94 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya yang berasal dari luar kota Jakarta. Sebuah hunian yang hemat energi yang dapat memenuhi dan mendukung segala aktifitas mahasiswa dengan menyediakan fasilitas – fasilitas untuk mewadahi kegiatan mahasiswa seperti ruang belajar dan juga sebuah hunian yang dapat menjawab mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. V. 2 Konsep Perencanaan dan Perancangan V. 2. 1 Lokasi dan Tapak Disediakan area drop off dalam tapak, untuk mengurangi kemacetan disekitar tapak. Gambar 50 : Drop off
17
Embed
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-2-00078-AR bab 5.pdfV. 2. 3 Pencapaian - Pintu masuk masuk utama dan service dipisahkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
94
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan
Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian
bagi mahasiswa Binus University, khususnya yang berasal dari luar kota Jakarta.
Sebuah hunian yang hemat energi yang dapat memenuhi dan mendukung segala
aktifitas mahasiswa dengan menyediakan fasilitas – fasilitas untuk mewadahi kegiatan
mahasiswa seperti ruang belajar dan juga sebuah hunian yang dapat menjawab
mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.
V. 2 Konsep Perencanaan dan Perancangan
V. 2. 1 Lokasi dan Tapak
Disediakan area drop off dalam tapak, untuk mengurangi kemacetan
disekitar tapak.
Gambar 50 : Drop off
95
Diberikan ruang terbuka hijau didalam tapak agar tercipta iklim micro
ditengah-tengah kepadatan.
Gambar 51 : R.T.H yang disediakan
V. 2. 2 Orientasi bangunan
Bila dilihat tehadap bentuk tapak orientasi bangunan, bagian
panjang bangunan ada yang menghadap ke barat dan ini akan diselesaikan
dengan cara seperti penambahan peneduh bisa berupa teritisan, secondary
skin, ataupun dengan cara-cara lainnya agar panas matahari dari sebelah
barat dapat diminimalkan.
96
V. 2. 3 Pencapaian
- Pintu masuk masuk utama dan service dipisahkan agar tidak
mengganggu aktifitas.
- Pintu masuk utama maupun service diletakkan cukup jauh dari pertigaan,
untuk menghindari kemacetan dan kecelakaan.
Gambar 52 : Pencapaian
V. 2. 4 Zoning
Penzoningan pada area tapak dibagi menjadi :
• Area private.
Area ini sebisa mungkin dijauhkan dari sumber bising dan panas..
• Area publik.
Area ini diletakkan di depan dan merupakan pintu masuk utama ke
bangunan.
• Area semi publik
97
Area ini diletakkan sesudah area publik.
• Area service.
Area ini diletakkan sebagai buffer terhadap kebisingan.
Gambar 53 : Penzoningan
V. 2. 5 Konsep Sirkulasi dalam Tapak
Sirkulasi dalam tapak terbagi jadi 2 yaitu :
1. sirkulasi kendaraan
2. Sirkulasi khusus untuk pejalan kaki.
Sirkulasi kendaraan harus jelas, terarah dan dipisahkan dengan sirkulasi
pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan bermotor hanya dapat sampai ke depan
area publik
Agar tidak membingungkan pengunjung yang membawa kendaraan.
98
agar pejalan kaki mendapatkan rasa aman dari tabrakan kendaraan
bermotor saat sedang berjalan kaki.
untuk menghindari kebisingan pada tapak khususnya area private.
