Top Banner
PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA
66

BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

Apr 26, 2019

Download

Documents

haliem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA,

DAN PEMUDA

Page 2: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas
Page 3: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

BAB XIX

PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA,DAN PEMUDA

A. PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas wanita, anak dan remaja, dan pemuda merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembinaan peranan wanita sebagai mitra sejajar pria ditujukan untuk meningkatkan peran aktif dalam kegiatan pembangunan, termasuk upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera, dan bahagia serta pengembangan anak, remaja, dan pemuda, dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Peranan wanita di segala bidang pembangunan terus mengalami peningkatan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.

Dalam bidang pendidikan, dengan adanya penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar, derajat pendidikan wanita terus meningkat yang ditunjukkan oleh proporsi murid wanita

XIX/3

Page 4: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

terhadap murid pria yang hampir sama terutama pada jenjang pendidikan dasar. Sejalan dengan itu, persentase penduduk wanita usia 10 tahun ke atas yang buta huruf terus menurun menjadi 17,14 persen berdasarkan hasil SUPAS 1995 dibandingkan dengan 19,3 persen pada tahun terakhir Repelita V. Dalam bidang kesehatan, wanita semakin berperan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan posyandu yang umumnya dilakukan melalui organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Peran wanita sebagai bidan dan dukun bayi di desa juga terus meningkat sehingga mendukung upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi dan anak di daerah perdesaan. Selain itu, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, dilakukan penyuluhan dan pelatihan bagi wanita yang tergabung dalam kelompok usaha bersama melalui kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan Kecil (P4K) serta bimbingan dan bantuan berusaha sendiri dalam bentuk Usaha Swadaya Wanita Desa (USWD). Sementara itu wanita semakin berperan aktif dalam mendukung pembangunan masyarakat di daerahnya, yang ditunjukkan oleh semakin meluasnya cakupan satuan penggerak PKK yang sejak tahun 1995/96 telah meliputi seluruh desa dan kelurahan.

Pembinaan anak dan remaja telah mencatat berbagai kemajuan penting terutama di bidang pendidikan, kesehatan dan gizi, serta hukum. Di bidang pendidikan, didukung oleh pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, angka partisipasi kasar (APK) murid sekolah dasar (SD) termasuk madrasah ibtidaiyah (MI) pada tahun 1996/97 telah mencapai 112,4 persen dan APK SLTP termasuk madrasah tsanawiyah (MT) mencapai 68,7 persen. Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi anak dan remaja tercermin dengan menurunnya angka kematian bayi yang diperkirakan menjadi 54 per seribu kelahiran pada tahun 1996. Berbagai upaya telah dilaksanakan antara lain dengan diberikannya program pemberian makanan

XIX/4

Page 5: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

tambahan (PMT-AS) bagi 2,3 juta murid SD/MI, vaksinasi bagi 46,5 juta balita, dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi anak luar biasa di 1.065 puskesmas pada tahun 1996/97. Untuk mencegah dan mengurangi kenakalan dan penyalahgunaan obat terlarang dan narkotika di kalangan remaja, telah dikeluarkan UU No. 7 tahun 1997 tentang pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 1988 mengenai pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika. Selanjutnya, perlindungan dan pengawasan terhadap hal-hal yang membahayakan keselamatan dan masa depan anak-anak yang terpaksa bekerja terus ditingkatkan.

Pembinaan dan pengembangan pemuda diarahkan pada upaya persiapan generasi muda menjadi kader bangsa yang tangguh dan ulet dalam menghadapi tantangan pembangunan serta bertanggungjawab terhadap masa depan kehidupan bangsa dan negara. Peran serta pemuda dalam pembangunan ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi pemuda dalam mengikuti pembinaan dan pelatihan diberbagai bidang diantaranya: penerapan dan pembinaan teknologi tepat guna kesehatan di 80 kecamatan, pembinaan dan keterampilan usaha kecil bagi koperasi pemuda, pelatihan peternakan dan pertanian terpadu, dan pelatihan keterampilan berwirausaha pemuda di daerah transmigrasi. Peningkatan kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan tercermin dengan ditempatkannya sebanyak 1.500 orang sarjana penggerak pembangunan perdesaan (SP3) sebagai sarjana pendamping purna waktu yang tersebar di daerah perdesaan dengan tujuan untuk membantu dan meningkatkan motivasi masyarakat dalam mengembangkan usaha-usaha ekonomi produktif. Kegiatan lain yang penting adalah napak tilas jejak pahlawan yang bertujuan untuk memelihara dan mengobarkan semangat juang pemuda melalui penelusuran tempat-tempat bersejarah dalam perjuangan bangsa.

XIX/5

Page 6: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

B. PERANAN WANITA

1. Sasaran, Kebijaksanaan dan Program Repelita VI

Sasaran peningkatan peranan wanita dalam Repelita VI adalah meningkatnya taraf pendidikan wanita, antara lain ditunjukkan dengan makin menurunnya jumlah penduduk wanita yang menderita tiga buta (buta aksara Latin dan angka, buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar); meningkatnya kualitas SDM wanita melalui pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek; meningkatnya derajat kesehatan wanita termasuk keluarganya sehingga memungkin- kan wanita berperan aktif dalam kegiatan pembangunan; meningkat- nya kualitas dan produktivitas tenaga kerja wanita dan makin sempurna dan mantapnya perlindungan tenaga kerja wanita, termasuk hak dan jaminan sosialnya; meningkatnya peran ganda wanita dalam pembinaan keluarga dan peransertanya yang aktif di masyarakat secara serasi dan seimbang; berkembangnya iklim sosial budaya yang lebih mendukung upaya mempertinggi harkat dan martabat wanita; dan makin aktifnya peran organisasi wanita dalam pembangunan.

Untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut di atas, dirumuskan langkah-langkah kebijaksanaan, yaitu meningkatkan kualitas wanita sebagai sumber daya pembangunan; meningkatkan kualitas dan perlindungan tenaga kerja wanita; meningkatkan peran ganda wanita dalam keluarga dan masyarakat; mengembangkan iklim sosial budaya yang mendukung kemajuan wanita; serta membina kelembagaan dan organisasi wanita.

Kebijaksanaan tersebut di atas dituangkan dalam kegiatan program peningkatan peranan wanita (P2W) yang diselenggarakan oleh berbagai sektor pembangunan, secara lintas bidang dan lintas sektor.

XIX/6

Page 7: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Ketiga Repelita VI

Kegiatan peranan wanita pada tahun ketiga Repelita VI merupakan kelanjutan dan pengembangan pelaksanaan program tahun pertama dan kedua Repelita VI yang mencakup: a) peningkatan kualitas wanita sebagai sumber daya pembangunan; b) peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga kerja wanita; c) peningkatan peran ganda wanita dalam keluarga dan masyarakat; d) pengembangan iklim sosial budaya yang mendukung kemajuan wanita; dan e) pembinaan kelembagaan dan organisasi wanita.

a. Peningkatan Kualitas Wanita sebagai Sumber Daya Pembangunan

Upaya meningkatkan kualitas wanita sebagai sumber daya pembangunan dilakukan melalui pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah; peningkatan derajat kesehatan dan gizi; serta peningkatan kesejahteraan keluarga.

