Page 1
74
BAB IV
PERANCANGAN
1. KONSEP DASAR PERANCANGAN
Bangunan yang direncanakan berfiingsi untuk Gelanggang Samudra, mempunyai
beberapa filosofi dasar, yaitu :
1. Sebagai suatu bangunan rekreasi, maka bangunan harus dapat memberikan
kepuasan kepada wisatawan dalam menikmati fasilitas yang ada dan keindahan
alam di sekitar lingkungan.
2. Sebagai suatu tempat wisata utama, maka bangunan harus mempunyai daya tank
tersendiri bagi wisatawan, misalnya dengan menampilkan unsur-unsur arsitektur
yang bersifat atraktif dan dinamis. Dengan ditunjang penerapan teknologi modern
diharapkan kehadirannya mampu memberikan kesan tersendiri dan memberikan
citra lingkungan yang baik.
3. Sebagai bangunan rekreasi yang digunakan untuk umum, maka harus memberikan
kesan menarik dan mengundang.
Untuk mencapai target dari perencanaan tersebut perlu adanya pendekatan—pendekatan
yaitu:
Page 2
75
• Pendekatan terhadap lingkungan dan tapak yaitu peranan Ujung Pandang sebagai
kawasan wisata.
• Pendekatan terhadap bangunan sebagai sarana rekreasi.
Pendekatan secara lingkungan dan tapak yaitu :
- Untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan meningkatkan
potensi alam yang ada, dalam menentukan tapak disesuaikan dengan peraturan
Pemda setempat.
- Pencapaian ke tapak mudah dari jalan utama.
Pendekatan secara bangunan sebagai sarana rekreasi pantai meliputi:
- Mengutamakan kegiatan utama yaitu fasilitas rekreasi menjadi daerah yang nyaman
dan mampu memberikan hiburan serta menambah pengetahuan.
- Mengutamakan para tamu dapat menikmati keindahan alam dan fasilitas yang
disediakan.
- Zoning yang jelas dari setiap bangunan.
- Orientasi ke pemandangan lepas pantai.
- Bentuk bangunan berkesan terbuka dan mengundang.
- View terbaik diarahkan pada ruang-ruang yang penting, seperti Entrance Hall,
Restaurant, dan lainnya.
- Memanfaatkan tata ruang luar sebagai pemandangan yang baik dari dalam bangunan,
pengarah dan penghubung antar kegiatan dan aktifitas yang terjadi.
- Menampilkan unsur-unsur kelautan dalam penataan ruang dalamnya dan pada
penampilan eksterior bangunannya.
Page 3
76
2. PERANCANGAN TAPAK
Perencanaan sebuah kawasan rekreasi mempunyai beberapa faktor yang
sangat penting untuk dipertimbangkan, dimana faktor tersebut berpengaruh
terhadap pencapaian ke lokasi, fungsi, serta servis dari perencanaan proyek
tersebut. Lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan rekreasi adalah Tanjung Bunga
yang memiliki keuntungan sebagai berikut:
- merupakan kawasan yang cukup tenang karena terletak di pinggir kota Ujung
Pandang, serta memiliki kondisi yang alami yang sangat tepat bila dimanfaatkan
sebagai lokasi rekreasi
- Strategis, karena hanya berjarak 9 km dari pusat kota Ujung Pandang, sehingga
mudah dicapai oleh wisatawan
- merupakan kawasan yang ditetapkan dan dikembangkan sebagai kawasan wisata
oleh Pemerintah Kotamadya Ujung Pandang
- menarik, karena memiliki pemandangan pantai yang indah denganpanorama
sunset-nya
- aksessibilitas ke lokasi wisata lainnya cukup baik dalam arti terdapat jalur
transportasi umum
- terdapat jaringan utilitas seperti air bersih, listrik dan telepon.
