49 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan kartu kredit berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian kompulsif 2. Fashion orientation secara simultan berpengaruh terhadap perilaku pembelian kompulsif. Akan tetapi secara parsial, hanya fashion leadership dan fashion interest saja yang berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian kompulsif. Sedangkan importance of being well dressed dan anti fashion attitude berpengaruh negatif terhadap perilaku pembelian kompulsif. Para fashion trendsetter dan orang yang memiliki ketertarikan terhadap fashion cenderung memiliki perilaku pembelian kompulsif. Hal ini disebabkan oleh karena fashion yang bersifat dinamis dan tingkat kepentingan pada diri mereka untuk selalu mengikuti trend fashion yang sedang berlangsung. 3. Fashion interest berpangaruh pada perilaku pembelian kompulsif baik secara langsung maupun tidak secara langsung, menggunakan mediasi penggunaan kartu kredit. Dan hubungan mediasinya adalah mediasi komplementer. 5.1 Kesimpulan Berd rdasarkan hasil pene neli iti t an an y yan ang g te ela lah dilakukan pa ada d bab IV, maka dapat di ditarik kesimpul ulan n s se ebagai berikut : 1. 1 Pe Penggu gun naan kartu kredit berpengaruh sign gnif i ikan n t ter erha hadap pe erilaku pe pembelian kompulsif 2. 2. Fashion orientation secara simultan berpengaruh terh r ad dap ap p per erilaku u pembelian kompulsif. Akan tetapi secara parsial, ha anya fa fash s ion n leadership dan fashion interest saja yang berpenga aruh posi sitif terhadap perilaku pembelian kompulsif. Sedangkan imp port ta ance o of f be ein ing g we well ll d dre ress ssed ed da d n anti ti f fas ashi hion on a att ttit itud ude e be b rpengaruh nega gat tif f terhadap perilaku pembel elia ian kompulsif. Para fashion trendset tte ter r d da an orang ya yang ng m mem emil ilik iki ketert rtar arik ikan an t terh had dap f fa h shio ion n ce cend nder eru ung me memi mili lik ki p pe eril ilak aku u pemb mbel eli ian ko kom mpul ulsi sif. f H Hal al i ini ni dis iseb ebab abka kan oleh karena fashion yang b bersifat t di d namis dan tingkat kepentingan pada diri mereka untuk selalu me engikuti trend fashion yang sedang b erlangsung. 3. Fashion interest berpang nga aruh pada perilaku pembelian kompulsif
43
Embed
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan · leadership dan fashion interest saja yang berpengaruh ... perilaku pembelian kompulsif adalah segmen pasar yang tepat untuk pemasaran kartu kredit.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab IV, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan kartu kredit berpengaruh signifikan terhadap perilaku
pembelian kompulsif
2. Fashion orientation secara simultan berpengaruh terhadap perilaku
pembelian kompulsif. Akan tetapi secara parsial, hanya fashion
leadership dan fashion interest saja yang berpengaruh positif
terhadap perilaku pembelian kompulsif. Sedangkan importance of
being well dressed dan anti fashion attitude berpengaruh negatif
terhadap perilaku pembelian kompulsif. Para fashion trendsetter dan
orang yang memiliki ketertarikan terhadap fashion cenderung
memiliki perilaku pembelian kompulsif. Hal ini disebabkan oleh
karena fashion yang bersifat dinamis dan tingkat kepentingan pada
diri mereka untuk selalu mengikuti trend fashion yang sedang
berlangsung.
3. Fashion interest berpangaruh pada perilaku pembelian kompulsif
baik secara langsung maupun tidak secara langsung, menggunakan
mediasi penggunaan kartu kredit. Dan hubungan mediasinya adalah
mediasi komplementer.
