42 Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS Metode resistivitas atau metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan, yaitu dengan melakukan pengukuran terhadap daya hantar kelistrikan pada batuan. Berdasarkan hasil pengukuran dapat diketahui penyebaran nilai tahanan jenis batuan baik secara lateral maupun vertikal. Nilai resistivitas batuan mencerminkan kondisi fisik dari batuan tersebut. Semakin rendah nilai resistivitas suatu batuan, menunjukkan bahwa batuan tersebut semakin konduktif atau mudah dialiri aliran listrik, begitu pula sebaliknya. Nilai konduktivitas batuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain porositas, permeabilitas, keberadaan dan jenis fluida, serta suhu. Porositas dan permeabilitas pada batuan memberikan ruang untuk di isi oleh fluida. Karena fluida memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dari konduktivitas batuan sekitarnya maka keberadaan porositas dan permeabilitas yang diikuti oleh kehadiran fluida akan memberikan nilai resistivitas yang lebih kecil dari batuan sekitarnya. Jenis fluida juga mempengaruhi harga konduktivitas, sebagai contoh fluida pada sistem geothermal umumnya banyak mengandung ion-ion seperti CO 3 , HCO 3 , SO 4 Data resistivitas batuan hasil pengukuran dapat diolah menjadi 2 bagian, yaitu pembuatan pemetaan resistivitas (mapping) dan penampang resistivitas batuan (sounding). , Cl, dan lainnya yang berkontribusi meningkatkan harga konduktivitas batuan. Dalam studi ini pengukuran nilai resitivitas menggunakan konfigurasi Schlumberger yang mempunyai bentangan simetris. Pengukuran dilakukan pada beberapa titik-titik yang ditentukan seperti yang terlihat pada gambar 5.1.
11
Embed
BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-willyahend-22640-6... · 43 Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunak an Metode Geofisika
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
42
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
BAB V
INTERPRETASI HASIL
PENGUKURAN RESISTIVITAS
Metode resistivitas atau metode geolistrik merupakan salah satu metode
geofisika yang digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan, yaitu dengan
melakukan pengukuran terhadap daya hantar kelistrikan pada batuan. Berdasarkan
hasil pengukuran dapat diketahui penyebaran nilai tahanan jenis batuan baik secara
lateral maupun vertikal.
Nilai resistivitas batuan mencerminkan kondisi fisik dari batuan tersebut.
Semakin rendah nilai resistivitas suatu batuan, menunjukkan bahwa batuan tersebut
semakin konduktif atau mudah dialiri aliran listrik, begitu pula sebaliknya. Nilai
konduktivitas batuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain porositas,
permeabilitas, keberadaan dan jenis fluida, serta suhu.
Porositas dan permeabilitas pada batuan memberikan ruang untuk di isi oleh
fluida. Karena fluida memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dari konduktivitas
batuan sekitarnya maka keberadaan porositas dan permeabilitas yang diikuti oleh
kehadiran fluida akan memberikan nilai resistivitas yang lebih kecil dari batuan
sekitarnya. Jenis fluida juga mempengaruhi harga konduktivitas, sebagai contoh fluida
pada sistem geothermal umumnya banyak mengandung ion-ion seperti CO3, HCO3,
SO4
Data resistivitas batuan hasil pengukuran dapat diolah menjadi 2 bagian, yaitu
pembuatan pemetaan resistivitas (mapping) dan penampang resistivitas batuan
(sounding).
, Cl, dan lainnya yang berkontribusi meningkatkan harga konduktivitas batuan.
Dalam studi ini pengukuran nilai resitivitas menggunakan konfigurasi
Schlumberger yang mempunyai bentangan simetris. Pengukuran dilakukan pada
beberapa titik-titik yang ditentukan seperti yang terlihat pada gambar 5.1.
43
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
• Pemetaan resistivitas (mapping) dilakukan untuk mengetahui variasi
tahanan jenis secara lateral. Digunakan cara traversing yaitu dengan
mengukur dengan spasi AB/2 = 250, 500, 800 dan 1000 m. Setelah
dilakukan pemrosesan data, akan didapat empat peta tahanan jenis semu.
• Penampang resistivitas (sounding) atau dikenal juga dengan VES (Vertical
Electrical Sounding) dilakukan dengan cara menaikkan AB/2 secara
logaritmik pada setiap titik pengukuran. Semakin besar AB/2, semakin
besar pula penetrasi kedalaman yang didapatkan. Namun untuk
pengukuran yang semakin dalam dibutuhkan energi listrik yang besar pula.