2.1. Analisis Tapak
Dalam proses perancangan tapak,hal-hal yang dapat dipakai sebagai pertimbangan
dalam pemilihan dan perancangan tapak adalah:
Page 4
77
2. 1.1. Analisis Iklim
Iklim pada pantai tapak pada umumnya sama dengan iklim pantai Ujung
Pandang, yaitu beriklim basah pada akhir bulan Nopember - April dan
beriklim kering pada bulan April - Mei dan Oktober - Nopember. Tapak
termasuk dalam kategori iklim tropis dimana perubahan cuaca tidak teijadi
secara drastis. Temperatur berkisar antara 23° C di malam hari dan 32° C di
siang hari. Kelembaban udara berkisar antara 60% - 87%. Angin yang
dominan selama setahun adalah angin barat/ barat laut dengan kecepatan 4
- 10 knots selama musim barat, dan angin timur/ timur tenggara pada
musim timur dengan kecepatan 5-8 knots. Kondisi iklim tropis yang panas
lembab memungkinkan untuk dibuat pembukaan yang lebar dengan sistem
cross ventilasi (gambar 4.1).
2.1.2. Analisis Geologi
Lapisan tanah keras yang mempunyai daya dukung tinggi tidak terlalu
dalam, sehingga tidak memerlukan biaya yang tinggi dalam pembangunan
bangunan yang tinggi. Kandungan air tanah dapat diperoleh pada kedalaman
yang cukup dalam dari permukaan tanah.
2.1.3. Analisis Hidrologi
Keadaan hidrologi di bawah permukaan, terutama air tanah dangkal (sumur)
sangat bervariasi dan dapat dikatakan relatif dangkal, yaitu antara 2 - 3
meter.
Kondisi laut adalah: dari pinggir pantai garis kontur -1.00m rata-rata
terletak pada jarak 100 m, -2.00 m rata-rata terletak pada jarak 200 m, -3.00
Page 5
78
m rata-rata terletak pada jarak 2S0 m dan pantai, sedangkan -S.00 m rata-
rata terletak pada jarak 500 m. Perbedaan ketinggian air pasang tertinggi
dan air surut terendah adalah 1,785 m. Tipe air laut yang mengandung kadar
garam yang cukup tinggi perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
pemakaian bahan/ material, terutama untuk konstruksi bangunan
(gambar 4.2).
2.1.4. Analisis Topografi
Pada daerah pantai sebagian terdiri dari endapan pasir berwarna abu-abu,
bersifat agak lepas, ukuran agak halus sampai dengan sedang, permeabilitas
tinggi, mengandung pecahan kerang. Ketebalan 1,5 sampai dengan 5 meter.
2.1.5. Analisis Visual
Lokasi berada pada pesisir pantai selat Makassar. Penggalian potensi alam
dan lingkungan yang positif dari site harus dimanfaatkan agar dapat
langsung dinikmati. View yang sangat menarik dari kawasan ini adalah pada
arah barat dapat dinikmati pemandangan laut lepas yang indah dengan
matahari terbenamnya (gambar 4.3).
2.1.6. Analisis Planologi
Dengan mengusahakan untuk mempertahankan kondisi alaminya maka
tumbuhan eksisting diusahakan untuk dipertahankan. Dengan mengenal
karakter dari tiap jenis tumbuhan akan memberi alternatif-alternatif yang
mungkin dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah seperti angin,
erosi, shelter, view dan lain sebagainya.
Page 6
79
2.1.7. Anal is is Sirkulasi
- Sirkulasi Luar Tapak
Lokasi dapat dicapai dari dua arah, yaitu dari arah kota Ujung Pandang
(timur laut) dan dari arah Sungai Jeneberang (barat daya). Kelas jalan yang
melalui lokasi adalah kolektor sekunder, dimana jalan tersebut akan
berhubungan dengan jalan yang bertemu dengan jalan raya satu arah
dengan jalur hijau pada poros jalan (gambar 4.4).
- Sirkulasi dalam tapak
Sirkulasi dalam tapak direncanakan menggunakan pola pencapaian
langsung, yang disesuaikan dengan pola penataan massa.
2.1.8. Analisis Karakter She
Kebisingan yang terbesar berasal dari jalan, karena she berbatasan dengan
site lain di sebelah kanan dan kirinya. Hal ini mempengaruhi peletakan massa
dalam site (gambar 4.5).
