Top Banner
PENDAHULUAN Untuk mendirikan atau menjalankan usaha diperlukan sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola atau menjalankan usaha. Besarnya kebutuhan modal bergantung pada jenis usaha yang akan dilakukan.. Kebutuhan dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau modal pinjaman dari berbagai lembaga keuangan baik melalui bank ataupun nonbank. Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan jenis-jenis modal dan sumber modal usaha, menjelaskan jenis-jenis pinjaman, prosedur dan syarat mengajukan pinjaman. 4.1. Jenis-Jenis Modal Usaha Modal pertama kali digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan memiliki badan usaha. Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan Bab 4. Modal Usaha 42 BAB IV MODAL USAHA
33

Bab IV Modal Usaha

Dec 14, 2015

Download

Documents

alivoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab IV Modal Usaha

PENDAHULUAN

Untuk mendirikan atau menjalankan usaha diperlukan sejumlah modal

(uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk

membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan

izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal

kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang

untuk mengelola atau menjalankan usaha.

Besarnya kebutuhan modal bergantung pada jenis usaha yang akan

dilakukan.. Kebutuhan dana dapat diperoleh dari modal sendiri atau modal

pinjaman dari berbagai lembaga keuangan baik melalui bank ataupun nonbank.

Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan jenis-

jenis modal dan sumber modal usaha, menjelaskan jenis-jenis pinjaman, prosedur

dan syarat mengajukan pinjaman.

4.1. Jenis-Jenis Modal Usaha

Modal pertama kali digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan

(prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan memiliki

badan usaha. Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei

lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya prainvestasi

lainnya.

Setelah biaya prainvestasi, selanjutnya adalah biaya untuk membeli

sejumlah aktiva (harta) tetap. Biaya ini untuk mengoperasikan perusahaan atau

sebagai tempat atau alat untuk melakukan kegiatan, seperti pembelian tanah,

pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan peralatan kantor.

Di samping itu, modal juga diperlukan untuk membiayai operasi usaha pada saat

bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya lainnya.

Besarnya modal yang diperlukan tergantung pada jenis usaha, misalnya

usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Hal lain yang mempengaruhi

Bab 4. Modal Usaha 42

BAB IV

MODAL USAHA

Page 2: Bab IV Modal Usaha

besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka waktu perusahaan

menghasilkan produk. Usaha yang memerlukan jangka waktu yang lebih panjang

memerlukan modal yang relatif besar pula.

Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan usaha perlu dilakukan sebelum

memulai usaha. Sementara kebutuhan modal tenaga keahlian perusahaan

disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga

ahli dapat diperoleh melalui rekruitmen karyawan dari berbagai sumber, seperti

iklan, referensi atau kerja sama dengan institusi.

Pada dasarnya kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua

jenis yaitu :

a. Modal investasi

b. Modal kerja

Kedua jenis modal ini berbeda, baik dalam penggunaanya maupun jangka

waktunya. Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan

berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Modal kerja digunakan

untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai dalam satu proses produksi. Jangka

waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari satu tahun.

Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli

aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau gedung serta investasi lainnya. Modal

investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pembiayaan suatu usaha dan

biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan berdiri atau untuk perluasan pabrik.

Modal investasi biasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang

(lebih dari setahun ), biasanya diperoleh dari dunia perbankan.

Setelah kebutuhan modal investasi terpenuhi, selanjutnya adalah

pemenuhan kebutuhan modal kerja. Modal kerja yaitu modal yang digunakan

untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.

Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali

atau beberapa kali proses produksi. Modal kerja digunakan untuk keperluan

membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta

biaya-biaya lainnya.

Bab 4. Modal Usaha 43

Page 3: Bab IV Modal Usaha

Modal kerja juga dapat diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya

maksimal setahun). Biasanya dunia perbankan dapat membiayai modal investasi

dan modal kerja baik secara bersamaan maupun sendiri-sendiri (tergantung

kebutuhan dan permintaan nasabah).

4.2 Sumber Modal Usaha

Kebutuhan modal, baik modal investasi maupun modal kerja, dapat

diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal sendiri atau modal

pinjaman (modal asing). Modal sendiri adalah modal dari pemilik usaha

sedangkan modal asing adalah modal dari luar perusahaan.

