Top Banner
BAB VII SISTEM PENYEMENAN ( CEMENTING SYSTEM ) 7.1. TEORI DASAR Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Peralatan di atas permukaan (surface equipment) 2. Peralatan di bawah permukaan (subsurface equipment) 7.1.1 Peralatan Diatas Permukaan Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi : a. Cementing unit
30

Bab Vii Sistem Penyemenan

Jan 03, 2016

Download

Documents

Sistem Semen Drill
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab Vii Sistem Penyemenan

BAB VII

SISTEM PENYEMENAN

( CEMENTING SYSTEM )

7.1. TEORI DASAR

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah

pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu

pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur

tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu :

1. Peralatan di atas permukaan (surface equipment)

2. Peralatan di bawah permukaan (subsurface equipment)

7.1.1 Peralatan Diatas Permukaan

Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi :

a. Cementing unit

Adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur

semen dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.

Cementing unit terdiri dari :

o Tangki semen : untuk menyimpan semen kering.

o Hopper : untuk mengatur aliran dari semen kering dan air yang

ditempatkan bersama-sama dalam hopper, sehingga akan

menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.

Page 2: Bab Vii Sistem Penyemenan

o Jet Mixer : untuk mengaduk semen kering dan air yang ditempatkan

bersam-sama dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen

yang benar-benar homogen.

o Motor penggerak pompa dan pompa : berfungsi untuk memompa

bubur semen.

Jenis-jenis cementing unit :

1. Truck mounted cementing unit

2. Marine cementing unit

3. Skit mounted cementing unit

b. Flow line

Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang

dipompakan dari cementing unit ke cementing head.

c. Cementing head

Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor.

Ada dua type cementing head, yaitu :

1. Mac clatchie cementing head. Merupakan type cementing head yang cara

penggunaannya (pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug) dengan

jalan membuka dan memasang kembali.

2. Plug container. Type ini lebih praktis dari mac clatchie, karena pada plug

container ini memasangnya top plug dan bottom plug tidak perlu

membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.

7.1.2 Peralatan Dibawah Permukaan

Peralatan penyemenan dibawah permukaan meliputi :

Page 3: Bab Vii Sistem Penyemenan

a. Casing

Merupakan pipa selubung yang berfungsi untuk :

o Melindungi lubang bor dari pengaruh-pengaruh fluida formasi dan

tekanan-tekanan di sekitarnya.

o Melindungi lubang bor dari keguguran.

o Memisahkan formasi produktif satu dengan lainnya.

o Bersama-sama memperkuat dinding lubang bor serta mempermudah

operasi produksi nantinya.

Jenis-jenis casing :

1. Conductor casing

2. Intermediate casing

3. Production casing

Spesifikasi casing

1. Diameter : 26”, 20”, 13 3/8”, 9 5/8”, 7” dst.

2. Grade : p. 110, h. 40, j. 55, n. 80.

3. Panjang : 30 ft/stand

4. Berat : 23 lb/ft, 26 lb/ft, 29 lb/ft

5. Thread : 4 thread/inch. 60”

b. Centralizer

Untuk mendapatkan cincin semen yang baik (merata), casing harus terletak di

tengah-tengah lubang, untuk itu casing dilengkapi dengan centralizer.

Fungsi centralizer :

o Menempetkan casing di tengah-tengah lubang

Page 4: Bab Vii Sistem Penyemenan

o Menyekrap mud cake

o Mencegah terjadinya differential sticking.

Centralizer dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing di

tengah-tengah lubang.

c. Scratchers

Adalah suatu alat yang dirangkaikan/dipasang pada casing dan berfungsi

untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake, sehingga didapat

lubang bor yang bersih.

Ada dua jenis scratchers :

1. Rotation type wall scratcher

2. Reciprecasing type scratcher

Pemasangan scratcher pada casing pada umumnya dilas, tetapi dewasa ini

dipasang dengan step collar atau clamps. Reciprecasing scratcher pada

umumnya dipasang pada interval 15-20 ft sepanjang daerah yang disusun,

sedang rotating scratcher pada zona produktif (porous).

d. Peralatan floating

Terdiri dari :

1. Shoe : casing shoe/guide shoe, float shoe

2. Collar : guide collar, float collar

Ad (1) shoe

Casing shoe

Biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan ditempatkan pada ujung

terbawah dari rangkaian casing dan dalamnya tidak terdapat valve (katub).

