V-1 Bab V Pengujian Program NoiseMapping Pada bab ini akan diuraikan hasil pengujian yang dilakukan terhadap program NoiseMapping. Metode pengujian yang digunakan adalah metode pengujian berorientasi objek meliputi uji model hasil pada tahap analisis dan perancangan, pengujian terintegrasi pada tahap implementasi, dan melalui skenario kasus uji. Pengujian dilakukan secara manual tidak menggunakan tools software testing. Untuk pengujian dengan skenario uji digunakan sample data. V.1 Pengujian Model Hasil Analisis dan Perancangan Pengujian dilakukan pada tahap analisis kebutuhan dan perancangan. Pengujian pada tahap analisis kebutuhan bertujuan untuk mengukur nilai kebutuhan dan nilai interpretasi terhadap kebutuhan. Pengujian ini akan meningkatkan kemungkinan pendefinisian kebutuhan dengan baik. Melalui pengujian ditentukan kekurangan sistem sehingga dapat dilakukan tinjauan manajemen. Pengujian pada tahapan perancangan bertujuan untuk mengukur sejauh mana perancangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, selain itu, untuk menganalisis karakteristik unjuk kerja dari struktur program. Pengujian bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan sistem dapat diimplementasi dengan baik. Model yang telah dibentuk pada tahap proses analisis dan perancangan akan diuji meliputi aspek kebenaran (correctness) dan konsistensi (consistency) dari hasil tahapan analisis dan perancangan. Aspek kebenaran meliputi aturan sintaks penulisan dan semantik. Sedangkan aspek konsistensi meliputi pengujian terhadap hubungan antara entitas (objek/relasi) satu dengan yang lain dalam model (Pressman, 2001). Kebenaran notasi dan sintaks penulisan untuk merepresentasikan model analisis dan perancangan terikat kepada metode analisis dan perancangan
10
Embed
Bab V Pengujian Program · PDF filememeriksa otoritas pengguna Dapat dilihat pada asosiasi Operator dengan kelas boundary ... Pada kelas TContourPolygon terdapat atribut RangeColor;
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
V-1
Bab V
Pengujian Program NoiseMapping
Pada bab ini akan diuraikan hasil pengujian yang dilakukan terhadap
program NoiseMapping. Metode pengujian yang digunakan adalah metode
pengujian berorientasi objek meliputi uji model hasil pada tahap analisis dan
perancangan, pengujian terintegrasi pada tahap implementasi, dan melalui
skenario kasus uji. Pengujian dilakukan secara manual tidak menggunakan
tools software testing. Untuk pengujian dengan skenario uji digunakan
sample data.
V.1 Pengujian Model Hasil Analisis dan Perancangan
Pengujian dilakukan pada tahap analisis kebutuhan dan perancangan.
Pengujian pada tahap analisis kebutuhan bertujuan untuk mengukur nilai
kebutuhan dan nilai interpretasi terhadap kebutuhan. Pengujian ini akan
meningkatkan kemungkinan pendefinisian kebutuhan dengan baik. Melalui
pengujian ditentukan kekurangan sistem sehingga dapat dilakukan tinjauan
manajemen.
Pengujian pada tahapan perancangan bertujuan untuk mengukur sejauh
mana perancangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, selain itu, untuk
menganalisis karakteristik unjuk kerja dari struktur program. Pengujian
bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan sistem dapat diimplementasi
dengan baik.
Model yang telah dibentuk pada tahap proses analisis dan perancangan akan
diuji meliputi aspek kebenaran (correctness) dan konsistensi (consistency)
dari hasil tahapan analisis dan perancangan. Aspek kebenaran meliputi
aturan sintaks penulisan dan semantik. Sedangkan aspek konsistensi
meliputi pengujian terhadap hubungan antara entitas (objek/relasi) satu
dengan yang lain dalam model (Pressman, 2001).
Kebenaran notasi dan sintaks penulisan untuk merepresentasikan model
analisis dan perancangan terikat kepada metode analisis dan perancangan
Pengujian Program NoiseMapping ___________________________________________ V-2
yang diterapkan. Kebenaran semantik dilihat dari kebenaran model yang
telah dibangun pada waktu analisis dan perancangan atau dengan kata lain
apakah model tersebut telah dapat dengan tepat, merefleksikan spesifikasi
masalah (Pressman, 2001).
Pemeriksaan konsistensi dengan menggunakan model Class-Responsibility-
Collaboration (CRC) atau model relasi periksa keterkaitan antar objek.
Model CRC ini biasanya menggunakan kartu indeks CRC. Setiap kartu
diberi nama kelas, responsibility; operasi dalam kelas, dan collaborators;
kelas lain yang menerima pesan dan tergantung pada operasi-operasi
tersebut (Pressman, 2001).
Untuk mengevaluasi kelas-kelas yang telah dianalisis dan dirancang, ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu (Pressman, 2001):
1. Dengan menggunakan kartu indeks CRC lakukan pemeriksaan silang
terhadap relasi antar objek, apakah relasi tersebut telah terdefinisi
secara lengkap dan benar pada dua objek yang saling berhubungan?
2. Periksa untuk setiap operasi pada suatu kelas A yang memerlukan
kelas B, apakah pada kelas B terdapat layanan yang memungkinkan
kelas tersebut dapat digunakan oleh kelas A?
3. Periksa balik bahwa layanan di B akan selalu menerima pesan yang
valid dari kelas A.
