Page 1
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 512
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, setiap daerah dituntut
untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki. Namun mengingat berbagai
keterbatasan yang ada di setiap daerah, maka hubungan kerjasama antar daerah
menjadi sangat penting. Kerjasama antar daerah yang baik merupakan prasyarat
untuk terbentuknya sinergitas dan sinkronisasi program-program pembangunan
secara menyeluruh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Program pembangunan nasional hanya akan dapat berhasil secara efektif jika
didukung dengan program kerjasama antara daerah yang mengarah pada
peningkat mantapan hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah
yang lain, keserasian pembangunan daerah, sinergitas pengelolaan potensi antar
daerah. Kerjasama antar daerah yang dapat dilaksanakan dengan baik dapat
mengeliminir kesenjangan antar daerah, khususnya dalam penyelenggaraan dan
peningkatan kinerja pelayanan publik.
Selanjutnya Pemerintah telah mengatur melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah serta
turunannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah.
Beberapa program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam
rangka peningkatan kerjasama antar daerah antara lain :
1. Kerjasama Kedungsepur
Kerjasama Kedungsepur adalah bentuk kerjasama antara kota Semarang
dengan daerah hinterland-nya, yang mencakup Kabupaten Kendal, Kabupaten
Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang), Kota Semarang, Kota Salatiga dan
Purwodadi (Kabupaten Grobogan). Kerjasama ini telah menjadi komitmen
bersama dan telah diatur dalam Keputusan Bersama No. 30 Tahun 2005, No. 130 /
0975, No. 130 / 02646, No. 63 tahun 2005, No. 130.1/A.00016, No. 130.1/4382
tanggal 15 Juni 2005 tentang Kerjasama Program Pembangunan di Wilayah
Kedungsepur
Kegiatan yang telah dilakukan dalam kerjasama Kedungsepur dan hasil yang
telah dicapai pada tahun 2015 antara lain :
Page 2
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 513
a) Rapat koordinasi membahas Finalisasi Draft Perjanjian Kerjasama
Bidang Pariwisata yang bertujuan merevisi kembali Draft Promosi,
Pemasaran Pariwisata dan Kebudayaan se-wilayah Kedungsepur;
b) Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama Bidang Pariwisata
dilaksanakan tanggal 19 Maret 2015 pada saat Rakor Kerjasama Antar
Daerah Kedungsepur Tingkat Bakorwil I Provinsi Jawa Tengah Di
Kabupaten Demak, dengan hasil yaitu telah ditandatangani naskah
Perjanjian Kerjasama tentang Promosi, Pemasaran Pariwisata dan
Kebudayaan se-wilayah Kedungsepur;
c) Partisipasi Dinas Pariwisata se-wilayah Kedungsepur mengikuti
pameran di Kabupaten Demak pada bulan Oktober 2015.
2. APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia).
APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) merupakan wadah
yang dibentuk oleh Pemerintah Kota dimana anggotanya terdiri dari seluruh Kota
di Indonesia yang berjumlah 98 kota dan saat ini di ketuai oleh Walikota Manado
dengan Direktur Eksekutif APEKSI Pusat sebagai sekretarisnya.
Dalam pengkoordinasiannya, APEKSI terbagi dalam beberapa Komisariat
Wilayah (Komwil), dimana Kota Semarang tergabung dalam Komwil III yang
beranggotakan 25 (dua puluh lima) Pemerintah Kota di wilayah Provinsi Banten,
DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY.
Kegiatan-kegiatan APEKSI Pusat yang telah dilaksanakan pada tahun 2015
adalah sebagai berikut :
a) Rakernas APEKSI Tahun 2015 di Kota Ambon pada tanggal 5 – 7 Mei 2015
dengan tema “Optimalisasi Kemaritiman Nasional dalam rangka mendorong
Pembangunan Infrastruktur Kota dan Kota Pantai”. Adapun agenda kegiatan
yang dilaksanakan antara lan:
1) Welcome Diner, Selasa 5 Mei 2015 Pukul 19.00 WIT bertempat di halaman
The Natsepa Resort and Conference Center dilaksanakan tukar menukar
cindera mata serta penyerahan secara simbolis bibit tanaman pohon kas
daerah yang disampaikan oleh masing-masing Ketua komwil APEKSI
kepada Walikota Ambon.
2) Penanaman Pohon Kas Daerah. Dilangsungkan di halaman Lantamal IX
Ambon pada Rabu 6 Mei 2015 penanaman bibit pohon asem khas Kota
Page 3
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 514
Semarang diakukan oleh Asisten Adm. Informasi dan Kerjasama Sekda Kota
Semarang.
3) Diskusi Panel dan Sidang Pleno, Rabu 6 Mei 2015 pukul 09.00 WIT
berlokasi di Ballrom The Natsepa Resort and Conference Center.
4) Pawai Budaya
Dalam kegiatan Pawai Budaya yang berlangsung pada hari yang sama
(Rabu, 6 Mei 2015 pukul 15.00 WIT) diawali di Halaman depan Balaikota
Ambon dan berakhir di Lapangan Merdeka Ambon.
5) Indonesia City Expo 2015
Berlangsung mulai tanggal 6 Mei 2015 sampai dengan 10 Mei 2015
bertempat di Lapangan Merdeka Ambon kegiatan Indonesia City Expo 2015
dibuka oleh Gubernur Provinsi Maluku Bapak Said Assagaff, Pemerintah
Kota Semarang berpartisipasi dalam ICE ini dengan menempati stand Hall B
2 dengan menampilkan hasil khas Kota Semarang seperti Batik
Semarangan, tas kulit, berbagai macam kerajinan sulam pita.
6) Panggung Kesenian
Berlangsung pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 20.00 WIT bertempat di
Ambon City Center Mall.
Adapun acara inti Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota
Seluruh Indonesia (Rakernas APEKSI) berlangsung pada hari Kamis 7 Mei
2015 pukul 09.00 WIT dibuka langsung oleh Bapak Presiden Republik
Indonesia Ir. Joko Widodo dilaksanakan di Ballroom The Natsepa Resort
and Conference Center dengan peserta dari masing-masing Kota dengan
salah satu hasil keputusan rencana Kerja dan rekomendasi penetapan
pelaksanaan Rakernas Apeksi Tahun 2016 terpilih adalah Kota Jambi
b) Rapat Kerja Teknis APEKSI Tahun 2015 di Jakarta Barat pada tanggal 21 – 23
Oktober 2015 dengan tema “Implementasi Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di
daerah”.
Sedangkan kegiatan yang diselenggarakan oleh APEKSI Komwil III pada
tahun 2015 yaitu:
a) Rakerkomwil III APEKSI Tahun 2015 di Kota Bandung pada tanggal 23-25 April
2015 dengan tema “Inovasi Daerah Sebagai Upaya Percepatan Pembangunan
Dan Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan”.
Page 4
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 515
Adapun hasil yang dicapai adalah:
1) Rekomendasi Eksternal
Mendorong pemerintah untuk mempercepat pembahasan peraturan
pemerintah sebagai tindaklanjut dari :
- Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
- Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan;
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
2) Beberapa rekomendasi terhadap beberapa hal yang spesifik, diantaranya :
- Personil
Peninjauan kembali tentang syarat Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Daerah yang harus
mengundurkan diri dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Mendesak segera untuk menertibkan Peraturan Pemerintah sebagai
Peraturan Petunjuk Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN).
- Keuangan Daerah
Segera menerapkan Remunerasi untuk Pemerintah Daerah
- Pemerintahan Umum
Peningkatan Eselonnering untuk Sekretaris Daerah, Asisten
Pemerintahan dan Camat.
- Kewenangan
Peninjauan kembali kewenangan urusan Pendidikan, UKM,
Perhubungan dan Sengketa Konsumen.
- Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Merekomendasikan peningkatan kualitas lingkungan dengan
pendekatan budaya atau gerakan Eco Culture City.
3) Raker KOMWIL III APEKSI merekomendasikan usulan Tuan Rumah MUNAS
APEKSI Tahun 2016 di Kota Tangerang Selatan.
4) Menetapkan kota tempat penyelenggaraan Rakor Komwil III APEKSI Tahun
2015 di Kota Bogor pada Bulan Oktober 2015 sedangkan Raker Komwil III
Page 5
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 516
APEKSI tahun 2016 di Kota Cirebon sebelum penyelenggaraan Munas
APEKSI Tahun 2016.
5) Untuk pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi
seluruh Komwil III APEKSI, masing-masing anggota Komwil III APEKSI akan
mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) pada tahun 2015 yang akan dikoordinasikan oleh Dewan Smart City
APEKSI.
6) Sedangkan untuk Diskusi Panel Best Practise dengan Tema Prolanis Plus
“One Stop Service Pengelolaan Hipertensi dan Diabetes Mellitus di
Puskesmas Cibodas Kota Bandung”.
b) Rapat Teknis Komwil III APEKSI Tahun 2015 di Kota Cirebon, Jawa Barat pada
tanggal 24 November 2015 dengan acara membahas rencana pelaksanaan
Rakor Komwil III Apeksi tahun 2015 sebagai salah satu program kerja Komwil
III Apeksi tahun 2015, dengan hasil :
1) Pelaksanaan Rakor Komwil III APEKSI tahun 2015 tidak jadi dilaksanakan
karena terkendala masalah pengesahan anggaran perubahan Pemkot Bogor
sebagai tuan rumah.
