Top Banner
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Sistem Penyaliran Pit 4500 Bk 04 Sistem penambangan yang dilakukan di lokasi penelitian adalah tambang terbuka. Kegiatan penambangan dengan kondisi kerja demikian sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, terutama curah hujan. Saat terjadi hujan kondisi tempat kerja menjadi basah dan becek. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan sistem penyaliran tambang yang baik. Sistem penyaliran tambang yang ada selama ini terdiri dari pengeringan areal penambangan dan mengatur pola aliran air pada daerah tambang. Sistem penyaliran tambang yang digunakan untuk mengantisipasi adanya air di daerah tambang adalah sistem penyaliran langsung, dimana untuk mengeluarkan air yang sudah masuk ke area penambangan dilakukan dengan open sump system. Sistem ini dilakukan dengan cara 63
53

BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

Jan 16, 2016

Download

Documents

Albert Pontus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Sistem Penyaliran Pit 4500 Bk 04

Sistem penambangan yang dilakukan di lokasi penelitian adalah tambang

terbuka. Kegiatan penambangan dengan kondisi kerja demikian sangat

dipengaruhi oleh keadaan cuaca, terutama curah hujan. Saat terjadi hujan kondisi

tempat kerja menjadi basah dan becek. Untuk mengatasi masalah tersebut maka

diperlukan sistem penyaliran tambang yang baik. Sistem penyaliran tambang yang

ada selama ini terdiri dari pengeringan areal penambangan dan mengatur pola

aliran air pada daerah tambang.

Sistem penyaliran tambang yang digunakan untuk mengantisipasi adanya

air di daerah tambang adalah sistem penyaliran langsung, dimana untuk

mengeluarkan air yang sudah masuk ke area penambangan dilakukan dengan

open sump system. Sistem ini dilakukan dengan cara mengalirkan air yang sudah

masuk ke area penambangan secara alami menuju sump (sumuran). Adapun

berdasarkan keperluan tersebut dibuat saluran terbuka (parit) pada salah satu sisi

jalan tambang. Semua saluran air mengarah ke sumuran, sehingga diharapkan air

hujan yang jatuh di lantai Pit dan sekitarnya dapat mengalir menuju sumuran

tambang untuk dipompa keluar tambang.

Sistem penyaliran di Pit 4500 Bk 04 kurang diperhatikan, hal ini

disebabkan karena front penambangan yang berubah-ubah dengan cepat

mengikuti kemajuan penambangan. Dengan kemajuan tambang yang cepat dan

63

Page 2: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

64

untuk mengejar produksi, maka sistem penyaliran di area Pit 4500 Bk 4 kurang

diperhatikan. Upaya untuk mencegah air limpasan masuk kedalam tambang

kurang diperhatikan, sehingga cummulative air hujan dari puncak-puncak bukit

yang berada di luar Pit langsung berkubang di dasar Pit.

Curah hujan yang ada di Pit 4500 cukup sulit untuk diprediksi. Oleh

karena itu diperlukan upaya untuk mencegah air yang masuk kedalam tambang

(mine drainage) namun PT. Trubaindo Coal Mining kurang memperhatikan hal

tersebut. Saat ini PT. Trubaindo Coal Mining hanya membiarkan air masuk

kedalam tambang dan kemudian baru diupayakan untuk mengumpulkan air pada

sumuran (sump) yang telah dibuat dan kemudian dipompa keluar menuju kolam

pengendapan (settling pond).

5.1.1 Kondisi Penambangan Batubara Pit 4500

PT. RIUNG sebagai kontraktor tambang PT. Trubaindo Coal Mining, terus

mengejar produksi dan terkadang kurang memperdulikan desain tambang.

Endapan batubara disekitar low wall terus dilakukan penggalian tanpa

menurunkan daerah di sekitar high wall, sehingga membentuk cekungan yang

berpotensi sebagai tempat berkumpulnya air. Dengan demikian kondisi di sekitar

area pit 4500 ketika hujan turun maka air akan menggenangi cekungan tersebut.

Hal ini akan mengakibatkan genangan air di tempat penggalian batubara sehingga

akan mempengaruhi kualitas dari batubara tersebut dan juga mengakibatkan pit

terendam air.

Page 3: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

65

Gambar 5.1 Situasi pit 4500 Bk 04 Sebelum dan Setelah Pit Aktif Tergenang Air

5.1.2 Sumber Air yang Masuk kedalam Pit 4500

Sumber air yang ada saat ini berasal dari air limpasan yang mengalir dari

puncak-puncak bukit daerah tangkapan hujan (DTH) di luar Pit 4500 (merupakan

daerah hutan dan vegetasi ringan dengan kemiringan agak curam) juga masuk

kedalam pit karena kondisi paritan yang kurang perawatan.

Namun, air hujan yang langsung masuk kedalam Pit merupakan prosentase

terbesar sumber air yang berada di dalam Pit. Air hujan yang langsung masuk

kedalam pit tidak dapat dicegah. Langkah yang harus diambil adalah

mengumpulkan kesuatu tempat penampungan sump pit 4500, kemudian

mengeluarkannya dengan cara memompa air tersebut.

5.1.3 Sistem Pemompaan di Pit 4500

Jenis pompa yang digunakan oleh PT. Trubaindo Coal Mining tepatnya di

Pit 4500 adalah Multiflo 420- E dengan putaran 1050 RPM . Jumlah pompa yang

digunakan dalam upaya mengeluarkan dan mengeringkan air di pit 4500 sebanyak

Sumber : Dokumentasi MOP dan Penulis, 2013

Page 4: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

66

1 pompa. Pipa isap yang digunakan berukuran 8 inch. Adapun pipa keluaran 12

inch.

5.2 Pengolahan Data

Berdasarkan kondisi aktual pit 4500, kemudian digunakan pengkajian

dalam aktivitas perencanaan dewatering system di pit 4500. Aktivitas pengeringan

air di pit 4500 semakin menjadi prioritas dikarenakan di pit 4500 terdapat

batubara yang terhambat penggaliannya dikarenakan terendam oleh genangan air

tersebut.

