46 BAB V PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENCAPAIAN KEBERHASILAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI MAWAR V Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang peran modal sosial dalam pencapaian keberhasilan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Mawar V. Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V menggunakan dua bentuk modal sosial yaitu modal sosial mengikat (bonding social capital) dan modal sosial menjembatani (bridging social capital). Yang termasuk modal sosial mengikat (bonding social capital) dalam penelitian ini : kerjasama, kepercayaan, norma, nilai, tindakan yang proaktif, dan sumber daya. Sedangkan modal sosial menjembatani (bridging social capital) adalah jaringan (diluar kelompok). 5.1 Modal sosial mengikat (bonding social capital)’ Modal sosial mengikat (bonding social capital) terdiri dari : 5.1.1 Kepercayaan Menurut Putnam (Dalam Alfitri, 2011:54) kepercayaan adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil risiko dalam hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung. Kepercayaan yang ada dalam modal sosial nampak dalam strategi yang dilakukan tutor kepada warga belajar. Tutor memberi
17
Embed
BAB V PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENCAPAIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8409/5/T1_352009002_BAB V.pdfmemberi laporan pemakaian setiap akhir kegiatan. Dengan demikian,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
46
BAB V
PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENCAPAIAN
KEBERHASILAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI
MAWAR V
Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang peran modal sosial
dalam pencapaian keberhasilan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Mawar V.
Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V menggunakan dua bentuk modal sosial yaitu
modal sosial mengikat (bonding social capital) dan modal sosial menjembatani
(bridging social capital). Yang termasuk modal sosial mengikat (bonding social
capital) dalam penelitian ini : kerjasama, kepercayaan, norma, nilai, tindakan
yang proaktif, dan sumber daya. Sedangkan modal sosial menjembatani (bridging
social capital) adalah jaringan (diluar kelompok).
5.1 Modal sosial mengikat (bonding social capital)’
Modal sosial mengikat (bonding social capital) terdiri dari :
5.1.1 Kepercayaan
Menurut Putnam (Dalam Alfitri, 2011:54) kepercayaan
adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil risiko dalam
hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain
akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa
bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung.
Kepercayaan yang ada dalam modal sosial nampak dalam
strategi yang dilakukan tutor kepada warga belajar. Tutor memberi
47
kepercayaan kepada warga belajar dalam menentukan materi
pembelajaran. Warga belajar diberi kesempatan untuk menentukan
materi belajar. Dalam pertemuan yang diadakan, warga tidak sungkan
mengemukakan idenya. Warga belajar yang suka memasak maupun
suka dengan ketrampilan akan mengutarakan pendapatnya. Warga
belajar mempunyai ide-ide tersebut karena melihat acara televisi
maupun dari melihat makanan (produk) yang dipajang di toko – toko.
Ide – ide tersebut kemudian ditampung terlebih dahulu. Pada tahap
berikutnya, warga belajar dan tutor melakukan kesepakatan akan ide-
ide tersebut. Ide-ide tersebut dipilih dengan mempertimbangkan juga
ketersediaan bahan di lingkungan setempat, sehingga tidak
membutuhkan biaya yang terlalu tinggi. Contohnya, ketela pohon,
talas, daun pepaya, daun singkong, daun kemangi, daun sirih yang
semuanya menjadi bahan kegiatan memasak, yang semuanya mudah
diperoleh di lingkungan setempat. Ketrampilan yang dilakukan
menggunakan plastik detergen, plastik minyak goreng, plastik kopi
untuk membuat tas, dompet dan barang lainnya.
Dengan diberi kepercayaan menentukan materi belajar
tersebut, membuat warga belajar tertarik terlibat dalam kegiatan
KUM, karena materi pembelajaran yang dibuat dari warga belajar
sendiri. Kegiatan tersebut membuat warga belajar ingin mengetahui
dan mempelajari secara langsung.
48
Bentuk kepercayaan yang lain, adalah dalam hal pengelolaan
dana operasional KUM. Dana tersebut dibagi ke masing – masing
kelompok melalui bendahara. Bendahara dalam mengelolanya selalu
memberi laporan pemakaian setiap akhir kegiatan. Dengan demikian,
semua warga belajar akan mengetahui pengeluaran dan pemasukan
yang ada. Apabila akan melakukan kegiatan untuk minggu depan,
maka akan dibahas rencana pengeluarannya. Semua anggota warga
belajar, bisa memberi masukan. Dari pembicaraan anggaran belanja
tersebut, tidak jarang kemudian warga menyumbang barang yang
dibutuhkan, sehingga menghemat pengeluaran. Apabila telah tercapai
kesepakatan penggunaan dana untuk belanja, maka uang akan
diberikan kepada tutor untuk membeli bahan yang dibutuhkan. Tutor
akan memberi laporan penggunaan dana, pada pertemuan berikutnya.