Dalam bidang pendidikan, dengan adanya program wajib belajar

pendidikan dasar enam tahun dalam PJP I dan sembilan tahun dalam PJP II, maka seluruh penduduk wanita dan pria memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan dasar. Pada tahun 1996/97 jumlah murid wanita di tingkat SD tidak termasuk MI, SLTP tidak termasuk MTs, SLTA tidak termasuk MA, dan Perguruan Tinggi masing-masing adalah 12,4 juta orang, 3,6 juta orang, 2,1 juta orang, dan 946,8 ribu orang. Kecuali pada tingkat SD tidak termasuk MI, jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 1995/96, yaitu masing-masing sebesar 12,5 juta orang, 3,2 juta orang, 1,9 juta orang, dan 904,1 ribu orang (Tabel XIX-1). Penurunan jumlah murid

XIX/7

Page 8: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

wanita di tingkat SD, sejalan dengan terjadinya penurunan jumlah murid SD keseluruhan. Sementara itu, upaya untuk memberantas tiga buta dilaksanakan melalui pendidikan luar sekolah, antara lain melalui Kelompok Belajar (Kejar) Paket A yang sebagian besar anggotanya adalah wanita. Berdasarkan data Sensus Penduduk Antar Survei (SUPAS) 1995, persentase penduduk wanita umur 10 tahun ke atas yang buta huruf adalah 17,14 persen, menurun dibandingkan tahun terakhir Repelita V yaitu 19,3 persen.

Dalam bidang kesehatan, upaya peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan menyusui serta penurunan angka kematian ibu melahirkan dilakukan melalui kegiatan pelayanan kesehatan dasar, penempatan bidan di desa, dan pembinaan serta pelatihan dukun bayi. Pelayanan kesehatan dasar secara teratur diselenggarakan di puskesmas dan posyandu dan dikelola oleh masyarakat, terutama wanita melalui organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Pada tahun 1996/97 jumlah posyandu telah mencapai 250.282 buah di seluruh Indonesia. Selain itu pelayanan kesehatan dasar juga mencakup penyuluhan kesehatan terhadap wanita rawan kesehatan (raketan). Pada tahun 1996/97 telah diberikan penyuluhan kepada 3.200 orang wanita, sehingga selama tiga tahun pelaksanaan Repelita VI penyuluhan telah mencakup 5.268 orang wanita. Untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan, pada tahun 1996/97 juga dilakukan pelatihan bagi 2.400 wanita yang akan menjadi motivator di bidang kesehatan.

Peran bidan di desa yang hampir seluruhnya adalah wanita terus

meningkat sehingga mendukung upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi dan anak di daerah perdesaan. Pada tahun 1996/97 telah ditempatkan sekitar 13 ribu bidan PTT di desa, sehingga secara keseluruhan sejak tahun 1989/90 sampai dengan tahun 1996/97 telah ditempatkan sekitar 62 ribu bidan

XIX/8

Page 9: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

sehingga tetap mencakup seluruh kebutuhan bidan di desa. Selain tenaga bidan, peranan dukun bayi juga cukup penting untuk memperluas cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan melahirkan. Pada tahun 1996/97, jumlah dukun bayi yang telah dibina sebanyak 109 ribu orang, sedangkan dukun bayi yang dilatih mencakup 6300 orang.

Sementara itu dalam bidang kependudukan dan keluarga sejahtera, wanita disamping sebagai pelaku KB (akseptor), juga telah sejak lama berpartisipasi sebagai motivator KB, yang dikenal sebagai petugas lapangan KB (PLKB) dan penyuluh KB. Sampai dengan tahun 1996/97 jumlah motivator KB telah mencapai sebanyak 32,2 ribu. Di samping itu petugas KB bersama-sama dengan bidan di desa memiliki peran penting dalam kegiatan pelayanan KB. Dalam tahun 1996/97 sebanyak 5,8 juta pasangan usia subur (PUS) berhasil diajak menjadi peserta KB baru, meningkat sebesar 4,32 persen dari tahun 1994/95. Di samping itu, kegiatan pembinaan akseptor KB untuk tetap ber-KB (peserta KB aktif) terus dilakukan dan hingga tahun 1996/97 telah mencakup 25,5 juta PUS, bertambah sekitar 1,3 juta PUS dari tahun sebelumnya.

b. Peningkatan Kualitas dan Perlindungan Tenaga Kerja Wanita

Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja wanita (nakerwan) dan perlindungan bagi nakerwan dan keluarganya dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pelatihan untuk meningkatkan keahlian, keterampilan, dan etos kerja produktif, serta perlindungan terhadap hak-hak tenaga kerja wanita. Sasaran utama dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah wanita dari keluarga berpenghasilan rendah.

XIX/9

Page 10: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

Dalam rangka peningkatan kualitas nakerwan telah diupayakan berbagai kegiatan antara lain dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan wanita. Pada tahun 1996/97 dilanjutkan pelaksanaan pelatihan keterampilan praktis usaha bagi 3.000 orang wanita di daerah perdesaan serta bantuan berupa modal usaha kepada 217 kelompok belajar usaha wanita. Dengan demikian sampai dengan tahun ketiga pelaksanaan Repelita VI telah dilatih 10.500 orang wanita serta diberikan bantuan modal kepada 667 kelompok. Kegiatan lainnya adalah penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok usaha bersama (KUB) yang meliputi kegiatan usaha pertanian, perdagangan, dan industri kecil dan rumah tangga melalui kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K). Kegiatan ini diselenggarakan bagi kelompok petani-nelayan kecil (KPK) yang sebagian besar adalah KPK wanita. Pada tahun 1996/97 kegiatan P4K telah berkembang menjadi 17.950 KPK wanita. Di bidang perkoperasian, pada tahun 1996/97 dilakukan pembinaan dan pelatihan keterampilan perkoperasian dan usaha kecil bagi 2.960 orang pengelola dan anggota koperasi wanita di 27 propinsi. Selanjutnya di bidang pos dan telekomunikasi, sejak tahun 1993/94 terus dilaksanakan pelatihan bagi calon wiraswastawati bidang pos dan telekomunikasi di berbagai kota yang berbeda, dan pada tahun 1996/97 dilakukan di kota Palembang, Manado, Padang, dan Mataram.