5.2.1 Analisis Pengurangan Volume Air di Pit 4500

5.2.1.1 Analisis Data Curah Hujan

Adapun dari hasil analisa data curah hujan (lampiran A) pada lokasi

penelitian dari bulan Januari 2007- Desember 2013 diperoleh curah hujan

rata- rata harian sebesar 7.90 mm sedangkan nilai simpangan baku dari populasi

sebesar (SD) 3.39 mm. Nilai simpangan baku dari variasi reduksi rata-rata

sebesar (Sn) 1,2; nilai variasi dari variabel yang diramalkan (Yt) 0,37; sedangkan

nilai reduksi rata dari jumlah data sebesar (Yn) 0,56. Durasi hujan rata-rata

sebesar 1.08 jam. Dengan demikian, besar curah hujan rencana untuk aktivitas

pemompaan di pit 4500 dengan periode ulang 5 tahun, dengan menggunakan

metode Gumbell tersebut sebesar 9,7889 mm, berdarkan curah hujan rata-rata

(Lampiran B).

Page 5: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

67

Dari curah hujan rencana ini maka diperoleh intensitas hujan rencana

berdasarkan metode Mononobe dengan menggunakan persamaan (3.6) diperoleh

sebesar 3,217 mm/jam (Lampiran C).

5.2.1.2 Penentuan Luas Daerah Tangkapan Hujan

Daerah tangkapan hujan (DTH) merupakan daerah yang dialiri air ketika

hujan. Air mengalir dari puncak bukit-bukit yang berada di luar pit. Berdasarkan

peta situasi daerah pit 4500 blok 04 bulan Desember maka daerah penelitian

dapat dibagi menjadi 2 bagian. DTH tersebut memiliki luas daerah yang berbeda

yang terdiri dari luas di dalam pit dan luas di luar pit (lihat Lampiran D). DTH I

merupakan daerah di area pit aktif (inpit) yang memiliki luas daerah 0,284 Km2.

Luas DTH II adalah daerah di area outpit yang memiliki luas daerah 0,166 Km2.

Maka luas DTH seluruhnya adalah 0,450 Km2.

5.2.1.3 Penentuan Koefisien Limpasan

Koefisien limpasan diperoleh dari perbandingan antara jumlah hujan yang

langsung masuk kedalam pit dengan jumlah hujan yang mengalir dari puncak

bukit menuju kedalam Pit (limpasan) dikalikan dengan harga koefisien limpasan

menurut Manning. Koefisien limpasan ( C ) tergantung pada sifat fisik batuan,

topografi, vegetasi dan tataguna lahan.

Daerah tangkapan hujan di pit aktif merupakan area penambangan yang

telah dilakukan land clearing, sehingga harga koefisien limpasan di inpit adalah

0,9. Daerah tangkapan hujan untuk areal outpit merupakan areal vegetasi ringan

Page 6: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

68

dengan kemiringan agak miring, sehingga harga koefisien limpasan adalah 0,6.

Oleh karena itu, koefisien limpasan cumulative yang digunakan dalam

perhitungan berdasarkan persentase luas daerah masing-masing daerah tangkapan

hujan sebesar 0,81 (Lampiran E).

5.2.1.4 Penentuan Debit Limpasan Perkiraan

Debit limpasan ini adalah debit limpasan yang dihasilkan oleh hujan

perkiraan dalam suatu area tangkapan hujan yang akan masuk kedalam sarana

penyaliran (pit 4500). Dari data di atas selanjutnya digunakan dalam perencanaan

aktivitas pemompaan di Pit 4500. Data daerah tangkapan hujan di all pit 4500

sebesar 0,450 km2, intensitas hujan 2,405 mm/jam, koefisien limpasan dari data

tata guna lahan sebesar 0,81; maka diperoleh nilai debit limpasan hujan yang

akan masuk di sump pit 4500 berdasarkan persamaan (3.8) adalah :

Q=0,278 x C x I x A

Q=0,278 x 0,81 x3,217 x 0,450

Q=0,326m3

detikatau1.173,6

m3

jam

5.2.1.5 Penentuan Volume Limpasan Perkiraan

Volume limpasan ini merupakan perkiraan jumlah volume air yang masuk

kedalam sump pit 4500 tersebut. Volume limpasan ini dipengaruhi oleh debit air

limpasan dan prakiraan lamanya hujan. Adapun dalam perhitungannya, volume

limpasan perkiraan dapat ditentukan berdasarkan hasil perkalian debit dan

perkiraan durasi hujan tersebut.

Page 7: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

69

Pengolahan data durasi hujan rata-rata selama umur tambang berdasarkan

data durasi hujan rata-rata harian sebesar 1,085 jam (Lampiran B), sedangkan

nilai debit limpasan perkiraan sebesar 1.173,6 m3/jam. Dengan demikian, volume

air harian dari limpasan air hujan tersebut sebesar 1.273,356 m3. Oleh karena itu

besarnya asumsi volume air yang masuk kedalam sump pit 4500 di bulan

Desember (jumlah hari = 30 hari) sebesar 38.200,68 m3.

5.2.2 Produksi Pompa Multiflo 420-E

5.2.2.1 Kecepatan Air Aktual

Pengukuran kecepatan air bertujuan untuk, menghitung kemampuan

pompa MF 420-E mengeluarkan air pada pit 4500 blok 04. Pengambilan data

kecepatan air terbagi atas 6, karena pengukuran kecepatan dipisahkan berdasarkan

rpm pompa 420-E.

Dari data pengukuran di lapangan (Lampiran F), maka dapat dihitung

kecepatan air yang keluar dari pipa dengan menggunakan (pers 3.9 dan 3.10):

t=√ 2hg

t=√ 2 x 0,349,8

t=0,263 detik

v= st

v= 0,450,263

v=1,71 m /s

Page 8: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

70

Perhitungan di atas, adalah contoh perhitungan untuk RPM 900. Untuk

RPM 1000 – 1300, dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Kecepatan Aliran Air

RPMWaktu air sampai Kecepatan Air ke permukaan (t) (v)_m/s

1000 0,256 2,4261050 0,252 2,4651100 0,247 3,0721200 0,235 3,5781300 0,230 4,081

Dari tabel 5.1 terlihat kecepatan air yang keluar dari outlet pompa

berbeda-beda sesuai dengan dengan rpm pompa yang digunakan. Semakin besar

rpm yang digunakan,maka kecepatan air yang keluar dari oulet pompa semakin

besar pula.

5.2.2.2 Luasan Pipa yang Dialiri Air

Berdasarkan pengukuran dan pengamatan, air yang keluar dari outlet tidak

memenuhi diameter pipa, sehingga perlu dihitung luasan pipa yang dialiri oleh air.

