61 BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukannya beberapa koreksi yang biasa yang disebut dengan koreksi fiskal. Terdapat dua macam koreksi fiskal yaitu fiskal positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal positif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan pengurangan biaya yang diakui dalam laporan rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya penambahan biaya yang telah diakui dalam laopran rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya penambahan penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi fiskal yang berakibat dengan adanya penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan laba rugi komersial menjadi semakin besar, atau yang berakibat dengan adanya pegurangan penghasilan. Sebelum melakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan analisis terhadap objek Pajak Penghasilan dan biaya-biaya pada PT. NRI. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. NRI secara umum dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan mengeluarkan biaya Gaji dan THR kepada karyawannya. Gaji tersebut diberikan kepada karyawannya berdasarkan golongannya, dan THR yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya yang diberikan setahun sekali.
40
Embed
BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdf · perlu dilakukannya beberapa koreksi yang biasa yang disebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
61
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI
Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi
keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perlu dilakukannya beberapa koreksi yang biasa yang disebut dengan koreksi fiskal.
Terdapat dua macam koreksi fiskal yaitu fiskal positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal
positif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan pengurangan biaya yang diakui dalam
laporan rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya
penambahan biaya yang telah diakui dalam laopran rugi laba komersial menjadi semakin
kecil, atau yang berakibat adanya penambahan penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal
negatif adalah koreksi fiskal yang berakibat dengan adanya penambahan biaya yang
telah diakui dalam laporan laba rugi komersial menjadi semakin besar, atau yang
berakibat dengan adanya pegurangan penghasilan.
Sebelum melakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan analisis terhadap objek Pajak
Penghasilan dan biaya-biaya pada PT. NRI. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT.
NRI secara umum dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan mengeluarkan biaya Gaji dan THR kepada karyawannya. Gaji
tersebut diberikan kepada karyawannya berdasarkan golongannya, dan THR
yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya yang diberikan
setahun sekali.
62
2. Beban Pengangkutan
Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengangkutan barang
sampai ke customer. Baik dalam kegiatan ekspor maupun penjualan di daerah
(lokal)
3. Beban Royalti
Perusahaan harus membayar royalti terhadap Negara atas produk-produk yang
diproduksi sesuai dengan kualifikasi penjualan.
4. Beban Jasa Profesional
Biaya jasa profesional dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa konsulltan
pajak untuk mengisi dan melaporkan Surta Pemberitahuan Pajak Penghasilan dan
jasa auditor dari pihak luar untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan
tersebut.
5. Sewa
Beban sewa dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai sewa mesin mesin
pabrik, sewa ruangan hotel atau restoran untuk keperluan pertemuan rapat
direksi, sewa kendaraan dan lain-lain.
6. Alat-alat kantor
Perusahaan mengeluarkan biaya perlengkapan kantor yang digunakan untuk
membeli alat tulis kantor, kertas fotokopi, tinta fotokopi, tinta printer, dan
perlengkapan kantor lainnya untuk menunjang kegiatan operasional kantor.
7. Beban kendaraan
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pemeliharaan dan perawatan kendaraan yang dimiliki perusahaan, seperti service
63
kendaraan atau perbaikan kendaraan jika terjadi kerusahan dan membiayai bahan
bakar minyak, biaya taxi, parkir, jalan tol,
8. Perbaikan dan perawatan
Perusahaan mengeluarkan biaya perbaikan dan perawatan untuk biaya
pemeliharaan gedung, alat-alat produksi, equipment kantor seperti komputer,AC,
internet, furniture dan lain lain. Untuk perbaikan dan pemeliharaan ini
perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain.
9. Beban pengurusan dan perizinan.
Untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan perizinan yang berkaitan
dengan usaha perusahaan.
10. Sumbangan/donasi.
Perusahaan mengeluarkan sumbangan dalam rangka memberikan sumbangan
untuk menjaga keamanan komplek dan perawatan jalan di daerah komplek
perusahaan.
11. Telepon,fax
Biaya pos, telepon dan fax dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka kegiatan
operasional perusahaan.
12. Beban Pos dan Materai.
Beban ini merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan kantor.
13. Transportasi dan perjalanan
Perusahaan mengeluarkan biaya transportasi untuk tiket perjalanan dinas
karyawan ke dalam negeri atau keluar negeri.
