28 BAB V PERAN AKTOR DALAM PEMANFAATAN RUANG SARIREJO KOTA SALATIGA Pada bab ini peneliti memaparkan analisis data berdasarkan konsep pada bab sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari data. Di samping dapat juga berupa penyajian kategori, sistem, klasifikasi maupun tipologi yang tentunya mengacu pada fokus penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen dan data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis secara induktif. 5.1. Kawasan Sarirejo sebagai Konsep Tata Ruang Baru di Kota Salatiga Dalam UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, disebutkan: Pengertian Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Wacana pembentukan Sarirejo sebagai kawasan wisata karaoke didasarkan pada gambaran bahwa Sarirejo adalah eks kawasan lokalisasi serta hingga kini perbaikan citra terus diupayakan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan pihak warga agar persepsi dan kegiatan negatif di Sarirejo dapat diminimalkan. Peneliti menggambarkan secara induktif jaringan semantik (mind mapping) alur konsep kinerja peran aktor dalam penataan Lingkungan Sarirejo (Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsinya) seperti pada gambar berikut:
26
Embed
BAB V PERAN AKTOR DALAM PEMANFAATAN RUANG … · BPPTPM Menerbitkan Izin Ho Sarirejo BAPPEDA Membuat Paguyuban RTRW 2011 - 2016 Zona Pemukiman Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Zona
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
28
BAB V
PERAN AKTOR DALAM PEMANFAATAN RUANG
SARIREJO KOTA SALATIGA
Pada bab ini peneliti memaparkan analisis data berdasarkan konsep pada
bab sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian yang disajikan
dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari data. Di
samping dapat juga berupa penyajian kategori, sistem, klasifikasi maupun tipologi
yang tentunya mengacu pada fokus penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh
dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen
dan data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis secara
induktif.
5.1. Kawasan Sarirejo sebagai Konsep Tata Ruang Baru di Kota Salatiga
Dalam UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, disebutkan:
Pengertian Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang
dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Wacana pembentukan
Sarirejo sebagai kawasan wisata karaoke didasarkan pada gambaran bahwa
Sarirejo adalah eks kawasan lokalisasi serta hingga kini perbaikan citra terus
diupayakan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan pihak warga agar
persepsi dan kegiatan negatif di Sarirejo dapat diminimalkan.
Peneliti menggambarkan secara induktif jaringan semantik (mind
mapping) alur konsep kinerja peran aktor dalam penataan Lingkungan
Sarirejo (Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsinya) seperti pada gambar
berikut:
29
BPPTPM SarirejoMenerbitkan Izin Ho
BAPPEDA
Membuat Paguyuban
RTRW
2011 - 2016Zona Pemukiman
Zona CampuranDinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Menghambat kebijakan
RDTRW
2017 - 2022 DPRD
Mayoritas menghendaki Legal
Tidak Menerbitkan Izin Usaha
Zona Rohani
Keagamaan
(Kel. Bugel)
Zona
Pendidikan
(Kel. Salatiga)
Gesekan Zona
Menginginkan perbaikan Image
Oknum
Menentang perbaikanMendukung Perbaikan
SKPD
(Level Kota)
Isu Diangkat
Sarirejo mendapatkan
kepastian hukum dengan
aturan ketat
Bagan 2
Jaringan Semantik (Mind Mapping) Permasalahan Sarirejo dalam Rencana Peraturan Daerah
30
Dalam zonasi wilayah, Lingkungan Sarirejo berada pada perbatasan
zona konsentrasi rohani keagamaan (Kelurahan Bugel) dan zona pendidikan
(Kelurahan Salatiga). Hal tersebut yang dikhawatirkan dapat menjadi gesekan
kepentingan suatu saat. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka RTRW
(Rencana Tata Ruang Wilayah) tahun 2010 – 2030, wilayah Sarirejo
dimasukan dalam zona pemukiman. Dalam Perda (Peraturan Daerah) Kota
Salatiga pada periode tersebut juga dicantumkan bahwa zona pemukiman
dapat digunakan sekaligus sebagai kegiatan jasa dan perdagangan, namun hal
ini tidak selaras dengan kajian dari BPPTPM (Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal), sehingga BPPTPM hanya menerbitkan izin
Ho (Hinderordonnantie) yaitu surat keterangan yang menyatakan tidak
adanya keberatan dan gangguan atas lokasi usaha yang dijalankan oleh suatu
kegiatan usaha di suatu tempat. Sehingga status Sarirejo kini dapat dikatakan
sebagai zona Campuran yang oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, status
tersebut menyulitkan dalam Penataan Ruang dan kebijakan operasional di
lapangan.