Dari data pengukuran (Lampiran G), maka dapat diperoleh luasan pipa yang

dialiri dengan menggunakan persamaan 3.11, 3.12 dan 3.13, hasil perhitungan

dari luasan pipa yang dialiri dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut. Untuk

perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran G).

Tabel 5.2 Perhitungan Luasan Pipa yang Dialiri

 Parameter / DimensiRPM

9000 1000 1050 1100 1200 1300

Besar Sudut Lingkaran 360 360 360 360 360 360

Besar Sudut ∆ Sama Sisi 60 60 60 60 60 60

Diameter Pipa 0.2898 0.2898 0.2898 0.2898 0.28980.289

8

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 9: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

71

Jari-Jari Pipa 0.1449 0.1449 0.1449 0.1449 0.14490.144

9

Luas Lingkaran 0.0659 0.0659 0.0659 0.0659 0.06590.065

9

Panjang ZA 0.0450 0.0360 0.0300 0.0250 0.02100.019

0

Luas Juring OAB 0.0110 0.0110 0.0110 0.0110 0.01100.011

0

Luas Segitiga OAB 0.0091 0.0091 0.0091 0.0091 0.00910.009

1Panjang AB (Panjang Tali Busur)

0.1517 0.1517 0.1517 0.1517 0.15170.151

7

Panjang OZ 0.0999 0.1089 0.1149 0.1199 0.12390.125

9

Panjang ZB 0.1050 0.0956 0.0883 0.0814 0.07510.071

7

Luas segitiga OBZ 0.0052 0.0052 0.0051 0.0049 0.00470.004

5

Luas Segitiga ZBA 0.0024 0.0017 0.0013 0.0010 0.00080.000

7

Luas Tembereng AB 0.0019 0.0019 0.0019 0.0019 0.00190.001

9

Luas Juring ZBA 0.0043 0.0036 0.0032 0.0029 0.00270.002

6jadi, Luasan yang dialiri air adalah :

0.0574 0.0587 0.0595 0.0601 0.06060.060

8

Tabel 5.2 menunjukan semakin besar rpm pompa yang digunakan, maka

semakin besar juga luasan pipa yang dialir air.

5.2.2.3 Debit Aktual Pompa Multiflo 420-E

Dari luasan yang diperoleh maka dapat dihitung debit aktual, dengan

menggunakan persamaan 3.14.

Q=2,465 x 0,0564

Q=0,098m3

s

Perhitungan di atas, adalah contoh perhitungan untuk RPM 900. Untuk

hasil perhitungan RPM 1000 – 1300, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 10: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

72

Tabel 5.3 Debit Aktual

RPMKecepatan Air (v) m/s

Luasan Yang Dialiri Air (m²)

Debit (Q) m³/s

Debit (Q) m³/jam

1000 2.43 0.0587 0.142 512.6351050 2.46 0.0595 0.147 527.8711100 3.07 0.0601 0.185 664.5581200 3.58 0.061 0.217 780.1211300 4.08 0.061 0.248 892.780

Dari tabel 5.3 terlihat debit pompa yang keluar dari oulet pompa

berbeda-beda sesuai dengan rpm pompa yang digunakan. Semakin besar rpm

yang digunakan maka semakin besar pula debit air yang keluar dari outlet pompa.

Warna biru pada rpm 1050 menunjukan rpm yang digunakan dilapangan selama

kegiatan pemompaan di pit 4500, dan juga sebagai pembanding analisis

penurunan volume air di sump pit 4500 berdasarkan perhitungan aktual dan

perhitungan perencanaan (plan).

5.2.3 Analisis Pengurangan Air di Pit 4500

Kegiatan pemompaan dengan menggunakan pompa multiflo 420-E, mulai

dilakukan pada tanggal 06 Desember 2013. Analisis penurunan air di pit 4500

berdasarkan perhitungan aktual dengan menggunakan pompa multiflo 420-E

dengan masing-masing rpm pompa dapat dilihat pada lampiran H.

5.2.4 Perencanaan Pengurangan Volume Air di Sump Pit 4500

Perencanaan aktivitas pemompaan diperhitungkan berdasarkan volume

total air sump pit 4500 tersebut dengan menggunakan pompa type Multiflo

420-E. Hal ini diperhitungkan dengan mempertimbangkan target untuk aktivitas

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 11: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

73

penggalian batubara di Blok 04 yang tergenang air tersebut. Adapun

penggambaran jumlah pompa yang digunakan dan estimasi pengeringan air di

sump pit 4500 dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Perhitungan Perencanaan

Pengurangan Volume Air Bulan Desember 2013

Year 2013Month Desember  

TYPECAPACITY

Contractor   (Lt/s) CuM/sPit Name Bk04   MF-290 69 0,0694Catchment Area 40,39 Ha MF-385 125 0,1250Rainfall Intensity 7,81 mm/day MF-390 190 0,1900Rainfall Duration hour/day MF-420 273 0,2730

Volume awal Sump 265.952,9 CuM

TYPE AMOUNTPA UA Capacity

(%) (%) (CuM/Day)

MF-290 - 75% 70% 0MF-385 - 85% 75% 0MF-390 - 85% 75% 0MF-420 1 95% 90% 15125

Total 15125

Date

AVG Rainfall Intensity

Input Volume Sump VolumeRemarks

mm/day CuMVolume

AwalVolume

Terkoreksi

Des

6 7,81 2837,56 265952,90 253665,17 Flooded

7 7,81 2837,56 253665,17 241377,43 Flooded

8 7,81 2837,56 241377,43 229089,70 Flooded

9 7,81 2837,56 229089,70 216801,97 Flooded10 7,81 2837,56 216801,97 204514,24 Flooded11 7,81 2837,56 204514,24 192226,50 Flooded12 7,81 2837,56 192226,50 179938,77 Flooded13 7,81 2837,56 179938,77 167651,04 Flooded14 7,81 2837,56 167651,04 155363,30 Flooded15 7,81 2837,56 155363,30 143075,57 Flooded16 7,81 2837,56 143075,57 130787,84 Flooded

1 7,81 2837,56 130787,84 118500,10 Flooded

Page 12: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

74

718 7,81 2837,56 118500,10 106212,37 Flooded19 7,81 2837,56 106212,37 93924,64 Flooded20 7,81 2837,56 93924,64 81636,91 Flooded21 7,81 2837,56 81636,91 69349,17 Flooded22 7,81 2837,56 69349,17 57061,44 Flooded23 7,81 2837,56 57061,44 44773,71 Flooded24 7,81 2837,56 44773,71 32485,97 Flooded25 7,81 2837,56 32485,97 20198,24 Flooded26 7,81 2837,56 20198,24 7910,51 Flooded27 7,81 2837,56 7910,51 0,00 Mineable28 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable29 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable30 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable31 7,81 2837,56 0,00 0,00 Mineable

Dari tabel perhitungan perencanaan di atas, diperkirakan air di sump pit

4500 akan habis dipompa pada akhir bulan Desembar 2013 (± 21 hari

pemompaan), dengan PA rata-rata 95% dan UA rata-rata 90%. Sehingga awal

bulan Januari 2014 kegitan penggalian OB dan batubara dapat segera dilakukan.