2.1.9. Analisis Zoning
Dengan adanya analisis di atas, maka dapat di buat zoning dengan
penempatan zone publik pada sepanjang sisi site di daerah dekat jalan, zone
privat dan servis diletakkan disepanjang sisi she yang dekat dengan pantai,
sedangkan zone semi publik diletakkan diantara zone publik dan semi publik
(gambar 4.6).
Page 7
Gambar 4.1. Analisis Sinar Matahari dan Arab Angin
—t 0M&HTACI MATAHAM T t M U B - * eAPAT MEMPETiGAWlHi
l£TAt P£M8UWWrt PADA Cii'l - Cfti flAtlGUHArt •
PAPA DAtpAM TPOP'lS YAW 'iHTOttirAT pAMAC
MATAHAtftlTA CUPUP -rirtOff? , S E B A i ^ Y A ppMffUr=AArt
TlpAC PU^TA^Ar t PAPA CTjf -£ f j f ><Art6 M E U G H A O A P
Y&APAH MATAHAUi" i fWf*e<1A ©ArtGUrtArt APArt MtriPAPAT
6EffArt PArtAC.fl? COWiP X\r i f f« • ATAU ffllA PeUUI Pi&UHAl^Arl
ve&e-TAsi GBBA&Ai FEuriPuriG •
- #
b Mi
IX — ^ APAW AriSlrt PoreritfAL ut t tw DtMAri«xAWV(H ffSASM
pEHGHAWAAri PfrH SiSTCM CP05S WWTitATfOrf - <>**
PAPAT tvmrtGUpAn&f eWArt torws PAPA &AriffUri/\d
^3? 00
o
Page 8
Gambar 4.2. Analisis Hidrologi
178? Kl ?£WEPAAt1 E.AW AlP- PACAftS T^p-TTrtffei * ATP- CUPUT itpertDAH
AOAUVH - WB<5 in .
- * pfPffePAP.t1 -nt1ff6TA(p pMArit? V JUPUT hlEMPEtKrAPUH''
f f tZ€HCAt*VAf( K pEpt^TAfWt ffArt5UtlArt •
tfcreM UTIUTAC r<? APA, VMCUSHYA tfnm fErnBUAMSAr^ AIP
MjAtl
oc
Page 9
Gambar 4.3. Analisis View
A -& ViEW PC purtCfl, fAHTAff
h - * VIEW l̂ fc AWSHA m=Att PAVA
t - * vrpuv i<e ts*PEA*'i PAmv4 P - ^ VIEW KE ABAH MATAHAW T£ti55E<A^ «
p. IAE - WE • C BEST Vl&W.)
r U OW'£HTA$l SAtiGUliAH PAPA PP^Y^ * t f S£ffA(rfArt ffSAp-APAL^H ^plfcrtTAfi *« . PALAM-jAt?i UrtTUK- PArtSUtfArt T ^ ^ T U / fttSILiTAST f ^ p - -
term; S^JA PTPEW-UKANJ view YATHG &*i£ • AS Umu£ {^rtATAAii fUJArtt UJAP- pie^uri^H viad
YATfff SAIf- A(?AF- p£rtgUtfjtJrt(r PA?AT ivTEtSt^MATf
FA^UlTA^ R£rtCrArt pt'pUWtlG- OlEtf VlfcW f i r ffAffc- .
Page 10
10 11
Gambar 4.4. Analisis Pencapaian dan Space Penangkap
A - * VfttCAPWirt V& W W f l D^lpi AWH EELATAtl / B-ARAT OAVA
& - t f P^NC?\PArAH K& Lfl^ACf MELALUl U4JUF- JAMT-1 Y * ^ LUP^Sr .
C - $ RENCAPAlArf v ^ LWACi PAW AP-AH fOTA u J 0 h 6 PAriDA(H£ •
MASri'tlG- * L&T / * SPACE- P&NAr i ( r ^AP t *£MUfe l l W > £ A / O M t O *
mJEB'lHAH '
A -S> SPACE P&HAN5hAp IfcBttt POWrMr* Wr ARAV\ Sff iWTAri ,
KUP^r1& \*ertUTtJArtS 5A6\ VenSDHjurlCr PAP4 APAH V£OTA •
B - $ ei'Ace- PBtiA.-H5^AP .SeSUA* DALAM +iAL p ^ t ^ C A P A ' l A H
P/pj p. A1MH j A L A l i , H A M U H K O f A T ^ M & N A P - I K : .
