Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 1 Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal adalah : “ Terwujudnya Masyarakat Mandailing Natal Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan ”, sedangkan Misi untuk mewujudkan Visi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau. 3. Mencegah meningkatnya risiko penyakit dan masalah kesehatan. 4. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya manusia kesehatan yang berkualitas. Visi dan misi ini harus berpedoman pada nilai-nilai yang dianut oleh Dinas Kesehatan sebagai berikut : 1)Kemanusiaan, 2)Pro Rakyat, 3)Berkeadilan, 4)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, 5)Integritas Tinggi, dan 6) Responsif. Dalam implementasi Visi dan Misi Dinas Kesehatan tersebut, sangat dibutuhkan adanya data dan informasi. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setingi-tingginya. Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan sebagai salah satu sarana pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan haruslah berisi data-data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Data-data dan informasi yang dimuat dalam profil kesehatan pada intinya adalah untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2011, Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011 (disusun tahun 2012) ini disusun dalam edisi data terpilah menurut jenis kelamin. Namun, dikarenakan PENDAHULUAN BAB I
172
Embed
BAB PENDAHULUAN - pusdatin.kemkes.go.id · Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VI : Kesimpulan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 1
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal adalah : “ TerwujudnyaMasyarakat Mandailing Natal Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan ”, sedangkanMisi untuk mewujudkan Visi tersebut adalah sebagai berikut :1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau.3. Mencegah meningkatnya risiko penyakit dan masalah kesehatan.4. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya manusia kesehatanyang berkualitas.Visi dan misi ini harus berpedoman pada nilai-nilai yang dianut oleh DinasKesehatan sebagai berikut : 1)Kemanusiaan, 2)Pro Rakyat, 3)Berkeadilan, 4)TataKelola Pemerintahan yang Baik, 5)Integritas Tinggi, dan 6) Responsif. Dalamimplementasi Visi dan Misi Dinas Kesehatan tersebut, sangat dibutuhkan adanyadata dan informasi.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawabatas ketersediaan akses informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatanuntuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setingi-tingginya.Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatanadalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan sebagai salah satu sarana pemantauandan evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan haruslah berisidata-data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Data-data daninformasi yang dimuat dalam profil kesehatan pada intinya adalah untukmenggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat.Sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2011,Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011 (disusun tahun 2012)ini disusun dalam edisi data terpilah menurut jenis kelamin. Namun, dikarenakan
Dinkes Madina
Your business tag line here.
PENDAHULUANBAB
I
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 2
merupakan pedoman baru, belum seluruh data yang terkait gender (jenis kelamin)ditampilkan dalam bentuk data terpilah.Dengan tersedianya Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dalambentuk data terpilah, diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan gambarankondisi, kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkaitdengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan bidangkesehatan melalui analisis gender.Melalui profil kesehatan ini, diharapkan dapat menampilkan indikator-indikator kesehatan, yang meliputi indikator derajat kesehatan, upaya kesehatan,sumber daya kesehatan dan indikator lain yang terkait kesehatan.Untuk memudahkan memahami Profil Kesehatan Kabupaten MandailingNatal Tahun 2011 (disusun tahun 2012), sistematika penyajiannya adalah sebagaiberikut :Bab I : PendahuluanBab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya ProfilKesehatan Kabupaten Mandailing Natal 2011 ini serta sistematikapenyajiannya.Bab II : Gambaran UmumPada bab ini diuraikan gambaran umum Kabupaten MandailingNatal, yang meliputi keadaan geografis, administratif,kependudukan, perekonomian dan informasi umum lainnya.Bab III : Situasi Derajat KesehatanBab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan,yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, danstatus gizi masyarakat.Bab IV : Situasi Upaya KesehatanBab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasanpenyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasidasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alatkesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 3
pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini jugamengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yangdiselenggarakan oleh Kabupaten Mandailing Natal.Bab V : Situasi Sumber Daya KesehatanBab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.Bab VI : KesimpulanBab ini berisikan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimakdan ditelaah lebih lanjut.LAMPIRAN : Lampiran ini berisi resume angka pencapaian KabupatenMandailing Natal tahun 2011 dan 79 tabel.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 4
2.1. LETAK DAN GEOGRAFISSecara geografis, Kabupaten Mandailing Natal terletak antara 00100 - 10500Lintang Utara dan 980500 – 1000100 Bujur Timur yang merupakan daerahkabupaten paling selatan dari wilayah Provinsi Sumatera Utara dan berbatasanlangsung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Samudera Indonesia. Secaralengkap batas administrasi wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagaiberikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasaman danKabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera IndonesiaSecara topografis Kabupaten Mandailing Natal terbagi atas wilayah dataranrendah dan wilayah dataran tinggi dan daerah pegunungan yang masing-masingdaerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari topografi, konturmaupun iklim.Pembagian wilayah secara administratif, wilayah Kabupaten MandailingNatal Tahun 2011 terbagi atas 23 kecamatan yang terdiri dari 408 desa/kelurahanyang masing-masing merupakan 378 desa dan 30 kelurahan. Pembagian wilayahKabupaten Mandailing Natal secara administratif menurut kecamatan pada tahun2011 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1.
2.2. KEADAAN PENDUDUKPada Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natalmeningkat dari tahun 2010 menjadi 408.731 jiwa dengan 96.365 KK. BerdasarkanHasil Sensus Penduduk tahun 2010 (SP 2010), jumlah penduduk KabupatenMandailing Natal sebesar 404.945 jiwa dengan 105.004 Rumah Tangga (RT).
Dinkes Madina
Your business tag line here.
GAMBARAN UMUMBAB
II
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 5
Jumlah ini lebih rendah dari estimasi BPS tahun-tahun sebelumnya dimana tahun2009, jumlah penduduk adalah 429.889 jiwa dengan 105.004 KK.GAMBAR 2.1
PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUANDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, 2012Gambar 2.1 menunjukkan penduduk Kabupaten Mandailing Natal terdiridari 207.806 jiwa (50,8%) penduduk perempuan dan 200.925 jiwa (49,2 %)penduduk laki-laki dari jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 408.731 jiwa.Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki per100 penduduk perempuan. Data tentang rasio jenis kelamin berguna untukpengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutamayang ada kaitannya dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuansecara adil.Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011yaitu 96,7% yang artinya terdapat 97 laki-laki dari setiap 100 perempuan. Berikuttren rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2005 sampaitahun 2011. Tren rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal dari tahun2005 sampai 2011 disajikan pada gambar 2.2.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 5
Jumlah ini lebih rendah dari estimasi BPS tahun-tahun sebelumnya dimana tahun2009, jumlah penduduk adalah 429.889 jiwa dengan 105.004 KK.GAMBAR 2.1
PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUANDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, 2012Gambar 2.1 menunjukkan penduduk Kabupaten Mandailing Natal terdiridari 207.806 jiwa (50,8%) penduduk perempuan dan 200.925 jiwa (49,2 %)penduduk laki-laki dari jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 408.731 jiwa.Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki per100 penduduk perempuan. Data tentang rasio jenis kelamin berguna untukpengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutamayang ada kaitannya dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuansecara adil.Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011yaitu 96,7% yang artinya terdapat 97 laki-laki dari setiap 100 perempuan. Berikuttren rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2005 sampaitahun 2011. Tren rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal dari tahun2005 sampai 2011 disajikan pada gambar 2.2.
49.2%50.8%Laki-Laki
Perempuan
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 5
Jumlah ini lebih rendah dari estimasi BPS tahun-tahun sebelumnya dimana tahun2009, jumlah penduduk adalah 429.889 jiwa dengan 105.004 KK.GAMBAR 2.1
PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUANDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, 2012Gambar 2.1 menunjukkan penduduk Kabupaten Mandailing Natal terdiridari 207.806 jiwa (50,8%) penduduk perempuan dan 200.925 jiwa (49,2 %)penduduk laki-laki dari jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 408.731 jiwa.Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki per100 penduduk perempuan. Data tentang rasio jenis kelamin berguna untukpengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutamayang ada kaitannya dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuansecara adil.Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011yaitu 96,7% yang artinya terdapat 97 laki-laki dari setiap 100 perempuan. Berikuttren rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2005 sampaitahun 2011. Tren rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal dari tahun2005 sampai 2011 disajikan pada gambar 2.2.
Laki-Laki
Perempuan
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 6
GAMBAR 2.2TREN RASIO JENIS KELAMIN PENDUDUK
DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mandailing Natal 2012Gambar 2.2 diatas menyajikan informasi tentang tren rasio jenis kelamin diKabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2005 sampai tahun 2011. Dapat dilihatbahwa sejak tahun 2005 rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal beradapada posisi yang masih cukup berimbang dimana jumlah penduduk laki-laki per100 penduduk perempuan tidak begitu jauh. Tahun 2005 terdapat 92 laki-laki darisetiap 100 perempuan, tahun 2006 terdapat 96 laki-laki dari setiap 100perempuan, dan pada tahun 2007 rasio jenis kelamin di Kabupaten MandailingNatal menjadi 97%, yang artinya terdapat 97 laki-laki dari setiap 100 perempuan.Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapatdigambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida pendudukmenunjukkan jumlah penduduk. Badan piramida penduduk bagian kirimenunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida pendudukbagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan menurut kelompokumur. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiridari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadidasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.
89.0
90.0
91.0
92.0
93.0
94.0
95.0
96.0
97.0
2005
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 6
GAMBAR 2.2TREN RASIO JENIS KELAMIN PENDUDUK
DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mandailing Natal 2012Gambar 2.2 diatas menyajikan informasi tentang tren rasio jenis kelamin diKabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2005 sampai tahun 2011. Dapat dilihatbahwa sejak tahun 2005 rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal beradapada posisi yang masih cukup berimbang dimana jumlah penduduk laki-laki per100 penduduk perempuan tidak begitu jauh. Tahun 2005 terdapat 92 laki-laki darisetiap 100 perempuan, tahun 2006 terdapat 96 laki-laki dari setiap 100perempuan, dan pada tahun 2007 rasio jenis kelamin di Kabupaten MandailingNatal menjadi 97%, yang artinya terdapat 97 laki-laki dari setiap 100 perempuan.Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapatdigambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida pendudukmenunjukkan jumlah penduduk. Badan piramida penduduk bagian kirimenunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida pendudukbagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan menurut kelompokumur. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiridari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadidasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.
2005 2006 2007 2008 2009 2010
92.0
96.0
97.0
95.995.3
96.6
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 6
GAMBAR 2.2TREN RASIO JENIS KELAMIN PENDUDUK
DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mandailing Natal 2012Gambar 2.2 diatas menyajikan informasi tentang tren rasio jenis kelamin diKabupaten Mandailing Natal sejak tahun 2005 sampai tahun 2011. Dapat dilihatbahwa sejak tahun 2005 rasio jenis kelamin di Kabupaten Mandailing Natal beradapada posisi yang masih cukup berimbang dimana jumlah penduduk laki-laki per100 penduduk perempuan tidak begitu jauh. Tahun 2005 terdapat 92 laki-laki darisetiap 100 perempuan, tahun 2006 terdapat 96 laki-laki dari setiap 100perempuan, dan pada tahun 2007 rasio jenis kelamin di Kabupaten MandailingNatal menjadi 97%, yang artinya terdapat 97 laki-laki dari setiap 100 perempuan.Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapatdigambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida pendudukmenunjukkan jumlah penduduk. Badan piramida penduduk bagian kirimenunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida pendudukbagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan menurut kelompokumur. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiridari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadidasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.
2010 2011
96.6 96.7
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 7
GAMBAR 2.3PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mandailing Natal 2012Gambar 2.3 menunjukkan bentuk piramida kerucut. Bentuk dasarpiramida melebar dengan puncak yang runcing. Hal ini menunjukkan tingginyaangka kelahiran, tingginya angka kematian dan angka harapan hidup yang masihrendah. Piramida tersebut juga menjelaskan bahwa struktur penduduk diKabupaten Mandailing Natal termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapatdilihat bahwa jumlah penduduk yang banyak ada pada umur 0-4, 5-9, 10-14, dan15-19. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk penyediaan layananpendidikan, kesehatan dan lapangan kerja yang semakin besar.Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, kepadatan pendudukKabupaten Mandailing Natal tahun 2011 adalah sebesar 61,74 jiwa per Km2.Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi( 453 jiwa per Km2) dan Kecamatan Panyabungan Utara (316 jiwa per Km2).Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang seringdigunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah rasio beban
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 7
GAMBAR 2.3PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mandailing Natal 2012Gambar 2.3 menunjukkan bentuk piramida kerucut. Bentuk dasarpiramida melebar dengan puncak yang runcing. Hal ini menunjukkan tingginyaangka kelahiran, tingginya angka kematian dan angka harapan hidup yang masihrendah. Piramida tersebut juga menjelaskan bahwa struktur penduduk diKabupaten Mandailing Natal termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapatdilihat bahwa jumlah penduduk yang banyak ada pada umur 0-4, 5-9, 10-14, dan15-19. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk penyediaan layananpendidikan, kesehatan dan lapangan kerja yang semakin besar.Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, kepadatan pendudukKabupaten Mandailing Natal tahun 2011 adalah sebesar 61,74 jiwa per Km2.Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi( 453 jiwa per Km2) dan Kecamatan Panyabungan Utara (316 jiwa per Km2).Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang seringdigunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah rasio beban
10 5 0 5 10 15
Persen (%)
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 7
GAMBAR 2.3PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Mandailing Natal 2012Gambar 2.3 menunjukkan bentuk piramida kerucut. Bentuk dasarpiramida melebar dengan puncak yang runcing. Hal ini menunjukkan tingginyaangka kelahiran, tingginya angka kematian dan angka harapan hidup yang masihrendah. Piramida tersebut juga menjelaskan bahwa struktur penduduk diKabupaten Mandailing Natal termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapatdilihat bahwa jumlah penduduk yang banyak ada pada umur 0-4, 5-9, 10-14, dan15-19. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk penyediaan layananpendidikan, kesehatan dan lapangan kerja yang semakin besar.Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, kepadatan pendudukKabupaten Mandailing Natal tahun 2011 adalah sebesar 61,74 jiwa per Km2.Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi( 453 jiwa per Km2) dan Kecamatan Panyabungan Utara (316 jiwa per Km2).Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang seringdigunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah rasio beban
15
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 8
ketergantungan atau Dependency Ratio. Rasio beban ketergantungan adalah angkayang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif(umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yangtermasuk umur produktif (umur 15-64 tahun). Secara kasar perbandingan angkabeban ketergantungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umurnonproduktif terhadap umur produktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan,semakin tinggi pula jumlah penduduk nonproduktif yang ditanggung olehpenduduk umur produktif. Angka beban ketergantungan penduduk di KabupatenMandailing Natal pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.TABEL 2.1
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN MENURUTJENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF (15-64 TAHUN) DAN NON
PRODUKTIF (0-14 TAHUN DAN 65 TAHUN KEATAS)DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah %1 0-14 Tahun 76.104 72.494 148.598 36,352 15-64 Tahun 118.930 125.705 244.635 59,853 65 Tahun ke atas 5.891 9.607 15.498 3,8
Jumlah 200.925 207.806 408.731 100
Angka Beban Tanggungan (%) 68,9 65,3 67,0Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, 2012Komposisi penduduk Kabupaten Mandailing Natal menurut kelompokumur yang ditunjukkan oleh Tabel 2.1, menunjukkan bahwa penduduk yangberusia muda (0-14 tahun) sebesar 36,35%, yang berusia produktif (15-64 tahun)sebesar 59,85%, dan yang berusia tua (≥ 65 tahun) sebesar 3,8%. Dengandemikian maka angka beban tanggungan (Dependency ratio) KabupatenMandailing Natal pada tahun 2011 sebesar 67%. Hal ini berarti bahwa 100 orangMandailing Natal yang masih produktif akan menanggung 67 orang yangbelum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, makaangka beban tanggungan laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan denganangka beban tanggungan perempuan, yaitu 68,9% untuk laki-laki dan 65,3%untuk perempuan.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 9
2.3. KEADAAN EKONOMIKondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalammenentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Kondisi perekonomian inijuga sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Masyarakat dengan tingkatperekonomian yang baik akan lebih mudah menjangkau pelayanan kesehatansesuai kebutuhannya serta mampu memenuhi kebutuhan zat-zat gizinya.Pertumbuhan ekonomi per tahun di Kabupaten Mandailing Natal sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut :GAMBAR 2.4
PERTUMBUHAN EKONOMI PER TAHUNDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2010
Sumber : RPJMD Kab. Mandailing Natal 2011-2016Seperti dilihat pada gambar 2.4 pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005sampai tahun 2009 mengalami perubahan yang relatif membaik, meskipun padatahun 2010 terjadi penurunan namun PDRB tahun 2010 mencapaiRp. 2,031,709.33 lebih tinggi dari tahun 2009 yang sebesar Rp. 1.795.306,11.Pertumbuhan ekonomi tahun 2005 adalah 5,13 % pada tahun 2006 adalah 5,85 %,pada tahun 2007 adalah 6,12 %, pada tahun 2008 adalah 6,46 %, tahun 2009adalah 6,50 % dan tahun 2010 adalah 6,41 %.Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini sebagai dampak dari krisiskeuangan global yang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian
5.13
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
2005
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 9
2.3. KEADAAN EKONOMIKondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalammenentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Kondisi perekonomian inijuga sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Masyarakat dengan tingkatperekonomian yang baik akan lebih mudah menjangkau pelayanan kesehatansesuai kebutuhannya serta mampu memenuhi kebutuhan zat-zat gizinya.Pertumbuhan ekonomi per tahun di Kabupaten Mandailing Natal sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut :GAMBAR 2.4
PERTUMBUHAN EKONOMI PER TAHUNDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2010
Sumber : RPJMD Kab. Mandailing Natal 2011-2016Seperti dilihat pada gambar 2.4 pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005sampai tahun 2009 mengalami perubahan yang relatif membaik, meskipun padatahun 2010 terjadi penurunan namun PDRB tahun 2010 mencapaiRp. 2,031,709.33 lebih tinggi dari tahun 2009 yang sebesar Rp. 1.795.306,11.Pertumbuhan ekonomi tahun 2005 adalah 5,13 % pada tahun 2006 adalah 5,85 %,pada tahun 2007 adalah 6,12 %, pada tahun 2008 adalah 6,46 %, tahun 2009adalah 6,50 % dan tahun 2010 adalah 6,41 %.Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini sebagai dampak dari krisiskeuangan global yang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian
5.856.12 6.46 6.50
2006 2007 2008 2009
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 9
2.3. KEADAAN EKONOMIKondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalammenentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Kondisi perekonomian inijuga sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Masyarakat dengan tingkatperekonomian yang baik akan lebih mudah menjangkau pelayanan kesehatansesuai kebutuhannya serta mampu memenuhi kebutuhan zat-zat gizinya.Pertumbuhan ekonomi per tahun di Kabupaten Mandailing Natal sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut :GAMBAR 2.4
PERTUMBUHAN EKONOMI PER TAHUNDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2010
Sumber : RPJMD Kab. Mandailing Natal 2011-2016Seperti dilihat pada gambar 2.4 pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005sampai tahun 2009 mengalami perubahan yang relatif membaik, meskipun padatahun 2010 terjadi penurunan namun PDRB tahun 2010 mencapaiRp. 2,031,709.33 lebih tinggi dari tahun 2009 yang sebesar Rp. 1.795.306,11.Pertumbuhan ekonomi tahun 2005 adalah 5,13 % pada tahun 2006 adalah 5,85 %,pada tahun 2007 adalah 6,12 %, pada tahun 2008 adalah 6,46 %, tahun 2009adalah 6,50 % dan tahun 2010 adalah 6,41 %.Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini sebagai dampak dari krisiskeuangan global yang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian
6.50 6.41
2009 2010
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 10
daerah. Hal ini ditandai dengan menurunnya harga produksi pertanian/perkebunan.Sektor yang paling berkontribusi terhadap Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) Kabupaten Mandailing Natal adalah pertanian, yaitu 43,57%. Sektorlainnya adalah; perdagangan, hotel, dan restoran (16,99%); sektor jasakemasyarakatan, sosial, dan perorangan (15,02%); dan sektor bangunan (12,73%)(RPJMD Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011-2016).
