Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian
BAB VIISISTEM PENILAIAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
A. Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di
Indonesia.Menurut Mulyasa (2009), KTSP merupakan kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau
daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan karakteristik peserta didik. KTSP dikembangkan
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan
di bawah supervisi dinas kabupaten yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan di SD, SMP, SMA, dan SMK serta departemen yang menangani
urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan
MAK.Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia. Kemandirian setiap sekolah dalam
menggali dan memanfaatkan potensi dan sumber daya akan menentukan
kualitas sekolah yang bersangkutan. KTSP sebagai kurikulum
operasional memberikan kesempatan kepada setiap sekolah untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan
sesuai dengan karakteristik sekolah. Untuk itulah sekolah dituntut
untuk melakukan inisiatif dalam menggali secara mandiri berbagai
potensi dan sumber daya untuk mendukung program sekolah termasuk
kurikulum yang dikembangkannya. Dengan demikian, setiap komponen
sekolah baik kepala sekolah maupun guru-guru dituntut untuk lebih
aktif dan kreatif melakukan berbagai upaya agar semua kebutuhan
sekolah terpenuhi.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Pada
kurikulum-kurikulum sebelumnya, sekolah hanya berfungsi
melaksanakan kurikulum yang telah disusun secara terpusat. Sekolah
apalagi masyarakat kurang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kurikulum, akibatnya peran sekolah terlebih lagi
masyarakat sangat terbatas. Tidak demikian dengan KTSP, sebagai
kurikulum operasional, KTSP menuntut keterlibatan masyarakat secara
penuh, sebab tanggung jawab pengembangan kurikulum tidak lagi
berada di pemerintah, akan tetapi di sekolah; sedangkan sekolah
akan berkembang manakala ada keterlibatan masyarakat.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sekolah, dengan
KTSP-nya tidak lagi hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
yang telah terpusat, akan tetapi juga sebagai pengambil keputusan
tentang pengembangan dan implementasi kurikulum. Melalui KTSP
diharapkan setiap sekolah atau satuan pandidikan akan berlomba
dalam menyusun program kurikulum sekaligus berlomba dalam
mengimplementasikannya. Dengan demikian, akan tercipta persaingan
antar sekolah menuju pencapaian kualitas pendidikan (Wina Sanjaya,
2008: 132).Secara umum, karakteristik KTSP antara lain:1. Dilihat
dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada
disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pertama, struktur program
KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik. Setiap mata pelajaran yang harus dipelajari itu
selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah
jam pelajaran secara ketat. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP lebih
banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal
ini dapat dilihat dari sistem kelulusan yang ditentukan oleh
standar minimal penguasaan isi pelajaran seperti yang diukur dari
hasil Ujian Nasional. Soal-soal dalam UN itu lebih banyak bahkan
seluruhnya menguji kemampuan kognitif siswa dalam setiap mata
pelajaran. Walaupun dianjurkan kepada setiap guru menggunakan
sistem penilaian proses misalnya dengan portofolio, namun pada
akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana siswa
menguasai materi pelajaran.
2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan
individu. Hal ini dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam
KTSP yang menekankan pada aktifitas siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan
strategi pembelajaran yang disarankan misalnya melalui CTL,
inkuiri, pembelajaran portofolio, dan lain sebagainya. Demikian
juga secara tegas dalam struktur kurikulum terdapat komponen
pengembangan diri, yakni komponen kurikulum yang menekankan kepada
aspek pengembangan minat dan bakat siswa.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal
ini tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Dengan demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang
dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan program muatan lokalnya,
KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi sosial budaya yang berbeda
masing-masing daerahnya.
4. KTSP merupakan kurikulum teknologis, hal ini dapat dilihat
dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian
dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku
yang terukur sebagai bahan penilaian (Wina Sanjaya, 2008: 130).B.
Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)KTSP dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI (Standar
Isi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP
untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas
pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP . KTSP dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
2. Beragam dan terpadu.Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.6. Belajar sepanjang hayat (Life long
education).Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan KTSP adalah
sebagai berikut (Muhaimin, 2008: 23) :
1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang digunakan bagi dirinya. Dalam
hal ini perserta didik harus mendapatkan pelayanan.2. Menegakkan
kelima pilar belajar, yaitu: a) belajar untuk beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) belajar untuk memahami dan
menghayati; c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif; d) belajar untuk hidup bersama dan menemukan jati diri,
melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan yang sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan perkembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.4.
Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan peserta yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung
tulada.
5. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.6. Mencakup seluruh
komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan
diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis, serta
jenjang pendidikan.C. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Pre test
Yaitu suatu bentuk pertanyaan yang diberikan guru kepada
muridnya sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang ditanya
adalah materi yang akan diajar pada hari itu (materi baru). Pre
test diberikan dengan maksud untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik, menyiapkan peserta didik dalam proses belajar dan
lain-lain.