C - * SPAC£ f {?NAt i ( r£Ap teg lH P D M l r i A H P A P A M ^ & - t i G o ( i P A r t ( r
WH^AT peMHJrtjurK? DerfgAti APA I^TA urtfi-ipApAn
JALArA •
PPTKrA* MWlBlrt&AT fTAHWA PeH&l)r\jUrllr YA^fr P A T A ^ U?8*H
VWYM- PA^ APAH V*TA OJ0H5 t?A^PAC^ . S^TA D ^ S A W
WX&AQt<K\ S*A<£ t ^ N A - T ^ A ? < & ^ / i pei>rA<y\PiiAM
^A^tjurtAti, V ^ A pfau/iti AvxewiAttf1 •• &_•
Page 11
#
Gambar 4.5. Analisis Kebisingan
KECrilriGArt YAH5 TPP8«AP- gep-ATAL DAP-'l APAH JAlArt,
YATTU tUAPA Yfr oTrfMBiWrt o n * t^rtDApAArt yff
LAW WAtiG • ?APA -TfrUTtfAt* | 4 * t t f r W YAKr
T^fAPJ UE8IH 6&AP-, MPCrlA GAS ^ O A t M A r t _ CertP^pUTiG- Ul?«P^«A^ SETPLAH ( ^ P A P A A r t CN
PEtA PAOA SAAT e^LO^ •
&AH&Ur(Arl WKG M £ M W m t t I^ETCHA>I6AM S ^ A I ^ / A
P'( L&TAeKAH J/\0H PAW DAt=p,Att jAlArt /si/MSep-
KisffTtfrfGAT* •
£
Page 12
to 11
Gambar 4.6. Analisis Zoning
/v VIEW K6e\crrtSAn
^ PEtlCAPAlAr* SpACS- ?WAtiWAP
A •• 2w?tie pusUv̂ -
B-. ^ r t E s ^ PUSUK
D^lKrAti ftlASArl-
• view p&rtGWJurtCr WAP-AH^AM (^ PAi/\r*
TM?A<£- •
2^rne- 8 _ ^ • ^ ^ E YA-rt(r KemsptU^iAiS ^ l e c l A r t ^ A H
• vfew p£tiwrvjimc? pTAt^AHV^rt f& P A u m
TAPA^ •
" ^ n e a - ^ • wi^TAp^Art PA DA P A E P A H TEPP&^AT
t>&r̂ PASIUVAT YAtfCr oTsepvis". g
• TI'PAV1 r^s-M^p- iA^Ar^ / i e w YG
fr/ieur AT/\U tter&NAW&Ari •
Page 13
86
3. PERANCANGAN UTILITAS
3.1. Sistem Distribusi dan Sirkulasi Air Laut
3.1.1. Sistem Distribusi Air Laut
Pendistribusian air laut merupakan masalah yang pokok dalam proyek
ini, mengingat bahwa air laut merupakan sarana yang paling menunjang
kelangsungan hidup biota-biota laut yang menjadi fokus utama seluruh
fasilitas di Gelanggang Samudra. Untuk itu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
- air laut akan diambil dengan intake point (titik penghisapan) dari selat
Makassar
- karena air laut dari Selat Makassar sudah tercemar oleh polusi, baik
dari sungai maupun dari laut sendiri, maka air laut tersebut tidak
dapat digunakan sebagai water supplay secara langsung. Sebagai
pemecahannya, akan dilakukan "water treatment" dengan melakukan
filterisasi, ozonisasi dan mineralisasi. Dengan dilakukan "water
treatment" ini, diharapkan air laut dari Selat Makassar tersebut akan
dapat memenuhi syarat untuk di supplay ke tiap-tiap fasilitas yang
membutuhkan (skema 4.1).