2.4. KEADAAN PENDIDIKANTingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi masyarakatdalam kesehatan yang selanjutnya akan berdampak terhadap derajat kesehatan.Pendidikan tertinggi yang ditamatkan, secara sederhana dapat dijadikan sebagaiindikator tingkat kecerdasan dan kondisi pendidikan penduduk. Melaluipengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satufaktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untukberperilaku sehat.Selain peningkatan mutu tenaga pendidik dan pembangunan sarana danprasarana sekolah, Kabupaten Mandailing Natal juga telah mengalami peningkatandi bidang pendidikan dalam hal Angka melek huruf penduduk di atas 15 tahun keatas pada tahun 2006 adalah 99,3 dan sedikit meningkat menjadi 9,33% padatahun 2010; Rata-rata lama sekolah pada tahun 2006 adalah 7,7 tahun dan sedikitmeningkat pada tahun 2010 menjadi 7,8 tahun; Angka Partisipasi Kasar (APK)SD/MI pada tahun 2006 adalah 91,98% meningkat menjadi 96,25% pada tahun2010; sedangkan SMP/MTS dari 83,7% meningkat menjadi 92,3% danSMA/MA/SMK dari 55,79% meningkat menjadi 59.57%. (RPJMD Kabupaten
Mandailing Natal Tahun 2011-2016).
2.5. KEADAAN LINGKUNGANLingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatiankhusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 11
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi baikburuknya status kesehatan masyarakat.Menurut WHO, jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapitasangat terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan denganhygiene.GAMBAR 2.5
PERBANDINGAN SUMBER AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KELUARGADI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012Berdasarkan pengamatan terhadap akses air bersih, diperoleh data tahun2011 bahwa dari 11.536 rumah tangga yang diperiksa (12% dari total rumahtangga), berdasarkan kriteria yang ada, terdapat 11.536 RT (100 %) memilikiakses terhadap air bersih. SGL merupakan sumber air bersih tertinggi yangdiakses oleh penduduk, yaitu sebesar 56,79 % dari total RT yang diperiksa. Aksesmasyarakat terhadap sumber air bersih dari leding mencapai 7 % dari total RTdiperiksa.Untuk kepemilikan jamban tahun 2011, RT yang memilikinya masih samadengan jumlah tahun 2010 yaitu dari 12.414 RT yang diperiksa, terdapat 4.283 RT(34,5%) yang telah memiliki jamban. Rendahnya kepemilikan jamban tersebutdisebabkan masyarakat masih banyak yang menjadikan sungai sebagai tempatuntuk mandi cuci kakus (MCK). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa RT yangmemiliki akses terhadap SGL tidak seluruhnya memiliki jamban. Hal yang paling
36.17%
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 11
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi baikburuknya status kesehatan masyarakat.Menurut WHO, jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapitasangat terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan denganhygiene.GAMBAR 2.5
PERBANDINGAN SUMBER AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KELUARGADI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012Berdasarkan pengamatan terhadap akses air bersih, diperoleh data tahun2011 bahwa dari 11.536 rumah tangga yang diperiksa (12% dari total rumahtangga), berdasarkan kriteria yang ada, terdapat 11.536 RT (100 %) memilikiakses terhadap air bersih. SGL merupakan sumber air bersih tertinggi yangdiakses oleh penduduk, yaitu sebesar 56,79 % dari total RT yang diperiksa. Aksesmasyarakat terhadap sumber air bersih dari leding mencapai 7 % dari total RTdiperiksa.Untuk kepemilikan jamban tahun 2011, RT yang memilikinya masih samadengan jumlah tahun 2010 yaitu dari 12.414 RT yang diperiksa, terdapat 4.283 RT(34,5%) yang telah memiliki jamban. Rendahnya kepemilikan jamban tersebutdisebabkan masyarakat masih banyak yang menjadikan sungai sebagai tempatuntuk mandi cuci kakus (MCK). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa RT yangmemiliki akses terhadap SGL tidak seluruhnya memiliki jamban. Hal yang paling
56.79%
7.1%
36.17%
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 11
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi baikburuknya status kesehatan masyarakat.Menurut WHO, jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapitasangat terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan denganhygiene.GAMBAR 2.5
PERBANDINGAN SUMBER AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KELUARGADI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012Berdasarkan pengamatan terhadap akses air bersih, diperoleh data tahun2011 bahwa dari 11.536 rumah tangga yang diperiksa (12% dari total rumahtangga), berdasarkan kriteria yang ada, terdapat 11.536 RT (100 %) memilikiakses terhadap air bersih. SGL merupakan sumber air bersih tertinggi yangdiakses oleh penduduk, yaitu sebesar 56,79 % dari total RT yang diperiksa. Aksesmasyarakat terhadap sumber air bersih dari leding mencapai 7 % dari total RTdiperiksa.Untuk kepemilikan jamban tahun 2011, RT yang memilikinya masih samadengan jumlah tahun 2010 yaitu dari 12.414 RT yang diperiksa, terdapat 4.283 RT(34,5%) yang telah memiliki jamban. Rendahnya kepemilikan jamban tersebutdisebabkan masyarakat masih banyak yang menjadikan sungai sebagai tempatuntuk mandi cuci kakus (MCK). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa RT yangmemiliki akses terhadap SGL tidak seluruhnya memiliki jamban. Hal yang paling
SGL
Leding
Lainnya
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 12
disayangkan adalah tidak terdapat data tentang jamban sehat yang dimiliki RTtersebut.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 13
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikatoryang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermindalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. Pada bagian ini, derajatkesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angkamorbiditas beberapa penyakit.Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat KabupatenMandailing Natal, berikut ini disajikan situasi mortalitas dan morbiditas padatahun 2011.3.1. MORTALITASMortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dantempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakitmaupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AngkaKematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka KematianIbu/Maternal (AKI).3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelummencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahunyang sama.AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukanderajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yangdilakukan dalam rangka menurunkan AKB.Selama beberapa tahun belakangan ini, AKB di Kabupaten Mandailing Natalcenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, AKB
SITUASI DERAJAT KESEHATANBAB
III
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 14
mencapai angka 22 per 1.000 kelahiran hidup. Capaian tersebut menunjukkanperbaikan dari tahun 2010, dimana AKB mencapai 30 per 1.000 kelahiran hidup.Adapun sasaran yang ingin dicapai tahun 2011 untuk Angka Kematian Bayi (AKB)sebagaimana tertuang dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten MandailingNatal tahun 2011-2016 adalah 29,1/1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengantarget Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011-2016jumlah capaian AKB tahun 2011 telah melampaui target.Dengan jumlah capaian yang sudah diperoleh diatas, tentunya bukan suatuhal yang membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal harus berpuasdiri tetapi harus tetap terus berupaya untuk menurunkan AKB sampai tingkatyang serendah-rendahnya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas dan sumberdaya manusia kesehatan yang ada.Untuk melihat gambaran AKB selama 7 tahun terakhir di KabupatenMandailing Natal dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :GAMBAR 3.1
TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Gambar 3.1 menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Bayi secarasignifikan di Kabupaten Mandailing Natal selama tujuh tahun terakhir. Tahun2005 AKB di Kabupaten Mandailing Natal sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup,
36
05
101520253035404550
2005
Jumlah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 14
mencapai angka 22 per 1.000 kelahiran hidup. Capaian tersebut menunjukkanperbaikan dari tahun 2010, dimana AKB mencapai 30 per 1.000 kelahiran hidup.Adapun sasaran yang ingin dicapai tahun 2011 untuk Angka Kematian Bayi (AKB)sebagaimana tertuang dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten MandailingNatal tahun 2011-2016 adalah 29,1/1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengantarget Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011-2016jumlah capaian AKB tahun 2011 telah melampaui target.Dengan jumlah capaian yang sudah diperoleh diatas, tentunya bukan suatuhal yang membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal harus berpuasdiri tetapi harus tetap terus berupaya untuk menurunkan AKB sampai tingkatyang serendah-rendahnya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas dan sumberdaya manusia kesehatan yang ada.Untuk melihat gambaran AKB selama 7 tahun terakhir di KabupatenMandailing Natal dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :GAMBAR 3.1
TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Gambar 3.1 menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Bayi secarasignifikan di Kabupaten Mandailing Natal selama tujuh tahun terakhir. Tahun2005 AKB di Kabupaten Mandailing Natal sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup,
35 35 33.1 32
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 14
mencapai angka 22 per 1.000 kelahiran hidup. Capaian tersebut menunjukkanperbaikan dari tahun 2010, dimana AKB mencapai 30 per 1.000 kelahiran hidup.Adapun sasaran yang ingin dicapai tahun 2011 untuk Angka Kematian Bayi (AKB)sebagaimana tertuang dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten MandailingNatal tahun 2011-2016 adalah 29,1/1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengantarget Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011-2016jumlah capaian AKB tahun 2011 telah melampaui target.Dengan jumlah capaian yang sudah diperoleh diatas, tentunya bukan suatuhal yang membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal harus berpuasdiri tetapi harus tetap terus berupaya untuk menurunkan AKB sampai tingkatyang serendah-rendahnya dengan memanfaatkan berbagai fasilitas dan sumberdaya manusia kesehatan yang ada.Untuk melihat gambaran AKB selama 7 tahun terakhir di KabupatenMandailing Natal dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :GAMBAR 3.1
TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Gambar 3.1 menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Bayi secarasignifikan di Kabupaten Mandailing Natal selama tujuh tahun terakhir. Tahun2005 AKB di Kabupaten Mandailing Natal sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup,
30
22
2010 2011
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 15
jumlah ini menurun secara bermakna pada tahun 2011 menjadi 22 per 1.000kelahiran hidup.Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB seperti yangditampilkan pada gambar diatas, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatanberikut fasilitasnya, termasuk kebijakan penempatan bidan di desa. Hal inidisebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan.Kementerian Kesehatan RI juga telah melaksanakan program Jaminan Persalinansejak tahun 2011. Melalui program tersebut diharapkan AKB dapat semakinditekan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatanmasyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yangberdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.GAMBAR 3.2
JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa kasus kematian bayi tertinggi tahun2011 berada di Puskesmas Panyabungan Jae dengan jumlah 36 orang, sedangkanjumlah kematian bayi tertinggi berikutnya adalah Puskesmas Sihepeng, Kayulaut,dan Sinunukan dengan jumlah yang sama yaitu 16 orang diikuti Puskesmas
05
10152025303540
Sihe
peng
Siab
uM
alin
tang
Nag
a Ju
ang
Mom
pang
16
62 1 1
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 15
jumlah ini menurun secara bermakna pada tahun 2011 menjadi 22 per 1.000kelahiran hidup.Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB seperti yangditampilkan pada gambar diatas, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatanberikut fasilitasnya, termasuk kebijakan penempatan bidan di desa. Hal inidisebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan.Kementerian Kesehatan RI juga telah melaksanakan program Jaminan Persalinansejak tahun 2011. Melalui program tersebut diharapkan AKB dapat semakinditekan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatanmasyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yangberdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.GAMBAR 3.2
JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa kasus kematian bayi tertinggi tahun2011 berada di Puskesmas Panyabungan Jae dengan jumlah 36 orang, sedangkanjumlah kematian bayi tertinggi berikutnya adalah Puskesmas Sihepeng, Kayulaut,dan Sinunukan dengan jumlah yang sama yaitu 16 orang diikuti Puskesmas
Mom
pang
Pany
abun
gan
Jae
Gunu
ng T
uaGu
nung
Bar
ingi
nLo
ngat
Kayu
Lau
tHu
ta B
argo
tM
aga
Siba
nggo
r Jae
Tam
bang
anKo
tano
pan
Ulu
Pun
gkut
Mua
ra S
ipon
giPa
kant
anM
uara
Som
aSi
mpa
ng G
ambi
rSi
kara
-kar
aPa
tilub
an M
udik
1
36
3
10
2
1610
69
139
5 40
6 4 40
Jumlah Bayi Mati
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 15
jumlah ini menurun secara bermakna pada tahun 2011 menjadi 22 per 1.000kelahiran hidup.Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB seperti yangditampilkan pada gambar diatas, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatanberikut fasilitasnya, termasuk kebijakan penempatan bidan di desa. Hal inidisebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan.Kementerian Kesehatan RI juga telah melaksanakan program Jaminan Persalinansejak tahun 2011. Melalui program tersebut diharapkan AKB dapat semakinditekan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatanmasyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yangberdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.GAMBAR 3.2
JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa kasus kematian bayi tertinggi tahun2011 berada di Puskesmas Panyabungan Jae dengan jumlah 36 orang, sedangkanjumlah kematian bayi tertinggi berikutnya adalah Puskesmas Sihepeng, Kayulaut,dan Sinunukan dengan jumlah yang sama yaitu 16 orang diikuti Puskesmas
Patil
uban
Mud
ikBa
taha
nSi
nunu
kan
Sing
kuan
gM
anisa
k
40
15 16
3 1
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 16
Batahan sebanyak 15 orang. Sedangkan di Puskesmas Pakantan dan PatilubanMudik tidak terdapat data bayi yang meninggal tahun 2011.3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA)Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggalsebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian padafase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.Berdasarkan data yang diperoleh, AKABA tahun 2011 adalah 27 per 1.000kelahiran hidup. Jumlah ini menurun dari 38 per 1.000 kelahiran hidup padatahun 2010. Trend penurunan AKABA selama 7 tahun terakhir dapat dilihat padaGambar 3.3 di bawah ini :
GAMBAR 3.3.TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA)
PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat adanya kecenderungan penurunanAKABA sejak tahun 2005. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2011
45
0
10
20
30
40
50
60
2005
Jumlah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 16
Batahan sebanyak 15 orang. Sedangkan di Puskesmas Pakantan dan PatilubanMudik tidak terdapat data bayi yang meninggal tahun 2011.3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA)Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggalsebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian padafase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.Berdasarkan data yang diperoleh, AKABA tahun 2011 adalah 27 per 1.000kelahiran hidup. Jumlah ini menurun dari 38 per 1.000 kelahiran hidup padatahun 2010. Trend penurunan AKABA selama 7 tahun terakhir dapat dilihat padaGambar 3.3 di bawah ini :
GAMBAR 3.3.TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA)
PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat adanya kecenderungan penurunanAKABA sejak tahun 2005. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2011
44 44 42.6 41
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 16
Batahan sebanyak 15 orang. Sedangkan di Puskesmas Pakantan dan PatilubanMudik tidak terdapat data bayi yang meninggal tahun 2011.3.1.2. Angka Kematian Balita (AKABA)Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggalsebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian padafase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.Berdasarkan data yang diperoleh, AKABA tahun 2011 adalah 27 per 1.000kelahiran hidup. Jumlah ini menurun dari 38 per 1.000 kelahiran hidup padatahun 2010. Trend penurunan AKABA selama 7 tahun terakhir dapat dilihat padaGambar 3.3 di bawah ini :
GAMBAR 3.3.TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA)
PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat adanya kecenderungan penurunanAKABA sejak tahun 2005. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2011
38
27
2010 2011
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 17
yaitu 55% dari tahun sebelumnya. Jumlah Kematian Balita menurut Puskesmastahun 2011 dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.GAMBAR 3.4
JUMLAH KEMATIAN BALITA MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa kasus kematian balita tertinggi tahun2011 berada di Puskesmas Panyabungan Jae dengan jumlah 44 orang, sedangkanjumlah kematian balita tertinggi berikutnya adalah Puskesmas Sihepeng denganjumlah 20 orang diikuti Puskesmas Hutabargot dan Puskesmas Batahan sebanyak18 orang. Sedangkan di Puskesmas Pakantan dan Patiluban Mudik tidak terdapatdata balita yang meninggal tahun 2011.3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI)Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalammenentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanitayang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguankehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
05
1015202530354045
Sihe
peng
Siab
uM
alin
tang
Nag
a Ju
ang
Mom
pang
20
8 5 2 2
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 17
yaitu 55% dari tahun sebelumnya. Jumlah Kematian Balita menurut Puskesmastahun 2011 dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.GAMBAR 3.4
JUMLAH KEMATIAN BALITA MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa kasus kematian balita tertinggi tahun2011 berada di Puskesmas Panyabungan Jae dengan jumlah 44 orang, sedangkanjumlah kematian balita tertinggi berikutnya adalah Puskesmas Sihepeng denganjumlah 20 orang diikuti Puskesmas Hutabargot dan Puskesmas Batahan sebanyak18 orang. Sedangkan di Puskesmas Pakantan dan Patiluban Mudik tidak terdapatdata balita yang meninggal tahun 2011.3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI)Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalammenentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanitayang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguankehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Mom
pang
Pany
abun
gan
Jae
Gunu
ng T
uaGu
nung
Bar
ingi
nLo
ngat
Kayu
Lau
tHu
ta B
argo
tM
aga
Siba
nggo
r Jae
Tam
bang
anKo
tano
pan
Ulu
Pun
gkut
Mua
ra S
ipon
giPa
kant
anM
uara
Som
aSi
mpa
ng G
ambi
rSi
kara
-kar
aPa
tilub
an M
udik
2
44
4
135
17 18
8 915 13
84
06 5 4
0
Jumlah Kematian Balita
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 17
yaitu 55% dari tahun sebelumnya. Jumlah Kematian Balita menurut Puskesmastahun 2011 dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini.GAMBAR 3.4
JUMLAH KEMATIAN BALITA MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa kasus kematian balita tertinggi tahun2011 berada di Puskesmas Panyabungan Jae dengan jumlah 44 orang, sedangkanjumlah kematian balita tertinggi berikutnya adalah Puskesmas Sihepeng denganjumlah 20 orang diikuti Puskesmas Hutabargot dan Puskesmas Batahan sebanyak18 orang. Sedangkan di Puskesmas Pakantan dan Patiluban Mudik tidak terdapatdata balita yang meninggal tahun 2011.3.1.3. Angka Kematian Ibu (AKI)Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalammenentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanitayang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguankehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Patil
uban
Mud
ikBa
taha
nSi
nunu
kan
Sing
kuan
gM
anisa
k
40
18 17
3 1
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 18
Berdasarkan keadaan tahun 2010, AKI mencapai 179 per 100.000kelahiran hidup (dengan jumlah kematian 19 dalam 10.595 KH), pada tahun 2011angka ini meningkat menjadi 393 per 100.000 kelahiran hidup (dengan totaljumlah kematian 36 dalam 9.160 KH).GAMBAR 3.5
TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, DinKes Kab. Mandailing Natal 2012.Berdasarkan gambar 3.5 di atas, dapat dilihat penurunan AKI dari tahun2005 sampai tahun 2010. Tetapi angka ini meningkat pada tahun 2011 menjadi393 per 100.00 kelahiran hidup dari 179 per 100.000 kelahiran hidup tahun2010. Rendahnya angka dan jumlah kematian ibu pada tahun-tahun sebelumnyadikarenakan kurangnya data yang akurat dan valid, hal ini disebabkan karenasampai dengan tahun 2009 masih banyak desa-desa yang belum memiliki bidandesa, sehingga data yang diperoleh khususnya data mengenai kematian ibu belumterdata dari semua desa yang ada. Sampai pada akhirnya tahun 2011 seluruh desayang ada di Kabupaten Mandailing Natal hampir memiliki bidan desa sehinggakasus-kasus kesehatan terdata dengan baik, hal inilah yang menyebabkan
295
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2005
Jumlah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 18
Berdasarkan keadaan tahun 2010, AKI mencapai 179 per 100.000kelahiran hidup (dengan jumlah kematian 19 dalam 10.595 KH), pada tahun 2011angka ini meningkat menjadi 393 per 100.000 kelahiran hidup (dengan totaljumlah kematian 36 dalam 9.160 KH).GAMBAR 3.5
TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, DinKes Kab. Mandailing Natal 2012.Berdasarkan gambar 3.5 di atas, dapat dilihat penurunan AKI dari tahun2005 sampai tahun 2010. Tetapi angka ini meningkat pada tahun 2011 menjadi393 per 100.00 kelahiran hidup dari 179 per 100.000 kelahiran hidup tahun2010. Rendahnya angka dan jumlah kematian ibu pada tahun-tahun sebelumnyadikarenakan kurangnya data yang akurat dan valid, hal ini disebabkan karenasampai dengan tahun 2009 masih banyak desa-desa yang belum memiliki bidandesa, sehingga data yang diperoleh khususnya data mengenai kematian ibu belumterdata dari semua desa yang ada. Sampai pada akhirnya tahun 2011 seluruh desayang ada di Kabupaten Mandailing Natal hampir memiliki bidan desa sehinggakasus-kasus kesehatan terdata dengan baik, hal inilah yang menyebabkan
262250 227 216
179
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 18
Berdasarkan keadaan tahun 2010, AKI mencapai 179 per 100.000kelahiran hidup (dengan jumlah kematian 19 dalam 10.595 KH), pada tahun 2011angka ini meningkat menjadi 393 per 100.000 kelahiran hidup (dengan totaljumlah kematian 36 dalam 9.160 KH).GAMBAR 3.5
TREND PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, DinKes Kab. Mandailing Natal 2012.Berdasarkan gambar 3.5 di atas, dapat dilihat penurunan AKI dari tahun2005 sampai tahun 2010. Tetapi angka ini meningkat pada tahun 2011 menjadi393 per 100.00 kelahiran hidup dari 179 per 100.000 kelahiran hidup tahun2010. Rendahnya angka dan jumlah kematian ibu pada tahun-tahun sebelumnyadikarenakan kurangnya data yang akurat dan valid, hal ini disebabkan karenasampai dengan tahun 2009 masih banyak desa-desa yang belum memiliki bidandesa, sehingga data yang diperoleh khususnya data mengenai kematian ibu belumterdata dari semua desa yang ada. Sampai pada akhirnya tahun 2011 seluruh desayang ada di Kabupaten Mandailing Natal hampir memiliki bidan desa sehinggakasus-kasus kesehatan terdata dengan baik, hal inilah yang menyebabkan
179
393
2010 2011
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 19
tingginya jumlah dan angka kematian ibu di Kabupaten Mandailing Natal tahun2011. Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan,peningkatan pelayanan kesehatan ibu diproritaskan yaitu dengan menurunkanAngka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masakehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan kondisinya, jumlah ibu maternalterbanyak adalah pada ibu hamil dan bersalin, masing-masing 20 dan 16 orang.GAMBAR 3.6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Dari gambar 3.6 dapat dilihat bahwa jumlah kematian ibu tertinggi beradadi Puskesmas Batahan dengan jumlah 8 orang, sedangkan jumlah kematian Ibutertinggi berikutnya adalah Puskesmas Tambangan dengan jumlah 7 orang diikutiPuskesmas Gunung Baringin 3 orang. Sementara terdapat sebelas puskesmas yangtidak ada data jumlah kematian ibu selama tahun 2011.Kebijakan penempatan Bidan di desa merupakan faktor yang sangatberperan dalam upaya penurunan AKI tersebut. Kementerian Kesehatan RI jugatelah melaksanakan program Jaminan Persalinan sejak tahun 2011. Melaluiprogram tersebut diharapkan AKI dapat semakin ditekan.
10
12
01
0123456789
Sihe
peng
Siab
uM
alin
tang
Nag
a Ju
ang
Mom
pang
Pany
abun
gan
Jae
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 19
tingginya jumlah dan angka kematian ibu di Kabupaten Mandailing Natal tahun2011. Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan,peningkatan pelayanan kesehatan ibu diproritaskan yaitu dengan menurunkanAngka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masakehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan kondisinya, jumlah ibu maternalterbanyak adalah pada ibu hamil dan bersalin, masing-masing 20 dan 16 orang.GAMBAR 3.6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Dari gambar 3.6 dapat dilihat bahwa jumlah kematian ibu tertinggi beradadi Puskesmas Batahan dengan jumlah 8 orang, sedangkan jumlah kematian Ibutertinggi berikutnya adalah Puskesmas Tambangan dengan jumlah 7 orang diikutiPuskesmas Gunung Baringin 3 orang. Sementara terdapat sebelas puskesmas yangtidak ada data jumlah kematian ibu selama tahun 2011.Kebijakan penempatan Bidan di desa merupakan faktor yang sangatberperan dalam upaya penurunan AKI tersebut. Kementerian Kesehatan RI jugatelah melaksanakan program Jaminan Persalinan sejak tahun 2011. Melaluiprogram tersebut diharapkan AKI dapat semakin ditekan.
12
3
0
2
0
21
7
2
01
0 0 0
2
Pany
abun
gan
Jae
Gunu
ng T
uaGu
nung
Bar
ingi
nLo
ngat
Kayu
Lau
tHu
ta B
argo
tM
aga
Siba
nggo
r Jae
Tam
bang
anKo
tano
pan
Ulu
Pun
gkut
Mua
ra S
ipon
giPa
kant
anM
uara
Som
aSi
mpa
ng G
ambi
rSi
kara
-kar
a
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 19
tingginya jumlah dan angka kematian ibu di Kabupaten Mandailing Natal tahun2011. Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan,peningkatan pelayanan kesehatan ibu diproritaskan yaitu dengan menurunkanAngka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masakehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan kondisinya, jumlah ibu maternalterbanyak adalah pada ibu hamil dan bersalin, masing-masing 20 dan 16 orang.GAMBAR 3.6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Dari gambar 3.6 dapat dilihat bahwa jumlah kematian ibu tertinggi beradadi Puskesmas Batahan dengan jumlah 8 orang, sedangkan jumlah kematian Ibutertinggi berikutnya adalah Puskesmas Tambangan dengan jumlah 7 orang diikutiPuskesmas Gunung Baringin 3 orang. Sementara terdapat sebelas puskesmas yangtidak ada data jumlah kematian ibu selama tahun 2011.Kebijakan penempatan Bidan di desa merupakan faktor yang sangatberperan dalam upaya penurunan AKI tersebut. Kementerian Kesehatan RI jugatelah melaksanakan program Jaminan Persalinan sejak tahun 2011. Melaluiprogram tersebut diharapkan AKI dapat semakin ditekan.
2
0
8
01
0
Sika
ra-k
ara
Patil
uban
Mud
ikBa
taha
nSi
nunu
kan
Sing
kuan
gM
anisa
k
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 20
3.1.4. Angka Harapan Hidup (AHH)Angka harapan hidup (AHH) dapat digunakan untuk menilai status derajatkesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkandalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Tahun 2008, AHH di Kabupaten Mandailing Natal mencapai 63,46 tahun(Proyeksi BPS). Tahun 2010 AHH meningkat menjadi 63,62 tahun. Belumdiperoleh data terbaru mengenai AHH tahun 2011 dari BPS Kabupaten MandailingNatal. Angka ini masih berada dibawah estimasi Angka Harapan Hidup di ProvinsiSumatera Utara yaitu 69,35 tahun. Sedangkan Angka harapan hidup waktu lahir diIndonesia, pada tahun 2009 telah mencapai 69,21 tahun.3.2. MORBIDITASMorbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen darisuatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatupopulasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaianterhadap derajat kesehatan.Sampai saat ini permasalahan angka kesakitan (morbiditas) semakin berat.Belum tertanganinya berbagai jenis penyakit menular dan munculnya beberapapenyakit baru semakin menambah beban Dinas Kesehatan disamping semakintingginya angka penyakit tidak menular. Berikut ini diuraikan beberapa jenispenyakit yang jumlah penderitanya cukup banyak di Kabupaten Mandailing Natal,baik penyakit menular maupun tidak menular.3.2.1. Penyakit MenularPenyakit menular yang akan disajikan dalam bagian ini adalah penyakityang kasusnya paling tinggi di Kabupaten Mandailing Natal beserta penyakit yangdapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dan penyakit potensial wabah.a. Penyakit MalariaJumlah penderita Malaria di Kabupaten Mandailing Natal sebagai daerahendemis malaria dari tahun ke tahun belum stabil. Perkembangan Jumlah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 21
penderita malaria sejak tahun 2005 sampai dengan 2011 dapat dilihat padaGambar 3.7 berikut ini.GAMBAR 3.7
JUMLAH PENDERITA MALARIA DENGAN GEJALA KLINISDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan gambar 3.7di atas, dapat dilihat penurunan jumlah penderitagejala klinis malaria yang cukup signifikan dari tahun 2009 ke 2010. Pada tahun2011 penurunan hanya 0,11% dari 12.906 tahun 2010 menjadi 12.891 orang.Namun dikarenakan penularan penyakit malaria dipengaruhi berbagai faktor(terutama lingkungan) memungkinkan terjadinya peningkatan penderita setiapwaktu. Di Indonesia kejadian penyakit malaria berkaitan erat dengan beberapa halsebagai berikut : 1) Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnyatempat perindukan nyamuk penular malaria; 2) Mobilitas penduduk yang cukuptinggi; 3) Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang darimusim kemarau; 4) Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampakpada daerah-daerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami giziburuk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria; 5) Tidak efektifnyapengobatan karena terjadi Plasmodium falciparum resisten klorokuin danmeluasnya daerah resisten, serta 6) Menurunnya perhatian dan kepedulianmasyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu.
11,147
-2,0004,0006,0008,000
10,00012,00014,00016,00018,000
2005
Jum
lah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 21
penderita malaria sejak tahun 2005 sampai dengan 2011 dapat dilihat padaGambar 3.7 berikut ini.GAMBAR 3.7
JUMLAH PENDERITA MALARIA DENGAN GEJALA KLINISDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan gambar 3.7di atas, dapat dilihat penurunan jumlah penderitagejala klinis malaria yang cukup signifikan dari tahun 2009 ke 2010. Pada tahun2011 penurunan hanya 0,11% dari 12.906 tahun 2010 menjadi 12.891 orang.Namun dikarenakan penularan penyakit malaria dipengaruhi berbagai faktor(terutama lingkungan) memungkinkan terjadinya peningkatan penderita setiapwaktu. Di Indonesia kejadian penyakit malaria berkaitan erat dengan beberapa halsebagai berikut : 1) Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnyatempat perindukan nyamuk penular malaria; 2) Mobilitas penduduk yang cukuptinggi; 3) Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang darimusim kemarau; 4) Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampakpada daerah-daerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami giziburuk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria; 5) Tidak efektifnyapengobatan karena terjadi Plasmodium falciparum resisten klorokuin danmeluasnya daerah resisten, serta 6) Menurunnya perhatian dan kepedulianmasyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu.