5.1 Kesimpulan
Berdrdasarkan hasil peneneliitit anan yyanang g teelalah dilakukan paadad bab IV, maka
dapat diditarik kesimpululann sseebagai berikut :
1.1 PePenggugunnaan kartu kredit berpengaruh signgnifi ikann ttererhahadap peerilaku
pepembelian kompulsif
2.2. Fashion orientation secara simultan berpengaruh terhr addapap ppererilakuu
pembelian kompulsif. Akan tetapi secara parsial, haanya fafashs ionn
leadership dan fashion interest saja yang berpengaaruh posisitif
terhadap perilaku pembelian kompulsif. Sedangkan impporttaance oof f
beeiningg wewellll ddreresssseded dad n antiti ffasashihionon aattttititududee beb rpengaruh negagattiff
terhadap perilaku pembeleliaian kompulsif. Para fashion trendsettteterr ddaan r
orang yayangng mmememililikiki ketertrtararikikanan tterhhaddap ffa hshioion n cecendndereruung
mememimililikki ppeerililakakuu pembmbeleliian kokommpululsisif.f HHalal iinini disisebebababkakan oleh
karena fashion yangg bbersifat t did namis dan tingkat kepentingan pada
diri mereka untuk selalu meengikuti trend fashion yang sedang
berlangsung.
3. Fashion interest berpangngaaruh pada perilaku pembelian kompulsif t
50
5.2 Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini memiliki implikasi khususnya bagi Bank sebagai
lembaga penerbit kartu kredit. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk
memetakan segmen pasar untuk produk kartu kredit, dimana konsumen dengan
perilaku pembelian kompulsif adalah segmen pasar yang tepat untuk pemasaran
kartu kredit. Industri perbankan dapat membidik masyarakat yang memiliki
orientasi terhadap fashion, khususnya para trendsetter fashion dan orang yang
memiliki ketertarikan terhadap fashion.
Kartu kredit yang dimiliki oleh masyarakat yang berperilaku pembelian
kompulsif cenderung berada pada batas maksimal penggunaan dan membayar
tagihan kartu kreditnya dengan pembayaran minimim. Hal ini akan menimbulkan
pendapatan dari bunga kartu kredit bagi Bank penerbit kartu kredit. Akan tetapi
perilaku pembelian kompulsif juga disebut sebagai efek samping dari
materialisme dan perilaku konsumen yang akan menumbulkan dampak serius
pada individu dan masyarakat. Kebangkrutan konsumen meningkat dalam
beberapa tahun terakhir dan jumlah yang signifikan terdapat karena hutang pada
kartu kredit. Untuk itu Bank juga wajib memberikan edukasi bagi setiap card
holder untuk menggunakan kartu kreditnya dengan bijak agar tidak menimbulkan
kerugian bagi card holder itu sendiri dan juga kerugian bagi Bank.
Bank juga harus selektif dalam memonitor tenaga pemasar kartu kredit
agar tidak sembarangan dalam memilih calon nasabah hanya semata-mata demi
mendapatkan insentif. Tenaga pemasar kertu kredit harus mengenali dan
lembaga penerbit kartu kkrredit. Hasil penelitian n ini i dapat dipergunakan untuk
memetakan segmmeen pasar untuk produk kartu kredit, dimamana konsumen dengan
perilaku ppeembelian kkommpupulsif aadaalaahh ses gmgmenen pasasara yang tepr at uuntn uk pemasaran
kartuu kredit. InIndustriri perbankan ddapapatat membidik mmasyararakat yang g memiliki
oorientasi i teterhrhadadap fafashion, khususnya para trendsetteerr faf shioon n dadan orang g yang
memimililikiki ketererttarikan terhadap fashion.
KKartu kredit yang dimiliki oleh masyarakat yang berperilaaku ppemembebeliann
kokommpululsif cenderung berada pada batas maksimal penggunaan daann meembmbayyarar
tagihann kartu kreditnya dengan pembayaran minimim. Hal ini akan mmenimbululkkann
pendndappatan dari bunga kartu kredit bagi Bank penerbit kartu kredit. Akakan tetaapipi
perilaku pembelian kompulsl ifif jjugu a didissebbut sebagai efek samping ddarari
mamateterialisme dan perilaku konsumen yang akan menumbulkan dampapakk seseririuus
papadada iindndivivididuu dadann mam sysyararakakatat. KeK baangngkrkrututanan kkononsusumemenn memeniningngkakat t dadalam
bebeberaapapa ttahahunun tterakakhihir dan jummlah yang sisiggnifikan tererdad papatt kakarerenana hhututaang pada
kartu kredit. Untuk itu Bank juguga wajib mmemberikan edukasi bagi setiap card
holder untuk menggunakan kartuu kreditnyaa dengan bijak agar tidak menimbulkan r
kerugian bagi card holder itu sendiriri dan jjuga kerugian bagi Bank.
