-
27
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISA
5.1 Pembahasan
Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah menerima
kehadiran
Joko Widodo pada Jumat, 1 Februari 2019. Pondok Pesantren
Al-Anwar ini
dipimpin oleh Kiai Maimun Zubair. Banyak yang menanyakan pada
Kiai
Maimun Zubair terkait pilihannya dalam pemilihan presiden kali
ini. Kiai
Maimun Zubair menjawab bahwa semua memiliki kebebasan
masing-masing,
pilihan saya yakni yang paling dekat pada saya malam ini yang
menjadi salah
satu pilihan pribadi. Namun insiden salah menyebut nama calon
presiden
terjadi dalam doa penutup yang merupakan bagian dari akhir acara
Sarang
Berzikir untuk Indonesia Maju ini.Dalam doanya Kiai Maimun
Zubair
menyebutkan “ Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo
ij'al ya
ilahana," Potongan doa tersebut kurang lebih memiliki arti “ Ya
Allah, inilah
pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami.
Setelah terselip nama Prabowo dalam doa tersebut, Kiai Maimun
Zubair
dihampiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (P3)
Romahurmuziy, Kiai Maimun pun kembali berdoa seperti meralat
ucapan
sebelumnya menjadi : “Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa
yang ada di
samping saya ya Pak Jokowi” . Usai meralat doanya, Kiai Maimun
Zubair
pun mengucapkan salam yang merupakan tanda bahwa acara telah
berakhir.
Kiai Maimun Zubair pun menjelaskan maksud dari salah doanya
dengan
mengucap Pak Joko Widodo ahlii ikhtiyari (dia pilihan saya).
Kiai Maimun
Zubair juga mengajak para santri untuk mendukung Joko Widodo.
Dalam
video yang direkam dan diposting oleh Ketua Umum Partai
Persatuan
Pembagunan (P3) di akun Instagramnya Kiai Maimun berpesan “ Ya
pasti,
saya sampaikan supaya bisa santri-santri itu ya ikut Kiai. Pak
Jokowi ini
-
28
orang Jawa dan Islam, dan saya yakin ini akan menjadi besarnya
Islam, dan
besarnya kemakmuran bangsa” 8
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
8 Dilansir dari
httpP://pilpres.tempo.co/read/1171673/cerita-maimun-zubair-salah-ucap-dalam-
doanya/full&view=ok 19 Februari 11.22 WIB dan
httpP://nasional.tempo.co/read/1171384/di-
acara-jokowi-maimun-zubair-salah-sebut-prabowo-jadi-pemimpin/full&view=ok
19 Februari
11.31 WIB
https://pilpres.tempo.co/read/1171673/cerita-maimun-zubair-salah-ucap-dalam-doanya/full&view=okhttps://pilpres.tempo.co/read/1171673/cerita-maimun-zubair-salah-ucap-dalam-doanya/full&view=okhttps://nasional.tempo.co/read/1171384/di-acara-jokowi-maimun-zubair-salah-sebut-prabowo-jadi-pemimpin/full&view=okhttps://nasional.tempo.co/read/1171384/di-acara-jokowi-maimun-zubair-salah-sebut-prabowo-jadi-pemimpin/full&view=ok
-
29
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Puisi di atas merupakan cuitan Fadli Zon di Twitter yang
kemudian
menuai kontroversi. Puisi tersebut muncul sebagai respon atas
kesalahan
pembacaan doa oleh Kiai Maimun Zubair. Kontroversi yang terjadi
tak hanya
di dunia maya, namun juga mendapat respon di dunia nyata.
Seperti yang
dilansir dari detik.com, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
meminta
Fadli Zon untuk mengklarifikasi puisi tersebut dengan bertanya
apakah yang
dimaksud dengan “ kau “ dalam puisi tersebut adalah Kiai Maimun
Zubair.
Fadli Zon pun memberikan klarifikasi kepada Lukman Hakim bahwa
yang
dimaksud dengan “kau” dalam puisi tersebut adalah penguasa dan
makelar
doa. Dalam video yang dipublikasi oleh Kompas TV pada tanggal 6
Februari
2019 di Youtube dijelaskan bahwa warganet menyoroti puisi Fadli
Zon
tersebut, cuitan Fadli Zon tersebut bertengker di Twitter selama
3 hari. Alisa
Wahid dan Lukman Hakim meminta Fadli Zon untuk menjelaskan
maksud
penggunaan kata “kau” dalam puisi tersebut. Juru bicara Tim
Kampanye
Nasional (TKN) pun membuat puisi balasan untuk Fadli Zon dengan
judul
“AKU” .
Dalam video yang dipublikasi oleh Metro TV pada tanggal 6
Februari
2019 di Youtube. Ketua umum P3 mempertanyakan adab Fadli Zon
kepada
ulama. Baginya puisi tersebut merupakan perilaku manipulative
kepada
ulama. Fadli Zon dinilai telah melukai hati warga
Nahdlatul’Ulama (NU)
karena sosok Kiai merupakan ulama paling sepuh di NU sekaligus
penasehat
NU. Penggunaan kata “kau begal” merupakan bentuk penistaan
serta
merendahkan para ulama. Melihat puisi ini ada ditengah pesta
demokrasi,
puisi tersebut telah menunjukkan bagaimana pendukung dari pihak
pasangan
calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, sehingga
Romahurmuziy
menilai puisi ini tidak layak dijadikan bahan politik di dunia
maya.
-
30
Cuitan ini pun berlanjut kedalam dunia nyata. Massa santri
se-Kabupaten
Kudus yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai disingkat
ASMAK,
turun ke jalan dan mendoakan Kiai sebagai bentuk protes.
Berdasarkan video
dalam Youtube yang dipublikasi oleh Metro TV pada tanggal 11
Februari
2019 dan KompasTV pada 12 Februari 2019,dalam hasil wawancara
dengan
Ketua PC GP Ansor Probolinggo Muklis menjelaskan bahwa puisi
Fadli Zon
menyakiti perasaan santri karena membawa Kiai Maimun Zubair ke
dalam
lingkaran politik. Puisi tersebut telah menyinggung serta
menimbulkan
kegaduhan karena puisi tersebut menimbulkan dua interpretasi,
sehingga
publik berhak berpendapat bahwa kata “kau” dalam puisi tersebut
mengarah
kepada Kiai Maimun Zubair. Walaupun Fadli Zon telah menjelaskan
bahwa
kata “kau” yang dimaksud tidak mengarah kepada Kiai Maimun
Zubair. Aksi
ini diamankan oleh 135 personil pengamanan, GP Ansor
Probolinggo
melayangkan tuntutan agar Fadli Zon dapat bersilaturahmi dengan
Kiai
Maimun Zubair serta meminta maaf. Apabila dalam 5x24 Jam tidak
ada
perkembangan atas tuntutan ini, GP Ansor akan mendatangi Fadli
Zon di
Jakarta dan menyampaikan banyak hal, namun yang akan menjadi
fokus
adalah pernyatan Fadli Zon yang bersekukuh bahwa puisi yang
dibuat tidak
mengarah kepada Kiai Maimun Zubair.