11,147 10,662
13,06415,996
16,335
12,906 12,891
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011Tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 21
penderita malaria sejak tahun 2005 sampai dengan 2011 dapat dilihat padaGambar 3.7 berikut ini.GAMBAR 3.7
JUMLAH PENDERITA MALARIA DENGAN GEJALA KLINISDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan gambar 3.7di atas, dapat dilihat penurunan jumlah penderitagejala klinis malaria yang cukup signifikan dari tahun 2009 ke 2010. Pada tahun2011 penurunan hanya 0,11% dari 12.906 tahun 2010 menjadi 12.891 orang.Namun dikarenakan penularan penyakit malaria dipengaruhi berbagai faktor(terutama lingkungan) memungkinkan terjadinya peningkatan penderita setiapwaktu. Di Indonesia kejadian penyakit malaria berkaitan erat dengan beberapa halsebagai berikut : 1) Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnyatempat perindukan nyamuk penular malaria; 2) Mobilitas penduduk yang cukuptinggi; 3) Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang darimusim kemarau; 4) Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampakpada daerah-daerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami giziburuk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria; 5) Tidak efektifnyapengobatan karena terjadi Plasmodium falciparum resisten klorokuin danmeluasnya daerah resisten, serta 6) Menurunnya perhatian dan kepedulianmasyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu.
12,891
malariadengangejala klinis
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 22
GAMBAR 3.8PERBANDINGAN JUMLAH PENDERITA MALARIA TANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH PER PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan data yang ada, penderita malaria dengan pemeriksaan sediaandarah tahun 2011 adalah sebanyak 1.739 orang. Dengan kondisi tersebut, jumlahAngka Kesakitan (API) per 1.000 penduduk adalah sebanyak 4 orang. TargetNasional untuk kasus malaria (Annual Paracite Index-API) adalah 1 per 1.000penduduk pada tahun 2015. Dengan Kondisi tersebut Kabupaten MandailingNatal harus memberikan perhatian yang serius untuk penanganan danpenanggulangan penyakit malaria. Peningkatan pengetahuan penduduk agar
0
SihepengSiabu
MalintangNaga JuangMompang
Panyabungan JaeGunung Tua
Gunung BaringinLongat
Kayu LautHuta Bargot
MagaSibanggor Jae
TambanganKotanopan
Ulu PungkutMuara Sipongi
PakantanMuara Soma
Simpang GambirSikara-kara
Patiluban MudikBatahan
SinunukanSingkuang
Manisak
140
6748
527
0
0
41
128124334
97
328
1190300000037
000
1070
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 22
GAMBAR 3.8PERBANDINGAN JUMLAH PENDERITA MALARIA TANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH PER PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan data yang ada, penderita malaria dengan pemeriksaan sediaandarah tahun 2011 adalah sebanyak 1.739 orang. Dengan kondisi tersebut, jumlahAngka Kesakitan (API) per 1.000 penduduk adalah sebanyak 4 orang. TargetNasional untuk kasus malaria (Annual Paracite Index-API) adalah 1 per 1.000penduduk pada tahun 2015. Dengan Kondisi tersebut Kabupaten MandailingNatal harus memberikan perhatian yang serius untuk penanganan danpenanggulangan penyakit malaria. Peningkatan pengetahuan penduduk agar
500 1,000 1,500 2,000
1,1041,837
284185
1401,673
2011,111
328257
1,0631,042
6748
527
2160
241161
1,1470
746196
77141
232128
124334
24197
301328
397119
0300000037
000
1070
Pemeriksaan dengan sediaandarah
Pemeriksaan tanpa sediaandarah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 22
GAMBAR 3.8PERBANDINGAN JUMLAH PENDERITA MALARIA TANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH PER PUSKESMASDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan data yang ada, penderita malaria dengan pemeriksaan sediaandarah tahun 2011 adalah sebanyak 1.739 orang. Dengan kondisi tersebut, jumlahAngka Kesakitan (API) per 1.000 penduduk adalah sebanyak 4 orang. TargetNasional untuk kasus malaria (Annual Paracite Index-API) adalah 1 per 1.000penduduk pada tahun 2015. Dengan Kondisi tersebut Kabupaten MandailingNatal harus memberikan perhatian yang serius untuk penanganan danpenanggulangan penyakit malaria. Peningkatan pengetahuan penduduk agar
Pemeriksaan dengan sediaandarah
Pemeriksaan tanpa sediaandarah
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 23
semakin sadar dan waspada terhadap malaria, peningkatan pengetahuan danketerampilan petugas serta pemeliharaan lingkungan yang bersih dan sehatdiharapkan akan menjadi salah satu upaya pemberantasan malaria.b. Penyakit TB ParuJumlah kasus TB Paru pada tahun 2011 adalah sebesar 961 kasus terdiridari 956 kasus baru dan 5 kasus lama. Jumlah kasus TB Paru dengan BTA (+)mencapai 853 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkandengan tahun 2010 yaitu 854 kasus.Pada tahun 2011 angka kesembuhan penderita TB Paru sebesar 76,79%.Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2010 dimana angka kesembuhanpenyakit TB Paru mencapai 89,23%. Jika dibandingkan dengan target KabupatenMandailing Natal Angka Kesembuhan TB Paru pada tahun 2011 sebesar 90%,maka capaian tersebut belum bisa terpenuhi. Penurunan ini disebabkan karenamasih banyak penderita TB Paru yang masih menjalani pengobatan, sehinggabelum bisa dimasukkan kedalam kategori sembuh.DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek denganpengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS, maka prosespenyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankanpentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obat secarateratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. DOTS sendiridirekomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB Paru. Karenamenghasilkan angka kesembuhan yang tinggi.Angka kesembuhan TB Paru di Kabupaten Mandailing Natal dari tahun ketahun menunjukkan perkembangan yang tidak stabil. Perkembangan angkapenyembuhan TB Paru sejak tahun 2005 sampai dengan 2011 dapat dilihat padaGambar 3.9 berikut ini.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 24
GAMBAR 3.9PERSENTASE PENYEMBUHAN TB PARU DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Gambar 3.9 menunjukkan angka kesembuhan TB Paru yang tidak stabil diKabupaten Mandailing Natal dimana sampai tahun 2008 sudah menunjukkankesuksesan upaya penyembuhan TB Paru yang mencapai 98%, namun menurunpada tahun 2009 hingga 72,9%. Tahun 2010 angka tersebut meningkat lagimencapai 89,23% tetapi kemudian menurun kembali pada tahun 2011 menjadi76,79%. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya karena banyak daripenderita TB Paru yang tidak menelan obat sampai tuntas dan sampai data inidikumpulkan masih ada penderita yang masih menjalani pengobatan sehinggabelum bisa dikategorikan sembuh.Prevalensi TB Paru BTA+ adalah jumlah kasus yang ada (baik kasus barumaupun kasus lama) per 100.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktutertentu. Tahun 2011 prevalensi TB Paru di Kabupaten Mandailing Natal sebesar235 per 100.000 penduduk. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2010sebesar 238 per 100.000 penduduk. Target nasional prevalensi TB Paru BTA+untuk tahun 2014 adalah 224 per 100.000 penduduk, angka ini sudah tidak jauhlagi dari apa yang sudah dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten MandailingNatal.
84.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
2005
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 24
GAMBAR 3.9PERSENTASE PENYEMBUHAN TB PARU DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Gambar 3.9 menunjukkan angka kesembuhan TB Paru yang tidak stabil diKabupaten Mandailing Natal dimana sampai tahun 2008 sudah menunjukkankesuksesan upaya penyembuhan TB Paru yang mencapai 98%, namun menurunpada tahun 2009 hingga 72,9%. Tahun 2010 angka tersebut meningkat lagimencapai 89,23% tetapi kemudian menurun kembali pada tahun 2011 menjadi76,79%. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya karena banyak daripenderita TB Paru yang tidak menelan obat sampai tuntas dan sampai data inidikumpulkan masih ada penderita yang masih menjalani pengobatan sehinggabelum bisa dikategorikan sembuh.Prevalensi TB Paru BTA+ adalah jumlah kasus yang ada (baik kasus barumaupun kasus lama) per 100.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktutertentu. Tahun 2011 prevalensi TB Paru di Kabupaten Mandailing Natal sebesar235 per 100.000 penduduk. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2010sebesar 238 per 100.000 penduduk. Target nasional prevalensi TB Paru BTA+untuk tahun 2014 adalah 224 per 100.000 penduduk, angka ini sudah tidak jauhlagi dari apa yang sudah dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten MandailingNatal.
72.1
96.3 98.0
72.9
89.2376.79
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 24
GAMBAR 3.9PERSENTASE PENYEMBUHAN TB PARU DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Gambar 3.9 menunjukkan angka kesembuhan TB Paru yang tidak stabil diKabupaten Mandailing Natal dimana sampai tahun 2008 sudah menunjukkankesuksesan upaya penyembuhan TB Paru yang mencapai 98%, namun menurunpada tahun 2009 hingga 72,9%. Tahun 2010 angka tersebut meningkat lagimencapai 89,23% tetapi kemudian menurun kembali pada tahun 2011 menjadi76,79%. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya karena banyak daripenderita TB Paru yang tidak menelan obat sampai tuntas dan sampai data inidikumpulkan masih ada penderita yang masih menjalani pengobatan sehinggabelum bisa dikategorikan sembuh.Prevalensi TB Paru BTA+ adalah jumlah kasus yang ada (baik kasus barumaupun kasus lama) per 100.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktutertentu. Tahun 2011 prevalensi TB Paru di Kabupaten Mandailing Natal sebesar235 per 100.000 penduduk. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2010sebesar 238 per 100.000 penduduk. Target nasional prevalensi TB Paru BTA+untuk tahun 2014 adalah 224 per 100.000 penduduk, angka ini sudah tidak jauhlagi dari apa yang sudah dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten MandailingNatal.
angkakesembuhanTB Paru
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 25
c. Penyakit HIV/ AIDSBerdasarkan data yang ada sampai dengan tahun 2009 tidak ada kasusHIV/AIDS di Kabupaten Mandailing Natal, namun sejak tahun 2010 sudah terdapatdata yang menunjukkan adanya kasus HIV. HIV (Human Immunodeficiency Virus)adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan menghancurkan sistemkekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari penyakit lain.Tahun 2010, kasus HIV berjumlah 3 orang sedangkan di tahun 2011 jumlah inimenurun menjadi 1 orang.Walaupun berdasarkan data yang ada belum ada kasus AIDS di KabupatenMandailing Natal, bukan berarti hal tersebut lepas dari perhatian. Angka-angkadiatas menunjukkan masyarakat umum sudah mulai terjangkit oleh virus yangbisa menyebabkan penyakit AIDS. Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadappenyakit AIDS sendiri perlu dilaksanakan sehingga penularan penyakit tersebutdapat dihindari.d. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ ditekandengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit-penyakit tersebut adalah Difteri,Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B.Dari jenis penyakit PD3I tersebut diatas penyakit campak merupakanpenyakit yang ditemui kasusnya di Kabupaten Mandailing Natal. Tahun 2008jumlah penderita sebanyak 503 orang. Melihat kejadian tahun 2008, dilakukanberbagai upaya untuk meningkatkan cakupan bayi yang diimunisasi campak.Peningkatan cakupan tersebut bertujuan menghindari terjadinya KLB di wilayahyang lain. Disamping upaya imunisasi rutin yang dilaksanakan, dilaksanakan jugacrash program campak dengan sasaran anak berusia 5-59 bulan. Sasaran untukkegiatan tersebut adalah sebanyak 31.486 anak. Upaya tersebut berhasilmencakup sebesar 98,1% sasaran atau sebanyak 30.897 anak.Walaupun capaian imunisasi campak tersebut mencapai 98,1% pada saatcrash program, ataupun sebesar 88,9 pada universal child immunization, jumlahpenderita masih tetap ditemui. Pada tahun 2009 terdapat sebesar 29 anak yang
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 26
menderita penyakit campak. Pada tahun 2010, jumlah kasus campak masih jugaada dengan jumlah penderita sebanyak 12 orang dan tahun 2011 jumlah kasusmenurun secara signifikan yaitu 1 orang.e. Penyakit Potensial KLB/ Wabah.Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa(KLB) atau wabah. Angka Nasional menunjukkan frekuensi KLB tertinggi adalahpenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), diikuti dengan penyakit diare,keracunan makanan, penyakit campak dan penyakit tetanus.Wilayah Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah yang endemismalaria (seperti telah dijelaskan di atas), bukan DBD. Sampai dengan tahun 2011belum ada laporan kejadian penyakit DBD.Diare merupakan penyakit yang jumlah kasusnya selalu tinggi setiaptahunnya. Sejak tahun 2006 sampai tahun 2011 jumlah kasus diare belummenunjukkan penurunan angka yang memuaskan. Jumlah kasus diare sejak tahun2006 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut.
GAMBAR 3.10JUMLAH KASUS DIARE DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2006-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Dari gambar 3.10 diatas dapat dilihat Pada tahun 2008 jumlah penderitadiare adalah 7.664 kasus, meningkat sebesar 143 % dari tahun 2007 (3.147kasus). Pada tahun 2009, penderita diare juga mengalami peningkatan. Jumlah
2006 2007
7,1293,147
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 26
menderita penyakit campak. Pada tahun 2010, jumlah kasus campak masih jugaada dengan jumlah penderita sebanyak 12 orang dan tahun 2011 jumlah kasusmenurun secara signifikan yaitu 1 orang.e. Penyakit Potensial KLB/ Wabah.Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa(KLB) atau wabah. Angka Nasional menunjukkan frekuensi KLB tertinggi adalahpenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), diikuti dengan penyakit diare,keracunan makanan, penyakit campak dan penyakit tetanus.Wilayah Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah yang endemismalaria (seperti telah dijelaskan di atas), bukan DBD. Sampai dengan tahun 2011belum ada laporan kejadian penyakit DBD.Diare merupakan penyakit yang jumlah kasusnya selalu tinggi setiaptahunnya. Sejak tahun 2006 sampai tahun 2011 jumlah kasus diare belummenunjukkan penurunan angka yang memuaskan. Jumlah kasus diare sejak tahun2006 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut.
GAMBAR 3.10JUMLAH KASUS DIARE DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2006-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Dari gambar 3.10 diatas dapat dilihat Pada tahun 2008 jumlah penderitadiare adalah 7.664 kasus, meningkat sebesar 143 % dari tahun 2007 (3.147kasus). Pada tahun 2009, penderita diare juga mengalami peningkatan. Jumlah
2007 20082009
2010
3,147 7,664 10,089 9,147
Jumlah Kasus Diare
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 26
menderita penyakit campak. Pada tahun 2010, jumlah kasus campak masih jugaada dengan jumlah penderita sebanyak 12 orang dan tahun 2011 jumlah kasusmenurun secara signifikan yaitu 1 orang.e. Penyakit Potensial KLB/ Wabah.Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa(KLB) atau wabah. Angka Nasional menunjukkan frekuensi KLB tertinggi adalahpenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), diikuti dengan penyakit diare,keracunan makanan, penyakit campak dan penyakit tetanus.Wilayah Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah yang endemismalaria (seperti telah dijelaskan di atas), bukan DBD. Sampai dengan tahun 2011belum ada laporan kejadian penyakit DBD.Diare merupakan penyakit yang jumlah kasusnya selalu tinggi setiaptahunnya. Sejak tahun 2006 sampai tahun 2011 jumlah kasus diare belummenunjukkan penurunan angka yang memuaskan. Jumlah kasus diare sejak tahun2006 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut.
