52
BAB IVPEMBAHASAN4.1. Mekanisme Manajemen Pengendalian Mutu CPO
Pada Stasiun KlarifikasiMekanisme pengendalian mutu Crude Palm Oil
(CPO) atau minyak sawit kasar pada stasiun ini terdiri dari
beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi,
berikut dapat dilihat pada gambar 4.1. diagram proses pengolahan
crude palm oil pada stasiun klarifikasi.
Gambar 4.1. Diagram Proses Pengolahan CPO Pada Stasiun
Klarifikasi4.1.1. Sand Trap Tank
Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank) ini berfungsi untuk
memisahkan Crude Palm Oil (CPO) dari pasir dan cangkang.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sand trap tank
adalah sebagai berikut:1. Pastikan screw press sudah mati supaya
tidak ada crude oil atau air yang keluar dari sand trap tank.
2. Lakukan pembersihan drain tangki sebelum proses 3. Pastikan
selama proses temperaturnya dalam tangki 900C hingga 950C4. Cuci
tangki setiap 4 bulan sekali.
Apabila terjadi pada crude oil atau air yang keluar dari sand
trap tank maka akan mengakibatkan kerugian minyak, jika pembersihan
tidak dilakukan pada drain tangki, maka akan terjadi penyumbatan
saluran tangki dengan pasir dan cangkang. Selama proses
temperaturnya dalam tangki 900C sampai dengan 950C, jika suhu dalam
tangki di bawah 900C maupun di atas 950C maka kualitas minyak akan
menurun dan cuci pada tangki setiap 4 bulan sekali supaya mencegah
terjadinya korosi, akibat dari korosi tangki bisa menjadi keropos.
4.1.2.Vibrating Screen
Saringan Bergetar (Vibrating Screen) ini berfungsi untuk
memisahkan Crude Palm Oil dari fiber halus (ampas) yang masih
terikut. Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke
Crude Oil Tank (COT) untuk ditampung sementara. Pada COT ini minyak
dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas dan suhunya
harus diperhatikan antara 90oC hingga 95oC, jika suhu di bawah 90oC
maupun diatas 95oC pada Crude Oil Tank (COT) maka akan mengurangi
kualitas kondisi minyak.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada vibrating screen
adalah sebagai berikut:1. Tutup isolating valve dan pastikan
saringan bersih dari ampas 2. Perhatikan sudutnya harus pada 600.3.
Matikan alat jika proses telah selesai dengan cara "first on last
off system".
4. Bersihkan lingkungan kerja dari ceceran minyak setiap akhir
proses.
Menutup isolating valve supaya air tidak keluar dari chute ke
vibrating screen. Saringan bersih dari ampas dengan menyemprot
saringan dengan air panas sampai seluruh minyak yang ada di
permukaan saringan habis, apabila tidak melakukan pembersihan
tersebut maka akan terjadi penumpukan sisa ampas pada permukaan
sarigan. Pastikan sudutnya pada 600 untuk menghasilkan efisiensi
yang baik sehingga penyaringan material yang bersifat cair dengan
kecepatan gerakan material yang memadai di tepian screen dan jika
sudutnya lebih rendah atau melebihi dari 600 maka material bergerak
cepat ke tepi namun memutar dengan lambat, waktu retensi material
pada screen singkat dan mungkin tidak mencukupi material terlalu
banyak menumpuk di tepi/keliling screen dan bersihkan lingkungan
kerja dari ceceran minyak setiap akhir proses supaya mencegah
lantai menjadi licin.4.1.3.Continuous Settling Tank (CST)
Continuous Settling Tank (CST) ini berfungsi untuk memisahkan
minyak dengan sludge dengan cara pengendapan. Minyak yang berat
jenisnya lebih kecil akan naik keatas dan keluar melalui skimmer
oil, sedangkan sludge yang berat jenisnya lebih besar akan turun
kebawah, selanjutnya keluar lewat underflow melalui skimmer
sludge.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada Continuous Settling
Tank (CST) adalah sebagai berikut:1. Temperatur CST harus dijaga
antara 90oC sampai dengan 95C 2. Lakukan pembersihan drain pasir
setiap pagi sebelum proses (minimal sehari sekali)3. Stirring arms
harus tetap berputar secara continue/24 jam.
4. Pengutipan minyak (skimmer oil) harus terkontrol dengan
ketebalan minyak minimum 20 cm dan pencucian secara periodik 4
bulan pada tangki CST.