Aksi unjuk rasa lainnya juga terjadi di Bogor. Berdasarkan video
yang
dipublikasi oleh Liputan6.com pada tanggal 19 Februari 2019 di
Youtube,
ratusan santri di Bogor juga melakukan aksi unjuk rasa karena
puisi tersebut
dirasa menyakiti Kiai, dan akan mengultimatul kediaman Fadli Zon
apabila
tidak meminta maaf dalam waktu 3 hari. Menurut Rachmat Imron
Hidayat
selaku Ketua GP Ansor Kota Bogor, hampir seluruh wilayah
Indonesia santri
sudah bergerak dan memprotes puisi Fadli Zon yang menurutnya
menghina
seorang Kiai Maimun Zubair.
-
31
Kiai Maimun Zubair
Kiai Maimun Zubair adalah seorang ulama dan politikus berusia 90
tahun.
Saat ini ia merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang,
Rembang
dan menjabat sebagi Ketua Majlis Syariah Partai Persatuan
Pembangunan.
Selama 7 tahun ia pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang,
setelah
tugasnya berakhir ia mulai berkonsentrsi mengurus pondoknya yang
baru
berdiri sekitar 7 atau 8 tahun. Namun tenaganya masih dibutuhkan
negara
sehingga ia diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jateng selama
tiga
periode.
5.2 Analisis Pesan dan makna Puisi “ Doa yang ditukar”
Cuitan puisi “Doa yang ditukar” merupakan pemanfaatan satu dari
enam
jenis media sosial, yaitu: blog dan micro blogging. Dalam cuitan
ini Twitter
telah digunakan untuk memperluas interaksi sosial, menjadi
tempat dialogis
antar banyak audience, dan mengubah pengguna isi pesan menjadi
pembuat
pesan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pesan yang
diunggah oleh Fadli Zon
dalam puisi “Doa yang ditukar” telah memperoleh respon dalam
bentuk kolom
komen sebanyak 1.500 , retweet sebanyak 605 kali dan disukai
sebanyak 2.100
like. Dilansir dari timeline Twitter, respon dari pengguna
Twiitter seperti
#aksibelaKiai kemudian ramai digaungkan.
Fadli Zon merupakan politikus yang memainkan peran sosial dalam
proses
penyampaian informasi bermuatan politik yang ditujukan kepada
unsur-unsur
didalamya serta pembentukan opini publik. Dilansir dari Catatan
Fadli Zon,
cuitan berbentuk puisi ini merupakan respon dari kesalahan
penyebutan nama
dan pengulangan kembali nama dalam doa yang dipimpin oleh Kiai
Maimun
Zubair.
“Justru karena saya sangat menghormati K.H Maimoen Zubair,
saya
tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya
demi
-
32
memuluskan ambisi politik seseorag ataupun sejumlah orang.
Inilah
yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak
rela
ada ulama kita dibegal dan dipermalukan.”
Penyampaian informasi bermuatan politik ini kemudian dituangkan
dalam
bentuk puisi politik. Penggunaan puisi politik oleh Fadli Zon
sudah ada
sejak kontestasi politik ditahun 2014 dengan pandangan bahwa
puisi
politik merupakan contoh politik yang bermoral tinggi dan bagian
dari
politik yang berbudaya.9 Namun berdasarkan hasil wawancara
yang
penulis lakukan dengan Firman Daeli, Cindy Koan, dan Rustam
Fachri,
ketiganya mengatakan bahwa cuitan ini bukanlah merupakan sebuah
puisi,
karena didalamnya banyak muatan narasi politik dan telah
menghilangkan
nilai dari sastra itu sendiri. Karya seni yang baik hendaklah
kontekstual
agar dapat meresponi, menjawab, memberikan pesan yang dapat
membangun peradaban. Dua pernyataan dari Fadli Zon dan
narasumber
menunjukkan bahwa ” sastra termasuk puisi ibarat sebuah pisau
bermata
dua, disamping dapat digunakan untuk mengasah dan memperhalus
budi,
sastra juga dapat dijadikan alat untuk menanamkan paham-paham
yang
menumpulkan otak dan memanaskan hati. Semuanya tergantung
kepada
orang yang menggunakannya”. Dengan kata lain, sebuah puisi
politik
dapat mendatangkan ketentraman hati, juga sebaliknya bisa
membuat sakit
hati bagi para tokoh, pelaku, dan simpatisan partai peserta
pemilu.”10
Puisi doa yang ditukar oleh Fadli Zon merupakan jenis teks
terbuka
dengan indikator konsep teks terbuka seperti: ironi, ambiguitas,
dan
kompeksitas kognitif.
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
9 Patji, Abdul Rahman “Puisi Politik dalam Kampanye Pilpres RI
2014
10 Ibid hal 2
-
33
tak punya moral
agama diobral
Bait pertama dalam puisi ini mengandung kompeksitas kognitif.
Berikut adalah
penjabarannya :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doa adalah
permohohan
kepada Tuhan dan sakral memiliki arti suci. Dwi Wiji Agustin
(2014 : 13) doa
secara syar’i adalah permohonan kepada Allah yang disertai
kerendahan hati
untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di
sisi-Nya
dengan sikap khusyu dan tadharru dalam menghadapkan diri
kepada-Nya.
Sikap ini merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang
sedang
mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan.11 Pada bait
pertama kata
doa sakral menjadi penanda untuk kata-perkata yang ada didalam
puisi.