GAMBAR 3.10JUMLAH KASUS DIARE DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2006-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Dari gambar 3.10 diatas dapat dilihat Pada tahun 2008 jumlah penderitadiare adalah 7.664 kasus, meningkat sebesar 143 % dari tahun 2007 (3.147kasus). Pada tahun 2009, penderita diare juga mengalami peningkatan. Jumlah
2011
10,534
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 27
penderita pada tahun 2009 adalah sebesar 10.089 penderita (meningkat 31% daritahun 2008). Tahun 2010, jumlah penderita diare juga masih cukup tinggi, yaitumencapai 9.147 penderita yang ditangani. Jumlah tersebut berada jauh di bawahperkiraan kasus diare, yaitu 17.129 penderita. Sampai tahun 2011, jumlahpenderita diare juga masih cukup tinggi, yaitu mencapai 10.534 penderita yangditangani ( meningkat 15% dari tahun 2010). Jumlah tersebut berada jauh dibawah jumlah perkiraan kasus diare, yaitu 17.289 penderita. Perkiraan tersebutmenunjukkan bahwa di Kabupaten Mandailing Natal masih cukup potensial untukpenyebaran penyakit diare.Peningkatan kasus diare yang cukup signifikan ini perlu mendapatkanperhatian. Tidak terdapat data yang menunjukkan kasus kematian akibatpeningkatan kasus diare tersebut.f. Filariasis.Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacingfilarial, yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malai,
dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filarial dalamtubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasadan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki,tungkai, payudara, lengan dan organ genital.GAMBAR 3.11
JUMLAH KASUS FILARIASIS DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2006-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 20122006 2007
0
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 27
penderita pada tahun 2009 adalah sebesar 10.089 penderita (meningkat 31% daritahun 2008). Tahun 2010, jumlah penderita diare juga masih cukup tinggi, yaitumencapai 9.147 penderita yang ditangani. Jumlah tersebut berada jauh di bawahperkiraan kasus diare, yaitu 17.129 penderita. Sampai tahun 2011, jumlahpenderita diare juga masih cukup tinggi, yaitu mencapai 10.534 penderita yangditangani ( meningkat 15% dari tahun 2010). Jumlah tersebut berada jauh dibawah jumlah perkiraan kasus diare, yaitu 17.289 penderita. Perkiraan tersebutmenunjukkan bahwa di Kabupaten Mandailing Natal masih cukup potensial untukpenyebaran penyakit diare.Peningkatan kasus diare yang cukup signifikan ini perlu mendapatkanperhatian. Tidak terdapat data yang menunjukkan kasus kematian akibatpeningkatan kasus diare tersebut.f. Filariasis.Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacingfilarial, yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malai,
dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filarial dalamtubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasadan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki,tungkai, payudara, lengan dan organ genital.GAMBAR 3.11
JUMLAH KASUS FILARIASIS DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2006-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 20122007 2008 2009
20102011
4 10 10
0
Jumlah Kasus Filariasis
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 27
penderita pada tahun 2009 adalah sebesar 10.089 penderita (meningkat 31% daritahun 2008). Tahun 2010, jumlah penderita diare juga masih cukup tinggi, yaitumencapai 9.147 penderita yang ditangani. Jumlah tersebut berada jauh di bawahperkiraan kasus diare, yaitu 17.129 penderita. Sampai tahun 2011, jumlahpenderita diare juga masih cukup tinggi, yaitu mencapai 10.534 penderita yangditangani ( meningkat 15% dari tahun 2010). Jumlah tersebut berada jauh dibawah jumlah perkiraan kasus diare, yaitu 17.289 penderita. Perkiraan tersebutmenunjukkan bahwa di Kabupaten Mandailing Natal masih cukup potensial untukpenyebaran penyakit diare.Peningkatan kasus diare yang cukup signifikan ini perlu mendapatkanperhatian. Tidak terdapat data yang menunjukkan kasus kematian akibatpeningkatan kasus diare tersebut.f. Filariasis.Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacingfilarial, yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malai,
dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filarial dalamtubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasadan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki,tungkai, payudara, lengan dan organ genital.GAMBAR 3.11
JUMLAH KASUS FILARIASIS DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2006-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 20122011
13
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 28
Tahun 2011 jumlah penderita Filariasis ada 13 kasus. Pada tahun 2008,kasus Filariasis di Kabupaten Mandailing Natal meningkat 60% dari tahun 2007,yaitu dari 4 menjadi 10 penderita. Sampai dengan tahun 2009 jumlah penderitaFilariasis masih ada 10 kasus tidak ada penambahan kasus baru. Hal inimenunjukkan bahwa perhatian yang serius harus tetap diberikan untukpenanggulangan penyakit menular ini.3.2.2. Penyakit Tidak MenularSemakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembanganteknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gayahidup masyarakat serta situasi lingkungan. Contohnya adalah perubahan polakonsumsi makanan, berkurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya polusilingkungan.Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadapterjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus penyakittidak menular seperti penyakit jantung, tumor, diabetes, hipertensi dansebagainya.
TABEL 3.1.SEPULUH PENYAKIT TERBESAR DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
No Nama Penyakit Jumlah Persentase1 Infeksi Akut Pernafasan Atas 23,300 25.42%2 Malaria Klinis (Tanpa PemeriksaanLab) 12,891 14.06%3 Penyakit pada sistem otot danjaringan pengikat 11.337 12,37%4 Diare 10.534 11,49%5 Penyakit Kulit 10.318 11,26 %6 Hipertensi 7.452 8,13 %7 Penyakit lain pada saluranpernafasan bagian atas 5.442 5,94 %8 Asma 4.790 5,23 %9 Disentri 3.201 3,49 %
10 TB Paru 2.390 2,61 %
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 29
Pada Tabel 3.1. dapat dilihat bahwa penyakit Infeksi Akut Pernafasan Atasmenduduki urutan pertama jumlah penderita sebanyak 23.300 kasus. Diikutipenyakit malaria klinis yang merupakan penyakit endemis di KabupatenMandailing Natal sebanyak 12.891 kasus. Penyakit pada sistem otot dan jaringanpengikat menempati urutan ketiga dengan 11.337 kasus.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 30
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upayakesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatanmasyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan ataumasyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sertamencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. upayakesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaankesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidakmenular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizimasyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanannarkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulanganbencana dan bantuan kemanusiaan.Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan olehpemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara danmeningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit sertamemulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakupupaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukanterhadap perorangan.Upaya kesehatan yang diuraikan pada bab ini adalah tentang pelayanankesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukandan pelayanan kesehatan penunjang. Akses terhadap pelayanan kesehatantersebut juga akan dibahas dalam bab ini disamping pembahasan mengenaiperilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan.
SITUASI UPAYA KESEHATANBAB
IV
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 31
4. 1. PELAYANAN KESEHATAN DASARUpaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangatpenting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Denganpemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkansebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagaipelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatanadalah sebagai berikut:4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan AnakKebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khususberhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayibaru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dariposyandu sampai rumah sakit pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatanswasta. Kesehatan anak meliputi bayi, balita dan remaja.Seorang ibu memiliki peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayidan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yangsedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungannya hinggakelahiran dan masa pertumbuhan anaknya.a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenagakesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai denganstandar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan(SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayananantenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidandan perawat.Masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Manfaatnyaadalah untuk menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yangmembahayakan ibu yang mengandung dan janin yang dikandungnya.Cakupan K1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil pertama kefasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 32
cakupan K4 ibu hamil adalah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibuhamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan dengan distribusisekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali padatrimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanankesehatan kepada ibu hamil.Tahun 2010, Cakupan K1 Kabupaten Mandailing Natal adalah 10.273 ibuhamil. Jumlah tersebut merupakan 88,2% dari total ibu hamil. Cakupan tersebutmenurun menjadi 8.185 (87,1%) pada tahun 2011 dengan 9.397 ibu hamil.Sedangkan untuk Cakupan K4 tahun 2010 adalah 7.726 ibu hamil (66,3%dari total ibu hamil). Meningkat menjadi 70,0% tahun 2011 dengan cakupan K46.578 dari total ibu hamil 9.397.Hal ini merupakan keberhasilan dari berbagai upaya yang telah dilakukanuntuk terus meningkatkan cakupan K1 dan K4. Mengingat bahwa kunjungan ibuhamil ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bermanfaatuntuk mengetahui kehamilan resiko tinggi yang akan berdampak padakeselamatan ibu dan janinnya saat melahirkan. Berikut disajikan cakupankunjungan K4 di Kabupaten Mandailing Natal dalam kurun 7 tahun terakhir padagambar 4.1 berikut.GAMBAR 4.1
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN K4DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012
53.859.9
63.7 61.8465.3 66.3 70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 33
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil diKabupaten Mandailing Natal selama 7 tahun terakhir. Terlihat bahwa cakupan K4selama tahun 2005 sampai tahun 2011 terus mengalami peningkatan dari 53,8%pada tahun 2005 menjadi 70% pada tahun 2011.GAMBAR 4.2
PERBANDINGAN PERSENTASE KUNJUNGAN K1 DAN K4 PER PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kabupaten Mandailing Natal, 2012Dari 26 Puskesmas yang ada, persentase cakupan K1 tertinggi ada diPuskesmas Hutabargot yang mencapai 100,3% sedangkan K4 tertinggi adalahPuskesmas Batahan 89,3%. Dapat dilihat bahwa penurunan cakupan dari K1 ke K4yang cukup signifikan berada pada beberapa wilayah Puskesmas, diantaranyaPuskesmas Kayulaut (41,9%), Puskesmas Longat (41,2%), dan PuskesmasUlupungkut (40,6%). Selisih yang cukup jauh tersebut diharapkan dapat
Sihepeng, SiabuMalintang
Naga JuangMompang
Panyabungan Jae, Gunung TuaGunung Baringin
Kayu LautHuta Bargot
Sibanggor JaeTambanganKotanopan
Ulu PungkutMuara Sipongi
PakantanMuara Soma
Simpang GambirSikara-kara, Patiluban Mudik
BatahanSinunukanSingkuang
Manisak
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 33
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil diKabupaten Mandailing Natal selama 7 tahun terakhir. Terlihat bahwa cakupan K4selama tahun 2005 sampai tahun 2011 terus mengalami peningkatan dari 53,8%pada tahun 2005 menjadi 70% pada tahun 2011.GAMBAR 4.2
PERBANDINGAN PERSENTASE KUNJUNGAN K1 DAN K4 PER PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kabupaten Mandailing Natal, 2012Dari 26 Puskesmas yang ada, persentase cakupan K1 tertinggi ada diPuskesmas Hutabargot yang mencapai 100,3% sedangkan K4 tertinggi adalahPuskesmas Batahan 89,3%. Dapat dilihat bahwa penurunan cakupan dari K1 ke K4yang cukup signifikan berada pada beberapa wilayah Puskesmas, diantaranyaPuskesmas Kayulaut (41,9%), Puskesmas Longat (41,2%), dan PuskesmasUlupungkut (40,6%). Selisih yang cukup jauh tersebut diharapkan dapat
- 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
Sihepeng, SiabuMalintang
Naga JuangMompang
Panyabungan Jae, Gunung TuaGunung Baringin
LongatKayu Laut
Huta BargotMaga
Sibanggor JaeTambanganKotanopan
Ulu PungkutMuara Sipongi
PakantanMuara Soma
Simpang GambirSikara-kara, Patiluban Mudik
BatahanSinunukanSingkuang
Manisak
86.4
84.385.1
87.1
73.5
56.4
78.1
86.483.0
69.385.0
67.380.5
69.179.5
67.554.3
45.952.9
78.448.6
74.237.6
83.437.5
80.266.3
72.986.6
73.989.3
82.454.2
76.6
k4 k1
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 33
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil diKabupaten Mandailing Natal selama 7 tahun terakhir. Terlihat bahwa cakupan K4selama tahun 2005 sampai tahun 2011 terus mengalami peningkatan dari 53,8%pada tahun 2005 menjadi 70% pada tahun 2011.GAMBAR 4.2
PERBANDINGAN PERSENTASE KUNJUNGAN K1 DAN K4 PER PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kabupaten Mandailing Natal, 2012Dari 26 Puskesmas yang ada, persentase cakupan K1 tertinggi ada diPuskesmas Hutabargot yang mencapai 100,3% sedangkan K4 tertinggi adalahPuskesmas Batahan 89,3%. Dapat dilihat bahwa penurunan cakupan dari K1 ke K4yang cukup signifikan berada pada beberapa wilayah Puskesmas, diantaranyaPuskesmas Kayulaut (41,9%), Puskesmas Longat (41,2%), dan PuskesmasUlupungkut (40,6%). Selisih yang cukup jauh tersebut diharapkan dapat
100.0 120.0
86.492.2
90.990.1
84.385.1
87.194.8
100.3
100.2
90.978.1
96.786.4
83.096.2
93.098.6
95.6
85.0
80.5
79.5
78.4
83.4
80.2
86.6
89.382.4
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 34
diturunkan pada tahun-tahun berikutnya dengan meningkatkan kunjungan padaibu hamil sampai empat kali .Meskipun Puskesmas Kotanopan masih menjadi Puskesmas denganperbedaan K1 ke K4 yang tidak terlalu jauh (7,5%), namun tahun 2011 iniperbedaannya meningkat dibandingkan tahun 2010. Tahun 2010 perbedaan K1 keK4 di Puskesmas Kotanopan sebesar 7,2%.b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi
Kebidanan (PN)Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besarterhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia. Pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenagakesehatan dengan kompetensi kebidanan.Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besarterjadi pada masa di sekitar persalinan. Di Kabupaten Mandailing Natal sendiriKematian ibu saat bersalin menempati urutan kedua tertinggi setelah kematianibu pada masa kehamilan. Hal tersebut disebabkan pertolongan persalinan tidakdilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.Gambar 4.3 memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenagakesehatan sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 di Kabupaten Mandailing Natalyang cenderung meningkat.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 35
GAMBAR 4.3PERBANDINGAN PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH
TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2007-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2011, cakupanpertolongan persalinan mencapai 79,93% (7.172 dari 8.973 persalinan).Sedangkan tahun 2010, cakupan pertolongan persalinan mencapai 77,3% dantahun 2009 sebanyak 76,0%, meningkat dari 69,6% dari tahun 2008. Jumlahtersebut sudah lebih tinggi dari capaian pada tahun 2007 yang mencapai 70,4%.Dalam SPM bidang kesehatan Kabupaten Mandailing Natal IndikatorCakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensikebidanan tahun 2015 adalah 90%. Cakupan tersebut masih dapat dicapai denganmeningkatkan peran bidan di desa. Peningkatan pencatatan dan pelaporan jugaakan mempengaruhi cakupan tersebut, termasuk laporan Rumah Sakit Umum danRumah Sakit/ Klinik Bersalin.c. Kunjungan NeonatusBayi hingga berusia kurang satu bulan merupakan golongan umur yangmemiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yangdilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan
60.0
65.0
70.0
75.0
80.0
2007
70.4
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 35
GAMBAR 4.3PERBANDINGAN PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH
TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2007-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2011, cakupanpertolongan persalinan mencapai 79,93% (7.172 dari 8.973 persalinan).Sedangkan tahun 2010, cakupan pertolongan persalinan mencapai 77,3% dantahun 2009 sebanyak 76,0%, meningkat dari 69,6% dari tahun 2008. Jumlahtersebut sudah lebih tinggi dari capaian pada tahun 2007 yang mencapai 70,4%.Dalam SPM bidang kesehatan Kabupaten Mandailing Natal IndikatorCakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensikebidanan tahun 2015 adalah 90%. Cakupan tersebut masih dapat dicapai denganmeningkatkan peran bidan di desa. Peningkatan pencatatan dan pelaporan jugaakan mempengaruhi cakupan tersebut, termasuk laporan Rumah Sakit Umum danRumah Sakit/ Klinik Bersalin.c. Kunjungan NeonatusBayi hingga berusia kurang satu bulan merupakan golongan umur yangmemiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yangdilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan
20072008
20092010
2011
70.469.6 76.0 77.3
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 35
GAMBAR 4.3PERBANDINGAN PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH
TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2007-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2011, cakupanpertolongan persalinan mencapai 79,93% (7.172 dari 8.973 persalinan).Sedangkan tahun 2010, cakupan pertolongan persalinan mencapai 77,3% dantahun 2009 sebanyak 76,0%, meningkat dari 69,6% dari tahun 2008. Jumlahtersebut sudah lebih tinggi dari capaian pada tahun 2007 yang mencapai 70,4%.Dalam SPM bidang kesehatan Kabupaten Mandailing Natal IndikatorCakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensikebidanan tahun 2015 adalah 90%. Cakupan tersebut masih dapat dicapai denganmeningkatkan peran bidan di desa. Peningkatan pencatatan dan pelaporan jugaakan mempengaruhi cakupan tersebut, termasuk laporan Rumah Sakit Umum danRumah Sakit/ Klinik Bersalin.c. Kunjungan NeonatusBayi hingga berusia kurang satu bulan merupakan golongan umur yangmemiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yangdilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan
2011
79.9
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 36
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan padaneonatus.Pelayanan Kesehatan neonatal terbagi menjadi kunjungan ke-1 pada 6-24jam setelah lahir (KN1). Sedangkan KN Lengkap merupakan pelayanan kesehatanneonatal dasar meliputi ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir,pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, danmanajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, padajam 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir.Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di sampingmelakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayikepada ibu.Cakupan kunjungan neonatus (KN1) pada tahun 2011 sebesar 99% darijumlah seluruh neonatus. Jumlah tersebut menurun dari tahun 2010 yang sudahmencapai 100% dari seluruh neonatus. Sedangkan kunjungan neonatus 3 kali (KNLengkap) pada tahun 2011 sebesar 48,13% meningkat dari tahun sebelumnya.Dimana pada tahun 2010 KN Lengkap sebesar 41,61%.Melihat capaian KN Lengkap diatas, tentunya Dinas Kesehatan masihmemiliki pekerjaan rumah yang banyak untuk bisa meningkatkan jumlah capaiankunjungan neonatus KN Lengkap.4.1.2 Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana (KB)Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinyakehamilan sehingga peluang seorang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi.Berdasarkan hasil penelitian, usia subur seorang wanita adalah antara 15 – 49tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkankelahiran, wanita atau pasangannya ini lebih diproritaskan menggunakan alatkontrasepsi.Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat digambarkan melalui cakupanpeserta KB yang ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang sedang atau
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 37
pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempatpelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.GAMBAR 4.4
PERSENTASE PESERTA KB AKTIFDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat dilihat persentase peserta KB aktifdari tahun 2005 sampai 2011 belum menunjukkan perkembangan yang stabil.Tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah hingga mencapai 67,93% tetapi menurunpada tahun 2008 dan 2009 menjadi 59,02% dan 58,78%, penurunan ini terusterjadi sampai tahun 2010 hingga mencapai 58,15%. Pada tahun 2011 persentasepeserta KB aktif meningkat menjadi 61,21%. Diharapkan jumlah ini terusmeningkat guna menekan jumlah penduduk di Kabupaten Mandailing Natal.Karena apabila tidak dikendalikan akan membawa dampak yang kurang baik,diantaranya menjadi beban pembangunan termasuk pembangunan di bidangkesehatan.Puskesmas yang memiliki persentase KB aktif yang paling tinggidibandingkan dengan seluruh pasangan usia subur adalah Puskesmas Ulupungkut(84,01%), diikuti Puskesmas yang ada di kecamatan Natal dengan 82,40% danPuskesmas Longat dengan 76,59 % peserta KB Aktif. Cakupan peserta dapatdilihat pada tabel 35 terlampir.