Jika uang tersebut kurang maka tutor akan minta kepada bendahara,
tetapi jika masih terdapat sisa, uang tersebut akan diberikan kepada
bendahara. Dengan adanya dana yang diketahui semua warga belajar
maka hal tersebut dapat menjaga kepercayaan antar anggota warga
belajar maupun dengan tutor.
“membuat kegiatan yang menarik yang dipilih oleh
warga belajar sendiri dan adanya keterbukaan
dalam keuangan”. (Munisah)1
1 Hasil wawancara dengan Ibu Munisah, pada tanggal 8 februari 2014
49
5.1.2 Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu interaksi yang terjadi untuk
mencapai suatu tujuan (Dalam Alfitri, 2011:56) . Adanya kerjasama
yang terjalin di dalam kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V
tidak lepas dari adanya kepercayaan yang terjalin antar anggota
maupun anggota dengan tutor.
Sebagaimana bentuk kepercayaan yang telah dijelaskan
diatas, kerjasama dengan demikian juga terjalin pada kegiatan
penentuan materi belajar dan pengelolaan uang operasional.
Bentuk kerjasama yang lain adalah antar warga belajar.
Kerjasama yang terjalin antar warga belajar terjadi dalam satu
kelompok maupun berbeda kelompok. Jika ada yang mengalami
kesulitan maka dengan senang hati, warga belajar yang bisa, akan
membantu yang mengalami kesulitan. Sebagai contoh, warga belajar
yang sudah tua merasa kesulitan dalam mengikuti kegiatan praktek
ketrampilan. Hal itu dikarenakan pengelihatannya sudah tidak awas
lagi. Maka warga belajar yang masih muda membantunya, seperti
memasukkan benang ke lubang jarum. Contoh lain, bila saat menulis
resep, bila salah menulis dibetulkan oleh warga belajar yang lain.
“saat ada kegiatan ketrampilan warga belajar yang
sudah tua agak kesusahan dalam mengikuti kegiatan
praktek ketrampilan karena pengelihatannya sudah
tidak awas lagi. Maka warga belajar yang masih
muda membantunya seperti memasukkan benang ke
lubang jarum. Bila warga belajar dengan tutor
50
adalah bila warga belajar belum jelas maka dengan
cepat warga belajar akan bertanya”.(Sri Sayekti J)2
Bentuk kerjasama yang lain adalah antara tutor dan warga
belajar. Warga belajar tidak sungkan untuk bertanya pada waktu
praktek. Kerjasama ini menghasilkan keberhasilan dalam mencoba
resep masakan maupun membuat barang ketrampilan. Setiap langkah
yang akan diambil, warga belajar tidak sungkan menanyakan ke tutor,
agar tidak mengalami kegagalan resep yang fatal, maupun gagal
dalam membuat barang.
“Interaksi warga belajar dengan tutor baik, lancar
yaitu warga belajar tidak sungkan untuk bertanya
pada waktu praktek. Akan bertanya untuk setiap
langkah yang akan diambil seperti untuk resep
masakan agar tidak mengalami kegagalan resep
yang fatal sedangkan antar warga belajar sangat
akrab dan saling mendukung”.(Munisah)3
Bentu kerjasama “menarik” yang lain, adalah karena tiap
kelompok memiliki kekompakan. Anggota belajar rela menunggu
warga belajar yang mengalami kesulitan. Jadi meskipun sebenarnya
sudah waktunya pulang, tapi warga anggota rela menunggu berjam-
jam sampai semua anggota kelompoknya selesai. Dengan demikian,
pulangnya bisa bersama-sama. Bahkan itu bisa juga terjadi tidak
2 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Jumarno, pada tanggal 26 Januari 2014
3 Hasil wawancara dengan Ibu Munisah, pada tanggal 8 februari 2014
51
hanya dalam satu kelompok. Bila kelompok lain mempunyai kegiatan
yang sama, apabila ada yang belum selesai meskipun dia bukan satu
kelompok, maka warga belajar di luar kelompok, juga rela menunggu.
