BAB IV PEMBAHASAN / HASIL KUANTITATIF IV. 1 Analisis Strategi Bisnis (Business Strategy Analysis) IV.1.1 Analisis SWOT Analisis SWOT mengukur mengenai perbandingan pengaruh internal dan eksternal dalam PTSummarecon Agung Tbk. Strength 1. Kemampuan dan pengalaman dalam mengelola properti kawasan hunian yang nyaman. 2. Kemampuan perusahaan untuk menyediakan keragaman produk jasa dalam bidang properti. 3. Perusahaan dan karyawan memberikan kontribusi tanggung jawab secara internal melalui Yayasan Summarecon dan secara eksternal melalui Yayasan Budha Tzu Chi – Indonesia. 4. Memiliki lahan bangunan strategis. Terlihat dari PT Summarecon Agung Tbk Serpong yang berlokasi dekat dengan pintu keluar tol dan lokasi Sentral Kelapa 66
99
Embed
thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4Doc/2011-2-00296-AK Bab4001.doc · Web viewDari tabel diatas, selanjutnya penulis mengidentifikasi strategi-strategi yang dapat dilakukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
PEMBAHASAN / HASIL KUANTITATIF
IV. 1 Analisis Strategi Bisnis (Business Strategy Analysis)
IV.1.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT mengukur mengenai perbandingan pengaruh internal dan
eksternal dalam PTSummarecon Agung Tbk.
Strength
1. Kemampuan dan pengalaman dalam mengelola properti kawasan hunian
yang nyaman.
2. Kemampuan perusahaan untuk menyediakan keragaman produk jasa dalam
bidang properti.
3. Perusahaan dan karyawan memberikan kontribusi tanggung jawab secara
internal melalui Yayasan Summarecon dan secara eksternal melalui Yayasan
Budha Tzu Chi – Indonesia.
4. Memiliki lahan bangunan strategis. Terlihat dari PT Summarecon Agung Tbk
Serpong yang berlokasi dekat dengan pintu keluar tol dan lokasi Sentral
Kelapa Gading yang mudah dijangkau konsumen dan masyarakat.
5. Memiliki kombinasi produk yang lengkap antara kawasan hunian(perumahan
dan apartemen) dan komersial (pusat perbelanjaan, ruko, perkantoran,
restoran dan tempat rekreasi.
6. Perusahaan memiliki produk berkualitas tinggi dan telah dipercaya oleh
konsumen.
66
7. PT Summarecon Agung Tbk memiliki SDM yang telah terlatih dan
berkualitas.
8. Perusahaan menerapkan Total Quality Management (TQM), manajemen
perusahaan selalu mengadakan event menarik setiap tahun.
9. Pertumbuhan pendapatan pada tahun 2011 sebesar 39% menjadi Rp. 2,39
triliun dan laba bersih meningkat 66% mencapai Rp.389 milyar.
10. Adanya program “A new chapter begins” yang memetakan rencana bisnis
dan strategi Summarecon selama 5 tahun kedepan.
11. Memiliki return on equity yang lebih tinggi daripada rata-rata industri.
12. PT Summarecon Agung Tbk memiliki progam magang buat siswa atau
mahasiswa yang belum mempunyai pengalaman kerja.
Weakness
1. Harga jual yang kurang kompetitif .
2. PT Summarecon Agung Tbk hanya menyasar pada kalangan menengah
keatas sehingga tidak dapat memenuhi semua peluang pasar yang ada.
3. Adanya kenaikan harga pada lahan akibat banyaknya persaingan di sektor
property.
4. Terdapat banyak pesaing di bidang properti misalnya PT Lippo Cikarang
Tbk, PT Citraland Property Tbk yang menawarkan banyak fasilitas menarik
dan harga terjangkau.
5. PT Summarecon Agung Tbk hanya memproduksi produk propertinya di
daerah Jabodetabek saja.
6. Debt to total equity ratio yang lebih besar dari rata-rata industri.
7. Debt to total asset yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
67
8. Memiliki current ratio yang jauh kecil daripada rata-rata industri.
9. Memiliki perputaran piutang (receivables turnover) dibawah rata-rata
industri.
Opportunity
1. Seiring dengan bertumbuhnya kalangan menengah keatas dan meningkatnya
daya beli khususnya investasi di bidang properti oleh kalangan masyarakat
ini.
2. Tingginya aktivitas kerja masyarakat sehingga terbatasnya waktu mereka
untuk mengelola kawasan hunian. PT Summarecon Agung Tbk telah
merancang hunian mereka menjadi nyaman dan strategis bagi masyarakat.
