BAB XV LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI (PERSOALAN-PERSOALAN KHUSUS) Pendahuluan Bab ini akan membahas mengenai persoalan-persoalan khusus di dalam penyusunan neraca konsolidasi masing-masing apabila metode harga perolehan dan metode equity dipakai. Adapun persoalan-persoalan khusus tersebut, ialah : 1. Pembelian saham langsung dari perusahaan anak. 2. Perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis atau golongan saham yang beredar. 3. Saham Bonus (stock deviden) dari perusahaan anak. 4. Laba (rugi) dari transaksi antar perusahaan yang berafiliasi (Intercompany profit). 5. Pemilikan obligasi (surat-surat beharga lainnya) antar perusahaan yang berafiliasi. Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan Anak Untuk memperoleh posisi kontrol pada perusahaan lain melalui pemilikan saham-sahamnya, selain dengan cara membeli saham-saham tersebut dari para pemegang saham dapat dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruhnya langsung dari perusahaan yang bersangkutan pada waktu saham-saham dikeluarkan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB XV
LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI
(PERSOALAN-PERSOALAN KHUSUS)
Pendahuluan
Bab ini akan membahas mengenai persoalan-persoalan khusus di dalam penyusunan
neraca konsolidasi masing-masing apabila metode harga perolehan dan metode equity dipakai.
Adapun persoalan-persoalan khusus tersebut, ialah :
1. Pembelian saham langsung dari perusahaan anak.
2. Perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis atau golongan saham yang beredar.
3. Saham Bonus (stock deviden) dari perusahaan anak.
4. Laba (rugi) dari transaksi antar perusahaan yang berafiliasi (Intercompany profit).
5. Pemilikan obligasi (surat-surat beharga lainnya) antar perusahaan yang berafiliasi.
Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan Anak
Untuk memperoleh posisi kontrol pada perusahaan lain melalui pemilikan saham-
sahamnya, selain dengan cara membeli saham-saham tersebut dari para pemegang saham dapat
dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruhnya langsung dari perusahaan yang
bersangkutan pada waktu saham-saham dikeluarkan.
Adapun bentuk saham-saham yang dijual oleh perusahaan (anak) dapat berupa saham dalam
portepel maupun saham-saham yang dikeluarkan dalam rangka terjadi emisi saham.
Apabila hal ini terjadi maka saldo modal (hak-hak pemegang saham) perusahaan anak
bertambah dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham yang dijual tersebut. Oleh
sebab itu apabila neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi terhadap
hak-hak pemilikan pada perusahaan anak bertitik tolak dari saldo modal setelah terjadinya
penjualan saham terakhir itu.
Contoh 1 :
Berikut ini adalah struktur permodalan PT PA pada tanggal 31 Desember 1977 :
Modal Saham (10.000 lembar tanpa nilai nominal)............ Rp 100.000.000,00
Laba Yang Ditahan .......................................................... Rp 25.000.000,00
Rp 125.000.000,00
Dikurangi :
Saham Yang Ditarik kembali dari peredaran, 2.800 lembar
@ Rp 12.500,00 ................................................................. Rp 35.000.000,00
Jumlah ....................................................... Rp 160.000.000,00
Pada tanggal 1 Januari 1978 PT PI membeli 6.000 lembar dari pemegang saham PT PA di Pasar
Modal dengan harga @ Rp 15.000,00 dan seluruh saham yang ditarik kembali dari peredaran
dengan harga yang sama setiap lembarnya.
Dalam hal ini transaksi jual-beli saham tidak saja mempunyai akibat financial pada PT PI melainkan juga
kepada PT PA. Akibat financial tersebut pada masing-masing perusahaan akan dicatat sebagai berikut :