Dalam perencanaan pompa multiflo 420-E dalam sehari mampu

mengeluarkan air sebanyak 15.125 m3/hari. Dengan UA rata-rata 90% maka

pompa multiflo 420-E dalam sehari dapat bekerja efektif selama 21,6 jam,

sehingga dalam setiap jam debit pompa multiflo 420-E yang dihasilkan sebesar

700,245 m3/jam.

Sumber : Mine plan, 2013

Des

Page 13: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

75

5.2.5 Pompa

Pompa adalah : Alat untuk memindahkan cairan dari suatu tempat yang

rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari suatu tempat yang bertekanan kecil

ke tempat yang bertekanan lebih besar.

Jenis pompa yang digunakan pada sistem penyaliran tambang mine

dewatering lokasi penelitian adalah pompa multiflo 420-E.

Gambar 5.2 Pompa Multiflo 420-E

5.2.5.1 Head Pompa

Head pompa adalah energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah

air pada kondisi tertentu atau energi per satuan berat jenis. Penentuan kapasitas

pompa bergantung pada beberapa faktor, antara lain :

1). Perbedaan alevasi antara tempat tempat penampungan dengan tempat

pembuangan.

2). Kecepatan fluida yang mengalir.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Page 14: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

76

3). Gesekan (friction) yang terjadi antara fluida dengan pipa.

4). Belokan –belokan yang terdapat pada pipa.

5). Perbedaan tekanan.

5.2.5.2 Perhitungan Total Head Pompa

Besarnya total Head dapat dihitung sebagai berikut :

1). Julang (Head) Statis (Hs)

Head statis adalah beda tunggi antara inlet (tempat penampungan) dengan

outlet (tempat pembuangan). Inlet pompa berada pada elevasi +41 m, sedangkan

outlet pompa berada pada elevasi +61 m, sehingga dapat dihitung Hs berdasarkan

persamaan 3.16 adalah :

H s=H 2−H 1

H s=61−(41)

H s=20 meter

2). Head Total Statis (Hts)

Head total statis adalah beda tinggi antara inlet dengan outlet. Berdasarkan

persamaan 3.17 maka dapat dihitung nilai Head total statis adalah :

H ts=H s+20 %(H s)

H s=20+20 % (20)

H s=24 meter

3). Menentukan Head Kecepatan (Hv)

Head kecepatan adalah kehilangan yang diakibatkan oleh kecepatan air

yang melalui pipa.

Page 15: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

77

Berdasarkan persamaan 3.18 , maka besarnya nilai Head kecepatan adalah :

H v=v2

2 x g

H v=(1,71

ms)

2

2x 9,8ms2

H v=2,918 m2/s2

19,6ms2

H v=0,148 meter

Hasil 0,148 meter merupakan contoh untuk perhitungan dengan

menggunakan rpm pompa 900, untuk hasil perhitungan dengan menggunakan rpm

1000 sampai 1300 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.5 Besar Nilai Hv

No RPM Hv (m)1. 1000 0.30032. 1050 0.31003. 1100 0.48134. 1200 0.65335. 1300 0.8496

Besarnya head kecepatan bergantung pada rpm yang digunakan, semakin

besar rpm yang dipakai maka semakin besar pula head kecepatannya.

4). Menentukan Head gesekan atau friction (Hf1)

Untuk menghitung Head gesekan atau friction akan sangat ditentukan

oleh jenis pipa, diameter pipa, panjang pipa dan debit. Pada kegiatan penelitian

jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE denga diameter luar pipa 0,305

meter dan diameter dalam pipa 0,29 meter. Panjang instalasi pipa yang

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 16: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

78

dipompakan dari pompa pada pit sampai keluar adalah 288 meter dengan debit

yang bervariasi sesuai dengan rpm pompa yang digunakan (Tabel 5.3). Untuk

menentukan Head geseakan pada pipa lurus, menggunakan persamaan 3.19.

H fl=10,666 xQ1.85

C1.85 D 4.87 L

H fl=10,666 x 0,0981.85

1401.850.294.87 x392 meter

H fl=10.666 x 0.0136

9.339,784 x 0.0024x392 meter

H fl=0,145

22,145x 392 meter

H fl=0.00645 x 392 meter

H fl=2,53 meter

Nilai koefisien pipa (C) menurut persamaan Hazel William dapat dilihat

pada tabel 3.5. Berdasarkan pada pipa yang digunakan di pit 4500 adalah jenis pipa

HDPE maka digunakan koefisien pipa menurut Hazel William jenis pipa tersebut

koefisiennya adalah 140.

Hasil 2,53 meter merupakan contoh untuk perhitungan dengan

menggunakan 900 rpm pompa, untuk hasil perhitungan dengan menggunakan rpm

pompa 1000 sampai 1300, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.6 Besar Nilai Hf1

No RPM Hf11 1000 5.0472 1050 5.3283 1100 8.1584 1200 10.9755 1300 14.086

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 17: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

79

Besar nilai head gesekan, berbanding lurus dengan rpm pompa. Bila rpm

yang digunakan semakin besar maka head gesekan semakin besar juga.

5). Menentukan Head Gesekan pada belokan atau elbow (Hfb)

Besarnya Head gesekan pada belokan atau elbow akan dipengaruhi oleh

besar sudut belokan dan jumlah belokan yang ada. Terdapat 5 belokan dengan

masing-masing besar sudut 50 (1 belokan), 150 (2 belokan) dan 600 (2 belokan).

Harga korfisien pada belokan dapat dilihat pada tabel 3.6. Kerugian yang

diakibatkan karena adanya belokan dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan 3.20 :

a). Besar Sudut 50.

H fb=f b xv2

2 x g

H fb=0,016 x2,918

m2

s2

2 x 9,8ms2

H fb=0,016 x0,148 meter

H fb=0,0024 meter

b). Besar Sudut 150.