Sementara itu peningkatan kualitas nakerwan yang bekerja di sektor informal antara lain dilakukan melalui pembinaan pedagang eceran di pasar tradisional yang telah dilakukan sejak tahun 1993/94. Pada tahun 1996/97 pembinaan tersebut telah mencakup 20 propinsi yang melibatkan 1.550 orang pedagang wanita melalui kegiatan temu usaha dan 1.450 orang pedagang wanita melalui kegiatan penataran usaha perdagangan. Dengan demikian, selama tiga tahun pelaksanaan Repelita VI telah dilakukan kegiatan temu usaha bagi 5.850 wanita

XIX/10

Page 11: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

pedagang dan penataran usaha perdagangan bagi 4.250 wanita pedagang.

Dalam rangka meningkatkan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja, pengupahan, pengembangan karier, kesejahteraan tenaga kerja wanita, dan jaminan sosial bagi tenaga kerja wanita dan keluarganya, pada tahun 1996/97 dilanjutkan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan mengenai upah minimum dan jam kerja maksimum, dan kesehatan kerja di sektor informal, serta penetapan 28 upah minimum regional (UMR) di 27 propinsi dan Otorita Pulau Batam, dibawah koordinasi Departemen Tenaga Kerja. Selain itu juga telah dicetak sebanyak 2000 Buku Pedoman Gizi Nakerwan dan 2000 Buku Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Kerja Wanita.

Upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja sejak tahun 1993/94 lebih diarahkan kepada nakerwan di sektor informal. Pada tahun 1996/97 telah dilakukan pelatihan bagi 1.140 pelatih di tingkat pusat dan kader pelatih di tingkat lapangan. Pelatih dan kader pelatih tersebut selanjutnya memberikan pembinaan keterampilan serta penyuluhan pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) dan pengelolaan tempat penitipan anak (TPA) bagi para pengelola TPA dan nakerwan, baik di berbagai perusahaan dan industri maupun di sektor informal. Sementara itu mulai tahun 1996/97, pembinaan keterampilan serta penyuluhan tersebut juga diberikan secara langsung kepada 1.140 nakerwan yang bekerja di sektor informal. Dengan demikian secara keseluruhan telah dilakukan pelatihan bagi 2.460 pelatih, kader pelatih, dan nakerwan di sektor informal.

XIX/11

Page 12: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

c. Peningkatan Peran Ganda Wanita dalam Keluarga dan Masyarakat

Peningkatan peranan wanita dalam keluarga dan masyarakat diarahkan pada keserasian dan keseimbangan peranan wanita dalam membina keluarganya dan peran aktifnya di masyarakat luas. Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga antara lain dilakukan melalui peningkatan pendapatan keluarga serta pembinaan tumbuh kembang anak balita. Sementara itu, peran wanita dalam masyarakat diwujudkan melalui peningkatan berbagai aktivitas wanita dalam pelayanan masyarakat.

Upaya meningkatkan peran wanita dalam meningkatkan pendapatan keluarganya antara lain dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan bantuan berusaha sendiri dalam bentuk Usaha Swadaya Wanita Desa (USWD) sebagai bagian dari pembangunan kesejah- teraan sosial. Selain itu untuk mencegah masalah sosial ekonomi dari wanita muda di daerah rawan sosial ekonomi, juga dilakukan kegiatan bimbingan berupa keterampilan kerja dan usaha bagi 1.650 wanita usia 15-29 tahun dan pengembangan usaha kelompok bagi 200 orang wanita yang telah dibina pada tahun sebelumnya. Di bidang pertanian, dilanjutkan kegiatan diversifikasi pangan dan gizi melalui pemanfaatan pekarangan rumah di 27 propinsi dalam bentuk penyebarluasan paket teknologi pekarangan berupa bibit, benih (sayuran, buah-buahan, ikan dan ternak unggas), dan sarana produksi. Pada tahun 1996/97 telah diberikan bantuan paket bagi sekitar 25 ribu wanita tani, sehingga sampai dengan tahun ketiga pelaksanaan Repelita VI telah diberikan bantuan kepada sekitar 127 ribu wanita tani.

Upaya peningkatan peranan ibu sebagai pembina dalam keluarga

bersama-sama dengan suami sebagai dwi tunggal antara lain dilakukan melalui kegiatan kelompok bina keluarga balita (BKB) yang telah

XIX/12

Page 13: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

berlangsung sejak tahun 1980 dan penyuluhan Keluarga Bahagia Sejahtera (KBS). Pada tahun 1996/97 dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi 150 orang kader BKB pada Lembaga Swadaya Masya- rakat (LSM) agama. Pada tahun yang sama juga dilakukan penyuluhan KBS mengenai pembinaan anak balita bagi 300 orang nakerwan di perusahaan dan 450 orang ibu di tingkat desa. Melalui berbagai kegiatan posyandu juga diselenggarakan kegiatan imunisasi bagi ibu hamil, usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK), dan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi anak balita dan pentingnya air susu ibu (ASI) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Kegiatan-kegiatan tersebut juga dilakukan melalui kegiatan pengembangan kelangsungan hidup, pengembangan, perlindungan ibu dan anak (KHPPIA), antara lain melalui penyuluhan tentang imunisasi, pemeli- haraan kesehatan ibu hamil dan balita, serta penyuluhan mengenai peranan posyandu dengan pendekatan agama.

Sementara itu peningkatan peran serta wanita dalam masyarakat dilakukan melalui berbagai aktivitas wanita untuk mendukung pembangunan di daerahnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan antara lain melalui wadah PKK, KB, dan posyandu. Melalui gerakan PKK, wanita berperan aktif dalam membina kesejahteraan keluarganya, sedangkan dalam kegiatan posyandu, wanita terlibat secara aktif dalam pemberian pelayanan kesehatan, imunisasi, dan perbaikan gizi keluarga. Di bidang Keluarga Berencana (KB), peran wanita adalah sebagai peserta dan motivator KB.

d. Pengembangan Iklim Sosial Budaya yang Mendukung Kemajuan Wanita

Peningkatan partisipasi wanita dalam pembangunan perlu didukung oleh iklim sosial budaya yang dapat memahami serta menerima akan makna kemitrasejajaran pria dan wanita dalam

XIX/13

Page 14: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

pembangunan. Dalam rangka mengembangkan pengertian kemitra- sejajaran pria dan wanita tersebut dilakukan berbagai kegiatan yang mencakup penataan hukum dan perundang-undangan, penyebarluasan informasi, dan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) mengenai jender, serta perumusan indikator dan data statistik jender terutama di lingkungan pemerintah.

Dalam rangka mengembangkan kesadaran tentang hak dan kewajiban wanita, pada tahun 1996/97 dilanjutkan upaya penataan hukum dan perundang-undangan. Upaya tersebut terutama ditujukan untuk memasyarakatkan undang-undang dan peraturan yang melindungi hak-hak wanita dan kewajibannya dalam aspek-aspek perkawinan, perceraian, serta tata cara kerja bagi pekerja wanita, seperti jam kerja malam dan pemutusan hubungan kerja karena menikah, hamil, dan melahirkan.

