VI - 0 PERKULIAHAN XV dan XVI TIK : Mahasiswa dapat mengetahui cara memindahkan/mentransper titik-titik yang ada di peta perencanaan ke lapangan (permukaan Bumi). Pokok Bahasan : Pematokan / Stake-Out Deskripsi Singkat : Akan dibahas cara pematokan untuk jalur lurus, lengkung horisontal baik yang berupa lingkaran maupun spiral dan lengkung vertikal. I. Bahan Bacaan 1. Anonim: Ukur Tanah 2: PEDC Bandung, 1983 2. Russell C. Brinker dkk, Alih Bahasa Djoko Walijatun: Dasar-Dasar Pengukuran Tanah: Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987 3. Hendriatiningsih S., Geometrik Jalan Raya dan Stake Out, Jurusan Teknik Geodesi, ITB, 1984. II. Pertanyaan Kunci/Tugas 1. Jelaskan cara-cara melakukan pematokan pada lengung horisontal. 2. Jelaskan cara-cara melakukan pematokan pada lengkung vertical. III. Tugas : Kerjakan soal-soal/test pada bagian akhir bab VI dan diskusikan PDF Create! 2 Trial www.scansoft.com
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
VI - 0
PERKULIAHAN XV dan XVI
TIK :
Mahasiswa dapat mengetahui cara memindahkan/mentransper titik-titik yang ada
di peta perencanaan ke lapangan (permukaan Bumi).
Pokok Bahasan : Pematokan / Stake-Out
Deskripsi Singkat :
Akan dibahas cara pematokan untuk jalur lurus, lengkung horisontal baik yang
berupa lingkaran maupun spiral dan lengkung vertikal.
I. Bahan Bacaan
1. Anonim: Ukur Tanah 2: PEDC Bandung, 1983
2. Russell C. Brinker dkk, Alih Bahasa Djoko Walijatun: Dasar-Dasar
Pengukuran Tanah: Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987
3. Hendriatiningsih S., Geometrik Jalan Raya dan Stake Out, Jurusan Teknik
Geodesi, ITB, 1984.
II. Pertanyaan Kunci/Tugas
1. Jelaskan cara-cara melakukan pematokan pada lengung horisontal.
2. Jelaskan cara-cara melakukan pematokan pada lengkung vertical.
III. Tugas :
Kerjakan soal-soal/test pada bagian akhir bab VI dan diskusikanPDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 1
BAB VI
PEMATOKAN / STAKE-OUT
6.1. Pendahuluan
Deskripsi singkat.
Akan dibahas cara pematokan untuk jalur lurus, lengkung horisontal baik yang
berupa lingkaran maupun spiral dan lengkung vertikal.
Relevansi.
Pematokan dilakukan untuk memindahkan/mentransper titik-titik dalam peta
perencanaan ke lapangan untuk pelaksanaan suatu konstruksi, ini merupakan
kegiatan awal yang sangat menentukan tercapainya suatu pelaksanaan konstruksi
sesuai rencana.
TIK :
Mahasiswa dapat mengetahui cara memindahkan/mentransper titik-titik yang ada
di peta perencanaan ke lapangan (permukaan Bumi).
2.2 Penyajian
A. Pengantar.
Pematokan/stake-out adalah memindahkan/mentransfer titik-titik yang ada dipeta
perencanaan kelapangan (permukaan bumi).
Pematokan dan atau stationing dimulai dari titik awal proyek dengan nomor
station : 0 + 000. Angka sebelah kiri tanda + menunjukan kilometer,
sedangkan sebelah kanan tanda + menunjukkan meter. Angka station bergerak
keatas dan tiap 50 meter dituliskan pada gambar perencanaan. Kemudian nomor
station pada titik-titik utama tikungan yaitu : TS, SC, CS, ST atau TC, serta
PI harus dicantumkan ; pemberian nomor diakhiri pada titik akhir proyek.