3. Standar bunga bank Indonesia mengalami penurunan sehingga pihak-pihak
bank yang berhubungan dengan PT Summarecon Agung Tbk akan
melakukan penawaran bagi konsumen. Tingkat suku bunga yang rendah akan
menarik bagi konsumen untuk membeli properti.
4. Jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, maka kebutuhan akan
hunian akan ikut bertambah.
5. Membangun properti di luar jabodetabek.
6. Memasarkan produk lewat online, karena transaksi menurut Frost & Sullivan
memprediksikan pengiklanan properti di internet mengalami peningkatan
ganda dari tahun ke tahun 1%-8% pada tahun 2010.
7. Adanya acara-acara rutin yang dilakukan oleh PT Summarecon Agung Tbk
pada setiap tahunnya berupa peluncuran apartemen-apartemen mewah,
Jakarta Fashion and Food Festival (JFF), pesta Hallowen, dan acara lainnya
di dalam sektor penjualan dan brand awareness.
68
Threats
1. Banyak pesaing dalam bidang usaha properti misalkan PT Alam Sutera
Modernland Property Tbk sehingga memberikan banyak alternative terhadap
konsumen.
2. Nilai mata uang yang tidak stabil memperhambat transaksi bisnis karena
perusahaan selalu melihat kurs rupiah dan dollar.
3. Biaya operasional meningkat karena adanya perubahan dalam perundangan
dan peraturan yang berkaitan dengan Tarif Dasar Listrik pada tahun 2010.
4. Pesaing telah membaca pasar dan memiliki banyak cabang di daerah
jabodetabek. Misalnya PT Citraland Property Tbk membangun mall di
daerah semarang.
5. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
6. Kompetisi dalam mendapatkan lahan yang strategis dan meningkatnya harga
yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan proyek pembangunan properti
jangka panjang.
7. Beban pajak meningkat karena terjadi kenaikan volume bisnis.
Dari penjelasan diatas, maka dibuat dirumuskan diagram SWOT seperti
dibawah ini :
69
IFAS (internal factors)
Strenght Weakness
EFAS (External Factors)
Opportunity
1. Menawarkan jasa desain interior pada apartmen dan perumahan yang dikembangkan sehingga hal tersebut memudahkan bagi para masyarakat yang memiliki waktu terbatas namun ingin memiliki hunian yg modern dan nyaman.
1.Menyediakan produk apartemen dan perumahan yang menyasar pada kelas bawah.
2. Melakukan promosi yang gencar dan memberikan cicilan kredit kepada masyarakat karena bunga bank indonesia sedang mengalami penurunan.
2.Menawarkan fasilitas menarik dengan harga yang terjangkau masyarakat kelas bawah.
3. Menambah acara-acara rutin sebagai bagian dari promosi perusahaan agar dapat meningkatkan jalur komunikasi antara perusahaan dan konsumen.
3. melakukan penggembangan usaha di luar jabodetabek.
4. Memberikan Award kepada karyawan sehingga mereka lebih termotivasi dalam bekerja
5. Memberikan program study lanjutan kepada karyawan yang mempunyai potensi. Misalnya dari SMA ke jenjang S1
6. memulai pembangunan the springs country club di serpong yang sempat tertunda karena bunga bank sedang menurun
Threats
1. Meningkatkan kinerja perusahaan sehingga memiliki nilai "lebih" daripada perusahaan lain
1.Meningkatkan perputaran Debt to equity ratio .
2. Membuka fasilitas pendidikan misalnya sekolah atau universitas
2. Efisien dalam penggunaan BBM.
3. Mengontrol biaya produksi perusahaan agar bisa memberikan harga yang lebih murah di banding perusahaan lain.
3. Meningkatkan current ratio perusahaan dengan cara memperkecil persediaan.
4. Membuat produk yang “go green” yang ramah lingkungan
4. Menetapkan harga yang tepat sehingga dapat bersaing dengan industri yang sama.
5.Memaksimalkan pendapatan dengan meminimalkan beban pokok penjualan dan beban pokok langsung.
Tabel 4.1 Analisis SWOT
70
IV.1.2 Analisis PESTEL
1. Politik (Policy)
Pemerintah menetapkan regulasi (PP no.11 tahun 2010) yang secara umum
menjelaskan bahwa lahan-lahan terlantar dapat dikembangkan atau dapat di
manfaatkan oleh perusahaan. summarecon membeli tanah terlantar di daerah
bandung untuk dijadikan township yang bernama bandung gedebage.