2) Pelaksanaan Raker Komwil III APEKSI tahun 2016 akan dilaksanakan di
Kota Cirebon lagi dengan tema yang akan ditetapkan kemudian.
3. Citynet Indonesia dan Citynet Asia Pasific
Pemerintah Kota Semarang sebagai salah satu anggota CITYNET pada tahun
2015 menghadiri the 33rd Executive Committee and International Seminar pada
tanggal 5 – 7 Oktober 2015 dan the 3rd CityApp pada tanggal 7 – 8 Oktober 2015
di Kabupaten Sidoarjo. Adapun kegiatan yang diikuti oleh Delegasi Pemerintah
Kota Semarang antara lain :
a) Tanggal 5 Oktober 2015
Pembukaan secara resmi dan sambutan-sambutan
b) Tanggal 6 oktober 2015
1) Diskusi Panel dengan Keynote Speech oleh Sekjen CITYNET dan Bupati
Sidoarjo;
2) High Level Panel Discussion, bertindak sebagai fasilitator adalah Mr. Vijay
Jagnnathan selaku Sekjen CITYNET dengan pembicara :
- Lorenzo Santucci dari UNESCAP
- Stefan Sjostrom dari Microsoft
Page 6
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 517
- Dr. Bernadia I Tjandradewi dari UCLG Aspac
- Rudra Singh Tamang dari Khatmandu Metropolitan City
- Beth Lorimer dari World Council
- Prof. Myungrae Cho dari Korea Institute for Sustainable Development
3) Sesi I Internasional Seminar dengan tema Asian Perspective on Sustainable
Urbanization : Livable City yang dimoderatori oleh Mary Jane Ortega,
Citynet Special Advisor dengan pembicara :
- Sarah Reed dari UNDP
- Kirtee Shah dari Asian Coalition for Housing Rights
- Wifredo Priles, Jr dari Naga City
- Dr. Hj. Ritaneny, MH.Kes dari Kota Sukabumi
4) Sesi II International Seminar dengan tema Asian Perspective on Sustainable
Urbanization : Disaster resilience yang dimoderatori oleh Kendra Hirata
selaku project Development Director CITYNET Yokohama Project Office
dengan pembicara :
- Hang Thi Thanh Pham dari UNISDR
- Violeta Seva dari City Government of Makati
- Rudra Singh Tamang dari Khatmandu Metropolitan City
- Illiza Sa’aduddin Walikota Banda Aceh
c) Tanggal 7 Oktober 2015
1) Mengikuti pembukaan acara CityApp ke-3 di Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo yang difasilitasi oleh CITYNET dan Microsoft;
2) Site Visit ke lokasi endapan lumpur lapindo ;
3) Site Visit ke Budidaya Lele yang merupakan proyek bantuan dari CITYNET;
4) Diskusi tentang Flood Management;
5) Diskusi tentang Smart Cities;
6) Penutupan bersamaan dengan jamuan makan malam.
Adapun untuk tahun 2016, kegiatan ini akan diadakan di Kota Colombo, Sri Lanka.
CITYNET memiliki program antara lain Workshop and Trainning Programs
yang diadakan beberapa kali dalan setahun secara rutin, Citynet Services, Safer
Cities Programs, dan Cluster yang terdiri dari beberapa tema (Climate Change,
Disaster, Infrastructure, dan MDGs).
CITYNET-Indonesia merupakan salah satu Chapter dari CITYNET-Asia
Pacific yang berkedudukan di Seoul – Korea Selatan yang berfungsi sebagai
wahana jejaring antar stakeholder pembangunan perkotaan yang bertujuan untuk
Page 7
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 518
membangun komunikasi dan pertukaran best practices dalam proses
pembangunan daerah.
Sepanjang tahun 2015 Sekretariat Citynet-Indonesia yang saat ini dipegang
oleh Pemerintah Kota Balikpapan tidak menyelenggarakan kegiatan Rapat Kerja
maupun Sharing Best Practice.
Adapun kegiatan Citynet Indonesia tahun 2015 ini yaitu Short Course &
Study Visit on Healthy Cities and Hospital Management yang diselenggarakan pada
tanggal 16 – 26 Oktober 2015 di beberapa Negara Eropa seperti Belanda, Belgia,
Perancis dan Swiss hasil kerjasama Citynet-Idonesia dengan Erasmus University
Rotterdam dengan peserta para pejabat kota-kota anggota CITYNET-Indonesia
termasuk Pemerintah Kota Semarang.
Berikut ini hasil dari kegiatan Short Course & Study Visit on Healthy Cities
and Hospital Management :
a) Pembelajaran Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat
Pada umumnya layanan kesehatan di negara-negara Eropa dibedakan menjadi
2 (dua) bagian utama:
1) Layanan kesehatan jangka panjang, termasuk rehabilitasi kecacatan,
pemeliharaan kesehatan lansia dan perawatan akhir kehidupan (end of life
treatment). Pembiayaan ditanggung oleh asuransi pemerintah yang
anggarannya dari pajak warga negara.
2) Layanan kuratif jangka pendek, termasuk semua jenis layanan primer oleh
dokter keluarga atau klinik. Pembiayaannya ditanggung asuransi swasta
yang harus dimiliki oleh seluruh warga dan penduduk.
b) Pembelajaran Tentang Manajemen Rumah Sakit yang meliputi :
1) Tinjauan Pelayanan Klinis
2) Tinjauan Kebijakan & Strategi Good Clinical Governance
3) Tinjauan Alokasi Sumber Daya
4) Tinjauan Kebijakan & Strategi Good Clinical Governance
4. SISTER CITY
Kerjasama Sister City (Kota Kembar) telah dirintis sejak tahun 1993 yaitu
dengan Kota Brisbane Australia, berikut kegiatan Sister City yang dilakukan tahun
2015 sebagai berikut :
a) Sister City Kota Semarang – Jung-Gu, Kota Metropolitan Ulsan, Korea
Dalam rangka mempererat hubungan sister city antara Pemerintah Kota
Semarang dan Pemerintah Jung-Gu, Kota Metropolitan Ulsan, Korea yang telah
Page 8
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 519
terjalin sejak tahun 2013, Walikota Jung-Gu, Kota Metropolitan Ulsan, Korea
mengundang Walikota Semarang beserta jajarannya untuk berkunjung ke
Jung-Gu untuk merundingkan rencana tindak lanjut perjanjian kerjasama ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu dari LoI menjadi MoU sebagai payung induk dari
perjanjian-perjanjian teknis antar dinas yang akan dikerjasamakan oleh kedua
kota.
Kegiatan kunjungan kerja tersebut dilaksanakan pada tanggal 9 – 14 Agustus
2015. Delegasi Pemerintah Kota Semarang yang terdiri dari Dinas Bina Marga
Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang dan Bagian Kerjasama Setda Kota
Semarang yang berkunjung ke Kota Jung-Gu, Kota Metropolitan Ulsan, Korea
Selatan untuk belajar, saling bertukar pengalaman dan alih pengetahuan dalam
bidang perencanaan pembangunan perkotaan dan pembangunan infrastruktur
khususnya jalan dan jembatan serta variable pengikutnya. Selain itu turut serta
dalam rombongan, unsur legislatif yang diwakili oleh Wakil Ketua DPRD Kota
Semarang untuk berdiskusi dengan DPRD Kota Jung-Gu terkait sinkronisasi
dan harmonisasi unsur legislatif dengan unsur eksekutif utamanya dalam
membahas kepentingan dan kebutuhan Kota Semarang dalam pengalokasian
anggaran dan pengawasan kinerja pemerintah.
Pada kegiatan kunjungan tersebut dibahas tentang wacana pembuatan rencana
kerja (Action Plan) oleh dinas teknis yaitu Dinas Bina Marga Kota Semarang
dan Kota Jung-gu agar dapat segera mewujudkan kerjasama yang dapat
diimplementasikan secara nyata dan saling menguntungkan bagi kedua kota.
Rencana Kerja tersebut kemudian segera disusun dan dimusyawarahkan oleh
kedua dinas hingga mencapai kata mufakat dan akhirnya pada Bulan
September 2015, Walikota Jung-Gu beserta jajarannya dan anggota DPRD serta
beberapa tokoh masyarakat Jung-Gu berkunjung ke Kota Semarang untuk
menandatangani Rencana Kerja tersebut sekaligus sebagai kunjungan balasan.
Hingga akhir tahun 2015 antara Dinas Bina Marga Kota Semarang dengan
Dinas Bina Marga Jung-Gu telah menjalin komunikasi dan pihak Dinas Bina
Marga Jung-Gu kembali mengunjungi Kota Semarang terkait realisasi program
dalam Rencana Kerja dimaksud.
Direncanakan pada tahun 2016 Dinas Bina Marga Kota Semarang akan
mengirim stafnya untuk magang di Dinas Bina Marga Jung-Gu dan Walikota
Jung-Gu juga akan mengundang Walikota Semarang untuk berkunjung ke Jung-
Page 9
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 520
Gu dalam rangka menandatangani MoU. Adapun konsep MoU tersebut telah
diajukan ke DPRD Kota semarang untuk mendapat persetujuan.
b) Sister City Kota Semarang – Fuzhou, Tiongkok
Pemerintah Rakyat Kota Fuzhou telah mendesak Pemerintah Kota Semarang
untuk segera meningkatkan status kerjasama dari LoI (sejak tahun 2004)
menjadi MoU. Melalui kegiatan Cross-Straits Fair for Economy and Trade (CFET)
ke-17 yang diselenggarakan pada tanggal 18 – 22 Mei 2015 di Kota Fuzhou,
Provinsi Fujian, Tiongkok, Walikota Fuzhou mengundang Walikota Semarang
untuk menghadiri kegiatan tersebut sekaligus untuk membahas tindaklanjut
kerjasama dari LoI menjadi MoU.