Untuk menyebarluaskan makna kemitrasejajaran pria dan wanita maka dilakukan kegiatan KIE melalui media massa, antara lain dalam bentuk pelatihan produksi paket siaran wanita dalam pembangunan dan pelatihan operasi penerangan, serta kegiatan produksi paket siaran. Pada tahun 1996/97 telah dilakukan pelatihan bagi 70 orang juru penerangan (jupen ) di Propinsi Kalimantan Barat dan Maluku, serta pelatihan produksi paket siaran wanita dan pembangunan dengan sistem DBU (Development Broadcasting Unit) bagi 20 orang di 5 stasiun RRI. Selain itu juga telah diproduksi paket siaran wanita dalam pembangunan sebanyak 5 paket untuk 23 stasiun RRI dan 6 paket untuk 6 stasiun TVRI di Indonesia.

Selanjutnya, untuk menyebarluaskan informasi mengenai statistik wanita dan pria di Indonesia, pada bulan Desember 1996 dipubli- kasikan buku "Profil Kedudukan dan Peranan Wanita Indonesia Tahun 1995" oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita bekerja

Page 15: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

XIX/14

Page 16: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

sama dengan Biro Pusat Statistik (BPS). Di samping itu, pada tahun 1996/97 mulai diupayakan pembentukan indikator jender menurut sektor yang proses pembentukannya melibatkan seluruh instansi sektor pembangunan. Indikator jender tersebut ditujukan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kemitrasejajaran pria dan wanita di setiap sektor pembangunan, dan untuk mempersiapkan perencanaan pembangunan selanjutnya. Dalam rangka penerapan indikator jender menurut sektor kedalam telaah Repelita VI, maka pada tahun 1996/97 telah diselenggarakan "Seminar Indikator Jender Menurut Sektor dan Hasil Review Repelita VI Berdasarkan Jender". Selanjutnya indikator jender menurut sektor tersebut juga akan diterapkan dalam proses perencanaan Repelita VII agar wawasan kemitrasejajaran pria dan wanita yang harmonis dengan pendekatan jender terakomodasi kedalam Repelita VII.

e. Pembinaan Kelembagaan dan Organisasi Wanita

Pembinaan kelembagaan dan organisasi wanita bertujuan untuk memantapkan fungsi kelembagaan dan mekanisme kerja organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok yang menghimpun wanita. Pembinaan ini antara lain meliputi pembinaan kelompok PKK, Pusat Studi Wanita (PSW) dan pembinaan tim pengelola Program Peranan Wanita (P2W). Di samping itu, terus dilanjutkan kegiatan-kegiatan yang mendukung perencanaan pembangunan yang berwawasan jender dan partisipasi wanita dalam berbagai kegiatan internasional.

Di tingkat desa, kegiatan wanita diselenggarakan melalui kelompok satuan penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang sejak tahun 1995/96 telah mencakup seluruh desa dan kelurahan yang ada di Indonesia. Di tingkat propinsi dan kabupaten, pembinaan kelembagaan P2W dilakukan melalui pembentukan Tim Pengelola P2W tingkat propinsi dan tingkat kabupaten berdasarkan

XIX/15

Page 17: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

Inpres Nomor 15 Tahun 1995 tentang Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangunan di Daerah dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1996 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Program Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangun- an di Daerah. Tim Pengelola tersebut terdiri dari unsur-unsur Pemerintah Daerah, Bappeda, Kantor Perwakilan, dan Ketua PSW yang ada di perguruan tinggi setempat, Kepala Dinas Daerah Tingkat I dan Pimpinan instansi terkait lainnya. Pusat Studi Wanita (PSW) yang merupakan mitra pemerintah dalam merumuskan program P2W serta berperan aktif dalam memecahkan masalah-masalah wanita dalam pembangunan di daerahnya, jumlahnya makin meningkat. Pada tahun 1996/97 tercatat sebanyak 72 PSW yang tersebar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Sementara itu di tingkat Nasional, organisasi-organisasi wanita terus berperan melalui wadah Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan yang berwawasan jender, pada tahun 1996/97 dilakukan pelatihan "Teknik Analisis Jender dalam Perencanaan" bagi para perencana pembangunan yang dilakukan oleh Kantor Meneg. UPW, Departemen Pertanian, perguruan tinggi, serta berbagai organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. Pada tahun yang sama juga telah dilakukan uji coba terhadap paket pelatihan "Perencanaan Pembangunan Berwawasan Jender" yang disusun oleh Departemen Dalam Negeri dalam bentuk pelatihan bagi 75 orang perencana di tingkat kabupaten serta orientasi bagi 110 orang istri Bupati/Walikotamadya.

XIX/16

Page 18: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

C. PEMBINAAN ANAK DAN REMAJA

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program dalam Repelita VI

Sasaran pembinaan anak dan remaja dalam Repelita VI adalah meningkatnya anak yang mempunyai status gizi dan kesehatan yang baik; meningkatnya jumlah anak dan remaja yang mengikuti pendidikan dasar sembilan tahun; meningkatnya minat baca dan belajar di kalangan anak dan remaja; terpelihara dan terbinanya anak yang kurang beruntung dan terlantar; menurunnya tingkat kenakalan remaja dan terhindarnya anak dan remaja dari bahaya penyalahgunaan obat terlarang, zat adiktif, dan narkotika; dan meningkatnya kesadaran dan peran orang tua dalam mendidik dan membina anak dan remaja, terutama dalam keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan budi pekerti luhur.

Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, kebijaksanaan pembinaan anak dan remaja adalah: meningkatkan status gizi dan kesehatan; meningkatkan pendidikan; menumbuhkan wawasan iptek; menumbuhkan dan meningkatkan idealisme dan patriotisme; meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan; meningkatkan peran keluarga dan masyarakat dalam pembinaan anak dan remaja; serta meningkatkan pembinaan dan perlindungan hukum anak dan remaja.

Pencapaian sasaran dan pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan anak dan remaja dilaksanakan melalui Program pembinaan anak dan remaja yang bersifat lintas bidang dan sektor serta didukung oleh pentingnya peran serta keluarga dan masyarakat.

XIX/17

Page 19: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Ketiga Repelita VI

Program pembinaan anak dan remaja pada Repelita VI dilaksanakan melalui program pembinaan anak dan remaja pada sub. sektor peranan wanita, anak dan remaja dan program pokok di sektor kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial, serta program penun- jang di berbagai sektor pembangunan lainnya. Kegiatan pembinaan anak dan remaja merupakan kelanjutan, perluasan, dan peningkatan pelaksanaan program dari tahun-tahun sebelumnya. Peran serta masyarakat juga lebih ditingkatkan sehingga sasaran yang dituju dapat menjangkau segenap lapisan masyarakat. Upaya tersebut dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut.

a. Peningkatan Status Gizi dan Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan peningkatan status gizi dan kesehatan bagi anak dan remaja. Upaya tersebut dilaksanakan di posyandu dan sekolah serta didukung oleh partisipasi masyarakat.

