33 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kampuz Jalanan Kampuz Jalanan merupakan suatu kelompok sosial yang berantusias terhadap pendidikan. Antusias terhadap pendidikan ini di wujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan baik itu support kepada pendidikan formal ataupun belajar bersama dalam Kampuz Jalanan. Merujuk mengenai bagaiamana kampus jalanan sendiri, kampus jalanan berdiri awal tahun 2010. Berdirinya Kampus Jalanan berasal dari sebuah klub motor di jogja bernama “The Topaners” yang mereka memang bisa disebut fans dari cerita Ali Topan Anak Jalanan.Klub motor The Topaners saat itu mengadakan touring pulau Jawa.Ketika mereka tiba dijakarta, bertemu seorang penulis novel Ali Topan yaitu bapak Teguh Esha menjadi tujuan mereka. Saat itu mereka menemui beliau di Warung Apresiasi Jakarta, dan ketika itulah mereka dapat sharing panjang lebar mengenai kehidupan bapak Teguh Esha, novel Ali Topan ataupun berbagai wawasan. Dari pembicaraan tersebut seorang anggota klub motor The Topaners bernama Eko Prasetyo sangatlah terinspirasi oleh bapak Teguh Esha. Beberapa obrolan yang bisa diakui dia sebagai wejangan buatnya yaitu mengenai kaum Jalanan serta pendidikan. Dimana wejangan tersebut mengarah pada tujuan membuat anak jalanan agar dapat berdiri dengan kondisinya yang susah untuk bersekolah dan membawa dampak kurangnya wawasan atau ilmu dalam diri mereka yang berimbas bagaimana tingkah laku anak jalanan kurang terarah. Dengan keprihatinan itu bapak Teguh Esa hanya dapat membuat website “Universitas Jalanan.com” dan menulis novel agar menjadi kepedulian bagi
35
Embed
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kampuz Jalanan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11672/4/T1_362009086_BAB IV... · #1 2012 TK Banjar Rejo III, Tanjung Sari Gunung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
33
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kampuz Jalanan
Kampuz Jalanan merupakan suatu kelompok sosial yang berantusias terhadap
pendidikan. Antusias terhadap pendidikan ini di wujudkan dalam berbagai bentuk
kegiatan baik itu support kepada pendidikan formal ataupun belajar bersama dalam
Kampuz Jalanan.
Merujuk mengenai bagaiamana kampus jalanan sendiri, kampus jalanan
berdiri awal tahun 2010. Berdirinya Kampus Jalanan berasal dari sebuah klub
motor di jogja bernama “The Topaners” yang mereka memang bisa disebut fans
dari cerita Ali Topan Anak Jalanan.Klub motor The Topaners saat itu mengadakan
touring pulau Jawa.Ketika mereka tiba dijakarta, bertemu seorang penulis novel
Ali Topan yaitu bapak Teguh Esha menjadi tujuan mereka. Saat itu mereka
menemui beliau di Warung Apresiasi Jakarta, dan ketika itulah mereka dapat
sharing panjang lebar mengenai kehidupan bapak Teguh Esha, novel Ali Topan
ataupun berbagai wawasan. Dari pembicaraan tersebut seorang anggota klub motor
The Topaners bernama Eko Prasetyo sangatlah terinspirasi oleh bapak Teguh Esha.
Beberapa obrolan yang bisa diakui dia sebagai wejangan buatnya yaitu mengenai
kaum Jalanan serta pendidikan. Dimana wejangan tersebut mengarah pada tujuan
membuat anak jalanan agar dapat berdiri dengan kondisinya yang susah untuk
bersekolah dan membawa dampak kurangnya wawasan atau ilmu dalam diri
mereka yang berimbas bagaimana tingkah laku anak jalanan kurang terarah.
Dengan keprihatinan itu bapak Teguh Esa hanya dapat membuat website
“Universitas Jalanan.com” dan menulis novel agar menjadi kepedulian bagi
34
masyarakat ataupun pemerintah serta menjadi sebuah pendidikan bagi seluruh
kalangan.
