5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metabolisme Lipid Senyawa kimia didalam makanan dan tubuh diklasifikasikan sebagai lipid. Lipid ini meliputi: (1) lemak netral yang dikenal juga sebagai trigliserida; (2) fosfolipid; (3) kolesterol; dan (4) beberapa lipid lain. Secara kimia, sebagian lipid dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah asam lemak, yang hanya merupakan asam organik hidrokarbon rantai panjang. Rumus kimia asam lemak yang khas, yaitu asam palmitat, adalah sebagai berikut: CH3(CH2)14COOH. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid terutama kolesterol, fosfolipid dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk membetuk semua membran sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain (Hall, 2012). Menurut Kathleen (2013), pembagian asam lemak tak jenuh dapat dibagi menjadi : 1. Asam tak jenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat), mengandung satu ikatan rangkap. 2. Asam tak jenuh ganda (polietenoid, polienoat), mengandung dua atau lebih ikatan rangkap. 3. Eikosanoid : senyawa yang berasal dari asam lemak eikosa (20-karbon) polienoat ini, terdiri dari prostanoid, leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Prostanoid mengandung prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan tromboksan (TX). 5
24
Embed
BAB 2eprints.umm.ac.id/41383/3/jiptummpp-gdl-andangtaru-46881-3-babii.pdf · Sedangkan pembuluh darah vena secara histologi memiliki 3 lapisan, yaitu tunika intima terdiri atas epitel
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metabolisme Lipid
Senyawa kimia didalam makanan dan tubuh diklasifikasikan sebagai lipid.
Lipid ini meliputi: (1) lemak netral yang dikenal juga sebagai trigliserida; (2)
fosfolipid; (3) kolesterol; dan (4) beberapa lipid lain. Secara kimia, sebagian lipid
dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah asam lemak, yang hanya merupakan
asam organik hidrokarbon rantai panjang. Rumus kimia asam lemak yang khas,
yaitu asam palmitat, adalah sebagai berikut: CH3(CH2)14COOH. Trigliserida
dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses
metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Akan
tetapi, beberapa lipid terutama kolesterol, fosfolipid dan sejumlah kecil
trigliserida, dipakai untuk membetuk semua membran sel dan untuk melakukan
fungsi-fungsi sel yang lain (Hall, 2012).
Menurut Kathleen (2013), pembagian asam lemak tak jenuh dapat dibagi
menjadi :
1. Asam tak jenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat), mengandung satu
ikatan rangkap.
2. Asam tak jenuh ganda (polietenoid, polienoat), mengandung dua atau
lebih ikatan rangkap.
3. Eikosanoid : senyawa yang berasal dari asam lemak eikosa (20-karbon)
polienoat ini, terdiri dari prostanoid, leukotrien (LT), dan lipoksin (LX).
Prostanoid mengandung prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan
tromboksan (TX).
5
6
2.1.1 Transpor lipid dalam cairan tubuh
Selama pencernaan, sebagian besar trigliserida dipecah menjadi
monogliserida dan asam lemak. Kemudian, sewaktu melalui sel epitel usus,
monogliserida dan asam lemak disintesis kembali menjadi molekul trigliserida
baru yang masuk ke dalam limfe dalam bentuk droplet kecil yang tersebar
yang disebut kilomikron, yang berdiameter antara 0,08 dan 0,6 mikron (Hall,
2012).
Sebagian besar kolesterol dan fosfolipid yang diabsorbsi dari saluran
pencernaan memasuki kilomikron. Jadi, meskipun kilomikron terutama terdiri
atas trigliserida, kilomikron juga mengandung sekitar 9 persen apoprotein B.
Kilomikron kemudan ditranspor ke atas melalui duktus torasikus dan masuk
ke dalam darah vena yang bersirkulasi pada pertemuan vena jugularis dan
subklavia (Hall, 2012). Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan
berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah (Marks, 2012).
Kilomikron akan dipindahkan dari sirkulasi darah sewaktu melalui
kapiler jaringan adiposa atau hepar. Pada jaringan adiposa dan hepar terdapat
banyak enzim lipoprotein lipase. Enzim ini terutama aktif di endotel kapiler
tempat enzim menghidrolisis trigliserida dari kilomikron begitu trigliserida
melekat pada dinding endotel, sehingga asam lemak dan gliserol dapat
dilepaskan (Hall, 2012) LPL mengubah kilomikron menjadi sisa-sisa
kilomikron dan mengubah VLDL menjadi lipoprotein berdensitas antara
(Intermediate Density Lipoprotein, IDL). Produk yang memiliki kandungan
triasilgliserol relative rendah, ini diserap oleh hepar melalui proses endositisis
dan diuraikan oleh lisosom. IDL juga dapat diubah menjadi lipoprotein
7
berdensitas rendah (LDL) melalui pencernaan triasilgliserol lebih lanjut.
Endositosis LDL terjadi di jaringan perifer dan di hepar (Marks, 2012).
Asam lemak yang sangat menyatu dengan membran sel, segera
berdifusi ke dalam sel lemak jaringan adiposa dan ke dalam sel hepar. Begitu
berada didalam sel-sel ini asam lemak disintesis kembali menjadi trigliserida
(Hall, 2012).