“saya kesulitan dalam melakukan ketrampilan
menjahit karena pengelihatan saya sudah tidak jelas
lagi”. (Nurtinah)4
“Baik, dalam satu kelompok ataupun berbeda
kelompok jika ada yang kesusahan maka diberi
semangat bahwa bisa mengerjakan sampai akhir
dan memiliki kekompakan untuk menunggui warga
belajar yang kesusahan”.(Lathifatul)5.
5.1.3 Norma sosial
Menurut Hasbullah (Dalam Suryono,2012:59) norma sosial
sangat berperan dalam mengontrol bentuk perilaku dalam masyarakat.
Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhin dan
diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial dan
mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah individu berbuat
sesuatu yang menyimpang dari kebiasaaan yang berlaku di
masyarakatnya.
Norma yang berlaku didalam program Keaksaraan Usaha
Mandiri antara lain : dalam setiap kegiatan warga belajar diwajibkan
untuk membawa alat tulis dan buku catatan kegiatan sebelumnya. Hal
4 Hasil wawancara dengan Ibu Nurtinah, pada tanggal 15 Februari 2014
5 Hasil wawancara dengan Ibu lathif,pada tanggal 1 Februari 2014
52
tersebut bertujuan supaya warga belajar tidak mengalami kesulitan
dalam mencari materi pembelajaran yang telah dilakukan.
Aturan lain, bila datang terlambat atau pulang sebelum waktu
yang ditentukan akan mempengaruhi besarnya uang yang akan
diberikan sebagai biaya transportasi. Biaya transportasi dalam
kegiatan, sebesar Rp 10.000. Warga belajar yang memilih pulang
sebelum waktu yang ditentukan atau datang terlambat pada kegiatan,
biaya transportasi yang mereka terima akan dipotong sebesar Rp
2.500. Adanya sanksi yang diberikan oleh tutor kepada warga belajar
tersebut, membuat warga belajar menjadi disiplin dalam mengikuti
kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri. Warga belajar juga kemudian
tidak sering meminta ijin untuk tidak mengikuti kegiatan Keaksaraan
Usaha Mandiri. Warga belajar yang terpaksa meminta ijin untuk tidak
mengikuti kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri hanya karena mereka
mempunyai kepentingan yang mendesak dan tidak dapat ditinggalkan.
Aturan yang diberlakukan dan yang memberi peran terhadap
keberhasilan kelompok adalah aturan dalam mengerjakan PR
(pekerjaan rumah). Dalam setiap kegiatan, warga belajar memiliki
tanggung jawab berupa pekerjaan rumah (PR) yang harus diserahkan
pada kegiatan berikutnya. Pekerjaan rumah (PR) yang diberikan tutor
kepada warga belajar memiliki fungsi untuk mengasah kemampuan
dan kemandirian warga belajar dalam menggali potensi diri yang ada
seperti mempraktekkan resep masakkan atau ketrampilan yang telah
53
diajarkan oleh tutor. Dua orang warga belajar yang berhasil
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan baik dan tepat waktu akan
diberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 10.000 per orang.
5.1.4 Nilai
Nilai adalah sesuatu ide yang dianggap benar dan penting
oleh anggota kelompok masyarakat. Misalnya nilai harmoni, prestasi,
kerja keras, kompetensi dan lainnya. (Alfitri, 2011:57)
Dalam konteks keaksaraan sebagai bentuk modal sosial
terlihat pada nilai-nilai uang dimiliki oleh individu yang terlibat dalam
setiap kegiatan Keaksaraan Fungsional (KF) seperti anggota saat
melakukan kegiatan belajar baca, tulis, dan berhitung dengna senang
hati dan semangat, maka denga lhal tersebut anggota dapat berhasil
dalam mempunyai prestasi akan belajar baca, tulis dan berhitung yang
kemudian membantu tutor dalam mewujudkan kelompok Keaksaraan
Usaha Mandiri.
Dana operasional Keaksaraan Usaha Mandiri tahun 2011
yang digunakan untuk setiap kegiatan KUM, sampai pada tahun 2013
masih ada. Dengan dana yang masih begitu besar maka dengan
kesepakatan semua tutor, dana tersebut digunakan untuk kegiatan
piknik. Kegiatan piknik bertujuan untuk menciptakan suasana yang
baru agar tidak bosan dengan kegiatan memasak dan ketrampilan.
Disamping hal tersebut kegiatan piknik memiliki nilai kebersamaan.