Pada temperatur CST harus dijaga antara 90oC sampai dengan 95C
supaya terjaga kualitas minyak selama proses memisahkan minyak
dengan sludge dengan cara pengendapan dan sebaliknya. Drain pasir
harus dilakukan pembersihan setiap pagi sebelum proses (minimal
sehari sekali) supaya terhindar dari tersumbatnya saluran/drain
pasir. Pengutipan minyak (skimmer oil) harus terkontrol dan
ketebalan minyak minimum 20 cm, jika pengutipan minyak di bawah
maupun di atas ketebalan minimum 20 cm maka dapat menyebabkan
sludge terikut ke CST dan untuk menjamin pengoperasian yang baik
perlu dilakukan pembersihan pada drain pasir dan pencucian secara
periodik 4 bulan supaya mencegah terjadinya korosi pada tangki CST,
akibat dari korosi pada tangki ini bisa menjadi keropos. 4.1.4.Oil
Tank
Oil Tank ini fungsinya adalah untuk menampung minyak (wet oil)
dari Continuous Settling Tank (CST), sambil dipanaskan sebelum
diproses di purifier.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada oil tank adalah
sebagai berikut:
1. Temperatur oil tank harus dijaga antara 90C sampai dengan
95C.
2. Perhatikan steam trap harus berfungsi dengan baik. 3.
Perhatikan steam coil di dalam tidak bocor 4. Setiap selesai
proses, oil tank harus dikosongkan.
Pada temperatur oil tank harus dijaga antara 90C sampai dengan
95C dan jika temperaturnya di bawah 90oC maupun di atas 95oC pada
oil tank akan mengalami, kualitas minyak akan menurun. Setiap
selesai proses, oil tank harus dikosongkan agar terhindar dari
penumpukan sisa crude oil pada proses yang sebelumnya. 4.1.5.
Purifier
Purifier ini fungsinya adalah untuk memurnikan minyak dari
kotoran (dirt) dan air (moisture).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada purifier adalah
sebagai berikut :1. Pada proses sebelum purifier kadar kotoran CPO
0,05 % dan setelah proses purifier kadar kotorannya adalah <
0,02 %.
2. Proses sebelum purifier kadar air pada CPO 0,6 % dan setelah
proses purifier kadar airnya adalah 0,5 %.3. Pada saat start
purifier, biarkan mesin hidup minimal 5 menit4. Perhatikan
noise/vibrasi yang tidak normal 5. Jika kondisi mesin normal, buka
valve feeding perlahan hingga flow meter menunjuk kapasitas yang
diinginkan dan tetap perhatikan ampere motor
6. Bilas dengan air panas beberapa kali untuk memanaskan bowl
dan disc, 7. Cuci/bilas setiap 30 menit sekali saat operasi dan
cuci disc juga bowl seminggu sekali
Pada saat start purifier, biarkan mesin hidup minimal 5 menit,
agar tercapai full rpm dengan menghitung revolution counter 125 per
menit dan apabila putaran mesin tidak tercapai, lakukan pemeriksaan
pada clutch disc dan brake. Jika kondisi mesin belum normal periksa
kembali noise/vibrasinya dan cuci/bilas setiap 30 menit sekali saat
operasi dan cuci disc juga bowl seminggu sekali dan melakukan
pembersihan dengan mencuci/bilas pada disc dan bowl untuk mencegah
terjadinya korosi pada permukaan, akibat dari korosi disc dan bowl
tidak dapat difungsikan lagi. 4.1.6.Vacuum Dryer
Vacuum dryer ini berfungsi untuk mengurangi kadar air (moisture)
minyak, dengan sistem penguapan hampa. Cara kerja alat ini adalah
dengan menghisap udara yang berada di dalam tabung dengan
menggunakan vacuum pump atau vacuum ejector (tekanan vacuum antara
-0,8 sampai dengan 1,0 bar).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada vacuum dryer adalah
sebagai berikut :1. Pada proses sebelum vacuum dryer kadar air CPO
0,5 % dan setelah proses vacuum dryer kadar airnya adalah <
0,2%. 2. Proses sebelum vacuum dryer kadar kotoran CPO 0,02 % dan
setelah proses vacuum dryer kadar kotorannya adalah tetap < 0,02
%. 3. Pemisahan air dan minyak pastikan tekanan dalam vacuum dryer
minus 0,8 sampai dengan 1,0 bar. 4. Standar pengutipan minyak pada
level 45 sampai dengan 60 cm. 5. Pastikan purifier sudah mati
sebelum mematikan vacuum dryer dan bersihkan lingkungan di vacuum
dryer setiap akhir proses.