Penulis puisi mengarahkan bahwa telah terjadi kesalahan atau
penyalahgunaan
pada suatu hal yang dianggap suci yang tidak sesuai pada
hakekatnya. Hal ini
dapat dilihat dalam penggunaan kalimat selanjutnya, yaitu
seenaknya kau
begal. Menurut Karyono Wibowo dalam video Tribunnews.com puisi
ini
merupakan bentuk kapitalisasi sebuah doa.12
Lebih lanjut dijelaskan bahwa
puisi Fadli Zon bagai menepuk air didulang terpercik muka
sendiri.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Cindy Koan,
Fadli Zon
melakukan strategi politik yang tidak cantik dan terlihat bodoh
karena tidak
memahami arti dari “doa itu sakral”. Sebuah doa tidak boleh
dinilai esensinya,
karena bebas nilai dan tidak boleh ditanggapi secara dikotomis
benar atau
salah. Sehingga dengan memberikan judul puisi ”doa yang ditukar
“ telah
menunjukan inkonsistensi pemahaman doa sebagai sesuatu yang
sakral oleh
Fadli Zon13
11
Dalam Al-Qur’an tadharu yang artinya berdoa dengan sepenuh hati
hanya akan muncul bila
disertai keikhlasan 12
Karyono Wibowo adalah pengamat politik, peneliti di Indo Survey
&Strategy, peneliti Senior Indonesian Public Institute 13
Cindy Koan adalah dosen Fakultas Teologi Universitas Kristen
Satya Wacana yang mengampu mata kuliah Agama dan Politik
-
34
Begal dalam KBBI adalah perampas, dan seenaknya menjadi penguat
dari kata
perampas yang dalam KBBI diartikan sebagai diambil secara paksa
atau secara
sembarangan. Begal merupakan suatu perbuatan yang dikategorikan
yang
melanggar hukum disertai dengan aksi kekerasaan yang dilakukan
oleh
seseorang untuk merampas14. Begal dalam insiden kesalahan
pembacaan doa
tersebut dapat dilihat dari bagaimana penyebutan objek dalam doa
telah ditukar
dengan durasi waktu yang singkat. Penulis puisi mengarahkan
bahwa
pembegalan terhadap doa adalah sebuah perbuatan yang melanggar,
karena
telah merampas hakikat doa sebagaimna mestinya, seperti: sikap
khusyu dan
tadharru serta tujuan dari doa itu sendiri.
Selanjutnya istilah disulam tambal menujukan bahwa terjadi
sebuah
kesalahan serta upaya memperbaiki kesalahan tersebut. Dalam
insiden tersebut
telah diketahui bahwa Kiai Maimun Zubair menyebutkan nama
Jokowidodo
setelah terlebih dahulu menyebutkan nama Prabowo. Istilah sulam
tambal
kemudian dapat diartikan sebagai permohonan ulang agar
Jokowidodo dapat
menjadi pemimpin. Moral adalah perangkat ide-ide tentang tingkah
laku hidup,
dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok
manusia di dalam
lingkungan tertentu, moral adalah ajaran tentang laku hidup yang
baik
berdasarkan pandangan hidup atau agama tertantu, moral sebagai
tingkah laku
hidup manusia yang berlandaskan pada kesadaran untuk mencapai
yang baik,
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungannya.15 Penulis
puisi mengarahkan bahwa permohonan ulang sebuah doa dengan
tidak
berlandaskan pada hakekat doa itu sendiri merupakan sebuah
ajaran yang
buruk dalam lingkungan.
Agama dalam KBBI adalah ajaran, sistem yang mengatur tata
keimanan dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia
dan
lingkungannya. Obral dalam KBBI adalah menjual barang secara
besar-besaran
14
Kejahatan Begal Berdasarkan Hukum Pidana di Indonesia 15
Dasar-Dasar Pengertian Moral
-
35
dengan harga murah. Sehingga, kalimat “agama diobral” dapat
merujuk
kepada politik identitas berbasis agama dengan menggunakan tokoh
agama.
Agama adalah bagian dari identitas yang seringkali menjadi alat
utama dalam
menjalankan politik identitas. 16 Politik agama dalam sejarah
Indonesia
mengalami perkembangan yang terus berubah. Pada masa Kolonial
agama
berperan ganda sebagai legitimasi kolonialisme dan kritik
sosial, peran ganda
ini dapat dilihat dari didirikannya laskar santri Angkata Oemat
Islam (AOI)
dalam melawan penjajah. Pada masa orde lama, tokoh-tokoh Muslim
Nahdlatul
Umana (NU), Muhammadiyah, Masyumi terlibat dala politik praktis
dengan
mendirikan partai politik. Pada masa orde baru, di awal
tahun1990-an Soeharto
melirik Islam dengan menggaet kelompok kelas menegah dibawah
bendera
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Pada masa reformasi,
lahirlah partai
berbasis keagamaan secara bebas.17 Dilansir dari beritagar.id
menguatnya
politik identitas bisa merugikan, jika sentiment agama tetap
menjadi barang
jualan dan kinerja serta program yang diusung bukanlah menjadi
sebuah hal
yang penting. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia,
Burhanuddin
Muhtadi menyatakan polarisasi identitas dalam Pemilu 2019 jauh
lebih kuat
dibandingkan dengan variable ekonomi-sosial dan rational
choices.
Seperti yang diketahui bahwa insiden salah membaca doa tersebut
terjadi
disaat Jokowidodo sebagai pihak calon presiden petahanan
melakukan
kunjungan ke Pondok Pesantren yang dikelolah oleh Kiai Maimun
Zubair.
Sosok Kiai Maimun Zubair pun sangat dihormati dikalangan NU.
Kunjungan
tersebut menandakan bahwa agama dalam hal ini Islam telah
digunakan untuk
kepentingan politik dalam meraih suara umat Islam dengan
mengadakan acara
Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju. Indonesia Maju merupakan
slogan dari
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01. Slogan
ini
diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia
mampu
menjalankan pesta demokrasi pemilihan umum yang terbaik, cerdas
dan damai,
16
Fitri Ramdhani Harahap, Politik Identitas Berbasis Agama,
Universitas Bangka Belitung 17
Muhammad Habibi - Analisis Politik Identitas di Indonesia,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
-
36
serta menghormati perbedaan dan persaudaraan, menjunjung tinggi
peraturan
dan persatuan menciptakan kekuatan Bersama menuju Indonesia
Maju.18.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Firman
Jaya
Daeli, puisi ini membuka ruang dan dirancang agar publik
memberikan
penilaian negative kepada objek dalam puisi ini. 19Kata agama
diobral adalah
konteks politik demi kepentingan pribadi. Selanjutnya Firman
mengatakan
bahwa penggunaan kata agama diobral dirancang untuk
menyudutkan
sekelompok orang demi kepentingan politik. Berdasarkan wawancara
dengan
Cindy Koan, dalam puisi ini Fadli Zon melakukan framing terhadap
lawan
politiknya dengan menggambarkan bahwa lawan politiknya
melakukan
religiofikasi politik. Religiofikasi politik muncul karena
kepentingan agama
direndahkan oleh kepentingan sekularis “politik
negara”.Religiofikasi politik
disatu sisi tendensius karena melegitimasi kepentingan politik.
Di Indonesia ,
religiofikasi politik sukses karena agama merupakan sesuatu yang
rentan dan
selalu memiliki dua sisi yang akan memunculkan keberhasilan
tertentu wajah
agama mana yang ingin digunakan dan tergantung aktor yang
menggunakannya. Religiofikasi politik pun sejalan dengan kritik
Karl Marx
terhadapa agama dengan menyatakan:
“Religious suffering is at one and the same time the expression
of real
suffering and a protest against real suffering. Religion is the
sigh of the
oppressed creature, the heart of a heartless world and the soul
of soulless
conditions. it is the opium of the people.”