Seperti dikemukakan di atas bahwa penggunaan masing-masing modal

tergantung pada maksud dan tujuannya. Pertimbangan lain adalah jangka waktu

pembelian yang dibutuhkan apakah jangka pendek atau jangka panjang. Di

samping itu, jumlah atau nilai modal yang diinginkan perusahaan juga menjadi

pertimbangan khusus. Faktor besarnya biaya yang harus ditanggung merupakan

hal yang paling penting karena merupakan komponen biaya yang harus

dikeluarkan,di samping faktor persyaratan yang harus dipenuhi. Jadi, masing-

masing modal memiliki keuntungan dan kerugian, baik dari segi biaya, waktu,

persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.

Dalam praktiknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara

gabungan antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Pilihan apakah

menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman bergantung pada kebutuhan dan

kebijakan pemilik usaha.

Pada awalnya untuk usaha baru, biasanya perusahaan lebih

menitikberatkan pada modal sendiri. Hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh

modal pinjaman, terutama dari bank. Bank biasanya jarang memberikan pinjaman,

untuk usaha baru, mengingat bank belum mengenal dan nasabah belum

berpengalaman. Namun, perusahaan dapat memperoleh pinjaman dari perusahaan

nonbank atau lembaga keuangan bukan bank, seperti leasing atau pengadaan.

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu

modal adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha 44

Page 4: Bab IV Modal Usaha

1. Tujuan perusahaan

Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman, sebagai

modal investasi/modal kerja, sebagai modal utama atau hanya sekedar modal

tambahan ataukah untuk kebutuhan yang mendesak atau tidak.

2. Masa pengembalian modal

Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan ke

kreditor (bank). Bagi perusahaan, jangka waktu pengembalian investasi juga

perlu dipertimbangkan sehingga tidak menjadi beban perusahaan dan tidak

mengganggu cash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu pinjaman

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3. Biaya yang dikeluarkan

Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara matang,

misalnya biaya bunga, biaya dministrasi, provisi merupakan komponen

produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga jual

dan laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank

atau lembaga keuangan kepada nasabah berbeda-beda antara satu dengan

lainnya.

Sebaiknya pilihlah bank yang mampu memberikan biaya (bunga dan biaya

lainnya) yang paling rendah (kompetitif) bagi perusahaan karena besarnya

biaya yang dibebankan akan berakibat pada meningkatnya biaya operasi dan

pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan.

4. Estimasi keuntungan

Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang

perlu menjadi pertimbangan. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih

pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya

keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh

karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum

memperoleh pinjaman modal.

Estimasi pendapatan perlu diperhitungkan secara teliti dan cermat dengan

membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Estimasi biaya-

Bab 4. Modal Usaha 45

Page 5: Bab IV Modal Usaha

biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu , termasuk jenis-jenis

biaya yang akan dikeluarkan pun pelru dibuat serinci mungkin.

Pengertian masing-masing modal dilihat dari dari sumber asalnya dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan

dengan cara mengeluarkan saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat

dilakukan secara tertutup atau terbuka. Keuntungan menggunakan modal sendiri

untuk membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga, tetapi

hanya akan membayar dividen. Pembayaran dividen dilakukan apabila perusahaan

memperoleh keuntungan dan besarnya dividen tergantung dari keuntungan

perusahaan. Kemudian, tidak ada kewajiban untuk mengembalikan modal yang

telah digunakan. Kerugian menggunakan modal sendiri adalah jumlahnya sangat

terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.

Bagi perusahaan yang sudah atau sedang berjalan, modal selain berupa

saham dapat juga diambil dari cadangan laba atau laba yang belum dibagi.

Namun, modal ini hanya dapat digunakan perusahaan untuk sementara waktu.

Untuk usaha tertentu, seperti yayasan dapat menggunakan modal sumbangan atau

hibah dari pihak lainnya.

2. Modal Asing (Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak

luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal

pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya bunga,

biaya administrasi, serta biaya provisi dan komisi yang besarnya relatif.

Penggunaan modal pinjaman mewajibkan pengembalian pinjaman setelah jangka

waktu tertentu.

Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya

tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal

pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan

usaha dengan sungguh-sungguh.

Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari :

Bab 4. Modal Usaha 46

Page 6: Bab IV Modal Usaha

a. Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta, pemerintah,

maupun perbankan asing;

b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal

ventura, asuransi, leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga

pembiayaan lainnya;

c. Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan suatu Modal

Baik modal sendiri maupun modal pinjaman masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing modal

adalah sebagai berikut :

Kelebihan modal sendiri

1. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak

menjadi beban perusahaan.

