Page 1
BAB VI
SISTEM BILANGAN DAN
KODE YANG MEWAKILI DATA
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Bab ini mengemukakan tentang sistem bilangan yang
terdiri dari sistem bilangan biner, sistem bilangan octal, sistem
bilangan hexadesimal dan sistem bilangan desimal serta
konversi antara sistem bilangan. Disamping itu juga membahas
tentang kode yang mewakili data berupa BCD, SBCDIC, EBCDIC,
dan ASCII 7-bit.
Relevansi
Pembahasan bab ini penting dipahami karena sistem
bilangan merupakan dasar yang sangat membantu dalam
melakukan perhitungan-perhitungan, maupun menjalankan
logika-logika dalam suatu operasi didalam sistem komputer.
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan sistem bilangan
dan kode yang mewakili data.
B. PENYAJIAN
1. Sistem Bilangan
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item phisik. Sistem bilangan menggunakan suatu
sistem bilangan dasar atau basis (base atau disebut dengan
radix) yang tertentu. Basis yang dipergunakan masing-masing
sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang
59
Page 2
dipergunakan. Sistem Bilangan yang digunakan dikomputer
(Hartono, 1999) meliputi:
1. Sistem bilangan biner dengan basis 2, menggunakan 2
macam simbol yaitu 0 dan 1. kalau dalam computer adalah
on dan of atau true dan false (benar dan salah).
2. Sistem bilangan octal dengan basis 8, menggunkan macam
simbul 0,1,2,3,4,5,6, dan 7.
3. Sistem bilangan hexadecimal dengan basis 16,
menggunakan macam simbul 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E
dan F.
4. Sistem bilangan decimal dengan basis 10, menggunakan
macam simbul bilangan 0,1,2,3,4,5,6,4,7,8 dan 9.
Sistem bilangan mempunyai basis atau dasar bilangan tertentu,
absolute digit, dan I positional value atau nilai posisi. Bilangan-
bilangan tersebut trdiri dari:
Nama Base Absolute Digit
Binary 2 01Ternary 3 012Quartenary 4 0123Quinary 5 01234Senary 6 012345Septenary 7 0123456Octanary (actal) 8 01234567Nonary 9 012345678Denary (decimal) 10 0123456789Undery 11 0123456789ADuodenary 12 0123456789ABTredenary 13 0123456789ABCQuartuordenary 14 0123456789ABCDQuidenary 15 0123456789ABCDEHexadenary (hexadecimal)
16 0123456789ABCDEF
Dari bilangan tersebut hanya akan dibahas 4 sistem bilangan,
yaitu:
60
Page 3
a. Sistem Bilangan Binary
Bilangan binery hanya mengenal angka 0 dan 1,
sehingga bilangan biner mempunyai base 2. Dengan
demikian kenaikan nilai pada bilangan binary merupakan
angka 2 pangkat n(2ⁿ), untuk lebih jelasnya lihat Contoh:
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
Contoh:
Bilangan bulat:
11100010 mempunyai nilai decimal: 226
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
1 1 1 0 0 0 1 0
128 + 64 + 32 + 0 + 0 + 0 + 2 + 0 =
226
Bilangan pecahan:
1110.010 mempunyai bilangan decimal: 14¼
27 26 25 24 23 22 21 20 . 2-4
2-2
128 64 32 16 8 4 2 1 .
½ ¼
1 1 1 0 . 0
1
8 + 4 + 2 0 . 0 +
¼ = 14¼
Penjumlahan:
Pada bilangan binary bila angka yang dijumlahkan lebih
dari 1. Akan dipindahkan carry angka 1 ke angka sebelah kiri.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus di bawah ini:
61
Page 4
1. 0 + 0 = 0
2. 1 + 0 = 1
3. 0 + 1 = 1
4. 1 + 1 = 0 dan carry adalah 1
Contoh:
111 1 carry
00001101
10011101 +
10101010 hasil penjumlahan
Pengurangan:
Pada bilangan binary bila angka yang akan di kurangi
masih belum dapat mencukupi nilainya, maka akan dipindahkan
(carry) angka 1di sebelah kiri.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus dibawah ini:
1. 0 – 0 = 0
2. 1 – 0 = 1
3. 0 – 1 = 1 dan carry yang diambil di sebelah kiri.