54
Kegiatan piknik wajib diikuti oleh semua anggota Keaksaraan Usaha
Mandiri beserta keluarga, fungsinya untuk menjalin dan menciptakan
rasa kebersamaan antara tutor dan warga belajar beserta keluarga.
Bagi setiap warga belajar yang ikut berpartisipasi dalam kegiataan
piknik biaya akomodasi ditanggung oleh Keaksaraan Usaha Mandiri
Mawar V, tetapi bagi setiap anggota keluarga yang ikut harus
membayar biaya akomodasi sendiri.
“Adanya sesekali piknik agar warga belajar dapat
berkumpul bersama dengan anggota keluarga
warga belajar yang lain ”. (Sri Sayekti J)6
Kegiatan piknik dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2013
dengan menyewa bus. Adanya kesepakatan semua warga belajar dan
tutor kegiatan piknik akan bertempat di Pacitan, Jawa Timur. Lokasi
tersebut disepakati karena warga belajar ingin mengetahui goa yang
berada di Pacitan, yang sudah sering warga belajar dengar dari media
televisi maupun cerita dari anak atau cucu yang ikut dalam kegiatan
karang taruna yang pernah pergi piknik ke Pacitan tersebut. Maka
dengan adanya kegiatan piknik di kelompok Keaksaraan usaha
Mandiri Mawar V menjadi suatu kesempatan bagi warga belajar
dalam mengusulkan untuk piknik ke Pacitan. Walaupun adanya
pertimbangan bahwa sebagian besar warga belajar adalah ibu-ibu
lansia yang tidak bisa perjalanan jauh karena biasanya akan
6 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Jumarno, pada tanggal 26 Januari 2014
55
sakit/mabuk darat dan medan jalan yang akan berliku – liku saat
masuk wilayah Pacitan, hal tersebut tidak menyurutkan warga belajar
mencari tempat piknik yang lain. Warga belajar percaya keadaan
kesehatannya akan baik-baik saja karena merasa senang akan piknik
ke tempat yang ingin sekali dikunjunginya dan terlebih lagi akan pergi
bersama-sama dengan warga belajar yang lain beserta keluarga.
Nilai kebersamaan saat kegiatan piknik terlihat pula pada saat
makan maupun snack. Semua warga belajar dan tutor memiliki bekal
makanan yang sudah dibawa dari rumah. Bekal makanan tersebut
saling ditawarkan ke warga belajar lain maupun anggota keluarga
yang lain. Dengan hal itu tidak sungkan untuk warga belajar beserta
anggota keluarga untuk saling mencicipi masakan warga belajar yang
lain.
5.1.5 Tindakan yang Proaktif
Salah satu unsur penting modal sosial adalah keinginan yang
kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi
senantiasa mencari jalan untuk ikut serta dalam suatu kegiatan
masyarakat dengan sesuatu yang kreatif dan aktif.
Tindakan proaktif yang dilakukan oleh kelompok KUM
Mawar V yaitu warga belajar menawarkan tempat dan peralatan
untuk kegiatan. Sebagian besar warga belajar melakukannya tanpa
diminta, melainkan mereka dengan sukarela menawarkan tempat dan
56
peralatan memasaknya untuk digunakan kelompok. Salah satunya
adalah Ibu Nyen.
Ibu Nyen memiliki ketertarikan dalam hal memasak.
Ketertarikan Ibu Nyen tidak hanya dalam memasak tetapi juga
mencatat setiap resep masakan yang ada di salah satu media televisi.
Ibu Nyen bisa membaca menulis dari kegiatan calistung sebelumnya.
Tindakan lain sebagai betuk ketertarikan ibu Nyen, bila ia
mendapatkan uang arisan atau mempunyai sedikit tabungan maka ibu
Nyen akan menggunkan uang tersebut untuk membeli beberapa
peralatan membuat kue seperti cetakan, mixer, dan oven.
“Yang bisa dilakukan adalah menawarkan tempat
karena lumayan punya peralatan masak kue kering
karena saya suka memasak jadi kalo ada rejeki dikit
beli peralatan memasak yang harga tidak mahal”.
