9.07 %).

Namun jika dilihat dari jumlah perizinan yang telah diterbitkan berdasarkan

bidang perizinan, persentase pengaduan terbanyak adalah bidang

Perindustrian & Perdagangan (33.33 %), kemudian Komunikasi & Informasi

(13.51 %), bidang Kesehatan (10.81 %).

Page 65: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 65

2012

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1) Terdapat 37.221 permohonan dan 35.488 perizinan yang diterbitkan di

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat selama tahun

2012. Jumlah tersebut labih tinggi jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya sejak 2009 sampai 2011.

2) Durasi waktu rata-rata penyelesaian perizinan tahun 2012 di BPPT

Provinsi Jawa Barat adalah 11 hari kerja, durasi tersebut melebihi target

durasi yang telah direncanakan yaitu 10 hari kerja. Hal ini terjadi salah

satunya disebabkan oleh kurangnya sarana prasarana serta kurangnya

Sumber Daya Manusia (SDM) di BPPT. Dengan jumlah permohonan

perizinan yang terus meningkat namun tidak didukung oleh

ketersediaan sarana prasarana dan jumlah SDM yang memadai, maka

target durasi tidak akan tercapai.

3) Jumlah permohonan terbesar berasal dari sektor Perhubungan sebesar

82 %, kemudian sektor Ketenagakerjaan 9.5 % dan pada peringkat ketiga

adalah sektor ESDM 1.8 %.

4) Jumlah retribusi yang diperoleh dalam pengurusan perizinan pada

tahun 2012 adalah sebagai berikut :

a. Dari bidang Perhubungan sebesar : Rp. 935.332.680,00

(Pusat periode Januari – Desember)

b. Dari bidang Perikanan sebesar : Rp. 12.343.000,00

(Oktober – Desember)

Page 66: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 66

2012

5) Dilihat dari permohonan perizinan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa

Barat, jumlah pemohon terbanyak berasal dari Kabupaten Bandung

(16.90 %), kemudian Kabupaten Bogor (13.40 %) diikuti oleh Kota Depok

(9.97 %), Kabupaten Bekasi (7.32 %) dan Kota Bandung ( 7.10 %). Hal ini

menunjukkan bahwa potensi kegiatan usaha di Provinsi Jawa Barat

terpusat di ke lima wilayah tersebut.

6) Sektor yang dengan frekwensi permohonan perijinan terbesar adalah

sektor perhubungan dengan persentase sebesar 82.4 % (30.668 perijnan)

dari total jumlah permohon perijinan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa

Barat (37.221 permohonan) yang selanjutnya disusul oleh sektor

ketenagakerjaan dengan persentase 9.5 % (3.547). Dari 30.668 perijinan

sektor perhubungan 19.409 diantaranya atau 63 % diantaranya

merupakan permohonan Kartu Pengawasan (KP). Untuk sektor

ketenagakerjaan, perijinan dengan persentase permohonan terbesar

adalah Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)

sebesar 55.2 % (1.958) selanjutnya disusul Ijin Mempekerjakan Tenaga

Kerja Asing (IMTA) sebesar 44 % (1.557).

7) Masih banyak terdapat perizinan yang penyelesaiannya melebihi durasi

waktu yang telah ditetapkan di dalam Pergub No. 49 tahun 2011. Target

durasi untuk tahun 2012 adalah 10 hari kerja, namun pada kenyataannya

rata-rata durasi penyelesaian perizinan di tahun 2012 adalah 11 hari

kerja. Berdasarkan hasil evaluasi, faktor-faktor penyebab tidak

terpenuhinya target durasi waktu pada beberapa perjinan adalah

dikarenakan :

o Terdapat beberapa prosedur dan peryaratan perijinan yang belum

dipahami secara sama oleh BPPT dan OPD teknis seperti prosedur

pengembalian berkas ke pemohon ketika terjadi ketidaklengkapan

berkas atau karena adanya informasi perubahan persyaratan

Page 67: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 67

2012

(adanya ketentuan teknis baru) yang tidak dikomunikasikan secara

baik antara BPPT dan OPD teknis.

o Keterbatasan SDM baik secara kuantitas dan kualitas. Banyaknya

program kegiatan (diluar kegiatan perijinan) pada beberapa OPD

teknis yang dikelola dengan kuantitas SDM yang tebatas berakibat

kepada susahnya pensinkronisasian didalam penentuan jadwal

peninjauan lapangan oleh OPD teknis dan BPPT. Katerlambatan

pelaksanaan peninjauan lapangan berakibat kepada peningkatan

waktu penyelesaian perijinan. Sebagai lembaga baru, dengan jumlah

SDM yang terbatas, personil BPPT Prov Jabar dituntut untuk dapat

mengetahui peraturan-peraturan perijinan yang jumlahnya bisa

mencapai puluhan bahkan ratusan. Hal tersebut diperlukan usaha

dan waktu yang tidak sedikit untuk personil BPPT Jabar mengetahui

peraturan-peraturan tersebut, hal ini tentunya berbeda ketika

personil tersebut hanya menangani satu jenis tertentu.

o Masih tebatasnya data base dan sistem informasi juga memberikan

kontribusi kepada penyelesaian perijinan.

