7 Bab Bab Bab Bab II II II II Kajian Kajian Kajian Kajian Pustaka Pustaka Pustaka Pustaka 2.1 2.1 2.1 2.1 Kajian Kajian Kajian Kajian teori teori teori teori Hakekat Hakekat Hakekat Hakekat Matematika Matematika Matematika Matematika Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan-aturan yang ada dan harus dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari (Hamzah, 2002 : 60). Selanjutnya mendefinisikan bahwa matematika sebagai ilmu pengetahuan tentang ruang dan bilangan, ia sering dilukiskan sebagai suatu kumpulan sistem matematika yang mempunyai struktur tersendiri dan bersifat deduktif. Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur dan hubungannya yang teratur menurut aturan yang logik (Anonim, 1991 : 59). Belajar matematika merupakan belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan diantara konsep dan struktur tersebut (Karso, 1994: 40). Belajar matematika merupakan proses psikologis, yaitu berupa kegiatan aktif dalam upaya memahami dan menguasai konsep matematika. Kegiatan aktif dimaksudkan adalah pengalaman belajar matematika yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan matematika dalam konteks belajar mengajar di lembaga pendidikan. Matematika adalah pelajaran tentang suatu pola/susunan dan hubungan matematika adalah cara berfikir, bahasa, alat, suatu seni, kekuasaan. Fokus dari pembelajaran matematika adalah (1) Dengan menggunakan pemecahan masalah yang tertutup atau terbuka. (2) Dikembangkan ketrampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. (3) Pembelajaran dimulai dengan masalah kontekstual. Menurut Muhsetyo (2008) pembelajaran matematika adalah proses pemberian belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari Tujuan pembelajaran matematika itu sendiri adalah (1) Memahami konsep matematika mempunyai arti menggunakan penalaran pada pola dan sifat, membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasannya. (2) Memecahkan masalah
17
Embed
BabBBabab IIIIII KajianKKajianajian PustakaPPustakaustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3751/3/T1_262012028_BAB II.pdf8 yaitu mengkomunikasikan gagasannya dengan simbul, tabel,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk
mengingat dan mengenal kembali semua aturan-aturan yang ada dan harus dipenuhi
untuk menguasai materi yang dipelajari (Hamzah, 2002 : 60). Selanjutnya mendefinisikan
bahwa matematika sebagai ilmu pengetahuan tentang ruang dan bilangan, ia sering
dilukiskan sebagai suatu kumpulan sistem matematika yang mempunyai struktur tersendiri
dan bersifat deduktif. Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur dan hubungannya
yang teratur menurut aturan yang logik (Anonim, 1991 : 59).
Belajar matematika merupakan belajar konsep dan struktur yang terdapat dalam
bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan diantara konsep dan
struktur tersebut (Karso, 1994: 40). Belajar matematika merupakan proses psikologis, yaitu
berupa kegiatan aktif dalam upaya memahami dan menguasai konsep matematika.
Kegiatan aktif dimaksudkan adalah pengalaman belajar matematika yang diperoleh siswa
melalui interaksi dengan matematika dalam konteks belajar mengajar di lembaga
pendidikan.
Matematika adalah pelajaran tentang suatu pola/susunan dan hubungan
matematika adalah cara berfikir, bahasa, alat, suatu seni, kekuasaan. Fokus dari
pembelajaran matematika adalah (1) Dengan menggunakan pemecahan masalah yang
tertutup atau terbuka. (2) Dikembangkan ketrampilan memahami masalah, membuat
model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. (3) Pembelajaran
dimulai dengan masalah kontekstual. Menurut Muhsetyo (2008) pembelajaran matematika
adalah proses pemberian belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika
yang dipelajari
Tujuan pembelajaran matematika itu sendiri adalah (1) Memahami konsep
matematika mempunyai arti menggunakan penalaran pada pola dan sifat, membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasannya. (2) Memecahkan masalah
8
yaitu mengkomunikasikan gagasannya dengan simbul, tabel, diagram atau media lain. (3)
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika.