2. Tidak tergantung kepada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari

setoran pemilik modal.

3. Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang

relatif lama.

4. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan

pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik

modal mau mengalihkan ke pihak lain.

Kekurangan modal sendiri

2. Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu

sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.

3. Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik

baru (calon pemegang saham baru) relatif lebih sulit karena mereka akan

mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.

4. Kurang motivasi, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri

motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan

modal asing.

Bab 4. Modal Usaha 47

Page 7: Bab IV Modal Usaha

Kelebihan modal pinjaman

1. Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal

pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan

layak, perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak berusaha

menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai memiliki prospek cerah.

2. Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan

modal sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk

memajukan usaha tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan

untuk mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha

menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar

tidak tercemar.

Kekurangan modal pinjaman

1. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman

yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban

untuk membayar jasa, seperti bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan

komisi, materai, dan asuransi.

2. Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu

yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami

likuiditas merupakan beban yang harus ditanggung.

3. Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang

mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga

akan menjadi beban moral atas uang yang belum atau akan dibayar.

Kelebihan modal campuran

Dapat mengatur komposisi modal yang diperlukan secara seimbang.

Artinya, persentase modal pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan atas

kekurangan modal sendiri.

4.4 Pinjaman

Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh bank diartikan sebagai

penyaluran dana ke masyarakat. Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama

kredit bagi bank konvensional (Barat) dan pembiayaan bagi Bank Syariah

Bab 4. Modal Usaha 48

Page 8: Bab IV Modal Usaha

(Islam). Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beberapa jenis.

Tergantung dari jenis usaha yang dibiayai oleh nasabah. Jumlah kredit dari tingkat

suku bunga yang diberikan oleh bank juga tergantung dari kemampuan bank

penyalurnya dan kelayakan usaha nasabah.

Dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan yang disalurkan

diperlukan hal-hal sebagai berikut :

1. Kepercayaan;

2. Kesepakatan;

3. Jangka waktu;

4. Risiko; dan

5. Balas jasa.

1. Kepercayaan

Bank harus yakin dan percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan

kredit yang diberikan. Kepercayaan ini didasarkan pada latar belakang dan

pengalaman usaha nasabah yang akan dibiayai serta prospek usahanya. Dengan

demikian, bank yakin bahwa kredit yang disalurkan pasti akan aman, dalam hal

ini nasabah memperoleh kepercayaan dari bank.

2. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu

artinya batas waktu pengembalian suatu pinjaman. Lamanya jangka waktu

pinjaman tergantung dari kesepakatan bank dengan nasabah.

3. Kesepakatan

Sebelum kredit dikucurkan, bank sebagai kreditur terlebih dulu membuat

perjanjian dengan nasabah. Perjanjian ini dituangkan dalam akad kredit. Isi

perjanjian ini memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus ditaati

bersama.

4. Risiko

Kredit yang disalurkan memiliki resiko untuk tidak terbayar pada saatnya.

Tingkat risiko ini dapat dipengaruhi oleh dua hal. Pertama adalah faktor

Bab 4. Modal Usaha 49

Page 9: Bab IV Modal Usaha

kesengajaan, yaitu nasabah sengaja tidak mau membayar kredit yang dibiayai

karena berbagai sebab. Kedua adalah faktor tidak sengaja, yaitu nasabah memiliki

kemampuan untuk membayar, tetapi tidak memiliki kemampuan, misalnya karena

kredit yang dibiayai mengalami musibah. Tingkat resiko ini diukur dari kesulitan

dan kepatuhan nasabah dalam membayar kewajibannya.

5. Balas Jasa

Nasabah berkewajiban untuk membayar jasa atas penggunaan dana yang

diberikan oleh bank. Nasabah penerima dana akan dikenakan bunga sebagai jasa

pinjaman kredit yang diberikan dan biaya lainnya. Penerima kredit akan

dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang

menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan

bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan

bunga simpanan. Bagi bank Islam balas jasa diberikan dalam bentuk bagi hasil

(profit sharing).

Agar kredit tersebut tidak macet, sebelum kredit dikucurkan, bank terlebih

dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Nasabah yang

mengajukan kredit dikenakan berbagai persyaratan sesuai dengan ketentuan bank

masing-masing. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian.

Nasabah sebagai peminjam disebut debitur dan mempunyai kewajiban

untuk mengembalikan pinjaman berikut bunga sesuai jangka waktunya.