Bank juga harus selektif dalam memonitor tenaga pemasar kartu kredit
51
memberikan fasilitas kartu kredit ini kepada masyarakat yang benar-benar layak
mendapaatkan fasilitas karti kredit.
Strategi pemasaran lain yang dapat diimplikasikan bagi Bank sebagai
penerbit kartu kredit adalah dengan membangun kerjasama dengan produsen atau
penyedia produk fashion dengan memberikan diskon dengan pembelanjaan
dengan menggunakan kartu kredit.
5.3 Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang berpengaruh terhdap
kelemahan hasil penelitian. Perilaku pembelian kompulsif tentunya tidak hanya
dipengaruhi oleh fahion orientation.Untuk itu kedepan diharapakan ada penelitian
dengan menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian
kompulsif.
Strategi pemasararanan lain yang dapat ddiiiimpmplikasikan bagi Bank sebagai
penerbit kartu krereddit adalah dengan membangun kerjasammaa dengan produsen atau
Peennelitian ini memiliki keterbatasan yang berpenengaruuh h terhdaapp
kekelelemahahan hasil penelitian. Perilaku pembelian kompulsif tentunyaya tiddakak hhanya
dipenggaruhi oleh fahion orientation.Untuk itu kedepan diharapakan adda penelitiianan
ded ngann menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi perilakuu pembbeliann
komppululsif.
DAFTAR PUSTAKA
Hye Fung Park, Leslie Davis Burns, 2005. Fashion Orientation, creditcard use, and compulsive buying: The journal of consumer marketing; 2005; 22,2/3, 135
Wan-Rung Lin, Yi-Hsien Wang, Fu-Ju Yang, NiLuh Shanti Sekarini, 2013. The effect of Credit Card on the Compulsive Buying Behaviour Intention : Journal of Accounting, Finance & Management Strategy, Vol. 8, No.2, p.45-67
Joyce K.H. Nga, Lisa H.L. Yong and Rathakrishnan Sellappan, 2010. The influence of image consciousness, materialism and compulsive spending on credit card usage intentions among youth, p.250
Ian Phau aand Charise Woo, 2008. Understanding Compulsive Buying Tendencies Among Young Australian, p. 451
Darley, W., & Johnson, D. (1993). Effects of female adolescent locus of control on shopping behaviour, fashion orientation and information search. International Review of Retail, Distribution & Consumer Research, 3(2), 149-65.
Gutman, J., & Mills, M. K. (1982). Fashion life style, self-concept, shopping orientation, and store patronage: An integrative analysis. Journal ofRetailing, 58(2), 64-64.
Huddlestone, P., Ford, I., & Bickle, M. C. (1993). Demographic and lifestyle characteristics as predictors of fashion opinion leadership among mature.
Lumpkin, J. R. (1985). Shopping orientation segmentation of the elderly consumer. Academy of Marketing Science, 13(1), 271-271.
Rindfleisch, A., James E. B., & Frank D. (1997). Family structure, materialism, and compulsive consumption. Journal of Consumer Research, 23(4), 312-325.
Luarn, P., & Lin, H. H. (2005). Toward an understanding of the behavioral intention to use mobile banking. Computers in Human Behavior, 21(6), 873-891.
Wang, Y. S., Wang, Y. M., Lin, H. H., & Tang, T. I. (2003). Determinants of user acceptance of internet banking: an empirical study. International Journal of Service Industry Management, 14(5), 501-519.
p y g j g; ; , ,135
Wan-Rung Lin, Yi-H-Hsien Wang, Fu-Ju Yang, NiLuh Shahantn i Sekarini, 2013. Theeffect of CrCredit Card on theh Compulsive Buying Behavvioiour Intention : Journanall of Accounting, Finnanncee && MMananaggemement Strategy, VoVol. 8, No.2, p.4545-67
Joycyce K.H. NNgaga, , Lisa H.L. YoYong and Rathakrk isishnhnana Sellapppanan, 202 10. Thhe einflflueuencncee of imamagge consciousness, materialism anand d comppululsisiveve spenddining on crcrededitit card d uusage intentions among youth, p.250
Ian PhPhaau aanndd Charise Woo, 2008. Understanding Compulsive BuBuyingng Tenddencies Among Young Australian, p. 451
DaDarley, WW., & Johnson, D. (1993). Effects of female adolescent locuss of cocontntror loon shopping behaviour, fashion orientation and information searrch. IInternational Review of Retail, Distribution & Consumer Researrchc , 3(2), 149-65.