4. 1 – 1 = 0
Contoh:
11 1 carry
10110110
11101 +
10011001 hasil penjumlahan
Perkalian
Perkalian bilangan binary dapat dilakukan dengan cara
yang sama dengan perkalian bilangan decimal.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus dibawah ini:
0 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 0 = 0
62
Page 6
Contoh:
1110
1100 x
0000
0000
1110
1110 +
10101000
Pembagian
Pembagian bilangan binary dapat dilakukan dengan cara
yang sama dengan pembagian bilangan decimal. Pembagian
dengan digit biner 0 tidak mempunyai arti.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus dibawah ini:
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
Contoh:
101 1111101 11001 101 101 101
0101 101 0
b. Sistem Bilangan Octal
Bilagan octal mempunyai base 8, yaitu terdiri dari angka 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Dengan demikian setiaqp kenaikan nilai
pada bilangan octal merupakan angka 8 pangkat n (8ⁿ), untuk
lebih jelasnya, lihat kenaikan angka pada bilangan actal dibawah
ini:
83 82 81 80
Contoh:
64
Page 7
Bilangan octal: 1213 mempunyai nilai decimal : 651
1 x 83 + 2 x 82 + 1 x 81 + 3 x 80 = 1 x 512 + 2 x 64
+ 1 x 8 + 3 x 1 = 512 + 128 + 8 + 3 = 651
Atau ditulis dengan notasi:
1213 8 = 65110
Penjumlahan
Penjumlahan bilangan octal dapat dilakukan dengan cara
yang sama dengan penjumlahan bilangan decimal.
Untuk lebih jelasnya lihat dapat lihat contoh dibawah ini:
25 127 + 154 Langkah penyelesaianya adalah:
510 + 710 = 1210 =148
210 + 210 + 110 = 510 = 58
110 = 110 = 18
Pertambahan octal dapat juga dilakukan dengan bantuan
table dibawah ini:
0 1 2 3 4 5 6 7
0 0 1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 10
2 4 5 6 7 10 11
3 6 7 10 11 12
4 10 11 12 13
5 12 13 14
6 14 15
7 16
Tabel pertambahan digit octal.
Dengan menggunakan tabel maka pertambahan menjadi:
Contoh :
25
65
Page 8
127 +
14
4
1 +
154
Pengurangan
Pengurangan bilangan octal dapat dilakukan dengan
menggunakan table pertambahan digit octal
Contoh :
154
127 -
25
Perkalian
Perkalian octal dapat dilakukan dengan menggunakan
table:
0 1 2 3 4 5 6 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 3 4 5 6 7
2 4 6 10 12 14 16
3 11 14 17 22 25
4 20 24 30 34
5 31 36 43
6 44 52
7 61
Tabel perkalian digit octal
Contoh:
16 14 + 70
16 + 250
66
Page 9
Pembagian
Pembagian octal dapat dilakukan dengan cara seperti
pembagian decimal:
Contoh:
14 250 16 14 - 110 110 -
0
c. Sistem Bilangan Hexadesimal
Bilangan hexadesimal mempunyai base, yaitu terdiri dari
angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 ditambah huruf A, B, C, D, E,
dan F sebagai realisasi angka 10 sampai 15. Dengan demikian
setiaqp kenaikan nilai pada bilangan hexadesimal merupakan
angka 16 pangkat n (16ⁿ), untuk lebih jelasnya, lihat kenaikan
angka pada bilangan actal dibawah ini:
164 163 162 161 160
Contoh:
Bilangan hexadesimal: 7AB1 mempunyai nilai decimal :
31409
164 163 162 161 160
65536 4096 256 16 1
X X X X
7 10 11 1
28672 + 2560 + 176 + 1 = 31409
67
Page 10
Penjumlahan
Penjumlahan hexadecimal dapat juga dilakukan dengan
bantuan tabel sebagai berikut :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 10
2 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 10 11
3 6 7 8 9 A B C D E F 10 11 12
4 8 9 A B C D E F 1
0
11 12 13
5 A B C D E F 10 1
1
12 13 14
6 C D E F 1
0
11 1
2
13 14 15
7 E F 10 1
1
12 1
3
14 15 16
8 1
0
11 1
2
13 1
4
15 16 17
9 12 1
3
14 1
5
16 17 18
A 1
4
15 1
6
17 18 19
B 16 1
7
18 19 1
A
C 1
8
19 1A 1
B
D 1
A
1B 1
C
E 1C 1
68
Page 11
D
F 1E
Tabel Penjumlahan Digit Hexadesimal
Dengan menggunakan table maka pertambahan menjadi:
Contoh: CBA 627 + 11
D 12 + 12E1
Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan
dengan menggunakan table pertambahan hexadecimal.
