125 BAB V. PRAKTEK PEMELIHARAAN TANAMAN Deskripsi Singkat Pokok Bahasan : Praktek Pemeliharaan Tanaman Waktu : 4 (satu) kali tatap muka pelatihan Tujuan : Agar Praja mampu menjelaskan dan mempraktekkan Pemeliharaan Tanaman Paprika Metode : Ceramah, peragaan dan praktek A. BAHAN DAN ALAT : 1. Penyulaman - Bibit paprika - Cethok - Media tanam (arang sekam) 2. Pemupukan - Paket pupuk - Tangki air - Paket peralatan irigasi tetes 3. Pengajiran - Bibit paprika - Cethok - Media tanam (arang sekam) 4. Pemangkasan cabang, tunas dan penjarangan buah - Tanaman paprka - Gunting tanaman 5. Pengendalian Hama dan Penyakit
28
Embed
BAB V. PRAKTEK PEMELIHARAAN TANAMANrepository.ipdn.ac.id/43/5/BAB_V_Praktek_Pemeliharaan_Tan.pdf · - Pestisida/Insektisida B. CARA KERJA ... lalat pengorok daun ... Penyemprotan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
125
BAB V. PRAKTEK PEMELIHARAAN TANAMAN
Deskripsi Singkat
Pokok Bahasan : Praktek Pemeliharaan Tanaman
Waktu : 4 (satu) kali tatap muka pelatihan
Tujuan : Agar Praja mampu menjelaskan dan
mempraktekkan Pemeliharaan Tanaman
Paprika
Metode : Ceramah, peragaan dan praktek
A. BAHAN DAN ALAT :
1. Penyulaman
- Bibit paprika
- Cethok
- Media tanam (arang sekam)
2. Pemupukan
- Paket pupuk
- Tangki air
- Paket peralatan irigasi tetes
3. Pengajiran
- Bibit paprika
- Cethok
- Media tanam (arang sekam)
4. Pemangkasan cabang, tunas dan penjarangan buah
- Tanaman paprka
- Gunting tanaman
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
126
- Sprayer
- Pestisida/Insektisida
B. CARA KERJA
Pemeliharaan tanaman paprika meliputi penyulaman, pemupukan,
pengajiran, pemangkasan, penjarangan buah, serta pengendalian hama
dan penyakit. Penyulaman dilakukan apabila bibit yang ditanam saat
transplanting mengalami kematian atau tumbuh tidak sehat (kerdil,
menguning dsb). Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman
yang telah mati/tumbuh tidak sehat dengan bibit baru yang tumbuh sehat.
Selanjutnya, pemupukan dilakukan bersamaan dengan
penyiramaan/irigasi. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian ditampung di
dalam tangki air untuk irigasi tetes. Frekuensi pemberian pupuk ini
tergantung pada kondisi cuaca dan umur tanaman. Pada kondisi cuaca
panas, pemberian pupuk dilakukan lebih sering untuk menjaga supaya
tanaman tidak layu. Waktu pemberian pupuk dilakukan pada pukul 8:00,
10:00, 12:00, 14:00, dan 16:00 dengan lama tiap pemberian selama 2
menit.
Terdapat 2 sistem irigasi yang dapat digunakan. Sistem irigasi
pertama menggunakan metode penyiraman tanaman satu per satu
menggunakan selang. Sistem irigasi kedua menggunakan irigasi tetes
dimana pada masing-masing polybag tanaman dipasang pipa kecil yang
terhubung dengan tangki penyimpanan air. Dengan irigasi tetes
penyiraman tanaman dilakukan sekaligus pada seluruh tanaman pada
waktu yang bersamaan. Skema irigasi tetes dapat dilihat pada Gambar 5.
Pada tanaman yang masih muda larutan pupuk diberikan sebanyak
0,5 liter per pohon dan pada tanaman dewasa diberikan sebanyak 1,2 liter
per pohon. Pada sistem irigasi tetes ini, selain seluruh polybag tanaman
mendapat penyiraman yang bersamaan, volume penyiraman lebih
terkontrol sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan volume penyiraman.
127
Gambar 1. Skema Irigasi Tetes pada Sistem Hidroponik
Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com
Adapun pengajiran dilakukan dengan melilitkan benang pada
tanaman paprika untuk menopang tanaman paprika. Dengan penopangan
tanaman akan diperoleh bentuk tanaman yang sesuai dengan kegiatan
produksi secara maksimal, terutama dalam efisiensi lahan. Pengajiran
dilakukan pada tanaman yang berumur 2 minggu setelah tanam.