2. Ekonomi (Economy)
Pada tahun 2011, perekonomian indonesia berhasil tumbuh cukup tinggi sebesar
6,1% dibanding tahun 2010. Pendapatan summarecon naik menjadi 39% dari
tahun sebelumnya sedangkan laba tahun berjalan meningkat hingga 66%.
Bank Indonesia menurunkan suku bunga dari 6,75% menjadi 6% di akhir tahun
2011. Tingkat bunga pinjaman komersial perbankan menurun dari 13% menjadi
11%. Rendahnya suku bunga memberikan peluang bagi summarecon untuk
meluncurkan produk baru seperti rumah dan ruko serta properti investasi lainnya
yang memerlukan dana dari bank.
Bank Indonesia menawarkan tingkat bunga kredit pinjaman rumah (KPR) cukup
rendah sebesar 8% untuk tahun pertama itu mendorong masyarakat / investor
untuk membeli properti dari Summarecon.
Kurs rupiah atau nilai mata uang terhadap pergerakan dollar sering tidak stabil di
Indonesia sehingga menyebabkan terhambatnya transaksi bisnis menggunakan
dollar yang dilakukan oleh PT Summarecon Agung Tbk.
3. Sosial (Social)
71
PT Summarecon Agung Tbk membentuk “Summarecon Peduli” yang terdiri
dari para karyawan Summarecon, sekaligus sebagai sukarelawan yang
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas sosial dalam masyarakat. Aktivitas-
aktivitas tersebut mencakup pemberian beasiswa untuk mereka yang layak guna
malanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, penyediaan pengobatan
gratis, pembagian sembako, penyelenggaraan kegiatan bersama serta kegiatan
kebersihan dan perawatan lingkungan.
Pada tanggal 3 mei 2011, PT Summarecon Agung Tbk memberikan beasiswa
sekolah senilai Rp290 juta kepada 270 pelajar berprestasi di wilayah sekitar unit
Summarecon Bekasi, Summarecon Kelapa Gading, dan Summarecon Serpong.
Pada tanggal 23-25 agustus 2011, PT Summarecon Agung Tbk membagikan
5.100 bingkisan sembako kepada warga daerah kelapa gading dan Bekasi serta
12.500 bingkisan sembako untuk warga di daerah Summarecon Serpong dalam
rangka menyambut hari raya idul fitri.
PT Summarecon Agung Tbk baik melalui perusahaan maupun para karyawannya
aktif berpartisipasi dalam Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam
memberikan sumbangan.
PT Summarecon Agung Tbk menyediakan program magang bagi siswa
sehingga mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan siap untuk masuk
ke dunia kerja.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun 2010 adalah “Hari
Pelestarian Lingkungan”, “Donor Darah”, serta “Bedah Rumah”.
72
Pada tanggal 25 September 2011, karyawan Summarecon menjadi relawan
dalam kegiatan bakti sosial pembagian beras cinta kasih untuk warga di sekitar
Kelapa Gading dan Tanjung Priok.
4. Teknologi (Technology)
PT Summarecon memberikan pelayanan terbaik dan terpadu kepada konsumen
melalui system teknologi yang tepat dan ditingkatkan terus menerus. Manajemen
PT Summarecon Agung Tbk menerapkan system teknologi E-Commerce
sehingga memungkinkan untuk melakukan proses jual beli secara online. Hal ini
tentu memudahkan dan menghemat waktu bagi para konsumen yang memiliki
waktu sempit untuk tetap melakukan transaksi via media eletronik.
PT Summarecon Agung Tbk membuat perumahan mewah yang mampu
menyeimbangkan kualitas produk dan kualitas lingkungan bernama Grand
Orchard, sehingga menerima penghargaan FIABCI Inonesia – BNI Prix
d’Excellence Award untuk kategori perumahan mewah oleh Federation
Internationale des Administrateurs de Bien Conselis Immobiliers (FIABCI)
Indonesia.
PT Summarecon Agung Tbk menerima Piala Adipura 2010 sebagai taman
jogging dengan lokasi terbaik untuk kategori taman kota.
Pada 10 November 2011, PT Summarecon Agung Tbk meraih penghargaan
Green Properti Award 2011 sebagai salah satu pengembang properti ramah
lingkungan.