Transaksi PT PI PT PA
1. PT PI membeli 6.000 lembar saham–saham PT PA dengan pemegang saham.
Investasi Saham-saham, PT PA Rp 90.000.000,00 Kas Rp 90.000.000,00
—
2. PT PI membeli 2.000 lembar saham-saham treasury dari PT PA dengan harga @ Rp 15.000,00/lbr
Investasi Saham-saham, PT PA Rp 30.000.000,00 Kas Rp 30.000.000,00
Kas Rp 30.000.000,00 Saham Ditarik da- ri Peredaran Rp 25.000.000,00 Modal Penjualan kembali saham di atas harga per- olehannya Rp 5.000.000,00
Dengan adanya transaksi itu permodalan PT PA berubah pada tanggal 1 Januari 1978 menjadi
sebagai berikut :
Modal Saham, 10.000 lembar tanpa nilai nominal ...... Rp 100.000.000,00
Modal Penjualan kembali saham-saham di atas
harga perolehannya ..................................................... Rp 5.000.000,00
Laba Yang Ditahan ..................................................... Rp 25.000.000,00
Jumlah ................................................... Rp 130.000.000,00
Apabila pada tanggal 1 Januari 1978, sesaat setelah terjadinya pemilikan saham-saham PT PA
disusun neraca konsolidasinya, maka bentuk daftar lajur untuk penyusunan neraca konsolidasi
baik atas dasar metode harga perolehan maupun metode equity dan dengan mengabaikan pos-pos
lain di dalam neraca individual masing-masing perusahaan, nampak sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
PT PI PT PAEliminasi Neraca konsolidasi
Debit Kredit Debit Kredit
Debit :
Invetasi saham-saham, PT PAElim. 80% modal sahamElim. 80% modal penjualankembali Saham di atas Harga PerolehannyaElim. 80% Saldo Laba Yang Ditahan
Selisih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Saham
120.000.000─
─
─
─
─
─
─
─
─
─
─
─
80.000.000
4.000.000
20.000.000
─ 16.000.000
Kredit :
Modal Saham, PT PAElim 80%
Hak Pemegang Saham Minoritas 20%
Modal penjualan kembali Saham di atas Harga Perolehan
Elim 80%Hak Pemegang Saham Minoritas 20%
──
─
──
─
100.000.000─
─
5.000.000─
─
80.000.000
─
4.000.000
─
─
─
─ 20.000.000
Laba Yabg Ditahan PT PAElim 80%
Hak Pemegang Saham Minoritas 20%
──
─
25.000.000─
─
20.000.000
─ ─
─
─
1.000.000
5.000.000
Perusahaan Anak Memiliki Lebih dari Satu Jenis (Golongan) Saham
Apabila posisi kontrol terhadap perusahaan anak dicapai melalui pemilikan saham-
sahamnya, dan perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis (modal) saham, maka harus
dibedakan besarnya bagian hak-hak pemegang saham menurut jenisnya masing-masing.
Ada beberapa jenis modal saham prioritas, yang satu sama lain mempunyai akibat yang berbeda-
beda khususnya dilihat dari segi hak-hak penyertaannya:
(a) Saham Prioritas, tidak komulatip dan tidak berpatisipasi
Hak pemilikan atau klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan dari saham prioritas jenis
ini terbatas hanya sebesar nilai nominal (nilai yang ditetapkan); sedang saldo laba yang
ditahan seluruhnya merupakan bagian dari para pemegang saham biasa. Sebaliknya saldo
defisit seluruhnya menjadi tanggungan para pemegang saham biasa pula.
(b) Saham Prioritas, komulatip tidak berpatisipasi.
Saham prioritas ini memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih sebesar nilai nominal
(nilai yang ditetapkan) jika semua dividen yang menjadi haknya sampai dengan tanggal
terakhir telah dibagikan.
(c) Saham Prioritas, tidak komulatip berpatisipasi penuh.