Eko Prasetyo mendengar pembicaraan itu tergugah untuk semangat
mendirikan ruang bagi teman-teman jalanannya agar dapat menimba ilmu. Ruang
pembelajaran tersebut ia dirikan sepulang dari touring dengan nama “Kampuz
Jalanan”. “Kampuz Jalanan” ia dirikan dirumahnya yaitu Jl. Bantul Km5, kweni
RT 6 Panggung harjo Jogjakarta. Berjalannya waktu, Kampus jalanan yang terus
membawa image pendidikan Tutwuri Handayani serta spirit Universitas
Jalanan.com, ditahun 2013 mereka membuat semboyan “Yogo Angonggo Yogi”
yang berarti “cah nom seng nuwani” dalam bahasa jawa atau “anak muda yang
berpikir dewasa”. Berikut adalah logo dari Kampuz Jalanan.
Gambar 4.1 Logo Kampuz Jalanan
Dari hasil wawancara yang di lakukan, logo Kampuz Jalanan mempunyai
makna sebagai berikut.
“Dalam logo Kampuz Jalanan terdapat gambar blecong, dalam dunia
pewayangan blencong ini selalu di taruh di atas kepala seorang dalang yang
berguna sebagai penerang, begitu pula dalam gambar pada logo Kampuz
Jalanan tersebut. Gambar buku disitu adalah sumber ilmu pengetahuan yang
kita dapat dan kita bagikan. (wawancara kepada Eko Prasetyo)”
35
4.1.1 Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi Kampuz Jalanan tidak ada struktur formal dimana
dalam kelompok KAmpuz Jalanan hanya ada satu orang sebgai penanggung jawab
atau yang sering mereka sebut dengan kepala sekolah yaitu Eko Prsetyo. Dimana
Eko Prasetyo yang menjabat sebagai kepala sekolah mempunyai tanggung jawab
mengatur kegiatan Kampuz jalanan dari kegiatan workshop untuk anak-anak,
anggota dewasa, sedekah ke berbagai sekolah serta mengisi kegiatan dalam
berbagai event. Dalam berbagai kegiatan itu Eko Prasetyo mengatur dari waktu,
penerima saran untuk mengisis kegiatan sampai mencarikan pengisi atau orang
yang mau mengisi kegiatan dalam Kampuz Jalanan.
Sedangkan untuk anggota kelompok Kampuz Jalanan yang lain mempunyai
peran dan tanggung jawab sebagai pengisi materi sekaligus pendengar materi
dalam kegiatan. Dalam Kampus Jalanan memang diwajibkan untuk semua anggota
untuk bisa memberikan materi karena dalam Kampuz Jalanan guru itu bisa
dianggap murid dan begitu juga sebaliknya murid bisa dianggap sebagai guru. Jadi,
semua anggota Kampuz Jalanan berhak dan wajib menjadi pengisi materi.
Bagan 4.1 Strutur Organisasi Kampuz Jalanan
Berdasar dari penjelasan diatas yang saya peroleh dari hasil wawancara
dengan Eko Prasetyo maka, terbentuklah bagan diatas yang menjelaskan fungsi dan
peran dari setiap anggota kelompok Kampuz Jalanan. Meskipun tidak ada struktur
Kepala Sekolah
Guru Guru Guru
36
organisasi formal akan tetapi penulis melihat adanya keteraturan dan keseragaman
dari semua pihak yang ada di dalam kelompok Kampuz Jalanan. Hal itu tidak lepas
karena adanya proses bertukar pikiran dari masing anggota. Dalam proses ini yang
menarik dan menjadi kunci adanya kesetaraan baik antara kepala sekolah maupun
guru, kebebasan mengutarakan pendapat dalam membuat perencanaan program
serta proses komunikasi yang dijalankan adalah komunikasi dua arah sehingga
pembuatan perencanaan program kegiatan dari kelompok Kampuz Jalanan benar-
benar terencana dengan baik.