H fb=f b xv2

2 x g

H fb=0,042 x2,918

m2

s2

2 x 9,8ms2

H fb=0,042 x 0,148 meter

Page 18: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

80

H fb=0,0062meter

Karena terdapat 2 belokan pada sudut 150, maka total Hfb adalah 0,0124

meter.

c). Besar Sudut 600.

H fb=f b xv2

2 x g

H fb=0,641 x2,918

m2

s2

2 x 9,8ms2

H fb=0,641 x 0,148 meter

H fb=0,0954 meter

Karena terdapat 2 belokan pada sudut 600, maka total Hfb adalah 0,1908

meter.

Jadi, Total Head Belokan adalah (Hfb) = 0,0024 + 0,0124 + 0,1908

= 0,2056 meter.

Hasil 0,2056 meter merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan

rpm pompa 900, untuk hasil perhitungan dengan menggunakan rpm 1000 sampai

1300 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7 Besar Nilai Hfb

No RPMHfb Hfb

5 15 60 Total (meter)1 1000 0.0048 0.0252 0.3850 0.41502 1050 0.0050 0.0260 0.3974 0.42843 1100 0.0077 0.0404 0.6171 0.66524 1200 0.0105 0.0549 0.8376 0.90295 1300 0.0136 0.0714 1.0892 1.1742

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 19: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

81

Head gesekan pada belokan pipa (ellbow) bergantung pada besar rpm yang

digunakan dan juga besar sudut yang membentuk suatu belokan. Semakin besar

rpm yang digunakan dan juga semakin besar sudut suatu belokan, maka gesekan

pada belokan semakin besar juga.

Gambar 5.3 Belokan Pada Pipa HDPE

6). Menentukan Head Gesekan pada Foot Valve atau katup isap (Hfv)

Untuk menghitung head gesekan pada katub, digunakan persamaan 3.21,

sehingga besarnya nilai head gesekan pada katup adalah :

H fv= f v xv2

2 x g

H fv=1,78 x2,918

m2

s2

2 x 9,8ms2

H fv=1,78 x 0,148 meter

H fv=0,2634 meter

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

inlet

outlet

Page 20: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

82

Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan rpm 1000

sampai 1300.

Tabel 5.8 Besar Nilai Hfv

No RPM Hfv1 1000 0.53462 1050 0.55183 1100 0.85684 1200 1.16295 1300 1.5123

Besar head gesekan pada katup bervariasi sesuia dengan rpm pompa yang

digunakan, semakin besar rpm yang digunakan maka gesekan pada katup semakin

besar juga.

7). Menentukan Total Head Gesekan

Total head gesekan adalah seluruh kehilangan yang diakibatkan oleh

gesekan pada dinding pipa, gesekan yang disebabkan adanya belokan-belokan dan

gesekan pada katup. Besarnya total head gesekan adalah :

Tabel 5.9 Total Head Gesekan

No

RPM

Hfl Hfb Hfv Hf (meter

)(meter

)(meter

) (meter

)

1 9002.5321

0.1212

0.1554 2.8087

21000 5.0473

0.4150

0.5346 5.9969

31050 5.3283

0.4284

0.5518 6.3085

41100 8.1583

0.6652

0.8568 9.6802

51200

10.9752

0.9029

1.1629

13.0410

61300

14.0861

1.1742

1.5123

16.7725

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 21: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

83

Total head gesekan pada tabel di atas, menunjukan semakin besar rpm

yang digunakan maka semakin besar pula total head gesakan. Rpm yang

digunakan di lapangan selama kegiatan pemompaan yaitu 1050 yang total head

gesakannya adalah 6,308 (yang diberi warna wiru).

8). Menentukan Head Total (Ht)

Head total adalah total kehilangan yang disebabkan oleh head statis, head

kecepatan, dan head gesekan.

Berdasarkan persamaan 3.15, maka besarnya nilai head total pompa

Multiflo 420-E adalah :

Tabel 5.10 Total Head Pompa Multiflo 420-E

No

RPM

Hts Hv Hf Ht(meter

)(meter

) (meter) (meter)

1 900

24

0.1488 2.8087

26.9575

21000

0.3003 5.9969

30.2972

31050

0.3100 6.3085

30.6185

41100

0.4813 9.6802

34.1616

51200

0.6533

13.0410

37.6944

61300

0.8496

16.7725

41.6222

Berdasarkan perhitungan dan pengamatan di lapangan rpm pompa yang

dipakai selama kegiatan pemompaan di sump pit 4500 adalah 1050 dengan total

head pompa multiflo 420-E yaitu 30,62 meter.

5.2.6 Analisis Data Volume Sumuran

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 22: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

84

Tahap analisis data dilakukan dengan menghitung tingkat ketercapaian

kondisi aktual berdasarkan perencanaan (plan) penurunan volume dari aktivitas

dewatering system di pit 4500, menganalisa faktor-faktor ketidaktercapaian

perencanaan serta memberikan usulan perbaikan untuk perusahaan dari masalah

yang ada.

5.2.7 Ketercapaian Pengurangan Volume Sump Pit 4500

Pada perhitungan perencanaan sebelumnya telah diperoleh debit limpasan

perkiraan harian yang masuk ke pit 4500 sebesar 1.273,356 m3/hari. Perencanaan

pemompaan dilakukan dengan menginstal 1 unit pompa Multiflo 420-E agar dapat

segera melakukan progress penggalian OB dan batubara di pit aktif yang

tergenang air tersebut. Kapasitas pompa 700,245 m3/jam, dengan PA 95% dan UA

90% sehinga waktu kerja aktifnya sekitar 21,6 jam. Oleh karenanya diharapkan

kegiatan pompa//hari dapat mengurangi volume sumuran sebesar 12.287,73 m3.

(Lampiran H).

Berdasarkan data mine plan PT. Trubaindo Coal Mining pada bulan

Desember 2013, elevasi air pada tanggal 6 Desember 2013 yaitu 41 m. Setelah

dihitung volumenya melalui software minescape pada elevasi tersebut, maka

volume awal sebelum pemompaan 265.952,90 m3 (Lihat table 5.12). Target

volume air setelah pemompaan adalah 7.910,508 m3 pada akhir bulan Desember

2013, sehingga diharapkan di awal bulan Januari tahun 2014 progres penggalian

OB dan Batubara di blok 04 dapat dilaksanakan.