Saham prioritas jenis ini memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih sebesar nilai
nominal. Hak dividen (bagian laba) hanya diperoleh apabila perusahaan mendapatkan laba,
sedangkan jika perusahaan menderita rugi tidak mempunyai hak atas dividen dalam tahun
- Tahun 1975 :(6% x Rp 50.000.000,00) = Rp 3.000.000,00
- Tahun 1976 :(6% x Rp 50.000.000,00) = Rp 3.000.000,00
- Tahun 1977 :(6% x Rp 50.000.000,00) = Rp 3.000.000,00
─ Untuk Saham Biasa, denganTarip sama dengan SahamPrioritas, tahun 1977 :
(6% x Rp 100.000.000,00) = Rp 6.000.000,00Sisa dibagi untuk : Rp30.000.000,00
Rp 50.000.000,00─
Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00
─
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00
─
─
─
Rp 6.000.000,00
- Saham Prioritas :( 5.000 x Rp 30.000.000) = Rp 10.000.000,00 15.000
- Saham Biasa :( 10.000 x Rp 30.000.000) = Rp 20.000.000,00 15.000
Jumlah 0
Rp 10.000.000,00
─
Rp 69.000.000,00
Rp 20.000.000,00
Rp 131.000.000,00
Contoh 3 :
Apabila pada contoh nomor 2 PT PA dalam keadaan defisit sebesar RP 45.000.000,00, maka pembagian (alokasi) terhadap saldo modal sebesar Rp 110.000.000,00 kepada masing-masing kelompok pemegang saham adalah senagai berikut :
Jenis Saham Prioritas Jumlah ModalHak Pemegang
Saham Prioritas
Hak Pemegang
Saham Biasa
1. Tidak komulatip tidak berpatisipasi2. Komulatip, tidak berpatisipasi
penuh, dividen menunggak tahun 1976 & 1977
3. Tidak komulatip, berpatisipasi penuh
4. Komulatip berpatisipasi penuh, dividen menunggak tahun 1975 sampai dengan 1977
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
50.000.000,00
56.000.000,00
65.000.000,00
69.000.000,00
150.000.000,00
144.000.000,00
135.000.000,00
131.000.000,00
Hak dari masing-masing kelompok pemegang saham seperti tersebut di atas dihiutng dengan cara yang sama pada contoh sebelumnya, namun demikian karena perusahaan dalam keadaan defisit, maka hak partisipasi saham prioritas praktis tidak mempunyai pengaruh di dalam penentuan hak atas saldo laba yang belum dibagi.Pada kasus nomor 4, hak pemegang saham prioritas sebesar Rp 59.000.000,00 dan hak pemegang saham biasa sebesar Rp 51.000.000,00 dari jumlah modal seluruhnya sebesar Rp 110.000.000,00 tersebut di atas dihitung dengan cara sebagai berikut :
Saham Prioritas adalah komulatip tidak berpatisipasi. Meskipun dalam dua tahun terakhir (tahun 1976 dan tahun 1977) PT PA memperoleh keuntungan, akan tetapi mengingat kebutuhan modal kerja dalam rangka ekspansi direksi para pemegang saham memutuskan untuk tidak membagikan deviden. Apabila pada tanggal 1 Januari 1978 di saat setelah terjadi pemilikan saham-saham oleh PT PI kemudian disusun neraca konsolidasi, maka alokasi hak-hak para pemegang saham, pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut (lihat juga contoh 2; kasus nomor 2).
Elemen Modal Jumlah Modal(Hak Pemegang) Saham Prioritas
(Hak Pemegang) Saham Biasa
Nominal SahamAgio SahamLaba Yang Ditahan- Untuk Saham Prioritas- Deviden tahun 1976 &
1977(2 x 6% x 50.000.000)
- Sisa untuk Saham Biasa
Rp 150.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 45.000.000,00
─
──
Rp 50.000.000,00───
Rp 6.000.000,00─
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00
──
─Rp 39.000.000,00
Saldo per 1 Januari 1978 Rp 200.000.000,00 Rp 56.000.000,00 Rp 144.000.000,00
Adapun eliminasi hak-hak pemilikan PT PI di dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya pada tanggal 1 Januari 1978nampak sebagai berikut : (lihat halaman 379).
