Top Banner
139 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro V.1.2 Program Ruang Apartemen 1 Unit Kamar Tidur No. Kebutuhan Ruang Luas (m 2 ) 1. Foyer 2 2. R. Duduk & Makan 15 3. Kamar Tidur 10 4. Dapur 2.1 5. Kamar Mandi 4 6. Balkon 2.5 7. Cuci Jemur 2.4 8. Sirkulasi 7.6 Total Luas Unit 45.6 Tabel 5.1. Kebutuhan Ruang Apartemen Pusat Perbelanjaan Parkir Plaza Fasilitas seni & Main Entrance Pengelola & Pegawai Fasilitas Service Apartemen Lobby Apartemen Entrance Lobby
23

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

Jul 19, 2018

Download

Documents

hoangbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

139

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

V.1 Konsep Kualitas Ruang

V.1.1 Skema Hubungan Makro

V.1.2 Program Ruang

Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

No. Kebutuhan Ruang Luas (m2) 1. Foyer 2 2. R. Duduk & Makan 15 3. Kamar Tidur 10 4. Dapur 2.1 5. Kamar Mandi 4 6. Balkon 2.5 7. Cuci Jemur 2.4 8. Sirkulasi 7.6

Total Luas Unit 45.6 Tabel 5.1. Kebutuhan Ruang Apartemen

Pusat Perbelanjaan

Parkir Plaza

Fasilitas seni &

Main Entrance

Pengelola & Pegawai

Fasilitas Service

Apartemen Lobby

Apartemen Entrance

Lobby

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

140

Apartemen 2 Unit Kamar Tidur

No. Kebutuhan Ruang Luas (m2) 1. Foyer 2 2. R. Duduk & Makan 20 3. Kamar Tidur 10 4. Kamar Tidur 6 5. Dapur 2.1 6. Kamar Mandi 4 7. Kamar Mandi 3.4 8. Balkon 2.5 9. Cuci Jemur 2.4

10. Sirkulasi 10.48 Total Luas Unit 62.9

Tabel 5.2. Kebutuhan Ruang Apartemen

Pusat Perbelanjaan - Restaurant

Ruang Kapasitas Luas (m2)

Kasir + meja saji 5 38 R. Makan 100 190 Dapur + penyimpanan

104

R. Pegawai 10 20 R. Cuci Tangan 4 6 Sirkulasi 20% Luas 72

Total Luas Unit 430 Tabel 5.3. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan - Restaurant

Pusat Perbelanjaan - Café

Ruang Kapasitas Luas (m2)

Kasir + meja saji 5 10 R. Makan 80 152 Dapur + penyimpanan 76 R. Pegawai 10 20 Sirkulasi 20% Luas 52

Total Luas Unit 310 Tabel 5.4. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan - Cafe

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

141

Pusat Perbelanjaan - Karaoke

Ruang Kapasitas Luas (m2)

R. Karaoke 150 225 Lobby + kasir 18 Loker 20 40 R. Kontrol 12 Sirkulasi 20% Luas 59

Total Luas Unit 354 Tabel 5.5. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan - Karaoke

Pusat Perbelanjaan – Fashion Store

Ruang Kapasitas Luas (m2)

R. Display 5 48 Kasir 2 4 Penyimpanan 16 R. Pegawai 6 12 Sirkulasi 20% Luas 16

Total Luas Unit 96 Tabel 5.6. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Fashion Store

Pusat Perbelanjaan – Fitness Center

Ruang Kapasitas Luas (m2)

R. Olahraga 60 240 R. senam 35 108 Loker 12 18 R. Ganti + WC 16 48 Lobby 19 R. Pegawai 15 30 Sirkulasi 20% Luas 93

Total Luas Unit 556 Tabel 5.7. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Fitness Center

Pusat Perbelanjaan – Swalayan

Ruang Kapasitas Luas (m2)

R. Display 500

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

142

Kasir 2 16 Penyimpanan 75 R. Pegawai 50 Loading Dock 28 Sirkulasi 20% Luas 134

Total Luas Unit 803 Tabel 5.8. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Swalayan

Fasilitas seni & budaya – R. Pertunjukan

Ruang Kapasitas Luas (m2)