Selain itu Pemerintah Kota Fuzhou juga mengundang Staf dari Pemerintah Kota
Semarang untuk mengikuti kegiatan “2015 Fujian Program for ASEAN
Government Officials and International Friendship Province/State/City Liaison
Officers” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Fujian, Tiongkok.
Adapun rencana penandatanganan MoU belum dapat dilaksanakan pada tahun
2015 karena akhir masa jabatan Walikota dan menunggu hingga dilantiknya
Walikota Semarang terpilih pada tahun 2016.
c) Sister City Kota Semarang – Beihai, Tiongkok
Sister City antara Kota Semarang dan Kota Beihai pada beberapa tahun
belakangan ini tidak ada kegiatan yang signifikan disebabkan oleh putusnya
komunikasi kedua kota.
Pada tahun 2015 melalui Konsulat Jenderal Tiongkok di Kota Surabaya, pihak
Kota Beihai menghubungi kembali Kota Semarang dan menyampaikan
maksudnya untuk mengaktifkan kembali kerjasama sister city yang telah
terjalin sejak tahun 2007 (LoI) dan tahun 2008 (MoU).
Sebagai itikad baik, Pemerintah Kota Beihai mengundang seorang perwakilan
dari Pemerintah Kota Semarang untuk menjadi tamu kehormatan pada
kegiatan kontes Bahasa China yang diselenggarakan di Kota Beihai pada Bulan
September 2015. Karena sesuatu hal, Pemerintah Kota Semarang tidak dapat
mengirimkan perwakilannya untuk menjadi tamu kehormatan dalam kontes
tersebut. Namun demikian hubungan kedua kota tetap terjalin dengan baik
melalui kontak person kedua belah pihak yang berkomunikasi via email.
d) Sister City Kota Semarang – Split, Kroasia
Kedua kota telah berencana untuk meningkatkan status kerjasama menjadi
MoU yang difasilitasi oleh Duta Besar RI di Zagreb, Kroasia dan draft MOU telah
Page 10
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 521
dibahas di tingkat Kota dan telah dikirim ke DPRD Kota Semarang sejak awal
tahun 2015 untuk mendapat persetujuan. Saat ini Pemerintah Kota Semarang
masih menunggu keluarnya surat persetujuan dari DPRD Kota Semarang.
Walikota Split sendiri sudah berencana untuk berkunjung ke Kota Semarang
namun hingga kini belum dapat diwujudkan karena terkendala masalah
pilkada di masing-masing kota.
e) Sister City Kota Semarang – Brisbane, Australia
Hubungan kedua kota mengalami pasang surut terkait isu-isu nasional yang
melanda kedua Negara. Namun pada prinsipnya kedua kota tetap beritikad
baik untuk terus memelihara kerjasama sister city yang telah terjalin selama
lebih dari 22 tahun ini.
5. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Lain
Pada tanggal 16 Desember 2015 telah ditandatangani Kesepakatan Bersama
antara Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Denpasar Nomor
415.4/658/2015; Nomor 415.4/33/KB/BKS/2015 tentang Jaringan Lintas
Perkotaan Kerjasama Bidang Perekonomian, Seni Budaya, Manajemen Perkotaan
dan Peningkatan Sumber Daya Manusia.
Kemudian Kesepakatan tersebut akan ditindak lanjuti dengan Perjanjian
Kerjasama Antara Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah Kota Semarang
dengan Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil, Dan Menengah Kota Denpasar pada
Tahun 2016.
6. Kerjasama Antar Daerah / Lembaga
NO LEMBAGA KETERANGAN 1. PT. Kereta Api Indonesia
(persero)
Perjanjian Kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia (persero) tentang
Addendum (Perubahan) Perjanjian Nomor 205/P/HK/D6/2011-No.590/77
tanggal 20 Juli 2011 tentang Persewaan Tanah Milik PT. Kereta Api Indonesia
(persero) Untuk Kolam Polder / Float Control Pengendali Banjir Kali Banger
Kota Semarang.
Luas ± 11,50 Ha terletak di Jalan Ronggowarsito Kel. Kemijen Semarang Timur.
Harga sewa addendum sebesar Rp. 1.862.520.275 (satu milyar delapan ratus
enampulu dua juta limaratus dua puluh ribu dua ratus tujuh puluh lima rupiah)
Denda keterlambatan sebesar 2 per mil per hari
Jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 20 juli 2011
sampai dengan tanggal 19 juli 2016
Addendum persewaan tanah milik PT KAI Persero untuk Kolam Polder/Float
Control/Pengendalian Banjir di depan Stasiun Tawang Semarang, masa berlaku
terhitung sejak 13 Juli 2014 – 12 Juli 2019)
Page 11
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 522
NO LEMBAGA KETERANGAN 2. PT. Kereta Api Indonesia
(persero)
Perjanjian Kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia (persero) tentang
Persewaan Tanah Milik . Kereta Api Indonesia (persero) Untuk Kolam Polder /
Float Control / Pengendalian Banjir di Depan Stasiun Semarang Tawang.
Luas ± 1,85 Ha terletak di Jalan Taman Tawang Kel. Kemijen Kec. Semarang
Timur.
Harga sewa untuk 5 (lima) tahun sebesar Rp. 1.528.344.000 (satu milyar lima
ratus dua puluh delapan juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah)
Denda keterlambatan sebesar 2 per mil per hari
Jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 13 juli 2014
sampai dengan tanggal 12 juli 2019
3. Balai Besar Wilayah
Sungai Pemali Juana
(BBWS)
Perjanjian Kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air dan Energi Simber Daya Mineral Kota Semarang, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Semarang, Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan
Reklame Kota Semarang, Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang dan Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Semarang Nomor : SI 0103-Ao.1/11, Nomor :
614/4156/2014 Nomor : 611.32/16198 Nomor : 610/06235 Nomor :
910/3821 Nomor : 660.1/1466/BI/XI/2014 Nomor : 233/1287 tentang
Pengelolaan Kanal Banjir Barat di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah
Obyek perjanjian kerjasama ini adalah sungai dan prasarana sungai Kanal
Banjir Barat dari Tugu Suharto sampai dengan muara di Kota Semarang
Pembiayaan bersumber dari APBN, APBD Prov. Jateng, APBD Kota Semarang
dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
Jangka waktu 5 (lima) tahun
4 PT. Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan (BPJS)
Kesepakatan Bersama, tentang Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Bagi
penduduk Jawa Tengah, masa berlaku 4 Mei 2015 – 3 Mei 2016.
5 Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM)
Kesepakatan Bersama antara PDAM Kota Semarang dan PDAM Kab. Kendal
tentang Pemanfaatan Air Bawah Tanah, hingga saat ini belum ditandatangani
B. KERJASAMA PIHAK KETIGA
1. Pengelolaan Kawasan Taman Budaya Raden Saleh
Dalam rangka mewujudkan rencana pembangunan dan pengelolaan Kawasan
Hiburan dan Wisata di Kompleks Taman Budaya Raden Saleh Semarang beserta
fasilitas pendukungnya bertaraf internasional yang berdaya guna untuk
meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat Kota Semarang, maka
Pemerintah Kota Semarang melakukan kerjasama dengan PT TRANS RITEL
PROPERTI melalui Kesepakatan Bersama (MoU) No 019.6/92/2015 –
No.001/DIRUT/TRP/III/15 tanggal 6 Maret 2015 dengan jangka waktu selama 1
(satu) tahun.
Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini adalah mendirikan perusahaan
patungan untuk membangun dan mengelola kawasan hiburan dan wisata bertaraf
internasional yang dapat menjadi salah satu ikon Kota Semarang. Dalam hal ini
Pemerintah Kota Semarang berkewajiban menyiapkan perangkat guna
Page 12
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 523
pembentukan perusahaan patungan sedangkan PT. TRANS RITEL PROPERTI
menyusun kajian kelayakan/dokumen perencanaan terkait pembangunan dan
pengelolaan kawasan wisata tersebut.
2. Pembangunan Semarang Expo Center
Sehubungan dengan rencana pembangunan Semarang Expo Center yang
telah dilakukan penandatangan MoU dengan PT. BS Merdeka Sriwijaya dan
berakhir pada tanggal 21 April 2015, PT. BS Merdeka Sriwijaya sebagai
pemrakarsa wajib menyerahkan dokumen perencanaan awal/kajian kelayakan
(FS), akan tetapi hingga akhir jangka waktu MoU tersebut pihak pemrakarsa belum
menyerahkan dokumen tersebut. Berdasarkan kesepakatan dalam MoU Pasal 4,
dinyatakan bahwa perpanjangan dapat dilakukan sekali selama 6 (enam) bulan
dan masa perpanjangan juga sudah terlampaui sejak tanggal 21 Oktober 2015,
sedangkan pihak PT. BS Merdeka Sriwijaya yang ditunjuk sebagai pihak
pemrakarsa kerjasama untuk pembangunan dan pengelolaan Semarang Expo
Center tidak juga memberikan progress yang signifikan sehingga kegiatan fasilitasi
seleksi mitra kerjasama juga tidak bisa berjalan di tahun 2015.