Atas dasar komposisi modal dari msing-masing kelompok/jenis saham yang telah dipisahkan tersebut kemudian, eliminasi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk dapat dilakukan di dalam daftar lajur seperti terlihat di atas. Adapun jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut :
(1) Modal Saham Prioritas, PT PA Rp 20.000.000,00Laba Yang Ditahan, PT PA Rp 2.400.000,00Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Saham Rp 1.600.000,00
Investasi Saham-saham Prioritas Rp 24.000.00,00
(2) Modal Saham Biasa, PT PA Rp 80.000.000,00Agio Saham Biasa Rp 4.000.000,00Laba Yang Ditahan, PT PA Rp 31.200.000,00
Investasi Saham-saham Biasa Rp 100.000.000,00Selisih Lebih Nilai Buku di atas Harga Perolehan Saham Rp 15.200.000,00
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
PT PI
(Rp)
PT PA
(Rp)
Eliminasi Neraca konsolidasi
D
(Rp)
K
(Rp)
D
(Rp)
K
(Rp)Debit
Invetasi saham-saham Priorits, PT PA 24.000.000 Elim. 40% modal saham ─ 20.000.000 Elim. 40% saldo Laba Yang
ditahan, 1-1-1978 ─ 2.400.000Selisih Lebih Harga Pero-lehan di atas Nilai Buku Saham ─ ─ 1.600.000Investasi Saham-saham Biasa, PT PA 100.000.000 Elim. 80% Modal Saham ─ 80.000.000 Elim. 80% saldo Laba Yang ditahan, 1-1-1978 ─ 31.200.000 Elim. 80% Agio Saham ─ 4.000.000Selisih Lebih Nilai Buku di atas Harga Perolehan ─ ─ ─ 15.200.000
KreditModal Saham Prioritas ─ 50.000.000 Eliminasi 40% 20.000.000Hak Pemegang Saham Minoritas 60% 30.000.000Laba Yang Ditahan, untuk Saham Prioritas 6.000.000 Elim. 40% seperti diatas 2.400.000Hak Pemegang Saham Minoritas 60% 3.600.000Modal Saham Biasa 100.000.000 Eliminasi 80% 80.000.000Hak Pemegang Saham Minoritas 20% 20.000.000Agio Saham (Biasa) 5.000.000 Eliminasi 80% 4.000.000Hak Pemegang Saham Minoritas 20% 1.000.000Laba Yang Ditahan, untuk Saham Biasa 39.000.000 Elim. 80% seperti diatas 31.200.000Hak Pemegang Saham Minoritas 20% 7.800.000
Pemisahan khususnya terhadap (saldo) Laba Yang Ditahan atau Defisit perusahaan
anak juga penting untuk menentukan jumlah selisih lebih (kurang) harga perolehan dari
nilai buku sahamnya.
Pada jurnal tersebut di atas debit dalam komponen-komponen modal merupakan
perwujudan dari nilai buku saham yang dimiliki perusahaan induk, sedang kredit pada
Investasi Saham merupakan harga perolehannya.
Dalam hal ini nilai buku untuk 2000 lembar saham Prioritas PT PA yang dimiliki oleh PT
PI sebesar Rp 23.400.000 terdiri dari Nominal Rp 20.000.000 dan saldo Laba Yang
Ditahan sebesar Rp 2.400.000 (= 40% x Rp 6.000.000) sedang harga perolehannya
sebesar Rp 24.000.000 (2.000 x Rp 12.000). oleh sebab itu untuk saham-saham
prioritas dibayar dengan harga di atas nilai bukunya sebesar Rp 1.600.000.
Demikian sebaliknya untuk sebaliknya untuk 8.000 lembar Saham Biasa, dibeli oleh PT
PI dengan harga di bawah (kurang) dari nilai bukunya pada saat terjadi pembelian
sebesar RP 15.200.000 dapat dibuktikan dengan cara yang sama. Akan tetapi untuk
saham biasa nilai bukunya terdiri dari nilai nominal saham dan bagian atas saldo laba
yang ditahan ditambah lagi dengan sebagian agio sahamnya yang timbul pada saat
pertama kali sahamnya yang tersebut dikeluarkan.
Apabila dalam operasinya selama tahun buku 1978, PT PA menderita rugi sebesar Rp
30.000.000; maka akan mengakibatkan perubahan hak dari masing-masing pemegang
saham. Oleh karena Saham Prioritas mempunyai hak deviden yang kumulatif, maka
meskipun perusahaan menderita kerugian tetap diperhitungkan hak atas dividen
untuk tahun buku yang bersangkutan.