(Nyen Susilowati)7
Tindakan proaktif lainnya yang dilakukan oleh warga belajar
adalah menawarkan dan membawa bumbu masakan dari rumah seperti
laos, serai, daun salam, daun kemangi dan lain-lain. Bagi yang tidak
membawa bumbu, anggota lain menawarkan membawa bahan lainnya
antara lain : ketela, singkong, dan keladi/talas. Kegiatan swadaya
dalam membawa bahan mentah oleh warga berfungsi untuk
mengurangi pengeluaran kelompok. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Haryati beliau hanya dapat memberikan beberapa bumbu
7 Hasil wawancara dengan Ibu Nyen, pada tanggal 15 Februari 2014
57
dapur dikarenakan bahan-bahan tersebut terdapat dipekarangan
rumahnya.
“Saya hanya bisa menawarkan bumbu maupun
bahan karena dipekarangan rumah saya hanya ada
bumbu maupun bahan masakan tersebut”.
(Haryati)8
Berbeda dengan Ibu Haryati, Ibu Umami hanya bisa
membawa peralatan dikarenakan mempunyai peralatan memasak
seperti cetakan dan mixer.
“bila peralatan memasak saya punya, tetapi bila
bumbu maupun bahan saya tidak memiliki karena
saya tidak punya pekarangan, yang ada hanya
bunga-bunga yang ditaruh dipot”. (Umami)9
Warga belajar juga aktif dalam memunculkan ide- ide
ketrampilan maupun resep masakan. Warga belajar mempunyai
berbagai ide masakan maupun ketrampilan yang biasa dilihat di
televisi maupun melihat ditoko –toko.
Keaktifan warga belajar terlihat juga dari hal kedatangan.
Warga belajar tidak akan ijin bila tidak mendesak atau terpaksa sekali.
Warga belajar merasa rugi jika tidak datang dalam kegiatan karena
warga belajar merasa tertinggal dalam membuat resep masakan atau
langkah membuat ketrampilan. Dilain hal, jika tidak datang maka
tidak mendapatkan uang tranportasi.
8 Hasil wawancara dengan Ibu Haryarti, pada tanggal 15 Februasri 2014
9 Hasil wawancara dengan Ibu Umami, pada tanggal 24 Februari 2014
58
“Sangat berpastisipasi karena sebagian besar warga
belajar selalu datang jika tidak memiliki keperluan
lain. Adanya warga belajar yang mau rumahnya
menjadi tempat memasak sangat praktek memasak
dan ada warga belajar yang mau membawa
perlengkapan atau bumbu yang ada dirumah tanpa
harus membeli”. (Siti Nurkamidah)10
Partisipasi yang dilakukan oleh tutor kepada kelompok KUM
Mawar V yaitu dengan uang transportasi tutor tidak diambil tetapi
dimasukan dalam keuangan kegiatan KUM. Uang transportasi tutor
tersebut sebesar Rp 1.840.000 per seorang tutor. Di kelompok KUM
Mawar V ada 4 orang maka Rp 1.840.000 dikalikan 4 (empat) orang
tutor maka sebesar Rp 7.360.000 yang dimasukkan dalam anggaran
kegiatan. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar kegiatan KUM lebih
bertambah variasi dan dengan begitu warga belajar mendapat banyak
ilmu yang digunakan sebagai peluang usaha yang kemudian
mempunyai hasil untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
“Keuangan untuk totur dengan kesepakatan semua
tutor uang tersebut tidak diambil tetapi dimasukan
dalam keuangan kegiatan Keaksaraan Usaha Mandiri
Mawar V hal ini dilakukan dengan tujuan agar
kegiatan KUM bertambah variasi dan anggota KUM
bertambah pula mendapatkan ilmu (Sri Sayekti J)11
.
10
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Nurkamidah, pada tangga l 1 februari 2014 11
Hasil wawancara prapenelitian dengan Ibu Sri Sayekti Jumarno selaku koordinator kelompok
KUM Mawar V (19 Juli 2013)
59
5.1.6 Sumber Daya
Sumber daya yang dimaksud adalah berbagai jenis sumber
daya yang tersedia di masyarakat, yang dapat didayagunakan bagi
kepentingan kelompok ini. Sumber daya tersebut meliputi sumberdaya
materiil dan non materiil. Dalam hal ini dana yang diperoleh dari
pemerintah dan materi kegiatan berupa tanaman yang dapat diperoleh
dari lingkungan sekitar.
Adanya sumber daya finansial yaitu dana. Dana yang ada di
kelompok KUM Mawar V merupakan sumber daya untuk suatu
kegiatan KUM tersebut dapat berjalan melakukan suatu pembelajaran.