Pemisahan air dan minyak pastikan tekanan dalam vacuum dryer
minus 0,8 sampai dengan 1,0 bar sehingga pada temperatur sekitar
80C hingga 90C air dapat menguap dan jika temperatur atau tekanan
dalam vacuum dryer terlalu rendah maupun tinggi maka kualitas
minyak turun dan dapat komplain dari pembeli. Standar pengutipan
minyak pada level 45 sampai dengan 60 cm, jika pengutipan minyak di
bawah level 45 cm, maka dapat menyebabkan sludge terikut ke oil
tank. Pastikan purifier sudah mati sebelum mematikan vacuum dryer
dan bersihkan lingkungan di vacuum dryer setiap akhir proses supaya
mencegah lantai menjadi licin. 4.1.7. Sludge Tank
Sludge Tank ini berfungsi untuk menampung sludge dari pemisahan
pada Continuous Settling Tank (CST), sambil dipanaskan sebelum
diproses di sludge centrifuge / decanter.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sludge tank adalah
sebagai berikut :1. Temperatur sludge tank antara 90C hingga 95C.
2. Pastikan No Return Valve berfungsi dengan baik (tidak
bocor).
3. Kosongkan sludge tank setiap akhir proses 4. Cuci tangki
secara berkala 4 bulan sekali.
Pada sludge tank harus dijaga temperaturnya antara 90C sampai
dengan 95C dan jika temperaturnya di bawah 90C maupun lebih tinggi
dari 95C maka akan menyebabkan kurang memberikan nilai positif
karena terjadi pembuangan energi dan kosongkan sludge tank setiap
akhir proses agar terhindar dari penumpukan sisa sludge pada proses
yang sebelumnya serta cuci tangki secara berkala 4 bulan sekali
supaya mencegah dari korosi, akibat dari korosi tangki bisa menjadi
keropos.4.1.8. Sand Cyclone
Sand Cyclone berfungsi untuk memisahkan pasir dari sludge,
sebelum diproses di sludge centrifuge.
Metode pemisahannya adalah dengan memanfaatkan efek
putaran/cyclone sehingga pasir/material yang berat karena gaya
sentrifugal akan berada di pinggir, sedangkan yang lebih ringan
berada di tengah. Selanjutnya, material yang berat akan turun ke
bawah dan masuk ke sand trap tank, sedangkan material yang ringan
akan naik ke atas dan masuk ke sludge buffer tank4.1.9. Sludge
Centrifuge
Sludge Centrifuge ini berfungsi untuk mengutip kembali minyak
yang masih terkandung di dalam sludge, untuk dikembalikan ke
proses.
Metode pemisahannya adalah dengan memanfaatkan gaya centrifugal,
yaitu sludge diumpankan kedalam bowl yang berputar sehingga
material/cairan yang berat jenisnya lebih besar (heavy phase) akan
terdorong ke sisi / pinggir dan keluar melalui nozzle yang
diameternya lubangnya bisa dipilih atau diganti-ganti. Sedangkan
minyak/light phase akan berada di bagian tengah dan keluar melalui
pipa light phase, selanjutnya diproses kembali di CST.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sludge centrifuge
adalah sebagai berikut: 1. Pada temperatur sludge feeding suhunya
diatur antara 90oC sampai dengan 95oC dan jika suhunya di bawah 90C
maupun lebih tinggi dari 95C maka akan mengurangi kualitas minyak
pada saat masih terkandung di dalam sludge untuk kembali
diproses.2. Proses control pada wet oil losses < 1 % dan abs oil
losses < 4,5 Kg/Ton TBS dan jika melebihi dari proses control
tersebut maka akan mengakibatkan kerugian minyak.4.1.10.Fat Pit
Bak Penampung Lumpur (Fat Pit) ini fungsinya adalah untuk
penampungan sementara dari heavy phase sludge separator
temperaturnya berkisar 70o sampai dengan 80oC. Apabila
temperaturnya dibawah 70oC maupun diatas 80oC maka dapat
menyebabkan sludge akan mengendap dan mengurangi kualitas sludge
pada fat pit dan hal yang perlu diperhatikan pembersihan setiap 6
bulan supaya mencegah terjadinya peluapan.4.1.11.Storage Tank
Storage Tank fungsinya adalah untuk menyimpan minyak produksi
Crude Palm Oil (CPO). Storage tank atau tangki timbun ini mempunyai
kapasitas 700 ton dan 1000 ton.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada storage tank adalah
sebagai berikut: 1. Minyak dari purifier dan vacuum dryer, kemudian
di pompakan ke storage tank dengan temperatur 45o sampai dengan
55oC.2. CPO dipisahkan menurut FFA-nya (Golden, Super, dan Biasa)
3. Periksa keadaan valve dan sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran.
4. Cuci tangki setelah diisi 5 kali kapasitas atau setiap 6
bulan atau setelah dispatch CPO.