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 2
Gambar 6-1
Cara melakukan stationing/pematokan adalah sebagai berikut :
Dengan diketahuinya koordinat titik awal proyek pada sta 0 + 000 dan koordinat
titik-titik PI1, PI2 ……. dst. Maka dapat dihitung jarak-jarak d1, d2, d3 , …….. dst.
Jarak-jarak d ini untuk menghitung station-station PI, sbb.
PI1 Sta …. + …. = (Sta 0 + 000) + d1
PI2 Sta … + …. = (PI1 Sta … + … ) + d2
TS Sta … + …. = ( PI1Sta … + …) - Tt
SC Sta …. + …. = (TS Sta …. + …) + LS
CS Sta …. + …. = (SC Sta …. + …. ) + LC
ST Sta ….. + …. = (CS Sta … + ….) + LS
Kemudian untuk lengkungan yang kedua juga dihitung dari (PI2 Sta ... + … ).
Jadi :
TS Sta … + … = (PI2 Sta … + … ) - TS
SS Sta … + … = (TS Sta … + … ) + LS
ST Sta … + … = ( SS Sta … + … ) + LS
Untuk stationing selanjutnya sampai dengan station akhir, cara melakukannya
sama dengan cara sebelumnya (dihitung dulu sta PI).
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 3
B. Isi Materi
B.1. Pematokan Jalur Lurus
Pematokan jalur lurus pada jalan raya adalah pematokan tangaen atau garis lurus
yang menghubungkan antara dua titik PI.
Pada pematokan tangent, dilakukan pada jarak setiap 50 m dan pemasangan pilar
(Bench Mark) pada jarak maximal 500 meter.
Sebelum melakukan pematokan pada tangent, maka haruslah ditentukan terlebih
dahulu station awal/titik awal rencana sumbu jalan tersebut.
B.1.1. Pematokan Suatu Titik Dilapangan
Untuk menentukan titik/station awal dari rencana sumbu jalan, diperlukan
minimal dua pilar (Bench Mark) yang ada dilpangan dengan diketahui
koordinatnya. Jadi pada waktu akan membuat peta perencanaan, harus dipasang
minimal dua buah pilar BM pada awal sumbu rencana jalan dan diukur / dihitung
koordinatnya.
Misalkan Sta 0 + 000 mempunyai koordinat (S0, Y0) yang didapat dari peta
perencanaan secara grafis, dan Sta 0 + 000 adalah titik yang akan dicari letaknya
dilapangan dan dalam hal ini, sebagai pegangan (referensi) dipakai titik-titik
Bench Mark A (Xa, Ya) dan Bench Mark B (Xb, Yb).
Untuk menentukan titik awal Sta 0 + 000 dapat dilakukan dari A atau dari B,
tergantung dari situasi dan kondisi dari medannya tetapi sebaiknya dilakukan dua
kali yaitu dari A dan B, sehingga ada suatu koreksi.
a. Mematok Sta 0 + 000 dari titik A :
Sebelum melakukan pematokan, terlebih dahulu menghitung besaran-besaran
yang diperlukan untuk pematokan, akah sebagai berikut.
1. Hitung azimuth/sudut jurusan garis SB (αab) ;
Yb - Xa
Tanαab = -----------Yb - Ya
αab = …0 …’ …”
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 4
Gambar 6-2
.
2. Hitung sudut jurusan garis AO (αao) ;
X0 - Xa
Tan αao = -------------Y0 - Ya
αao = … 0 … ‘ …”
3. Hitung sudut α= OAB
α= αab - αao
4. Hitung jarak AO = dac
Xo - Xa Yo - Ya
αao = --------------- atau ------------sinαao cosαao
atau √(Xo–Xa)2 + (Yo–Ya)2
5. Cara Pematokannya sbb :
*). Letakkan alat ukur sudut diatas titik Bench Mark A dan
atur alat tersebut.