V. 2. 6 Konsep Dimensi Ruang
Luas lahan = 7548 m²
KDB 80% = 80% x 7548 = 6038 m²
KLB 3.5 = 3.5 x luas tapak yang dapat dibangun
= 3.5 x (7548-luas GSB)
= 3.5 x (7548 – 1360)
= 21658 m²
Jumlah lantai min = KLB / KDB
= 21658 / 6038
= 3.5 lantai
99
Tabel 16 : Luas total ruang
Total 8735 m²
Sirkulasi 20 % 1747 m²
10482 m²
Nama Ruang Banyak Luas Jumlah
Kamar tidur Type single Type standard Type deluxe Type family R. manager R. Staff Toilet Lobby Toilet R. tamu R. komunal Ruang makan Dapur Coffee shop Minimarket Drugstore Fotocopy+warnet R. fitness Locker Kolam renang R. bilas Pantry R.karyawan Laundry R. genset R. pompa Janitor R. keamanan
192 buah 72 buah 24 buah 12 buah
1 buah 1 buah 2 buah
1 buah 2 buah 1bh / lt 4bh / lt 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1bh / lt 1 buah
18.5 m² 24 m² 54 m²
70 m²
12 m² 20 m² 7.5 m²
100 m² 7.5 m² 18 m² 12 m²
140 m² 56 m² 48 m² 50 m² 40 m² 40 m² 84 m² 10 m²
180 m² 24 m²
4 m² 8 m²
40 m² 24 m² 24 m² 4.5 m² 4 m²
3552 m² 1728 m² 1296 m² 840 m²
12 m² 20 m² 15 m²
100 m² 15 m² 90 m²
240 m² 140 m² 56 m² 48 m² 50 m² 40 m² 40 m² 84 m² 10 m²
180 m² 48 m²
4 m² 8 m²
40 m² 24 m² 24 m² 27 m² 4 m²
100
V. 2. 7 Kebutuhan Parkir
Parkir mobil : 50 mobil @ 12,5 m²
Parkir motor : 100 motor @ 2 m²
Parkir service : 2 truk @ 18 m²
2 mobil box @ 12,5 m²
Luas kebutuhan parkir = 886 m²
Total kebutuhan ruang = 10482 m²
Total kebutuhan parkir = 886 m²
11368 m²
KLB = 21658 m²
KLB lebih besar dari total kebutuhan ruang dan parkir, sehingga parkir
dapat dimasukan ke dalam bangunan dan daerah penghijauan di area GSB
bisa di perbanyak.
V.2.8 Hubungan Ruang
Semua kegiatan kecuali service harus melalui lobby, hal ini dikarenakan
agar mengawasan menjadi lebih mudah. Tamu yang berkunjung dapat
terkontrol dengan mudah.
101
Gambar 54 : Bubble diagram
V. 2. 9 Bentuk Dasar Bangunan
Sesuai dengan fungsi kostel yang menyediakan deretan kamar di
dalam bangunannya maka bentuk dasar bangunan yang dipilih yaitu
segiempat karena mudah dikembangkan ke segala arah dan memiliki
efisiensi yang tinggi.
Gambar 55 : Bentuk dasar bangunan
Main Entrance
Service Unit
Pengelola Lobby
Parkir
Fasilitas penunjang
Side Entrance
102
V. 2. 10 Jenis Pola Bangunan
Massa yang digunakan yaitu pola massa tunggal karena pencapaian lebih
cepat dan efisien dan kebutuhan lahannya pun tidak terlalu besar sesuai
dengan kondisi tapak yang memang tidak terlalu besar.
Gambar 56 : Pola massa tunggal
V. 2. 11 Sirkulasi Dalam Bangunan
Sirkulasi horizontal
Sesuai dengan fungsi kostel yang menyediakan deretan kamar di
dalam bangunannya maka sirkulasi horisontalnya memakai sirkulasi linier
yang jelas dan terarah, bisa dengan sistem single loaded maupun double
loaded.
Sirkulasi vertikal
Sirkulasi vertikal pada bangunan kostel ini akan menggunakan
tangga dan juga lift karena bangunan ini akan terdiri dari 6 lantai.
103
V. 2. 12 Sistem Struktur
sistem struktur atas (upper structure)
Sistem struktur yang akan di pakai yaitu sistem struktur rangka,
yang merupakan sistem struktur berupa grid-grid yang terdiri dari balok
dan kolom karena bangunan yang terdiri dari deretan kamar, sehingga
keberadaan kolom dapat menciptakan modul dan estetika pada bangunan.
Gambar 57 : struktur rangka
Sistem struktur bawah (sub structure)
Sistem struktur bawah / pondasi yang akan dipakai yaitu sistem
pondasi hydrolic jack karena dalam pengerjaannya pondasi ini tidak
menimbulkan getaran dan juga bising, mengingat lingkungan di sekitar
tapak sangat ramai dan padat dengan pemukiman.
104
Konstruksi
Konstruksi yang akan digunakan untuk sistem strukturnya yaitu,
konstruksi beton bertulang, karena selain tahan api juga bebas korosi, dan
tahan lama. Biaya bangunan yang digunakan untuk konstruksi ini pun
lebih murah, bahan beton bertulang tidak mahal dan tidak memerlukan
energi yang besar dalam pembuatannya dan pengerjaannya seperti baja
sehingga cocok untuk arsitektur berkelanjutan.