64
14. Biaya air
Perusahaan membayar biaya air yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan.
15. Biaya listrik
Perusahaan membayar biaya listrik setiap bulannya yang digunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan.
16. Beban Asuransi
Perusahaan mengasuransikan aktivanya yang berupa kendaraan, untuk
menghindari kerugian bila terjadi musibah yang mengakibatkan harta perusahaan
tersebut kehilangan fungsinya.
17. Beban pajak
Perusahaan membayar beban pajak atas kewajiban-kewajiban pajak yang harus
di bayar oleh perusahaan.
18. Biaya entertainment.
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pemasaran
produk perusahaan. Pengeluaran berupa entertainment ini sangat mendukung
dalam meningkatkan penjualan perusahaan.
19. Biaya penyusutan.
Biaya penyusutan dikeluarkan perusahaan untuk biaya penyusutan perlengkapan
kantor dan biaya penyusutan kendaraan.
20. Biaya training
Perusahaan mengeluarkan biaya training untuk membiayai pendidikan training
untuk karyawan baru.
65
21. Beban lain lain
Merupakan biaya-biaya yang timbul diluar biaya-biaya yang ada dan digunakan
untuk pengeluaran tak terduga. Biaya ini memiliki potensi untuk dilakukan
koreksi karena ada kemungkinan biaya-biaya tersebut merupakan biaya-biaya
yang tidak dapat mengurangi penghasilan bruto sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
IV.2 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode ini saling melengkapi satu
sama lainnya. Pada penelitian ini, hanya menggunakan metode analisis data dengan cara
metode langsung.
Pelaksanaan metode ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap pos-pos laporan
keuangan yaitu neraca dan laporan laba-rugi, beserta bukti dan catatan pendukungnya
yang sesuai dengan urutan proses pemeriksaan. Pelaksanaan metode langsung ini juga
dilakukan sesuai dengan audit program terinci untuk setiap pos neraca dan laba-rugi
yang menjadi sumber utama pemeriksaan.
Dalam penelitian ini, penggunaan metode langsung banyak dipakai untuk
melakukan pemeriksaan terhadap besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan laba yang harus dibayar oleh perusahaan. Proses penelitian dalam
menggunakan metode ini dengan melihat Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, buku
besar, jurnal, dokumen dan rekonsiliasi fiskal yang dibuat oleh perusahaan.
66
IV.3 Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya.
Perbedaan cara pengukuran, konsep, dan pengakuan penghasilan dan biaya
antara perhitungan komersial dan ketentuan perpajakan menyebabkan perlunya dibuat
koreksi fiskal. Koreksi fiskal ini dimaksudkan agar laba dari laporan komersian dengan
laporan fiskal dapat disesuaikan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan. Dan
koreksi fiskal akibat perbedaan waktu dan tetap terdiri atas koreksi positif dan negatif.
Berdasarkan analisis biaya pada PT. NRI maka terdapat koreksi fiskal seperti
berikut :
67
Tabel IV.1 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya
Tahun 2007 PT. NRI
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007
Beban kendaraan (266.304.384) 133.152.192 (133.152.192) c. (6.274.185) (139.426.327)
Perbaikan dan perawatan (159.391.242) (159.391.242) c. (7.510.582) (166.901.824) Beban pengurusan dan perizinan (75.000.000) (75.000.000) c. (3.534.031) (78.534.031)
Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak
Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax
Planning Fiskal
Biaya training (231.330.228) (231.330.228) (231.330.228)
Beban lain-lain (27.362.371) 27.362.371 0 b. 27.362.371 (27.362.371) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (5.325.794.530) (4.889.475.765) (5.002.095.394)
Jumlah Beban usaha (8.697.451.371) (8.261.132.606) (8.373.752.235)
LABA USAHA 2.254.694.131 2.585.129.743 2.578.393.267
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs (1.546.588.236) (1.546.588.236) (1.546.588.236)