Peningkatan status gizi diutamakan bagi bayi dan anak balita meliputi kegiatan-kegiatan antara lain pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita, peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI), dan pembinaan kebiasaan makanan sehat dan bergizi sejak usia dini yang dilaksanakan melalui penyuluhan dan pelayanan gizi di posyandu. Pada tahun 1996/97 jumlah posyandu yang melaksanakan penyuluhan gizi ada sebanyak 250,3 ribu posyandu. Dalam rangka peningkatan status gizi terutama bagi anak SD/MI di desa IDT telah dilaksanakan program pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) yang diselenggarakan atas kerjasama orang tua murid sekolah dan masyarakat setempat. Pada tahun 1996/97 kegiatan

XIX/18

Page 20: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

PMT-AS telah dilaksanakan di 14.445 desa IDT di 175 kabupaten/ kotamadya di 21 propinsi di luar jawa dan Bali dan menjangkau 2,3 juta murid pada 18.518 SD/MI.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan anak dan remaja dilaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja baik di dalam maupun di luar sekolah. Di lingkungan sekolah kegiatan tersebut diselenggarakan melalui kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) yang meliputi penjaringan masalah kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan pencegahan penyakit berupa imunisasi. Jumlah sekolah yang tercakup dalam kegiatan UKS pada tahun 1996/97 meliputi 149,6 ribu sekolah, meningkat 27,3 persen dari tahun 1995/96 yaitu 117,5 ribu sekolah. Sedangkan pelayanan di luar sekolah diberikan melalui pelayanan kesehatan anak luar biasa dan pelayanan kesehatan remaja. Pada tahun 1996/97 pelayanan kesehatan bagi anak luar biasa telah dilaksanakan di 1.065 puskesmas, meningkat 53,7 persen dari tahun 1995/96 yaitu 693 puskesmas. Pelayanan kesehatan remaja dilaksanakan melalui konseling kesehatan dan penyuluhan yang pada tahun 1996/97 telah mencakup 24.563 orang meningkat dari tahun 1995/96 yaitu 16.998. Selain itu, upaya peningkatan kesehatan bagi anak balita diselenggarakan melalui Pekan Imunisasi Nasinal (PIN). Pada tahun 1996/97 PIN telah dilaksanakan dalam dua putaran dan telah divaksinasi sebanyak 23,0 juta balita pada putaran pertama dan 23,5 juta balita pada putaran kedua.

Dari berbagai kegiatan tersebut diatas, peningkatan derajat kesehatan dan status gizi ditunjukan antara lain dengan menurunnya angka kematian bayi. Pada tahun 1996 angka kematian bayi diperkirakan mengalami penurunan menjadi 54 per seribu kelahiran menurun dibandingkan dengan tahun 1995 yaitu 55 per seribu kelahiran.

XIX/19

Page 21: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

b. Peningkatan Pendidikan

Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas anak dan remaja agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, maju, cerdas, kreatif, berdisiplin, serta sehat jasmani dan Rohani. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya seperti program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pembinaan pendidikan agama dan budi pekerti luhur serta berbagai kegiatan seperti pramuka, karang taruna, kesenian, OSIS, dan organisasi keagamaan.

Melalui pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, kesempatan anak dan remaja untuk mengikuti pendidikan menjadi lebih terbuka. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya angka partisipasi pendidikan di tingkat sekolah dasar termasuk madrasah ibtidaiyah (MI) dan SLTP termasuk madrasah tsanawiyah (MT). Pada tahun 1996/97 angka partisipasi kasar (APK) tingkat SD telah mencapai 112,4 persen meningkat dari 111,9 persen pada tahun 1995/96. APK tingkat SLTP pada tahun 1996/97 telah mencapai 68,7 persen meningkat dari 60,8 persen pada tahun 1995/96. Namun demikian masih terdapat anak dan remaja yang tidak bersekolah atau putus sekolah terutama disebabkan karena rendahnya kemampuan ekonomi, karena itu program Inpres Desa Tertinggal (IDT) diharapkan akan dapat mendorong ekonomi keluarga yang diharapkan akan berdampak pada penurunan angka putus sekolah. Gangguan kesehatan dan kurang gizi juga merupakan salah satu sebab putus sekolah. Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan program UKS, pelayanan kesehatan anak luar biasa dan remaja, dan program pelayanan gizi anak sekolah dasar (PMT-AS).

Dalam rangka meningkatkan pendidikan agama dan budi pekerti luhur pada tahun 1996/97 dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain

XIX/20

Page 22: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

penyuluhan keagamaan remaja SMU dan SMK di 24 lokasi, perkemahan keagamaan remaja SLTP dan SLTA di 24 lokasi, dan pemberian pengadaan buku "Pola Pembinaan Anak dan Remaja" sebanyak 500 set eksemplar.

c. Penumbuhan Wawasan Iptek

Penumbuhan wawasan iptek anak dan remaja dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Dalam rangka menumbuhkembangkan wawasan iptek sejak dini diberikan alat permainan edukatif (APE) bagi kelompok-kelompok bina keluarga balita dan penyuluhan bagi ibu keluarga balita. Sedang- kan dalam rangka menumbuhkan minat baca dan belajar bagi remaja dikembangkan taman bacaan dan perpustakaan keliling di perdesaan di seluruh propinsi.

Dalam rangka menumbuhkan minat terhadap seni, budaya, daya cipta, analisis, prakarsa dan kreasi selama tahun 1996/97 telah dise- lenggarakan berbagai kegiatan antara lain lomba musikalisasi puisi sebanyak 3 kali, temu seniman/sastrawan dengan anak dan remaja di Jakarta sebanyak 9 kali, sayembara penyusunan cerita ilmiah bergambar sebanyak 9 kali serta penerbitan dan penyebarluasan hasil sayembara sebanyak 3.000 eksemplar.

d. Penumbuhan dan Peningkatan Idealisme dan Patriotisme

Upaya menumbuhkan dan meningkatkan idealisme dan patriotis- me terhadap anak remaja diarahkan pada penghayatan dan pengamal- an hak, kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai warganegara. Hal itu dilakukan dengan menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin dan

XIX/21

Page 23: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

kemandirian sejak anak usia sekolah. Bagi para remaja ditumbuhkan idealisme dan patriotisme serta wawasan kebangsaan.