3. Kerjasama Pembangunan Menara Telekomunikasi Microcell Kamuflase
Sarana Penerangan Jalan Umum (PJU)
Dalam rangka pengendalian pembangunan menara telekomunikasi serta
memenuhi kebutuhan lampu penerangan jalan umum (PJU), Pemerintah Kota
Semarang sepakat mengadakan kerjasama dengan PT. Iforte Solusi Infotek dalam
hal sewa menyewa lahan untuk penempatan titik lokasi pembangunan menara
telekomunikasi microcell kamuflase sarana penerangan jalan umum (PJU)
sebanyak 38 (tiga puluh delapan) titik lokasi di wilayah kota semarang.
Adapun jangka waktu kerjasama selama 5 ( lima ) Tahun terhitung mulai
tanggal 4 Mei 2015 s/d 3 Mei 2020) dengan nilai sewa selama 5 ( lima ) tahun
sebesar Rp. 1.364.000.000,- (Satu milyar tiga ratus enam puluh empat juta
rupiah) dan telah lunas dibayar dimuka sebelum penandatangan perjanjian
kerjasama.
4. Kerjasama Pengelolaan Sementara Lapangan Gombel Golf Semarang
Pemerintah Kota Semarang sepakat mengadakan kerjasama dengan
Persatuan Golf Indonesia (PGI) Provinsi Jawa Tengah dalam hal perpanjangan
pengelolaan sementara tanah dan bangunan lapangan gombel golf semarang
beserta fasilitasnya yang terletak di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan
Page 13
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 524
Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik. Adapun jangka waktu kerjasama adalah
sampai dengan ditunjuknya pengelola tetap atau maksimal 1 (satu) tahun
terhitung mulai tanggal 23 Januari 2015 s/d 22 Januari 2016. Sedangkan besaran
nilai sewa lahan yang ditetapkan adalah Rp. 100.000.000,- / bulan.
5. Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi
Pemerintah Kota Semarang juga melaksanakan kerjasama dengan perguruan
tinggi dalam rangka Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Kerjasama yang dilakukan diantaranya dengan Universitas
Islam Negeri Walisongo. Ruang lingkup Kerjasama meliputi :
a) Penelitian & Pengembangan,
b) Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi; serta
c) Pengabdian Masyarakat dalam rangka Pembangunan Kota Semarang &
Penyelesaian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn
batas kemampuan, material dan personalia.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama 5 ( lima ) tahun terhitung
mulai tanggal 8 Mei 2015 s/d 7 Mei 2020.
C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
1. FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH
Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah yang selanjutnya disebut Forkopimda telah
diatur secara khusus. Forum ini digunakan untuk membahas dan menunjang
kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. Anggota
Forkopimda kabupaten/kota terdiri atas pimpinan DPRD, pimpinan kepolisian,
pimpinan kejaksaan, dan pimpinan satuan teritorial Tentara Nasional Indonesia di
Daerah.
Dalam forum koordinasi ini dibahas materi-materi antara lain :
1) Membahas langkah-langkah preventif guna menjaga kondusifitas Kota
Semarang, baik di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan
2) Mencari solusi terbaik mengenai permasalahan yang sedang dihadapi oleh
Pemerintah Kota Semarang dengan melibatkan instansi terkait agar tercipta
stabilitas di berbagai bidang.
Page 14
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 525
3) Membahas materi yang dirumuskan oleh Komunitas Intelijen Daerah
(KOMINDA) Kota Semarang yang secara rutin dilaksanakan di Bidang
Kesbang Pol dan Linmas Kota Semarang.
4) Sosialisasi program pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan,
dengan tujuan agar unsur FORKOMPIMDA Kota Semarang memberikan
dukungan dalam pencapaian tujuan pembangunan.
Adapun hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah :
1) Tercapainya koordinasi yang sinergis antar pimpinan sehingga
permasalahan–permasalahan yang terjadi dan yang diperkirakan akan
terjadi dapat tereliminir / tereliminasi, sehingga tercapai kondusifitas di
wilayah Kota Semarang.
2) Terjadinya komunikasi antar pimpinan, sehingga apa yang diprogramkan /
yang menjadi visi dan misi Walikota dalam mewujudkan tujuan
pembangunan Kota Semarang dapat didukung oleh pimpinan di Kota
Semarang.
3) Terjalinnya tali silaturahmi sehingga tidak terjadi gesekan / kesalahpahaman
antar Instansi.
4) Rekomendasi yang dihasilkan dalam FORKOMPIMDA dijadikan acuan untuk
dilaksanakan oleh Instansi terkait dan kemudian diadakan evaluasi di
pertemuan / forum yang akan datang.
2. KOORDINASI BIDANG PERTANAHAN
Penyelenggaraan urusan pertanahan memerlukan kerjasama dan
koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan instansi vertikal khususnya Badan
Pertanahan Nasional. Hal ini khususnya dilihat dari proses kegiatan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum.
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diperlukan guna mendorong
percepatan pembangunan daerah dengan berpedoman pada azas Kemanusiaan,
Demokratis dan Berkeadilan. Hal ini dimaksudkan agar tetap menjamin
kepentingan hukum pihak yang berhak.
Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dari tahun
ke tahun terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan tuntutan
kebutuhan masyarakat, sehingga dilakukan penyempurnaan dengan terbitnya
regulasi yang mengatur antara lain :
Page 15
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 526
a) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
b) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 148 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
d) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.2/2013 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
e) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
f) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
Beberapa kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang
dilaksanakan di Kota Semarang selama Tahun 2015 antara lain:
1. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN / NORMALISASI KALI
TENGGANG
Proses pengadaan tanah untuk pembangunan / normalisasi Kali Tenggang
pada Tahun 2015 belum dapat diselesaikan hingga batas waktu penetapan
lokasi berakhir, sehingga prosesnya akan dilaksanakan mengacu ke
mekanisme aturan pengadaan tanah yang baru yaitu Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2012.
Page 16
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 527
2. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI
(RETARDING POND)
Upaya penyelesaian terhadap proses pengadaan tanah untuk pembangunan
kolam retensi terus dilakukan, antara lain:
a. Rapat Koordinasi pada tanggal 5 Maret 2015 dengan PT. Pelindo III dan
PT. Tanah Mas Baruna yang hasilnya menyepakati bahwa nilai ganti rugi
tidak melebihi dari harga yang ditetapkan Appraisal. Selanjutnya hasil
kesepakatan dan mekanismenya akan dikonsultasikan ke BPK
Perwakilan Jawa Tengah;
b. Konsultasi ke BPK Perwakilan Jawa Tengah diperoleh jawaban melalui
surat Nomor 6867/S/XVIII.SMG/2015 Tanggal 30 November 2015
perihal Jawaban Tindak Lanjut LHP BPK tentang Pembayaran Ganti Rugi
Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Kolam Retensi yang intinya
bahwa agar tetap mematuhi peraturan perundang-undangan serta tidak
menimbulkan kerugian negara/ daerah;
c. Pemerintah Kota Semarang telah memohon bantuan kepada Kepala
Kejaksaan Negeri dengan mengirim surat Nomor 593/5458 Tanggal 22
Desember 2015 perihal Permohonan bantuan penyelesaian pembayaran
ganti rugi tanah untuk pembangunan kolam retensi yang terletak di
Kelurahan Panggong Lor Kecamatan Semarang Utara.
3. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL BATANG –
SEMARANG.
Proses pengadaan tanah guna pembangunan jalan tol Semarang – Batang
sempat vakum sampai dengan Tahun 2014, menunggu kejelasan dari
Kementrian Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada Tahun 2015 kegiatan
Pengadaan tanah dimaksud dimulai kembali dengan mendasarkan pada
Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga
Peraturan Presiden atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum yang menyebutkan bahwa proses pengadaan tanah yang telah
mendapatkan penetapan lokasi maka dapat dimulai langsung pada tahap
pelaksanaan.
Luas lahan yang akan dibebaskan sejumlah 2.399 bidang dengan luas
652.608 M2. Adapun proses yang sedang dilaksanakan adalah masih dalam
tahap pengumuman.
Page 17
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 528
4. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA KERETA
API (DOUBLE TRACK) LINTAS PEKALONGAN-SEMARANG.
Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral
Perkeretaapian memiliki program pembangunan jalur ganda kereta api lintas
utara Jawa yang menghubungkan Jakarta- Surabaya termasuk di dalamnya
melewati wilayah Kota Semarang, yaitu jalur Pekalongan – Semarang dan
Semarang Bojonegoro.
Terhadap sisa tanah yang belum selesai maka mekanismenya mengacu ke
peraturan yang baru :
a. kebutuhan pengadaan tanah ≤ 5 (lima) Ha, maka dapat dilaksanakan
secara langsung oleh Satker PT. KAI;
b. kebutuhan pengadaan tanah > 5 (lima) Ha, maka dilaksanakan menurut
ketentuan peraturan yang baru, yaitu dimulai dengan pembuatan
dokumen perencanaan.
5. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA KERETA
API (DOUBLE TRACK) LINTAS SEMARANG - BOJONEGORO.
Pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang selanjutnya
adalah Jalur Ganda Lintas Semarang – Bojonegoro. Adapun perkembangan
proses pengadaan tanah yang dilaksanakan selama Tahun 2015 adalah
berakhirnya waktu penetapan lokasi, sehingga proses penyelesaiannya
berlaku sama seperti pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (Double Track)
Lintas Pekalongan - Semarang.
6. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN PELEBARAN JALAN
KARTINI – JOLOTUNDO – GAJAH
Pengadaan tanah untuk pembangunan dan pelebaran jalan Kartini –
Jolotundo – Gajah terletak di wilayah Kelurahan Sambirejo Kecamatan
Gayamsari. Jalan ini merupakan penghubung antara Jalan Kartini dengan
Jalan Gajah dengan target bidang tanah seluas ± 10.835 M2 yang terdiri dari
99 bidang tanah.
Adapun perkembangan proses pengadaan tanah pada Tahun 2015 sebagai
berikut:
a. Realisasi pembayaran 1 (satu) bidang tanah a.n. Karno;
b. Terhadap persoalan tanah wakaf sudah selesai proses perubahan nadzir
dan menunggu persetujuan dari Menteri Agama tentang pelepasan hak
atas tanah/ tukar menukar sebagian tanah wakaf Nomor 2/Sambirejo
Page 18
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 529
seluas ± 1.756 M2 dengan tanah HM Nomor 415/ Kauman seluas ± 272 M2
beserta bangunan di atasnya yang terkena pengadaan tanah untuk
pembangunan dan pelebaran jalan Kartini – Jolotundo – Gajah di Kota
Semarang.
7. PENGADAAN TANAH NORMALISASI KALI BERINGIN
Sebagai salah satu usaha Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi
permasalahan banjir yang terjadi di Kota Semarang khususnya di wilayah
Kecamatan Tugu, maka dilaksanakan kegiatan normalisasi Kali Beringin yang
terletak di Kelurahan Mangkang Wetan dan Mangunharjo Kecamatan Tugu.
Adapun target awal pelaksanaan sejumlah 153 bidang berubah menjadi 156
bidang dikarenakan terdapat 1 bidang yang pecah menjadi 4 bidang (pecah
waris) dengan luas ± 67.446 M2, dengan realisasi sampai dengan Tahun
2015 sebagai berikut:
No.
TARGET REALISASI
KETERANGAN BIDANG LUAS
2014 2015
BIDANG LUAS BIDANG LUAS
1 156 67.446 121 35.573 12 2.447
Sisa 23 bidang tanah yaitu :
- Eks bengkok = 6 bidang
- PT. IPU = 7 bidang
- Warga = 10 bidang
Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2015
8. PENGADAAN TANAH EMBUNG HULU KALI BERINGIN
Terkait dengan normalisai Kali Beringin maka direncanakan pembuatan
Embung Hulu Kali Beringin yang terletak di Kelurahan Ngadirgo Kecamatan
Mijen dan Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan. Namun demikian setelah
diteliti lebih lanjut terdapat ketidaksesuaian/ kesalahan penetapan lokasi,
dimana Embung yang berada di Kelurahan Wates berasal dari Kali Beringin
sedangkan Embung yang berada di Kelurahan Ngadirgo berasal dari Kali
Plumbon.
Sehingga mengacu ketentuan peraturan yang terbaru perlu dilakukan ulang
penetapan lokasi sekaligus diadakan kajian lingkungan, Studi Kelayakan (FS)
dan Studi Land Acquisition and Resettelment Action Plan (LARAP).
9. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN UNDERPASS JATINGALEH
Pengadaan tanah untuk pembangunan underpass Jatingaleh yang
dilaksanakan sejak tahun 214 telah mengacu kepada Undang-undang nomor
2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan
Umum.
Page 19
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 530
Pada Tahun 2014 telah dilakukan tahap pembayaran ganti rugi sebanyak
59 bidang tanah. Sedangkan dari target sejumlah 41 bidang dengan luas
5.573 M2, pada Tahun 2015 dapat diselesaikan sejumlah 22 bidang dengan
luas 2.974 M2. Sehingga sisa sejumlah 19 bidang akan diselesaikan pada
tahun anggaran 2016.
3. KOORDINASI BIDANG STATISTIK
(Koordinasi Bidang Statistik dengan BPS)
1. Kebijakan dan Kegiatan
a. Forum Koordinasi
Koordinasi di bidang Statistikdiperlukan dalam rangka meningkatkan
efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Data
statistik yang obyektif dan dapat dipercaya menunjang keberhasilan
perencanaan pembangunan.
b. Materi Koordinasi
Beberapa kegiatan yang dilakukan di bidang statistik dalam rangka
akurasi dan validitas data :
a. Penerbitan buku-buku yang berisi analisis, kajian dan paparan data
statistik;
b. Survei dan sensus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat
(terutama yang dilaksanakan oleh BPS) dengan dukungan dari
Pemerintah Kota Semarang.
c. Instansi Vertikal yang Terlibat
Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota
Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik Pasal 17,
menyebutkan bahwa Koordinasi dan kerjasama penyelenggaraan
statistik dilakukan oleh BPS dengan instansi pemerintah dan
masyarakat, di tingkat pusat dan daerah.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Sumber dan Jumlah Anggaran
1) Penerbitan buku-buku
Anggaran berasal dari APBD Kota Semarang dengan jumlah
anggaran untuk tahun 2014 sejumlah Rp. 600.000.000,- dan terserap
sejumlah Rp. 579.175.550,-
Page 20
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 531
2) Survei dan Sensus
Anggaran berasal dari Pemerintah Pusat (APBN)
b. SKPD Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah
1) Penerbitan buku-buku
Bappeda Kota Semarang
2) Survei dan Sensus
Kecamatan dan Kelurahan sebagai petugas lapangan dan
kontributor data serta SKPD lain yang secara teknis terkait langsung
dengan survei dan sensus yang dilaksanakan
c. Jumlah Kegiatan Koordinasi yang dilaksanakan
1) Penerbitan buku-buku
2) Survei dan Sensus
Survey PPLS (Program Perlindungan Sosial)
Survey Industri
Susenas
d. Hasil dan Manfaat Koordinasi
1) Penerbitan buku-buku
Kerjasama dalam penyusunan Buku-buku Statistik yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di Kota
Semarang sudah dilaksanakan secara rutin tiap tahun dan
berlangsung lama. Pada tahun 2015, buku-buku yang diterbitkan
adalah sebagai berikut :
- Buku Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2014
- Buku Profil Kependudukan Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Tahun 2013/2014
- Buku Kecamatan Dalam Angka Tahun 2014
- Buku Analisis Ekonomi Regional Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Statistik Ketahanan Sosial Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Saku Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Statistik Kegiatan Ekonomi Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Statistik Perhotelan Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Semarang
Tahun 2014
Page 21
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 532
- Buku Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan Pola Konsumsi
Kota Semarang Tahun 2014
- Buku Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Tahun 2014
2) Survei dan Sensus
SURVEY PPLS (Program Perlindungan Sosial), up-dating
datakemiskinan
Kegiatan ini lebih mendasarkan pada pemahaman bahwa
penanggulangan kemiskinan dibutuhkan suatu sinergitas dan
keterpaduan secara berkelanjutan sehingga dibutuhkan adanya
up-dating data kemiskinan sebagai bahan dasar perumusan
kebijakan selanjutnya. Koordinasi tersebut dalam rangka
mendukung pelaksanaan pendataan dilapangan dengan
melibatkan petugas dari Kelurahan dan Kecamatan dalam hal :
- Rekruitmen petugas penjaringan yang berasal dari
masyarakat secara langsung ( Karang Taruna, Ketua RT/RW).
- Koordinasi pendataan dan sosialisasi.
Survey PPLS ini bersifat insidentil dan tergantung kebutuhan
Pusat, selama ini sudah dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
SURVEY INDUSTRI
Kegiatan ini diarahkan untuk dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan investasi di Kota Semarang, khususnya
disektor industri, yang diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan kajian lebih lanjut bagi para pelaku usaha untuk
berinvestasi sekaligus dalam rangka penyusunan kebijakan
dibidang ketenagakerjaan.
SUSENAS
Kegiatan ini merupakan upaya identifikasi kemandirian
masyarakat dilihat dari kemampuan sektor ekonominya. Dalam
upaya validasinya, telah dilaksanakan pendataan oleh Tim
dengan metode terjun langsung ke masyarakat. Dengan data ini
diharapkan dapat dirumuskan kebijakan-kebijakan dibidang
perekonomian yang lebih mengarah kepada penguatan program
ekonomi kerakyatan.
Page 22
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 533
e. Tindak Lanjut Hasil Koordinasi
1) Penerbitan buku-buku
Buku-buku yang diterbitkan telah dikirimkan kepada seluruh SKPD
di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Perguruan Tinggi,
Instansi Vertikal di Kota Semarang serta berbagai instansi yang
membutuhkan, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
2) Survei dan Sensus
Data hasil survei dan sensus dikirimkan oleh BPS Kota Semarang
kepada Pemerintah Pusat untuk dilaksanakan kompilasi dengan data
dari daerah lain. Setelah itu, dilakukan analisis atas data yang telah
dikompilasi sebagai bahan penyusunan berbagai kebijakan. Selain
itu, sebagian data hasil survei dan sensus juga digunakan sebagai
bahan kajian dan analisis mengenai kondisi di Kota Semarang yang
disajikan dalam bentuk buku statistik yang diterbitkan oleh Bappeda
Kota Semarang
3. Permasalahan dan Solusi
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam koordinasi bidang Statistik
adalah :
a. Ketergantungan yang cukup tinggi terhadap BPS dalam hal
pengumpulan data potensi daerah, karena terbatasnya sumberdaya
yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Semarang dalam
pengumpulan data secara mandiri.
b. Sebagai instansi vertikal, BPS memiliki penjenjangan organisasi sampai
ke tingkat pusat, sehingga beberapa keputusan membutuhkan waktu
yang cukup lama, karena menunggu adanya keputusan resmi dari BPS
Pusat.
c. Untuk mendasarkan SNA (Standard National Account), PDRB yang
disajikan harus mendasarkan pada Tahun Dasar 2010, sehingga
diperlukan penyesuaian perhitungan.