Gambar 2. Pemupukan dengan mencampur pupuk dengan air
Sumber : http//www.bi.go.id
Gambar 2. Cara Pengajiran
128
Sumber : http//www. hebatdesaku.com
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tanaman sehingga
pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal. Pemangkasan ini meliputi
pemangkasan cabang dan tunas (pewiwilan), pemangkasan daun dan
pemangkasan bunga.
Pemangkasan cabang dan tunas dilakukan dengan mengatur dan
mengurangi cabang dan tunas di ketiak daun sehingga hanya ada
2 cabang utama. Pemangkasan ini dilakukan sampai bunga yang
dipelihara tumbuh dan mekar.
Pemangkasan daun dilakukan dengan membuang semua daun
pada batang utama, daun yang tua dan sakit serta daun yang
terlalu rimbun.
Pemangkasan bunga dilakukan sampai tanaman berusia 4 minggu
setelah tanam. Bunga yang muncul sebelum 4 minggu setelah
tanam dibuang. Dari satu ketiak daun sebaiknya hanya dipelihara 1
bunga agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.
129
Gambar 3. Skema Tanaman Paprika yang akan Dilakukan Pemangkasan
Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com
Gambar 4. Tanaman Paprika Hasil Pemangkasan
Sumber : http//www. hebatdesaku.com
130
Salah satu kendala dalam pertanian yang menggunakan sistem
monokultur adalah penyebaran penyakit dan hama yang sangat cepat jika
tidak segera ditangani. Untuk mencegah penyebaran penyakit dan hama,
dilakukan tindakan seperti pengamatan dini pada serangan hama dan
penyakit, membuang dan membakar tanaman yang terkena serangan dan
penyemprotan pestisida.
Keberhasilan produksi paprika ditentukan oleh beberapa faktor,
salah satu di antaranya adalah serangan hama dan penyakit. Akibat
serangannya adalah kualitas dan kuantitas hasil panen paprika menurun.
Menurut Prabaningrum et al. (2002), hama dan penyakit yang umum
menyerang tanaman paprika adalah trips (Thrips parvispinus), ulat grayak
(Spodoptera litura), tungau teh kuning (Polyphagotarsonemus latus), kutu
daun persik (Myzus persicae), lalat pengorok daun (Liriomyza sp.),
penyakit tepung, penyakit bercak daun serkospora, penyakit layu bakteri,
penyakit layu fusarium, dan penyakit virus.
Penyakit yang menyerang tanaman tidak hanya disebabkan oleh
patogen saja, tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban, sinar matahari, air, nutrisi, penggunaan pestisida, dan
lain-lain. Penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan disebut
penyakit fisiologis. Penyakit fisiologis yang umum dijumpai pada tanaman
paprika di Indonesia disebabkan oleh defisiensi unsur hara. Menurut
Prabaningrum dan Moekasan (2006), penyakit fisiologis yang disebabkan
oleh unsur hara pada tanaman paprika adalah defisiensi unsur Fe (Besi),
Mn (Mangan), Mg (Magnesium) dan Ca (Kalsium).
HAMA TANAMAN
1. Trips (Thrips parvispinus)
Trips (Gambar 5) menyerang daun-daun muda, dengan cara
menggaruk dan mengisap cairan daun. Gejala serangan ditandai dengan
bagian bawah daun yang terserang berwarna keperakan, selanjutnya
berubah menjadi kecoklatan. Daun tampak keriput, mengeriting dan
131
melengkung ke atas. Di samping menyerang daun, hama trips dapat pula
menyerang buah paprika sehingga dapat menurunkan kualitas buah.
Gambar 5 (a) Trips pada bunga paprika, (b) imago trips, (c) serangan trips pada buah, dan (d) serangan trips pada daun (Foto: L. Prabaningrum)
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
Pengendalian trips pada tanaman paprika yang dilakukan dengan
sistem pengendalian hama terpadu (PHT) adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan mulsa plastik perak
Pada lantai rumah plastik dipasang mulsa plastik hitam perak
(Gambar 2) Pemasangan mulsa plastik warna perak mampu menghalau
trips, sehingga diharapkan tidak menyerang tanaman paprika. Selain itu,
mulsa plastik akan menghalangi trips mencapai tanah pada saat akan
menjadi pupa.