Contoh:
BAD4 3 1 -FDE
Perkalian
Perkalian hexadesimal dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan tabel berikut :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
2 4 6 8 A C E 1
0
12 14 16 1
8
1
A
1C 1E
3 9 C F 1
2
15 1
8
1B 1E 21 2
4
27 2A 2
D
4 1
0
1
4
1
8
1
C
2
0
24 28 2C 3
0
34 38 3
C
5 1
9
1
E
23 2
8
2
D
32 37 3
C
41 46 4
B
69
Page 12
6 2
4
2
A
3
0
36 3
C
42 4
8
4E 54 5
A
7 31 3
8
3F 46 4
D
5
4
5
B
62 69
8 4
0
48 50 58 6
0
68 70 78
9 51 5
A
63 6
C
75 7E 87
A 64 6E 7
8
82 8C 96
B 79 8
4
8F 9A A
5
C 9
0
9
C
A8 B
4
D A
9
B6 C
3
E C4 D
2
F E1
Tabel Perkalian Digit Hexadesimal
Contoh:
A C 1 B + 8 4
6 E C A + 1224
Pembagian
Pembagian hexadesimal dapat dilakukan dengan cara
seperti pembagian decimal:
Contoh:
1B 1224 AC
70
Page 13
10E - 144 144 -
0
d. Sistem Bilangan Desimal
Bilagan desimal mempunyai base 10, yaitu terdiri dari
angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 Dengan demikian setiap
kenaikan nilai pada bilangan desimal merupakan angka 10
pangkat n (10ⁿ), untuk lebih jelasnya, lihat kenaikan angka pada
bilangan actal dibawah ini:
104 103 102 101 100
Bilamgan decimal inilah yang kita kenal dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya.
Contoh:
13867, terdiri dari 10000 + 3000 + 800 + 60 + 7
Bilangan-bilangan diatas dapat dikonversikan ke bilangan
lain, seperti:
Konversi dari bilangan biner ke dalam bilangan octal, decimal
dan hexadecimal dan begitu pula sebaliknya dari octal, decimal,
dan hexadecimal ke bilangan biner.
Konversi biner ke octal
Caranya: angka pada bilangan biner dibagi menjadi 3 yang
dihitung dari belakang.
Contoh:
011100101 akan dikonversi ke bilangan octal
Bilangan biner: 0 1 1 1 0 0 1 0 1
Position value: 02 + 21 + 20 22 + 01 + 00 22 + 01 + 00
0 + 2 + 1 4 + 0 + 0 4 + 0 + 0
3 4 5
Jadi angka 011100101(biner) = 345 (octal)
71
Page 14
Konversi Biner Ke Desimal
Caranya: angka dalam bilangan biner tersebut dikalikan dengan
positin value. Setelah dikalikan, jumlahkan semua angka
tersebut.