Auditorium 186 200 R. tunggu 186 37 R. persiapan 50 130 Kamar Mandi 8 24 R. Operator 10 Sirkulasi 20% Luas 80

Total Luas Unit 481 Tabel 5.9. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Swalayan

Fasilitas seni & budaya – Galeri Pameran

Ruang Kapasitas Luas (m2)

R. Pamer 80 80 Gudang 48 Sirkulasi 20% Luas 22

Total Luas Unit 150 Tabel 5.10. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Swalayan

V.2 Konsep Lingkungan

V.2.1 View

Setelah melakukan analisa view, alternative yang dipilih adalah

alternative 1 dimana area publik menyatu dengan daerah hook dan area

service dan privat berada di belakang.

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

143

V.2.2 Letak Entrance

Setelah melakukan analisa lingkungan dengan berbagai kriteria

termasuk di antaranya kepadatan lalu lintas di sekitar tapak, baik di JL. Jend.

Sudirman dan Jl. Bendungan Hilir, maka lokasi pintu masuk dan keluar

utama berada pada sisi yang menghadap Jl. Bendungan Hilir.

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

144

Untuk pejalan kaki, entrance diletakkan di sisi yang menghadap JL.

Jend. Sudirman dan juga yang menghadap Jl. Bendungan Hilir agak ke

tengah. Pintu masuk bagi penghuni apartemen melewati jalan samping Kali

Krukut dan masuk pada sisi yang menghadap jalan tersebut, sehingga lebih

privasi bagi para penghuni, dimana letak pintu keluar apartemen juga

terdapat pada daerah ini.

V.2.3 Sirkulasi dalam Tapak

Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi 3, yaitu sirkulasi

kendaraan, manusia dan juga untuk keperluan pelayanan. Dengan

pembedaan sirkulasi masuk dan keluar kendaraan. Untuk sirkulasi

kendaraan utama bagi para pengunjung melalui pintu masuk utama , drop

off, lalu menuju lantai parkir, keluar lantai parkir dan keluar melalui pintu

keluar utama.

Sirkulasi manusia berdasarkan letak pintu masuk ada 2, untuk

sirkulasi pada sisi yang menghadap Jl. Bendungan Hilir terjadi dan juga

melalui daerah depan, menghadap Jl. Jend. Sudirman yang menuju plaza

dimana terdapat restoran dan juga fasilitas seni & budaya. Tidak terjadi

crossing dengan kendaraan.

Untuk sirkulasi bagi penghuni apartemen melalui jalur samping

yang diberlakukan 1 arah supaya tidak terjadi kepadatan lalu lintas pada

jalan samping ini dan dikhususkan bagi penghuni apartemen. Sirkulasi

service juga melalui jalan samping untuk memudahkan penurunan barang.

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

145

V.2.4 Matahari

Setelah melakukan analisa matahari, maka alternative yang dipilih

adalah alternatif 2 dimana service hanya diletakkan di belakang.

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

146

V.2.5 Angin

Alternatif orientasi bangunan yang dipilih dari analisa angina adalah

alternative 1 dimana bangunan hunian menghadap utara-selatan dan juga

bangunan pusat perbelanjaan yang menyesuaikan bentuk tapak.

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

147

V.2.6 Zoning Aktivitas

Pengelompokan aktivitas dan perletakannya secara umum adalah

daerah service diletakkan di daerah belakang berdekatan dengan ruko 3

lantai di sampaing tapak dengan pertimbangan pada daerah itu jarak

bebasnya terlalu dekat sehingga diletakkan aktivitas yang bekerja hanya

pada lantai dasar ke bawah (basement) dan juga memerlukan ruang lebih

lebar sehingga pada pengembangan massa bangunan pada daerah ini hanya

1-2 lantai saja dan pada pengembangan secara horizontal dapat dijadikan

sebagai area untuk loading barang.

Perletakkan private di antara service dan publik dengan

pertimbangan dapat memberikan privasi tersendiri dan perletakan publik di

bagian depan tapak dengan pertimbangan untuk memanfaatkan letaknya

yang pada daerah hook (persimpangan Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Bendungan

Hilir, yang cenderung lebih ramai) dan untuk membuka diri terhadap

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

148

lingkungan yaitu dengan adanya tempat parkir terbuka sebelah kanan tapak

dan sungai pada sebelah kiri tapak, sehingga tercipta skyline yang menarik.