4.2 Kegiatan Kampuz Jalanan
kegiatan yang dilakukan dan dijalankan oleh kelompok Kampuz Jalanan
adalah faham kepedulian kelompok tersebut terhadap lingkungan sosial yang
kaitannya kearah pendidikan. Hal tersebut dapat penulis lihat dari macam-macam
kegiatan yang selama ini dilakukan oleh kelompok Kampuz Jalanan. Dalam setiap
kegiatan yang dilakukan semuanya memiliki nilai materi dimana itu untuk
pemenuhan pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi yang menarik yang penulis lihat
adalah ketersediaan kebutuhan dalam menjalankan kegiatan didapatkan kelompok
Kampuz Jalanan melalui donasi dari pihak luar baik berupa buku, uang, maupun
ilmu dimana itu diperoleh secara suka rela dari pihak pemberi donasi. Pihak luar
pemberi donasi ini merupakan orang-orang yang tahu tentang Kampuz Jalanan,
siapapun itu. Selain donasi oleh orang-orang yang tahu mengenai Kampuz Jalanan,
Kampus Jalanan juga mencari donasi ke sekolah-sekolah yang siswanya lebih
mampu , akan tetapi tidaklah serta merta Kampuz Jalanan meminta donasi,
Kampuz Jalanan memberikan workshop, seperti membuat film, menulis, belajar
desain, dan siapaun yang ikut dalam workshop tersebut dapat menukar tiket dengan
37
buku ataupun materiil seikhlasnya. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok Kampuz Jalanan.
4.2.1 Sedekah Kreatif Edukatif
Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif merupakan kegiatan kelompok Kampuz
Jalanan dengan menemukan sekolah yang kurang mampu baik dalam kondisi
bangunan, pengajar serta materi berupa buku dan alat-alat peraga sekolah,ketika
mereka sudah menemukan sekolah tersebut pihak Kampuz Jalanan memberikan
bantuan terhadap sekolah tersebut. Bantuannyapun bukanlah dalam bentuk materi
uang, akan tetapi apa yang menjadi kekurangan sekolah tersebut. Dalam semua
kegiatan Sedekah Kreatif yang telah dilakukan, Kampuz Jalanan telah memberikan
bantuan baik itu merehap sekolahan dari membeli cat serta mengecat langsung
sekolahan, memberikan workshop (film, kerajian, menggambar, menulis), memberi
bantuan buku untuk melengkapi perpustakaan. Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif
ini dilakukan secara kontinuitas oleh Kampus Jalanan.
“Sedekah Kreatif Edukatif itu kegiatan Kampuz Jalanan ke sekolah-sekolah
yang perlu dibantu, biasanya di daerah pelosok.
Sedekah Kreatif Edukatif sudah dilakukan oleh Kampus Jalanan dibeberapa
sekolah pelosok daerah Jogjakarta.
SKE Tahun Tempat Kegiatan
#1 2012 TK Banjar Rejo
III, Tanjung Sari
Gunung Kidul
Dongeng anak, lomba
mewarnai,games, pembagian
paket buku dan mainan
edukatif, pengecatan alat main
38
luar ruangan.
#2 2012 KBTK Fajar
Imani Gunung
Kidul
Memberikan meja dam kursi
10 unit, paket alat belajar
untuk siswa, paket alat belajar
sekolahan.
#3 2012 SD/Madrasah
Ibtidayah
Tarukan Gunung
Kidul
Lomba mengambar, lomba
mewarnai, workshop film
sederhana, pembuatan
perpustakaan, mengecat
tembok.
#4 2012 SD MI Tarukan,
Paliyan Gunung
Kidul.
Meneruskan SKE #3
#5 2012 Gading Sari
yogyakarta
Masuk dalam rangkaian event
de Kampoeng, workshop
film,lomba film, tiketing buku.
#6 2013 SD/Madrasah
Ibtidayah
Tarukan Gunung
Kidul
Meneruskan SKE #3
#7 2013 TK Fajar Imani,
Kali bawang
Kulon Progo,
Yogyakarta
Lomba mewarnai, mengecat
tembok dan mainan luar
ruamgam, games, lomba
menggambar.
#8 2013 Perpustakaan latiahan pembuatan film dan
39
Yogyakarta. pemutaran film.
#9 2013 TK Banjarejo 3,
Gunung Kidul,
Yogyakarta.
Mengecat tembok, sedekah
kursi dan meja, lomba
menggambar dan mewarnai,
nonton film, games.
#10 2013 TK Fajar Imani,
Kli bawang,
Kulon Progo.
Meneruskan SKE #7
#11 2013 TK ABA Tlogo
Watu, Kemalang
Klaten
Sedekah kursi dan meja,
mengcat ruangan dan alat main
luar kelas, games dan lomba
mewarnai serta menggambar.