Sementara bank sebagai kreditur tugasnya memberikan dana pinjaman kepada

nasabah.

4.5 Jenis-jenis Pinjaman

Pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan dari dunia perbankan terdiri

dari beragam bentuk. Bank menciptakan jenis pinjaman sesuai dengan kebutuhan

nasabah. Masing-masing jenis pinjaman memiliki kelebihan dan persyaratan

tersendiri.

Secara umum jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan bank

dewasa ini adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha 50

Page 10: Bab IV Modal Usaha

1. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang

melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini

memiliki jangka waktu yang relatif panjang, yaitu di atas satu tahun. Contoh

jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli tanah, membangun pabrik, atau

membeli peralatan pabrik seperti mesin-masin.

2. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya

kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun.

Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli bahan baku, membayar

gaji karyawan, dan modal kerja lainnya.

3. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang

dalam rangka memperlancar, memperluas, atau memperbesar kegiatan

perdagangannya. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membeli barang

dagangan yang diberikan kepada para suplier.

4. Kredit Produktif

Kredit produktif merupakan kredit yang berupa investasi, modal kerja, atau

perdagangan. Kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga

pengembalian kredit diharapkan berasal dari hasil dibiayai.

5. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi,

misalnya keperluan konsumsi, baik pangan sandang, maupun papan. Contoh

jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang

semuaya untuk dipakai sendiri.

6. Kredit Profesi

Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan profesional,

seperti dosen, dokter, atau pengacara.

Jika dalam bank konvensional (Barat) istilah pinjaman sering disebut

dengan kata kredit, dalam bank Islam pinjaman disebut pembiayaan. Artinya bank

syariah akan membiayai usaha nasabah dengan model pembiayaan bank Islam.

Bab 4. Modal Usaha 51

Page 11: Bab IV Modal Usaha

4.6 Angsuran Pinjaman

Setiap nasabah yang memperoleh sejumlah pinjaman wajib

mengembalikan pinjaman tersebut pada periode yang telah disepakati. Periode

pembayaran dapat dilakukan secara mingguan, bulanan, triwulan, atau semester,

tergantung perjanjian yang dibuat antara bank dengan nasabah. Dalam praktiknya,

pembayaran kredit dapat dilakukan oleh nasabah untuk membayar utangnya

dilakukan oleh dunia perbankan secara bulanan atau triwulan atau semester. Hal

ini tergantung dari objek usaha yang akan dibiayai. Utang yang dibayar nasabah

setiap periode inilah yang diebut dengan cicilan atau angsuran.

Komponen cicilan atau angsuran terdiri dari jumlah pokok pinjaman dan

bunga. Besarnya pokok pinjaman dihitung dari jumlah pinjaman dibagi jangka

waktu pinjaman. Sementara besarnya bunga adalah persentase bunga dikalikan

jumlah pinjaman dibagi pertahun .

Berikut ini rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok

pinjaman, dan bunga.

Angsuran = pokok pinjaman + bunga

Pokok Pinjaman =

Bunga =

Di samping dikenakan angsuran, nasabah juga dikenakan biaya-biaya yang

berkaitan dengan kredit tersebut. Biaya yang timbul misalnya biaya administrasi

yang dibayar per tahun serta biaya provisi dan komisi yang besarnya dihitung dari

jumlah kredit yang didapat dengan persentase tertentu dan juga hanya untuk satu

kali akad kredit (perjanjian kredit).

Perhitungan Bunga Pinjaman

Setiap nasabah akan dikenakan bunga atas pinjaman yang diambilnya.

Besarnya bunga tergantung dari jenis kredit yang diambil serta sistem

pembebanan bunga kredit tersebut. Besar kecilnya bunga kredit serta biaya yang

dikeluarkan untuk kredit tersebut sangat memengaruhi biaya perusahaan. Pada

Bab 4. Modal Usaha 52

Page 12: Bab IV Modal Usaha

akhirnya biaya ini akan menjadi beban harga jual kepada masyarakat. Oleh karena

itu, besar kecilnya bunga kredit perlu dipertimbangkan secara matang.

Sistem perhitungan bunga kredit dapat dilakukan dengan tiga metode.

Ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh bank, namun hasil yang diperoleh

tidak jauh berbeda, kadang-kadang bedanya hanya pada nama banknya.