Page 5: Bab Vii Sistem Penyemenan

Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk memudahkan

pemasukan rangkaian casing (running casing), agar tidak terjadi sangkutan

pada dinding lubang bor, shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi

(drillable).

Float shoe

Pada prinsipnya sama dengan casing shoe, hanya pada float shoe dilengkapi

dengan valve (katub), yang berfungsi untuk :

o Mencegah aliran balik, mencegah blow out melalui casing pada waktu

casing diturunkan.

o Mencegah aliran balik semen, setelah proses penyemenan selesai.

o Memperkecil beban menara, pada drilling line dan casing itu sendiri

Jadi float ini hanya dapat mengalirkan semen/lumpur ke daerah saja (satu

arah). Float shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi.

Ad (2) collar

Merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa meter di atas shoe,

berfungsi untuk menahan bottom plug dan top plug.

Dibuat dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).

Ada dua jenis collar :

o Guide collar : tidak dilengkapi valve, sehingga tidak dapat menahan

tekanan balik.

o Float collar : dilengkapi valve.

Page 6: Bab Vii Sistem Penyemenan

e. Shoe trach

Merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar sepanjang satu

batang atau lebih, tergantung dari ketinggian semen diannulus. Karena

ketinggian semen di annulus akan menentukan perbedaan tekanan hidrostatik

diluar dan didalam casing pada waktu memasukkan top plug. Shoe trach

berfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampur udara atau lumpur

pendorong, agar tidak keluar annulus disekitar shoe.

f. Cementing plug

1. Bottom plug

Berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi antara lumpur dengan

bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur yang berada didalam casing

dan memisahkan casing dari semen dan juga membersihkan mud film

didalam dinding casing, pada bottom plug terdapat membran yang pada

tekanan tertentu dapat pecah, sehingga semen akan mengalir keluar dan

terdorong ke annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan. Bottom

plug terbuat dari bahan karet, pada bagian luar dan cast alluminium pada

bagian dalamnya.

2. Top plug

Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari lumpur

pendorong agar tidak terjadi kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen

dalam casing. Alat ini sebagian besar terbuat dari karet dan pada bagian

bawahnya digunakan plat alluminium dan tidak mempunyai membrane

(selaput tipis). Apabila top plug ini sudah duduk (sampai pada bottom

Page 7: Bab Vii Sistem Penyemenan

plug) dibawah,maka tekanan pemompaan akan naik secara tiba-tiba

(bumping pressure) dan pada saat itu pemompaan dihentikan.

7.1.3 Peralatan Pada Stage Cementing (Penyemenen Bertingkat)

7.1.3.1 Peralatan diatas permukaan

Pada stage cementing adalah sama dengan peralatan penyemenan yang

telah dibahas di muka (primary cementing).

7.1.3.2 Peralatan dibawah permukaan

a. Stage cementing collar

Berfungsi untuk melewatkan bubur semen setelah penyemenan pertama

dilakukan (primary cementing).

Penyemenan bertingkat dilakukan bila :

Sumur terlalu dalam

Formasi di atas dan di bawah zona yang disemen cukup kompak dan

cukup jauh.

Menghindari tekanan pompa yang berlebihan, sehingga dapat

mengurangi biaya.

b. Cement basket

Letak di bawah stage cementing collar, berfungsi untuk menyekat ruang

annulus antara ruang bawah dan ruang atas stage collar.

c. Trip plug

Setelah primary cementing selesai, maka dimasukkan trip plug. Plug ini

berfungsi untuk membuka lubang pada stage cementing collar. Karena

Page 8: Bab Vii Sistem Penyemenan

beratnya, trip plug ini turun kebawah yang akhirnya mencapai sampai pada

stage cementing collar (pada lower inner sleeve).

Dengan tekanan tertentu lower inner sleeve akan turun dan membuka lubang

pada stage cementing collar disebut cementing ports.

d. Shut off plug

Setelah pendorongan bubur semen selesai, kemudian dimasukkan shut off

plug yang berfungsi untuk menutup cementing port sehingga tidak terjadi

aliran balik.