**). Arahkan alat ukur tersebut ketitik BM-B, misalkan bacaan
lingkaran horisontalnya = 11
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 5
***). Kemudian putar alat ukur searah jarum jam sehingga
bacaan lingkaran horisontalnya = 11 + (3600 - £).
****). Ukurkan jarak sepanjang dao yang searah dengan garis
bidik teropong pada ***).
*****).Dengan demikian letak titik Sta 0 + 000 dapat dipatok.
b. Mematok Sta 0 + 000 dari titik B :
1. Hitung sudut jurusan garis BA (αba) ;
Xa - Xb
Tan αba = -----------Ya - Yb
αba = …0 …’ …”
2. Hitung sudut jurusan BO (αbo) ;
X0 - Xb
Tanαbo = -----------Yo - Yb
αab = …0 …’ …”
3. Hitung sudut β= OBA
β = αao -αba
4. Hitung jarak BO = dbo
Xo - Xb Yo - Yb
Dbo = --------------- atau ------------sinαbo cosαbo
atau √(Xo–Xb)2 + (Yo–Yb)2
5. Cara Pematokannya sbb :
*). Letakkan alat ukur sudut diatas titik Bench Mark B dan
atur alat tersebut.
**). Arahkan alat ukur tersebut ketitik BM-A, dan baca
lingkaran horisontalnya, misalkan = 12
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 6
***). Kemudian putar teropong tersebut searah jarum jam
sehingga bacaan lingkaran horisontalnya = 12 +β.
****). Ukurkan jarak sepanjang dbo yang searah dengan garis
bidik teropong pada ***).
*****).Dengan demikian letak titik Sta 0 + 000 dapat dipatok.
B.1.2. Pematokan As/Sumbu Rencana Jalan
Pematokan as/sumbu rencana jalan disini adalah pematokan tangent atau garis
lurus yang menghubungkan antara dua titik PI atau titik awal dengan titik PI.
Pematokan pada lengkungan, dimana lengkungan juga termasuk sumbu rencana
jalan akan dibicarakan tersendiri.
Sebelum dilakukan pematokan jarak setiap 50 m pada tangent, terlebih dahulu
harus menetapakan arah dari tangent tersebut dilapangan.
Caranya adalah sbb :
Gambar 6-3
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 7
1). Hitung sudut jurusan OB = αob
Xb - Yo
Tanαob = -------------Yb - Yo
αob = … o …’ …”
2). Hitung sudut jurusan 01 = α01
X1 - X0
Tanα01 = ----------Y1–Yo
α01 = …0 …’ …”
3). Hitung sudut γ= 1 O B
γ= αob -αo1
X1 - Xo Y1 - Yo
4). Hitung Jarak = PI1 = do1 = -------------- atau ------------Sinα01 cosα01
Atau √ (X1 - X0)2 + (Y1 - Yo)2
5). Cara pematokannya sbb :
- Letakkan alat ukur sudut dititk Sta 0 + 000 dan atur alat
tersebut.
- Arahkan alat tersebut ketitik B dan baca lingkaran
horisontalnya, misalkan = 1/3.
- Kemudian putar teropong tersebut serah jarum jam sehingga
bacaan lingkaran horisontalnya = 1/3 + (360–γ).
- Ukuran jarak setiap 50m yang searah dengan garis bidik
teropong sampai dengan jarak dari Sta 0 + 000 ketitik PI1
sehingga titik PI1 dapat dipatok.
- Setelah titik PI1 dipatok maka titik PI2 juga dapat dipatok
dengan data-data hitungan £12 atau dari data lengkungan (Δ).
