Page 1
139
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
V.1 Konsep Kualitas Ruang
V.1.1 Skema Hubungan Makro
V.1.2 Program Ruang
Apartemen 1 Unit Kamar Tidur
No. Kebutuhan Ruang Luas (m2) 1. Foyer 2 2. R. Duduk & Makan 15 3. Kamar Tidur 10 4. Dapur 2.1 5. Kamar Mandi 4 6. Balkon 2.5 7. Cuci Jemur 2.4 8. Sirkulasi 7.6
Total Luas Unit 45.6 Tabel 5.1. Kebutuhan Ruang Apartemen
Pusat Perbelanjaan
Parkir Plaza
Fasilitas seni &
Main Entrance
Pengelola & Pegawai
Fasilitas Service
Apartemen Lobby
Apartemen Entrance
Lobby
Page 2
140
Apartemen 2 Unit Kamar Tidur
No. Kebutuhan Ruang Luas (m2) 1. Foyer 2 2. R. Duduk & Makan 20 3. Kamar Tidur 10 4. Kamar Tidur 6 5. Dapur 2.1 6. Kamar Mandi 4 7. Kamar Mandi 3.4 8. Balkon 2.5 9. Cuci Jemur 2.4
10. Sirkulasi 10.48 Total Luas Unit 62.9
Tabel 5.2. Kebutuhan Ruang Apartemen
Pusat Perbelanjaan - Restaurant
Ruang Kapasitas Luas (m2)
Kasir + meja saji 5 38 R. Makan 100 190 Dapur + penyimpanan
104
R. Pegawai 10 20 R. Cuci Tangan 4 6 Sirkulasi 20% Luas 72
Total Luas Unit 430 Tabel 5.3. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan - Restaurant
Pusat Perbelanjaan - Café
Ruang Kapasitas Luas (m2)
Kasir + meja saji 5 10 R. Makan 80 152 Dapur + penyimpanan 76 R. Pegawai 10 20 Sirkulasi 20% Luas 52
Total Luas Unit 310 Tabel 5.4. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan - Cafe
Page 3
141
Pusat Perbelanjaan - Karaoke
Ruang Kapasitas Luas (m2)
R. Karaoke 150 225 Lobby + kasir 18 Loker 20 40 R. Kontrol 12 Sirkulasi 20% Luas 59
Total Luas Unit 354 Tabel 5.5. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan - Karaoke
Pusat Perbelanjaan – Fashion Store
Ruang Kapasitas Luas (m2)
R. Display 5 48 Kasir 2 4 Penyimpanan 16 R. Pegawai 6 12 Sirkulasi 20% Luas 16
Total Luas Unit 96 Tabel 5.6. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Fashion Store
Pusat Perbelanjaan – Fitness Center
Ruang Kapasitas Luas (m2)
R. Olahraga 60 240 R. senam 35 108 Loker 12 18 R. Ganti + WC 16 48 Lobby 19 R. Pegawai 15 30 Sirkulasi 20% Luas 93
Total Luas Unit 556 Tabel 5.7. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Fitness Center
Pusat Perbelanjaan – Swalayan
Ruang Kapasitas Luas (m2)
R. Display 500
Page 4
142
Kasir 2 16 Penyimpanan 75 R. Pegawai 50 Loading Dock 28 Sirkulasi 20% Luas 134
Total Luas Unit 803 Tabel 5.8. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Swalayan
Fasilitas seni & budaya – R. Pertunjukan
Ruang Kapasitas Luas (m2)
Auditorium 186 200 R. tunggu 186 37 R. persiapan 50 130 Kamar Mandi 8 24 R. Operator 10 Sirkulasi 20% Luas 80
Total Luas Unit 481 Tabel 5.9. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Swalayan
Fasilitas seni & budaya – Galeri Pameran
Ruang Kapasitas Luas (m2)
R. Pamer 80 80 Gudang 48 Sirkulasi 20% Luas 22
Total Luas Unit 150 Tabel 5.10. Kebutuhan Ruang Pusat Perbelanjaan – Swalayan
V.2 Konsep Lingkungan
V.2.1 View
Setelah melakukan analisa view, alternative yang dipilih adalah
alternative 1 dimana area publik menyatu dengan daerah hook dan area
service dan privat berada di belakang.