Di lain pihak para pemegang saham biasa akan berkurang haknya atas(saldo) laba
yang ditahan tidak hanya dengan seluruh jumlah rugi yang diderita melainkan ditambah
juga dividen untuk saham prioritas. Apabila saham prioritas mempunyai hak atas
dividen kumulatif, maka dilihat dari segi kepentingan para pemegang saham biasa
masih harus ditambah dengan dividen yang diperhitungkan untuk pemegang saham
prioritas. Dengan demikian dalam contoh ini saldo lada yang ditahan sebesar
Rp15.000.000 pada akhir tahun 1978 akan alokasikan sebagai berikut :
- Untuk (pemegang) saham prioritas =
Rp 9.000.000 [ ( Rp 6.000.000 + 6%(Rp 50.000.000)]
- Untuk (pemegang ) saham biasa =
Rp 6.000.000 [ Rp 39.000.000 – (Rp 30.000.000 + 6% x Rp 50.000.000) ]
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut di atas, posisi hak pemegang
saham pada tanggal 31 Desember 1978, akan menjadi sebagai berikut:
Hak-hak pemegang
saham
Jumlah Saham prioritas Saham biasa
1) Nominal saham
2) Agio saham
3) Laba yang ditahan
(45.000.000-30.000.000)
- Untuk saham prioritas:
(3x 6% x50.000)
- Untuk saham Biasa:
(15.000.000-9.000.000
Rp 150.000.000
Rp 5.000.000
Rp 15.000.000
-
Rp 50.000.000
-
Rp9.000.000
Rp 100.000.000
Rp 5.000.000
Rp 6.000.000
Saldo per 31 Desember
1978
Rp 170.000.000 Rp 59.000.000 Rp 111.000.000
Apabila kemudian pada tanggal 31 Desember 1978, disusun neraca konsolidasi, maka
bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi, maka bentuk daftar lajur
penyusunan neraca konsolidasinya tergantung pada metode pencatatan yang dipakai
terhadap investasi saham-saham pada perusahaan anak, seperti ternyata di bawah ini.
Metode harga perolehan (Cost Method)
Jika metode harga perolehan dipakai (pada contoh nomor 4), maka tidak ada mutasi
apapun yang dicatat oleh PT PI, selama PT PA tidak membagi dividen. Namun
demikian untuk penyusunan neraca konsolidasi, saldo laba yang ditahan PT PA pada
tanggal 32 Desember 1978 harus dialokasikan. Hal ini diperlukan untuk menentukan
besarnya kenaikan (penurunan) saldo laba ditahan (Defisit) sejak terjadinya pemilikan
saham oleh PT PI.
Adapun daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi per 31 Desember 1978, apabila
metode harga perolehan dipakai akan tampak sebagai berikut :
Daftar lajur penyusunan Neraca konsolidasi - Partial
Rekening-rekening PT PI PT PA Eliminasi Neraca KonsolidasiNeraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Debit : Investasi saham-saham prioritas, PT PA 24.000.000 - - - - -Eliminasi 40% saham-saham - - - 20.000.000 - -Eliminasi 40% saldo laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 2.400.000 - -Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku - - - - 1.600.000 -Investasi saham biasa, PT PA 100.000.000 - - - - -Eliminasi 80% saham-saham - - - 80.000.000 - -Eliminasi 80% laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 31.200.000 - -Eliminasi 80%, Agio modal Saham - - - 4.000.000 - -Selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan - - - - - 15.200.000 Kredit : Modal saham prioritas - 50.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 20.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 30.000.000Laba yang ditahan, untuk saham prioritas - 9.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 2.400.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 5.400.000Kenaikan saldo laba yang ditahan untuk PT PI (40% x Rp 3.000.000) - - - - - 1.200.000Modal saham biasa - 100.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 80.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 20.000.000Agio saham - 5.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 4.000.000 - - -
Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.000.000Laba yang ditahan, saham Biasa - 6.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 31.200.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.200.000Penurunan saldo laba yang ditahan untuk PT PI (80% x (Rp 39.000.000-Rp 6.000.000) - - - - 26.400.000 -
Metode Equity
Pada contoh ini hubungan afiliasi antara PT PI dengan PT PA, timbul sebagai akibat
pemilikan sebagian besar saham biasa PT PA oleh PT PI. Namun demikian
dimungkinkan pula untuk melakukan pencatatan terhadap investasi saham-saham
prioritas seperti pada umumnya metode-metode pencatatan terhadap saham-saham
perusahaan anak.
Apabila metode equity dipakai sebagai dasar pencatatan terhadap investasi saham-
saham perusahaan anaknya, maka pencatatan yang harus dilakukan oleh PT PI
berhubungan dengan investasi saham-sahamnya pada PT PA selama tahun buku 1978
ialah; pengakuan terhadap bagian atas kerugian yang diderita (untuk saham-saham
biasa) dan pengakuan terhadap bagian atas deviden untuk saham-saham prioritasnya.