V.2.7 Tata Ruang Luar

Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan sebuah

konsep plaza yang membuka interaksi dengan lingkungan sekitar yang

bertujuan untuk menarik pengunjung untuk hadir ke dalam. Sesuai dengan

sasaran utama proyek ini yaitu para pegawai yang belum menikah dan

eksekutif muda maka tata ruang luar yang diciptakan untuk hadir dan

menciptakan interaksi antar para pengunjung dan juga interaksi antara

pengunjung dengan lingkungan kota di sekitarnya.

V.2.8 Parkir

Keperluan Parkir kawasan ini ditampung di basement karena adanya

keterbatasan lahan. Keperluan parkir yang disediakan adalah untuk motor

dan mobil. Dari beberapa jenis parkir, sistem parkir yang digunakan di

kawasan ini adalah parkir mobil dengan sudut 900 dan parkir pararel.

V.3 Konsep Bangunan Hemat Energi

V.3.1 Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan yang diterapkan pada proyek ini dibagi menjadi 3

(secara umum) walaupun dalam struktural merupakan 1 massa bangunan,

yaitu bangunan hunian berupa apartemen, bentuk bangunan yang dipilih

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

149

adalah persegi panjang. Persegi panjang yang dipilih pun tidak terlalu pipih,

dengan pertimbangan kebutuhan ruang dan efisiensi ruang. Bangunan

apartemen akan dibuat menjadi 2 massa yang masing-masing terdiri dari 9

lantai. Dimana masing-masing lantai akan terdiri ± 14 unit apartmen.

Untuk bangunan pusat perbelanjaan, karena membutuhkan ruang

yang besar dan sirkulasi yang nyaman, maka bentuk bangunan adalah

persegi panjang. Bangunan pusat perbelanjaan terdiri dari 3 lapis.

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

150

Dari beberapa bentuk auditorium, untuk bangunan fasilitas seni &

budaya pada proyek ini, bentuk bangunan yang dipergunakan adalah bentuk

kipas dengan pertimbangan supaya penerimaan akustik dan visual dalam

ruang tercipta secara optimal dengan pemanfaatan ruang yang se-efisien

mungkin. Bangunan fasilitas seni & budaya terdiri dari 2 lapis dimana galeri

berada di bawah auditorium.

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

151

V.3.2 Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan publik sesuai dengan bentuk tapak, tetapi untuk

hunian, demi kenyamanan penghuni maka bentuk bangunan dimiringkan

terhadap tapak yang mengarah ke utara – selatan. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan orientasi matahari agar penghuni masih dapat memanfaatkan

sinar mataharinya tanpa merasakan panasnya. Dengan pemilihan orientasi

bangunan apartemen seperti ini di sisi lain terdapat masalah pada

kebisingan, dimana kebisingan di daerah Pasar Benhil yang hampir

sepanjang hari dapat menjadi gangguan. Untuk itu hal ini perlu dicarikan

solusi melalui detail arsitektural ataupun material yang akan digunakan.

V.3.3 Gubahan Massa

Gubahan Massa pada bangunan ini terjadi dengan

mempertimbangkan kembali faktor lingkungan sekitar yang disesuaikan

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

152

dengan komposisi seluaruh elemen bangunan sehingga dapat menjadi

kesatuan massa bangunan yang saling mendukung.

Untuk efisiensi ruang, karena lahan yang terbatas, maka massa

bangunan beragam fungsi ini adalah massa tunggal dengan menyesuaikan

bentuk dasar untuk dapat menciptakan kedinamisan pada fungsi bangunan

sebagai pusat perbelanjaan dan fasilitas seni & budaya, juga menciptakan

efisiensi desain pada hunian.

Gubahan Massa yang dipilih adalah gubahan massa yang

berorientasi terarah ke Jl. Jend. Sudirman.

Page 15: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

153

V.3.4 Selubung Bangunan

Selubung bangunan hunian didesain dengan menggunakan balkon

dan pemberian secondary skinbaik berupa kisi-kisi atau bahan lain di

beberapa bagian di daerah utara.

Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Fasilitas Seni & Budaya semi-

panggung dengan plaza dan tampilan façade yang permainan ketinggian

bangunan dan juga permainan atap (kombinasi antara atap miring dan datar)

Page 16: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

154

sehingga terjadi kesan dinamis dengan selubung transparan pada daerah café

dan restaurant dan tertutup pada daerah retail. Materil yang digunakan

adalah material yang low maintanance.

V.3.5 Struktur Bangunan

Proyek bangunan beragam fungsi ini menggunakan sistem struktur

rangka rigid frame dengan pondasi tiang pancang dan menggunakan counter

fort untuk menahan lantai basement dan tanah. Bentuk massa yang memilki

ketinggian berbeda sekaligus panjang memerlukan dilatasi. Dilatasi yang

digunakan adalah dilatasi kolom.

V.3.6 Sistem Massa Bangunan

Jenis Massa Bangunan

Pada proyek ini hanya ada 1 massa bangunan karena merupakan

proyek mixed use building. Secara umum, bangunan ini merupakan

bangunan komersial yang berorientasi pada keuntungan tetapi karena

mengusung topik / tema hemat energi maka dalam perancangannya,

dioptimalkan agar tercipta bangunan yang hemat energi. Perbedaan fungsi

yang terdapat pada massa bangunan ini dapat diketahui dari perbedaan

ketinggian bangunan. Bangunan dengan ketinggian 9 lantai adalah bangunan

apartemen, bangunan dengan ketinggian3 lantai adalah bangunan pusat

perbelanjaan dan bangunan fasilitas seni & budaya.

Page 17: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

155

Sirkulasi dalam Bangunan

Sirkulasi dalam bangunan dibedakan menjadi 2 penggunaan, yaitu:

1. Sirkulasi Horizontal

Sirkulasi horisontal untuk menghubungkan ruang satu dengan ruang

lainnya yang digunakan baik linier maupun radial dengan pembagian

penggunaan linier pada pusat perbelanjaan dan radial pada core

apartemen dengan menggunakan:

• Koridor

Koridor paling banyak diterapkan di pusat perbelanjaan untuk

menghubungkan toko-toko retail yang menawarkan barng ataupun

jasa. Koridor berfungsi sebagai jalur bagi pengunjung untuk

menikmati etalase-etalase. Koridor yang digunakan merupakan

double loaded untuk efisien ruang dan struktur bangunan

• Ruang perantara

Penerapan ruang perantara yaitu pada hubungan ruang publik dengan

ruang private, sehingga kekhususan ruang private terjaga dengan

pemberan ruang perantara agar tidak semua orang dapat masuk.

Ruang perantara juga diterapkan pada ruang-ruang service yang

memang hanya diperuntukkan oleh karyawan dan juga untuk

membatasi hubungan ruang public dengan fasilitas penunjang.

2. Sirkulasi Vertikal

• Apartemen

Page 18: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

156

Sirkulasi vertikal pada apartemen menggunakan elevator (lift) karena

jumlah lantai yang harus dilayani adalah > 5 lantai yaitu 9 lantai.

• Pusat Perbelanjaan dan Fasilitas seni & budaya

Sirkulasi vertikal yang digunakan pada pusat perbelanjaaan dan

fasilitas seni & budaya yaitu lift, escalator dan tangga karena jumlah

lantai yang dilayani < 5 lantai yaitu 3 lantai.

• Keseluruhan Bangunan

Di keseluruhan bangunan harus dipastikan memenuhi persyaratan

keamanan termasuk keamanan terhadap kebakaran. Untuk mencapai

itu perlu ada tangga-tangga darurat yang diletakkan sesuai dengan

syarat, salah satunya mudah dijangkau dengan jarak maksimal 30

meter dan juga persyaratan perancangan tangga darurat yang baik.

Sistem Pencahayaan

Pada perancangan bangunan mixed use building ini ada 2 jenis

pencahayaan yang digunakan, yaitu:

1. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami diterapkan pada unit apartemen yang sebisa mungkin

mendapatkan sinar matahari tidak langsung sehingga cahaya nya dapat

dimanfaatkan tetapi panasnya dihindari. Pada sebagian pusat

perbelanjaan yang diusahakan menggunakan pencahayaan alami saat

siang hari baik menggunakan skylight ataupun dengan menaikkan

Page 19: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

157

ketinggian plafond dan meminimalkan lebar bentang sehingga cahaya

masih bisa masuk dalam bangunan.