Untuk mengatasi permasalahan pada koordinasi bidang statistik, solusi
yang ditempuh adalah :
a. Mempererat kerja sama dan peningkatan koordinasi dengan BPS untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.
b. Membuat komitmen/perjanjian sementara dengan BPS Kota Semarang
apabila terdapat keputusan yang perlu segera diambil, dengan
Page 23
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 534
ketentuan bahwa apabila komitmen/perjanjian tersebut nantinya tidak
sesuai dengan yang diputuskan oleh BPS Pusat, maka yang menjadi
acuan adalah keputusan BPS Pusat.
c. Penyajian PDRB Kota Semarang tahun 2014 telah menggunakan Tahun
Dasar 2010
4. PENEGASAN BATAS WILAYAH
Penegasan batas wilayah bertujuan untuk menjaga kepastian terhadap batas
wilayah administrasi daerah. Selain itu penegasan batas dimaksudkan guna
menjaga stabilitas keamanan, sosial dan politik masing – masing daerah. Sehingga
akan tercipta stabilitas dan sinergitas hubungan antara dua wilayah yang
berbatasan.
a. Penegasan Batas Antar Daerah
Kegiatan Penegasan Batas Daerah antara Kota Semarang dengan daerah yang
berbatasan telah selesai dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Penegasan Batas Daerah sebagai berikut:
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2014
tentang Batas Daerah Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal Provinsi Jawa
Tengah;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2014 tanggal 13 Oktober
2014 Tentang Batas Daerah Kota Semarang dengan Kabupaten Demak Provinsi
Jawa Tengah; dan
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 6 Juni 2015
Tentang Batas Daerah Kota Semarang dengan Kabupaten Semarang Provinsi
Jawa Tengah.
Namun demikian bukan berarti bahwa kerjasama penegasan batas daerah
benar-benar telah selesai. Masih terdapat kegiatan pemeliharaan pilar batas yang
bertujuan untuk menjaga kepastian batas wilayah administrasi melalui
keberadaan pilar sebagai bukti fisik di lapangan. Selanjutnya pada tahun ini telah
diadakan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kendal, Demak, dan
Kabupaten Semarang guna membahas perjanjian kerjasama pemeliharaan pilar
batas khususnya mengatur jumlah dan nama pilar yang menjadi tanggung jawab
masing-masing Pemerintah Daerah.
Page 24
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 535
b. Batas Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Semarang
Pelaksanaan penegasan batas wilayah administrasi kecamatan dimulai
Tahun 2010 dengan kegiatan pemetaan batas kecamatan. Sampai dengan Tahun
2014 telah dilaksanakan pemetaan batas kecamatan sejumlah 11 kecamatan
dengan total 130 pilar. Selanjutnya pada Tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 16
pilar di 5 kecamatan yaitu Semarang Selatan, Gayamsari, Genuk, Tembalang dan
Candisari. Dengan demikian sampai dengan Tahun 2015 seluruh kecamatan di
Kota Semarang telah selesai dilaksanakan penegasan batas kecamatan dengan
jumlah keseluruhan 146 pilar. Selanjutnya secara bertahap akan dilaksanakan
kegiatan penegasan batas kelurahan di Kota Semarang sejumlah 177 Kelurahan.
D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
Kondisi geografis Kota Semarang yang diantaranya terdiri dari wilayah
pesisir, dataran rendah, perbukitan serta secara geologis memiliki daerah patahan,
rentan terhadap bencana alam terutama banjir dan tanah longsor. Banjir di
wilayah Kota Semarang dapat disebabkan oleh hujan lokal, banjir kiriman dari
wilayah Kabupaten Semarang/Kendal dan rob air laut.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1) Bencana Alam yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
2) Bencana non alam yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3) Bencana sosial Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
Bencana dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan
Page 25
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 536
tertentu dapat menghambat pembangunan. Oleh karena itu pengelolaan bencana
dilaksanakan melalui Pencegahan terjadinya bencana dan penanggulangan apabila
bencana tidak dapat dicegah. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana. Sedangkan penanggulangan bencana adalah penanggulangan bencana
adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
Pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Semarang berpedoman kepada Undang – Undang Nomor 24
tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah salah
satu amanat dalam Undang-Undang tersebut, sebagai institusi teknis dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Penyelenggaraan penanggulangan
bencana dilaksanakan dengan serangkaian upaya meliputi, kegiatan mitigasi
bencana, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
1) Mitigasi bencana, yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
2) Kesiapsiagaan bencana, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
3) Tanggap darurat bencana, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi dan penyelamatan.
4) Rehabilitasi bencana, yaitu serangkaian kegiatan perbaikan dan pemulihan
aspek kebutuhan dasar masyarakat korban bencana sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar aspek kehidupan masyarakat pada
wilayah pasca bencana.
Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan bencana dilaksanakan
dengan memperhatikan hak masyarakat yang antara lain mendapatkan bantuan
Page 26
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 537
pemenuhan kebutuhan dasar, mendapatkan pelindungan sosial, mendapatkan
pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana,
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan bencana dilaksanakan
dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut :
1) Meningkatkan kinerja posko siaga bencana selama 24 jam.
2) Menciptakan masyarakat tanggap bencana melalui Kelurahan Sadar Bencana.
3) Mencegah secara dini terjadi bencana.
4) Memberikan pelayanan kepada masyarakat korban bencana secara cepat dan
tepat sasaran.
5) Meningkatkan sarana dan prasarana kebencanaan secara optimal.
6) Mengoptimalkan seluruh komponen dan potensi yang ada, baik komponen
pemerintah maupun masyarakat.
Berdasarkan Eskalasinya tingkatan bencana dapat dikategorikan sebagai
bencana yang ditetapkan dengan Pernyataan Bencana dari Walikota Semarang
atau kejadian bencana yang tidak ditetapkan dengan pernyataan dari Walikota
Semarang. Apabila terjadi bencana apapun tingkatannya, Pemerintah Kota
Semarang tetap melaksanakan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan pengurusan pengungsi apabila
diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat korban bencana telah diatur
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut masyarakat yang tertimpa
bencana dapat diberikan bantuan berupa uang maupun barang kepada
masyarakat, melalui mekanisme bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya.
Bantuan sosial tersebut dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial
yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda
penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi individu
dan/atau keluarga yang bersangkutan. Resiko sosial yang dimaksud adalah
kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan
sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan
Page 27
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 538
bencana alam yang jika tidak diberikan bantuan sosial akan semakin terpuruk dan
tidak dapat hidup dalam kondisi wajar
Data pemberian bantuan sosial korban bencana tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
DATA PENERIMA BANTUAN SOSIAL KORBAN BENCANA TAHUN 2015
NO NAMA ALAMAT JENIS KEJADIAN JUMLAH 1 Darmaji Rt 03 Rw II Kel. Candi
Kec. Candisari Kebakaran Rp. 10.000.000,-
2 Sumiyati Rt 02 Rw III Kel. Tambakrejo Kec. Gayamsari
Kebakaran Rp. 8.000.000,-
3 Giyanto Rt 05 Rw XII Kel. Kembangarum Kec. Semarang Barat
Tanah Longsor Rp. 8.500.000,-
4 Edi Nugroho Rt 06 Rw I Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 8.000.000,-
5 Supardi Rt 06 Rw I Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 2.000.000,-
6 Maryoto Rt 07 Rw VIII Kel. Bongsari Kec. Semarang Barat
Kebakaran Rp. 8.000.000,-
7 Suleno Rt 0I Rw IX Kel. Candi Kec. Candisari
Rumah Roboh Rp. 8.500.000,-
8 Parsana Rt 07 Rw VII Kel. Manyaran Kec. Semarang Barat
Tanah Longsor Rp. 6.000.000,-
9 Sulis Rt 02 Rw I Kel Pendrikan Lor Kec. Semarang Tengah
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
10 Tukini Rt 08 Rw VII Kel. Petompon Kec. Semarang Selatan
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
11 Sunarto Rt 06 Rw 0I Kel. Candi Kec. Candisari
Tanah Longsor Rp. 6.000.000,-
12 Rumpon Rt 07 Rw XIV Kel. Tanjung Mas Kec. Semarang Utara
Rumah Roboh Rp. 6.000.000,-
13 Sumani Rt 03 Rw XIV Kel. Tanjung Mas Kec. Semarang Utara
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
14 Kusnanto Rt 01 Rw V Kel. BendanduwurKec. Gjahmungkur