Terdapat tiga pihak yang saat ini berperan penting dalam menentukan
keputusan RDTRW 2017 – 2022, termasuk rencana Kawasan Wisata Karaoke
Sarirejo. BAPPEDA dan BPPTM mendukung perbaikan secara menyeluruh
Kawasan Sarirejo. Mayoritas anggota Dewan DPRD Kota Salatiga
menghendaki kawasan Sarirejo dilegalkan sesuai aspirasi masyarakat Sarirejo
dan beberapa oknum yang tidak ingin ada perbaikan di Sarirejo dikarenakan
akan menambah daftar pekerjaan dan pro kontra di kalangan masyarakat. Saat
ini status Sarirejo (meskipun BAPPEDA belum dapat memberikan RDTRW
sementara kepada peneliti karena belum di sah kan) masih seperti keputusan
pada Desember 2013 yaitu tetap berjalan, kepastian hukum yang didapat yaitu
kawasan campuran dengan aturan ketat yang diawasi oleh Satpol PP dan
Kepolisian.
Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga terpapar dalam
Rapat Konsultasi Publik (RKP) pembahasan RDTRW tentang Sarirejo
dijelaskan seperti kronologi pada Bagan 3 berikut:
31
RAPERDA
Paguyuban SarirejoPerwakilan Wilayah Lain
Aspirasi
Tidak ada tanggapan Menanti kepastian hukum
Berita Acara
RKP
SKPD
BAPPEDA DISPAR BPPTM DPU
Hasil
Stakeholder sepakat
perbaikan Sarirejo
Oknum individu
menentang perbaikan
Aspirasi
Paguyuban Sarirejo DPRD Tokoh – Tokoh Agama
Konsep
RDTRW
2017 - 2022
Pembahasan Politik
Pemerintah Kota
bersama DPRD
Bagan 3
Kronologi Proses Pembahasan Konsep Baru Sarirejo
32
Secara umum konsep Konsultasi Publik adalah mempertemukan sudut
pandang relasi lembaga eksekutif dan legislatif dengan masyarakat. Konsultasi
publik sebagai cara, mekanisme, dan proses melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan baik oleh eksekutif maupun
legislatif. Pemerintah Kota telah menggelar RKP pada level Kecamatan dan RKP
tahap 2 pada Level Kota. Pada RKP level Kecamatan tidak ditemukan keberatan
dari masyarakat wilayah lain di sekitar Sarirejo dengan adanya kegiatan karaoke.
Hal yang berbeda ditemukan pada pembahasan internal SKPD bahwa Perda
RTRW tentang Sarirejo tidak sejalan dengan kebijakan masing - masing dinas
yaitu: BAPPEDA, BPDPTM, DPU dan DISPAR. Berdasarkan hal tersebut keempat
dinas sepakat tentang perbaikan kebijakan hukum tentang Sarirejo. Dalam Rencana
Pola Ruang Wilayah (Kawasan Budidaya) pasal 46 ayat (1) Sarirejo termasuk
dalam kawasan peruntukan perumahan dengan kepadatan sedang. Hasil dari
pembahasan internal kemudian dipaparkan pada RKP tahap 2 pada level Kota
dengan melibatkan kembali Paguyuban Sarirejo, anggota DPRD dan tokoh Agama.
Ketika pengambilan data dan analisis penelitian ini, pembahasan kebijakan politik
tentang Perda 2017 – 2022 masih berlangsung.
Konsep tentang Kawasan Wisata Karaoke Sarirejo masih dapat
dimungkinkan sebelum terbit Peraturan Daerah Baru. Dari observasi peneliti
minimnya masukan dan pendapat dari masyarakat menjadi kesulitan tersendiri bagi
dinas terkait serta DPRD dalam menentukan kebijakan tentang konsep baru
Sarirejo. Peran serta dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam
membangun Sarirejo baru yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak
baik masyarakat sekitar dan pemilik usaha. Dengan berbagai kekurangan yang
dimiliki, Sarirejo tetaplah salah satu sumber penyumbang PAD penting bagi Kota
Salatiga.