2. Pembentukan kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan
proses pembelajaran yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada
peserta didik dan bagaimana tujuan-tujuan belajar
direalisasikan.
3. Post test
Post test dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang
kegunaannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang ditentukan serta sebagai bahan acuan untuk
melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran baik terhadap
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
Sistem penilaian pada kurikulum KTSP memiliki prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. ValidPenilaian harus mengukur apa yang seharusnya diukur,
dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya dan tepat.
2. MendidikPenilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap
pencapaian belajar siswa.
3. Berorientasi pada kompetensiPenilaian harus menilai
pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
4. Adil.Penilaian harus adil kepada setiap siswa dengan tidak
membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, bahasa dan
gender.
5. TerbukaKriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan
harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
6. BerkesinambunganPenilaian dilakukan secara berencana,
bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7. VariatifPenilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan
prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar
siswa.D. Sistem Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)Menurut Muhaimin (2008), sistem penilaian merupakan
kriteria-kriteria penilaian untuk menetapkan tingkat ketuntasan
belajar dan kenaikan kelas peserta didik, yang berfungsi untuk
mengendalikan proses dan hasil belajar peserta didik dalam
menerapkan kurikulum. Penetapan sistem penilaian mengacu pada
standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah dan mengembangkan
prosedur dan standar kriteria penilaian yang disesuaikan dengan
kondisi masing-masing lembaganya. Dalam KTSP sistem penilaian
mencakup:
1. Penetapan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM);
2. Model dan prosedur penilaian proses dan hasil belajar;
3. Penetapan kriteria ketentuan kenaikan kelas.
Dalam KTSP, penilaian dilakukan terhadap semua indikator guna
menganalisis hasilnya yang kemudian digunakan untuk mengetahui
kompetensi dasar yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai
peserta didik. Penilaian yang digunakan berdasarkan kompetensi
dasar yang ingin diuji, antara lain:1. Penilaian PortofolioAda
beberapa pengertian portofolio menurut para ahli yaitu :
a. Johnson dan Johnson (2002: 103) mendefinisikan a portfolio is
an organized collection of evidence accumidated over time on a
student's or group's academic progress, achievements, skills, and
attitudes. It consists of work samples and awritten rationale
connecting the separate items into more complete and holistic view
of the students achievements or progres toward learning goals.b.
Portofolio adalah kumpulan karya siswa. Portofolio berisi sampel
terpilih karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan
pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu.c.
Portofolio matematika adalah suatu kumpulan dari pekerjaan
matematika siswa yang telah diseleksi. Portofolio dapat
memperlihatkan usaha-usaha siswa yang terbaik atau yang lebih
signifikan dari aktivitas matematikanya atau beberapa pekerjaan
awal dan pekerjaan akhir serta kerja keras siswa untuk
mengilustrasikan kemajuan matematika siswa.Jadi portofolio
merupakan koleksi dari buktibukti kemajuan siswa atau kelompok
siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Dari kutipan
di atas, tergambar bahwa portofolio merupakan koleksi
pekerjaanpekerjaan siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa
yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil
kegiatannya. Portofolio dapat menampilkan pekerjaan terdahulu dan
pekerjaan terbaru sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar
siswa.Perbedaan pendapat mengenai pengertian portofolio membuat
kesulitan dalam mendefinisikan portofolio secara universal, berikut
ini ada beberapa gagasan dari portofolio yang telah dapat diterima
secara luas yaitu:
a. Portofolio menyajikan perkembangan dan belajar siswa secara
berkelanjutan (terus-menerus).
b. Portofolio menyajikan tujuan dari guru dan siswa sekaligus.
Portofolio menyediakan dokumen-dokumen siswa dan merefleksikan
hasil belajar mereka. Pada saat yang sama portofolio dapat
dijadikan alat bagi guru untuk mengevaluasi perkembangan dan
prestasi siswa.
c. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih.
Siswa dapat membuat keputusan tentang beberapa item yang atau
dimasukkan dalam portofolionya dan bagaimana portofolionya
diorganisasikan.
d. Portofolio melibatkan pekerjaan siswa yang sesungguhnya.
e. Portofolio memperlihatkan bukti refleksi diri siswa.
Portofolio tidak hanya sekedar map pekerjaan siswa, tetapi map
tempat kumpulan pekerjaan siswa yang berhubungan dengan
perkembangan kemajuan intelektual siswa dalam belajar matematika.