- Persyaratan air laut:
untuk water supplay dipertukan kondisi kimiawi dan mikrobiologis
tertentu, terutama dalam hal:
. salinitas
Page 14
87
* kadar02
.pH
. bebas terhadap polusi dan zat-zat racun seperti Pb, As, Fe, Hg,
H2S, dan Iain-lain
. bebas dari kuman-kuman dan bakteri-bakteri yang berbahaya se
perti: pseudomunas, cotlishape, dan sebagainya
. mengandung kadar plankton yang cukup tinggi agar dapat terjadi
keseimbangan ekosistem
- perincian persyaratan kondisi air yang akan didistribusikan:
. salinitas rata-rata antara 29% - 34%
. pH rata-rata antara 7,5 - 8,5
3.1. 2. Sistem Sirkulasi Air Laut
1. Air laut akan dipompa ke bak penampung.
2. Dilakukan pre filter, yaitu untuk memisahkan kerikil-kerikil, pasir
dan Iain-lain dengan menggunakan land separator.
3. Air laut yang telah melalui land separator dipompa ke lamela
clarifier. Pada lamela clarifier ini dilakukan penjernihan air laut.
Pada saat air laut akan dialirkan ke lamela clarifier tersebut akan
dilakukan ozonisasi untuk mengontrol kadar O2 , serta pemberian
bahan-bahan kimia/ obat-obatan (chemical) agar bakteri/ kuman
Page 15
88
yang merugikan dapat mati. Namun bakteri-bakteri yang
menguntungkan serta plankton-plankton tetap dijaga agar tetap
hidup.
4. Air laut dialirkan ke sand filter. Pada tahap ini air laut akan disaring
sekali lagi agar benar-benar jernih.
5. Air laut dipompa ke salt water storage tank/ reservoir. Pada
reservoir ini akan dilakukan ozon monitor dan biological monitor
agar air bebas dari kuman dan bakteri yang membahayakan
kelangsungan hidup biota-biota laut. Disamping itu akan dilakukan
mineralisasi (mineral-mineral yang penting seperti calium, chlorine
dan soda).
6. Kondisi air yang sudahmemenuhi syarat akan disupplay ke tiap-tiap
fasilitas yang membutuhkan, kecuali air laut yang akan
didistribusikan ke oceanarium, dipompa ke balancing tank lebih
dabulu agar kondisi air benar-benar seimbang, baik kadar pH,
salinhas, O2 dan mineral-mineral yang berguna, sehingga memenuhi
syarat mutu air yang diijinkan.
7. Setelah air laut benar-benar memenuhi syarat, air laut akan
didistribusikan ke oceanarium tank.
8. Dalam unit tangki oceanarium, setiap hari air laut akan dibuang
sebanyak 20%, sisanya akan diresirkulasi dengan proses sebagai
berikut:
Page 16
89
- air laut dari oceanarium akan dipompa ke 03 contact tank
- di dalam 03 contact tank akan dilakukan ozonisasi
- dari O3 contact tank dialirkan ke sand filter
- dari sand filter dialirkan ke balancing tank
- disalurkan lagi ke oceanarium.
9. Air laut yang sudah tidak memenuhi syarat pada 0 3 contact tank
akan dialirkan ke lamela clarifier. Selanjutnya ke sand filter dan
dipompa kembali ke storage tank/ reservoir. Air yang sudah benar-
benar tidak memenuhi syarat dan tidak layak lagi untuk
disirkulasikan akan dibuang.
10. Air laut yang sudah dikondisikan dan memenuhi syarat akan
disirkulasikan lagi.
11. Proses sirkulasi akan berlanjut di dalam tangki-tangki tersebut secara
konstan dan otomatis.
3. 2. SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
Kriteria penentu adalah:
- Kelancaran pendistribusian ke seluruh unit bangunan
- Kemungkinan pengadaan jaringan
- Efisiensi pelayanan
Berdasarkan pertimbangan di atas maka penerapan sistem air bersih adalah
sumber air utama dari PDAM dan cadangan dari Deep Weel yang kemudian
ditampung dalam tandon bawah (bersatu dengan sumber dari PDAM), lalu
Page 17
90
dipompa keatas dan di tandon atas dengan bantuan gravitasi didistribusikan ke
ruang-ruang yang memerlukannya. Untuk penyediaan air panas dibantu dengan
boiler (skema 4.2).