60.7
60.3
67.93
59.0258.78
58.15
61.21
52
54
56
58
60
62
64
66
68
70
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Peserta KB Aktif
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 38
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif dapat berupa IUD,MOP/ MOW, implant, suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Jumlah pesertaKB aktif baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan dapat dilihat padaGambar 4.5 berikut ini.GAMBAR 4.5
PERBANDINGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKANPASANGAN USIA SUBUR DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Berdasarkan gambar 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa dominan pasanganusia subur menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (45,06 %) dan pil (29,23%).Angka nasional juga menunjukkan bahwa penggunaan jenis kontrasepsi suntikdan pil adalah yang terbesar.4.1.3 Pelayanan ImunisasiKegiatan Imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayiberumur 0 – 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak dan HB). Untuk Wanita Usia Subur(WUS)/ Ibu hamil memperoleh imunisasi TT, anak Sekolah Dasar (SD) kelas 1imunisasi DPT, dan kelas 2-3 imunisasi TT.Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakanproyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalamwilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi(herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
29.23
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 38
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif dapat berupa IUD,MOP/ MOW, implant, suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Jumlah pesertaKB aktif baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan dapat dilihat padaGambar 4.5 berikut ini.GAMBAR 4.5
PERBANDINGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKANPASANGAN USIA SUBUR DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Berdasarkan gambar 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa dominan pasanganusia subur menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (45,06 %) dan pil (29,23%).Angka nasional juga menunjukkan bahwa penggunaan jenis kontrasepsi suntikdan pil adalah yang terbesar.4.1.3 Pelayanan ImunisasiKegiatan Imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayiberumur 0 – 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak dan HB). Untuk Wanita Usia Subur(WUS)/ Ibu hamil memperoleh imunisasi TT, anak Sekolah Dasar (SD) kelas 1imunisasi DPT, dan kelas 2-3 imunisasi TT.Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakanproyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalamwilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi(herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
4.820.01 3.12
10.59
45.06
29.23
7.17
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 38
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif dapat berupa IUD,MOP/ MOW, implant, suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Jumlah pesertaKB aktif baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan dapat dilihat padaGambar 4.5 berikut ini.GAMBAR 4.5
PERBANDINGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKANPASANGAN USIA SUBUR DI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.Berdasarkan gambar 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa dominan pasanganusia subur menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (45,06 %) dan pil (29,23%).Angka nasional juga menunjukkan bahwa penggunaan jenis kontrasepsi suntikdan pil adalah yang terbesar.4.1.3 Pelayanan ImunisasiKegiatan Imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayiberumur 0 – 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak dan HB). Untuk Wanita Usia Subur(WUS)/ Ibu hamil memperoleh imunisasi TT, anak Sekolah Dasar (SD) kelas 1imunisasi DPT, dan kelas 2-3 imunisasi TT.Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakanproyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalamwilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi(herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
IUD
MOP
MOW
Implan
Suntik
Pil
Kondom
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 39
imunisasi (PD3I). Dalam hal ini, pemerintah menargetkan pencapaian UCI padawilayah administrasi desa/ kelurahan.Suatu desa/ kelurahan telah mencapai target UCI apabila lebih dari 80%bayi di desa/ kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Pada tahun 2011Kabupaten Mandailing Natal memiliki 250 desa UCI dari 408 desa (61,27%). Adabeberapa Kecamatan yang memiliki cakupan desa UCI mencapai 100 % sepertiKecamatan Bukit Malintang, Naga Juang, Puncak Sorik Marapi dan kecamatanBatahan. Kecamatan yang cakupan desa UCI nya paling rendah adalah kecamatanTambangan yaitu sebesar 10%.GAMBAR 4.6
PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCIDI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012Gambar 4.6 memperlihatkan persentase desa/kelurahan UCI di KabupatenMandailing Natal yang menunjukkan perkembangan dari tahun 2005 sampaitahun 2009 yang sudah mencapai 88,9%, tetapi pada tahun 2010 mengalamipenurunan yang signifikan hingga menjadi 56,7% dan pada tahun 2011menunjukkan perkembangan lagi mencapai 61,27%. Target UCI dalampembangunan kesehatan Kabupaten Mandailing Natal sampai tahun 2016 adalahsebesar 100%. Mengingat sampai pada tahun 2011 cakupan desa/kelurahan
86.5 85.6 87.5 87.6 88.9
56.7 61.27
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 40
masih rendah maka butuh perhatian yang serius untuk peningkatan cakupan UCIdi Kabupaten Mandailing Natal.Persentase cakupan imunisasi tahun 2011 mengalami peningkatan daritahun 2010. Cakupan imunisasi untuk setiap jenisnya untuk tahun 2011 adalahsebagai berikut: imunisasi BCG mencapai 98,79% (85% tahun 2010), imunisasiDPT1+HB1 sebesar 91,21% (83,25% tahun 2010), DPT3+HB3 sebesar 85,73%(81,40%), Polio sebesar 91,99% (83,48% tahun 2010) dan imunisasi campaksebesar 93,01% (83,96%).Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satukegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasusTetanus Neonatal di setiap Kabupaten/ Kota hingga < 1 kasus per 1.000 kelahiranhidup per tahun.
GAMBAR 4.7PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI
KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Cakupan imunisasi TT Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2011 adalahsebesar 76,5% untuk TT1, TT2 sebesar 70,7%, TT3 sebesar 21,9%, TT4 sebesar11,2 dan TT5 sebesar 11,2%.
4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANGBeberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatanpelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan
21.9
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 40
masih rendah maka butuh perhatian yang serius untuk peningkatan cakupan UCIdi Kabupaten Mandailing Natal.Persentase cakupan imunisasi tahun 2011 mengalami peningkatan daritahun 2010. Cakupan imunisasi untuk setiap jenisnya untuk tahun 2011 adalahsebagai berikut: imunisasi BCG mencapai 98,79% (85% tahun 2010), imunisasiDPT1+HB1 sebesar 91,21% (83,25% tahun 2010), DPT3+HB3 sebesar 85,73%(81,40%), Polio sebesar 91,99% (83,48% tahun 2010) dan imunisasi campaksebesar 93,01% (83,96%).Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satukegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasusTetanus Neonatal di setiap Kabupaten/ Kota hingga < 1 kasus per 1.000 kelahiranhidup per tahun.
GAMBAR 4.7PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI
KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Cakupan imunisasi TT Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2011 adalahsebesar 76,5% untuk TT1, TT2 sebesar 70,7%, TT3 sebesar 21,9%, TT4 sebesar11,2 dan TT5 sebesar 11,2%.
4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANGBeberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatanpelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan
76.5
70.7
21.9
11.2 11.2
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 40
masih rendah maka butuh perhatian yang serius untuk peningkatan cakupan UCIdi Kabupaten Mandailing Natal.Persentase cakupan imunisasi tahun 2011 mengalami peningkatan daritahun 2010. Cakupan imunisasi untuk setiap jenisnya untuk tahun 2011 adalahsebagai berikut: imunisasi BCG mencapai 98,79% (85% tahun 2010), imunisasiDPT1+HB1 sebesar 91,21% (83,25% tahun 2010), DPT3+HB3 sebesar 85,73%(81,40%), Polio sebesar 91,99% (83,48% tahun 2010) dan imunisasi campaksebesar 93,01% (83,96%).Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satukegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasusTetanus Neonatal di setiap Kabupaten/ Kota hingga < 1 kasus per 1.000 kelahiranhidup per tahun.
GAMBAR 4.7PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI
KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal 2012.Cakupan imunisasi TT Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2011 adalahsebesar 76,5% untuk TT1, TT2 sebesar 70,7%, TT3 sebesar 21,9%, TT4 sebesar11,2 dan TT5 sebesar 11,2%.
4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANGBeberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatanpelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 41
lain-lain. Uraian tentang pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang tersebutdiuraikan seperti di bawah ini.4.2.1. Pelayanan Kesehatan Rujukan (Rumah Sakit)Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah dan atau swastauntuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah danmenyembuhkan/ memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pelayanan kepadamasyarakat dilakukan melalui rawat jalan dan rawat inap.a. Kunjungan Rawat Inap dan Rawat JalanSebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untukmemberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan. SebagianPuskesmas juga telah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.Rumah Sakit Umum di Kabupaten Mandailing Natal berjumlah 4 unit,dengan rincian dua unit milik Pemerintah Daerah dan sisanya milik swasta.Kunjungan rawat inap di seluruh Rumah Sakit pada tahun 2011 berjumlah8.426 kunjungan. Kunjungan rawat inap terbesar adalah RSUD Panyabungan, yaitusebesar 56,8% dari seluruh total rawat inap di Kabupaten Mandailing Natal.Tingginya kunjungan rawat inap di RSUD Panyabungan tesebut sangatterkait dengan Program Jamkesmas. Pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakatmiskin yang memiliki kartu Jamkesmas di kelas III RSUD Panyabunganmenyebabkan tingginya tingkat kunjungan pasien. Selain itu program Jamkesdayang sejak tahun 2011 dijalankan juga menjadi penyebab tingginya jumlahkunjungan di RSUD Panyabungan. Dimana masyarakat miskin yang tidak mampudiluar peserta Jamkesmas juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dikelas III RSUD Panyabungan.Rumah Sakit Umum Permata Madina yang merupakan RS Swasta memilikitingkat rawat inap tertinggi kedua yaitu 2.553 kunjungan, atau sebesar 30,2% dariseluruh rawat inap.Kunjungan rawat jalan di seluruh Rumah Sakit di Kabupaten MandailingNatal berjumlah 36.362 kunjungan. Jumlah kunjungan tertinggi adalah RSUD
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 42
Panyabungan sebesar 61,8% (22.475 kunjungan). Sedangkan kunjungan rawatjalan terbanyak kedua adalah 29,7% (10.808 kunjungan) untuk RSU PermataMadina.b. Indikator Pelayanan Rumah SakitPenilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihatdari berbagai segi, yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensipelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan dirumah sakit yang dipantau antara lain persentase pemanfaaatan tempat tidur(BOR), rata-rata lama hari perawatan per seorang pasien (LOS), rata-rata haritempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya (TOI), angkakematian di Rumah Sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar (GDR), dan angkakematian ≥ 48 jam setelah dirawat di Rumah Sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderitakeluar(NDR).Adapun capaian indikator pelayanan rumah sakit di Kabupaten MandailingNatal pada tahun 2011 RSUD Panyabungan dengan 83 tempat tidur memiliki4.583 jumlah hari perawatan dengan persentase pemanfaatan tempat tidur (BOR)sebanyak 15,13% per tahun, rata-rata lama hari perawatan (LOS) sebanyak 0,96hari, rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI) 5,37 hari, pasien keluaryang meninggal (GDR) sebanyak 12,94 per 1.000 pasien keluar dan pasien keluaryang meninggal <24 jam perawatan sebanyak 12,94 per 1.000 pasien keluar.RSUD Natal dengan 36 tempat tidur memiliki 539 hari perawatan denganpersentase pemanfaatan tempat tidur sebanyak (BOR) sebanyak 4,10% per tahun,rata-rata lama hari perawatan (LOS) sebanyak 4,10 hari, rata-rata selang waktupemakaian tempat tidur (TOI) 39,88 hari, pasien keluar yang meninggal (GDR)sebanyak 22,15 per 1.000 pasien keluar dan pasien keluar yang meninggal <24jam perawatan (NDR) sebanyak 0.RS Permata Madina dengan jumlah tempat tidur sebanyak 58 buah yangmemiliki 365 hari perawatan dengan persentase pemanfaatan tempat tidur (BOR)sebanyak 1,72% per tahun, rata-rata lama hari perawatan (LOS) sebanyak 0,14hari, rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI) 8,15 hari, pasien keluar
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 43
yang meninggal (GDR) 0,78 per 1.000 pasien keluar dan pasien keluar yangmeninggal <24 jam perawatan (NDR) sebanyak 1,57 per 1.000 pasien keluar.RS Armina Madina dengan jumlah tempat tidur sebanyak 32 buah yangmemiliki 2.681 hari perawatan dengan persentase pemanfaatan tempat tidur(BOR) sebanyak 22,95% per tahun, rata-rata lama hari perawatan (LOS) sebanyak3,5 hari, rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI) 11,75 hari, pasienkeluar yang meninggal (GDR) sebanyak 15,67 per 1.000 pasien keluar dan pasienkeluar yang meninggal <24 jam perawatan (NDR) sebanyak 5,22 per 1.000 pasienkeluar.4.2.2. Pelayanan Kesehatan PenunjangPemeriksaan laboratorium dan radiodiagnostik merupakan pelayanankesehatan penunjang dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit. Berdasarkankesediaan sarana tersebut di rumah sakit, seluruh rumah sakit (100%) telahmemiliki laboratorium kesehatan. Sedangkan fasilitas radiodiagnostik tidak adadatanya.4.2.3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (Jamkesmas)Program Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanankesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakansecara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanankesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatandasar yang meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, rujukan tingkatlanjut, rawat inap tingkat lanjut maupun pelayanan gawat darurat. Pelayananrawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Sedangkanrawat jalan lanjutan dan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan danRumah Sakit.Jumlah kuota kepesertaan Jamkesmas untuk Kabupaten Mandailing Nataltahun 2011 adalah sebesar 41.830 rumah tangga dengan 175.591 jiwa/ anggota
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 44
rumah tangga. Berdasarkan data dari PT. Askes, jumlah kartu yang didistribusikanadalah untuk 41.188 rumah tangga atau sebanyak 175.187 jiwa.Pemanfaatan kartu Jamkesmas oleh peserta pada tahun 2010 berdasarkanlaporan Puskesmas adalah sebesar 62.110 pemakaian (35,45%). Sedangkan rawatinap di Puskesmas berjumlah 57 kunjungan (0,03%). Tidak tercantum datapemakaian dari Rumah Sakit.4.3 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKITProgram pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untukmenurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit menular danmencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit.Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan padapelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secaradini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatanpenderita. Pelayanan lainnya yang diberikan adalah upaya pencegahan denganpemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untukpeningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalamupaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagaikegiatan.4.4 PERBAIKAN GIZI MASYARAKATUpaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani masalahgizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilaksanakan,ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompokmasyarakat adalah kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi.4.4.1 Pemberian Kapsul Vitamin AUpaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yangdiperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A. Pemberiankapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita diberikan sebanyak 2 kali dalamsatu tahun dan pada ibu nifas diberikan satu kali.Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yangberguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 45
Anak yang menderita kekurangan vitamin A, bila terserang campak, diare ataupenyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapatmengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untukmenyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpananvitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama akanmengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segeramendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.Persentase Balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan vitamin A 2 kali padatahun 2011 adalah sebesar 60,78%. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun2010 yang sebesar 65,15%.GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN BALITA MENDAPATKAN VITAMIN A 2 KALI DALAMSATU TAHUN PER PUSKESMAS DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
Sumber : Bidang pelayanan dan promosi kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal Tahun 20120.00
SihepengSiabu
MalintangNaga JuangMompang
Panyabungan JaeGunung Tua
Gunung BaringinLongat
Kayu LautHuta Bargot
MagaSibanggor Jae
TambanganKotanopan
Ulu PungkutMuara Sipongi
PakantanMuara Soma
Simpang GambirSikara-kara