5. Lingkungan (Environment)
73
PT Summarecon Agung Tbk mendukung program pelestarian lingkungan tzu
chi dengan mengumpulkan sumbangan sampah daur ulang dari warga dan
karyawan PT Summarecon Agung Tbk Kelapa Gading. Kegiatan ini dilakukan
juga di Summarecon Serpong, sesuai dengan mottonya “Mengubah sampah
menjadi emas; mengubah emas menjadi cinta kasih”. PT Summarecon Agung
Tbk juga secara aktif melakukan daur ulang sampah dengan menyediakan
fasilitas daur ulang di seluruh lokasi proyek pengembangannya.
6. Hukum (Law)
Pada bulan September 2008, PT Summarecon Agung Tbk menggunakan
undang-undang No.36 tahun 2008 mengenai “Pajak Penghasilan” dan
menggunakan tarif pajak tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2008 dan 25%
untuk tahun fiscal 2010 dan seterusnya.
Dengan adanya undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret
2003, perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh
karyawan yang memenuhi persyaratan.
Sesuai dengan Pasal 70 undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007,
perusahaan wajib mengalokasikan penggunaan sejumlah dana tertentu dari laba
bersih tahunannya hingga mencapai 20% dari modal ditempatkan tersebut
sedangkan PT Summarecon Agung Tbk pada tanggal 31 desember 2011, saldo
laba yang ditentukan pengunaannya masih dibawah 20% dari jumlah modal
ditempatkan dan disetor penuh.
IV.1.3 Analisis Stakeholders (Mendelow’s Matrix)
74
Mendelow matrix adalah matrix yang mengukur seberapa pentingnya
stakeholders dalam suatu perusahaan. Stakeholders sendiri adalah pemangku
kepentingan yang mempunyai distribusi kepada perusahaan, baik itu banyak
maupun sedikit.
Level Of interestLow High
Pow
er
Low
A - Minimal Effort B - Keep Informed
Media, Masyarakat, karyawan, pelanggan
Bank,pemegang saham, auditor eksternal dan
internal, komite audit serta kreditur lainnya
Hig
h
C- Keep Satisfied D - Key Players
Investor, pemasok Dewan direksi
Tabel 4.2 Mendelow Matrix
1. Minimal effort
Stakeholders yang termasuk dalam kategori minimal effort adalah
stakeholders yang tidak perlu mengetahui laporan keuangan perusahaan dan
tidak memiliki stock dalam PT Summarecon Agung Tbk. Perusahaan
memerlukan orang luar untuk memberikan pendapat mengenai operasi
perusahaan yang berlangsung tetapi keputusan tetap berada di tangan
management. Yang termasuk dalam kategori ini adalah media, masyarakat,
karyawan dan pelanggan.
2. Keep informed
75
Stakeholders yang temasuk dalam kategori keep informed adalah
stakeholders yang mempunyai tingkat ketertarikan yang tinggi terhadap
perusahaan namun tidak dapat mempengaruhi keputusan management.
Stakeholders dalam kategori ini perlu mengetahui laporan keuangan dan harus di
beritahu info-info mengenai perusahaan karena penting bagi pihak ini untuk
mengetahuinya agar dapat mendistribusikan dananya. Pihak yang termasuk
dalam kategori ini adalah bank, pemegang saham, komite audit, audit internal
dan audit eksternal, konsultan, serta kreditur lainnya.
3. Keep Satisfied
Stakeholders yang termasuk dalam kategori keep satisfied adalah
stakeholders yang mempunyai kekuasaan namun tidak mempunyai ketertarikan
untuk mengontrol perusahaan. Stakeholders membutuhkan bantuan manager
untuk mengontrol perusahaan. Pihak yang termasuk dalam kategori ini adalah
pemegang saham dan pemasok.
4. Key Players
Stakeholders yang termasuk dalam kategori key players adalah
stakeholders yang mempunyai kekuasaan dan mempunyai ketertarikan untuk
mengontrol perusahaan. Hal ini memungkinkan mereka mengatur perusahaan
dan membuat keputusan tentang langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
perusahaan agar visi dan misi perusahaan tercapai serta langkah-langkah apa
yang harus dilakukan untuk meminimalkan resiko. Pihak yang masuk kategori
ini adalah dewan direksi, dewan komisaris dan manager yang mengatur
perusahaan dan karyawan-karyawan di PT Summarecon Agung Tbk serta
76
merencanakan dan memutuskan strategi apa yang harus dilakukan agar visi dan
misi perusahaan dapat tercapai.