(Chapman et al, 2011)
Gambar 2.1
Metabolisme Lipid
2.1.2 Lipid dan lipoprotein
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid memikiki sifat umum berupa: relatif
tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan
kloroform.
8
Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang
penting, yang terdapat baik di membran sel maupun di mitokondria, dan juga
berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam darah (Murray, 2013).
2.1.2.1 Pembentukan dan fungsi lipoprotein
Menurut Hall, Hampir semua lipoprotein dibentuk di hepar,
yang juga merupakan tempat sebagian besar kolesterol plasma,
fosfolipid dan trigliserida disintesis. Selain itu, sejumlah kecil
lipoprotein berdensitas tinggi juga disintesis didalam epitel usus selama
absorbsi asam lemak dari usus.Fungsi utama lipoprotein adalah
pengangkutan komponen lipidnya dalam darah.
2.1.2.2 Jenis lipoprotein
Pada keadaan setelah penyerapan, setelah semua kilomikron
dikeluarkan dari darah, lebih dari 95% seluruh lipid dalam plasma
berada dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein merupakan partikel kecil
(lebih kecil dari kilomikron tetapi komposisinya secara kualitatif sama)
mengandung trigliserida, kolesterol, fosfolipid dan protein. Konsentrasi
total lipoprotein dalam plasma rata-rata sekitar 700 mg per 100 ml
plasma (700 mg/dl) (Hall, 2012).
Selain kilomikron yang merupakan lipoprotein yang berukuran
sangat besar, ada empat tipe utama lipoprotein yang diklasifikasikan
berdasarkan densitasnya yang diukur dengan ultrasentifugasi :
1. Lipoprotein berdensitas rendah (Very Low Density Lipoproteins /
VLDL), yang mengandung konsentrasi trigliserida yang tinggi dan
konsentrasi sedang kolesterol dan fosfolipid.
9
2. Lipoprotein berdensitas sedang (Intermediate Density Lipoproteins /
IDL), yang berasal dari lipoprotein berdensitas redah, yang sebagian
besar trigliseridanya sudah dikeluarkan, sehingga konsentrasi
kolesterol dan fosfolipid meningkat.
3. Lipoprotein berdensitas rendah (Low Density Lipoprotein / LDL),
yang berasal dari lipoprotein berdensitas sedang dengan
mengeluarkan hampir semua trigliseridanya, dan menyebabkan
konsentrasi kolesterol menjadi sangat tinggi dan konsentrasi
fosfolipid menjadi cukup tinggi.
4. Lipoprotein berdensitas tinggi (High Density Lipoprotein / HDL),
yang mengandung protein berkonsentrasi tinggi (sekitar 50%)
dengan konsentrasi kolesterol dan fosfolipid yang jauh lebih kecil.
2.1.3 High Density Lipoprotein (HDL)
Kolesterol HDL adalah suatu lipoprotein berdensitas tinggi yang
mengandung protein dalam jumlah yang lebih tinggi dan persentase
triasilgliserolnya yang lebih rendah daripada lipoprotein darah yang lainnya,
sehingga kolesterol HDL disebut sebagai partikel yang paling tinggi densitas
atau kepadatannya. Kolesterol HDL sendiri disintesis dalam bentuk nascent
(imatur) di hepar dan usus halus (Marks et al, 2000).
High Density Lipoprotein (HDL) memperantai penyaluran kolesterol
dari jaringan ekstrahepatik ke hepar untuk ekskresi dalam kandung empedu,
disintesi oleh hepar sebagai partikel “HDL nascent” diskoid dengan inti
lemak yang berkurang, mengakumulasi inti ester kolestril selama transpor
balik kolesterol dan memindahkannya ke dalam hepar langsung atau tidak
10
langsung melalui lipoprotein lain. Suatu enzim plasma yang disebut Lecithin-
cholesterol acyltransferase (LCAT) mengkonversi kolesterol bebas menjadi
kolesteril ester (bentuk yang lebih hidrofobik dari kolesterol), yang kemudian
tersekuestrasi kedalam inti dari partikel lipoprotein, akhirnya menyebabkan
HDL yang baru disintesis berbentuk bulat (Aprilia, 2010).Kolesterol HDL
mempunyai efek melindungi jantung dan pembuluh darah besar karena
berperan dalam reversecholesterol transport (Suyono, 2009).
Pada proses ini, HDL mengangkut deposit kolesterol berlebih dalam
dinding pembuluh darah dan menghantarkannya kembali ke hepar untuk
dieliminasi melalui saluran pencernaan. Secara umum, makin tinggi kadar
HDL, makin besar kapasitasnya untuk mengangkat kolesterol dan mencegah
terjadinya penyumbatan dalam pembuluh darah serta menghalangi
terbentuknya plak. Dengan demikian, HDL juga memiliki berbagai aktifitas
anti-aterogenik yaitu anti-inflamasi, anti-oksidasi, anti-apoptosis, anti-
trombosis, dan anti-infeksi (Suyono, 2009).