Sedangkan Rustam Fachri20 menganggap bahwa penggunaan kata
agama
diobral merupakan kata-kata vulgar dan provokatif dengan tujuan
menjatuhkan
lawan politik tanpa argument yang dapaat dipertanggungjawabkan.
Puisi ini
18
Dilansir dari :
httpP://news.detik.com/berita/d-4224452/timses-jokowi-maruf-usung-slogan-indon
esia-maju 31 Mei 2019 23.26 WIB 19
Firman Djaya Daeli adalah pengamat politik 20
Rustam Fachri adalah Tenaga Ahli Kelompok Kerja Hukum, ahli
pers, dan mantan jurnalis
https://news.detik.com/berita/d-4224452/timses-jokowi-maruf-usung-slogan-indonesia-maju%2031%20Mei%202019%2023.26https://news.detik.com/berita/d-4224452/timses-jokowi-maruf-usung-slogan-indonesia-maju%2031%20Mei%202019%2023.26
-
37
memiliki indikasi politik identitas, namun tidak membenturkan
antara identitas
agama satu dengan agama yang lain.
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Penggunaan kata kau dalam bait satu,dua, dan tiga mengandung
ambiguitas
dan kompleksitas kognitif didalamnya. Berikut adalah
penjabarannya :
Dalam KBBI, kau merupakan kelas kata yang meliputi kata ganti,
kata
tunjuk, dan kata tanya. Penggunaan kata kau dalam puisi di atas
menunjukkan
ambiguitas pada objek yang dituju.Kau tukar dapat merujuk kepada
Kiai
Maimun Zubair, sedangkan Kau begal dan Kau penguasa tengik dapat
merujuk
kepada Jokowidodo. Kemudian penggunaan kata begal memperkuat
kesan
terhadap sosok penguasa tengik, dalam KBBI tengik diartikan
sebagai
perbuatan kejam.Maka dari itu penulis puisi menggambarkan
bahwa
-
38
pembegalan terhadap sesuatu hal yang dianggap suci merupakan
sebuah
perbuatan yang kejam
Kau begal dan direvisi bandar adalah tanda yang dapat
menunjukkan
bahwa kata kau yang tuju merupakan seorang penguasa tengik. Hal
ini sejalan
pada pembahasan di atas, karena saat insiden salah menyebut nama
dalam doa
yang dibacakan oleh Kiai Maimun Zubair, terlihat sosok Ketua P3
yang
kemudian membisikan Kiai Maimun Zubair seakan mengingatkan bahwa
Kiai
Maimun Zubair telah salah menyebut nama. Setelah dibisiki oleh
Ketua P3,
Kiai Maimun Zubair pun membacakan ulang doa sebelumnya
dengan
mengganti nama Prabowo menjadi Jokowidodo. Sehingga direvisi
sang bandar
dapat merujuk kepada Jokowidodo dan dibiski kacung makelar dapat
merujuk
kepada Ketua P3.
Mahmud MD dalam wawancara KompasTV menyebutkan bahwa
penggunaan kata kau dapat merujuk kepada Kiai Maimun Zubair
maupun
Ketua P3. Taj Yasin Maimon dalam wawancara KompasTV juga
menyebutkan
bahwa penggunaan kata kau dapat merujuk kepada Kiai maupun orang
yang
menukar. Karyono Wibowo juga dalam video yang diupload oleh
Tribunnews.com menyebutkan bahwa penggunaan kata kau dapat
merujuk
kepada penguasa maupun Kiai Maimun Zubair . Menurut Firman Jaya
Daeli,
penggunaan kata kau dalam puisi di atas dapat merujuk kepada
siapapun. Maka
dari itu Fadli Zon lah yang dapat menyampaikan kepada siapa kata
kau ini
dialamatkan. Berdasarkan kacamata hukum, Rustam Fachri menilai
kata kau
dalam puisi ini tidak dapat merujuk pada subjek yang
dimaksudkan, sehingga
puisi ini tidak dapat digugat secara hukum. Lebih lanjut Rustam
menilai bahwa
puisi ini melanggar moral dan etika.
Sementara bandar dalam KBBI adalah orang yang
menyelenggarakan
perjudian. Kata bandar dapat diartikan bahwa pesta demokrasi
dapat menjadi
bahan judi dalam politik. Koalisi-koalisi yang terbentuk dan
mendukung
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden menggambarkan
bahwa ada
-
39
harga, yaitu kursi kekuasaan sebagai bahan taruhan selama masa
pesta
demokrasi. Koalisi menjadi bagian yang sangat penting untuk
menggerakan
mesin politik partai yang bertujuan menjaring kekuatan massa
dalam pemilihan
presiden.21 Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 414 ayat 1
tentang
Penyelenggara Pemilu, disebutkan bahwa partai politik harus
memenuhi
ambang batas parlemen sebanyak 4 persen dari jumah suara.
Sesudah partai
memenuhi ambang batas parlemen, langkah selanjutnya adalah
menggunakan
metode Sainte Lague untuk mengkonversi suara menjadi kursi di
DPR. Hal ini
tertera dalam Pasal 412 ayat 2, yaitu setiap partai politik yang
memenuhi
ambang batas akan dibagi dengan bilangan pembagi 1 yang diikuti
secara
berurutan dengan bilangan ganjil 3,5,7 dan seterusnya.22
Kacung dalam KBBI diartikan sebagai pesuruh, dan makelar
diartikan
sebagai perantara perdagangan antara pembeli dan penjual. Kacung
makelar
dapat ditujukan kepada Ketua P3, karena P3 merupakan bagian dari
koalisi
yang mendukung pasangan nomor urut 1.Cindy Koan berpandangan
bahwa
pemilihan kata-kata seperti begal dalam bait yang pertama, kau
tukar dan
makelar dalam bait ke-dua, adalah upaya membangun opini publik
seperti:
“kalau sampai ada tokoh-tokoh atau ulama tertentu yang sampai
bisa
salah berdoa, salah ucap dalam berdoa itu berarti ada permainan
politik
dibelakangnya”
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
21
Decky Wospakrik - Koalisi Partai Politik Dalam Sistem
Presidensil di Indonesia 22
Alexander Haryanto – Mengenal Metode Sainte Lague untuk
Penghitungan Suara di Pileg 2019
-
40
Bait kedua dalam puisi ini mengandung kompeksitas kognitif dan
ironi.Berikut
adalah penjabarannya :
Skenario dalam KBBI adalah rencana lakon sandiwara atau film
berupa
adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Skenario
adalah rangkaian
cerita yang ditulis secara terperinci oleh seorang penulis yang
dapat menjadi
visualisasi dalam bentuk gambar23. Berantakan dalam KBBI adalah
cerai-berai,
tidak keruan letaknya, dan bubar dalam KBBI diartikan sebagai
bercerai-berai
ke mana-mana. Bait kedua ini juga menjadi sebuah penegasan bait
pertama
mengenai agama diobral. Skenario berantakan bubar dapat
diartikan sebagai
kedatangan Jokowidodo ke Pesantren milik Kiai merupakan rincian
kegiatan
pihak 01, namun pada saat bersamaan insiden kesalahan penyebutan
nama
menjadikan skenario tersebut berantakan. Petunjukan dalam KBBI
adalah
sesuatu yang dipertunjukkan, tontonan (bioskop, wayang, dan
sebagainya),
dagelan dalam KBBI adalah lawakan, pertunjukan jenaka dan vulgar
dalam
KBBI diartikan sebagai kasar, tidak sopan. Dalam bait per-tama
penulis puisi
menggunakan kata agama diobral, sehingga dalam bait ke-dua dapat
diartikan
bahwa penggunaan agama lewat tokoh agama telah ada didalam
skenario.