Berdasarkan hasil dari jaringan permasalahan Sarirejo hingga upaya yang
telah dilakukan oleh semua aktor, peneliti merangkum dari berbagai sumber
bagaimana gambaran konsep baru Sarirejo berdasarkan aturan main yang
memungkinkan serta dapat diterima semua pihak seperti dijelaskan pada Bagan 4
berikut:
33
Rencana Konsep Tata Ruang Baru Sarirejo
Rencana Detail Tata Ruang
Wilayah
(RDTRW)
Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan
(RTBL)Perizinan
Penataan Lingkungan
dan Bangunan
Pengendalian dampak lingkungan sekitar dari aktivitas karaoke
Penguatan sosial budaya
Etika Lady Companion
Penertiban / evaluasi izin usaha karaoke di seluruh wilayah Salatiga
Bagan 4
Misi Tata Ruang Baru Sarirejo dalam Jangka Pendek - Menengah
Permasalahan utama Konsep Kawasan Wisata Sarirejo terletak pada
RDTRW sebagai sumber hukum dan RTBL sebagai pendukung zona
kawasan wisata. Dalam konsep tata ruang baru, sangat sulit merealisasikan
Kawasan Wisata Karaoke Sarirejo dalam jangka waktu dekat hingga
menengah. Jangka waktu dekat yang dimaksud adalah pembahasan RDTRW
2017 – 2022 yang kemungkinan akan selesai pada periode November 2017.
Perkiraan RDTRW akan menjadi Raperda Baru pada Februari 2018 dan akan
diundangkan melalui Sekretariat Daerah serta telah dipertanggungjawabkan
secara langsung oleh Walikota Salatiga. Jika konsep yang diajukan oleh
SKPD tentang penataan baru Sarirejo dalam RDTRW 2017 – 2022 terealisasi
maka kemungkinan Sarirejo dapat dibahas lebih lanjut dalam proyek
Kawasan Wisata pada RDTRW 2022 – 2027.
34
5.2. Profil Aktor
Permasalahan praktik penataan ruang di Kawasan Lingkungan
Sarirejo merupakan sebuah kontestasi keterlibatan berbagai aktor diantaranya
pemerintah, masyarakat, dan kekuatan modal kapitalis (pemilik usaha).
Belum terbitnya Peraturan Daerah (Perda) yang mengikat secara hukum
tentang status Kawasan Wisata Karaoke Sarirejo menimbulkan penguatan
dan keberpihakan masing-masing aktor menjadi semu. Pada Strategi dan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah RPJMD tahun 2011 – 2016 secara
internal belum terwujudnya Kota Salatiga sebagai transit Pariwisata. Salah
satu alternatif strategi yang harus dapat dipenuhi oleh kawasan wisata adalah
peningkatan sarana prasarana pariwisata itu sendiri. Pada penelitian ini
digunakan triangulasi enam aktor utama yang masing-masing mewakili
kepentingan instansi, gugus tugas dan kepentingan komersial.
1. Kepala Sub Bidang Tata Ruang, Bidang Sarana Prasarana dan Tata
Ruang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota
Salatiga
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), adalah
lembaga teknis daerah Kota Salatiga dibidang penelitian dan perencanaan
pembangunan daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Walikota Salatiga. Bappeda Kota Salatiga beralamat di
Jl. Letnan Jenderal Sukowati No.51, Kalicacing, Sidomukti, Kota Salatiga.
35
Gambar 8
Kantor BAPPEDA Kota Salatiga
Bapak Jadi Amali, S.Kom, M.Si, M.Kom adalah Kepala Sub
Bidang Tata Ruang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Salatiga
yang mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur dan
mengendalikan kegiatan penyelenggaraan Bidang Ekonomi, Sosial dan
Budaya yang meliputi pengkoordinasian perencanaan dan analisis
perekonomian daerah, perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan
sektor produksi, pendidikan, kesehatan, promosi dan kesejahteraan
masyarakat Kota Salatiga.