Beban kendaraan (358.413.344) 179.206.672 (179.206.672) c. (8.444.293) (187.650.965)
Perbaikan dan perawatan (237.413.324) (237.413.324) c. (11.187.015) (248.600.339) Beban pengurusan dan perizinan (22.550.000) (22.550.000) c. (1.062.565) (23.612.565)
Biaya training (94.182.721) (94.182.721) (94.182.721)
Beban lain-lain (28.366.452) 28.366.452 0 b. 28.366.452 (28.366.452) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (5.755.244.132) (5.276.733.400) (5.886.006.792)
Jumlah Beban usaha (9.104.275.752) (8.625.765.020) (9.235.038.412)
LABA USAHA 12.365.216.318 12.885.236.650 12.234.453.658
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs (7.928.393.444) (7.928.393.444) (7.928.393.444)
Laba sebelum pajak penghasilan 4.070.530.842 4.583.247.641 3.491.300.907
PPh tahun 2008 (1.629.036.633) (1.387.474.200) (1.059.890.200)
Laba Bersih 2.441.494.209 3.195.773.441 2.431.410.707
92
TABEL IV.9
Perhitungan Pajak Terhutang Sebelum & Sesudah Tax Planning PadaTahun 2008
Sebelum Tax Planning
Setelah Tax Planning
Penghematan (Rp)
Laba Sebelum Pajak 4.583.247.641 3.491.300.907 1.091.946.734
PPh Badan 10% x Rp. 50.000.000 5.000.000 5.000.000 15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000 30% x Rp. 4.583.247.600 1.374.974.200 30% x Rp. 3.491.300.900 1.047.390.200
Total Pajak Terutang 1.387.474.200 1.059.890.200 327.584.000
Angsuran PPh 114.581.100 88.324.100
93
Table IV.10 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2009
PT. NRI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (dalam rupiah)
Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak
Beban kendaraan (307.365.270) 153.682.635 (153.682.635) c. (3.136.380) (156.819.015)
Perbaikan dan perawatan (239.487.757) (239.487.757) c. (4.887.505) (244.375.262) Beban pengurusan dan perizinan (9.850.000) (9.850.000) c. (201.020) (10.051.020)
Biaya training (10.706.364) (10.706.364) (10.706.364)
Beban lain-lain (18.350.454) 18.350.454 0 b. 18.350.454 (18.350.454) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (6.031.094.966) (5.481.174.295) (7.864.519.868)
Jumlah Beban usaha (10.412.128.919) (9.862.208.248) (12.245.553.821)
LABA USAHA 21.168.829.672 21.718.750.343 19.335.404.770
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs 1.277.124.749 1.277.124.749 1.277.124.749
Beban bunga (165.353.059) 3.502.304 161.850.755 161.850.755
Penghasilan bunga 17.511.520 (17.511.520) 0 0
Laba pelepasan aset tetap 27.045.455 27.045.455 27.045.455
Pendapatan lainnya 312.873.833 312.873.833 312.873.833
Laba sebelum pajak penghasilan 22.638.032.170 23.497.645.135 21.114.299.562
PPh tahun 2009 (6.368.193.675) (6.579.340.600) (5.912.003.800)
Laba Bersih 16.269.838.495 16.918.304.535 15.202.295.762
95
TABEL IV.11
Perhitungan Pajak Terhutang Sebelum & Sesudah Tax Planning Pada Tahun 2009
Sebelum Tax Planning
Setelah Tax Planning Penghematan (Rp)
Laba Sebelum Pajak 23.497.645.135 21.114.299.562 2.383.345.573
PPh Badan
28% x Rp. 23.497.645.100 6.579.340.600
28% x Rp. 21.114.299.500 5.912.003.800
Total Pajak Terutang 6.579.340.600 5.912.003.800 667.336.800
Angsuran PPh 548.278.400 492.667.000
96
Pada tahun 2007 perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp. 441.163.742 atas kerugian
tersebut dapat dikompensasikan ke tahun 2008. Dari tabel rekonsiliasi fiskal sebelum
dan sesudah perencanaan pajak tahun 2007-2009 diatas terdapat beberapa perencanaan
pajak yang dapat diterapkan oleh PT. NRI dalam rangka meminimalkan beban pajak :
a. Bonus tambahan yang diberikan perusahaan untuk kesejahteraan karyawan yang
dapat bekerja dengan baik untuk perusahaan di PT. NRI. Dalam hal ini
diasumsikan perusahaan menggunakan 10% laba perusahaan untuk bonus
tambahan bagi karyawan tetap PT. NRI yang penghasilan brutonya tidak
melebihi PTKP. Perusahaan dapat memberikan bonus tambahan sebesar 3 bulan
gaji atau 10% dari laba perusahaan jika perusahaan tersebut dalam posisi laba.