Page 9: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2 DESKRIPSI ALAT

7.2.1 Centralizer

7.2.1.1 Fungsi

o Menempatkan casing di tengah-tengah lubang

o Menyekrap mud cake

o Mencegah terjadinya differential sticking

7.2.1.2 Mekanisme Kerja

Centralizer ditempatkan diluar casing untuk menengahkan casing agar

diperoleh cincin semen yang baik.

7.2.1.3 Spesifikasi

Tabel 7.2.1 Spesifikasi Centralizer

Size (in)Product number

Centralizer Turbo centralizer2 155 – 20 157 – 20

2 ½ 155 – 25 157 – 253 ½ 155 – 35 157 – 354 ½ 155 – 45 157 – 45

4 ½ x 7 7/8 156 – 45 158 – 455 155 – 50 157 – 50

5 ½ 155 – 55 157 – 556 5/8 155 – 65 157 – 65

7 155 – 70 157 – 708 5/8 155 – 85 157 – 859 5/8 155 – 95 157 – 9510 ¾ 155 – 10 157 – 10

13 3/8 155 – 13 157 – 13

Page 10: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.2 Guide Shoe

7.2.2.1 Fungsi

Guide shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk memudahkan

pemasukan rangkaian casing, agar tidak terjadi sangkutan pada dinding

lubang bor.

7.2.2.2 Mekanisme Kerja

Ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian casing untuk

memudahkan pemasukan rangkaian casing.

7.2.2.3 Spesifikasi

Table 7.2.2 Spesifikasi Guide Shoe

Casing size (in)

Guide shoe

22 ½ 3 ½

135 – 20135 – 25135 – 35

44 ½ 5

135 – 40135 – 45135 – 50

5 ½ 6 5/8

7

135 – 55135 – 65135 – 70

7 5/88 5/89 5/8

135 – 75135 – 85135 – 95

10 ¾ 11 ¾13 ¾

135 – 10135 – 11135 – 13

Page 11: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.3 Float Shoe

7.2.3.1 Fungsi

Float shoe berfungsi untuk mencegah aliran balik pada waktu casing

diturunkan, mencegah aliran balik semen, dan memperkecil beban menara,

pada drilling line dan casing itu sendiri.

7.2.3.2 Mekanisme Kerja

Untuk memudahkan pemasukan rangkaian casing (running casing),

agar tidak terjadi sangkutan pada dinding lubang bor. Floet shoe dilengkapi

dengan valve (katub).

7.2.3.3 Spesifikasi

Table 7.2.3 Spesifikasi Fload Shoe

Casing size (in)

Float shoe

22 ½ 3 ½

125 – 20125 – 25125 – 35

44 ½ 5

125 – 40125 – 45125 – 50

5 ½ 6 5/8

7

125 – 55125 – 65125 – 70

7 5/88 5/89 5/8

125 – 75125 – 85125 – 95

10 ¾ 11 ¾13 ¾

125 – 10125 – 11125 – 13

Page 12: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.4 Bottom Plug

7.2.4.1 Fungsi

o Mencegah adanya kontaminasi antara lumpur dengan bubuk semen

o Mendorong lumpur yang berada di dalam casing

o Memisahkan casing dari semen dan membersihkan mud film di

dalam dinding casing.

7.2.4.2 Mekanisme

Mendorong lumpur di dalam casing dan dengan pecahnya membran

maka semen akan mengalir keluar dan terdorong ke annulus.

7.2.4.3 Spesifikasi

Table 7.2.4 Spesifikasi Bottom Plug

Casing size OD Length Wt

4 ½ 4 ¼ 8 ½ 2

5 ½ 5 8 ½ 2 ½

6 5/8 6 ¼ 8 ¾ 4

7 6 ½ 8 ¾ 4 ¼

7 5/8 7 ¼ 8 ¾ 5 ¼

8 5/8 8 ¼ 9 ¾ 6 ¼

9 5/8 9 9 ¾ 7 ½

10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8

11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13

Page 13: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.5 Top plug

7.2.5.1 Fungsi

Berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan semen dari

lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi, membersihkan sisa-sisa

semen dalam casing.

7.2.5.2 Mekanisme Kerja

Top plug berada di atas bottom plug dipisahkan oleh bubur semen,

setelah top plug ini sampai pada bottom plug maka tekanan akan naik secara

tiba-tiba dan pada saat itu pemompaan dihentikan.