Sedangkan kebutuhan air bersih untuk satwa laut dipenuhi dengan cara
memompa air laut ke dalam bak yang tersedia,kemudian setelah disterilkan air
tersebut dipompa ke kolam-kolam satwa melalui filter. Filter ini bekerja terus-
menerus menyaring air laut dalam kolam, untuk menjaga agar air tersebut tetap
bersih.
3.3. SISTEM PEMBUANGAN
3.3.1. Sistem Pembuangan Air Laut
- Air laut dari oceanarium tank setiap hari akan dibuang sebanyak 20%,
sisanya disirkulasi.
- Sedangkan air laut dari fastlitas-fasilitas lain akan disirkulasi, dan bila
kotor akan dibuang langsung ke laut melalui pipa pembuangan air
laut. Tangki-tangki akan dikuras hanya bila perlu.
3.3.2. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
Sistem pembuangan air kotor dan kotoran yang dipakai adalah sewage
treatment plant (STP) dan septick tank serta sumur resapan (skema
4.3). Hal ini didasarkan atas pertimbangan :
- Jumlah air kotor dan kotoran yang dihasilkan cukup besar.
- Jumlahnya terpisah menurut fasilitas-fasilitas yang dilayani.
Page 18
91
- Area tapak yang luas sehingga memungkinkan untuk menampung air
kotor.
3.3.3. Sistem Pembuangan Air Hujan
Sistem drainase yang digunakan adalah dengan melalui saluran yang
dibuat yaitu saluran dengan sistem tertutup dan terbuka (skema 4.4).
Dimana sebagian besar sistem saluran air hujan adalah dengan sistem
terbuka. Pada sistem saluran tertutup dilengkapi dengan bale kontrol
pada jarak tertentu. Dari saluran ini kemudian disalurkan ke riol di tepi
jalan.
3.3.4. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah yang digunakan didasarkan atas
pertimbangan:
- Keefektifan dan kelancaran pembuangan.
- Kebersihan dan tidak menimbulkan pencemaran atau polusi bagi
lingkungan sekitarnya.
- Mudah dalam perawatan dan ekonomis.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem pembuangan sampah
yang dipakai adalah carry out system (skema 4.5), Dimana sampah
dikumpulkan ke bak penampungan sampah yang tersedia pada tiap
bangunan, kemudian dijadikan satu dan selanjutnya diangkut menuju ke
tempat pembuangan sampah kota.
Page 19
92
3. 4. SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
Dasar pertimbangan:
- Volume kebutuhan
- Kenyamanan lingkungan rekreasi dan keamanan
Sistem yang diajukan adalah:
- Sumber listrik utama berasal dari jaringan listrik PLN yang selanjutnya
didistribusikan ke unit-unit yang membutuhkan dan generator sebagai
sumber listrik cadangan.
- Jaringan instalasi utama dalam lingkungan she ditanam di bawah tanah,
sedang instalasi pada bangunan ditanam pada dinding atau plafond
(sketna 4.6).
3.5. SISTEM KOMUNIKASI
Berdasarkan pertimbangan:
Untuk memperlancar hubungan ke luar / ke dalam dan hubungan antar unit.
Sistem komunikasi yang diusulkan adalah:
- Menggunakan telepon untuk komunikasi ke luar melalui operator dan
telepon umum.
- Menggunakan intercom untuk komunikasi dalam site.
(skema 4.7).
Page 20
93
3.6. SISTEM PENGHAWAAN
Sistem pengkondisian udara yang dipakai untuk fasilitas-fasilitas yang
memeriukan penghawaan buatan dipakai sistem penghawaan split (AC Split).
Dasar pertimbangan dalam pemilihan sistem ini karena massa bangunan yang
banyak (multi massa) dan ruang-ruang yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Sedangkan untuk memperoleh penghawaan alami dapat dilakukan dengan
membuat ventilasi atau jendela dengan sistem cross ventilation.
3. 7. SISTEM PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
Berdasarkan atas pertimbangan:
- Kemungkinan adanya sumber api pada jaringan elektrikal, terutama pada
ruang pompa.
- Keterbatasan petugas pemadam kebakaran pemerintah baik dari segi
fasilitas maupun waktu pencapaian ke lokasi.