Setelah mengidentifikasi stakeholders, penulis mengidentifikasi strategi-strategi
yang dilakukan PT Summarecon Agung Tbk pada shareholdernya. Antara lain:
1. Masyarakat
PT Summarecon Agung Tbk mengadakan berbagai aktivitas sosial
dalam membangun keharmonisan masyarakat lingkungan di sekitar proyek
PT Summarecon Agung Tbk . Aktivitas – aktivitas itu mencakup pemberian
beasiswa untuk mereka yang layak agar bisa melanjutkan kurang ke jenjang
yang lebih tinggi, pembagian sembako pada warga yang mampu. PT
Summarecon Agung Tbk juga aktif dalam kegiatan Buddha Tzu Chi
Indonesia dalam bakti sosial yang dilakukan.
2. Karyawan
PT Summarecon Agung Tbk memberikan pelatihan dan peluang
pengembangan karir kepada seluruh karyawannya dengen tujuan
mempertahankan motivasi tenaga kerja secara terus menerus dengan
kerjasama antar karyawan dan pelayanan pelanggan yang lebih baik lagi.
Perusahaan memiliki program pengembangan karir yang seringkali dilakukan
dengan dibantu konsultan pelatihan dan pendidikan, mencakup supervisor
development dan middle / senior manager development program. Pada
tingkat direksi, para direktur diwajibkan untuk melanjutkan program edukasi
dan seminar-seminar untuk mengikuti perkembangan pasar terkini.
77
3. Pemegang saham
PT Summarecon Agung Tbk mengungkapkan kepada seluruh
pemegang saham cara yang dipakai dalam menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik dalam sehari-harinya. PT Summarecon Agung Tbk
mengungkapkan seluruh informasi material dan relevan termasuk aksi
korporat yang diumumkan kepada publik melalui bursa efek dan websitenya
yang dapat diakses di www.summarecon.com.
IV.1.4 Analisis Critical Success Factors
Analisis ini menunjukkan dimana letak PT Summarecon Agung Tbk
didalam bisnis properti yang ada di Indonesia. Perusahaan yang dijadikan
pembanding adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis properti
seperti PT Alam Sutera Property Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk, PT Ciputra
Property Tbk dan PT Modernland Properti Tbk. Hal yang dijadikan
perbandingan adalah hal-hal yang krusial sehingga lebih mudah dalam
membandingkannya.
1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Kelima perusahaan memiliki pelatihan SDM yang baik sehingga dalam
hal kualitas SDM semuanya memiliki nilai yang sama. Ini karena perkembangan
SDM akan berdampak positif bagi perusahaan. Perusahaan melalui departemen
SDM menyelenggarakan program pelatihan karyawan untuk meningkatkan
kompetensi masing-masing karyawan. Program diberikan baik secara in-house
maupun melalui pihak eksternal. Biasanya dalam suatu perusahaan terdapat 3
kategori pelatihan, yaitu pelatihan teknis untuk menambah wawasan, pelatihan
manajemen dan pelatihan pengembangan karakter (character building).
Perusahaan juga memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan mereka
ke jenjang yang lebih tinggi, dari D3 ke S1 dan dari S1 ke S2 (citraland).
2. Brand awareness
PT Summarecon Agung Tbk memiliki kualitas produk yang baik yang
didukung oleh divisi riset dan pengembangannya sehingga menyajikan produk
yang modern dan sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Dalam hal ini,
kompetitornya pun memiliki kualitas produk yang baik. Namun walaupun begitu,
PT Summarecon Agung Tbk dinilai cukup baik karena selalu diminati oleh
masyarakat dan selalu ramai dikunjungi oleh konsumen yang ingin mendapatkan
pelayanan dan produk yang memuaskan mereka. Ini terbukti pada penjualan
produk PT Summarecon Agung Tbk yang hampir 100% terjual pada saat
launching.
3.Letak dan saluran distribusi produk
Berdasarkan data pada tahun 2011No Nama perusahaan Daerah Jabodetabek Luar Jabodetabek1 PT Summarecon Agung Tbk Jakarta, Serpong, Bekasi, Tangerang Bandung2 PT Alam Sutera Property Tbk Tangerang, bekasi, cianjur Tanjung Pinang
3 PT Ciputra Property Tbk Jakarta Semarang
4 PT Modernland Property TbkTangerang, Jakarta timur,Jakarta
selatan ---------5 PT Lippo Cikarang Tbk Cikarang ---------
Tabel 4.4 Letak dan saluran distribusi produk
PT Summarecon Agung Tbk juga sudah membeli lahan di bandung dan
akan dikembangkan pada tahun 2015 dengan nama “Bandung Gedebage”. PT
Alam Sutera Property Tbk memiliki proyek di Tanjung Pinang dan PT Ciputra
Property Tbk memiliki proyek di Semarang. Sedangkan, PT Modernland
79
Property Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk hanya terbatas pada wilayah
jabodetabek saja.