Indra Samedo dalam CNN.Indonesia menyatakan bahwa “Politik
identitas
masih bisa memengaruhi masyarakat jika kandidat melibatkan tokoh
agama
untuk meraih suara, pesan para agamawan memiliki peran yang
cukup besar”24
Alih-alih meraup suara dengan cara didoakan oleh Kiai justru
gagal karena
merampas hakekat dari doa tersebut. Selain gagal, perampasan
terhadap sebuah
doa juga dinilai sebagai hal yang tidak sopan. Penggunaan kata
dagelan
merupakan sebuah ironi yang digunakan penulis puisi dalam
menggambarkan
kejadian perampasan terhadap hakikat dari sebuah doa.
doa yang ditukar
bukan doa otentik
23
Pengantar Penulisan Skenario 24
Indra Samego adalah pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI)
httpP://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180710083429-32-312875/meraup-
suara-pilpres-2019-lewat-kemasan-politik-identitas? 19 Agustus
2019 21.38 WIB
https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180710083429-32-312875/meraup-suara-pilpres-2019-lewat-kemasan-politik-identitas?https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180710083429-32-312875/meraup-suara-pilpres-2019-lewat-kemasan-politik-identitas?
-
41
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Bait ketiga dalam puisi ini mengandung kompeksitas kognitif.
Berikut adalah
penjabarannya :
Dalam KBBI otentik adalah asli , produk adalah hasil, rezim
adalah
pemerintahan yang berkuasa dan intrik adalah penyebaran kabar
bohong untuk
menjatuhkan lawan. Dalam kejadian ini doa yang dibacakan oleh
Kiai Maimun
telah kehilangan kesuciannya. Pembegalan dalam doa merupakan
produk rezim
intrik yang menunjukkan bahwa insiden salah penyebutan nama di
dalam doa
tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjatuhkan pihak
lawan. Dengan
cara didoakan oleh Kiai Maimun Zubair menunjukkan bahwa pihak
petahana
didukung oleh pihak ulama, hal ini tentu bertentangan dengan apa
yang selama
ini dialami oleh pihak 02 yang selama ini diisukan bertentangan
nilai-nilai
Pancasila. Sebagai contoh dilansir dari detiknews.com Prabowo
diberikan
tantangan menjadi imam Sholat oleh La Nyalla Mattalitti. La
Nyalla Mattalitti
mengungkapkan bahwa Pak Jokowi lebih hebat mengenai Islam
dibanding
Prabowo. Ayo kita uji keislamannya Pak Prabowo, ujar La Nyalla
Mattalitti.
25Kau penguasa tengik menunjukkan bahwa keinginan petahana untuk
maju
dalam 2 periode dengan menggunakan agama sebagai sesuatu yang
kejam.
Rustam Fachri menilai bahwa penggunaan kata-kata dalam bait
ke-tiga lahir
dari unsur kebencian. Cindy Koan kemudian menilai bahwa
penggunaan kata
“penguasa tengik” merupakan penegasan terhadap penggambaran
permainan
politik yang dilakukan oleh lawan politik dan bait ini
menegaskan bahwa
terdapat narasi politik yang sedang dibangun dalam bentuk
puisi.
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
25
httpP://news.detik.com/berita/d-4341080/kontroversi-tantangan-prabowo-jadi-imam-salat
1
Agustus 2019
https://news.detik.com/berita/d-4341080/kontroversi-tantangan-prabowo-jadi-imam-salat
-
42
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Bait ke-empat dalam puisi ini mengandung ironi, ambiguitas,
dan
kompeksitas kognitif. Berikut adalah penjabarannya :
Dalam KBBI ya adalah kata untuk memberi tekanan pada suatu
pernyataan. Secara etimologis kata Allah (لال ه) diderivasi dari
kata ilah) ه إل
(yang berarti menyembah (بد لال) Kata Allah). ع juga dapat
diderivasi ) ه
dari kata alih (ه كن) yang berarti ketenangan) أل س
,(kekhawatiran (زع ف
(dan rasa cinta yang mendalam (ع ه) Ketiga makna kata alih ( ول
أل
(mengarah kepada makna keharusan untuk tunduk dan
mengagungkan26
Dengar dalam KBBI adalah tangkap suara, lah adalah kata seru
untuk
memberi tekanan atau menyungguhkan, kami adalah yang
berbicara
bersama dengan orang lain (tidak termasuk yang diajak
berbicara), yang
menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca. “ Ya Alah
,
dengarlah doa-doa kami” adalah perumpaan yang digunakan oleh
penulis
puisi sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan dengan memberikan
kata-
kata berupa penekan. Kalimat ini juga menggambarkan fenomena
pemanjatan doa dalam media sosial. Hal ini kemudian menjadi
lumrah di
Indonesia dan dapat ditemui dalam media sosial manapun, seperti
contoh:
munculnya akun @doabijak di Twitter pada tahun 2011.
26
Syafieh, M - Tuhan dalam Perspektif Al-Quran, IAIN zawiyah Cot
Kals Langsa, Aceh hal 151
-
43
Gambar 5.1
Akun Twitter @doaBijak
Dari dalam KBBI merupakan sebuah kata depan yang menyatakan
tempat
permulaan, pasrah artinya menyerahkan sepenuhnya, dan berserah
artinya
memercayakan diri dan nasib. “Dari hati berserah” tidak
menunjukkan
makna sebenarnya atau merujuk pada sebuah keadaan hati
pasrah
berserah, karena penggunaan kata-kata sebelum bait puisi ini
menggunakan kata-kata kacung makelar, kau penguasa tengik.
Penggunaan kata-kata ini menunjukkan emosi terhadap sebuah
keadaan,
seperti dalam pembahasan di atas dijelaskan bahwa telah terjadi
insiden
salah menyebut nama dalam doa yang dibacakan oleh Kiai
Maimun
Zubair. Semula Kiai Maimun Zubair menyebutkan nama Prabowo
dalam
doanya, namun setelah dibisiki oleh Ketua Umum P3, Kiai meralat
doanya
dengan menyebut nama Jokowi dalam doanya.