Salah satu kegiatan untuk menumbuhkan idealisme dan patriotisme adalah melalui kegiatan kepramukaan bagi anak dan remaja. Dalam rangka itu, antara lain diselenggarakan kegiatan kepanduan, pelatihan instruktur/pembina pramuka, dan pemberian bantuan peralatan kepramukaan. Kegiatan lainnya adalah Forum Dialog Anak pada tahun 1996/97 bersama dengan tokoh dan pejuang RI, yang diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Anak Nasional tahun 1996.

e. Peningkatan Kemampuan Menyesuaikan Diri dengan Masyarakat dan Lingkungan

Peningkatan kemampuan anak remaja dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungannya dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya hidup bermasyarakat sedini mungkin. Salah satu kegiatan pembinaan anak dan remaja untuk menjamin kelangsungan proses tumbuh kembang anak balita dalam rangka meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri adalah melalui pengembangan tempat penitipan anak (TPA) dan kelompok bermain. Pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan pelatihan bagi 30 petugas TPA dan 30 petugas kelompok bermain oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Sosial.

Upaya pembinaan remaja untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dilaksanakan melalui "wisata remaja cinta lingkungan" bagi remaja di lingkungan OSIS. Kegiatan lainnya adalah melalui "jambore kependudukan dan lingkungan" yang diikuti oleh wakil-wakil dari organisasi kepramukaan di seluruh propinsi Indonesia agar

XIX/22

Page 24: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

mereka memahami norma keluarga kecil bahagia serta pelestarian lingkungan hidup.

f. Peningkatan Peranan Keluarga dan Masyarakat

Peningkatan peranan keluarga dan masyarakat terutama dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga khususnya orang tua mengenai pendidikan dan pembinaan anak dan remaja yang baik, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan pendidikan keluarga.

Dalam rangka memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada orang tua khususnya para ibu tentang cara mendidik dan mengasuh anak Balita, telah dibentuk kelompok-kelompok bina keluarga balita (BKB). Melalui kelompok BKB ini, diharapkan ibu-ibu akan mampu mendidik dan mengasuh anak balitanya sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada tahun 1996/97 telah tercatat sebanyak 110.817 kelompok BKB yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk mendukung kegiatan BKB di desa tertinggal telah diterbitkan berbagai buku tentang tumbuh kembang anak balita. Forum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia (FK-PPAI) telah berdiri sebagai organisasi kemasyarakatan yang ikut berperan serta dalam meningkatkan pembinaan dan pengembangan anak Indonesia.

g. Pembinaan dan Perlindungan Hukum Anak dan Remaja

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anak dan remaja melalui peningkatan perlindungan hukum anak dan remaja, pada tahun 1996/97 dilanjutkan pemantauan atas pelaksanaan perlindungan terhadap anak-anak yang terpaksa bekerja serta perlindungan terhadap bentuk diskriminasi dan hukuman sesuai dengan Konvensi Hak-hak

XIX/23

Page 25: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

anak, yang telah diratifikasi pada tahun 1990. Upaya perlindungan juga dilakukan melalui pengawasan dan penerapan norma kerja, antara lain berupa pembatasan jam kerja tidak lebih dari 4 jam sehari; tidak memperkerjakan pada malam hari; pemberian waktu dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan; dan pemberian upah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) setempat. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 1996/97 juga telah diadakan pendataan jumlah tenaga kerja anak.

Dalam rangka mencegah dan mengurangi kenakalan dan penyalahgunaan obat terlarang dan narkotika di kalangan remaja, telah dikeluarkan UU No. 7 tahun 1997 tentang pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika tahun 1988. Selain itu, terus ditingkatkan pengawasan pe-redaran obat-obat terlarang dan narkotika sesuai Inpres No. 6 tahun 1971, yang dilaksanakan secara terpadu oleh berbagai instansi pemerintah dibawah koordinasi Badan Koordinasi Pelaksana (BAKOLAK) bekerjasama dengan masyarakat. Bagi pelaku kenakalan remaja dan korban narkotika, selain dilakukan tindakan hukum juga dilakukan rehabilitasi melalui usaha-usaha yang dikelola pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dan pengusaha, terutama melalui pembentukkan Badan Pembinaan Ketahanan Sekolah (BPKS) yang pada tahun 1996/97 telah melaksanakan program Pendidikan Pengembangan Jati Diri (Bangjati) bagi pelajar bermasalah. Disamping itu, panti-panti sosial bekerja sama dengan masyarakat dan pengusaha menyelenggarakan pembinaan pelajar bermasalah untuk berkarya dengan menghasilkan barang-barang yang produktif seperti rotan, kulit, dan pakaian. Upaya penanggulangan remaja bermasalah juga dilakukan melalui pendekatan agama yang diselenggarakan oleh pondok-pondok pesantren dan dikelola oleh masyarakat.

XIX/24

Page 26: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

D. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PEMUDA

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program dalam Repelita VI

Dalam Repelita VI sasaran pembinaan dan pengembangan pemuda yaitu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pemuda serta kemampuannya untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek; meningkatnya partisipasi pemuda dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berlandaskan Pancasila; meningkatnya rasa kesetiakawanan sosial, serta kepedulian pada lingkungan sosial dan lingkungan hidup; meningkatnya kualitas pemuda sebagai pewaris nilai-nilai luhur budaya bangsa yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; dan meningkatnya kualitas kepemimpinan pemuda sebagai kader penerus cita-cita perjuangan bangsa.

Dalam mencapai sasaran tersebut, dirumuskan berbagai kebijaksanaan antara lain adalah meningkatkan perluasan kesempatan bagi pemuda untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan; meningkatkan peranserta pemuda dalam pembangunan di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan; meningkatkan kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan; dan meningkatkan kelembagaan dan organisasi kepemudaan.

Berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan tersebut diatas, program

pembinaan dan pengembangan pemuda dilaksanakan melalui kegiatan program-program pembangunan secara lintas bidang dan lintas sektor.

XIX/25

Page 27: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Ketiga Repelita VI

Dengan meningkatnya pembangunan di berbagai bidang dan

sektor, program pembinaan dan pengembangan pemuda telah berhasil: a) meningkatkan kesempatan pemuda dalam memperoleh pendidikan; b) meningkatkan peranserta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya serta pertahanan keamanan; c) meningkatkan kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan; dan d) meningkatkan kemandirian dalam berorganisasi.

a. Peningkatan Kesempatan Memperoleh Pendidikan

Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan bagi pemuda baik secara formal maupun non-formal merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pemuda dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek. Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur formal dapat terlihat dari meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) SLTA maupun APK Perguruan Tinggi (PT). APK SLTA tahun 1996/97, tidak termasuk madrasah aliyah, adalah sekitar 34,4 persen, meningkat dari sekitar 32,8 persen pada tahun 1995/96. Seperti tahun sebelumnya, APK Perguruan Tinggi pada tahun 1996/97 adalah 10,6 persen.