2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan benar-benar diperlukan untuk auditorium dimana

memerlukan akustik raung yang baik sehingga bukaan-bukaan tidak

dapat dibuat lebar. Pencahayaan buatan juga dipergunakan untuk

penerangan malam hari bagi keseluruhan kawasan, salah satunya adalah

pencahayaan dekoratif yang digunakan pada pusat perbelanjaan.

Sistem Penghawaan

Suatu bangunan hemat energi dikatakan hemat energi ketika dapat

memanfaatkan energi secara optimal, baik energi yang alami maupun yang

buatan, sehingga dalam bangunan ini menggunakan 2 sistem penghawaan:

1. Penghawaan alami

Penggunaan sistem pengahawaan alami masih diterapkan dalam

bangunan ini untuk menggurangi penggunaan penghawaan buatan.

Penghawaan alami beberapa bagian pusat perbelanjaan dan fasilitas seni

& budaya, seperti plaza.

2. Penghawaan buatan

Sistem penghawaan buatan tetap digunaan karena tidak memungkinkan

penggunaaan penghawaan alami pada daerah tertentu, seperti: hunian,

karena aliran udara yang terlalu kencang, bentang yang terlalu lebar,

sehingga aliran udara alami tidak menjangkau seluruh ruangan, adanya

Page 20: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

158

masalah debu (polusi udara) yang pekat di Jakarta. Penghawaan buatan

yang dipilih untuk digunakan adalah AC Split untuk hunian dan AC

Sentral untuk pusat perbelanjaan dan fasilitas seni & budaya.

Sistem Penyediaan Air Bersih

Untuk efisiensi dan efektifitas jaringan pemipaan baik air bersih dan

air kotor, maka letak kamar mandi diletakkan sejajar secara vertikal.

Untuk memenuhi kebutuhan air dalam kawasan ini, sumber air

bersih yang digunakan adalah berasal dari PAM (Perusahaan Air Bersih)

dengan deep well sebagai cadangan karena kebutuhan air yang cukup besar.

Reservoir Atas

Reservoir Bawah Pompa

PAM Deep well

Apartemen (unit-unit apartemen)

Fasilitas umum (toilet,dll)

Pusat Perbelanjaan (toilet, watering landscape, dll)

Fasilitas seni & budaya (toilet, kamar bilas, dll)

Page 21: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

159

Sistem Air Kotor (Padat)

Jaringan air kotor padat bermula dari toilet-toilet yang

didistribusikan oleh pipa ke dalam septinktank, yang selanjutnya akan

disaring beberapa kali, selanjutnya dibuat ke roil kota.

Sistem Air Kotor (Cair)

Jaringan air kotor cair berasal dari floor drain dan wastafel yang

dialirkan ke bak kontrol lalu diteruskan ke bak penampungan, lalu yang

kelebihan akan masuk ke roil kota.

STP (disaring, sehingga

limbah yang dibuang tidak terlalu kotor dan

pekat)

Riol Kota

Toilet-toilet dari apartemen

Toilet dari pusat perbelanjaan

Toilet fasilitas seni & budaya

(toilet, kamar bilas, dll)

Page 22: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

160

Sistem Penangkal Petir

Dari 3 jenis sistem penangkal petir yang ada, sistem penangkal petir

yang digunakan pada bangunan ini ada 2 yaitu sistem faraday pada

bangunan apartemen dan sistem franklin pada bangunan yang belum

terlindungi oleh sistem faraday.

V.3.7 Konsep Mixed Use Building

Untuk menggabungkan ketiga fungsi tanpa mengganggu sifat

masing-masing fungsi bangunan dan berdasarkan keseluruhan analisa maka

konsep penggabungan fungsi ini menggunakan plaza sebagai ruang terbuka

bagi seluruh fungsi.

disaring

Riol Kota

Floor drain

Wastafel

Bak kontrol

Bak penampungan

Page 23: BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruanglibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2010-1-00028-ar bab 5.pdf · Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan

161

V.3.8 Skematik Desain

Gambar 5.1 Konsep Desain (view dari jembatan semanggi)