4. Nilai pengelompokkan layanan berdasarkan pesan yang harus
dilayani objek. Jika belum bagus pindahkan layanan ke kelas lain
atau buat kelas yang baru.
5. Gabungkan layanan jika sering harus melayani secara bersamaan.
6. Tahap 1 s.d 5 dilakukan berulang untuk setiap kelas. Hasilnya
mungkin akan mengubah hasil analisis atau perancangan.
V.1.1 Aspek Kebenaran (Correctness)
Model yang dibentuk pada tahap analisis dan perancangan telah mengikuti
pola (notasi atau simbol) aturan well-formed seperti yang disyaratkan bahasa
pemodelan visual UML. Hal tersebut dapat dilihat pada sub bab 3.1.7 untuk
model analisis. Sedangkan model perancangan dapat dilihat pada sub bab
3.2.1 dan 3.2.1.5. Dengan melihat model yang telah terbentuk pada tahap
Pengujian Program NoiseMapping ___________________________________________ V-3
analisis dan perancangan dan membandingkannya dengan pola pada
rujukan (Rumbaugh, et al., 2005) maka model tersebut telah sesuai dengan
notasi standard UML.
Aspek kebenaran semantik diuji dengan cara evaluasi analisis kebutuhan
dikaitkan dengan model yang telah terbentuk. Model merupakan refleksi
dari kebutuhan yang dispesifikasikan dalam SRS (Tabel III-2). Secara rinci,
pengujian kebenaran semantik dijelaskan seperti pada Tabel V-1, berikut ini.
Tabel V-1 Pengujian Aspek Kebenaran Semantik
Req # Analisis Kebutuhan Refleksi dalam Model
1.1 Sistem harus mampu memeriksa otoritas pengguna
Dapat dilihat pada asosiasi Operator dengan kelas boundary LoginDialog (Gambar III-6).
1.2 Peta kebisingan harus dibuat berdasarkan data pengukuran dari suatu Project tertentu
Tercermin dengan adanya asosiasi kelas boundary WizardGUI dengan kelas entity NoiseSource (Gambar III-10); NoiseSource bergantung pada entitas Project (Gambar III-6).
1.3 Pengguna harus menentukan lokasi yang ingin dipetakan
Untuk melakukan simulasi pemetaan kebisingan diperlukan data yang termuat pada kelas entity NoiseSource dimana entity ini dependent terhadap entity SourcePoint (Gambar III-10, III-6). SourcePoint dependent terhadap kelas boundary NoiseLocation, dimana lokasi direpresentasikan oleh entity Platform dan Deck (Gambar III-8).
1.4 Peta kebisingan dibuat melalui simulasi yang melibatkan satu atau lebih sumber bising
Dapat dilihat dengan adanya asosiasi antara kelas boundary WizardGUI dengan kelas entity NoiseSource melalui kendali kelas StepControl (Gambar III-10).
1.5 Pengguna dapat mengatur tampilan peta yang dihasilkan
Pada kelas TContourPolygon terdapat atribut RangeColor; hal ini dimaksudkan untuk menampilkan kontur polygon kebisingan dengan pewarnaan tertentu berdasarkan pada standard yang digunakan, atribut lainnya terdapat pada kelas TNoiseMap (Gambar III-26).
1.6 Sistem harus menyediakan fasilitas deskripsi objek peta
Atribut ContourLabel, ShowLegend pada kelas TNoiseMap (Gambar III-26) merupakan deskripsi yang memberikan informasi terkait objek peta.
1.7 Pengguna dapat melakukan eksplorasi dan identifikasi objek-objek pada peta
Direpresentasikan pada atribut-atribut dari kelas-kelas yang berkaitan dengan peta, yaitu: kelas-kelas TContour, TContourLine, TContourPolygon, dan TNoiseMap (Gambar III-26), fungsi IdentifyObject pada TNoiseMap.
1.8 Pengguna dapat memuat kembali peta yang pernah dibuat
Tercermin pada fungsi-fungsi LoadDeckMap, ShowDeckMap, ShowNoiseMap (Gambar III-25), dan fungsi LoadNoiseMap pada TNoiseMap (Gambar III-26).
2.1 Sistem harus mampu memastikan terdapatnya peta kebisingan aktif
Dapat dilihat pada fungsi IsExistNoiseMap pada kelas TNoiseMap (Gambar III-26).
2.2 Pengguna dapat menentukan posisi titik-titik pengamatan secara interaktif
Tercermin pada fungsi PickPoint pada interface NoiseDose (Gambar III-28), message SetNoiseDosePoint (Gambar III-28), dan atribut-atribut pada kelas TNoiseDosePoint (Gambar III-29).
2.3 Pengguna dapat menentukan regulasi dan waktu pengamatan
Dapat dilihat pada atribut Regulation di kelas TNoiseDose dan atribut Minutes pada kelas NoiseDosePoint (Gambar III-29).
2.4 Pengguna dapat memuat kembali data hasil hitungan
Tercermin pada fungsi-fungsi dan atribut yang terdapat pada kelas TNoiseDose (Gambar III-29).
Pengujian Program NoiseMapping ___________________________________________ V-4
V.1.2 Aspek Konsistensi (Consistency)
Pengujian aspek konsistensi dilakukan hanya pada kelas-kelas utama, yaitu
kelas-kelas yang terdapat pada use-case MappingNoise (lihat Gambar III-26).
Pengujian dilakukan menggunakan Kartu Indeks CRC. Berikut ini adalah
kartu CRC untuk setiap kelas yang dibuat dan dengan menggunakan kartu-