V. 2. 13 Utilitas
Sistem penyediaan air bersih
Sumber penyediaan air bersih terdapat dari 2 sumber, yaitu sumber
air dari PAM, sumber air dari hujan.
Sumber air PAM
Gambar 58: Diagram air bersih, sumber air PAM
Sumber air hujan
Gambar 59 : Diagram air bersih, sumber air hujan
PAM Pompa Reservoir bawah
Reservoir atas
Kran Dapur / k.mandi
Air hujan
filter Penam-pungan
Reservoir atas wastafel
105
Sistem air kotor (grey water)
Gambar 60 : Diagram sumber air kotor
Sistem pembuangan limbah kotoran
Gambar 61 : Diagram pembuangan limbah kotoran
Sistem instalasi listrik
Gambar 62 : Diagram sistem instalasi listrik
Agar listrik tidak terbuang percuma, setiap kamar kuncinya
menggunakan kartu, dan untuk menyalakan sistem listrik di dalam kamar juga
harus menggunakan kartu tersebut. Kartu dimasukkan ke dalam slot yang
Air kotor
Penam- pungan WTP Siram
tanaman
Toilet Rembesan Septik tank
Riol kota
PLN Panel induk
Trafo Panel cabang
Genset
106
tersedia untuk menyalakan listrik di dalam kamar. Jadi apabila penghuni
keluar kamar harus membawa kartu tersebut agar bisa membuka pintu lagi,
dan ketika kartu dicabut dari slotnya maka listrik pun akan mati.
Gambar 63 : Card key
Proteksi kebakaran
Alat pengaman yang digunakan untuk mencegah bahaya kebakaran adalah:
Pencegahan aktif
o Detektor, untuk mendeteksi bila ada asap maupun suhu yang terlalu tinggi
di dalam ruangan.
o Hidran dan Selang kebakaran, yang ditempatkan setiap jarak 35 meter.
o Sprinkler, yang berguna sebagai pertolongan pertama terhadap kebakaran
dimana sprinkler akan pecah bila terdeteksi suhu di ruangan mencapai titik
tertentu.
o Fire Extinguisher, merupakan pemadam berisi bahan kimia yang bisa
digunakan oleh orang awam sekalipun.
107
Pencegahan Pasif
a. Konstruksi tahan api, misalnya dengan menggunakan beton.
b. Pintu keluar, yang terbuat dari bahan tahan api sekurang-kurangnya 2 jam
sehingga bila terjadi kebakaran, api tidak merambat ke dalam tangga
kebakaran.
c. Koridor dan jalan keluar yang ditandai tanda Exit atau Keluar.
d. Tangga kebakaran, dengan persyaratan sebagai berikut :
V. 3 Penekanan Khusus
Pencahayaan
Pencahayaan alami
Pada bangunan akan menggunakan sistem single loaded dan di beri bukaan selebar-
lebarnya pada dinding agar cahaya matahari dapat masuk kemudian akan diberi
teritisan agar panas sinar matahari tidak masuk ke dalam ruangan, terutama pada
sisi bangunan yang menghadap barat.
Gambar 64 : teritisan dan single loaded
Cahaya matahari dapat masuk
108
Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan sebisa mungkin hanya digunakan hanya pada
malam hari. Penerangan luar seperti lampu taman menggunakan timer
yang dapat mati dengan sendirinya sehingga energi tidak akan terbuang
percuma. Lampu yang akan digunakan pun yaitu lampu hemat energi
(LHE) dan bukan lampu pijar yang sangat boros energi.
Gambar 65 : Lampu hemat energi
Pengudaraan
Sistem pengudaraan alami
Pengudaraan alami menggunakan sistem ventilasi silang agar angin
dapat berhembus ke dalam ruangan.
Gambar 66 : Sistem ventilasi silang
109
Bukaan yang akan digunakan yaitu gabungan antara casement dan jalousi
karena udara dapat mengalir dengan maksimal tanpa ada halangan bila
memakai casement dan pada malam hari jalousi lebih efektif mengalirkan
udara ke dalam ruang.
Gambar 67 : bukaan casement dan jalousi
Sistem pengudaraan buatan
Pengudaraan buatan dibuat seminim mungkin hanya ruang tertentu
saja yang nantinya akan memakai AC. Jenis AC pun yaitu AC split karena
dapat lebih mudah pengaturan dan kontrol pemakaiannya.