Lembaran-lembaran yang dikumpulkan dalam map portofolio tersebut
merupakan pekerjaan siswa yang memiliki tingkat kebermaknaan tinggi
dan menggambarkan pekerjaan yang terbaik dalam kurun waktu
tertentu.Isi dari portofolio yaitu contoh-contoh jurnal matematika,
autobiografi matematika, hasil riset matematika, beberapa
penyelesaian masalah yang menarik, pembuktian yang menarik,
soal-soal yang dibuat atau dirumuskan oleh siswa, aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari, tinjauan buku, proyek-proyek kelompok,
foto-foto pementasan drama siswa, dan hasil wawancara guru terhadap
siswa.Aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian skor
portofolio, yaitu:
1) Penyelesaian masalah
Kemampuan memahami masalah, menggunakan strategi yang tepat
untuk membuat rencana pemecahan masalah, kreativitas menemukan
pendekatan masalah dan penyelesaian yang praktis.2) Penalaran
Kemampuan mengidentifikasi pola, membuat dugaan, menulis
pembuktian, menjelaskan mengapa dan bagaimana, dan merumuskan suatu
jawaban sebagai penyangkal.3) Komunikasi
Kemampuan mengekspresikan pengetahuan matematika yang benar.
Contoh : pada saat menggunakan simbol matematika.
Teknik penilaian:
1) Jelaskan pada peserta didik bahwa penggunaan portofolio tidak
hanya digunakan oleh guru untuk penilaian tetapi juga digunakan
siswa untuk mengukur kemampuan siswa itu sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel mana yang akan
dibuat.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik.
4) Berilah tanggal pada setiap bahan informasi.5) Tentukan
kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan peserta
didik.
6) Minat peserta didik menilai karyanya secara
berkesinambungan.
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan maka
peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
8) Bila perlu jadwalkan pertemuan khusus membahas portofolio.Ada
beberapa keuntungan portofolio sebagai alat penilaian antara
lain:
a. Memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian matematika dan
perkembangannya.
b. Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan memperhatikan
tujuan belajar yang berkelanjutan.
c. Mengukur kemampuan sikap siswa sekaligus memberikan perbedaan
individu antara siswa.
d. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.
e. Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri.Sedangkan
kelemahan penilaian portofolio antara lain:
a. Waktu relatif lama.b. Banyak siswa dalam satu kelas.c.
Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan detail
dapat juga menjebak. Siswa akan terjerumus kedalam suasana yang
kaku dan mematikan kreatifitas.
Contoh penilaian dengan portofolio:
Buatlah dua tipe bangun tiga dimensi yang mempunyai luas
permukaan sama!
Cara penskoran, misalnya:
NoMateriSkorBobotSkor Akhir
1. Kesejajaran
2. Teorema Pythagoras
3. Bangun Persegi
2. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Penilaian kinerja dikembangkan untuk mengetes kemampuan siswa
dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya pada
berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Dalam penilaian
kinerja siswa diminta untuk mebangun respon, menghasilkan produk
atau menunjukkan hasil dari suatu kegiatan. Penskoran untuk
penilaian kinerja adalah dengan tes psikomotorik yang umumnya
secara langsung ketika siswa melakukan kerja (unjuk kerja) dan
dapat diamati. Agar pengamatan dapat dilakukan secara cermat dan
objektif digunakan lembar pengamatan (check list) yang berisi
aspek-aspek keterampilan atau tahanap-tahapan yang harus dilakukan
dengan masing-masing mempunyai bobot sendiri.Dalam memberikan tugas
yang penilaiannya menggunakan penilaian kinerja, guru harus
mengikuti petunjuk berikut:
a. Tugas harus berpusat pada tujuan proses dalam penalaran.
b. Tugas harus sesuai dengan kurikulum.
c. Memberikan pemahaman yang realistis dan mendalam tentang
apakah yang diketahui siswa dan dilakukannya.
Penilaian kinerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta
didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.b.
Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak
terlalu banyak, sehingga semau dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan diamati diurutkan berdasarkan urutan
pengamatan.Teknik penilaian kinerja yaitu :
a. Daftar cek; alternatif jawaban hanya ya dan tidak. Daftar cek
ini akan memudahkan penilai jika jumlah subjek yang diamati dalam
jumlah banyak.
b. Skala penilaian; kategori pemberian nilai lebih dari dua.
Skala pemberian nilai terentang dari sempurna sampai tidak
sempurna. Misalnya 1= tidak kompeten, 2= cukup kompeten, 3=
kompeten, 4= sangat kompeten.
Contoh Penilaian Kinerja:
Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka
3 jika agak tepat, angka 2 jika tidak depat dan angka 1 jika sangat
tidak tepat.