7.2.5.3 Spesifikasi

Tabel 7.2.5 Spesifikasi Top Plug

Casing size OD Length Wt

4 ½ 4 ¼ 8 ½ 2

5 ½ 5 8 ½ 2 ½

6 5/8 6 ¼ 8 ¾ 4

7 6 ½ 8 ¾ 4 ¼

7 5/8 7 ¼ 8 ¾ 5 ¼

8 5/8 8 ¼ 9 ¾ 6 ¼

9 5/8 9 9 ¾ 7 ½

10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8

11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13

Page 14: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.6 Scratcher

7.2.6.1 Fungsi

Berfungsi untuk membersihkan dinding lubang bor dari mud cake

sehingga didapat lubang bor yang bersih.

7.2.6.2 Mekanisme Kerja

Dipasang pada bagian luar casing sehingga dapat membersihkan

dinding lubang bor.

7.2.6.3 Spesifikasi

Table 7.2.6 Spesifikasi B & W Reciprocating scratchers & turbulators

Series Type Max OD = casing OD

Multi-flex

EA 10

EA 20

EA 30

Slip on

Latch on

Split body

7”

Multi-flex clusters

EA 14 Slip on (series of 4)7”

Nu-Coil (Shoot wire)

ECO5

EC15

EC16 close tolerance

Slip on

Latch on

Slip on

5”

Nu-coil (long wire)

EC 10

EC 20

Slip on

Latch on

8”

Turbulator

ED 10

ED 20

Slip on

Latch on

5 ½”

Page 15: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.7 Cement Basket

7.2.7.1 Fungsi

Untuk menyekat ruang annulus antara ruang bawah stage collar dan

bagian atas stage collar.

7.2.7.2 Mekanisme Kerja

Letak dibawah stage cementing collar , menyekat ruang annulus antara

ruang bawah dan bagian atas stage colar.

7.2.7.2 Spesifikasi

Tabel 7.2.7 Spesifikasi Cement Basket

Casing size 2 2 ½ 4 ½ 5 ½ 7 8 5/8

Expansion (in inches)

Minimum 3 7/8 4 ¼ 5 ¾ 6 ¾ 8 ¼ 10 ½

Maximum 8 10 12 14 16 18

Larger size are available on request

Page 16: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.8 Trip plug

7.2.8.1 Fungsi

Untuk membuka lubang pada stage cementing collar.

7.2.8.2 Mekanisme Kerja

Berat trip plug membuatnya turun kebawah sampai pada stage

cementing collar (pada lower inner sleeve).

7.2.8.3 Spesifikasi

Tabel 7.2.8 Spesifikasi Trip Plug

Casing size OD Length Weight

4 ½ 4 ½ 8 ½ 2

5 ½ 5 8 ½ 2 ½

6 5/8 6 ¼ 8 ¾ 4

7 6 ½ 8 ¾ 4 ¼

7 5/8 7 ¼ 8 ¾ 5 ¼

8 5/8 8 ¼ 9 ¾ 6 ¼

9 5/8 9 9 ¾ 7 ½

10 ¾ 10 ¼ 10 ¾ 8

11 ¾ 11 ¼ 11 ¾ 13

12 ¾ 12 ¼ 12 ¼ 15

13 ¾ 12 ¾ 13 ¾ 15

16 16 16 ½ 35

18 5/8 18 ¼ 20 ½ 63

20 19 ¾ 20 ½ 63

Page 17: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.2.9 Mac Clatchie Cementing Head

7.2.9.1 Fungsi

Untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk kedalam lubang bor

7.2.9.2 Mekanisme

Cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug

dengan jalan membuka dan memasang kembali.

7.2.9.3. Spesifikasi

Tabel 7.2.9 Spesifikasi Mac Clathie Head

Casing Head, mm Weight, kg Test Pressure, psi

88.9 100 8000

114.3 105 8000

127.0 120 7000

139.7 125 8000

168.3 140 7000

7.2.10 Mixing Hopper

7.2.10.1 Fungsi :

Mixing Hopper merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat

untuk menambah additives ke dalam lumpur.

7.2.10.2 Mekanisme Kerja :

Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong.

Melalui corong ini, additives padat ke dalam zat cair pengeboran pada waktu

perawatan di dalam kolam Lumpur. Hopper Jet bekerja berdasarkan prinsip

pakum atau ruang hampa. Hopper-hopper pencampuran ini dapat

Page 18: Bab Vii Sistem Penyemenan

mengerjakan 5 sampai 10 karung (sampai 400 Kg) bahan-bahan dalam

semenit.