Contoh:
11100101 bilangan biner akan dikonversi ke bilangan desimal
Bilangan biner: 1 1 1 0 0 1 0 1
X X X X X X X X
Poin value: 27 26 25 24 23 22 21 20
128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 6 + 2 +1 = 225
Jadi angka 11100101 (biner) = 225 (decimal)
Konversi Biner Ke Hexadesimal
Caranya: angka dalam bilangan biner tersebut dibagi menjadi 4
yang dihitung dari belakang dan bila angka tersebut tidak dapat
dibagi 4, sisanya ditambah dengan 0.
Contoh:
11100101 bilangan biner akan dikonversi ke bilangan
hexadesimal
72
Page 15
Bilangan biner: 1 1 1 0 0 1 0 1
Position value: 23 + 22 + 21 + 00 03 + 22 + 01 + 20
8 + 4 + 2 + 0 0 + 4 + 0 + 1
14 5
Jadi angka 011100101(biner) = E5 (hexadesimal)
Konversi Oktal ke Biner
Caranya: setiap angka dalam bilangan octal diwakili oleh 3 angka
pada bilangan biner.
Contoh:
11100101 bilangan biner akan dikonversi ke bilangan
hexadesimal
Bilangan octal: 3 4 5
011 100 101
Jadi angka 345(oktal) = 011100101 (biner)
Konversi Desimal ke Biner
Caranya: kurangi angka decimal tersebut dengan angka biner
yang mendekati, namun angak biner tersebut harus lebih rendah
dari bilangan desimalnya.
Bilangan decimal: 345
29 28 27 26 25 24 23 22 21
20
512 256 128 64 32 16 8 4 2 1
345
89(345-256)
25(89-64)
9(25-16)
1(9-8)
1 1 0 1 1 0 0 1
Jadi angka 345 (decimal) =11011001(biner)
73
Page 16
Konversi Hexadesimal Ke Biner
Caranya: setiap bilangan hexadecimal akan diwakili oleh 4 angka
biner.
Contoh:bilangan hexadecimal 45E akan dikonversi ke bilangan
decimal.
Bilang hexsadesimal: 4 5 E
0100 1010 1110
Jadi angka 45E (hexadecimal) = 010010101110 (biner)
Konversi Oktal ke Desimal
Caranya: kalikan masing-masing bilangan pada bilangan octal
dengan positin value. Setelah dikalikan, lalu jumlahkan semua.
Contoh:
Bilangan octal 2 5 5
X X X
82 81 80
128 + 40 + 5 = 173
Jadi angak octal 255= 173 desimal
Konversi Oktal Ke Hexadesimal
Caranya: ubah terlebih dahulu ke dalam bentuk binery,
kemudian ybah ke dalam bentuk hexadecimal:
Contoh 3 4 5
011 100 101
Jadi angka 345 (octal ) = 011100101(hexadecimal)
Konversi Desimal Ke Oktal
Caranya: Bilangan decimal dibagi dengan angka 8 sebagai basis
dari bilangan octal.
74
Page 17
Contoh: Bilang desimal:255 : 8 = 31 sisa 7
31 : 8 = 3 sisa 7
3
Jadi angka 255 (decimal) = 773 (octal)
Konversi Hexadesimal Ke Oktal
Caranya: ubah terlebih dahulu ke dalam bentuk binery,
kemudian ubah ke dalam bentuk octal.
Contoh.
Bilang hexsadesimal: E D
1110 0101
Dari bilangan biner tersebut konversikan kedalam bentuk octal.
0 1 1 1 0 0 1 0 1
02 21 20 22 01 00 22 01 20
0 + 2 + 1 4 + 0 + 0 4 + 0 + 1
3 4 5
Jadi angka ED(hexadecimal) = 345 (octal)
Konversi Desimal ke hexadesimal
Caranya: bilangan decimal dibagi dengan 16 sebagai basis dari
bilangan hexadesimal
Contoh:
Bilangan desimal 255: 16 = 15 sisa 15
15
Jadi angak desimal 255= FF Hexadesimal
Konversi hexadesimal ke Desimal
Caranya: kalikan masing-masing bilangan pada bilangan
hexadesimal dengan positin value. Setelah dikalikan, lalu
jumlahkan semua.