Gutmmanan, J., & Mills, MM. KK. ((191982). Fashion lififee ststylylee, ssele f-concept, shoopppping orientatioonn, aandnd sstotorere ppatatroronanageg : Ann iintntegegraratiti eve aananalylysisiss. Journal ofRetailing, 58(2), 64-64.
HuHuddddlelests one, P., Ford, I., & Bickle, M. C. (1993). Demographic and llififeestytylele chchararacacteteririststicicss asas ppreredidictctororss ofof fashihionon oopipininionon lleaeadedersrshihipp amamonong g mmatuturere.
Luumpmpkikin,n, JJ. RR. ((19198585).). SShhoppining g orieentntation ssegmentatatition ooff ththee eleldederlrlyy coconsnsumumerer. AAcademy of Markek ting SSccience, 13(1), 27171-2-27171..
Rindfleisch, A., James E. B., & FFrank D. (19997). Family structure, materialism, and compulsive consumptioon. Journal l of Consumer Research, 23(4), 312-325.
Luarn, P., & Lin, H. H. (2005). Towaward aan understanding of the behavioral intention to use mobile banking. CComputers in Human Behavior, 21(6), 873-
Roberts, J. A., & Eli J. (2001). Money attitudes, credit card use, and compulsive buying among American college students. Journal of Consumer Affairs, 35(2), 213-241.
Yamauchi, K. T., & Donald J. T. (1982). The development of a money attitudes Scale. Journal of Personality Assessment, 46(5), 522-528.
Rubenstein, C. (1981). Money and self-esteem, relationships, secrecy, envy, and satisfaction. Psychology Today, 15(5), 29-44.
Schiffman, L.G. and Kanuk, L.L. (2007), Consumer Behaviour, 9th ed., Pearson Education International, Upper Saddle River, NJ.
Pirog, S.F. II and Roberts, J.A. (2007), ‘‘Personality and credit card misuse among college students: the mediating role of impulsiveness’’, Journal of Marketing Theory and Practice, Vol. 15 No. 1, pp. 65-77.
Heaney, J., Goldsmith, R.E. and Wan Jusoh, W.J. (2005), ‘‘Status consumption among Malaysian consumers: exploring its relationship with materialism and attention to social comparison information’’, Journal of International Consumer Marketing, Vol. 17 No. 4, pp. 83-98.
Stone, D.N., Wier, B. and Bryant, S.M. (2008), ‘‘Reducing materialism through financial literacy’’, The CPA Journal, Vol. 78 No. 2, pp. 12-14.
Yamauchi, K. T., & Donald J.J. TT. (1982). The dedevev lopment of a money attitudes Scale. Journal of f PePersonality Assessment, 46(55)), 522-528.
Rubenstein, C. ((11981). Money aand self-esteem, relationships,s ssecrecy, envy, and satisffaaction. Psychology TTododayy, , 1515(5(5),), 29-9-4444.
Schifffmman, L.G. and KaKanunukk, L.L. (2007), Consummeer BBehehaviour, 9th edd.,., Pearson Educatatioion n InI ternationanall, UUpper Saddle RiRivever,r, NJ.
PPirog,g, SS.F.F. IIII and RRoberts, J.A. (2007), ‘‘Personality and crcredit ccarard d mimisus se amamono g cocolllege students: the mediating role of impulsiveneness’’,’, JJouourrnal of f MMarketeting Theory and Practice, Vol. 15 No. 1, pp. 65-77.
HeHeananey, JJ., Goldsmith, R.E. and Wan Jusoh, W.J. (2005), ‘‘Status ccono suumpmpttiono ammong Malaysian consumers: exploring its relationship with mmata eriaialilismsm anand attention to social comparison information’’, Journal of Inteernatiiononal CConsumer Marketing, Vol. 17 No. 4, pp. 83-98.
StStone,, D.N., Wier, B. and Bryant, S.M. (2008), ‘‘Reducing materialismm throouugh ffini ancial literacy’y ’, TThehe CCPA Journal, VoVoll. 7788 NoNo. 2, pp. 12ffff -14.