Adapun jurnal untuk mencatat pengakuan rugi dan bagian deviden tersebut adalah
sebagai berikut :
(1) investasi saham-saham prioritas, PT PA …..Rp 1.200.000
Rugi – Laba, PT PA Rp 1.200.000
[ 40% x (6% x Rp 50.000.000)]
(2) Rugi – Laba, PT PA Rp 26.400.000
Investasi saham-saham biasa, PT PA Rp 26.400.000
[ 80% x (Rp 30.000.000 + Rp 3.000.000)]
Jika pada tanggal 31 Desember 1978 dibuat neraca konsolidasi, maka bentuk daftar lajur penyusunan
neraca konsolidasi yang didasarkan atas metode equity nampak sebagai berikut:
Rekening-rekening PT PI PT PA Eliminasi Neraca Konsolidasi
Neraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)Debit : Investasi saham-saham prioritas, PT PA 25.200.000 - - - - -Eliminasi 40% modal saham - - - 20.000.000 - -Eliminasi 40% saldo laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 3.600.000 - -Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku - - - - 1.600.000 -Investasi saham biasa, PT PA 73.600.000 - - - - -Eliminasi 80% modal saham - - - 80.000.000 - -Eliminasi 80% laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 4.000.000 - -Eliminasi 80%, Agio modal saham - - - 4.000.000 - -Selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan - - - - - 15.200.000 Kredit : Laba yang ditahan (defisit) PT PI (25.200.000) - - - 25.200.000 -Modal saham prioritas - 50.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 20.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 30.000.000Laba yang ditahan, untuk saham prioritas - 9.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 3.600.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 5.400.000Modal saham biasa - 100.000.000 - - - -Eliminasi 80% - - 80.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 20.000.000Agio saham - 5.000.000 - - - -Eliminasi 80% - - 4.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.000.000Laba yang ditahan, saham Biasa - 6.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 4.800.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.200.000
Saham bonus (stock deviden) yang dibagikan oleh Perusahaan anak
Apabila saham bonus (stock deviden) dibagikan oleh perusahaan anak, maka pada
perusahaan anak terjadi perubahan posisi modalnya, karena hal ini berarti terjadi
perubahan status dari sebagian (seluruh) saldo laba yang ditahan menjadi modal
statuair. Namun demikian dilihat dari perusahaan induk dan para pemegang saham
lainnya pembagian bonus saham ini tidak mempengaruhi proporsi pemilikannya, kecuali
terhadap adanya tambahan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Oleh sebab itu
perusahaan induk sebagai pemegang saham perusahaan anaknya, demikian pula
halnya para pemegang saham lainnya tidak perlu mengakui adanya penghasilan yang
timbul dan kenaikan nilai investasinya sebagai akibat dari saham-saham yang diterima
kemudian sebagai deviden tersebut. Akan tetapi cukup membuat catatan memo tentang
bertambahnya jumlah (lembar) lembar saham yang dimiliki.
Adanya perubahan komposisi modal pada perusahaan anak (khususnya berkurangnya
saldo laba yang ditahan tanpa diikuti dengan berkurang aktiva dari saat terjadinya
pemilikan saham) menimbulkan masalah tersendiri apabila setelah terjadi pembagian
bonus saham disusun neraca konsolidasi. Masalah tersebut terutama berhubungan
dengan proses eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak di dalam
penyusunan daftar lajur.
Akan tetapi oleh karena persoalan eliminasi hak-hak pemilikan pada perusahaan anak
berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh metode pencatatannya, maka untuk lebih
jelasnya akan dilihat satu persatu pada masing-masing metode pencatatan berlaku.
Contoh 5 :
Pada tanggal 1 Januari 1977 PT Wijaya membeli 400 lembar saham-saham PT Dian
dengan kurs 175. Pada saat tersebut posisi modal PT Dian adalah sebagai berikut :
Modal saham, 500 lembar nominal @ RP 100.000 Rp 50.000.000
Laba yang ditahan Rp 27.500.000
Dalam tahun 1977 PT Dian melaporkan laba sebesar Rp 12.500.000 dan membagikan
bonus saham sebanyak 50% dari modal yang telah beredar. Dengan bertitik tolak pada
data tersebut apabila sesaat setelah terjadinya pembelian saham PT Dian kemudian
disusun neraca konsolidasi , maka bentuk daftar Lajur penyusunan neraca
konsolidasinya akan Nampak sebagai berikut :
Daftar lajur penyusunan Neraca konsolidasi - Partial
Rekening-rekening PT Wijaya PT Dian Eliminasi Neraca KonsolidasiNeraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)