Peningkatan memperoleh pendidikan dan keterampilan melalui jalur non-formal terlihat dari semakin banyaknya jumlah pemuda yang dilatih di berbagai tempat pembinaan pendidikan luar sekolah, di antaranya pembinaan pemuda di bidang politik, sarjana penggerak pembangunan di pedesaan (SP3), pelatihan kepemimpinan dan keterampilan, pembinaan kelompok kerja produktif, pembinaan olahraga, dan pembinaan ketenagakerjaan.

XIX/26

Page 28: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

Disamping itu, pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan pelatihan keterampilan bagi pemuda karang taruna di berbagai tempat pelatihan seperti pelatihan keterampilan peternakan dan pertanian terpadu di Tapos, pelatihan pertanian di Balai Pelatihan Pertanian di Ciawi, pembudidayaan udang windu di Jepara, kerajinan kayu di Ubud, pengembangan kerajinan rotan dan kulit di Sidoarjo. Seperti tahun sebelumnya, pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan pelatihan dan pemberian bantuan modal kerja kepada 2.953 karang taruna di seluruh Indonesia.

b. Peningkatan Peranserta Pemuda dalam Pembangunan

Kesinambungan pembinaan pemuda sebagai kader bangsa yang mewarisi nilai-nilai luhur budaya bangsa yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dilakukan melalui peningkatan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial; dalam kehidupan politik; penumbuhan semangat kewiraswastaan; pembinaan keagamaan; pengembangan minat seni dan budaya; dan pembinaan pemuda dalam bidang olahraga.

Peningkatan peran serta pemuda di bidang sosial antara lain terwujud dalam berbagai kegiatan pemuda di bidang kesehatan dan Keluarga Berencana (KB). Pada tahun 1996/97 kegiatan pemuda di bidang kesehatan meliputi: pengembangan forum komunikasi kesehatan, pelatihan kader bidang kesehatan, penyebarluasan informasi melalui pengembangan media komunikasi kesehatan generasi muda, dan sarasehan bagi motivator pemuda anti narkoba. Pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan berbagai pembinaan di bidang kesehatan antara lain: pembinaan Taruna Husada di 40 kabupaten, pembinaan Santri Husada sebanyak 180 santri, penanggulangan narkoba bagi 810 organisasi kepemudaan, pembinaan partisipasi

XIX/27

Page 29: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

pemuda dalam upaya penyuluhan kesehatan bagi 160 organisasi kepemudaan, dan pembinaan bagi 5 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang kesehatan. Selain itu, pada tahun 1996/97 telah diberikan bantuan untuk penerapan dan pembinaan teknologi tepat guna kesehatan bagi 80 kecamatan, meningkat dua kali lipat dari tahun 1995/96 yaitu 40 kecamatan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, partisipasi pemuda dalam gerakan Keluarga Berencana tercermin dengan semakin aktifnya pemuda dalam Satuan Karya Pramuda Keluarga Berencana (Saka Kencana) yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan praktis dan bhakti masyarakat dalam bidang Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman politik pemuda, pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan berbagai pendidikan politik bagi para kader yang diikuti oleh 3.780 peserta dari seluruh propinsi. Disamping itu, seperti tahun-tahun sebelumnya penataran P-4 juga diberikan kepada murid SLTA dan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Penataran P-4 bagi kader pemuda tingkat nasional dilaksanakan bagi 102 pemuda. Partisipasi pemuda dalam pertahanan keamanan diarahkan untuk meningkatkan ketahananan nasional dan wawasan kebangsaan. Untuk itu sampai dengan tahun 1996/97 telah dilaksanakan kegiatan Penataran Kewaspadaan Nasional (Tarpadnas) bagi 106 orang pemuda. Pada tahun yang sama juga dilaksanakan kegiatan Kader Bela Negara, yang sudah dimulai sejak tahun 1984, bagi sebanyak 65 orang pemuda.

Peran pemuda di bidang ekonomi diarahkan untuk meningkatkan jiwa dan semangat kewirausahaan bagi pemuda. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain adalah pendidikan dan pelatihan keterampilan di bidang perkoperasian dan usaha kecil bagi pengelola dan anggota koperasi pemuda. Jumlah pemuda yang memperoleh pembinaan dan

XIX/28

Page 30: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

pelatihan keterampilan pada tahun 1996/97 adalah sebanyak 1.750 orang di 27 propinsi atau meningkat 6,0 persen dari tahun 1995/96 yaitu sebanyak 1.650 orang. Selain itu, untuk meningkatkan semangat kewiraswastaan bagi pemuda telah dilaksanakan berbagai pelatihan keterampilan bagi para anggota Karang Taruna. Kegiatan lain yang telah dilaksanakan adalah mengadakan bimbingan melalui penataran, konsultasi, penyuluhan, temu wicara dan magang tentang usaha perdagangan. Pada tahun 1996/97 sebanyak 35 orang pemuda Bengkulu telah mengikuti kerja magang di sejumlah perusahaan di Jepang. Sebelum mereka diberangkatkan, para pemuda tersebut telah menjalani pelatihan ketenagakerjaan di Balai Latihan Kerja (BLK) di Lembang, Jawa Barat.

Selanjutnya, untuk mempersiapkan para wirausahawan muda agar dapat berperan lebih nyata dalam menanggulangi kecenderungan pengangguran di kalangan pemuda terdidik, pada tahun 1996/97 telah ditandatangani keputusan bersama tentang pengaturan kawasan industri bagi pemuda terdidik. Kepada kaum muda terdidik tersebut akan dialokasikan sebagian dari kawasan industri untuk lokasi mendirikan usaha. Disamping itu, pada tahun 1996/97 telah diberikan bimbingan panduan bagi pemandu penempatan tenaga kerja muda dari lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan dan bagi para siswa sekolah kejuruan agar mengetahui keadaan dunia kerja, yang diikuti oleh 1.220 orang di 8 propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan.

Upaya untuk meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan khususnya dalam pembangunan daerah transmigrasi dilaksanakan melalui kegiatan yang dapat mendorong pemuda untuk membentuk kelompok usaha bersama (KUB) dan pelatihan keterampilan berwirausaha. Kegiatannya meliputi bidang usaha perikanan, peter-

XIX/29

Page 31: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

nakan, pengolahan coklat, tahu, tempe, dan tenun. Seperti pada tahun sebelumnya, pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan pelatihan teknis ke PUan bagi pemuda/pramuka di 4 propinsi atau meningkat dari 2 propinsi pada tahun 1995/96 dengan jumlah peserta masing-masing propinsi sebanyak 25 orang.

Pada tahun 1996/97 kegiatan pemuda di bidang keagamaan dilakukan melalui pelatihan rohaniawan muda, pelatihan tenaga pembina rohani pemuda, pelatihan tenaga rohani karang taruna, orientasi wawasan kebangsaan, dan pembinaan generasi muda di bidang keagamaan dengan jumlah peserta sebanyak 1.208 orang meningkat 123,7 persen dari tahun 1995/96 yaitu sebanyak 540 orang. Di samping itu, pada tahun 1996/97 telah diberikan bantuan 600 set buku keagamaan kepada berbagai organisasi kepemudaan di 27 propinsi.