Minyak dari purifier dan vacuum dryer, kemudian di pompakan ke
storage tank dengan temperatur 45o sampai dengan 55oC dan jika
temperatur sekitar 45C hingga 55C pada CPO terlalu rendah maupun
terlalu tinggi maka kualitas kondisi minyak akan menurun dan dapat
komplain dari pembeli. CPO dipisahkan menurut asam lemak bebas atau
FFA-nya (Golden, Super, dan Biasa pada storage tank yang berbeda)
sesuai dengan standar perusahaan. Pencucian tanki dilakukan setelah
diisi 5 kali kapasitas atau setiap 6 bulan atau setelah dispatch
CPO. untuk mencegah terjadinya korosi, akibat dari korosi tangki
bisa menjadi keropos. 4.2.
Metode Penentuan Pengendalian Mutu CPO Pada Stasiun
Klarifikasi
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam penentuan kadar
asam lemak bebas (ALB), kadar air (moisture) dan kadar kotoran
(dirt) pada Crude Palm Oil (CPO) adalah sebagai berikut:4.2.1.
Prosedur Kerja Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penentuan kadar asam
lemak bebas pada CPO, yaitu:A. Alat Bantu : Neraca Analitik
0.0001gr, Erlenmeyer 250 ml, Buret,
Hot Plate/Oven, Larutan NaOH 0.1 N, Indikator PP 1%,
Ethyl alkohol jenuh, sampel CPO, dan logsheet analisa.
B. Cara Kerja :1. Aduk sampel supaya sampel homogen2. Timbang
sampel minyak 5 gr dengan erlenmeyer3. Tambahkan 50 ml alkohol
(yang sudah dijenuhkan) 4. Tambahkan 3 tetes indikator
Phenolpthalein 1%5. Panaskan sampel dengan hot plate sampai suhu
kira-kira 40 50oC 6. Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah
diketahui Normalitasnya melalui standarisasi7. Titrasi diakhiri
jika terbentuk warna merah jambu (pink) tetap selama 30 detik
sambil digoyang perlahan-lahan8. Catat pada logsheet volume NaOH
yang terpakai, Normalitas NaOH yang digunakan.9. Perhitungan
10. Buangan hasil analisa dikumpulkan dalam satu wadah khusus
analisa ALB, agar nantinya alkohol dapat di recycle kembali.Berikut
ini prosedur perhitungan kadar ALB pada tanggal 03 Juni 2013:
ml NaOH= 4,08 ml
N. NaOH= 0,1 N
Berat sampel minyak 5 gr dengan erlenmayer= 5,0006 gr
Asam palmitat = 25,6 (ketetapan perusahaan)
Hasil perhitungan dihari selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4.1. berikut ini:Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Asam Lemak Bebas
TanggalAsam Lemak Bebas (ALB)
03 Juni 20132,09%
04 Juni 20132,04%
05 Juni 20132,10%
06 Juni 20132,18%
07 Juni 20132,06%
08 Juni 20132,23%
4.2.2. Prosedur Kerja Penentuan Kadar Air Minyak
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penentuan kadar air
pada CPO, yaitu:
A. Alat Bantu : Neraca Analitik 0.0001 gr, Oven Memmert,
Petridish/cawan porselin 75 x 25 mm, Desikator, Sampel
minyak sawit, logsheet dan sarung tangan. B. Cara Kerja :1.
Timbang wadah (petridish/cawan) kosong catat beratnya.2. Sampel
minyak diaduk sampai homogen, bila perlu panaskan sampai suhu 55
60o C.3. Tambahkan sampel minyak 10 gr, catat berat wadah + minyak
4. Panaskan sampel yang telah ditimbang ke dalam oven memmert,
selama 3 jam pada suhu 103 2o C.5. Dinginkan dalam desikator 30
menit. 6. Timbang dengan teliti dan catat beratnya.7. Berat yang
digunakan sebagai perhitungan adalah berat terkecil.8.