Page 5
143
V.2.2 Letak Entrance
Setelah melakukan analisa lingkungan dengan berbagai kriteria
termasuk di antaranya kepadatan lalu lintas di sekitar tapak, baik di JL. Jend.
Sudirman dan Jl. Bendungan Hilir, maka lokasi pintu masuk dan keluar
utama berada pada sisi yang menghadap Jl. Bendungan Hilir.
Page 6
144
Untuk pejalan kaki, entrance diletakkan di sisi yang menghadap JL.
Jend. Sudirman dan juga yang menghadap Jl. Bendungan Hilir agak ke
tengah. Pintu masuk bagi penghuni apartemen melewati jalan samping Kali
Krukut dan masuk pada sisi yang menghadap jalan tersebut, sehingga lebih
privasi bagi para penghuni, dimana letak pintu keluar apartemen juga
terdapat pada daerah ini.
V.2.3 Sirkulasi dalam Tapak
Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi 3, yaitu sirkulasi
kendaraan, manusia dan juga untuk keperluan pelayanan. Dengan
pembedaan sirkulasi masuk dan keluar kendaraan. Untuk sirkulasi
kendaraan utama bagi para pengunjung melalui pintu masuk utama , drop
off, lalu menuju lantai parkir, keluar lantai parkir dan keluar melalui pintu
keluar utama.
Sirkulasi manusia berdasarkan letak pintu masuk ada 2, untuk
sirkulasi pada sisi yang menghadap Jl. Bendungan Hilir terjadi dan juga
melalui daerah depan, menghadap Jl. Jend. Sudirman yang menuju plaza
dimana terdapat restoran dan juga fasilitas seni & budaya. Tidak terjadi
crossing dengan kendaraan.
Untuk sirkulasi bagi penghuni apartemen melalui jalur samping
yang diberlakukan 1 arah supaya tidak terjadi kepadatan lalu lintas pada
jalan samping ini dan dikhususkan bagi penghuni apartemen. Sirkulasi
service juga melalui jalan samping untuk memudahkan penurunan barang.
Page 7
145
V.2.4 Matahari
Setelah melakukan analisa matahari, maka alternative yang dipilih
adalah alternatif 2 dimana service hanya diletakkan di belakang.
Page 8
146
V.2.5 Angin
Alternatif orientasi bangunan yang dipilih dari analisa angina adalah
alternative 1 dimana bangunan hunian menghadap utara-selatan dan juga
bangunan pusat perbelanjaan yang menyesuaikan bentuk tapak.
Page 9
147
V.2.6 Zoning Aktivitas
Pengelompokan aktivitas dan perletakannya secara umum adalah
daerah service diletakkan di daerah belakang berdekatan dengan ruko 3
lantai di sampaing tapak dengan pertimbangan pada daerah itu jarak
bebasnya terlalu dekat sehingga diletakkan aktivitas yang bekerja hanya
pada lantai dasar ke bawah (basement) dan juga memerlukan ruang lebih
lebar sehingga pada pengembangan massa bangunan pada daerah ini hanya
1-2 lantai saja dan pada pengembangan secara horizontal dapat dijadikan
sebagai area untuk loading barang.
Perletakkan private di antara service dan publik dengan
pertimbangan dapat memberikan privasi tersendiri dan perletakan publik di
bagian depan tapak dengan pertimbangan untuk memanfaatkan letaknya
yang pada daerah hook (persimpangan Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Bendungan
Hilir, yang cenderung lebih ramai) dan untuk membuka diri terhadap
Page 10
148
lingkungan yaitu dengan adanya tempat parkir terbuka sebelah kanan tapak
dan sungai pada sebelah kiri tapak, sehingga tercipta skyline yang menarik.