Pemberian bonus tambahan tersebut sebesar
Tahun 2008 : Rp. 4.583.247.641 x 10% = Rp. 458.324.764
Tahun 2009 : Rp. 23.497.645.135 x 10% = Rp. 2.349.764.514
b. Untuk biaya entertainment dan biaya lain –lain sebaiknya perusahaan
membuatkan daftar nominatif yang jelas atas pengeluaran biaya tersebur, supaya
biaya entertainment dan biaya lain-lain bisa dikenakan sebagai pengurang
penghasilan bruto. Besarnya biaya entertainment dan biaya lain-lain yang dapat
dibiayakan oleh perusahaan adalah sebagia berikut :
Tahun 2007 :
Biaya entertainment : Rp. 67.938.460
Biaya lain-lain : Rp. 27.362.371
96
97
Tahun 2008 :
Biaya entertainment : Rp. 101.888.303
Biaya lain-lain : Rp. 28.366.452
Tahun 2009 :
Biaya entertainment : Rp. 7.005.700
Biaya lain-lain : Rp 18.350.454
c. Perusahaan menggunakan jasa perbaikan dan perawatan gedung dan alat kantor,
atas biaya ini perusahaan harus memotongnya sesuai PPh pasal 23. Perencanaan
pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan
metode gross up, dimana biaya ini dapat menambah penghasilan pemberi jasa.
Besarnya biaya perbaikan dan perawatan :
Tahun 2007 :
- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :
Rp. 166.901.824
- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 139.426.327
- Jasa Perizinan : Rp. 78.534.031
Tahun 2008 :
- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :
Rp. 248.600.339
- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 187.650.965
- Jasa Perizinan : Rp. 23.612.565
98
Tahun 2009 :
- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :
Rp. 244.375.262
- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 156.819.015
- Jasa Perizinan : Rp. 10.051.020
Biaya tersebut diperoleh dengan perhitungan, sebagai berikut :
Tabel IV. 12 Metode Gross Up Tahun 2007
Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan
Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 159.391.242 Pemeliharaan kendaraan 133.152.142 Perizinan 75.000.000 Total biaya 367.543.384
Gross up Rp. 159.391.242/ 0.955 166.901.824 Rp. 133.152.142 / 0,955 139.426.327 Rp.75.000.000 / 0.955 78.534.031 Total Gross Up 384.862.182 PPh pasal 23 yang harus di setor
Tarif 4,5% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 7.172.606 7.510.582Tarif 4,5% atas jasa pemeliharaan kendaraan 5.991.846 6.274.185Tarif 4,5% atas jasa perizinan 3.375.000 3.534.031Total PPh yang harus disetor 16.539.452 17.318.798
Selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 17.318.000 - Rp. 16.539.000) 5.195.639
Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan
Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 237.413.324 pemeliharaan kendaraan 179.206.672 perizinan 22.550.000 Total biaya 439.169.996
Gross up Rp. 237.413.324/ 0.955 248.600.339
Rp. 137.697.064 / 0,955 187.650.965 Rp. 22.550.000 / 0.955 23.612.565 Total Gross Up 459.863.870
PPh pasal 23 yang harus di setor
tarif 4,5% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 10.683.600 11.187.015tarif 4,5% atas jasa pemeliharaan kendaraan 8.064.300 8.444.293tarif 4,5% atas jasa perizinan 1.014.750 1.062.565Total PPh yang harus disetor 19.762.650 20.693.874
selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 459.863.870 - Rp.439.169.996) 6.208.162
Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan
Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 239.487.757 Pemeliharaan kendaraan 153.682.635 Perizinan 9.850.000 Total biaya 403.020.392
Gross up Rp. 239.487.757/ 0.98 244.375.262 Rp. 153.682.635 / 0,98 156.819.015 Rp. 9.850.000 / 0.98 10.051.020 Total Gross Up 411.245.298
PPh pasal 23 yang harus di setor
Tarif 2% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 4.789.755 4.887.505Tarif 2% atas jasa pemeliharaan kendaraan 3.073.653 3.136.380Tarif 2% atas jasa perizinan 197.000 201.020Total PPh yang harus disetor 8.060.408 8.224.906
Selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 411.245.298 - Rp. 403.020.392) 2.467.472