Patiluban MudikBatahan
SinunukanSingkuang
Manisak
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 45
Anak yang menderita kekurangan vitamin A, bila terserang campak, diare ataupenyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapatmengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untukmenyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpananvitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama akanmengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segeramendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.Persentase Balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan vitamin A 2 kali padatahun 2011 adalah sebesar 60,78%. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun2010 yang sebesar 65,15%.GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN BALITA MENDAPATKAN VITAMIN A 2 KALI DALAMSATU TAHUN PER PUSKESMAS DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
Sumber : Bidang pelayanan dan promosi kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal Tahun 20120.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
66.79
54.4652.74
60.83
58.6058.25
68.46
49.07 78.02
82.41
6167.88
69.0876.62
61.24 81.19
17.13
17.4642.95
68.9980.31
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 45
Anak yang menderita kekurangan vitamin A, bila terserang campak, diare ataupenyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapatmengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untukmenyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpananvitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama akanmengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segeramendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.Persentase Balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan vitamin A 2 kali padatahun 2011 adalah sebesar 60,78%. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun2010 yang sebesar 65,15%.GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN BALITA MENDAPATKAN VITAMIN A 2 KALI DALAMSATU TAHUN PER PUSKESMAS DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
Sumber : Bidang pelayanan dan promosi kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal Tahun 201280.00 90.00 100.00
78.02
82.41
76.62
81.19
83.42
86.48
84.4882.16
80.31
100.00
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 46
Dari gambar 4.8 diatas dapat dilihat Puskesmas tertinggi persentase balitamendapatkan Vitamin A sebanyak 2 kali adalah Puskesmas Manisak sebesar100%, diikuti dengan Puskesmas Sikara-kara sebesar 86,48% dan PuskesmasPatiluban Mudik sebesar 84,48%.4.4.2 Pemberian Tablet BesiPelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasusanemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe, khususnyayang dialami ibu hamil. Cakupan pemberian tablet besi bagi ibu hamil pada tahun2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Untuk pemberian tabletFe1 tahun 2010 berjumlah 67,52% dari total ibu hamil, meningkat menjadi80,82% pada tahun 2011. Sedangkan untuk pemberian Fe3 bagi ibu hamil,meningkat dari 65,16% pada tahun 2010 menjadi 74,39% pada tahun 2011.Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) khususnyaFe3 selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :
GAMBAR 4.9PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE3
DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang pelayanan dan promosi kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal Tahun 2012
0
20
40
60
80
100
2005 2006
56.9
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 46
Dari gambar 4.8 diatas dapat dilihat Puskesmas tertinggi persentase balitamendapatkan Vitamin A sebanyak 2 kali adalah Puskesmas Manisak sebesar100%, diikuti dengan Puskesmas Sikara-kara sebesar 86,48% dan PuskesmasPatiluban Mudik sebesar 84,48%.4.4.2 Pemberian Tablet BesiPelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasusanemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe, khususnyayang dialami ibu hamil. Cakupan pemberian tablet besi bagi ibu hamil pada tahun2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Untuk pemberian tabletFe1 tahun 2010 berjumlah 67,52% dari total ibu hamil, meningkat menjadi80,82% pada tahun 2011. Sedangkan untuk pemberian Fe3 bagi ibu hamil,meningkat dari 65,16% pada tahun 2010 menjadi 74,39% pada tahun 2011.Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) khususnyaFe3 selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :
GAMBAR 4.9PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE3
DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang pelayanan dan promosi kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal Tahun 20122006 2007 2008 2009 2010 2011
55.8
42.3
100
46.04
65.16
Cakupan FE3
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 46
Dari gambar 4.8 diatas dapat dilihat Puskesmas tertinggi persentase balitamendapatkan Vitamin A sebanyak 2 kali adalah Puskesmas Manisak sebesar100%, diikuti dengan Puskesmas Sikara-kara sebesar 86,48% dan PuskesmasPatiluban Mudik sebesar 84,48%.4.4.2 Pemberian Tablet BesiPelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasusanemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe, khususnyayang dialami ibu hamil. Cakupan pemberian tablet besi bagi ibu hamil pada tahun2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Untuk pemberian tabletFe1 tahun 2010 berjumlah 67,52% dari total ibu hamil, meningkat menjadi80,82% pada tahun 2011. Sedangkan untuk pemberian Fe3 bagi ibu hamil,meningkat dari 65,16% pada tahun 2010 menjadi 74,39% pada tahun 2011.Cakupan Ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) khususnyaFe3 selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :
GAMBAR 4.9PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE3
DI KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2005-2011
Sumber : Bidang pelayanan dan promosi kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal Tahun 20122011
65.1674.39
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 47
Pada gambar 4.9 terlihat bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkantablet tambah darah (Fe3) selama tahun 2005-2011 menunjukkan kemajuan yangtidak stabil dan sampai tahun 2011 masih belum mencapai perkembangan yangmemuaskan. Meskipun sempat mencapai 100% pada tahun 2008 namunkemudian menurun secara signifikan pada tahun 2009 hingga mencapai 46,04%,pada tahun 2010 meningkat menjadi 65,16% dan tahun 2011 cakupan Fe3meningkat lagi mencapai 74,39%.Perbandingan jumlah ibu hamil yang memperoleh tablet besi Fe1 dan Fe3per puskesmas dapat disajikan dalam Gambar 4.10 berikut ini.GAMBAR 4.10
JUMLAH IBU HAMIL MENDAPATKAN FE1 DAN FE3 PER PUSKESMASDIKABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.
Sihepeng, Siabu
Malintang
Naga Juang
Mompang
Panyabungan Jae, Gunung Tua
Gunung Baringin
Longat
Kayu Laut
Huta Bargot
Maga
Sibanggor Jae
Tambangan
Kotanopan
Ulu Pungkut
Muara Sipongi
Pakantan
Muara Soma
Simpang Gambir
Sikara-kara, Patiluban Mudik
Batahan
Sinunukan
Singkuang
Manisak
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 47
Pada gambar 4.9 terlihat bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkantablet tambah darah (Fe3) selama tahun 2005-2011 menunjukkan kemajuan yangtidak stabil dan sampai tahun 2011 masih belum mencapai perkembangan yangmemuaskan. Meskipun sempat mencapai 100% pada tahun 2008 namunkemudian menurun secara signifikan pada tahun 2009 hingga mencapai 46,04%,pada tahun 2010 meningkat menjadi 65,16% dan tahun 2011 cakupan Fe3meningkat lagi mencapai 74,39%.Perbandingan jumlah ibu hamil yang memperoleh tablet besi Fe1 dan Fe3per puskesmas dapat disajikan dalam Gambar 4.10 berikut ini.GAMBAR 4.10
JUMLAH IBU HAMIL MENDAPATKAN FE1 DAN FE3 PER PUSKESMASDIKABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.0 200 400 600 800 1000 1200
Sihepeng, Siabu
Malintang
Naga Juang
Mompang
Panyabungan Jae, Gunung Tua
Gunung Baringin
Longat
Kayu Laut
Huta Bargot
Maga
Sibanggor Jae
Tambangan
Kotanopan
Ulu Pungkut
Muara Sipongi
Pakantan
Muara Soma
Simpang Gambir
Sikara-kara, Patiluban Mudik
Batahan
Sinunukan
Singkuang
Manisak
836
81
135
510
866
312
168
92
176
216
205
241
708
138
264
66
631
82
582
437
489
145
214
581
203
69
374
292
168
198
131
139
226
182
597
60
199
45
455
49
583
447
442
105
69
Fe3 Fe1
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 47
Pada gambar 4.9 terlihat bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkantablet tambah darah (Fe3) selama tahun 2005-2011 menunjukkan kemajuan yangtidak stabil dan sampai tahun 2011 masih belum mencapai perkembangan yangmemuaskan. Meskipun sempat mencapai 100% pada tahun 2008 namunkemudian menurun secara signifikan pada tahun 2009 hingga mencapai 46,04%,pada tahun 2010 meningkat menjadi 65,16% dan tahun 2011 cakupan Fe3meningkat lagi mencapai 74,39%.Perbandingan jumlah ibu hamil yang memperoleh tablet besi Fe1 dan Fe3per puskesmas dapat disajikan dalam Gambar 4.10 berikut ini.GAMBAR 4.10
JUMLAH IBU HAMIL MENDAPATKAN FE1 DAN FE3 PER PUSKESMASDIKABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kab. Mandailing Natal, 2012.1200 1400
1376
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 48
Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal care(ANC). Pada tahun 2011 cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil sebesar 70%sementara cakupan ibu hamil yang mendapat Fe3 sebesar 74,39%. Padahal salahsatu kriteria K4 adalah ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet yangdiindikasikan dengan besarnya cakupan Fe3. Oleh karena itu seharusnya cakupanFe3 lebih besar atau sama dengan cakupan K4. Sampai dengan tahun 2009 diKabupaten Mandailing Natal cakupan ibu hamil yang mendapat Fe3 lebih rendahdibandingkan dengan cakupan K4. Namun pada tahun 2011 jumlah cakupan Fe3sudah lebih besar dari cakupan K4. Hal ini menandakan bahwa sudah adasinkronisasi cakupan K4 dengan jumlah ibu yang mendapatkan tablet Fe3. Faktorlain yang diduga sebagai penyebab hal tersebut adalah adanya koordinasi sistempencatatan dan pelaporan antar program terkait sehingga tercipta sinkronisasidata.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 49
Situasi sumber daya kesehatan Kabupaten Mandailing Natal akanditampilkan dalam bab ini yang meliputi sarana kesehatan, tenaga kesehatan danpembiayaan kesehatan.5. 1. SARANA KESEHATANPada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranyaPuskesmas, rumah sakit, sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.a. PuskesmasPuskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun diupayakan terusmeningkat yang bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau olehmasyarakat dan merata sampai di daerah terpencil. Sampai dengan tahun 2011,jumlah Puskesmas di Kabupaten Mandailing Natal masih berjumlah 26 unit.Rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 6,3 pada tahun 2011.Dibandingkan dengan rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk secaraNasional baru mencapai 3,79 pada tahun 2010.Seluruh puskesmas tersebut masih didukung dengan tersedianyapuskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Dengan ketersediaan sebanyak 58Puskesmas Pembantu dan sebanyak 27 Puskesmas keliling diharapkan dapatsemakin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.b. Rumah SakitPada tahun 2011 jumlah rumah sakit di Kabupaten Mandailing Natal masihsama dengan kondisi tahun sebelumnya, yaitu dua unit rumah sakit milikpemerintah daerah dan dua unit rumah sakit swasta.Rumah sakit milik pemerintah daerah berada di Panyabungan, KecamatanPanyabungan dan satu lagi di Natal, Kecamatan Natal. Sedangkan kedua unitrumah sakit swasta berada di Panyabungan.
BAB
V SUMBER DAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 50
Berdasarkan kelasnya, satu rumah sakit milik pemerintah dan satu unitrumah sakit swasta baru dapat memberikan pelayanan kesehatan empatpelayanan spesialis. Rumah Sakit Umum Natal sudah memiliki dokter spesialispada tahun 2011 meskipun belum keempat pelayanan spesialis terpenuhi karenabaru dua dokter spesialis yang ada.c. Sarana Kesehatan Bersumber Daya MasyarakatDalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat(UKBM) diantaranya adalah Posyandu, Polindes, tanaman obat keluarga, pos obatdesa, dan sebagainya.Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal dimasyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal lima program prioritas, yaitukesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, danpenanggulangan diare.Untuk memantau perkembangannya, posyandu dikelompokkan dalamempat strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama danPosyandu Mandiri.Pada tahun 2011, jumlah Posyandu sebanyak 471 buah. Berdasarkanpengelompokan strata tersebut di atas, Posyandu Pratama berjumlah 45,44% atausebanyak 214 unit. Sedangkan Posyandu Madya berjumlah 253 unit (53,7%) danPosyandu Purnama berjumlah 4 unit (0,8%). Sedangkan untuk tingkatanPosyandu Mandiri sampai tahun 2011 Belum terdapat Posyandu dengan tingkatanPosyandu Mandiri.d. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes.Tenaga poskesdes adalah minimal satu orang bidan dan dua orang kader. Sampaidengan tahun 2011, jumlah bangunan Poskesdes yang disediakan PemerintahDaerah melalui dana alokasi khusus terdapat sebanyak 145 unit. Sedangkan
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 51
jumlah desa/ kelurahan yang harus dijadikan desa siaga di Kabupaten MandailingNatal adalah sebanyak 408 desa/kel. Jumlah sarana Poskesdes per Puskesmasdapat dilihat pada Tabel 73 terlampir. Jumlah desa siaga yang aktif pada tahun2011 baru mencapai 35,5% atau sebanyak 145 desa.5.2 TENAGA KESEHATANIndikator tenaga kesehatan terdiri atas Rasio Dokter per 100.000Penduduk, Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk, Rasio Dokter Gigi per100.000 Penduduk, Rasio Apoteker per 100.000 Penduduk, Rasio Bidan per100.000 Penduduk, Rasio Perawat per 100.000 Penduduk, Rasio Ahli Gizi per100.000 Penduduk, Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 Penduduk, Rasio AhliKesehatan Masyarakat per 100.000 Penduduk.Pada tahun 2011 rasio tenaga kesehatan ada yang mengalami peningkatandan ada juga yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Adapun rasiotenaga kesehatan yang mengalami peningkatan seperti rasio dokter, dokterspesialis, ahli sanitasi dan ahli kesehatan masyarakat. Rasio tenaga kesehatan yangmengalami penurunan adalah Dokter Gigi, Perawat dan Bidan meskipunpenurunannya tidak terlalu signifikan. Perbandingan capaian rasio tenagakesehatan tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:
TABEL 5.1PERBANDINGAN CAPAIAN RASIO TENAGA KESEHATAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL PADA TAHUN 2010-2011
No Indikator Capaian 2010 Capaian 2011
1. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk 15,56 17,86
2. Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk 1,51 2,49
3. Rasio Dokter Gigi per 100.000 Penduduk 6,03 5,97
4. Rasio Apoteker per 100.000 Penduduk 6 7
5. Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 71 70
6. Rasio Perawat per 100.000 Penduduk 116,06 114,97
7. Rasio Ahli Gizi per 100.000 Penduduk 3 4
8. Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 Penduduk 0,49 2,69
9. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000Penduduk 1,73 2,94
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 52
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa rasio tenaga kesehatan diKabupaten Mandailing Natal masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlahpenduduk/ keluarga. Rasio tenaga kesehatan yang mendekati target hanya tenagakeperawatan, yaitu 114,97 per 100.00 penduduk, angka ini pun menurun daritahun 2010 yang sudah mencapai 116,06 per 100.000 penduduk. Beberapaindikator telah mengalami peningkatan, namun ada juga yang mengalamipenurunan. Pada tahun 2010, rasio dokter per 100.000 penduduk adalah 15,56meningkat pada tahun 2011 menjadi 17,86 per 100.000 penduduk. Rasio dokterspesialis juga meningkat pada tahun 2011 menjadi 2,49 per 100.000 pendudukdari sebelumnya 1,51 pada tahun 2010.Tenaga kesehatan seperti Ahli Gizi, Ahli Sanitasi dan Kesehatan Masyarakatjuga mengalami peningkatan dari tahun 2010 meskipun peningkatannya tidakterlalu signifikan. Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk tahun 2010 adalah 3meningkat menjadi 4 per 100.000 penduduk pada tahun 2011. Rasio ahli sanitasiper 100.000 penduduk pada tahun 2010 adalah 0,49 menjadi 2,69 per 100.000penduduk pada tahun 2011. Sedangkan rasio Ahli Kesehatan Masyarakat padatahun 2010 adalah 1,73 meningkat menjadi 2,94 per 100.000 penduduk padatahun 2011.Seluruh data tersebut di atas meliputi data tenaga kesehatan yang bekerjadi Puskesmas dan jaringannya, rumah Sakit pemerintah dan rumah sakit swastaserta sarana pelayanan kesehatan lainnya. Data tersebut tidak termasuk tenagakesehatan pada Dinas Kesehatan.5. 3 PEMBIAYAAN KESEHATANDalam hal pembiayaan kesehatan, Undang-undang No. 36 tahun 2009tentang Kesehatan Pasal 171 ayat (2) disebutkan bahwa “Besar anggarankesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah diluar gaji”.Diharapkan daerah Kabupaten Mandailing Natal dapat merealisasikan peraturantersebut karena sampai dengan tahun 2011 alokasi belanja langsung untukkesehatan di Kabupaten Mandailing Natal masih rendah berkisar 3,46% diluar
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 53
gaji. Sedangkan total anggaran kesehatan termasuk gaji tahun 2011 adalah 6,7%dari total APBD jumlah ini meningkat dari tahun 2010 yaitu sebesar 4,6%.Rendahnya persentase alokasi angaran kesehatan dengan APBD KabupatenMandailing Natal sampai pada tahun 2011 menyebabkan sebagian besar biayatersebut hanya dialokasikan untuk kegiatan operasional saja. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatanberbagai target capaian seperti SPM dan MDGs tidak terlaksana.Anggaran kesehatan per kapita pada tahun 2010 adalah sebesar 78.781meningkat menjadi 132.954 pada tahun 2011. Hal ini disebabkan adanyapenambahan dana dari APBN seperti Dana Alokasi Khusus (DAK), BantuanOperasional Kesehatan (BOK), dan Dana Tugas Pembantuan (TP).