Memohon dalam KBBI adalah meminta dengan hormat,
pertolongan adalah perbuatan atau sesuatu yang dipakai untuk
menolong
-
44
dan Mu adalah kata yang digunakan sebagai penunjuk pemilik.
Kuat
artinya banyak tenaga, kan artinya surfiks pembentukan verba,
para
artinya kata penyerta yang menyatakan pengacuan ke kelompok,
pejuang
adalah memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga.
Jamaluddin,
2002,h.151 istiqomah adalah tidak goncang dalam menghadapi
macam-
macam problema yang dihadapi dalam kehidupan dengan tetap
berdasar
dan tetap berpegang pada tali Allah SWT dan sunnah Rasul27.
Penulis
puisi dalam doanya memohon kepada Allah agar dapat di kuatkan
untuk
merebut dari penguasa tengik. Namun “para pejuang istiqomah”
masih
menjadi tanda tanya tentang siapa yang sedang menjadi pejuang,
pejuang
istiqomah dapat merujuk kepada penulis puisi atau orang-orang
yang
selama ini memberikan perlawanan kepada pihak petahana. Dilansir
dari
Idn Times terdapat 5 serangan Politik antara kubu Jokowi dan
Prabowo
yang ramai di media sosial :
1. Dari jari hingga kontroversi
Berawal dari video seorang Pasukan Pengamanan Presiden
(Paspampres) menurunkan tangan mahasiswa yang mengacungkan
dua jarinya saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan Dies
Natalis ke-66 di Universitas Sumatera Utara (USU). Merasa
tangannya diturunkan, mahasiswa tersebut mengganti dua
jarinya
dengan jempol. Kubu Prabowo pun meresponi video tersebut,
Sandiaga lewat Instagramnya membagikan video serupa dengan
kejadian di USU. Dalam video tersebut Sandi bertanya dengan
nada menyindir : “kenapa tangannya diturunkan?”
2. Dua versi lagu Potong Bebek Angsa
Fadli Zon pernah mengunggah sindiran melalui Twitter dengan
mengganti lirik lagu Potong Bebek Angsa. Unggahan ini pun
ramai
dibicarakan warganet, hingga Fadli Zon dilaporkan oleh
Partai
27
http://etheses.uin-malang.ac.id/1631/6/10410065_Bab_2.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/1631/6/10410065_Bab_2.pdf
-
45
Solidaritas Indonesia. Kubu Jokowi pun menanggapi hal
tersbut
dengan mengganti lirik lagu Potong Bebek Angsa
3. Jebakan Batman
Istikah jebakan Batman pertama kali dilontarkan oleh
Wasekjen
PAN Erwin Izharrudin kepada kubu Jokowi, karena memilih KH
Ma’aruf Amin sebagai pasangannya dengan memilih calon yang
sudah berumur lebih tua.
4. Jenderal Kardus hingga Kejebong dan Kampret
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief menuding adanya
dugaan pembayaran mahar 500 miliar yang diberikan calon
Wakil
Presiden Sandiaga Uno kepada Partai Amanat Nasional dan
Partai
Keadilaan Sejahtera demi memajukan dirinya sebagai cawapres
Prabowo. Melalui akun Twitternya Andi Arief juga menggunakan
istilah Jenderal Kardus untuk Prabowo. Istilah ini pun kerap
dipakai kubu Jokowi untuk menyindir kubu Prabowo. Perang
istilah dan kicauan di Twitter juga kerap dilakukan, kubu
Prabowo
menyindir kubu Jokowi dengan kata kejebong, dan kubu Jokowi
menyindir kubu Prabowo dengan kata kampret.
5. Perang tagar di media sosial
Kedua kubu saling memiliki tagar, #2019GantiPresiden
diciptakan
oleh Ketua DPP PKS Mardan Ali Sera, lalu muncul
#2019TetapJokowi yang diciptakan oleh relawan Jokowi sebagai
tandingan tagar. Munculnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet yang
merupakan mantan anggota tim pemenangan kubu Prabowo
menciptakan tagar baru yaitu #KoalisiPlastik, tak tinggal
diam
kubu Prabowo pun membalas dengan #BapakHoaksNasional
dengan menyertakan unggahan janji-janji Jokowi yang tak
kunjung
direalisasikan.
Mengacu pada 5 contoh serangan politik di atas, maka posisi para
pejuang
istiqomah dalam puisi diatas dapat merujuk kepada tiga
kategori
-
46
komunikator politik, yaitu: politikus, komunikator professional,
ataupun
aktivis.
Dalam KBBI di adalah kata depan untuk menandai tempat, jalan
diartikan sebagai tempat untuk lalu lintas orang, dan amanah
adalah
sesuatu yang dipercayakan. Sudrajat hal 1, amanah adalah sesuatu
yang
dipercayakan yaitu berupa sekumpulan tindakan yang harus
dilakukan.
28Penulis puisi menggambarkan bahwa perjuangan yang dilakukan
adalah
melawan politik identitas berbasis agama dengan menggunakan
tokoh
agama, dan merampas hakekat daripada doa itu sendiri. Dalam 10
poin
“Penjelasan Tertulis Untuk Puisi Doa Yang Ditukar” , Fadli
Zon
menulisakan pada poin nomor 3 bahwa :
“ Saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas
hanya
demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah
orang”.
Maka dari itu penulis puisi menggambarkan bahwa perjuangan
yang
dilakukan adalah sebuah amanah. Cindy Koan berpandangan bahwa
bait
ke-4 dalam puisi ini adalah narasi politik yang sedang dilakukan
oleh Fadli
Zon. Hal ini dapat dilihat dari konsep vis a vis dalam pemilihan
kata-kata
bait ke-4 29. Konsep ini juga mengukuhkan identitas pihak Fadli
Zon
sebagai yang tidak sedang melakukan religiofikasi politik dan
berada
dalam koridor yang benar. Sementara lawan politiknya diposisikan
dalam
hal yang buruk, yang sedang tidak melakukan sesuatu pada
koridornya.
Kemudian Rustam Fachri berpandangan bahwa bait ke-4 dari puisi
ini
28
Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag - Amanah pada Orang Yang Tepat :
Kepemimpinan dan tugas pekerjaan sesuai kedudukan sesorang di mata
agama Islam dipandang
sebagai amanah dan harus berada pada orang yang tepat. Amanah
mengharuskan memilih
seseorang yang paling pantas untuk mengemban sebuah jabatan.