Data penampang resistivitas semu mencerminkan total resistivitas yang
terbaca di setiap titik penelitian, yang diolah dengan program IPI2win.
Pada studi ini, dari data yang ada, maka dibuat 3 buah penampang
resistivitas semu, yaitu: penampang line B-2500-C2100-D2100-E300 line
B2500-C2600-D3000-F3000, line B1500-C2100-D3000-F4000. (Pada
semua peta nilai resistivitas dinyatakan dalam satuan Ohm meter.
Gambar 5.1. Peta penyebaran pengukuran resistivitas daerah Tambu
44
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
5.1. Pemetaan Resistivitas (Mapping)
Gambar 5.2. Pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=250 meter
Asumsi daerah prospek reservoir mempunyai nilai resistivitas dibawah 25
Ohm meter. Pada mapping resistivitas bentangan AB/2=250 m (gambar 5.2), daerah
yang mempunyai resistivitas di bawah 25 ohm meter terdapat pada bagian barat
daerah penyelidikan. Penyebarannya membuka ke arah barat, atau ke arah laut.
Sementara nilai resistivitas yang lebih besar (50-100 Ohm meter), ditemukan
menyebar di bagian barat daya hingga selatan. Penyebarannya terbuka ke arah barat.
Di timur daerah dengan nilai resistivitas 50-100 Ohm juga ditemukan dan membuka
ke arah timur. Sementara daerah dengan nilai resistivitas tinggi (diatas 200 Ohm
meter), ditemukan di bagian utara daerah penelitian, memanjang ke arah selatan dan
membuka ke arah utara.
45
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Gambar 5.3. Pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=500 meter
Pada pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=500 meter (gambar 5.3), daerah
yang mempunyai nilai resistivitas dibawah 25 Ohm meter, terdapat pada bagian barat
daerah penyelidikan yaitu disekitar mata air panas dan pada bagian selatan. Wilayah
penyebarannya semakin kecil dan membuka ke arah barat. Sementara nilai resistivitas
yang lebih tinggi (50-250 Ohm), ditemukan menyebar di daerah barat daya, selatan,
tenggara, utara dan timur laut daerah penelitian. Sementara itu nilai resitivitas sangat
tinggi (diatas 750 Ohm meter) ditemukan pada bagian tenggara, tengah dan utara
daerah penelitian. Penyebarannya berupa wilayah tertutup.
46
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Gambar 5.4. Pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=800 meter
Berdasarkan hasil pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=800 meter (gambar
5.4), daerah yang mempunyai nilai resistivitas di bawah 25 Ohm meter terdapat pada
bagian barat wilayah penelitian yaitu disekitar mata air panas. Penyebaran nilai
resistivitas pada daerah ini berupa tutupan di sekitar mata air panas. Pada bentangan
AB/2=800 meter ini daerah dengan nilai resistivitas yang rendah penyebarannya
semakin menyempit, karena pada daerah ini nilai resistivitas yang ditemukan semakin
tinggi. Nilai resistivitas paling tinggi (diatas 750 Ohm meter) ditemukan sangat luas
pada daerah barat laut, utara, timur laut yang membuka kearah utara dan timur. Selain
itu ditemukan daerah dengan nilai resistivitas yang tinggi pada bagian tengah dan
barat daya daerah penelitian. Penyebarannya tertutup, dan mempunyai kecenderungan
memanjang dan berarah barat laut-tenggara.
47
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Gambar 5.5. Pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=250 meter
Sedangkan, pada pemetaan resistivitas (mapping) AB/2=1000 m (gambar 5.5),
daerah yang mempunyai nilai resistivitas rendah masih konsisten terdapat pada bagian
barat wilayah penelitian yaitu disekitar mata air panas yang membuka ke arah barat.
Selain itu daerah yang mempunyai nilai resitivitas rendah terdapat pada bagian timur
daerah penelitian. Kemungkinan pada bagian timur daerah penelitian, juga terdapat
daerah yang prospek sebagai reservoir pada daerah yang dalam. Kemungkinan ini
didukung oleh data gravitasi yang menunjukkan adanya daerah dengan nilai anomali
yang tinggi pada sekitar daerah yang sama. Nilai anomali yang tinggi ini
menunjukkan adanya sumber panas pada daerah tersebut.
48
Eksplorasi Energi Panas Bumi Dengan Menggunakan Metode Geofisika di Lapangan Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
5.2. Penampang Resistivitas (Sounding)
Gambar 5.6. Penampang resistivitas semu line B2500-C2100-D2100-E3000