Perhitungan
Berikut ini prosedur perhitungan kadar air minyak pada tanggal
03 Juni 2013:
Berat wadah (petridish/cawan) kosong
= 33,7360 gr
Berat sampel minyak + wadah 10 gr
= 10,1293 gr
Berat sampel basah
= 39,1593 gr
Berat sampel kering
= 39,1480 gr
Hasil perhitungan dihari selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4.2. berikut ini:
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Kadar Air Minyak
TanggalKadar Air (moisture)
03 Juni 20130,11%
04 Juni 20130,19%
05 Juni 20130,16%
06 Juni 20130,14%
07 Juni 20130,12%
08 Juni 20130,10%
4.2.3. Prosedur Kerja Penentuan Kadar Kotoran Minyak
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penentuan kadar
kotoran pada CPO, yaitu:A. Alat Bantu : Neraca Analitik 0.0001 gr,
Oven Memmert, Desikator,
Beaker glass, Erlenmeyer Heavy wall Cap 1 liter lengkap
dengan adaptor dan ring, Gooch crucible, N-Hexan, Kertas
saring Whatman GF/B, sampel minyak sawit, dan logsheet.B. Cara
Kerja :1. Sampel minyak diaduk sampai homogen, bila perlu panaskan
sampai suhu 55 60o C.2. Letakkan kertas Whatman GF/B pada gooch
crucible3. Bilas dengan N-Hexan 10 ml4. Keringkan di oven pada suhu
103 2o C selama 30 menit.5. Timbang dan catat beratnya (A)6.
Timbang 20 gr minyak yang sudah homogen ke dalam petridish/cawan
diameter 5,5 7,0 cm yang sudah diketahui berat kosongnya (beaker
harus kering oven, pendinginan di desikator), catat berat minyak
(B)7. Kedalam sampel tambahkan 100 ml pelarut N-Hexan, aduk sampai
sampel larut dan sampel disaring dengan gooch crucible.8. Bilas
kertas saring dan crucible untuk membersihkan sisa minyak yang
tertinggal dengan gooch crucible.10. Keringkan crucible di oven
pada suhu 2o C selama 30 menit.
11. Dinginkan dalam desikator 15 30 menit.
12. Timbang dan catat beratnya (C)
13. Perhitungan
Keterangan : A = Berat crucible + kertas saring
B = Berat sampel minyak
C = Berat crucible + kertas saring + kotoranBerikut ini prosedur
perhitungan kadar kotoran minyak tanggal 03 Juni 2013:
Berat sampel minyak(B)
= 20,0018 gr
Berat crucible + kertas saring (A)
= 0,3832 gr
Berat crucible + kertas saring + kotoran(C) = 0,3866 gr
Hasil perhitungan dihari selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4.3. berikut ini:Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Kadar Kotoran
MinyakTanggalKadar Kotoran
(dirt)
03 Juni 20130,017%
04 Juni 20130,016%
05 Juni 20130,021%
06 Juni 20130,023%
07 Juni 20130,018%
08 Juni 20130,014%
4.3.Data Hasil Pengujian Standar Mutu CPO
Pengamatan yang dilakukan pada produk akhir yaitu Crude Palm Oil
(CPO), sampel diambil pada mesin purifier dan vacuum dryer di
stasiun klarifikasi. Data yang digunakan dalam pengamatan adalah
hasil pengujian kualitas CPO dengan syarat mutu kadar asam lemak
bebas, kadar air, dan kadar kotoran yang dilakukan pada
laboratorium PT. Karya Tanah Subur dari tanggal 03 Juni 2013 sampai
tanggal 08 Juni 2013. Data hasil pengujian kadar asam lemak bebas,
kadar air dan kadar kotoran dapat dilihat pada tabel 4.4.Tabel 4.4.
Data Hasil Pengujian Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar
Kotoran.TanggalAsam Lemak Bebas (FFA)Kadar Air (moisture) Kadar
Kotoran (dirt)
03 Juni 20132,09%0,11%0,017%
04 Juni 20132,04%0,19%0,016%
05 Juni 20132,10%0,16%0,021%
06 Juni 20132,18%0,14%0,023%
07 Juni 20132,06%0,12%0,018%
08 Juni 20132,23%0,10%0,014%
4.3.1. Hasil Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty
Acid)Tabel 4.5. Hasil Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas TanggalAsam
Lemak Bebas (FFA)Standar Mutu SNI ( 3% - 5% )Standar Mutu PT.
KTS
Golden (