V.2.7 Tata Ruang Luar
Penataan ruang luar pada kawasan ini adalah menghadirkan sebuah
konsep plaza yang membuka interaksi dengan lingkungan sekitar yang
bertujuan untuk menarik pengunjung untuk hadir ke dalam. Sesuai dengan
sasaran utama proyek ini yaitu para pegawai yang belum menikah dan
eksekutif muda maka tata ruang luar yang diciptakan untuk hadir dan
menciptakan interaksi antar para pengunjung dan juga interaksi antara
pengunjung dengan lingkungan kota di sekitarnya.
V.2.8 Parkir
Keperluan Parkir kawasan ini ditampung di basement karena adanya
keterbatasan lahan. Keperluan parkir yang disediakan adalah untuk motor
dan mobil. Dari beberapa jenis parkir, sistem parkir yang digunakan di
kawasan ini adalah parkir mobil dengan sudut 900 dan parkir pararel.
V.3 Konsep Bangunan Hemat Energi
V.3.1 Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan yang diterapkan pada proyek ini dibagi menjadi 3
(secara umum) walaupun dalam struktural merupakan 1 massa bangunan,
yaitu bangunan hunian berupa apartemen, bentuk bangunan yang dipilih
Page 11
149
adalah persegi panjang. Persegi panjang yang dipilih pun tidak terlalu pipih,
dengan pertimbangan kebutuhan ruang dan efisiensi ruang. Bangunan
apartemen akan dibuat menjadi 2 massa yang masing-masing terdiri dari 9
lantai. Dimana masing-masing lantai akan terdiri ± 14 unit apartmen.
Untuk bangunan pusat perbelanjaan, karena membutuhkan ruang
yang besar dan sirkulasi yang nyaman, maka bentuk bangunan adalah
persegi panjang. Bangunan pusat perbelanjaan terdiri dari 3 lapis.
Page 12
150
Dari beberapa bentuk auditorium, untuk bangunan fasilitas seni &
budaya pada proyek ini, bentuk bangunan yang dipergunakan adalah bentuk
kipas dengan pertimbangan supaya penerimaan akustik dan visual dalam
ruang tercipta secara optimal dengan pemanfaatan ruang yang se-efisien
mungkin. Bangunan fasilitas seni & budaya terdiri dari 2 lapis dimana galeri
berada di bawah auditorium.
Page 13
151
V.3.2 Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan publik sesuai dengan bentuk tapak, tetapi untuk
hunian, demi kenyamanan penghuni maka bentuk bangunan dimiringkan
terhadap tapak yang mengarah ke utara – selatan. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan orientasi matahari agar penghuni masih dapat memanfaatkan
sinar mataharinya tanpa merasakan panasnya. Dengan pemilihan orientasi
bangunan apartemen seperti ini di sisi lain terdapat masalah pada
kebisingan, dimana kebisingan di daerah Pasar Benhil yang hampir
sepanjang hari dapat menjadi gangguan. Untuk itu hal ini perlu dicarikan
solusi melalui detail arsitektural ataupun material yang akan digunakan.
V.3.3 Gubahan Massa
Gubahan Massa pada bangunan ini terjadi dengan
mempertimbangkan kembali faktor lingkungan sekitar yang disesuaikan
Page 14
152
dengan komposisi seluaruh elemen bangunan sehingga dapat menjadi
kesatuan massa bangunan yang saling mendukung.
Untuk efisiensi ruang, karena lahan yang terbatas, maka massa
bangunan beragam fungsi ini adalah massa tunggal dengan menyesuaikan
bentuk dasar untuk dapat menciptakan kedinamisan pada fungsi bangunan
sebagai pusat perbelanjaan dan fasilitas seni & budaya, juga menciptakan
efisiensi desain pada hunian.
Gubahan Massa yang dipilih adalah gubahan massa yang
berorientasi terarah ke Jl. Jend. Sudirman.
Page 15
153
V.3.4 Selubung Bangunan
Selubung bangunan hunian didesain dengan menggunakan balkon
dan pemberian secondary skinbaik berupa kisi-kisi atau bahan lain di
beberapa bagian di daerah utara.
Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Fasilitas Seni & Budaya semi-
panggung dengan plaza dan tampilan façade yang permainan ketinggian
bangunan dan juga permainan atap (kombinasi antara atap miring dan datar)
Page 16
154
sehingga terjadi kesan dinamis dengan selubung transparan pada daerah café
dan restaurant dan tertutup pada daerah retail. Materil yang digunakan
adalah material yang low maintanance.
V.3.5 Struktur Bangunan
Proyek bangunan beragam fungsi ini menggunakan sistem struktur
rangka rigid frame dengan pondasi tiang pancang dan menggunakan counter
fort untuk menahan lantai basement dan tanah. Bentuk massa yang memilki
ketinggian berbeda sekaligus panjang memerlukan dilatasi. Dilatasi yang
digunakan adalah dilatasi kolom.
V.3.6 Sistem Massa Bangunan
Jenis Massa Bangunan
Pada proyek ini hanya ada 1 massa bangunan karena merupakan
proyek mixed use building. Secara umum, bangunan ini merupakan
bangunan komersial yang berorientasi pada keuntungan tetapi karena
mengusung topik / tema hemat energi maka dalam perancangannya,
dioptimalkan agar tercipta bangunan yang hemat energi. Perbedaan fungsi
yang terdapat pada massa bangunan ini dapat diketahui dari perbedaan
ketinggian bangunan. Bangunan dengan ketinggian 9 lantai adalah bangunan
apartemen, bangunan dengan ketinggian3 lantai adalah bangunan pusat
perbelanjaan dan bangunan fasilitas seni & budaya.
Page 17
155
Sirkulasi dalam Bangunan
Sirkulasi dalam bangunan dibedakan menjadi 2 penggunaan, yaitu:
1. Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horisontal untuk menghubungkan ruang satu dengan ruang
lainnya yang digunakan baik linier maupun radial dengan pembagian
penggunaan linier pada pusat perbelanjaan dan radial pada core
apartemen dengan menggunakan:
• Koridor
Koridor paling banyak diterapkan di pusat perbelanjaan untuk
menghubungkan toko-toko retail yang menawarkan barng ataupun
jasa. Koridor berfungsi sebagai jalur bagi pengunjung untuk
menikmati etalase-etalase. Koridor yang digunakan merupakan
double loaded untuk efisien ruang dan struktur bangunan
• Ruang perantara
Penerapan ruang perantara yaitu pada hubungan ruang publik dengan
ruang private, sehingga kekhususan ruang private terjaga dengan
pemberan ruang perantara agar tidak semua orang dapat masuk.
Ruang perantara juga diterapkan pada ruang-ruang service yang
memang hanya diperuntukkan oleh karyawan dan juga untuk
membatasi hubungan ruang public dengan fasilitas penunjang.
2. Sirkulasi Vertikal
• Apartemen
Page 18
156
Sirkulasi vertikal pada apartemen menggunakan elevator (lift) karena
jumlah lantai yang harus dilayani adalah > 5 lantai yaitu 9 lantai.
• Pusat Perbelanjaan dan Fasilitas seni & budaya
Sirkulasi vertikal yang digunakan pada pusat perbelanjaaan dan
fasilitas seni & budaya yaitu lift, escalator dan tangga karena jumlah
lantai yang dilayani < 5 lantai yaitu 3 lantai.
• Keseluruhan Bangunan
Di keseluruhan bangunan harus dipastikan memenuhi persyaratan
keamanan termasuk keamanan terhadap kebakaran. Untuk mencapai
itu perlu ada tangga-tangga darurat yang diletakkan sesuai dengan
syarat, salah satunya mudah dijangkau dengan jarak maksimal 30
meter dan juga persyaratan perancangan tangga darurat yang baik.
Sistem Pencahayaan
Pada perancangan bangunan mixed use building ini ada 2 jenis
pencahayaan yang digunakan, yaitu:
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami diterapkan pada unit apartemen yang sebisa mungkin
mendapatkan sinar matahari tidak langsung sehingga cahaya nya dapat
dimanfaatkan tetapi panasnya dihindari. Pada sebagian pusat
perbelanjaan yang diusahakan menggunakan pencahayaan alami saat
siang hari baik menggunakan skylight ataupun dengan menaikkan
Page 19
157
ketinggian plafond dan meminimalkan lebar bentang sehingga cahaya
masih bisa masuk dalam bangunan.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan benar-benar diperlukan untuk auditorium dimana
memerlukan akustik raung yang baik sehingga bukaan-bukaan tidak
dapat dibuat lebar. Pencahayaan buatan juga dipergunakan untuk
penerangan malam hari bagi keseluruhan kawasan, salah satunya adalah
pencahayaan dekoratif yang digunakan pada pusat perbelanjaan.