Rasulullah saw menegaskan :
“Barang siapa mengangkat seseorang berdasarakan kesukuan atau
fanatisme, sementara di
sampingnya ada orang lain yang lebih disukai Allah dari padanya,
maka ia telah mengkhianati
Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman”, (HR Imam
Al-Hakim) 29
Dalam kamus hukum vis a vis adalah suatu kondisi dimana para
pihak ditempatkan pada kondisi yang saling berhadap-hadapan (tidak
saling memihak)
-
47
merupakan klaim sepihak yang dilakukan oleh Fadli Zon untuk
menggambarkan pihak-pihaknya.
Dari empat bait puisi ini mengandung kompleksitas kognitif
didalamnya yang membuat komunikan harus menafsirkan terlebih
dahulu
makna yang terkandung didalamnya, hal ini dapat dilihat dari
penggunaan
keseluruhan kata dalam puisi. Ambiguitas dapat dilihat dari
penggunaan
kata “kau”, dan ironi dapat dilihat dari penggunaan kata:
“pertunjukan
dagelan vulgar”, “dari hati pasrah berserah”.
5.2.1 Agama dan Politik di Indonesia (Kode Konteks)
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada sub bab
“Analisis
Pesan dan makna Puisi “ Doa yang ditukar” dalam sub bab ini
peneliti
akan menganalisis agama dan politik di Indonesia. Agama adalah
candu
merupakan istilah yang dikeluarkan oleh Karl Marx ketika
membicarakan
masalah agama. Agama adalah sebuah sistem kepercayaan yang
mempunyai tujuan dapat memberikan alasan dan hukum-hukum
agar
seluruh tatanan dalam masyarakat berjalan sesuai dengan
keinginan
penguasa.30
Bagi Marx agama adalah instrument untuk memanipulasi dan
menindas kelas subordinat dalam masyarakat. Semakin
seseorang
mengabdikan diri pada agama, maka ia semakin kehilangan dirinya
karena
dikuasai agama31
Cindy Koan menyatakan bahwa agama adalah sesuatu
yang sangat rentan dan memang mempunyai dua sisi, sehingga
apabila
salah satu sisi dibangkitkan dengan denied atau rebuse sisi yang
lain pasti
menciptakan keberhasilan tertentu serta sejauh mana wajah agama
yang
dipakai dan aktor-aktor yang terlibat. Di Indonesia, pengaruh
agama
bahkan ditegaskan, meski secara ambigu dalam konstitusi32
. Menurut
Ibrahim, dalam konteks politik perbedaan di lapangan praktis,
agama dan
etnis menjadi sumber utama sebuah konflik, hal ini disebabkan
dalam
30
Ierzum Farihah “Filsafat Materialisme Karl Marx (Epistimologi
Dialectical and Historical Materialism) Jurnal Ilmu Aqidah dan
Studi Keagamaan Volume 3 No 2, Desember 2015 hal 447 31
Ibid hal 448 32
Politik Identitas Berbasis Agama hal 522
-
48
suasana ekstrim dan fanatik agama menjebak manusia untuk
saling
menganiaya, inilah yang disebut dengan dua sisi agama
sebagai
pembimbing manusia ataupun sebaliknya.33
Sehingga agama pun menjadi
sumber daya yang kuat untuk dimobilisasi menjadi kekuatan
politik.34
.
Serta menjadikan agama semakin mudah dijadikan alat politik
untuk
mencapai kepentingan politik tertentu. Bahkan tidak sedikit pula
tokoh
agama yang menggunakan politik sebagai kendaraan untuk
mencapai
kepentingan sesaat untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan, dan
uang.35
Melihat kondisi agama dan politik di Indonesia saat ini,
dilansir
dari VoaIndonesia politik identitas mewarnai Pemilihan Umum
tahun
2019 ini. Politik identitas muncul saat Pilkada DKI Jakarta
tahun 2017,
Acham Munjid menyatakan bahwa “agama dan politik tidak akan
bisa
berjalan seiringan dan akan menghasilkan demokrasi yang tidak
sehat.
Menguatnya politik identitas adalah dampak pembungkaman
kebebasan
berekspresi di ruang publik. Ketika Islam diberi ruang untuk
berekspresi,
politisi menyalahgunakannya untuk mendapatkan suara36
. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Endang Sari, kebangkitan politik
identitas
tergambar jelas dakam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dimana
faktor
kesamaan agama menjadi alasan utama memilih pasangan
Anies-Sandi,
hal ini didasari pada kaitan antara citra diri dan harga diri
baik sebagai
individu maupun kelompok. “Saya muslim saya memilih
Anies-Sandi”
merupakan slogan serta bentuk citra diri dan harga diri, hal ini
didasari
pada sentiment terhadap penistaan agama oleh Ahok di Kepulauan
Seribu
yang diikuti oleh aksi 411 dan 212. Sentimen ini kemudian
dimunculkan
untuk menyerang Ahok serta kasus ini mendapat legitimasi dari
Lembaga
ke-agamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).
33
Ibid 523 34
Ibid 524 35
Ibid 525 36
Achmad Munjid adalah dosen program Studi Agama dan Lintas Budaya
serta Peneliti Universitas Gajah Mada
-
49
Pilkada Jakarta 2017 menjadi contoh agama menjadi alat
politik
sekaligus menunjukkan bahwa sentiment terhadap agama dapat
menonjolkan sisi agama bukan sebagai pembimbing manusia
melainkan
saling menganiaya antar manusia itu sendiri. Direktur
Eksekutif
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi
Anggraini
mengatakan ada satu cara untuk meredam politik identitas dala
pemilu
selanjutnya, yaitu menghilangkan ambang batas pencalonan
presiden atau
presidential threshold. Menurut Titi saat ini partai berada
ditengah-tengah
dilemma berkampanye untuk pileg, berkampanye untuk capres yang
bukan
kadernya. Dengan dihilangkannya presidential threshold37
, masyarakat
akan dihadapkan pada beragamnya pilihan calon pemimpin yang
bukan
sekedar menjual agama yang dijadikan kedok semata untuk
mendulang
suara rakyat.38
5.2.2 Pesan Sebagai Kebohongan
Berikut adalah 10 poin klarifikasi Fadli Zon terkait cuitan
“Puisi Doa yang
ditukar:” :
1. Saya sangat menghormati K.H Maimoen Zubair, baik sebagai
ulama,
maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. Beberapa kali
saya
bertemu dengan beliau. Beberapa diantaranya kebetulan bahkan
bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin
Muhammad Alawy Al Maliki di Rusaifah.
2. Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di
tanah
air, saya selalu berpandangan agar penilaian kita terhadap para
ulama
sebaiknya tidak dipengaruhi oleh penilaian atas preferensi
politik
37
Presidental Thershold adalah ambang batas perolehan suara yang
harus diperoleh partai politik
dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden. Pada
pelaksanaan pemilu 2019,
Presidential Thershold diatur dalam Pasal 222 UU Pemilu yang
menyatakan : “Pasangan calon
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
peserta pemilu yang memenuhi
persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi
DPR atau memperoleh 25& dari
suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya
38
Dilansir dari
https://www.voaindonesia.com/a/politisasi-agama-kental-warnai-pemilu-
2019/4901972.html
https://www.voaindonesia.com/a/politisasi-agama-kental-warnai-pemilu-2019/4901972.htmlhttps://www.voaindonesia.com/a/politisasi-agama-kental-warnai-pemilu-2019/4901972.html
-
50
mereka. Hormati para ulama sama seperti halnya kita
menghormati
para guru atau orang tua kita.
3. Justru karena saya sangat menghormati K.H Maimoen Zubair,
saya
tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya
demi
memuluskan ambisi politik seseorag ataupun sejumlah orang.
Inilah
yang telah mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak
rela ada
ulama kita dibegal dan dipermalukan.
4. Secara Bahasa, puisi yang saya tulis tidaklah rumit.
Bahasanya
sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga
kata
ganti dalam puisi tersebut, yaitu “kau”, “kami”, dan “-Mu”
disitu.
Apalagi dalam bait ketiga, saya memberikan atribut yang
jelas
mengenai siapa “kau” yang dimaksud oleh puisi tersebut.
5. Pemelintiran seolah kata ganti “kau” dalam puisi tersebut
ditujukan
kepada K.H Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan
bentuk fitnah. Tuduhan tersebut bukan hanya telah membuat
saya
tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman
keluarga K.H Maimoen Zubair. Kami dipaksa seolah saling
berhadapan, padahal diantara kami tidak ada masalah dan
ganjalan
apa-apa.
6. Keluarga K.H. Maimoen Zubair, melalui puteranya, K.H.
Muhamad
Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau
menerima
klarifikasi saya bahwa kata ganti “kau” memang tidak
ditujukan
kepada K.H. Maimoen Zubair. Tanpa klarifikasi dari saya pun,
beliau
sendiri berpandangan jika kata ganti “kau” memang ditujukan
kepada
orang lain. Bukan Mbah Moen Beliau juga menjelaskan jika
aksi
massa telah menggoreng isu ini bukan berasal dari kalangan
santrinya,
melainkan digoreng oleh pihak luar.
7. Sekali lagi saya sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak
pernah
ditujukan kepada K.H Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini
juga
telah saya sampaikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuudin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya. Sudah
saya
-
51
jawab dengan tegas dalam tabayun bahwa kata ganti kata “kau”
pada
puisi itu adalah “penguasa” bukan K.H Maimoen Zubair
8. Guru-guru saya banyak berasal dari ulama dan kyai NU,
termasuk
almarhum K.H Yusuf Hasyim, putera Hadratus Syekh K.H. Hasyim
Asy’ari. Saya juga bersahabat karib dengan K.H. Irfan Yusuf
dan
kelurganya, yang merupakan cucu Hadratys Syekh, K.H. Hasyim
Asy’ari. Begitu juga halnya dengan putera pendiri NU yang lain.
K.H
Hasib Wahab Abdullah, yang merupakan putera K.H Wahab
Hasbullah, adalah sahabat saya sejak puluhan tahun silam.
Saya
bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa.
Itu
sebabnya saya juga sangat menghormati NU.
9. Itu sebabnya saya tidak pernah mendudukan para ulama dan
kyai
berdasarkan preferensi politinya. Politik mudah sekali
berubah,
sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim
seharusnya
selalu ajeg.
10. Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan
bersilaturahim ke
K.H Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya sekali lagi tidak
pernah
ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya
ingin
meminta maaf karena kontestasi politik yang teradi saat ini
mungkin
telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman
akibat
gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Dari 10 poin klarifikasi diatas, bentuk kebohongan yang
sedang
dilakukan oleh Fadli Zon dengan menggunakan puisi politik adalah
:
1. Menyesali tindakan meralat doa yang dilakukan oleh lawan
politiknya.
2. Membela seorang Kiai, yang dalam hal ini digunakan
sebagai
alat politik.
3. Pihak Fadli Zon adalah pihak yang terdzalimi.
-
52
5.2.3 Pesan dan Makna Sebagai Bentuk Perlawanan
Fadli Zon sebagai politikus telah memainkan perannya dalam
proses opini publik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari
cuitan
Puisi “Doa yang ditukar” , Fadli Zon menggambarkan bahwa
lawan
politiknya dalam masa kampanye telah menggunakan agama sebagai
alat
politik. Fadli Zon menggambarkan bahwa penggunaan agama
dalam
politik adalah sebuah ajaran yang buruk. Dalam cuitan ini dapat
dilihat
bahwa lawan politik menggunakan momentum pembacaan doa oleh
seorang Kiai dapat meraih suara umat Islam. Dhofier (dalam
J.Mardinim,
2016:2) Kiai adalah elemen paling essensial dari suatu
pesantren.
Pesantren dan Nahdlatul Ulama tidak akan pernah berdiri dan
tidak akan
pernah eksis tanpa keberadaan para Kiai, dalam posisi ini
santri
merupakan sub-ordinat Kiai yang harus taat dan tunduk tanpa
syarat
kepada Kiai, dan jika perlu mengorbankan jiwanya demi Kiai.
Melihat posisi santri sebagai sub-ordinat dan pesan yang
disampaikan oleh Kiai Maimun Zubair seperti : “Ya pasti, saya
sampaikan
supaya bisa santri-santri itu ya ikut Kiai. Pak Jokowi ini orang
Jawa dan
Islam, dan saya yakin ini akan menjadi besarnya Islam, dan
besarnya
kemakmuran bangsa” lantas saja dapat mendulang perolehan suara
lawan
politiknya. Sementara disisi lain Fadli Zon menggambarkan
pihaknya
sebagai seorang pejuang
Pesan dan makna dalam cuitan ini merupakan bentuk perlawanan
Fadli Zon terhadap lawan politiknya. Adapun bentuk perlawanan
yang
dilakukan adalah perlawanan tertutup, dengan menggunakan kalimat
: (1)
tak punya moral agama diobral, (2) skenario berantak bubar, (3)
doa yang
ditukar bukan doa otentik, (4) kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan
aman. Berdasarkan wawancara dengan Cindy Koan, perlawanan
yang
diberikan oleh Fadli Zon terlihat dari narasi politik dalam bait
ke-empat
karena memiliki konsep “kami dan kamu”, “kami dan kalian”,
“mereka
dan kami “ itu adalah sebuah vis a vis. Penggunaan diksi kami
pejuang
amanah mengukuhkan bahwa pihak Fadli Zon sedang tidak
menggunakan
-
53
makelar doa dan melakukan politik pada koridornya, dan
lawannya
digambarkan sebagai yang buruk dan tidak melakukan politik