Skala Uraian
54321Menggambar persegi dalam kertas berpetak dengan panjang
sisi (b+c) satuan panjang
54321Menggambar empat segitiga siku-siku yang kongruen dengan
salah satu titik sudutnya di sisi persegi (panjang sisi siku-siku b
dan c satuan panjang)
54321Menghitung luas persegi baru yang berada di dalam persegi
yang besar (dengan panjang sisi a) yang luasnya a2
54321Menggambar persegi lain yang ukurannya sama dengan persegi
pertama
3. Penilaian Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban terealisasi
dalam bentuk tulisan. Penilaian tertulis adalah jenis tes dimana
guru dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan
secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik
dilakukan secara tertulis pula.Teknik penilaian tertulis:
a. Soal dengan memilih jawaban, yaitu: pilihan ganda, dua
pilihan (ya-tidak, benar-salah), dan menjodohkan.
b. Soal dengan menyuplai jawaban, yaitu: isian singkat atau
melengkapi, uraian terbatas, uraian objektif/non objektif, dan
uraian terstuktur/non terstruktur.4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu/periode. Dalam
penilaian proyek perlu diperhatikan 3 hal, yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan karyanya
Bentuk penugasan kepada siswa secara kelompok untuk melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan penerapan matematika. Pada proyek
untuk melakukan penilaian dengan rubrik penskoran, guru perlu
membuat rekaman. Ada berbagai macam bentuk rekaman antara lain
menggunakan diagram, daftar cek, skala penilaian dan rekaman
anekdotal. Rekaman anekdotal merupakan deskripsi singkat dari
kejadian tertentu, memuat perilaku yang diamati, latar dimana
pengamatan dilakukan, dan penafsiran terpisah dari kejadian.
Rekaman bermanfaat jika fokus pada kejadian yang bermakna, dicatat
segera sesudah kejadian, memuat informasi yang dapat dipahami
kemudian, kejadian yang diamati dan penafsirannya terpisah. Dalam
proyek ada dua penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian
produk.a. Penilaian Proses (Kerjasama)
TingkatStandar untuk macam kerjasama
4
3
2
1A. Kerja untuk pencapaian tujuan kelompok
Secara aktif membantu mengenali sasaran kelompok dan bekerja
keras untuk mencapainya
Menyatakan bertanggung jawab terhadap kelompok dan secara
efektif melaksanakan tugas yang telah ditetapkan
Menyatakan bertanggung jawab terhadap kelompok tetapi tidak
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan
Tidak bekerja untuk sasaran kelompok atau menentang sasaran
kelompok
4
3
2
1B. Mendemostrasikan secara efektif kemampuan sosial
Secara aktif memajukan interaksi efektif, mengembangkan gagasan,
dengan kepekaan atas perasaan dan pengetahuan anggota lain
Berpartisipasi dalam kelompok tanpa desakan, menyatakan gagasan
dengan kepekaan atas perasaan dan pengetahuan anggota lain
Kepekaan atas perasaan dan pengetahuan anggota lain
Berpartisipasi dalam kelompok desakan, atau menyatakan gagasan
tanpa kepekaan atas perasaan dan pengetahuan anggota lain
Tidak berpartisipasi dalam interaksi kelompok meski ada
desakan/ajakan atau menyatakan gagasan tanpa kepekaan atas perasaan
dan pengetahuan anggota lain
4
3
2
1C. Menyumbang untuk memelihara kekompakkan kelompok
Secara aktif membantu kelompok untuk mengubah atau memodifikasi
proses dalam kerja kelompok yang perlu dan bekerja untuk
melaksanakan perubahan tersebut
Membantu mengidentifikasi perubahan atau modifikasi proses dalam
kerja kelompok yang perlu dan bekerja untuk melaksanakan perubahan
tersebut
Saat didesak membantu mengidentifikasi perubahan atau modifikasi
proses dalam kerja kelompok yang perlu, minimal ikut melaksanakan
perubahan
Tidak berusaha mengidentifikasi perubahan atau modifikasi yang
perlu meski didesak, atau menolak melakukan perubahan
4
3
2
1D. Melakukan secara efektif berbagai tugas dalam kelompok
Secara efektif melakukan tugas ganda dalam kelompok
Secara efektif melakukan dua tugas dalam kelompok
Berusaha melakukan lebih dari satu tugas dalam kelompok tetapi
tidak begitu berhasil dengan tugas kedua
Menolak melakukan lebih dari satu tugas dalam kelompok
b. Penilaian ProdukPenilaian produk adalah penilaian terhadap
proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian jenis ini
meliputi: penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses
pembuatan suatu produk. Pengembangan produk meliputi tiga tahap,
yaitu:
a. Tahap persiapan; meliputi penilaian kemampuan siswa dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk
b. Tahap pembuatan produk; meliputi penilaian kemampuan siswa
dalam menyeleksi dan menggunakan alat, bahan, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk; meliputi penilaian produk siswa
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Teknik penilaian produk:1) Cara holistik, yaitu berdasarkan
kesan keseluruhan dari produk. Biasanya dilakukan pada tahap
ketiga.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk. Hal ini
dilakukan pada setiap tahap/proses.
Penilaian Produk
KomponenNilai poin
1. Diskripsi masalah
2. Metode penelitian
3. Rekaman kerja
4. Data
5. Kesimpulan
6. Laporan
Jumlah
5. Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau
penilaiannya terhadap suatu objek. Komponen yang penting dalam
aspek afektif yaitu sikap dan minat siswa terhadap pelajaran
matematika.
b. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek
c. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan objek sikap.
