Annual Report 2014 117 BAB VIII PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY 8.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, telah meningkatkan konsumsi energi untuk kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini, sumber energi utama yang dikonsumsi adalah minyak bumi. Namun disadari bahwa persedian minyak bumi semakin menipis sehingga apabila dieksploitasi terus-menerus akan habis. Oleh karena itu perlu dilakukan efisiensi energi dan memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan. Pada sisi lain, jumlah timbulan (produksi) sampah di lingkungan perkotaan terus meningkat. Umumnya, sampah kota didominasi oleh sampah organik dengan komposisi berkisar antara 55-70 persen. Kedua permasalahan tersebut telah memacu penelitian untuk mencari sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan jumlah sampah yang melimpah di lingkungan perkotaan. Pemikiran tersebut diatas muncul karena sampah kota merupakan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Teknik pemanfaatan sampah sebagai sumber energi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan me- recovery gas metan dari TPA dan memfermentasi sampah secara anaerobik dalam digester kedap udara. Recovery gas metan TPA merupakan hal yang sangat penting dalam rangka upaya mencegah emisi gas metan yang berkontribusi dalam pemanasan global. Teknik recovery gas metan dan pemanfaatannya dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi perlu diadaptasikan dengan kondisi TPA di Indonesia yang open dumping. Sementara itu, teknik pemanfaatan sampah sebagai sumber energi melalui fermentasi anaerobik juga perlu rekayasa teknik terkait dengan sifat dan karakter sampah kota yang berbeda dengan limbah peternakan yang sudah popular dimanfaatkan menjadi biogas. Teknik biogas sampah saat ini sedang mulai berkembang. Skala pengolahan sampah organik menjadi biogas melalui fermentasi anaerobik dapat dilakukan secara tersentralisasi di pusat pengolahan sampah atau terdesentralisasi tersebar di dekat sumber-sumber sampah. Pengolahan sampah menjadi biogas yang tersentralkan umumnya berkapasitas besar dan membutuhkan
16
Embed
BAB VIII PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS · PDF fileJaringan pemipaan antar sumur . ... Food digester skala rumah tangga yang diinstalasi dan diseminasi merupakan hasil riset tahun 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Annual Report 2014
117
BAB VIII
PENGELOLAAN SAMPAH
BERBASIS RENEWABLE ENERGY
8.1. Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, telah meningkatkan konsumsi energi
untuk kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini, sumber energi utama yang dikonsumsi
adalah minyak bumi. Namun disadari bahwa persedian minyak bumi semakin menipis
sehingga apabila dieksploitasi terus-menerus akan habis. Oleh karena itu perlu
dilakukan efisiensi energi dan memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan.
Pada sisi lain, jumlah timbulan (produksi) sampah di lingkungan perkotaan terus
meningkat. Umumnya, sampah kota didominasi oleh sampah organik dengan komposisi
berkisar antara 55-70 persen. Kedua permasalahan tersebut telah memacu penelitian
untuk mencari sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan jumlah sampah yang
melimpah di lingkungan perkotaan.
Pemikiran tersebut diatas muncul karena sampah kota merupakan sumberdaya
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Teknik pemanfaatan
sampah sebagai sumber energi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan me-
recovery gas metan dari TPA dan memfermentasi sampah secara anaerobik dalam
digester kedap udara.
Recovery gas metan TPA merupakan hal yang sangat penting dalam rangka
upaya mencegah emisi gas metan yang berkontribusi dalam pemanasan global. Teknik
recovery gas metan dan pemanfaatannya dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi
perlu diadaptasikan dengan kondisi TPA di Indonesia yang open dumping. Sementara
itu, teknik pemanfaatan sampah sebagai sumber energi melalui fermentasi anaerobik
juga perlu rekayasa teknik terkait dengan sifat dan karakter sampah kota yang berbeda
dengan limbah peternakan yang sudah popular dimanfaatkan menjadi biogas. Teknik
biogas sampah saat ini sedang mulai berkembang.
Skala pengolahan sampah organik menjadi biogas melalui fermentasi anaerobik
dapat dilakukan secara tersentralisasi di pusat pengolahan sampah atau
terdesentralisasi tersebar di dekat sumber-sumber sampah. Pengolahan sampah
menjadi biogas yang tersentralkan umumnya berkapasitas besar dan membutuhkan
Annual Report 2014
118
biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang tinggi dengan operasi yang mekanis.
Hal tersebut menjadi kendala utama pembangunannya. Sementara itu, pengolahan
sampah menjadi biogas yang tersebar di dekat sumber-sumber sampah biayanya relatif
murah, padat karya, keterlibatan masyarakat tinggi, dan teknologinya tepat guna.
Kegiatan penelitian Pengelolaan Sampah Berbasis Renewable Energy dilakukan
di kota Probolinggo, sebagai tindak lanjut adanya MoU antara BPPT dengan Walikota
Probolinggo dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Pusat Teknologi
Lingkungan-BPPT dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) kota Probolinggo.
Kajian ini telah dimulai tahun 2013, dengan kegiatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
Menyusun disain prototipe teknologi anaerobic digestion sampah organik perkotaan
skala rumah tangga dan komunal.
Mengkaji performansi kinerja prototipe instalasi teknologi anaerobic digestion
sampah organik perkotaan skala rumah tangga dan komunal.
Kegiatan tersebut telah dapat dilaksanakan dengan baik dan menjadi dasar
dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014. Sedangkan kajian yang telah dilakukan untuk
tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Studi recovery dan instalasi alat purifikasi gas metan TPA.
Instalasi dan diseminasi food digester skala rumah tangga.