Page 23: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

85

Pada kondisi aktual dibulan Desember 2013, jumlah hari hujan sebanyak

19 hari, dengan curah hujan rata-rata sebesar 5,68 mm/day dan durasi hujan

rata-rata sebesar 2,5 jam. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi volume aktual air

yang masuk lebih kecil dari perencanaan. Namun, kenyataannya penurunan

volume tidak tercapai, Hal ini dapat ditunjukkan pada kondisi aktual diakhir

bulan Desember 2013. Hasil perhitungan volume aktual diperoleh volume air

setelah pemompaan pada akhir bulan Desember 2013 sebesar 20.492,93 m3 (Lihat

tabel 5.11).

Tabel 5.11 Ketercapaian Pengurangan Volume Berdasarkan Perhitungan

Perencanaan dan Perhitungan Aktual

Date

Plan AktualInput Volume Volume Sump Volume Volume

mᶾ Awal (mᶾ) Terkoreksi (mᶾ) Terkoreksi (mᶾ)

Des

Des

6 265,952.90 253,665.17 257,506.977 2,837.56 253,665.17 241,377.43 246,157.748 2,837.56 241,377.43 229,089.70 233,488.849 2,837.56 229,089.70 216,801.97 221,083.8710 2,837.56 216,801.97 204,514.24 208,414.9711 2,837.56 204,514.24 192,226.50 196,010.0012 2,837.56 192,226.50 179,938.77 183,341.1013 2,837.56 179,938.77 167,651.04 170,936.1414 2,837.56 167,651.04 155,363.30 158,267.2315 2,837.56 155,363.30 143,075.57 145,862.2716 2,837.56 143,075.57 130,787.84 133,193.3717 2,837.56 130,787.84 118,500.10 125,275.3018 2,837.56 118,500.10 106,212.37 113,134.2719 2,837.56 106,212.37 93,924.64 100,465.3720 2,837.56 93,924.64 81,636.91 88,060.4021 2,837.56 81,636.91 69,349.17 75,391.5022 2,837.56 69,349.17 57,061.44 63,250.4723 2,837.56 57,061.44 44,773.71 50,581.5724 2,837.56 44,773.71 32,485.97 38,440.5425 2,837.56 32,485.97 20,198.24 25,771.6326 2,837.56 20,198.24 7,910.51 20,492.9327 2,837.56 7,910.51 - 20,492.93

Page 24: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

86

28 2,837.56 - - 20,492.9329 2,837.56 - - 20,492.9330 2,837.56 - - 20,492.93

31 2,837.56 - - 20,492.93

Rata-Rata 105,636.33 113,753.50 µ 21.00 26.00

SD 86,102.45 81,452.48

Dari hasil perhitungan tingkat penurunan volume sump berdasarkan plan

dan aktual, selanjutnya dilakukan pengujian Statiistik dua arah untuk mengetahui

metode perhitungan plan atau aktual yang lebih tepat.

Misalkan µ1 dan µ2 adalah nilai rata-rata volume terkoreksi berdasarkan

perhitungan plan dan aktual. Dengan hipotesis statement H0 adalalah rata-rata

volume terkoreksi perhitungan plan tidak sama dengan rata-rata volume

terkoreksi perhitungan aktual, dan hipotesis statement H1 rata-rata volume

terkoreksi perhitungan plan sama dengan rata-rata volume terkoreksi perhitungan

aktual.

1. H 0 : μ1=μ2 atau μ1−μ2=0

2. H 1: μ1≠ μ2 atau μ1−μ2 ≠ 0

3. α=0.1

4. Wilayah kritik : t <−2,014 atau t>2,014 (Lampiran J), sedangkan dalam

hal ini,

t=( X1−X2 )−d0

S p√ 1n1

+ 1n2

Dengan v = 45 derajat bebas, (n1+n2−2)

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 25: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

87

5. Perhitungan :

X1=113.753,50 , S1=81.452,48 , n1=26

X2=105.636,33 , S2=86.102,45 , n2=21

Dengan demikian :

Sp=√ (n1−1 ) S12+(n2−1)S2

2

n1+n2−2

Sp=√(25 )81.452,482¿+(20)86.102,452¿ ¿45

¿

Sp=√ 165.862.667 .120,11+148.272.631 .510,4045

Sp=√ 17.590 .035.609,745

Sp=√390.889 .680,22

Sp=19.770,93

t=( X1−X2 )−d0

S p√ 1n1

+ 1n2

t=(113.753,50−105.636,33 )−0

19.770,93√ 126

+ 121

t= 8.117,17

19.770,93√ 126

+ 121

t= 8.117,17

19.770,93√ 47546

t= 8.117,1719.770,93√0,086

Page 26: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

88

t= 8.117,1719.770,93 x 0,293

t= 8.117,1757.928,83

t=0,14

Berdasarkan tabel t (Lampiran J), nilai t tabel adalah 2,014.

6. Keputusan : Terima H0 dan simpulkan bahwa kedua metode perhitungan

berdasarkan perencanaan dan perhitungan aktual tidak sama. Karena nilai

thitung jatuh di wilayah kritik ttabel < thitung < ttabel. Dapat disimpulkan bahwa

metode perhitungan biasa atau aktual tidak sama dengan metode

perhitungan perencanaan (plan).

Aktivitas monitoring volume sump pit 4500 di atas kemudian ditampilkan

dalam grafik perubahan volume air sumuran pit 4500 dengan tujuan agar kita

dapat menganalisa tingkat penurunan volume sumuran tersebut tiap harinya.

Adapun kondisi tingkat penurunan volume perencanaan dengan volume

aktual pada bulan Desember 2013 dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Page 27: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

89

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

Volume Sump Pit 4500 Desember 2013

Penurunan_Aktual Penurunan_Plan

Vol

ume

m3

Gambar 5.4 Grafik Penurunan Sump Pit 4500 Bulan Desember 2013

Penggambaran grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian

penurunan volume air pada akhir bulan Desember 2013 dari aktivitas

pemompaan tersebut sebesar 20.492,93 m3 dari perencanaan penurunan volume

sebesar 7.910,508 m3. Dari sini dapat disimpulkan bahwa persentase tingkat

ketercapaian aktual terhadap perencanaan pada akhir bulan Desember 2013 hanya

38,6%. Oleh karenanya progress batubara di blok 04 belum bisa dilakukan karena

di area tersebut masih digenangi air. Oleh karena itu perlu ditelusuri aspek-aspek

penyebab ketidaktercapaian plan agar perusahaan dapat melakukan perbaikan dan

segera melakukan penggalian batubara di area pit aktif tersebut.