Ruang lingkup pembelajaran matematika SD/MI adalah bilangan, geometri dan
pengukuran (pengolahan data). Mengapa matematika diberikan di semua satuan
pendidikan yaitu untuk (1) Membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. (2) Kompetensi di
atas diperlukan agar mampu memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan strategi pemecahan
masalah antara lain membuat diagram, mencobakan pada soal yang lebih sederhana,
membuat tabel, menemukan pola, memecah tujuan, memperhitungkan setiap
kemungkinan, berfikir logis, bergerak dari belakang, mengabaikan hal yang tidak mungkin
mencoba-coba, menentukan apa yang diketahui, ditanyakan.
Jadi pembelajaran matematika merupakan proses psikologis, yaitu berupa kegiatan
aktif dalam upaya memahami dan menguasai konsep matematika, dan yang mempunyai
pola cara berfikir, bahasa, alat,seni, dan suatu kekuasaan yang memfokuskan pada
pemecahan masalah, memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan
masalah, menafsirkan solusi dan pembelajaran yang dimulai secara kontekstual.
Pencapaian tujuan Matematika dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang
standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi
Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang secara nasional
harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap
satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi
oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran matematika yang diitujukan bagi
bagi siswa kelas V SD disajikan melalui tabel 2.1 berikut ini.
9
Tabel 2.1
SK dan KD Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Melakukan operasi
hitung bilangan
bulat dalam
pemecahan
masalah
1.1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasukpenggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran
1.2. Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK danFPB
1.3. Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat1.4. Menghitung perpangkatan dan akar sederhana1.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Diah Sri Sumarsi (2008) tentang
“Upaya Peningkatan hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik
Pada Siswa Sekolah Dasar (PTK di MIM Gayam Pada Pokok Bahasan Bangun Datar
Kelas II Semester 2 Tahun 2007/2008)”,menunjukkan 85% siswa yang pembelajarannya
dengan menggunakan pendekatan RME dapat memperoleh nilai lebih besar sama dengan
6,5 (Ketentuan Sekolah) serta guru berhasil melaksanakan pembelajaran dengan
21
menggunakan RME dengan minimal 85% skenario pembelajaran yang dibuat telah
dilaksanakan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Wahyu Kuncoro (2010) pada siswa kelas V
SD Blungun 2 Jepon Blora menggunakan pendekatan matematika realistik adalah bahwa ada
peningkatan hasil belajar matematika tentang mengali dan membagi bilangan bulat. Hal ini
ditunjukkan pada hasil pembelajaran pra siklus, siswa yang mencapai KKM ada 7 siswa(23,33%)
dari 30 siswa dengan rata-rata 59,33, meningkat menjadi 18 siswa (60%) yang tuntas pada hasil
pembelajaran siklus I dengan rata-rata 71,83 dan siklus II semua siswa tuntas 100% dengan nilai
rata-rata 78. Sehinggga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.
Kholidin (2010) dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanaklan pada siswa
kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal, diketahui
bahwa pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep
perkalian bilangan cacah dalam pembelajaran matematika kelas II SD Negeri Lembasari
02. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari kondisi
awal sebelum tindakan hanya 13 siswa dari 30 siswa (43%) yang tuntas dengan KKM 60,
pada siklus 1 PTK ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 24 siswa (80%). Kemudian
setelah diadakan siklus 2 PTK ketuntasan belajar siswa kembali meningkat menjadi 28
siswa (93%)
Pendekatan matematika realistik (realistic mathematic education) sangat cocok diterapkandalam proses pembelajaran di kelas VIII H SMP N 22 Bandung. Dari hasil pengamatan
tentang aktivitas belajar siswa di kelas VIII H SMP N 22 Bandung, ternyata pendekatam
matematika realistik (realistic mathematic education) dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika realistik memberikan peran yang baik dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik siswa.
2. Dari hasil penelitian tersebut, dapat diketahui pula bahwa siswa menunjukkan sikap
positif terhadap kegiatan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik.
3. Metode pembelajaran yang digunakan pada implementasi pembelajaran
matematika realistik dalam upaya menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan komunikasi matematika adalah pemecahan masalah dan penemuan
(reinvention guide).
22
4. Strategi dan bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil (small group cooperative learning).Dengan bekerja secara berkelompok, siswa mampu menunjukkan kemampuan lebih