Sumber daya berupa dana diberikan oleh pemerintah sekitar
delapan belas juta. Dana tersebut bersifat bantuan murni tanpa harus
mengembalikan. Dengan bantuan tersebut pemerintah bertujuan agar
masyarakat dapat memanfaatkan untuk memiliki pengetahuan yang
lebih luas dan mempunyai ketrampilan dalam meningkatkan
kesejahteraan hidupnya melalui kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri.
Sumber daya yang lainnya adalah banyaknya bahan yang
tersedia di lingkungan sekitar untuk kegiatan KUM. Bahan tersebut
adalah bahan-bahan yang tidak memiliki nilai jual ekonomis bila tidak
dikelola dengan baik. Contohnya saja ketela pohon, tales, daun sirsat,
daun alpukat, daun suruh, daun kemangi, daun singkong, pisang yang
dapat diolah menjadi makanan keripik yang lezat untuk dimakan.
Untuk ketrampilan bisa memanfaatkan botol/gelas mineral menjadi
60
benda-benda yang cantik seperti dibuat tirai, vas bunga, tempat pensil.
Kain perca menjadi hiasan cepit rambut, bando, bros. Sedangkan
plastik deterjen/ plastik sachet minuman atau shampo dapat dibuat tas,
bunga, maupun ikat pinggang.
Beberapa sumber daya tersebut bagaimanapun juga
membantu kelancaran atau keberhasilan kegiatan KUM.
5.2 Modal sosial menjembatani (bridging social capital)
Dalam Keaksaraan Usaha Mandiri Mawar V terdapat modal sosial
menjembatani (bridging social capital) yaitu
5.2.1 Jejaring
Jaringan merupakan bentukan dari infrastruktur modal sosial
itu sendiri. Jaringan tersebut menjadi fasilitator dalam mendukung
terjadinya interaksi yang kemudian akan menumbuhkan kepercayaan
dan kerja sama yang kuat. Semakin kuat jaringan sosial yang
terbentuk maka akan semakin kuat pula kerjasama yang ada di
dalamnya dan selanjutnya akan memperkuat modal sosial yang
terbentuk.
Jaringan yang dilakukan oleh kelompok KUM Mawar V
adalah kesempatan promosi. Pada saat Kecamatan Sidorejo berulang
tahun, Kecamatan Sidorejo mengadakan acara bazar dan jalan santai.
Masyarakat disana banyak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Di
halaman Kecamatan tersebut banyak berdiri stan-stan yang dibuat
untuk menawarkan berbagai makanan maupun barang dari hasil usaha
61
kelompok usaha rumah tangga maupun usaha hasil pabrik yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Peserta bazar tidak hanya dari
warga masyarakat di Kecamatan Sidorejo tetapi dari beberapa wilayah
di Salatiga. Salah satu stan dipersiapkan untuk wilayah RW V
Nogosari yang memiliki kelompok Keaksaraan Usaha Mandiri. Stan
tersebut bertujuan agar kelompok KUM dapat mempromosikan hasil
kegiatan tersebut pada masyarakat luas dan pegawai dinas. Dengan
menjual berbagai makanan keripik maupun basah seperti kue kering
lidah kucing, keripik daun pare, daun alpukat.
Begitu juga saat adanya bazar di Pancasila. Lebih banyak
stan yang ada. Baik dari wilayah Salatiga maupun luar wilayah
Salatiga. Banyak masyarakat umum maupun pihak pemerintah daerah
dapat melihat maupun membeli. Dengan begitu mempunyai
kesempatan kelompok KUM Mawar V mempromosikan hasil
produksi kelompok KUM. Mempromosikan produk juga di instansi-
instansi pemerintah, bila ada rapat maupun pertemuan-pertemuan baik
di instansi maupun di PKK Kota atau di RW/RT dapat memesan
produk kelompok KUM Mawar V. Dari hasil acara bazar tersebut
masyarakat umum memesan keripik daun sirih, pare, daun alpukat,
sarabak maupun bros. Sedangkan dari kesempatan hasil promosi ke
dinas yaitu Pak Walikota Salatiga memesan minuman sarabak untuk
suatu kegiatan dan staf juga memesan secara pribadi minuman sarabak
karena rasanya yang beda dari minuman yang sudah pernah ditemui.
62
“Menerima pesanan seperti sarabak yang pernah
dipesan oleh Pak Walikota dalam suatu kegiatan”.
(Siti Nurhamidah)12
12
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Nurhamidah, pada tanggal 1 Februari 2014