7.2.10.3 Spesifikasi

Tabel 7.2.10 Spesifikasi Mixxing Hopper

Length Overal 8 ft 0 in

High Overal 3 ft 4 in

Width Overal 5 ft 1 in

7.2.11 Casing

7.2.11.1 Fungsi

Untuk memperkuat dinding lubang bor dengan semen,, memisahkan

zona produktif dan melindungi lubang bor dari keruntuhan.

7.2.11.2 Mekanisme Kerja

Casing dipasang mulai dari permukaan yang disebut dengan surface

acsing. Lalu memasang coductor casing, intermidiate casing dan yang

terakhir pada zona formasi produktif adalah production casing, dimana

semakin kedalam diameter casing semakin kecil.

7.2.11.3 Spesifikasi

Page 19: Bab Vii Sistem Penyemenan

Tabel 7.2.11 Spesifikasi Casing

Diameter Grade Panjang Berat Thread Size CDode Order

26”

20”

13 3/8”

9 5/8”

7”

p 110

h 40

j 55

n 80

30 ft/stand 23 lb/ft

26lb/ft

29lb/ft

4 thread / in 4 ½

5

8 5/8

133/4

16

5611-044

56011-050

56011-085

56011-133

56011-100

7.2.12 Stage Cementing Collar

7.2.12.1 Fungsi

Untuk melewatkan bubur semen setelah Primary cementing dan untuk

menghindari tekanan pompa berlebihan.

7.2.12.2 Mekanisme Kerja

Penyemenan bertingkat dilakukan bila sumur terlalau dalam dan

formasi diatas dan dibawah zona cukup kompak dan jauh. Maka alat alat ini

dapat digunakan pada saat kondisi tersebut.

7.2.12.3 Spesifikasi

Tabel 7.2.12 Spesifikasi Stage Cementing Collar

Normal Size Length (in) OD (in) Code

4 ½ 32 ¼ 5.1562 54001-54044

5 33 ¼ 6.0500 54001-54050

7 34 ¼ 82500 54001-54070

8 5/8 35 ¼ 10.000 54001-54085

Page 20: Bab Vii Sistem Penyemenan

7.3. PEMBAHASAN

Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi

pemboran adalah penyemenan. Berhasil tidaknya suatu pemboran, diantaranya

tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur tersebut. Penyemenan

bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi casing

dari masalah-masalah mekanis dan fluida formasi yang bersifat korosif, serta

untuk memisahkan zona yang satu dengan zona yang lain dibelakang casing.

Penyemenan condoctor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya

kontaminasi fluida pemboran dengan formasi. Penyemenan intermediate casing

bertujuan untuk menutup tekanan formasi abnormal atau untuk mengisolasi

daerah lost circulation. Penyemenan production casing bertujuan untuk mencegah

terjadinya aliran antar formasi dan mencegah terjadinya korosi pada casing.

Centralizer dan scratchers dipasang pada bagian luar casing untuk

menengahkan casing (agar didapatkan cincin semen yang baik) dan

membersihkan dinding lubang bor dari mud cake.

Perbedaan antara mac clatchie cementing head dengan plug container yaitu

pada plug container bottom dan top plug sudah terpasang sebelumnya sedangkan

pada mac clatchie cementing head bottom plug dan top plug belum terpasang.

7.4. KESIMPULAN

1. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

o Peralatan diatas permukaan

o Peralatan dibawah permukaan

Page 21: Bab Vii Sistem Penyemenan

2. Peralatan penyemenan diatas permukaan meliputi :

o Cementing unit

o Flow line

o Cementing head

3. Peralatan penyemenan dibawah permukaan meliputi :

o Casing

o Centralizer

o Scratchers

o Peralatan floating

o Shoe trach

o Cementing plug

4. Penyemenan bertingkat dilakukan bila :

o Sumur terlalu dalam

o Formasi diatas dan dibawah zona yang disemen cukup kompak dan

cukup jauh

o Menghindari tekanan pompa yang berlebihan, sehingga dapat

mengurangi biaya.

5. Menurut tujuannya penyemenan dapat dibagi :

o Primary cementing

o Secondary cementing

o Squeeze cementing

o Re-cementing

Page 22: Bab Vii Sistem Penyemenan

o Plug back cementing