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 8
B.2. Pematokan Lengkungan Horisontal :
Pematokan pada lengkungan horizontal dibedakan atas bentuk lengkungan
tersebut yaitu :
( 1 ). Lingkaran
( 2 ). Spiral
Pada pematokan lengkungan berbentuk lingkaran ada 5 cara, dari titik TC.
a. Cara dengan selisih busur yang sama panjang
b. Cara dengan selisih absis yang sama panjang
c. Cara dengan perpanjangan tali busur
d. Cara dengan koordinat polar (metoda sudut defleksi).
e. Cara dengan membuat politon.
dan cara dari titik O dan titik PI.
Sedangkan pada lengkungan berbentuk spiral ada 2 cara yaitu :
a. Cara/metoda sudut defleksi
b. Cara absir dan ordinat
B.2.1. Pematokan Pada Busur Lingkaran.
a.1. Cara dengan selisih busur yang sama panjang dari titik TC.
Gambar 6-4
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 9
Dari data lengkungan diketahui unsure-unsur RC,ΔC dan LC.
Misalkan panjang busur yang sama panjang = a meter = LC/n -- dimana n adalah
banyaknya titik (harga a diambil antara 8 m s/d 12,5 m).
Dari segitiga TC - 1 - 0 (lihat Gambar 6-4 diatas).
Panjang busur a membentuk sudutγ, maka :
a 3600
γ= ------ . -------RC 2
Koordinat titik 1, 2, 3, 4, n = CT pada salib sumbu garis tangent (TC –PI)
dengan garis yang tegak lurus pada (TC-O) adalah sebagai berikut :
Untuk titik 1 : X1 = RC sinγγ
Y1 = 2 RC sin2 ---- = RC - RS cos .2
Untuk titik 2 : X2 = RC sin 2 .γ2
Y2 = 2 RC sin2 ------- = RC–RC cos 2γ .2
Untuk titik 3 : X3 = RC sin 3γ.
3γY3 = 2 RC sin2 -------
2
Untuk titik 4 : X4 = RC sin 4γ.
4γY4 = 2 RC sin2 ---------
2
Untuk titik n dilengkungan :
XCT = Xn = RC sin n = RC sinΔC
n.γYCT = Yn = 2 RC sin2 ------ = RC–RC cos n.γ
2
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 10
ΔC= 2 RC sin2 ------ ( 1–cosΔC )
2
Cara ini banyak hitungannya tetapi letak titik-titik/patok-patok pada lengkungan
teratur.
a.2. Cara dengan selisih absis yang sama panjang dari titik TC.
Gambar 6-5
Selisih absis = a
Untuk titik 1 :X1 = a
Y1 = RC - √RC2–X1
2 = RC -√R2C–(2a)2
Untuk titik 2 :X2 = 2a
Y2 = RC -√R2C–X2
2 = RC -√R2C–(2.a)2 =
Untuk titik 3 :X3 = 3a
Y3 = RC -√R2C–X2
3 = RC -√R2C–(3.a)2 =
Untuk titik n :XCT = Xn = na = Rc sin∆C
PDF Cre
ate! 2
Tria
l
www.scan
soft.c
om
VI - 11
YCT = Yn = RC -√R2C–X2
n = RC -√R2C–(n.a)2 =
-√R2C–(RCsinΔC)2
Cara ini banyak juga perhitungannya dan letak titik-titiknya pada lengkungan
tidak teratur.
a.3. Dengan cara perpanjangan talibusur dari TC (lihat gambar 6-6
dihalaman berikut) :
Panjang talibusur = a
γ a γSin ------ = ------- , sudut ----- dan dapat dihitung.
2 2 RC 2
γ a a------- arc sin ------- ------γ= 2 arc som --------
2 2 RC 2 RC
B.2.2. Pematokan Pada Busur Spiral.
Pematokan ini ada 2 cara, yaitu :
1). Dengan cara sudut defleksi
2) dengan cara absis dan ordinat.
a.1. Dengan cara sudut defleksi.
Dengan cara sudut defleksi ini, diperlukan data ukuran sudut dan jarak,
dimana data tersebut harus dihitung dahulu dari data lengkungan yaitu LS danθS.