4. Differensiasi Produk
Berdasarkan data pada tahun 2011No Nama perusahaan Differensiasi Keterangan1 PT Summarecon Agung Tbk 1.Kawasan perkantoran 2. Sentra kelapa gading mall kelapa gading, lapiazza, gading food city
3. Gading raya golf course and clubhouse
lapangan golf 4. Kavling Tanah di jual dan disewakan 5. Gading raya sports club klub kelapa gading
6. Kota terpadu : Summarecon kelapa gading,Summarecon serpong dan summarecon bekasi
pemukiman dan komersial, lengkap dengan berbagai fasilitas yang diperlukan termasuk olahraga, sarana ibadah dan fasilitas pendidikan
7. Apartemen apartemen summerville 8. Perumahan
9. Sentra gading serpong summarecon mal serpong, pusat perkantoran,
plaza summarecon
10.Hotel Hotel Harris kelapa gading
11. Rumah sakit RSIA- Carolus di Summarecon serpong2 PT Alam Sutera Property Tbk 1. Ruko 2. Perumahan 3. Kawasan perkantoran 4. Mal mall alam sutera 5. Flavor bliss pusat tempat makan 6. Apartemen 7. Kavling 8. Sport center 9.Tempat pendidikan Binus university, Sekolah St.Laurensia, 10. Market pasar 8 11. Rumah sakit Rumah sakit OMNI 12. Mesjid Nur Asmaa Ul Husna Mosque 3 PT Modernland Property Tbk 1. Kota modern pusat wisata kuliner, perumahan, area golf 2. Modern Park perumahan, toko, sekolah, fasilitas olahraga departemen store, dan pasar swalayan 3. Modern Hill perumahan, lapangan golf
80
4. Jakarta Garden cityPusat niaga, Sekolah, Rumah sakit bertaraf internasional
Property Tbk menyebabkan tingginya kekuatan tawar konsumen.
Dari analisa diatas, penulis membuat strategi yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menghadapi persaingan pada industri.
85
Kekuatan Rating Alasam 1. Persaingan industri sejenis high Karena ketatnya persaingan dalam memproduksi produk
sejenis, kebijakan suatu perusahaan daoat mempengaruhi perusahaan kompetitor
2. Potensi masuknya pesaing baru low Pesaing yang masuk di industry ini dinilai sulit karena dibutuhkan modal yang besar
3.Potensi pengembangan produk pengganti
medium Banyak produk yang dapat digantikan merupakan ancaman bagi perusahaan apalagi jika berasal dari perusahaan kompetitor. Misalnya rumah dengan apartemen mewah.
4. Daya tawar pemasok low Cenderung rendah karena perusahaan telah melakukan kontrak dengan pemasok sehingga jika terjadi perubahan kebijakan pada pemerintah, tingkat profitabilitas perusahaan tidak terlalu berpengaruh.
5. Daya tawar konsumen high industri properti sangat bergantung pada daya tawar konsumennya karena banyaknya perusahaan yang bergerak dalam perusahaan properti serta pilihan-pilihan yang ditawarkan
Tabel 4.6 Lima kekuatan persaingan dalam industri
Dari tabel diatas, selanjutnya penulis mengidentifikasi strategi-strategi
yang dapat dilakukan oleh PT Summarecon Agung Tbk. Strategi strategi tersebut
adalah :
1. mempertahankan dan menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan
2. Terus mengembangkan property dengan target pelanggan berpendapatan
menengah keatas
3. Terus memperkuat dan menjaga nama baik perusahaan
4. Berinovasi dalam membuat produk baru.misalkan: perumahan go green
5. Perusahaan harus dapat bernegosiasi harga dengan baik serta melihat kualitas
bahan baku yang ditawarkan pemasok
6. Mengikuti perkembangan pasar dan melakukan survei serta riset agar dapat
memenuhi keinginan konsumennya
86
IV.2 Analisis Laporan Keuangan
IV.2.1 Analisis Vertikal dan Horizontal
Analisis vertikal dan horizontal memberikan gambaran mengenai
posisi akun terhadap pos dasar yang terdapat dalam laporan keuangan dan
perubahannya dari tahun ke tahun. Gambaran yang diperoleh digunakan
untuk menentukan langkah-langkah kedepan terhadap operasional
perusahaan.