Berikut ini jenis sistem perhitungan bunga sebagai berikut :

1. Sistem flate rate

Flate rate merupakan sistem di mana nasabah mengangsur pinjamannya

(jumlah angsuran) secara tetap (sama) selama periode pinjaman. Nasabahnya,

jika angsuran per bulan Rp. 1.000.000,00, angsuran itu tidak akan berubah

sampai kredit tersebut lunas.

2. Sliding rate

Sliding rate merupakan sistem di mana jumlahnya angsuran perbulan semakin

mengecil atau berkurang. Artinya, angsuran bulan berikutnya lebih kecil

daripada bulan sekarang. Hal ini terjadi karena jumlah suku bunga yang juga

semakin menurun. Menurunnya suku bunga ini karena dihitung dari sisa

pinjaman, bukan dari jumlah pinjaman, namun pokok pinjamannya tetap.

Misalnya angsuran bulan ini sebesar Rp. 1.000.000,00 kemudian bulan depan

menurun menjadi Rp. 950.000,00, bulan selanjutnya menurun lagi menjadi

Rp. 900.000,00, dan seterusnya. (lihat contoh).

3. Floating rate

Floating rate merupakan sistem angsuran yang besarnya berubah-ubah setiap

bulan. Artinya angsuran bulan ini tidak sama dengan bulan-bulan selanjutnya.

Perubahan ini terjadi karena perhitungan persentase bunga tergantung dari

bunga yang berlaku pada bulan yang bersangkutan. Jadi, jumlah angsuran

setiap bulan bisa tetap, berkurang, atau malah bertambah.

Hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa yang menentukan

sistem perhitungan bunga adalah pihak bank. Jadi, nasabah hanya bisa menerima

keputusan bank tersebut.

Contoh perhitungan bunga di atas adalah sebagai berikut :

Bab 4. Modal Usaha 53

Page 13: Bab IV Modal Usaha

PT SUMBER REJEKI memperoleh kredit dari Bank Rakyat Indonesia senilai

Rp.18.000.000,00 jangka waktu setahun (12 bulan), bunga dikenakan 14% pa (per

tahun). Di samping itu, nasabah dikenakan biaya administrasi Rp.360.000,00 serta

biaya provisi dan komisi 1%.

Contoh :

1. Hitung berapa besar angsuran per bulan dengan menggunakan sistem flate

rate dan sliding rate.

2. Hitung berapa besar angsuran per bulan dengan menggunakan sistem floating

rate jika suku bunga diperkirakan sebagai berikut :

- Bantuan bulan 1 sampai bulan 4 adalah 14%

- Bunga bulan 5 sampai bulan 8 adalah 16%

- Bunga bulan 9 sampai bulan 12 adalah 15%

Jawab :

Pokok Pinjaman =

Bunga =

Jumlah Angsuran untuk sistem flate rate adalah :

Angsuran bulan pertama sama perhitungan dan jumlahnya dengan metode flate

rate yaitu Rp.1.710.000,00.

Jumlah Angsuran utuk sistem sliding rate adalah :

Angsuran bulan pertama sama perhitungan dan jumlahnya dengan metode flate

rate yaitu Rp. 1.710.000,00.

Sementara angsuran bulan ke-2 dan seterusnya sebagai berikut :

Pokok pinjaman = Rp. 1.500.000,00

14% x Rp. 16.500.000,00 Bunga = x 1 = Rp. 192.500,00

1 tahun (12 bulan) =============

Angsuran bulan ke-2 = Rp.1.692.500,00

Catatan :

Angka Rp. 16.500.000,00 diperoleh dari pinjaman dikurangi pokok pinjaman

bulan 1 yaitu Rp. 18.000.000,000 – Rp. 1.500.000,00 = Rp.16.000.000,00.

Bab 4. Modal Usaha 54

Page 14: Bab IV Modal Usaha

Angsuran bulan ke-3 yaitu :

Pokok pinjaman = Rp. 1.500.000,00

14% x Rp. 15.000.000,00 Bunga = x 1 = Rp. 175.500,00

1 tahun (12 bulan) =============

Angsuran bulan ke-3 = Rp. 1.675.000,00

Catatan :

Angka Rp.15.000.000,00 diperoleh dari sisa pinjaman dikurangi pokok pinjaman

bulan ke 2 yaitu Rp. 16.500.000,00 – Rp. 1.500.000,00 = Rp.15.000.000,00.