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
15 Andi Kristanto Rt 02 Rw V Kel. Jagalan Kec. Semarang Tengah
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
16 Supriyanto Rt 02 Rw V Kel. Jagalan Kec. Semarang Tengah
Kebakaran Rp. 3.000.000,-
17 Liliana Rt 02 Rw V Kel. Jagalan Kec. Semarang Tengah
Kebakaran Rp. 3.000.000,-
18 Lie Wie Jong Rt 02 Rw V Kel. Jagalan Kec. Semarang Tengah
Kebakaran Rp. 3.000.000,-
19 Gamiyati Rt 02 Rw XIII Kel. Tandang Kec. Tembalang
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
20 Bambang Said Rt 06 Rw XVIII Kel. Sendangmulyo Kec. Tembalang
Banjir dan Longsor Rp. 7.500.000,-
21 Wagiyo Rt 06 Rw XVIII Kel Sendangmulyo Kec. Tembalang
Banjir dan Longsor Rp. 7.500.000,-
22 Abdulloh Said Rt 06 Rw XVIII Kel. Sendangmulyo Kec. Tembalang
Banjir dan Longsor Rp. 7.000.000,-
23 Mahfud Rt 01.03 Rw VI Kel. Rowosari Kec. Tembalang
Rumah Roboh Rp. 6.000.000,-
24 Eko Setyo M Rt 01.03 Rw VI Kel. Rowosari Kec. Tembalang
Rumah Roboh Rp. 4.000.000,-
25 Abdul Aziz Rt 01.03 Rw VI Kel. Rowosari Kec. Tembalang
Rumah Roboh Rp. 4.000.000,-
26 Agus Rt 01.03 Rw VI Kel. Rowosari Kec. Tembalang
Rumah Roboh Rp. 4.000.000,-
27 Suloso Rt 06 Rw IV Kel. Bangetayu Kulon Kec. Genuk
Kebakaran Rp. 7.500.000,-
28 Aminah Rt 03 Rw I Kel.Meteseh Kec. Tembalang
Kebakaran Rp. 7.000.000,-
29 Rondiyah Rt 03 Rw I Kel.Meteseh Kec. Tembalang
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
Page 28
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 539
NO NAMA ALAMAT JENIS KEJADIAN JUMLAH 30 Raub Firdauz Rt 03 Rw I Kel.Meteseh
Kec. Tembalang Kebakaran Rp. 4.000.000,-
31 Rinto Suparno Rt 05 Rw I Kel. Jatingaleh Kec. Candisari
Rumah Roboh Rp. 3.500.000,-
32 Senen (alm. Sulistiyono)
Rt 03 Rw VI Kel. Sawah Besar Kec. Gayamsari
Kebakaran Rp. 12.500.000,-
33 Warno Rt 08 Rw IX Kel. Gajahmungkur Kec. Gajahmungkur
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
34 Sumarno Rt 01 Rw I Kel. Bandarharjo Kec. Semarang Utara
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
35 Bambangn Sudarjoko
Rt 06 Rw V Kel. Lamper TengahKel. Semarang Selatan
Rumah Roboh Rp. 6.000.000,-
36 Supardi Rt 10 Rw IV Kel. Ngemplak SimonganKec. Semarang Barat
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
37 Sugeng Riyanto Rt 10 Rw IV Kel. Ngemplak SimonganKec. Semarang Barat
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
38 Wasto Rt 09 Rw III Kel. Randusari Kec. Semarang Selatan
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
39 Zaenuri Rt 07 Rw II Kel. Kalibanteng Kulon Kec. Semarang Barat
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
40 Nafrizan Rt 07 Rw II Kel. Kalibanteng Kulon Kec. Semarang Barat
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
41 Prastowo Rt 03 Rw II Kel. Wonotingal Kec. Candisari
Tanah Longsor Rp. 6.000.000,-
42 Sri Ardianto Rt 03 Rw II Kel. Wonotingal Kec. Candisari
Tanah Longsor Rp. 6.000.000,-
43 Sakino Rt 03 Rw II Kel. Wonotingal Kec. Candisari
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
44 Kartim Marjo Rt 03 Rw II Kel. Wonotingal Kec. Candisari
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
45 Andi Nugroho A Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
46 Wayan M Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 6.500.000,-
47 Arum Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
48 Saban Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 5.000.000,-
49 Andi Nugroho B Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 7.500.000,-
50 M Thorik Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
51 J Istiyanto Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 7.000.000,-
52 Agus Kristiawan Rt 13 Rw II Kel. Kalipancur Kec. Ngaliyan
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
53 Sariyan
Rt 11 Rw V Kel. Sendangguwo Kec. Tembalang
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
54 Kusmanto Rt 11 Rw V Kel. Sendangguwo Kec. Tembalang
Tanah Longsor Rp. 4.000.000,-
55 Sugiyono Rt 11 Rw V Kel. Sendangguwo Kec. Tembalang
Tanah Longsor Rp. 3.500.000,-
56 Nur Samiyanto Rt 11 Rw V Kel. Sendangguwo Kec. Tembalang
Tanah Longsor Rp. 3.500.000,-
57 Tumiyo Rt 11 Rw V Kel. Sendangguwo Kec. Tembalang
Tanah Longsor Rp. 3.500.000,-
58 Budiarto Rt 09 Rw I Kel. Beringin Kec. Ngaliyan
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
59 Kasmun Rt 03 Rw XIV Kel. Tanjung Mas Kec. Semarang Utara
Kebakaran Rp. 5.500.000,-
60 Rukiyem Rt 01 Rw VIII Kel. Genuksari Kec. Genuk
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
61 Agus Kistiyono Rt 04 Rw 18 Kel. Sendangmulyo Kec. Tembalang
Kebakaran Rp. 5.500.000,-
62 Suwarsiati Rt 05 Rw II Kel. Srondol Wetan Kec. Banyumanik
Kebakaran Rp. 5.500.000,-
63 Sustiono Rt 08 Rw II Kel. Mlatiharjo Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 3.500.000,-
Page 29
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 540
NO NAMA ALAMAT JENIS KEJADIAN JUMLAH 64 Heru Rt 08 Rw II Kel. Mlatiharjo
Kec. Semarang Timur Kebakaran Rp. 5.000.000,-
65 Udin Rt 08 Rw II Kel. Mlatiharjo Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 3.500.000,-
66 Sukarno Rt 08 Rw I Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
67 Supriyanto Rt 08 Rw I Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
68 Sunaryo Rt 08 Rw I Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 9.000.000,-
69 Kosmiyadi Rt 08 Rw I Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Kebakaran Rp. 4.000.000,-
70 Sismoyo Rt 01 Rw II Kel. Banjardowo Kec. Genuk
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
71 Adik Rohmat Rt 06 Rw VIII Kel. Sendangmulyo Kec. Tembalang
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
72 Umar Rt 14 Rw I Kel. Manyaran Kec. Semarang Barat
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
73 Sujanadi Rt 03 Rw V Kel.Bulu Lor Kec.Semarang Utara
Kebakaran Rp.10.000.000,-
74 Danik Rt 03 Rw V Kel.Bulu Lor Kec.Semarang Utara
Kebakaran Rp. 8.000.000,-
75 Nugroho Rt 03 Rw V Kel.Bulu Lor Kec.Semarang Utara
Kebakaran Rp. 8.000.000,-
76 Mujono Rt 03 Rw V Kel.Bulu Lor Kec.Semarang Utara
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
77 Suati Rt 03 Rw V Kel.Bulu Lor Kec.Semarang Utara
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
78 Imam Mustofa Rt 03 Rw V Kel.Bulu Lor Kec.Semarang Utara
Kebakaran Rp. 3.000.000,-
79 Wahyu Hidayati Rt 08 Rw III Kel.Wonosari Kec.Ngaliyan
Kebakaran Rp. 7.000.000,-
80 Sri Puji Rt 01 Rw VIII Kel.Wonosari Kec.Ngaliyan
Angin Puting Beliung
Rp. 5.000.000,-
81 Thomas Subroto Rt 04 Rw I Kel.Bendungan Kec.Gajahmungkur
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
82 Bambang Supriyanto
Rt 04 Rw I Kel.Bendungan Kec.Gajahmungkur
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
83 Ibu Sidi Rt 04 Rw I Kel.Bendungan Kec.Gajahmungkur
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
84 Dasim Rt 04 Rw I Kel.Bendungan Kec.Gajahmungkur
Kebakaran Rp. 3.000.000,-
85 Ibu Ikem Rt 07 Rw VI Kel.Sarirejo Kec.Semarang Timur
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
86 Agus Rt 02 Rw IV Kel.Palebon Kec.Pedurungan
Kebakaran Rp. 5.500.000,-
87 Rohman Rt 03 Rw V Kel.Banjardowo Kec.Genuk
Kebakaran Rp. 5.500.000,-
88 Komariah Rt 04 Rw VII Kel.Ngemplak Simongan Kec.Semarang Barat
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
89 Mirfatun Rt 04 Rw VII Kel.Ngemplak Simongan Kec.Semarang Barat
Kebakaran Rp. 6.000.000,-
90 MohHaryadi Rt 05 Rw VI Kel.Pedurungan Tengah Kec.Pedurungan
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
91 Supomo Rt 05 Rw IV Kel.Tambak Aji Kec.Ngaliyan
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
92 Mustofa Gulayen Rt 05 Rw IV Kel.Tambak Aji Kec.Ngaliyan
Kebakaran Rp. 7.00.000,-
93 Kris Handoyo Rt 03 Rw IV Kel.Tawang Sari Kec.Semarang Barat
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
94 Tety Kosen Rt 03 Rw IV Kel.Tawang Sari Kec.Semarang Barat
Kebakaran Rp. 5.000.000,-
95 Gondo Rt 03 Rw IV Kel.Tawang Sari Kec.Semarang Barat
Kebakaran Rp. 6.500.000,-
96 Sumiyati Botok Rt 05 Rw III Kel.Karanganyar Kec.Tugu
Angin Putting Beliung
Rp. 5.000.000,-
97 Sukimin Rt 01 Rw V Kel.Patemon Kec.Gunung Pati
Kebakaran Rp. 7.000.000,-
Page 30
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 541
NO NAMA ALAMAT JENIS KEJADIAN JUMLAH 98 Khoiri Rt 03 Rw III Kel.Bangetayu Kulon
Kec.Genuk Kebakaran Rp. 7.000.000,-
99 Umamah Rt 07 Rw IV Kel.Krobokan Kec.Semarang Barat
Rumah Roboh Rp. 6.000.000,-
100 Mutini Rt 01 Rw V Kel. Bugangan Kec. Semarang Timur
Rumah Roboh Rp. 6.000.000,-
JUMLAH Rp. 568.500.000 Sumber : BPPD Kota Semarang Tahun 2015
Sedangkan data kejadian bencana yang ditetapkan dengan Pernyataan
Bencana dari Walikota Semarang pada tahun 2015 adalah Bencana Kebakaran
Pasar Johar yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan Status Darurat Bencana oleh
Walikota Semarang Nomor 364/2015 tanggal 19 Mei 2015 tentang Kebakaran
Pasar Johar.
E. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum merupakan bagian
dari tugas-tugas umum pemerintahan yang sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembangunan kota dan pelayanan umum. Ketentraman dan
ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkanPemerintah
Daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan
teratur. Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan secara berkesinambungan,
ketentraman dan ketertiban umum merupakan kebutuhan dasar dalam
melaksanakan pelayanan kesejahteraan masyarakat.
Mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum sangat terkait dengan
penegakan hukum yang tegas dan konsisten. Dengan demikian terkait dengan
kesadaran hukum dan disiplin masyarakat serta seluruh Aparat penegak hukum
dan penyelenggara negara secara keseluruhan. Namun demikian sarana yang
paling efektif untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum adalah
melalui penyadaran hukum bagi masyarakat yang rentan terhadap pelanggaran
hukum.
Upaya-upaya konsepsional, teknis operasional dan taktis untuk mewujudkan
ketenteraman dan ketertiban umum ditempuh melalui :
1) Penetapan kebijakan taktis operasional pembinaan ketenteraman dan
ketertiban umum melalui penerapan sistem dan prosedur tetap pengamanan
daerah-daerah dan obyek vital.
2) Peningkatan pengamanan swakarsa masyarakat di masing-masing
lingkungannya, khususnya lingkungan permukiman melalui pemberdayaan
Linmas.
Page 31
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 542
3) Peningkatan intensitas penegakan hukum khususnya terhadap pelanggaraan
peraturan daerah, operasi penertiban khususnya pelanggaran peraturan
daerah yang dapat merusak wajah kota seperti pedagang kaki lima (PKL),
pengemis gelandangan orang terlantar (PGOT), wanita tuna susila (WTS) dan
sejenisnya.
4) Pembinaan masyarakat melalui pengawasan, pengamanan, pemantauan aksi-
aksi unjuk rasa, serta tindakan kriminal yang mengganggu ketenteraman dan
ketertiban masyarakat.
5) Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan lembaga negara lainnya, kerjasama sebagaimana dimaksud
didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling
menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan
memperhatikan hirarki dan kode etik profesi dan birokrasi.
Ruang lingkup penyelenggaraan Ketentraman dan ketertiban umum adalah
diarahkan untuk menciptakan kondisi sebagai berikut:
1) Tertib kependudukan, administrasi dalam kewajiban masyarakat sebagai
warga negara, penegakan aturan dan pengawasan rumah hunian.
2) Tertib bangunan, hak dan kewajiban masyarakat dalam proses mendirikan
bangunan yang baik dan sesuai dengan pola ruang yang telah ditetapkan
Pemerintah Kota Semarang, serta segala akibat yang dapat ditimbulkan dari
pendirian bangunan tersebut.
3) Tertib keramaian, hak dan kewajiban masyarakat atau badan tertentu untuk
melakukan setiap kegiatan yang dapat menimbulkan keramaian sehingga
tidak menyebabkan kegaduhan atau terjadi gangguan ketentraman
masyarakat luas.
4) Tertib usaha, kewajiban masyarakat untuk menjalankan usahanya sesuai
dengan pola ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah khususnya di ruang
publik.
5) Tertib lingkungan, kewajiban masyarakat untuk menjaga lingkungan dari
segalah hal yang dapat merusak ekosistem lingkungan khususnya kebersihan
lingkungan.
6) Tertib sosial, hak dan kewajiban masyarakat dalam upaya ketertiban
masyarakat diatur dalam normas kesusilaan.
7) Pemberantasan penyakit masyarakat dan Perlindungan masyarakat.
Page 32
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 543
Dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, Pemerintah
Kota Semarang dapat bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia
dan lembaga-lembaga lain. Kerjasama sebagaimana dimaksud di atas didasarkan
atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan
mengutamakan kepentingan umum dam memperhatikan hirarki dan kode etik
profesi dan birokrasi. Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Kepolisian Negara
Republik Indonesia dilaksanakan berdasarkan Kesepakatan Bersama Menteri
Dalam Negeri dan Kepala Polisi Negara Republik Indonesia Nomor 119/1527/Sj
Tahun 2002 No. Pol:B/ 2300/VII/2002 Tentang Kerjasama Pembinaan
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum, Serta Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
Ruang lingkup kerjasama tersebut meliputi :
1) Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum ;
2) Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat ;
3) Pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat ;
4) Penegakan peraturan perundang – undangan ;
5) Pengembangan sumber daya manusia dan sarana prasarana
Tindakan-tindakan operasional terpadu yang telah dilakukan mampu secara
relatif lebih memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Kota Semarang.
Adapun data kasus kriminalitas di Kota Semarang selama tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
DATA KRIMINALITAS KOTA SEMARANG TAHUN 2015
NO JENIS KASUS KRIMINALITAS JUMLAH TINDAK PIDANA TERSELESAIKAN 1. 1 Pencurian Berat (CURAT) 31 17 2. 2 Pencurian Kendaraan Bermotor
(CURANMOR) 34 13
3. 3 Pencurian dengan Kekerasan (CURAS) 4 1 4. 4 Curi biasa 16 12 5. 5 Pembunuhan - - 6. 6 Perkosaan - - 7. 7 Penipuan 12 12 8. 8 Penculikan - - 9. 9 Penganiayaan Berat (ANIRAT) 11 7 10. Perjudian 1 1 11. Narkotika (Dalam Negeri) 7 7 12. Psikotropika (Dalam Negeri) - - 13. Penggelapan 23 13 14. Perdagangan Manusia (Dalam Negeri) - - 15. Pencucian Uang (Dalam Negeri) - - 16. Cyber Crime (Dalam Negeri) - - 17. Terorisme (Dalam Negeri) - - 18. Kejahatan Konvensional Lainnya 25 36
164 118 Sumber : Polrestabes Semarang Tahun 2015.
Page 33
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 544
Motivasi tindakan pelanggaran dan kejahatan sering terkait dengan faktor-
faktor sosial dan ekonomi, oleh karena itu, upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan tindakan kriminalitas juga harus dilakukan dengan
mengupayakan partisipasi aktif masyarakat. Bersama-sama dengan berbagai
komponen masyarakat, Pemerintah Kota Semarang maupun pihak Polrestabes
Semarang juga melakukan berbagai kegiatan pembinaan, santiaji, dialog dan
sebagainya dalam rangka menurunkan tingkat kriminalitas di Kota Semarang.
Pemerintah Kota Semarang memiliki peraturan daerah yang mengandung
sanksi sebanyak 64 buah, selama tahun 2015 telah dilakukan penertiban
nonyustisial terhadap pelanggaran 23 buah peraturan daerah. Identifikasi
pelanggaran peraturan daerah dilakukan berdasarkan temuan lapangan melalui
patroli wilayah, selain itu identifikasi pelanggaran perda diperoleh dari pengaduan
masyarakat secara langsung atau melalui SMS gateway, serta laporan dari
SKPD/Instansi vertikal yang ada di wilayah Kota Semarang. Selama tahun 2015
tercatat sebanyak pelanggaran 233 peraturan daerah, dan telah dilakukan 233
kegiatan operasi penertiban. Dari 64 peraturan daerah yang mengandung sanksi,
yang prioritas untuk ditegakan adalah sebanyak 25 buah peraturan daerah, yaitu :
1) Perda Kota Besar Semarang Tanggal 10 Februari 1956 Tentang
Pemberantasan Pelacuran di Jalan Dalam Kota Besar Semarang.
2) Perda Kota Semarang No. 10 Tahun 2000 Tentang Pengaturan Pasar.
3) Perda Kota Semarang No. 11 Tahun 2000 Tentang Pengaturan dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima.
4) Perda Kota Semarang No. 1 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan dan
Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum.
5) Perda Kota Semarang No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengendalian Lingkungan
Hidup.
6) Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2007 Tentang Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner.
7) Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan.
8) Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2009 Tentang Bangunan Gedung.
9) Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2009 Tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman Beralkohol.
10) Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan.
11) Perda Kota Semarang No. 3 Tahun2011 Tentang Pajak Hotel.
Page 34
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 545
12) Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran.
13) Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan.
14) Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame.
15) Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Air Tanah.
16) Perda Kota Semarang No. 20 tahun 2011 tentang Ijin Gangguan.
17) Perda Kota Semarang No. 22 tahun 2011 tentang Ijin Penyambungan Jalan
Masuk.
18) Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di
Kota Semarang.
19) Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kota
Semarang.
20) Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Tertentu di
Kota Semarang.
21) Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah.
22) Perda Kota Semarang No. 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame.
23) Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Bawah
Tanah.