Analisis vertikal dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi setiap item dalam laporan keuangan terhadap nilai total (dalam
%). Analisa vertikal dalam laporan laba rugi dilakukan dengan
membandingkan setiap item dalam laporan dengan total penjualan.
Analisa vertikal dalam balance sheet dapat dilakukan dengan cara
membagi item aset dengan total aset, membagi item liabilities dengan
total liabilities, dan membagi item equity dengan total equity. Hasil
perbandingannya dikalikan dengan 100%, sehingga dapat menghasilkan
persentase pembanding.
Analisis horizontal dihitung dengan cara membandingkan antara
selisih data satu tahun (tahun dasar) dengan tahun lainnya dibagi dengan
tahun dasar untuk mengetahui perkembangan dan perubahan-perubahan
yang terjadi. Hasil persentase perubahan ini kemudian dievaluasi dan
dilihat signifikansinya secara keseluruhan.
IV.2.1.1 Analisis Vertikal
Analisis vertikal pada Laporan Neraca dapat dilihat dari tabel
Analisis Vertikal Neraca pada lampiran L3-L4. Pada tahun 2008, terdapat
87
penurunan pada kas sebesar 0,9% dari tahun 2007 sebesar 8,09%. Namun
dari tahun ke tahun kas mengalami kenaikan yang signifikan yaitu pada
tahun 2009 sebesar 14,20%, 2010 sebesar 18,25% dan 2011 sebesar
18,47%. Ini menandakan bahwa perusahaan likuid dan tidak mengalami
kesulitan jika ingin mengeluarkan dana secara cepat.
Pada tahun 2007, bagian aset di dominasi oleh aset tetap sebesar
59,76%. Pada bagian hutang, hutang jangka pendek dan jangka panjang
hanya selisih 1,96%. Pada bagian modal didominasi oleh saldo laba yang
belum di tentukan penggunaannya yaitu sebesar 25,71%. Pada tahun
2008 bagian asetnya di dominasi oleh aset tetap yang mencapai 62,14%
dari total asetnya. Pada bagian hutang didominasi oleh hutang jangka
panjang sebesar 35,29%. Pada bagian modal didominasi oleh saldo laba
yang belum ditentukan penggunaannya sebesar 23,03%. Pada tahun 2009
bagian aset di dominasi oleh aset tetap sebesar 59,07%. Pada bagian
hutang di dominasi oleh hutang jangka pendek sebesar 35,56%. Pada
bagian modal didominasi oleh saldo laba yang belum ditentukan
penggunaaanya sebesar 22,04%. Pada tahun 2010 bagian aset didominasi
oleh aset lancar sebesar 53,09%. Pada bagian hutang di dominasi oleh
hutang lancar sebesar 48,26%. Pada bagian modal di dominasi oleh saldo
laba belum ditentukan penggunaannya sebesar 18,95%. Pada tahun 2011
bagian aset di dominasi oleh aset lancar sebesar 58,85%. Pada bagian
hutang didominasi oleh hutang lancar sebesar 51,02%. Pada bagian
modal didominasi oleh saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
sebesar 18,34%.
88
Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi dapat dilihat dari tabel
Analisis vertikal Income statement pada lampiran L5 Pada tahun 2007-
2011, persentase pendapatan bersih dan COGS terhadap penjualan
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 ke 2008 persentase laba bersih
terhadap penjualan mengalami penurunan, sedangkan persentase beban
pokok penjualan terhadap penjualan bersih mengalami kenaikan.
Penurunan persentase laba bersih terhadap penjualan bersih dikarenakan
meningkatnya persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan
bersih. Hal ini menandakan bahwa perusahaan belum bisa meminimalkan
beban pokok penjualan. Pada tahun 2008 ke 2011 terjadi kenaikan pada
laba bersih yang signifikan sebesar 9,05% dari 7,43% ke 16,48%. Ini
menandakan bahwa perusahaan ini memperlihatkan adanya perbaikan
atas kinerjanya perusahaan.
IV.2.1.2 Analisis horizontal
Analisis horizontal pada laporan laba rugi dapat dilihat dari tabel
analisis horizontal income statement pada lampiran L6-L7. Pada tabel
tersebut dapat dilihat peningkatan dan penurunan dari akun-akun laba
rugi yang terjadi dari tahun 2007-2011.