#12 2013 Tanubayan,
Trirenggo,
Bantul
Penyembelihan kurban, alam
rangka syukuran PH Moviesta,
kegiatan games dan nonton
film bersama.
#13 2013 Kweni, Sewon,
Bantul
Dalam rangkaian acara
d’Kampoeng, worshop
film<menggambar, mewarnai
dam games
#14 2014 SD/MI Tarukan,
Paliyan, Gunung
Kidul.
PelatihanJurnalistik dan
penambahan koleksi buku
perustakaan.
Tabel 4.1 Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif
40
Sampai saat inipun ada juga sekolah dasar yang menjadi pantauan oleh
Kampuz Jalanan yaitu SD Trukan Paliyan. Sering kali Kampuz Jalanan diundang
untuk mengisi kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut, baik itu kegiatan jam
belajar ataupun class metting.
Dari kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif (SKE), Kampuz Jalanan memberikan
berbagai kegiatan yang sangat mendidik, baik itu skil ataupun penanaman moral.
Kegiatan membuat film di sekolah-sekolah biasanya melatih siswa siswi untuk bisa
bercerita kehidupan mereka sehari-hari dan menggambarkannya dalm sebuah karya
film. Dalam workshop film yang dilakukan Kampuz Jalanan melalui kegiatan
Sedekah Kreatif Edukatif ini, mengajarrkan siswa siswi mengenai proses
pembuatan film, ide film diangkat dari dari pemilihan cerita yang ditulis siswa
siswi mengenai kehidupan sehari-hari mereka.
“workshop film biasanya itu kita melatih anak-anak tentang bagaimana
membuat film. Mereka membuat cerita sendiri dan nanti kita pilih cerita mana
yang menarik dan kami proses menjadi sebuah film karya mereka
sendiri”(wawancara pada Alex, anggota Kampuz Jalanan)
Dalam kegiatan menggambar merupakan cara Kampuz Jalanan menanamkan
sedikit pemahaman menganai nasionalisme. Dari berbagai kegiatan yang telah
dilakukan, untuk lomba-lomba menggambar Kampuz Jalanan memberikan tema
mengenai Pancasila dan Indonesia. Dari dua tema itu,Kampuz Jalanan dapat
menanamkan moral Pancasila serta wawasan menganai Indonesia. Dari proses
lomba menggambar ini tentunya Kampuz Jalanan memberikan pengertian terlebih
dahulu mengenai Pancasila agar siswa siswi bisa beride akan menggambar seperti
apa. Penjelasan mengenai Pancsila, Kampuz Jalanan mempunyai alat peraga
41
berupa Rubik, disitu siswa siswi disuruh bermain rubik yang setiap sisinya
menggambarkan sila-sila dari pancasila. Dalam menerangkan mengenai Indonesia,
Kampuz Jalanan menerangkan cukup simple, dari mulai pahlawan, perang,
pemandangan, bendera, sekiranya semacam itu.
“simple dari kegiatan menggambar, awalnya kita menerangkan kepada
mereka, cara menerangkan kita pun nggak yang ribet-ribet pancasila itu adalah
blab la blab la bueh. Tapi kita cukup membawa lata peraga rubik ini. Kita suruh
aja mereka bermain dengan rubik itu. Setelah itu kita ajak mereka ke kegiatan
selanjutnya yaitu menggambar dengan tema Pancasila, bereskan. Mereka itu
anak-anak’e, susah kalo di jelasin panjang lebar, malah kita yang stress ntar”
(wawancaradengan Eko Prasetyo)
Selain dua kegiatan di atas, dalam Sedekah Kretif Edukatif, Kampus Jalanan
memberikan kegiatan games. Kegiatan games ini, Kampuz Jalanan memberikan
permainan simple yaitu Tanya jawab, akan tetapi Tanya jawab tersebut di mulai
dari permainan seperti domikado, berhitung urutan.
“senang dan merasa seru ketika anak-anak itu kami ajak bermain domikado,
trus kita suruh berhitung satu sampai sepuluh nanti yang mendapatkan nomer
yang sama terus berkelompok, kita suruh mereka untuk bernyanyi lagu nasionalis,
hafalana sila pancasila dan nanti yang berhasil kita kasih hadiah” (wawancara