Sistem Penghawaan
Suatu bangunan hemat energi dikatakan hemat energi ketika dapat
memanfaatkan energi secara optimal, baik energi yang alami maupun yang
buatan, sehingga dalam bangunan ini menggunakan 2 sistem penghawaan:
1. Penghawaan alami
Penggunaan sistem pengahawaan alami masih diterapkan dalam
bangunan ini untuk menggurangi penggunaan penghawaan buatan.
Penghawaan alami beberapa bagian pusat perbelanjaan dan fasilitas seni
& budaya, seperti plaza.
2. Penghawaan buatan
Sistem penghawaan buatan tetap digunaan karena tidak memungkinkan
penggunaaan penghawaan alami pada daerah tertentu, seperti: hunian,
karena aliran udara yang terlalu kencang, bentang yang terlalu lebar,
sehingga aliran udara alami tidak menjangkau seluruh ruangan, adanya
Page 20
158
masalah debu (polusi udara) yang pekat di Jakarta. Penghawaan buatan
yang dipilih untuk digunakan adalah AC Split untuk hunian dan AC
Sentral untuk pusat perbelanjaan dan fasilitas seni & budaya.
Sistem Penyediaan Air Bersih
Untuk efisiensi dan efektifitas jaringan pemipaan baik air bersih dan
air kotor, maka letak kamar mandi diletakkan sejajar secara vertikal.
Untuk memenuhi kebutuhan air dalam kawasan ini, sumber air
bersih yang digunakan adalah berasal dari PAM (Perusahaan Air Bersih)
dengan deep well sebagai cadangan karena kebutuhan air yang cukup besar.
Reservoir Atas
Reservoir Bawah Pompa
PAM Deep well
Apartemen (unit-unit apartemen)
Fasilitas umum (toilet,dll)
Pusat Perbelanjaan (toilet, watering landscape, dll)
Fasilitas seni & budaya (toilet, kamar bilas, dll)
Page 21
159
Sistem Air Kotor (Padat)
Jaringan air kotor padat bermula dari toilet-toilet yang
didistribusikan oleh pipa ke dalam septinktank, yang selanjutnya akan
disaring beberapa kali, selanjutnya dibuat ke roil kota.
Sistem Air Kotor (Cair)
Jaringan air kotor cair berasal dari floor drain dan wastafel yang
dialirkan ke bak kontrol lalu diteruskan ke bak penampungan, lalu yang
kelebihan akan masuk ke roil kota.
STP (disaring, sehingga
limbah yang dibuang tidak terlalu kotor dan
pekat)
Riol Kota
Toilet-toilet dari apartemen
Toilet dari pusat perbelanjaan
Toilet fasilitas seni & budaya
(toilet, kamar bilas, dll)
Page 22
160
Sistem Penangkal Petir
Dari 3 jenis sistem penangkal petir yang ada, sistem penangkal petir
yang digunakan pada bangunan ini ada 2 yaitu sistem faraday pada
bangunan apartemen dan sistem franklin pada bangunan yang belum
terlindungi oleh sistem faraday.
V.3.7 Konsep Mixed Use Building
Untuk menggabungkan ketiga fungsi tanpa mengganggu sifat
masing-masing fungsi bangunan dan berdasarkan keseluruhan analisa maka
konsep penggabungan fungsi ini menggunakan plaza sebagai ruang terbuka
bagi seluruh fungsi.
disaring
Riol Kota
Floor drain
Wastafel
Bak kontrol
Bak penampungan
Page 23
161
V.3.8 Skematik Desain
Gambar 5.1 Konsep Desain (view dari jembatan semanggi)