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 54
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan dansaran sebagaimana berikut ini :1. Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Mandailing Natal semakindidukung oleh Pemerintah Daerah dengan adanya program pelayanankesehatan gratis untuk masyarakat miskin yang tidak termasuk ke dalampeserta Jamkesmas. Pelayanan gratis tersebut dilaksanakan di Puskesmasdan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Mandailing Natal.2. Jumlah tenaga kesehatan, baik berupa dokter umum, dokter gigi, apoteker,perawat,bidan, ahli kesehatan masyarakat akan mempengaruhi rasioperbandingan tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk. Hal tersebutjuga menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio tersebut, semakin banyaktenaga kesehatan yang siap memberikan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat. Sampai dengan tahun 2011, jumlah tenaga kesehatan sepertitenaga gizi, sanitasi dan apoteker masih kurang. Hal ini tentunya akanberpengaruh dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.3. Alokasi anggaran Kesehatan terhadap APBD Kabupaten Mandailing Natalpada tahun 2011 untuk belanja langsung mencapai 3,46%. Rendahnyaalokasi belanja langsung kesehatan ini tentunya berpengaruh terhadapupaya pencapaian indikator-indikator Standar Pelayanan Minimal.Diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya alokasi anggaran untuk bidangkesehatan dapat ditingkatkan sesuai dengan amanat Undang- UndangKesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyebutkanbahwa alokasi anggaran kesehatan sebesar 10% dari total APBDKabupaten/ Kota diluar gaji.4. Banyak data yang tidak terisi dalam lampiran profil ini yang disebabkanbeberapa hal berikut ini : (1). Kurangnya perhatian petugas terhadap data,(2). Kurangnya perhatian terhadap pengarsipan dan rekapitulasi data yang
KESIMPULANBABVI
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 55
diperoleh dari Puskesmas dan jaringannya, (3). Tidak berjalannya tugaspokok dan fungsi sebagaimana mestinya, (4). Kurangnya kerjasama lintassektor (misalnya dengan RSU), (5). Kurangnya tenaga kesehatan yangberakibat beban ganda.5. Perhatian dari para Stake Holders senantiasa selalu dibutuhkan sebagaibentuk dukungan terhadap pembangunan kesehatan di KabupatenMandailing Natal. Perhatian dalam bentuk dukungan peningkatananggaran, dukungan penambahan jumlah tenaga kesehatan, dukunganterhadap pelaksanaan program-program kesehatan, dukungan terhadappelaksanaan profesi-profesi kesehatan.6. Pencapaian pembangunan kesehatan dalam bentuk data terpilahditampilkan dalam lampiran buku Profil Kesehatan Kabupaten MandailingNatal tahun 2011 ini.7. Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 ini masih banyakkekurangan. Diharapkan kepada para pembaca yang memiliki saran untukperbaikan Profil ini pada tahun berikutnya agar disampaikan ke SubbagProgram Dinas Kesehatan Kabupaetn Mandailing Natal.
Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 56
1. ________, Profil Kesehatan Indonesia 2010, Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia, Jakarta, 2011.2. ________, Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal 2010, Dinas KesehatanKabupaten Mandailing Natal, Panyabungan, 2011.3. ________, Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota, Pusat Datadan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,2011.4. ________, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 KementerianKesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2011.5. ________, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), KabupatenMandailing Natal 2011-2016, Panyabungan, 2011.
DAFTAR PUSTAKA
KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2011
L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 6,621 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 408 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 200,925 207,806 408,731 Jiwa Tabel 2
8 Jumlah Lahir Hidup 0 0 9,160 Bayi Tabel 69 Jumlah Bayi Mati - - 198 Bayi Tabel 7
10 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0 0 22 per 1.000 KH Tabel 711 Jumlah Balita Mati 0 0 249 Balita Tabel 712 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0 0 27 per 1.000 KH Tabel 713 Jumlah Kematian Ibu Maternal 36 Ibu Tabel 814 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 393 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan15 AFP Rate < 15 th - per 100.000 pend <15thn Tabel 916 Angka Insidens TB Paru 300 170 233.89 per 100.000 penduduk Tabel 1017 Angka Prevalensi TB Paru 302 171 235.12 per 100.000 penduduk Tabel 1018 Angka Penemuan Kasus TB Paru 0.00 0.00 13.39 % Tabel 1119 Success Rate TB Paru 0.00 0.00 76.79 % Tabel 1220 Pneumonia Balita Ditangani 0 0 0.2 % Tabel 1321 Jumlah Kasus Baru HIV 0 1 1 Kasus Tabel 1422 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 1423 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 0 Kasus Tabel 1424 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 1425 Persentase Diare ditangani 0 0 61 % Tabel 1626 Incidence Rate DBD 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 2327 Case Fatality Rate DBD 0 0 0 % Tabel 23
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
27 Case Fatality Rate DBD 0 0 0 % Tabel 2328 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidende ) 0 0 4 per 1.000 penduduk29 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 2430 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB) 0 0 0 Kasus Tabel 1731 Jumlah Kasus Baru Kusta (MB) 1 2 3 Kasus Tabel 1732 Incidence Rate Kusta 0 1 1 per 100.000 penduduk33 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 0.00 0.00 % Tabel 1834 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 0.00 0.00 % Tabel 1835 Angka Prevalensi Kusta per 10.000 Penduduk 0.15 0.29 0.22 % Tabel 1936 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 2037 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0.00 0.00 100.00 % Tabel 2038 Angka Kesakitan Filariasis per 100.000 Penduduk 0 0 3 per 100.000 penduduk Tabel 2539 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 2140 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 2141 Jumlah Kasus Tetanus 0 0 0 Kasus Tabel 2142 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 2143 Jumlah Kasus Campak 0 1 1 Kasus Tabel 2244 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 2245 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan91 Sarkes yang memiliki Labkes 23.33 % Tabel 71
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat92 Rumah Tangga ber-PHBS 26.70 % Tabel 6192 Rumah Tangga ber-PHBS 26.70 % Tabel 6193 Posyandu Aktif 99.58 % Tabel 72
C.4 Keadaan Lingkungan94 Rumah Sehat 53.01 % Tabel 6295 Keluarga yang memiliki akses air bersih - % Tabel 6496 KK memiliki Jamban Sehat 76.40 % Tabel 6697 KK memiliki Tempat Sampah Sehat 124.32 % Tabel 6698 KK memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 85.69 % Tabel 6699 TUPM Sehat - % Tabel 67
D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Tenaga Kesehatan103 Jumlah Dokter Spesialis 4 2 6 Orang Tabel 74104 Jumlah Dokter Umum 23 51 77 Orang Tabel 74105 Jumlah Dokter Gigi 1 12 13 Orang Tabel 74106 Jumlah Bidan 157 134 291 Orang Tabel 75107 Jumlah Perawat 74 168 242 Orang Tabel 75108 Jumlah Tenaga Kefarmasian 4 26 36 Orang Tabel 76109 Jumlah Tenaga Gizi - 19 20 Orang Tabel 76110 Jumlah Tenaga Kesmas 8 15 25 Orang Tabel 77111 Jumlah Tenaga Sanitasi 6 9 15 Orang Tabel 77112 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 2 22 24 Orang Tabel 78113 Jumlah Fisioterapis - 5 5 Orang Tabel 78114 Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk 1.49 1.00 2.49 Tabel 74115 Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk 10.45 24.39 17.86 Tabel 74116 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 70.22 Tabel 75
D.2 Pembiayaan Kesehatan117 Total Anggaran Kesehatan 54,342,462,702.00 Rp Tabel 79118 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 6.17 % Tabel 79119 Anggaran Kesehatan Perkapita 132,954.10 Rp Tabel 79
D.3 Sarana Kesehatan120 Jumlah Rumah Sakit Umum 4 Tabel 70121 Jumlah Rumah Sakit Khusus -122 Jumlah Puskesmas Perawatan 3 Tabel 70123 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 23 Tabel 70124 Jumlah Apotek 12 Tabel 70
L P L + P SatuanANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
125 Jumlah Desa Siaga 395 Desa Tabel 73126 Desa Siaga Aktif 0.51 % Tabel 73127 Jumlah Poskesdes 145 Tabel 73128 Jumlah Posyandu 471 Posyandu Tabel 73
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2011
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
9,160 20 16 0 36ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 393
Sumber: Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011(177)
-81.95051
82.87037
Natal
JUMLAH (KAB/KOTA)
19
TABEL 9
KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2011
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN
JUMLAH KASUSAFP (NON POLIO)
AFP RATE(NON POLIO)
1 2 3 4 5 6
Sihepeng 0 0.00Siabu 0 0.00
2 Bukit Malintang Malintang 3,999 0 0.003 Naga Juang Naga Juang 1,341 0 0.004 Panyabungan Utara Mompang 7,334 0 0.00
Panyabungan Jae 0 0.00Gunung Tua 0 0.00
6 Panyabungan Timur Gunung Baringin 4,512 0 0.007 Panyabungan Barat Longat 3,262 0 0.008 Panyabungan Selatan Kayu Laut 3,450 0 0.009 Huta Bargot Huta Bargot 2,094 0 0.00
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
19 Natal
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
6 Panyabungan Timur Gunung Baringin 2,214 955 43.13 1,124 50.777 Panyabungan Barat Longat 1,764 295 16.72 1,351 76.598 Panyabungan Selatan Kayu Laut 1,265 202 15.97 827 65.38
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
19 Natal
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sihepeng 496 128 25.81Siabu 699 182 26.04
2 Bukit Malintang Malintang 236 39 16.533 Naga Juang Naga Juang 107 48 44.864 Panyabungan Utara Mompang 509 90 17.68
Panyabungan Jae 1,357 226 16.65Gunung Tua 329 138 41.95
6 Panyabungan Timur Gunung Baringin 252 107 42.467 Panyabungan Barat Longat 193 18 9.338 Panyabungan Selatan Kayu Laut 219 112 51.149 Huta Bargot Huta Bargot 187 101 54.01
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYIKUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
Sumber : Bidang Pelayanan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
19 Natal
TABEL 38
KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2011
1 2 3 4 5 6
Sihepeng 11 5 45.5
Siabu 18 5 27.8
2 Bukit Malintang Malintang 11 11 100.0
3 Naga Juang Naga Juang 7 7 100.0
4 Panyabungan Utara Mompang 12 5 41.7
Panyabungan Jae 25 13 52.0
Gunung Tua 14 7 50.0
6 Panyabungan Timur Gunung Baringin 15 10 66.7
7 Panyabungan Barat Longat 10 2 20.0
8 Panyabungan Selatan Kayu Laut 11 9 81.8
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KEL UCINO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI
1 Siabu
5 Panyabungan
8 Panyabungan Selatan Kayu Laut 11 9 81.8
9 Huta Bargot Huta Bargot 14 8 57.1
10 Lembah Sorik Marapi Maga 9 3 33.3
11 Puncak Sorik Marapi Sibanggor Jae 11 11 100.0
12 Tambangan Tambangan 20 2 10.0
13 Kotanopan Kotanopan 36 16 44.4
14 Ulu Pungkut Ulu Pungkut 13 7 53.8
15 Muara Sipongi Muara Sipongi 16 16 100.0
16 Pakantan Pakantan 8 7 87.5
17 Batang Natal Muara Soma 31 17 54.8
18 Lingga Bayu Simpang Gambir 19 10 52.6
Sikara-kara 15 14 93.3
Patiluban Mudik 15 8 53.3
20 Batahan Batahan 18 18 100.0
21 Sinunukan Sinunukan 14 12 85.7
22 Muara Batang Gadis Singkuang 17 13 76.5
23 Ranto Baek Manisak 18 14 77.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 408 250 61.27
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
19 Natal
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
BAYI DIIMUNISASIDPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
19 Natal
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sihepeng 496 97 19.56Siabu 699 28 4.01
2 Bukit Malintang Malintang 236 0 0.003 Naga Juang Naga Juang 107 0 0.004 Panyabungan Utara Mompang 509 0 0.00
Panyabungan Jae 1357 188 13.85Gunung Tua 329 47 14.29
6 Panyabungan Timur Gunung Baringin 252 29 11.517 Panyabungan Barat Longat 193 0 0.008 Panyabungan Selatan Kayu Laut 219 5 2.289 Huta Bargot Huta Bargot 187 35 18.72
Sumber: Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANKABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2011
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 0 2 42 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 03 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 04 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 0 05 PUSKESMAS PERAWATAN 0 0 3 0 0 0 3
Sumber : Bidang Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan Dinkes Kabupaten Mandailing Natal, 2011
TABEL 78 B
KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2011
FISIO TERAPI TERAPI WICARA AKUPUNTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Sihepeng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Siabu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Malintang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Naga Juang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Mompang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Panyabungan Jae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Gunung Tua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Gunung Baringin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Longat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kayu Laut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Huta Bargot 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Maga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Sibanggor Jae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Tambangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Kotanopan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DAN NON KESEHATAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNISI MEDISJUMLAHTERAPI OKUPIS
15 Kotanopan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Ulu Pungkut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Muara Sipongi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Pakantan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Muara Soma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Simpang Gambir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Sikara-kara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Patiluban Mudik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Batahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Sinunukan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Singkuang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Manisak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0
1 RSUD PANYABUNGAN 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4
2 RSUD NATAL 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 RS PERMATA MADINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 RS ARMINA MADINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 - 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0.00 2.41 1.22
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) - 5 5 - - - - - - - 5 5
Sumber : Bidang Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan Dinkes Kabupaten Mandailing Natal, 2011
TABEL 79
KABUPATEN MANDAILING NATALTAHUN 2011
ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 41,928,762,702 77.16Dinas Kesehatan 25,292,689,940a. Belanja Langsung 2,416,370,000b. Belanja Tidak Langsung 22,876,319,940Rumah Sakit Umum Panyabungan 12,364,569,395a. Belanja Langsung 3,902,650,000b. Belanja Tidak Langsung 8,461,919,395Rumah Sakit Umum Natal 2,009,514,233a. Belanja Langsung 884,600,000b. Belanja Tidak Langsung 1,124,914,233Kantor Penanggulangan Malaria 2,261,989,134a. Belanja Langsung 1,000,000,000b. Belanja Tidak Langsung 1,261,989,134
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
NO SUMBER BIAYA
2 APBD PROVINSI 100,000,000 0.18
3 APBN : 12,313,700,000 22.66- Dana Dekonsentrasi - 0.00- Dana Alokasi Khusus (DAK) 3,163,700,000 5.82- ASKESKIN 2,700,000,000 4.97- BOK 1,950,000,000 3.59- TP RSUD Panyabungan 4,500,000,000 8.28
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00
54,342,462,702 100.00a Hanya belanja langsung 20,617,320,000b. Belanja tidak langsung 33,725,142,702
41,928,762,702a Belanja Langsung 8,203,620,000b. Belanja Tidak Langsung 33,725,142,702
679,300,811,255a Belanja Langsung 237,273,038,028b. Belanja Tidak Langsung 442,027,773,227
6.17a Belanja Langsung 3.46b. Belanja Tidak Langsung 7.63