Dan seterusnya perhitungan sama

Jumlah Angsuran untuk sistem floating rate adalah :

Bulan ke-1 sampai bulan ke-4 sama yaitu sebagai berikut :

Pokok pinjaman = Rp. 1.500.000,00

14% x Rp. 18.000.000,00 Bunga = x 1 = Rp. 210.000,00

1 tahun (12 bulan) =============

Angsuran bulan ke-1 sampai bulan ke-4 = Rp.1.710.000,00

Bulan ke-5 sampai bulan ke-8 sama yaitu :

Pokok pinjaman = Rp. 1.500.000,00

16% x Rp. 18.000.000,00 Bunga = x 1 = Rp. 240.000,00

1 tahun (12 bulan) =============

Angsuran bulan ke-1 sampai bulan ke-4 = Rp.1.740.000,00

Angsuran bulan ke-9 sampai bulan ke-12 sama yaitu :

Pokok pinjaman = Rp. 1.500.000,00

15 % x Rp. 18.000.000,00 Bunga = x 1 = Rp. 225.000,00

1 tahun (12 bulan) =============

Angsuran bulan ke-9 sampai bulan ke12 = Rp.1.725.000,00

Bab 4. Modal Usaha 55

Page 15: Bab IV Modal Usaha

4.7 Pembiayaan Bank Syariah

Khusus untuk bank syariah (Islam) istilah yang digunakan dalam

penyaluran dana bukan kredit, tetapi pembiayaan. Berbeda dengan kredit yang

diberikan oleh bank konvensional yang menggunakan sistem bunga sebagai balas

jasanya, bagi bank syariah balas jasa menggunakan sistem bagi hasil (profit

sharing). Jenis-jenis pembiayaan yang diberikan bank syariah dengan sistem bagi

hasil juga berbeda.

Berikut ini jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah.

1. Al-musharakah

Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, merupakan akad kerja dua

pihak atau untuk melakukan usaha bersama. Masing-masing pihak

memberikan dana dengan kesepakatan keuntungan dan risiko ditanggung

bersama sesuai kesepakatan.

2. Al-mudharabah

Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal. Artinya akad kerja

sama di mana bank syariah membiayai seluruh modal dan nasabah sebagai

pengelola. Pembagian keuntungan dituang dalam kontrak yang disepakati

sebelumnya.

3. Baial’murabahah

Yaitu kegiatan jual beli barang. Pembiayaan ini meliputi penentuan harga

pokok ditambah keuntungan yang diharapkan oleh nasabah dan dibiayai oleh

bank. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara cicilan sesuai dengan jangka

waktu usaha.

4. Ijarah

Yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau

dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

pihak bank oleh pihak lain yang disebut ijarah wa iqtina.

Untuk memudahkan pemahaman tentang pembiayaan bank syariah di atas,

berikut ini contoh jenis-jenis pembiayaan tersebut.

Bab 4. Modal Usaha 56

Page 16: Bab IV Modal Usaha

Contoh kasus untuk Al-musyarakah

Tuan Muhammad Aqil ingin membuat perluasan usaha peternakan dengan

modal Rp.40.000.000,00. Namun, ia baru memiliki dana sebesar

Rp.20.000.000,00. Tuan Muhammad Aqil masih kekurangan dana sebesar

Rp.20.000.000,00. Kekurangan dana tersebut akhirnya mendapat bantuan Bank

Syariah. Artinya, untuk perluasan usaha tersebut masing-masing pihak Bank

Syariah dan Tuan Muhammad Aqil memiliki dana 50 persen.

Jika proyek yang dibiayai tersebut pada akhirnya menghasilkan

pendapatan sebesar Rp.15.000.000,00, bagaimana pembagian keuntungan antara

bank dengan nasabah?

Jawab :

Dari usaha tersebut keuntungan yang akan diperoleh :

Tuan Muhammad Aqil : 50% x Rp.15.000.000,00 = Rp.7.500.000,00

Bank Syariah : 50% x Rp.15.000.000,00 = Rp.7.500.000,00

Namun, pihak Tuan Muhammad Aqil tetap diwajibkan membayar dana

pembiayaan Bank Syariah sebesar Rp.20.000.000,00. Jadi, jumlah yang dibayar

Tuan Muhammad Aqil adalah Rp.27.500.000,00 (Rp.20.000.000,00 +

Rp.7.500.000,00).

Contoh kasus untuk Al-mudharabah

Tuan Kamase ingin melakukan usaha dengan modal Rp.50.000.000,00 dan

diperkirakan akan memberikan keuntungan sebesar Rp.10.000.000,00 per bulan.