Dalam rangka mengembangkan minat seni dan budaya pemuda, pada tahun 1996/97 telah diselenggarakan berbagai kegiatan pergelaran seni budaya, kegiatan pentas, dan lomba seni budaya di seluruh daerah. Disamping itu, pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan lomba menulis tingkat SLTA dan lomba cipta puisi tingkat nasional. Selanjutnya, seperti tahun-tahun sebelumnya juga disumbangkan berbagai buku panduan mengenai pembahasan dan pengembangan nilai-nilai seni dan budaya bagi pemuda di seluruh tanah air.

Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani, mental dan rokhani masyarakat, dan ditujukan untuk pembentukan watak kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional. Sebagai kelanjutan dari upaya peningkatan kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga bagi

XIX/30

Page 32: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

pemuda dalam tahun 1996/97 telah dilaksanakan pendidikan dan pembinaan bagi para pelajar dan pemuda di seluruh propinsi. Sementara itu prestasi pemuda di bidang olah raga telah menunjukkan hasil yang membanggakan. Prestasi tersebut antara lain terlihat dalam cabang olah raga tenis, angkat besi, bulu tangkis, catur, dan tinju melalui pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan di tingkat internasional.

c. Peningkatan Kepeloporan dan Kepemimpinan Pemuda dalam Pembangunan

Meningkatnya jiwa kepeloporan dan kepemimpinan pemuda terutama diarahkan kepada upaya meningkatkan peran aktif mereka dalam berbagai kegiatan pembangunan. Di samping itu untuk menumbuhkan jiwa dan semangat kepemimpinan juga untuk mencetak pemuda yang mampu memimpin dan mempelopori suatu kegiatan pembangunan. Upaya kearah itu dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga pembina pemuda, penempatan tenaga sarjana penggerak pembangunan pedesaan (SP-3) dan penempatan pemuda pelopor untuk proyek padat karya, magang, aksi sosial Purna Paskibraka Indonesia, kegiatan napak tilas, dan pertukaran pemuda.

Dalam tahun 1996/97 telah dikerahkan 1.500 orang sarjana penggerak pembangunan perdesaan (SP3) dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu pada tahun 1996/97 telah di pekerjakan 650 pemuda untuk proyek padat karya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Proyek tersebut meliputi kegiatan perbaikan jalan dan saluran air di 8 kelurahan Jabotabek. Penempatan para pemuda pelopor tersebut diharapkan akan mendorong motivasi dan membantu masyarakat dalam pengembangan cinta lingkungan dan usaha-usaha wiraswasta seperti: pertanian, perikanan, peternakan, dan usaha ekonomi produktif lainnya.

XIX/31

Page 33: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

Selanjutnya, sebagai upaya untuk meningkatkan rasa cinta tanah air serta semangat persatuan dan persaudaraan telah dilaksanakan kegiatan pertukaran pemuda antar propinsi dengan jumlah peserta sebanyak 1.500 orang. Di samping itu seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai upaya meningkatkan wawasan internasional pada tahun 1996/97 telah dilaksanakan pertukaran pemuda antar negara sebanyak 128 orang dari berbagai penjuru dunia.

Dalam rangka menghindari pemuda dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji seperti kenakalan remaja dan tawuran, telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat dalam mengisi hari libur sekolah diantaranya: magang diberbagai instansi dan perusahaan serta aksi sosial Purna Paskibraka Indonesia yang diikuti sebanyak 1.700 orang pelajar SLTA DKI Jakarta.

Kegiatan lainnya adalah napak tilas jejak pahlawan yang ditujukan untuk memelihara dan mengobarkan semangat juang pemuda melalui penelusuran tempat-tempat bersejarah dalam perjuang- an bangsa. Pada tahun 1996/97 kegiatan ini diikuti oleh 2.100 orang pemuda dari 27 propinsi.

d. Peningkatan Kelembagaan dan Organisasi Kepemudaan

Melalui upaya peningkatan kelembagaan dan organisasi kepemu- daan diharapkan peran pemuda menjadi semakin menonjol dalam berbagai kegiatan pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain meliputi pemantapan fungsi koordinasi antar organisasi pemuda dan peningkatan manajemen organisasi kepemudaan termasuk bantuan sarana organisasi. Organisasi kepemudaan meliputi KNPI, kepramukaan, pemuda pelajar (OSIS) dan kemahasiswaan.

XIX/32

Page 34: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

Di samping itu telah pula dilaksanakan pelatihan dan pembinaan anggota dan pengurus karang taruna, studi karya bhakti karang taruna, pembinaan forum komunikasi karang taruna (FKKT), dan pemberian bantuan sarana organisasi. Dalam tahun 1996/97 telah di- lengkapi sarana organisasi bagi 2,953 karang taruna yang tersebar diseluruh propinsi. Kegiatan lainnya adalah pembinaan yang ditujukan bagi organisasi pemuda dalam wadah KNPI dan Pramuka dalam bentuk berbagai pelatihan kepemimpinan dan keterampilan pemuda yang diikuti oleh 1.700 orang peserta. Selanjutnya, pada tahun 1996/97 telah diberikan bantuan bagi pembinaan kepramukaan bagi 1.500 orang. Selain itu, pada tahun 1996/97 telah diselenggarakan pekan diskusi antar organisasi pemuda dengan pemerintah yang bertujuan untuk menambah wawasan para pemuda dengan jumlah peserta sebanyak 2.665 orang.

Dalam rangka peningkatan wawasan kelembagaan dan organisasi kepemudaan, pada tahun 1996/97 telah disebarkan sebanyak 28.325 ribu eksemplar buku pedoman kepemudaan di seluruh propinsi meningkat 34,9 persen dari tahun 1995/96 yaitu 21.000 eksemplar.

Selanjutnya, untuk melengkapi sistim informasi pemuda yang telah disusun pada tahun sebelumnya, pada tahun 1996/97 sistim informasi pemuda tersebut telah disempurnakan dan dikembangkan dengan menyajikan indikator kesejahteraan anak dan pemuda yang mencakup bidang kesehatan, pendidikan, pastisipasi ekonomi anak, lingkungan sosial dan fisik.

XIX/33

Page 35: BAB XIX - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA BAB XIX PERANAN WANITA, ANAK DAN REMAJA, DAN PEMUDA A. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas

TABEL XIX – 1PERKEMBANGAN INDIKATOR KEMAJUAN WANITA TERHADAP PRIA

1993/94, 1994/95 -1996/97

1) Angka proyeksi2) Sumber BPS dan BKKBN: Estimasi Parameter Demografi Indonesia

Menurut Propinsi dan Daerah Tempat Tinggal 1990 – 1998, BPS dan BKKBN

XIX/34