75
Page 18
Contoh:
Bilangan hexadesimal 15 15
X X
161 160
240 + 15 = 255
Jadi angak FF (hexadecimal)= 255 desimal
2. Kode Bilangan Yang Mewakili Data
Data disimpan di computer pada main memory untuk
diproses. Sebuah karakter data disimpan dalam main memory
menempati posisi 1 byte.
Komputer generasi pertama, 1byte terdiri dari 4 bit, komputer
generasi kedua, 1 byte terdiri dari 4bit, dan computer generasi
sekarang kebanyakan 1 byte terdiri dari 8 bit. Suatu karakter
data yang disimpan di main memory diwakili dengan kombinasi
digit binary (bit). Dengan dasar system bilangan yang sudah
dibahas sebelumya, dapat dipergunakan suatu kode binary untuk
mewakili suatu karakter.
Suatu komputer yang berbeda menggunakan kode binary
yang berbeda-beda mewakili suatu karakter. Dalam (Setiawan,
2003), komputer yang 1 byte terdiri dari 4 bit, menggunakan
kode binarty yang berbentuk kombinasi 4 bit, yaitu BCD (Binary
Coded Decimal). Komputer yang menggunakan 6 bit untuk 1
bytenya, menggunakan kode binary yang terdiri dari kombinasi 6
bit, yaitu SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal Interchange
Code). Computer yang 1 byte terdiri dari 8 bit, menggunakan
kode binary yang berbentuk kombinasi 8 bit, yaitu EBCDI
(Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCCI
(Ameritcan Standard Code For Information Interchange).
76
Page 19
a. BCD
BCD (Binary Coded Decimal) merupakan kode binary yang
digunakan hanya untuk mewakili nilai digit decimal saja, yaitu
nilai angka 0 sampai dengan 9. BCD merupakan kombinasi dari 4
bit, sehingga sebanyak 16 (24 = 16) kemungkinan kombinasi
yang dapat di peroleh dan hanya 10 kombinasi yang di
pergunakan.
Tabel BCD
Digit Desimal BCD-4 Bit
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001
Kode BCD yang orisinil sudah jarang dipergunakan untuk
computer generasi sekarang, karena tidak dapat mewakili huruf
atau simbul/karakter khusus. BCD digunakan pada computer
generasi pertama.
b. SBCDIC
SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal Interchange Code)
merupakan kode binary perkembangan dari BCD. BCD dianggap
tanggung, karena masih ada 6 kombinasi yang tidak
dipergunakan, tetapi tidak dapat dipergunakan untuk mewakili
karakter yang lain.
77
Page 20
SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak
kombinasi yang dihasilkan, sebanyak 64 (26 = 64) kombinasi
kode yaitu 10 kode untuk digit angka, 26 kode untuk huruf dan
sisanya karakter khusus yang dipilih.
Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama
diberi nama bit ( A dan B ) disebut dengan alpha bit position dan
4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut
numeric bit position.
Zone Bit Numeric Bit
A B 8 4 2 1
Table SBCDIC
Character Zone Digit
A – I 11 0001 –
1001
J – R 10 0001 –
1001
S – Z 01 0010 –
1001
1 – 0 00 0001 -1010
c. EBCDIC
EBCDI (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)
terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili
karakter sebanyak 256 (28 = = 256) kombinasi karakter.
Pada EBDIC high order bits atau 4 bit pertama disebut zone
bits, sedangkan low order bits atau 4 bit ke dua disebut dengan
numeric bits.