132
Gambar 6. Pemasangan mulsa plastik perak di atas lantai rumah plastik 2) Pemasangan perangkap lekat warna biru, putih atau kuning
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
Sejak penanaman, di atas kanopi tanaman dipasang perangkap lekat
warna biru, putih, atau kuning (Gambar 3) sebanyak 1 buah per 2 m2.
Gambar 7. Pemasangan perangkap lekat warna kuning (kiri) dan biru
(kanan)
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
b. Pemanfaatan musuh alami
Musuh alami potensial yang dapat digunakan untuk mengendalikan
trips adalah predator kumbang macan Menochilus sexmaculatus (1
ekor/tanaman) dan jamur patogen Verticillium lecanii (konsentrasi 3 x 108
spora/ml) (Gambar 4). Pelepasan kumbang predator dan penyemprotan
jamur patogen V. lecanii dilakukan mulai tanaman paprika berumur satu
133
minggu setelah tanam. Penyemprotan jamur patogen V. lecanii dilakukan
pada sore hari sekitar pukul 16.00. Di luar negeri, musuh alami trips sudah
diperdagangkan seperti kepik Orius sp., tungau predator Amblyseius sp.
dan jamur patogen V. lecanii.
Gambar 8. Penggunaan predator M. sexmaculatus (kiri) dan jamur patogen V. lecanii (kanan)
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
c. Pembuangan mahkota bunga dan penjarangan buah
Mahkota bunga dan buah yang berdempetan merupakan tempat
persembunyian trips. Oleh karena itu, mahkota bunga pada buah yang
telah terbentuk harus segera dibuang (Gambar 5a). Penjarangan buah
dilakukan agar buah tidak tumbuh berdempetan sebagai upaya untuk
mengurangi serangan trips pada tanaman paprika (Gambar 5b)
(Moekasan 2002).
Gambar 9. Pembuangan mahkota bunga (a) dan penjarangan buah (b)
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
134
d. Penyemprotan insektisida
Penyemprotan insektisida untuk mengendalikan trips pada tanaman
paprika merupakan upaya terakhir. Insektisida yang dianjurkan adalah
insektisida yang selektif yaitu yang berbahan aktif Spinosad (Tracer 120
EC) dan Abamektin (Agrimec 18 EC). Penggunaan insektisida dilakukan
jika populasi hama tersebut telah mencapai ambang pengendalian.
Menurut Moekasan et al (2005), nilai ambang pengendalian trips pada
tanaman paprika adalah :
- Fase vegetatif (0 – 5 minggu setelah tanam) adalah 2,7 ekor
trips/daun atas.
- Fase berbunga (6 – 11 minggu setelah tanam) adalah 0,3 ekor
trips/daun pucuk dan 0,8 ekor trips/bunga.
- Fase berbuah (> 11 minggu setelah tanam) adalah 0,3 ekor
trips/daun atas.
2. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Ulat muda makan daun dengan menyisakan epidermis, sehingga
daun menjadi transparan. Ulat tua memakan seluruh bagian daun dan
yang ditinggalkan hanya tulang daunnya saja. Ulat mempunyai warna
yang bervariasi, tetapi ada ciri utama, yaitu adanya garis menyerupai
kalung berwarna hitam yang melingkar pada ruas ketiga. Kepompongnya
berwarna coklat tua dan terdapat di permukaan tanah (Kalshoven 1981).
Gambar 10. Larva S. litura (a), serangan S. litura pada daun paprika (b), imago S. litura (c), dan kelompok telur S. litura (d) (Foto : a, b, dan d oleh
Tonny K. Moekasan; c oleh van Vreden dan A.L. Ahmadzabidi 1986)
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
135
Pengendalian ulat grayak pada tanaman paprika yang dilakukan
dengan sistem PHT adalah sebagai berikut :
- Pengumpulan kelompok telur dan larva
Kelompok telur dan larva S. litura yang terdapat pada tanaman
paprika dikumpulkan lalu dimusnahkan.
- Pemasangan feromonoid seks atau perangkap lampu
Untuk menekan populasi awal S. litura di dalam rumah plastik
dipasang perangkap feromonoid seks atau perangkap lampu
(Gambar 7) mulai saat tanam. Tujuannya adalah untuk menangkap
imago atau ngengat S. litura. Untuk rumah kasa yang berukuran ±
500 m2 dipasang 2 buah perangkap.
Gambar 11. Perangkap lampu untuk menangkap ngengat S. litura
Sumber : http://erlanardianarismansyah.wordpress.com
- Pemanfaatan musuh alami
Musuh alami yang potensial mengendalikan ulat grayak adalah