Aset lancar mengalami kenaikan sebesar 260,08% sejak tahun
2007-2010 karena adanya peningkatan yang signifikan terhadap akun
persediaan dan pajak di bayar dimuka. Hal ini kurang baik bagi
perusahaan karena kurang likuid dalam pembayaran hutang untuk
kedepannya. Pada tahun 2011 terjadi penurunan aset lancar sebesar
10,51% dari 380,03% ke 369,52% dikarenakan adanya peningkatan
89
penerimaan kas dan biaya di bayar dimuka. Walaupun begitu, persediaan
perusahaan terlampau besar, karena pada 2011 terjadi kenaikan yang
sangat signifikan sebesar 275,94% dari tahun 2010 252,01% ke 527,95%.
Ini berarti perusahaan belum cukup baik dari sisi kinerjanya karena
menyimpan persediaan terlalu besar.
Piutang usaha mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar
64,56% dari 229,69% ke 165,13%. Pada tahun 2009 terjadi penurunan
sebesar 25,38% dari 165,13% ke 139,75%. Pada tahun 2010 terjadi
kenaikan yang signifikan sebesar 82,95% dari 139,75% ke 222,70%.
Pada tahun 2011 tejadi penurunan yang signifikan sebesar 143,63% dari
222,70% ke 79,07%. Cepatnya pengconvertan piutang usaha ke kas dapat
meningkatkan likuiditas perusahaan.
Kewajiban jangka panjang naik secara signifikan sebesar 86,97%
pada tahun 2008 dari 115,02% ke 201,99%. Pada tahun 2009 terjadi
penurunan sebesar 20,73% dari 201,99% ke 181,26%. Pada tahun 2010
terjadi penurunan 20,53% dari 181,26% ke 160,73%. Pada tahun 2011
naik secara signifikan sebesar 74,2% dari 160,73% ke 234,93%.
Penigkatan kewajiban jangka panjang harus dikurangi karena
kemungkinan tidak terbayarnya kewajiban tersebut semakin tinggi,
sehingga akan sulit memperoleh peminjaman dari pihak kertiga seperti
bank.
Ekuitas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari tahun
2007 – 2011, terjadi kenaikan ekuitas sebesar 98,28% dari 154,27% pada
tahun 2007 ke 252,55% pada tahun 2011, Peningkatan ekuitas terjadi
90
karena meningkatnya saldo laba terutama sejalan dengan pencapaian laba
bersih di tahun tersebut. Walaupun begitum peningkatan modal dibarengi
dengan peningkatan kewajiban yang member pengaruh negative terhadap
perusahaan.
Analisis horizontal laba rugi dapat dilihat pada lampiran
L8.Penjualan bersih mengalami kenaikan pada tahun 2008 sebesar
24,85% dari 106,42 ke 131,27%. Pada tahun 2009 mengalami penurunan
7,19% dari 131,27% ke 124,08%. Dari tahun 2010-2011 mengalami
kenaikan signifikan sebesar 120,35% dari tahun 2009 124,08% ke
244,43% pada tahun 2011,
Laba bersih mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar
39,09% dari 95,05% ke 56,00%. Namun pada tahun 2009-2011 terjadi
peningkatan yang signifikan sebesar 131,69% dari 99,55% pada tahun
2009 ke 231,24% tahun 2011, Meskipun begitu, perusahaan belum
mampu untuk memanfaatkan beban usaha karena beban usaha dari tahun
ke tahun naik secara signifikan sebesar 128,15% sejak tahun 2007
sampai 2011,
IV.2.2 Analisis Rasio
IV.2.1 Analisis Rasio Likuiditas
Aspek likuiditas merupakan analisa rasio perusahaan dalam hal
mengukur kemampuan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Analisis ini dapat
digunakan oleh manajemen untuk mengetahui efisiensi modal kerja yang
digunakan dan untuk kreditor jangka panjang serta pemegang saham yang ingin
91
mengetahui deviden atau pendapatan bunga dimasa yang akan datang. Beberapa
rasio likuiditas antara lain :
IV.2.1.1 Current Ratio
Tabel 4.6 Perhitungan current ratio
Gambar 4.1 Hasil perhitungan Current Ratio
Current ratio menunjukkan kemampuan aset lancar yang dimiliki
oleh PT Summarecon Agung Tbk dalam menjamin hutang jangka
pendeknya. Semakin besar angkanya semakin baik bagi perusahaan.