5.2.8 Upaya Untuk Mencapai Perencanaan Pengurangan Volume Air Sump

Pit 4500

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 28: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

90

Berdasarkan analisa data dan grafik volume Sump Pit 4500 di bulan

Desember 2013, menunjukkan bahwa perencanaan penurunan Air Sump Pit 4500

tidak tercapai . Ketidaktercapaian tersebut disebabkan oleh beberapa aspek.

Dalam pembahasan ini digunakan analisa dengan menggunakan diagram

fishbone untuk memudahkan penelusuran faktor penyebab ketidaktercapaian

tersebut.

Diagram fishbone merupakan suatu diagram yang digunakan untuk

mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah

tersebut. Dari penelusuran dengan metode diagram fishbone tersebut, maka dapat

dilakukan langkah perbaikan (corrective action) agar dapat meminimalisasi serta

menanggulangi masalah yang ada. Hal ini dilakukan dengan harapan pada

aktivitas pemompaan selanjutnya, penurunan volume air yang direncanakan

dapat tercapai. Dari diagram fishbone dapat dilihat tingkat penurunan volume air

di sump pit 4500, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Metode (system dewatering)

2. Mesin atau kemapuan pompa

3. Manusia (Human eror)

4. Lingkungan (envinroment)

Page 29: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

91

Gambar 5.5 Analisis Masalah Menggunakan Diagram Fishbone

1) Mesin (Machine)

a. Pompa Tidak Beroperasi

Berdasarkan data jam kerja (HM) pompa dari PT. Trubaindo Coal Mining

di pit 4500, dapat dilihat bahwa waktu kerja pompa tidak optimal. Hal ini

dikarenakan unit pompa sering standby bahkan tidak beroperasi. Adapun jumlah

hari pompa tidak beroperasi di bulan Desember 2013 pada pompa Multiflo 420-E

sebanyak 5 hari. (Lihat Lampiran I, Tabel I.1).

KeterlambatanPengisian Fuel Pompa

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 30: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

92

Gambar 5.6 Kondisi Pompa Multiflo 420-E yang Tidak Beroperasi

Dengan demikian, pada kondisi aktual penurunan air tidak mengalami

penurunan yang direncanakan. Hal ini dikarenakan plan dewatering pompa bulan

Desember 2013 direncanakan unit pompa continue dengan PA 95% dan UA

90%, sedangkan pada kondisi aktualnya unit pompa Multiflo 420-E beroperasi

dengan PA rata-rata pompa 100% dan UA rata-rata pompa 75%. (Lihat

Lampiran F).

Multiflo 420-E0%

20%

40%

60%

80%

100% PA-UA Pump Desember 2013

Plan_PA

Aktual_PA

Plan_UA

Aktual_UAPre

sent

ase

Gambar 5.7 Physical Availabilty dan Use Of Avaylability

Grafik PA-UA pompa bulan Desember 2013 menunjukan bahwa tidak

optimalnya waktu kerja pompa dikarenakan banyaknya waktu standby pompa

Multiflo 420-E. Tingginya waktu standby pompa disebabkan oleh kehabisan

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Page 31: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

93

bahan bakar dan menunggu bahan bakar yang di drop menuju pompa, misalnya

pada tanggal 27-31 Desember selama 5 hari berturut-turut pompa tidak beroperasi

dikarenakan bahan bakar habis dan tidak adanya driver fuel tank. Oleh karena itu,

perlu dilakukan kegiatan perbaikan atas permasalahan tersebut diantaranya

menyiapkan cadangan bahan bakar yang cukup, meningkatkan kedisiplinan

operator, misalnya dengan pemberian sangsi yang tegas bagi operator yang lalai,

menyediakan sarana yang cukup bagi operator untuk menuju pompa, dan lain-

lain.

b. Debit Keluaran Pompa

Debit pompa aktual diperoleh dari data pengukuran dan perhitungan

kecepatan aktual yang dilakukan di outlet pompa.

Gambar 5.8 Kegiatan Pengukuran di Outlet Pompa

Dari hasil pengukuran dan perhitungan kecepatan aliran air di outlet,

maka diperoleh kecepatan aliran untuk Multiflo 420-E sebesar 2,46 m/s dengan

rpm pompa 1050. Dalam menentukan debit aktualnya maka data kecepatan ini

dikalikan dengan luas penampang pipa yang dialiri air.

Pipa HDPE yang digunakan untuk Multiflo 420E berdiameter 12 inch

sehingga luas penampangnya sebesar 0,29 m; dengan luasan pipa yang dialiri air

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Page 32: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

94

adalah 0,0595 m2. Dari sini dapat ditentukan besarnya debit pompa yaitu sebesar

527,81 m3/jam.

Multiflo 420-E100

200

300

400

500

600

700

Debit Pompa MF 420-E Plan & Aktual

Debit_Plan

Debit_AktualDeb

it m

3/ja

m

Gambar 5.9 Debit Pompa Perencanaan dan Debit Pompa Aktual

c. Adanya Kebocoran Pipa

Pipa HDPE yang digunakan dalam mengalirkan air di Sump PIT 4500

menuju outlet ada yang mengalami kebocoran. Air tersebut keluar melalui celah

terutama dibagian sambungan pipa. Hal ini di antaranya diakibatkan karena umur

pipa yang relatif sudah lama, serta dibeberapa besi penyambung pipa tersebut

terdapat mur/baut yang tidak lengkap serta ada pula yang tidak terpasang

sempurna.

Kebocoran pipa tersebut mengakibatkan berkurangnya debit air dari

aktivitas pemompaan tersebut. Dampak lainnya yaitu ditemukannya genangan air

terutama di daerah sidewall, sehingga dapat menjadi sumber air baru yang akan

kembali masuk ke dalam sump pit 4500 tersebut. Hal ini dikarenakan genangan

tersebut masih dalam cakupan daerah tangkapan hujan (Cathcement Area).

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 33: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

95

Gambar 5.10 Kondisi Pipa HDPE yang Bocor Pada Sambungan

Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan diantaranya crew pompa harus

lebih proaktif dalam melakukan maintenance pipa (hose). Pengontrolan dilakukan

terutama di daerah sambungan pipa, misalnya aktif mengencangkan baut/mur di

area sambungan atau mengganti baut/mur yang sudah berkarat.

d. Penggunaan RPM Pompa Kecil

Dari hasil perhitungan Head total aktual pompa Multiflo 420-E, diperoleh

Head total sebesar 127,2 m. Bila dilihat dari data spesifikasi pompa Multiflo

420-E, maka Engine RPM yang sebaiknya digunakan adalah > 1050.