8) Merujuk kepada hasil survey kepuasan masyarakat tahun 2012,

Indeks Kepuasan Masyarakat untuk layanan perijinan berada pada

kategori baik. Penilaian tingkat kepuasan masyarakat pada

kategori baik untuk layanan perjinan ini sama dengan hasil survey

yang dilakukan pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Jika dilihat dari

nilai tiap unsure pelayanan, Kewajaran Biaya Pelayanan dan

Kepastian Biaya Pelayanan berada dalam kategori sangat

memuaskan dengan grade A, namun lain halnya dengan usur

pelayanan dari segi Kecepatan Pelayanan berada dalam kisaran

nilai terendah yaitu 2.67.

Page 68: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 68

2012

9) Ratio pengaduan terhadap layanan dan produk perijinan adalah sebesar

1.18 %, hal ini dapat diartikan bahwa dari 100 permohonan yang masuk,

1.18 permohonan diantaranya menyampaikan pengaduan yang terkait

dengan kualitas layanan atau kualitas produk. Hal dominan yang

diadukan oleh pemohon adalah terkait kesalahan cetak pada naskah

perizinan yang diterbitkan.

B. SARAN

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, bersama ini kami sampaikan

beberapa saran yang ditujukan untuk institusi sendiri, OPD teknis dan pimpinan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam upaya peningkatan pelayanan perijinan

dilingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut :

1. Dalam upaya memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan

sesuai dengan Pergub No. 49 Tahun 2011 dan Kebijakan Mutu Pelayanan

Perijinan di BPPT Provinsi Jawa Barat, maka perlu adanya peningkatan

input dalam pelayanan perzinan berupa SDM, Sarana dan Prasarana,

sistem informasi-teknologi serta Dana. Peningkatan input tersebut

seiring dengan adanya peningkatan jumlah jenis/item perizinan yang

ditangani BPPT dan peningkatan output perizinan.

2. Hasil rekapitulasi data permohonan dari segi lokasi pemohon yang

diperoleh dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam

menetapkan sektor kunci pembangunan pada tiap daerah (untuk

menetapankan sektor kunci yang lebih valid, dapat digunakan analisis

lebih lanjut seperti analisis Input – Output atau analisis Sistem Neraca

Sosial Ekonomi Jawa Barat yang dapat menghasilkan koefesien Forward/

Backward Linkage dan koefesien multiplier effect). Sektor kunci ini bisa

menjadi perhatian bagi Pemerintah dalam mengalokasikan program dan

pembiayaan pembagunan.

Page 69: BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARATbpmpt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Laporan...Bandung, Februari 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ... M.Si. BADAN

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Tahun 2012 69

2012

3. Untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat konsumen perizinan

maka operasional pelayanan perijinan keliling (site mobile services)

dapat difokuskan ke wilayah yang tidak terdapat gerai/outlet perijinan

seperti : Sukabumi, Indramayu dan Bekasi.

4. Mengingat frekuensi perijiinan pada sektor perhubungan dan

ketenagakerjaan adalah yang terbanyak, maka pengalokasian sumber

daya manusia (pengolah layanan izin) sebaiknya lebih banyak dibanding

sektor lainnya.

5. Fokus peningkatan pelayanan perizinan terpadu diarahkan kepada

peningkatan pelayanan percepatan perizinan yang ditetapkan, maka :

- Bersama-sama dengan OPD terkait perlu dilakukan pembahasan

dan penyempurnaan Standard Operational Procedure (SOP)

termasuk persyaratan perijinan yang berlaku saat ini dan secara

teratur perlu dilakukan pertemuan untuk mereview SOP tersebut

dengan tetap mengacu kepada SOP sesuai dengan standar ISO

9001;2008.

- Perlu dipercepat pembangunan system informasi – teknologi

perijinan sehingga basis data perijinan menjadi up to date, valid,

informatif, terkoneksi dengan OPD, aman, aksesbilitas tinggi dan

efesien.

6. Peningkatan kemampuan unit pengaduan melalui pelatihan dan

dukungan sistem informasi, hal ini bertujuan untuk :

- Mendorong masyarakat agar tidak segan menyampaikan

pengaduan,

- Menganalisis, memberikan solusi dan menyelesaikan setiap

pengaduan yang masuk sesuai dengan target durasi waktu yang

ditetapkan.