2.2 Aterosklerosis
2.2.1 Definisi aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit akibat respon peradangan
pada pembuluh darah yang bersifat progresif. Proses aterosklerotik yang
menyebabkan akumulasi lipid pada dinding internal arteri coronaria dimulai
selama masa dewasa dini dan secara lambat menyebabkan stenosis lumina
arteri coronaria (Moore, 2013). Aterosklerosis meliputi pembentukan lesi
pada arteri yang ditandai dengan adanya inflamasi, akumulasi lipid dan sel-sel
mati, serta fibrosis (Blanco-Vaca et al., 2001; Hansson, 2009).
11
2.2.2 Faktor resiko
2.2.2.1 Hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar
trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia ditandai dengan kadar kolesterol
serum yang lebih tinggi dari 265 mg/dl (6,85 mmol/L). Sekitar 70% dari
kolesterol ini akan ditranspor dalam bentuk lipoprotein berdensitas rendah
(LDL) dan pembentukan aterosklerosis berhubungan erat dengan
peningkatan kadar LDL (Sibernagl, 2013).
Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alkhohol
yang berlebihan, diabetes melitus, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik
(Brown, 2005).
2.2.2.2 LDL teroksidasi
LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah
yang terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Oksidasi
LDL (ox-LDL) memainkan peranan penting pada patogenesis
aterosklerosis. LDL memiliki fungsi sebagai pengangkut kolesterol untuk
dihantarkan menuju sel-sel tubuh yang membutuhkan. Selama
perjalanannya LDL mengalami oksidasi. Oksidasi LDL berbahaya bagi
pembuluh darah. Terhadap endotel arteri, oksidasi LDL merangsang
pengeluaran molekul adhesi dan zat kemotaktik terhadap monosit dan
dapat pula menyebabkan pembentukan Macrophage Colony Stimulating
Factor (M-CSF). Akibatnya makrofag banyak memfagosit LDL dan akan
12
berubah jadi sel busa yang pada akhirnya akan terbentuk plak
aterosklerosis (Sibernagl, 2013).
2.2.2.3 Merokok
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang ada hubungannya
dengan tingkat kesehatan seseorang. Orang yang merokok dalam waktu
lama memiliki prevalensi yang tinggi terhadap beberapa penyakit, salah
satunya adalah aterosklerosis. merokok adalah salah satu faktor resiko dari
PJK. Menghisap rokok meningkatkan terjadinya peradangan, trombosis dan
oksidasi kolesterol LDL. Merokok dikaitkan dengan peningkatan akut
miokard infark. Penghentian merokok secara signifikan mengurangi resiko ini
lebih dari satu sampai tiga tahun periode (sutrisno et al, 2015).
2.2.2.4 Hiperhomosisteinemia
Homosistein merupakan senyawa antara yang dihasilkan pada
metabolisme metionin, suatu asam amino esensial yang terdapat dalam
beberapa bentuk diplasma. Hiperhomosisteinemia merupakan faktor risiko
independen yang penting untuk infark jantung stroke maupun penyakit
vaskuler perifer dan trombosis (pusparini, 2002).
Peningkatan homosistein sekitar 5umol/L memiliki risiko sama
dengan peningkatan konsentrasi kolesterol sebesar 20 mg/dL. Homosistein
(HoCys) memudahkan pembentukan plak. Pada polimorfisme gen
termolabil MTFR (metilentetrahidrofolat reduktase) sering ditemukan
defisiensi folat. Jika defisiensi folat dihilangkan, kadar HoCys akan
menjadi normal (Sibernagl, 2013).
13
2.2.2.5 Hipertensi
Hipertensi merupakan tingginya tekanan arteri dan abdominal pada
sirkulasi sistemik. Dikatakan hipertensi jika tekanan diastolik > 95 mmHg
dan tekanan sistolik > 160 mmHg (Sibernagl, 2013). Penderita hipertensi
tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit pembuluh darah. Peningkatan
darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari
ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya
terjadi hipertrofi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi. Kemampuan
ventrikel dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi
payah jantung yang semakin memperberat aterosklerosis (Brown, 2005).
2.2.2.6 Faktor biologis
a. Usia laki-laki lebih dari 45 tahun dan perempuan lebih dari 55 tahun
atau menopause prematur tanpa terapi penggantian estrogen.
b. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
c. Riwayat keluarga, jika terdapat riwayat Coronary Atherosclerotic
Disease (CAD) pada keluarga (infark miokard pada ayah atau saudara
laki-laki sebelum berusia 55 tahun atau pada ibu atau saudara
perempuan sebelum berusia 65 tahun) (Price, 2005).
2.2.2.7 Diabetes melitus
Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolisme dengan
kriteria kadar gula dalam darah tinggi, yaitu gula darah dalam keadaan
puasa ≥ 126 mg/dl, atau 2 jam sesudah makan (post pandrial) kadarnya ≥
200 mg/dl (Gustaviani, 2006). Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu
14
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(Purnamasari, 2009).
Komplikasi kronik DM dibagi menjadi komplikasi vaskular dan
komplikasi nonvaskular. Komplikasi vaskular dari diabetes dibagi lagi
menjadi mikrovaskular (retinopati, neuropati, dan nefropati) dan