Komponen yang penting dalam aspek afektif yaitu sikap dan minat
siswa terhadap pelajaran matematika. Langkah-langkah penyusunan
instrumen afektif yaitu:
1) Pilih variabel afektif yang akan dinilai, misal: sikap
2) Pilih skala yang digunakan, misal: skala Linkert
3) Telaah instrumen oleh teman sejawat
4) Perbaiki instrumen5) Siapkan inventari laporan diri
6) Skor inventori
7) Analisis hasil inventori skala sikap dan skala minat
Dalam pemberian skor untuk aspek afektif umumnya digunakan skala
yang mana rentangnya misal 1-5.Contoh:
NoPernyataan54321
1. Matematika membuat saya berpikir logis, sistematis dan
tepat
2. Saya tertarik dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
matematika
3. Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan
Teknik penilaian sikap, yaitu :
a. Observasi perilaku; menggunakan buku catatan khusus tentang
kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa.
b. Pertanyaan langsung; kita dapat menanyakan langsung tentang
suatu hal dimana jawaban yang tampil merupakan sikap peserta didik
itu terhadap objek sikap.
c. Laporan pribadi; peserta didik memberikan ulasan yang
berisikan ulasan tanggapan tentang suatu masalah.6. Penilaian
Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta
didik diminta untuk membuat penilaian terhadap dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat kompetensi yang
dimilikinya.Penilaian diri dapat membantu guru memahami keadaan
siswa untuk membantu memonitor kemajuan siswa. Dalam penilaian diri
siswa dilibatkan secara aktif dalam penilaian untuk melihat hasil
belajarnya, dan guru melibatkan secara aktif dalam penilaian untuk
mengetahui perkembangan tugas kegiatan belajar mengajarnya.Refleksi
penilaian diri yang benar adalah siswa sebagai guru pada dirinya
sendiri. Guru mendukung siswanya ke arah yang lebih baik. Siswa
membutuhkan petunjuk refleksinya dengan pertanyaan berikut :
Bagaimana saya merasakan pelajaran?
Apa yang saya temukan setelah saya belajar?
Apa langkah berikutnya?
Dalam hal apa saja saya membutuhkan perbaikan?
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penilaian
diri/evaluasi diri, yakni:a. Menentukan standar kompetensi,
kompetesi dasar dan pencapaian indikator yang akan
dinilai.b.Menentukan kriteria yang akan digunakan merancang dan
merumuskan format penilaian (pedoman penskoran, skala penilaian,
kriteria penilaian, dan lain-lain).c.Meminta peserta didik
melakukan evaluasi diri.d.Guru menganalisis hasil penilaian secara
acak.e.Hasil evaluasi diri peserta didik dapat disampaikan kepada
peserta didik (Anonim, Juni 2010). Keuntungan penggunaan penilaian
diri :
a. Dapat menumbuh kembangkan rasa percaya diri peserta didik,
karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.
b. Peserta didik mengetahui kemampuan dam kelemahan dirinya
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur.E.Penilaian Berkelanjutan dan Jenis Tagihan
Sistem penilaian berbasis kemampuan dasar merupakan sistem
penilaian yang direncanakan dalam sistem penilaian berkelanjutan.
Penilaian berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua
indikator melalui pengembangan soal yang terkait, hasilnya
dianalisis untuk menentukan kemampuan dasar mana yang telah atau
belum dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Penilaian berkelanjutan mendukung upaya memandirikan siswa untuk
belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.Untuk mengevaluasi
hasil pembelajaran berdasarkan prinsip kontinuitas diperlukan
tagihan kepada siswa untuk mengetahui penguasaan materi
pembelajaran yang dilakukan. Tagihan adalah cara bagaimana ujian
(penilaian) dilakukan. Jenis tagihan yang dapat dilakukan, antara
lain :
1. Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik dan umumnya diberikan
setelah selesainya satu atau dua materi pelajaran. Fungsinya untuk
mengukur siswa setelah belajar satu kompetensi dasar.2. Tugas
Kelompok
Tugas kelompok dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk
mengembangkan latihan kerja serta digunakan untuk menilai
kompetensi kerja kelompok.3. Pekerjaan Rumah
Tugas pekerjaan rumah dimaksudkan untuk mengulang materi
pelajaran yang telah dijelaskan di sekolah. Soal yang diberikan
merupakan pengembangan dari contoh yang diberikan.
4. Kuis
Kuis merupakan tes yang membutuhkan waktu singkat yang berkisar
antara 10-15 menit. Pertanyaan hanya merupakan hal yang prinsip
saja dan bentuk jawabannya merupakan isian singkat.5. Tugas
Individu
Tugas ini dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk
pembuatan kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tugas ini
dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk mengembangkan wawasan
dan kemampuan berfikir.6. Tes Lisan
Pertanyaan yang diberikan berupa pengetahuan atau pemahaman
tentang konsep, prinsip, atau teorema.
7. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan tes yang diberikan kepada
siswa pada pertengahan semester dengan bahan beberapa pokok bahasan
yang telah diberikan.
8. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa
pada akhir semester dengan bahan semua pokok bahasan yang telah
diberikan. Materi yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal. Bentuk
soal dapat berupa uraian objektif atau campuran pilihan ganda dan
uraian objektif.
9. Responsi atau Ujian Praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau
akhir praktik.10. Laporan Kerja Praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya. Siswa biasa diminta untuk mengamati suatu gejala dan
melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi dua,
yaitu tes dan non tes.F.Kelebihan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman
kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil
di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Dengan
adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama dengan sekolah di
daerah pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman kurikulum
ini juga berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di
daerah pertanian sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai,
sekolah di daerah industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh
karenanya, kurikulum tersebut menjadi kurang operasional, sehingga
tidak memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri dan keunggulankhas yang ada di daerahnya. Untuk
itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang
konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di Indonesia.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program-program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah yang dibuat oleh BNSP, sekolah diberi
keleluasaan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan
kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi
keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Sekolah bisa
mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan
standar kompetensi lulusan. 3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap
sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran
tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.Sesuai dengan
kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam
Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan
Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu memungkinkan sekolah
menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling
dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh misalnya, sekolah yang berada
dalam kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata
pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang
kepariwisataan lainnya. 4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa
yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat mengurangi
beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih sederhana. Di
samping jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam per tahun,
bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akan dikurangi.
Meskipun terdapat pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP
tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. 5.
KTSP memberikan peluang yang lebih jelas kepada sekolah-sekolah
plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan.
Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada
sekolah-sekolah yang menyebut dirinya nasional plus.
Sekolah-sekolah swasta yang kini marak bermunculan itu sejak
beberapa tahun terakhir telah mengembangkan variasi atas kurikulum
yang ditetapkan pemerintah. Sehingga ketika pemerintah kemudian
justru mewajibkan adanya pengayaan dari masing-masing sekolah,
sekolah-sekolah plus itu jelas akan menyambut gembira.
6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang
kurikulum.
7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada
pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang
berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu,
baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social
budaya.Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam
proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek
kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan
sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh
lingkungan.
10. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyusun dan
mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat
mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta
didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
11. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan
lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.
12. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama
antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk
kompetensi peserta didik.
G. Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.Pola penerapan KTSP atau
kurikulum 2006 terbentur pada masih minimnya kualitas guru dan
sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan
kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan
kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun di depan kelas.
Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola
kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru. 2.
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif
merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan
KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan
pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas
penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP. 3. Masih
banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya di lapangan
Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami
dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi
masih belum terlaksana secara menyeluruh. Jika tahapan sosialisasi
tidak dapat tercapai secara menyeluruh, maka pemberlakuan KTSP
secara nasional yang targetnya hendak dicapai paling lambat tahun
2009 tidak memungkinkan untuk dapat dicapai. 4. Penerapan KTSP yang
merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan para guru.
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan
menambah persoalan di dunia pendidikan. Selain menghadapi
ketidaksiapan sekolah berganti kurikulum, KTSP juga mengancam
pendapatan para guru. Sebagaimana diketahui rekomendasi BSNP
terkait pemberlakuan KTSP tersebut berimplikasi pada pengurangan
jumlah jam mengajar. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah jam
mengajar para guru. Akibatnya, guru terancam tidak memperoleh
tunjangan profesi dan fungsional. LATIHAN SOAL1. Untuk mengetahui
penguasaan materi pembelajaran oleh siswa-siswanya, guru perlu
melakukan .a. Tagihanb. Tes mendadakc. Ujian susuland. Ujian
pakete. Persentasi2. Laporan Kerja Praktik adalah salah satu dari
jenis .
a. Tagihan
b. Ujian
c. Ulangan harian
d. Laporan tugas
e. Laporan untuk guru3. Jenis tagihan yang tidak dapat dilakukan
dalam mata pelajaran matematika adalah .
a. Ujian semester
b. UTS
c. Kuis
d. Laporan Kerja Praktik
e. LKS4. KTSP adalah singkatan dari .
a. Kurikulum Tingkat Sekolah Pertama
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
c. Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan
d. Kompetensi Tinggi Sekolah Pertama
e. Kurikulum Tinggi Sekolah Pendidikan5. KTSP diterapkan pertama
kali pada tahun .