Kriteria penentu adalah:
- Efektifitas kerja peralatan
- Aman bagi peralatan
- Fleksibilitas terhadap pencapaian ke ruang-ruang
Sistem penanggulangan bahaya kebakaran yang diusulkan (skema 4.8) adalah:
- Penempatan kran-kran fire hydrant pada daerah-daerah tertentu
- Penyediaan tabung-tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang yang
rawan kebakaran
Page 21
94
- Pemasangan detektor kebakaran pada ruang-ruang tertutup
- Penggunaan sistem sprinkler pada bangunan utama.
3.8. SISTEM PENANGKAL PETIR
Berdasarkan pertimbangan:
- Area yang luas dan terbuka
- Massa bangunan yang menyebar
- Tinggibangunan
Sistem penangkal petir yang diusulkan adaiah:
- Sistem Franklin
- Sistem Faraday
Page 22
8KEMA 4.1. SISTEM DISTRIBU8I DAN SIRKULASI AIR LAUT
Ozon 03 Contact tank
Airlaut -) Bak
penampung
Ozon
Chemical
Land Operator
Sand filter
Drain ^7
Balancing Tank
Lamela clarifier
Penggunaan lain
$ 5 Sand filter
REJECT WATER
Ozon, PH. Salinitas Monitor
Storage tank / reservoir
<. Mineralisasi
Lamela clarifier
Sand filter
Drain '-
Page 23
96
Skema 4.2. Sistem Distribusi Air Bersih
PDAM M
TANDON
Air bersih
— P —
Skema 4.3. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
n / f w*~
unnoir
r v w uapur
r - K 1 1
Perangkap lemak
— * Pipa Air Kotor — s Sumur Peresap
Septic Tank
Kotoran dari WC
Skema 4.4. Sistem Pembuangan Air Hujan
Airhujan
Atap Talang horisontal [ 1 Talang vertikal
Bakkontrol
R.Luar
Diresap
Dialirkan
Riol lingkungan | 1 Lairt
Bak kontrol
Page 24
Skema 4.5. Sistem Pembuangan Sampah
97
Sampah \ 1 Shaftsampah | 1 Bak sampah
Truksampah"]
Skema 4.6. Sistem distribusi Listrik
PLN GarduPLN Meter Travo Panel listrik
Travo Panel listrik
Generator Panel listrik Panel distribusi
Page 25
98
Skema 4.7. Sistem Komunikasi
Tape deck ]
FM 1 AM ., . .
Record Chamber — Program selector
1 Monitor
Amplifier Distribusi switch
Speaker |
Skema. Sistem Tata Suara
iciKom ivuuu tciuuiuu vjperaior cox ictcpnono
Skema. Sistem PABX
Telkom Main terminal Box telephone
Skema. Sistem Telpoa Umum
1 ivucrupnonc | nujjjiiiu
mtrol |
selector —
1— Amplifier
1 — Amplifier
Distribusi
Skema. Sistem Siayal
Page 26
99
Skema 4.8. Sistem Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran
| Sumber kebakaran —
| l~U.«UM. |
Box fire alarm / manual
Panel kontrol
Pemutusan aliran listrik
Fire alarm / bel kebakaran
PLN tegangan rendah
Relay on/off
Generator saklar
Tangga kebakaran
Pompa hydrant / sprinkler
Blower
Skema. Sistem Pemutosan Aliran Listrik
Page 27
100
4. PENERAPAN KONSEP PADA DISAIN
4.1. Perancangan Pola Penataan Massa
Pola penataan massa pada proyek Gelanggang Samudra ini dirancang
berdasarkan konsep filosofi dari judul proyek ini, dimana sifat dari gelombang
samudra itu sendiri adalah dinamis. Bentuk yang diambil untuk menggambarkan
sifat yang dinamis tersebut adalah bentuk gelombang laut, sebagai bentuk yang
nyata dari sifat gelombang laut yang dinamis.. Jadi, konsep penataan massa yang
dipakai adalah bentuk gelombang laut yang merupakan hasil dari pertemuan
elemen angin dan air laut. Angin dan air laut bertemu menghasilkan ombak, dan
ombak yang bertemu dengan angin tersebut menghasilkan gelombang laut yang
dinamis. Dari uraian tentang konsep filosofis Gelanggang Samudra tersebut
diatas, maka dibuat pola pada tapak yang akan menjadi dasar atau konsep
perletakkan massa dari proyek ini.