Seluruh modal akan dibiayai oleh Bank Syariah. Dari keuntungan ini sebesar

Rp.4.000.000,00 akan disisihkan untuk pengembalian modal bank dan selebihnya

akan dibagi antara bank syariah dengan nasabah sesuai kesepakatan yang telah

dibuat, yakni 60%-40%.

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh :

Bank Syariah adalah 60% x Rp.6.000.000,00 = Rp.3.600.000,00

Tuan Kamase, 40% x Rp.6.000.000,00 = Rp.2.400.000,00

Catatan : Rp.6.000.000,00 diperoleh dari Rp.10.000.000,00 – Rp.4.000.000,00

Bab 4. Modal Usaha 57

Page 17: Bab IV Modal Usaha

Contoh kasus untuk Baial’murabahah

Nn. Ardelia ingin membeli mobil senilai Rp.300.000.000,00 dan selama 3

tahun diperkirakan akan memberikan keuntungan sebesar Rp.60.000.000,00.

Seluruh modal akan dibiayai oleh Bank Syariah. Maka, harga yang ditetapkan Nn.

Ardelia Rp.360.000.000,00 (Rp.300.000.000,00 + Rp.60.000.000,00).

Jika hal ini disetujui, Nn. Ardelia akan mencicil (mengangsur) sebesar :

cicilan =

4.8 Prosedur dan Syarat Pinjaman

Hampir semua bank menerapkan prosedur atau proses peminjaman uang

yang sama. Hanya saja, persyaratan yang ditetapkan sedikit berbeda antara bank

satu dengan bank lainnya. Tujuannya adalah agar kredit atau pembiayaan yang

diberikan kenasabah aman atau tidak macet. Di samping itu, juga agar jangan

sampai kredit tersebut disalahgunakan dan menjadi beban bagi nasabah di masa

yang akan datang.

Secara umum prosedur dan proses pengajuan kredit pada suatu bank

adalah sebagai berikut :

1. Nasabah mengajukan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani

aplikasi (formulir) permohonan kredit.

2. Nasabah melengkapi semua persyaratan yang telah ditetapkan dan

dilampirkan dalam aplikasi permohonan.

3. Pihak bank akan mempelajari permohonan tersebut dan apabila terdapat

kekurangan persyaratan, nasabah diminta untuk melengkapinya.

4. Apabila permohonan dirasakan memenuhi syarat, nasabah dipanggil untuk

diwawancarai seputar kehendaknya, maksud, dan tujuan memperoleh kredit.

5. Kemudian bank akan melakukan penelitian dokumen dan penelitian ke

lapangan, yaitu penelitian ke lokasi yang berhubungan dengan kredit.

6. Apabila hasil penelitian dokumen, hasil wawancara, dan penelitian lapangan

memenuhi persyaratan kredit, nasaah diminta datang ke bank untuk

menandatangani akad kredit.

Bab 4. Modal Usaha 58

Page 18: Bab IV Modal Usaha

7. Setelah akad kredit ditandatangani, bank akan menyetor uang tersebut ke

rekening nasabah.

Persyaratan untuk memperoleh kredit dibagi menjadi dua jenis, yaitu

untuk nasabah perorangan dan nasabah badan usaha. Untuk nasabah perorangan

persyaratannya relatif lebih ringan, di antaranya :

1. Bukti diri yang masih berlaku;

2. Slip gaji asli;

3. SK Pengangkatan untuk karyawan;

4. Surat nikah;

5. Kartu keluarga;

6. Jaminan lainnya bila diperlukan untuk jumlah tertentu; dan

7. Persyaratan tambahan lainnya.

Sementara itu, persyaratan untuk nasabah badan usaha adalah :

1. Akte notaris badan usaha;

2. Bukti diri pimpinan;

3. NPWP;

4. Izin-izin usaha;

5. Riwayat singkat perusahaan;

6. Kegiatan perusahaan selama tiga tahun terakhir yang ditunjukkan dalam

laporan keuangan;

7. Rencana keuangan dan pengembalian pinjaman dalam bentuk cash flow;

8. Jaminan yang dapat diberikan; dan

9. Persyaratan tambahan lainnya.

4.9. Penutup

Kesimpulan

Modal adalah sesuatu yang yang diperlukan untuk membiayai operasi

perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi. Modal terdiri dari uang dan

tenaga (keahlian).

Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiaya segala keperluan

usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk

Bab 4. Modal Usaha 59

Page 19: Bab IV Modal Usaha

pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara modal keahlian

diperlukan untuk mengelola atau menjalankan usaha tersebut.

Kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Modal investasi;

2. Modal kerja.

Modal investasi digunakan untuk panjang dan berulang-ulang dan

biasanya umurnya lebih dari satu tahun. Penggunaan modal investasi untuk jangka

panjang digunakan untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah, bangunan, mesin-

mesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.

Modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai

dalam satu proses produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari

satu tahun. Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasinal

perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.

Pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh modal adalah :

1. Tujuan perusahaan;

2. Masa pengembalian modal;

3. Biaya yang dikeluarkan;

4. Estimasi keuntungan.

Jenis modal dilihat dari sumbernya adalah sebagai berikut :

1. Modal sendiri, terdiri dari :

Setoran modal (saham);

Cadangan laba;

Laba yang belum dibagi;

Modal sumbangan;

Hibah.

2. Modal asing (pinjaman), terdiri dari :

Pinjaman dari dunia perbankan;

Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya;

Pinjaman dari perusahaan nonkeuangan.

Kelebihan dan kelemahan masing-masing modal adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan modal sendiri adalah :

Bab 4. Modal Usaha 60

Page 20: Bab IV Modal Usaha

Tidak ada biaya;

Tidak tergantung kepada pihak lain;

Tidak memerlukan persyaratan yang rumit;

Tidak ada keharusan pengembalian modal.

2. Kekurangan modal sendiri adalah :

Jumlahnya terbatas;

Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu sulit;

Kurang motivasi pemilik.

3. Kelebihan modal pinjaman adalah :

Jumlahnya tidak terbatas;

Motivasi usaha tinggi.

4. Kekurangan modal pinjaman adalah :

Dikenakan berbagai biaya;

Harus dikembalikan;

Beban moral.

5. Kelebihan modal campuran adalah dapat mengatur komposisi

modal yang seimbang.

Pinjaman;

Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh bank diartikan sebgai

penyaluran dana ke masyarakat. Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama

kredit bagi bank konvensional (Barat) dan pembiayaan bagi bank syariah (Islam).

Unsur-unsur kredit ataupun pembiayaan yakni :

1. Kepercayaan;

2. Kesepakatan;

3. Jangka waktu;

4. Risiko; dan

5. Balas jasa.

Jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan meliputi :

1. Kredit investasi;

2. Kredit modal kerja;

3. Kredit perdagangan;

Bab 4. Modal Usaha 61

Page 21: Bab IV Modal Usaha

4. Kredit produktif;

5. Kredit konsumtif;

6. Kredit profesi.

Rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok pinjaman

dan bunga adalah sebagai berikut :

Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga

Pokok pinjaman =

Bunga =

Sistem perhitungan bunga kredit dilakukan dengan tiga metode, yakni:

1. Sistem flate rate;

2. Sliding rate; dan

3. Floating rate.

Jenis-jenis pembiayaan yang diberikan bank syariah adalah :

1. Al-musharakah;

2. Al-mudharabah;

3. Baial’murabahah;

4. Ijarah;

5. (Ijarah wa iqtina).

Soal-soal

1. Jelaskan pengertian modal dan jenis-jenis modal yang Anda ketahui secara

lengkap dengan contoh!

2. Uraikan pula manfaat modal bagi dunia usaha secara lengkap dengan contoh

yang konkret!

3. Uraikan dari mana saja sumber dana dapat diperoleh secara lengkap, bila

perlu dengan contoh!

4. Jelaskan pengertian modal sendiri dan modal asing serta jenis-jenis masing-

masing modal tersebut!

5. Uraikan secara lengkap apa saja keuntungan dan kerugian masing-masing

modal, baik modal sendiri maupun modal asing!.

Bab 4. Modal Usaha 62

Page 22: Bab IV Modal Usaha

6. Uraian pengertian pinjaman yang Anda ketahui, bila perlu dengan contoh

yang konkret!

7. Jelaskan alasan mengapa seseorang perlu melakukan atau memperoleh suatu

pinjaman!

8. Uraian keuntungan dan kerugiannya bila memperoleh suatu pinjaman, baik

bank konvensional maupun bank syariah!

9. Jelaskan dari mana saja seseorang dapat memperoleh pinjaman dengan contoh

konkret!

10. Uraikan dengan contoh teknik atau cara perhitungan bunga pinjaman yang

Anda ketahui

Bab 4. Modal Usaha 63