a. 2004
c. 2006
e. 2008b. 2005
d. 20076. Alasan pemerintah menerapkan sistem KTSP pada
sekolah-sekolah adalah .a. Untuk menyeragamkan kurikulum di seluruh
Indonesia agar para penerus bangsa mendapatkan pendidikan yang
layak dan meratab. KTSP lebih cocok untuk diterapkan di indonesia
dari pada kurikulum yang lainc. KTSP dapat membuat siswa-siswa
bersaing untuk berprestasi dan mendapat mewujudkan cita-cita bangsa
sesuai pada Pembukaan UUD 1945
d. Penyeragaman kurikulum menjadikan sekolah kurang operasional,
sehingga tidak memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di
daerahnyae. Agar guru dapat menuangkan kreativitasnya dalam membuat
dan mengembangkan kurikulum yang cocok untuk sekolahnya7. KTSP
diterima dengan baik oleh sekolah-sekolah unggulan karena
a. KTSP memberikan peluang yang lebih jelas kepada
sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhanb. KTSP memberikan kebebasan guru untuk
bereksperimenc. KTSP sangat menguntungkan bagi guru dan siswa bila
diterapkand. KTSP menjadikan para guru lebih kreatif dan aktif
untuk membantu siswanya dalam menguasai materie. KTSP sangat cocok
dan baik jika diterapkan di sekolah-sekolah unggulan8. Tugas guru
menurut KTSP adalah .
a. Guru sebagai pengajar, pelatih, pembuat kurikulum dan
pembimbing
b. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, fasilitator dan
pengembang kurikulum
c. Guru sebagai pengajar, pembimbing, fasilitator, pelatih dan
mengatur para siswa
d. Guru sebagai motivator, pengembang kurikulum, pembuat
kurikulum dan mengajar siswa
e. Guru sebagai pamong, motivator, pembimbing, fasilitator dan
pengajar9. Di dalam penerapannya, banyak guru yang kurang setuju
dengan bergantinya kurikulum lama dengan KTSP terutama guru honorer
dan guru swasta karena .
a. Sangat susah diterapkan pada siswa didiknya
b. Tugas-tugas guru menjadi sangat banyak
c. Para guru malas untuk mempelajari kurikulum yang baru
d. Gaji atau upah para guru harus berkurang akibat dari
berkurangnya jam pelajaran
e. Guru menjadi bingung jika terus berganti-ganti kurikulum10.
Yang bukan termasuk jenis tagihan untuk siswa adalah .
a. Ulangan Akhir Semester
b. Ulangan Harian
c. LKS
d. Laporan Kerja Praktik
e. Tes Lisan
11. Salah satu kelebihan KTSP adalah .
a. Mudah diterapkan di sekolah manapun
b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan
c. Membuat siswa lebih bersemangat untuk mendapatkan prestasi
yang tinggi
d. Sangat sulit diterapkan disekolah-sekolah
e. Mendorong siswa agar lebih kreatif dan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar
12. BSNP adalah singkatan dari .
a. Badan Sekolah Nasional Pendidikan
b. Badan Sistem Nasional Pertama
c. Badan Standar Negeri Pendidikan
d. Badan Sekolah Negeri Pendidikan
e. Badan Standar Nasional Pendidikan
13. Kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan
mampu mengembangkannya, adalah pengertian dari ....a. Kurikulum
1974b. Kurikulum 1979c. Kurikulum Berbasis Kompetensid. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikane. Kurikulum 199414. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan diatur oleh ....
a. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal
35
b. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal
36
c. UU No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal
35
d. UU No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal
36
e. UU No.22 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal
3515. Pengembangan KTSP berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP dengan mengacu pada ....
a. Standar Kompetensi
b. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan
c. Kompetensi Dasar
d. Kurikulum dan Standar Isie. Kurikulum dan Standar Kompetensi
Kelulusan
16. Di bawah ini yang bukan merupakan prinsip dalam
mengembangkan KTSP adalah ....
a. Menyeluruh dan berkesinambungan
b. Belajar sepanjang hayat
c. Beragam dan terpadu
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Seimbang antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum
17. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi. Pernyataan tersebut merupakan salah satu
prinsip pengembangan KTSP, yaitu ....a. Relevan dengan kebutuhan
kehidupan
b. Beragam dan terpadu
c. Menyeluruh dan berkesinambungan
d. Belajar sepanjang hayat
e. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni
18. Berikut ini merupakan pelaksanaan pembelajaran :i) Pre
test
ii) Pembentukan kompetensi
iii) Post test
iv) KuisYang merupakan pelaksanaan pembelajaran KTSP adalah
....a. i, ii, dan iiib. i, ii, dan iv
c. i, iii, dan iv
d. ii, iii, dan iv
e. Semua benar
19. Kegiatan yang dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran
yang kegunaannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang ditentukan serta sebagai bahan acuan untuk
melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran baik terhadap
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi adalah .
a. Pre test
b. Pembentukan kompetensi
c. Post test
d. Kuis
e. Pengayaan
20. i) Valid
ii) Mendidikiii) Berorientasi pada kometensiiv) Adil
Hal-hal di atas termasuk pada ....
a. Prinsip pengembangan KTSP
b. Pelaksanaan pembelajaran KTSP
c. Prinsip sistem penilaian KTSP
d. Ragam penilaian KTSP
e. Penilaian portofolio
21. Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur
termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa, merupakan
pengertian dari ....a. Validb. Berorientasi pada kompetensic.