Selain itu pola penataan massa dipengaruhi oleh kondisi fisik dari site yang telah
dianalisis terdahulu, serta zoning yang telah ditentukan berdasarkan analisis
karakter she.
Dari konsep dasar tersebut dibuat pola penataan massa:
- Yang mengundang dan mengarahkan pengunjung untuk melatui main entrance/
main building sebelum memasuki lokasi Gelanggang Samudra
- Yang berorientasi ke dalam she, untuk mengarahkan perhatian pengunjung
kepada obyek Wisata yang ada di dalam site.
Page 28
101
4. 2. KONSEP RUANG LUAR
Ruang luar yang ada terjadi akibat pola penataan massa. Dalam pola
penataan massa diusahakan agar ruang luar yang terjadi dimanfaatkan secara
maksimal untuk ruang-ruang yang memerlukan view yang baik. Namun tidak
semua ruang yang ada dipaksakan untuk mendapatkan view dari ruang luar
yang terbentuk karena terbatasnya lahan. Disamping itu, orientasi sebagian besar
bangunan/ ruang adalah orientasi ke dalam, sehingga kurang dibutuhkan banyak
view dari ruang luar.
Terbatasnya lahan untuk membentuk ruang luar dapat diantisipasi dengan
cara membuat kolam, plaza, jalan setapak yang berbukit-bukit, playground,
serta taman yang menarik serta dapat menunjukkan kesan dinamis sekaligus.
4. 3. KONSEP RUANG DALAM
Ruang dalam ditata dengan berdasarkan kebutuhan pengunjung yang
datang untuk berekreasi dan mengenal kehidupan biota laut, sehingga dalam
menata ruang dalam perlu diperhatikan beberapa pertimbangan, seperti
pencapaian yang dinamis, adanya pergantian suasana, sifat ruang yang
menerima, serta disesuaikan dengan fungsi yang ada dengan memasukkan
unsur-unsur yang mampu mencerminkan fungsi bangunan sebagai arena rekreasi
yang memperkenalkan kehidupan biota laut kepada masyarakat.
Page 29
102
4. 4. KONSEP BENTUK DAN PENAMPILAN
Bentuk massa bangunan Gelanggang Samudera ini menggunakan bentuk
dasar lingkaran, yang merupakan penyederhanaan bentuk dari gambaran bentuk
ombak lautan. Bentuk lingkaran ini kemudian dikembangkan menjadi bentuk
lingkaran yang bervariasi menurut kebutuhan luas dan bentuk ruang yang
diperlukan, misalnya bentuk lingkaran yang digunakan untuk bentuk bangunan,
jendela, plaza, dan lainnya.
Penampilan bangunan direncanakan sedemikian rupa sehinggan dapat
dikenal ciri arsitekturnya yang khas sebagai bangunan Gelanggang Samudra
yang mencerminkan kesan dinamis dengan menggunakan variasi bentuk
gelombang lautan, bentuk-bentuk biota laut, Warna-warna yang memperkuat
kesan kelautan.
4. 5. KONSEP MODUL BANGUNAN
Modul bangunan ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang dan gerak dari
manusia dan hewan yang ada di arena ini. Untuk manusia modul ditentukan
sebagai kelipatan dari lebar dan tebal tubuh manusia. Sedangkan untuk hewan,
modul ditentukan berdasarkan panjang tubuh hewan.
4. 6. KONSEP STRUKTUR DAN BAHAN
Pengertian struktur dan material dari bangunan Gelanggang Remaja Dan Samudera
disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Page 30
103
- Dapat diterapkan pada kondisi pantai dan tahan terhadap lingkungan, seperti
udara pantai dan air laut
- Memungkinkan penggunaan material yang ada di pasaran dan teknik pelaksanaan
pada kondisi lingkungan pantai.
Bcrdasarkan pertimbangan di atas, maka penggunaan sistem struktur dan material
yang diusulkan adalah sistem struktur material beton dan baja.