Namun, berdasarkan data dari aktivitas pemompaan Multiflo 420-E, rpm

yang digunakan pompa tersebut adalah 1050. Hal ini membuktikan bahwa rpm

yang digunakan pompa multiflo 420-E di bawah spesifikasi unit sehingga

berpengaruh pada kecilnya debit pompa di outlet. Oleh karena itu, perlu dilakukan

kontrol rpm untuk dapatkan debit yang sesuai dengan spesifilkasi unit tersebut.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Page 34: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

HT = 27,018 meterQ = 0,147 m3/detik

96

Gambar 5.11 Kondisi Aktual Total Head dan RPM Terhadap Grafik Spesifikasi Pompa Multiflo 420-E

2) Manusia

Aktivitas pemompaan kurang optimal dikarenakan kehilangan waktu kerja

pompa yang di akibatkan crew pompa terlambat dalam melakukan pengecekan

unit pompa, terutama ketika fuel minus. Hambatan yang dapat dihindari biasanya

terjadi akibat kurang disiplinnya pekerja atau operator dalam menjalankan jadwal

kerja sesuai dengan rencana yang dibuat. Beberapa contoh hambatan yang dapat

dihindari diantaranya terlambat mulai kerja, berhenti bekerja sebelum waktu

istirahat, terlambat bekerja setelah istirahat, keperluan operator pada jam kerja,

bekerja sebelum waktunya, dan lain-lain.

Upaya –upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang

sebenarnya dapat dihindari adalah dengan meningkatkan kedisiplinan para

operator dalam memulai waktu kerja dan mengakhiri waktu kerja. Pengisian

Sumber : Data Olahan Penulis, 2013

Page 35: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

97

bahan bakar maupun perawatan dapat memanfaatkan waktu istirahat sehingga

tidak memotong waktu kerja.

3) Lingkungan (Environtment)

a. Luas Daerah Tankapan Hujan Besar

Berdasarkan data daerah tangkapan hujan (DTH) yaitu DTH I merupakan

daerah di area pit aktif (inpit) yang memiliki luas daerah 0,2841 km2. Luas DTH II

adalah daerah di area outpit yang memiliki luas daerah 0,1116 km2. Dengan

demikian, maka luas DTH seluruhnya adalah 0,4007 km2.

Hal ini menunjukkan bahwa Pit 4500 memiliki luas Pit aktif yang cukup

luas. Apalagi ditambah dengan area outpit sebesar 29,09%, yang juga merupakan

daerah tangkapan hujan sehingga volume air yang masuk di area tersebut yang

akan masuk ke sump semakin besar pula.

Adapun usulan perbaikan yang dapat dilakukan diantaranya mereduksi

luas DTH dengan pembuatan saluran drainase di area outpit misalnya di daerah

sidewall. Hal ini dapat mengurangi jumlah volume air yang masuk kedalam sump

pit 4500 tersebut, sehingga penggalian batubara di pit aktif yang tergenang air

sump tersebut dapat dilakukan.

b. Luapan Saluran Drainase

Beberapa titik saluran drainase kurang terawat dimana ditemukan luapan

air di sejumlah paritan yang ada. Hal ini di karenakan telah terjadi pendangkalan

pada dimensi paritan tersebut yang di sebabkan oleh erosi tanah yang masuk ke

dalam paritan, sehingga tidak dapat menampung air yang mengalir melalui paritan

Page 36: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

98

tersebut. Hal ini dapat menambah volume air yang masuk ke sump akibat luapan

air yang seharusnya mengalir melalui paritan, namun mengalir menuju sump.

Oleh karena itu, pihak perusahaan harus melakukan aktivitas perawatan

rutin di areal paritan diantaranya melakukan penggalian kembali paritan yang

mengalami pendangkalan.

c. Akses Menuju Pompa Jauh

Jarak dari office PT. Trubaindo Coal Mining menuju sump pit 4500 relatif

jauh (±19 km) dengan menggunakan sarana berupa 1 unit mobil. Jumlah operator

Pit Service-In Pit di South blok yang bertugas berjumlah 6 orang, dimana sarana

yang tersedia hanya 1 unit mobil tersebut. Waktu untuk mengantar operator dari

office menuju pit pit 4500 dibutuhkan waktu sekitar ± 20- 30 menit. Begitu pula

akses operator menuju pompa dilakukan dengan menggunakan perahu viber.

Hal ini menimbulkan kehilangan cukup banyak waktu kerja pompa

dikarenakan menunggu sarana dan keterlambatan dalam pengisian fuel pompa.

Dari masalah ini maka di sarankan agar ditambah sarana berupa 1 unit mobil,

yang khusus untuk menuju sump pit 4500.

Gambar 5.12 Sarana Transportasi yang Digunakan Menuju PompaSumber : Dokumentasi Penulis, 2013

Page 37: BAB_V_Pembahasan_Fix.docx

99

4) Metode

Sistem penyaliran tambang yang digunakan untuk mengantisipasi adanya

air pada daerah tambang adalah sistem penyaliran langsung, dimana untuk

mengeluarkan air yang sudah masuk ke area penambangan dilakukan dengan

open sump system. Sistem ini dilakukan dengan cara mengalirkan air yang sudah

masuk ke area penambangan secara alami menuju sump (sumuran).

Pemompaan yang tidak maksimal ini dikarenakan waktu kerja pompa

yang berkurang baik dari faktor manusia yang kurang disiplin dalam monitoring

fuel pompa dan maintenence pipa, faktor mesin diantaranya pompa yang tidak

beroperasi, debit outlet kecil, terdapat kebocoran pipa, dan lain-lain.

Faktor-faktor tersebut di atas berakibat pada ketidaktercapaian

perencanaan penurunan volume sump, sehingga berpengaruh pada keterlambatan

penggalian batubara di blok 04 tersebut. Oleh karena itu, secara umum dari

metode yang di gunakan tidak bermasalah, namun perlu dilakukan beberapa

perbaikan diantaranya memaksimalkan kinerja pompa, mengurangi jadwal

standby pompa, penggantian pipa yang telah aus, untuk meningkatkan debit di

outlet, dan sebagainya.