Berkesinambungand. Terbuka
e. Variatif
22. i) Valid
ii) Adil iii) Berorientasi pada kometensi iv) Beragam v)
Kreatif
Yang tidak termasuk pada prinsip sistem penilaian KTSP adalah
....
a. i dan ii
b. i dan iii
c. ii dan iii
d. iv dan v
e. i dan v23. Berikut adalah gagasan dari portofolio yang telah
diterima secara luas, kecuali ....a. Portofolio menyajikan
perkembangan dan belajar siswa secara berkelanjutan.
b. Portofolio menyajikan tujuan dari guru dan siswa sekaligus.c.
Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih.d.
Portofolio melibatkan pekerjaan siswa yang sesungguhnya.e.
Portofolio tidak memperlihatkan bukti refleksi diri siswa.24.
Kemampuan mengidentifikasi pola, membuat dugaan, menulis
pembuktian, menjelaskan mengapa dan bagaimana, dan merumuskan
sesuatu, merupakan aspek yang harus diperhatikan yaitu .a.
Penyelesaian masalah
b. Penalaran
c. Komunikasi
d. Evaluasi
e. Khayalan
25. Keuntungan portofolio sebagai alat penilaian, kecuali .a.
Memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian matematika dan
perkembangannya.
b. Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan memperhatikan
tujuan belajar yang berkelanjutan.
c. Mengukur kemampuan sikap siswa sekaligus memberikan perbedaan
individu antara siswa.
d. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.
e. Dapat menurunkan kemampuan evaluasi diri.
26. i) Waktu relatif lamaii) Banyak siswa dalam satu kelas
iii) Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan
detail dapat juga menjebak.Yang merupakan kelemahan penilaian
portofolio adalah .a. i dan iiib. ii dan iiic. i dan iid. Semua
benar
e. Semua salah
27. Penilaian yang digunakan untuk mengetes kemampuan siswa
dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya pada
berbagai situasi nyata dan konteks tertentu .a. Penilaian
portofolio
b. Penilaian kinerja
c. Penilaian tertulis
d. Penilaian proyek
e. Penilaian preses
28. i) Daftar cek
ii) Soal Pilihan Ganda
iii) Skala Penilaian
iv) Soal Esay
Berikut adalah teknik penilaian kinerja yang benar .a. i dan
iib. i dan ivc. i dan iiid. iii dan ive. ii dan iv29. Jenis tes
dimana guru dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal
dilakukan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta
didik dilakukan secara tertulis pula disebut .a. penilaian
kinerja
b. penilaian produk
c. penilaian sikap
d. penilaian diri
e. penilaian tertulis
30. Kemampuan pengelolaan, relevansi, dan keaslian merupakan hal
yang perlu diperhatikan dalam .a. penilaian tertulis
b. penilaian portofolio
c. penilaian proyek
d. penilaian produk
e. penilaian diri
31. Penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk .a. penilaian tertulis
b. penilaian portofolio
c. penilaian proyek
d. penilaian produk
e. penilaian diri
32. Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
melakukan penilaian diri :i) Menentukan standar kompetensi,
kompetesi dasar dan pencapaian indikator yang akan dinilai.
ii)Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri.
iii)Menentukan kriteria yang akan digunakan merancang dan
merumuskan format penilaianiv)Hasil evaluasi diri peserta didik
dapat disampaikan kepada peserta didik.v)Guru menganalisis hasil
penilaian secara acak.Urutan yang benar adalah .a. iii, i, ii, v,
ivb. i, iii, ii, iv, vc. i, iii, ii, v, ivd. ii, i, iii, v, ive.
ii, iii, i, iv, vJAWABAN 1. A11.B21.E
2. A12. E22.D
3. D13.D23.E
4. B14.B24.B
5. C15.B25.E
6. D16.E26.D
7. A17.B27.B
8. B18.A28.C
9. D19.C29.E
10. C20.C30.C
31.D
32.CDAFTAR PUSTAKAAkhmad Sudrajat (2008). Penilaian Hasil
Belajar. Tersedia online pada
http://akhmadsudrajat.wordpress.com.2008/05/01/penilaian-hasil-belajar.
Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Dharma Bakti
Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA.
Tersedia online pada http://www.puskur.co.id , Juli 2010.
Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran
Kusno. 2005. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Purwokerto :
UMP
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Grasindo.
Matematika. JICA. Universitas Negeri Malang
Suherman.E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika.
Bandung. Depdikbud
18