78
Page 21
Zone Bit Numeric Bit
1 2 3 4 5 6 7 8
Table EBCDIC
Character Zone Digit
A – I 1100 0001 -
1001
J – R 1101 0001 –
1001
S – Z 1110 0010 –
1001
0 – 9 1111 0000 –
1001
a – i 1000 0001 –
1001
j – r 1001 0001 –
1001
s - z 1010 0010 –
1001
d. ASCII 7-bit
ASCCI (Ameritcan Standard Code For Information Interchange)
atau ada yang menyebut dengan American Standard Comite On
Information Interchange dikembangkan oleh ANSI (American
national standads insitut) untuk tujuan membuat kode biner
standar. Kode ASCII yang standar menggunakan kombinasi 7 bit,
dengan kombinasi kode sebanyak 127 dari 128 (27 = 128)
kemungkinan kombinasi yaitu:
26 huruf capital (A s/d Z)
79
Page 22
26 huruf kecil (a s/d z)
10 digit decimal (0 s/d 9)
34 karakter control yang tidak dapat
dicetak hanya digunakan untuk informasi status operasi
computer.
32 karakter khusus.
Table ASCII 7-bit
Character Zone Digit
0 – 9 001 0000 –
1001
A – O 100 0001 –
1111
P – Z 101 0000 –
1010
a – o 110 0001 –
1111
p – z 111 0000 –
1010
C. PENUTUP
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item phisik. Pada komputer data yang dipresentasikan
sebagai bilangan-bilangan yang hanya dimengerti oleh komputer
itu sendiri atau yang disebut bilangan biner. Sistem bilangan
yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan
desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam
simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem bilangan
menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base atau
disebut juga radix) yang tertentu. Basis yang dipergunakan
80
Page 23
masing-masing sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai
bilangan yang dipergunakan.
a. Pertanyaan
1. Jumlahkan :
a. 00110001 b. 01010111
00101100 10000011
Kurangkan :
c. 01100110 d. 10011000
1011 10011
2. Konversikan masing-masing bilangan dibawah ini :
a. 111001012 = ...................10
b. 011010112 = ...................8
c. 45E16 = ...................2
d. 25410 = ...................16
b. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Anda dapat mengusai materi ini apabila membuat ringkasan
dalam bentuk peta konsep dan aktif dalam diskusi kooperatif.
Cocokkan hasil jawaban anda dengan panduan kunci jawaban
dibawah ini, bila jawaan anda mencapai 80 % ke atas, anda
dapat melanjutkan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Kalau
tingkat penguasaan anda di bawah 80 % anda harus mengulangi
kegiatan belajar 1 terutama pada bagian yang tidak anda kuasai.
c. Kunci Jawaban
1. a.00110001 b. 01010111
00101100 + 10000011 +
11011101 11010110
c. 01100110 d. 10011000
81
Page 24
1011 - 10011 -
01111011 10001001
2. a. 111001012 =..................10
11100101 bilangan biner akan dikonversi ke bilangan
desimal
Bilangan biner: 1 1 1 0 0 1 0 1
X X X X X X X X
Poin value: 27 26 25 24 23 22 21
20
128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 6 + 2 +1 =
225
Jadi angka 11100101 (biner) = 225 (decimal)
b. 0111011012 = ...................8
011100101 akan dikonversi ke bilangan octal
Bilangan biner: 0 1 1 1 0 0 1 0 1
Position value: 02 + 21 + 20 22 + 01 + 00 22 + 01 + 00
0 + 2 + 1 4 + 0 + 0 4 + 0 + 0
3 4 5
Jadi angka 011100101(biner) = 345 (octal)
c. 45E16 = Bilang hexsadesimal: 4 5 E
0100 1010 1110
Jadi angka 45E (hexadecimal) = 010010101110
(biner)
d. 25510 = Bilangan desimal 255: 16 = 15 sisa 15
15
Jadi angka desimal 255= FF Hexadesimal
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, J. M, 1999. Pengenalan Komputer. Andi Yogyakarta
82
Page 25
2. Kadir, Abdul & Terra Ch. Triwahyuni, 2003. Pengenalan
Teknologi Komputer. Andi Yogyakarta.
3. Nazarudin, Ramdani, 2005. Komputer & Trouble Shooting.
Informatika Bandung.
4. Setiawan, Agung, 2003. Pengantar Sistem Komputer.
Informatika Bandung.
5. Wahana Komputer Semarang, 2004. Pedoman Praktis
Perakitan dan Pengelolaan Perangkat Komputer. Salemba
Infotek.
83