Bapak Jadi Amali lahir pada tahun 1978 (berusia 39 tahun per
2017) dan telah mengabdi di birokrasi pemerintahan dari tahun 2003
(selama 14 tahun). Aktor Bapak Jadi Amali yang mewakili Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Salatiga (Bappeda) memiliki peran
penting dalam pengembangan wilayah dan perumusan kebijakan yang
berhubungan dengan Kawasan Sarirejo.
36
2. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) adalah lembaga
teknis daerah di Kota Salatiga dibidang kebudayaan dan kepariwisataan
yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota
Salatiga. Disbudpar Salatiga beralamat di Jl. Magersari No. 166,
Tegalrejo, Argomulyo, Kota Salatiga.
Gambar 9
Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga
Bapak Sri Danudjo SE, adalah Kepala Dinas Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Salatiga yang menjabat sejak 4 Januari 2017 yang
mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang kebudayaan dan
pariwisata, dan tugas pembantuan.
Bapak Sri Danudjo lahir pada tahun 1959 (berusia 58 tahun per
2017) dan telah mengabdi di birokrasi pemerintahan dari tahun 1979
(selama 38 tahun). Sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga, Bapak Sri Danudjo telah
beberapa kali memimpin instansi di Kota Salatiga diantaranya: Kepala
Dinas Penanaman Modal, Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan
Sumber Daya Manusia hingga Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,
37
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan
UMKM). Pengalaman dan ide-ide Bapak Sri Danudjo tentang
Pembangunan Kota Salatiga sangat berperan dalam kebijakan Kawasan
Sarirejo Kota Salatiga.
3. Pemilik Cafe dan Karaoke Sarirejo
Terdapat 50 tempat usaha karaoke yang memiliki izin Cafe di
Lingkungan Sarirejo, Kelurahan Sidorejo Lor, Kota Salatiga. Hampir
seluruh tempat hiburan karaoke di Kawasan Sarirejo telah mendapatkan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Kota Salatiga.
Pemerintah Kota Salatiga melalui Keputusan Walikota Salatiga yang
diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Salatiga juga
telah mengeluarkan Izin Gangguan Kepada para pemilik usaha Karaoke di
Sarirejo.
Ikha salah satu pengelola Cafe Mini 2, sedangkan kepemilikan
Cafe atas nama Ibunya. Ibu Ikha bercerai dengan ayahnya, Ayah Ikha juga
salah satu pemilik Cafe di Sarirejo dengan nama Dani dan sekaligus
menjabat sebagai ketua paguyuban di Sarirejo. Kakek Ikha salah satu yang
pertama kali membuat tempat karaoke di Sarirejo namanya Mbah Junaidi
Cafe yang dibuat pertama kali namanya adalah Cafe Mini 2 berawal dari
coba-coba setelah pemerintah secara resmi menutup lokalisasi di Sarirejo.
Hingga kini antusiasme pengunjung karaoke juga masih tergolong tinggi.
Ikha tidak bisa memberikan semua informasi kepada peneliti,
dikarenakan privasi dan kenyamanannya sebagai pemilik usaha hiburan.
Ikha adalah pemilik sekaligus pengelola salah satu tempat karaoke di
Kawasan Sarirejo. Ikha mengelola karaoke yang memiliki lima ruang
(room) dari jenis Very Important Person (VIP) dan tipe small. Selain
karaoke Ikha juga menyediakan pemandu lagu sebanyak enam wanita.
Kehadiran LC ini juga menambah opini masyarakat yang negatif tentang
usaha ini. Tidak sedikit yang beranggapan seorang LC juga merupakan
seorang PSK (Pekerja Seks Komersil). Aktor Ikha memiliki peran penting
38
dalam upaya membangun kebijakan kerjasama yang dilibatkan oleh
seluruh usaha serupa di Kawasan Sarirejo Salatiga.
4. Kepala Kepolisian Sektor Sidorejo, Kepolisian Resor Kota Salatiga
Kepolisian Sektor Sidorejo adalah struktur komando Kepolisian
Republik Indonesia di tingkat Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Polsek
Sidorejo berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kepolisian Resor Salatiga. Polsek Sidorejo beralamat di Jalan Ki Penjawi
No. 19, Sidorejo, Sidorejo Lor, Salatiga, Kota Salatiga.