Top Banner
41 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada sebelum perencanaan akhir pengumpulan data. Desain penelitian digunakan untuk mengidentifikasi struktur penelitian yang akan dilakukan dan sebagai petunjuk dalam perencanaan serta pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang mana dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi hasil penelitian. Desain penelitian merupakan hal yang terpenting dalam menentukan uji statistik yang akan digunakan didalam penelitian (Nursalam, 2016). Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimen dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada tindak lanjut. Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan mengenai suatu fenomena berdasarkan fakta di lapangan yang terjadi pada masa kini untuk menemukan ide baru (Nursalam, 2016). Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang mana pendekatan ini menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali saja. Pada jenis ini, variabel
17

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Nov 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

41

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan yang ada sebelum perencanaan akhir pengumpulan data. Desain

penelitian digunakan untuk mengidentifikasi struktur penelitian yang akan

dilakukan dan sebagai petunjuk dalam perencanaan serta pelaksanaan penelitian

untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian. Desain

penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang mana dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi akurasi hasil penelitian. Desain penelitian

merupakan hal yang terpenting dalam menentukan uji statistik yang akan

digunakan didalam penelitian (Nursalam, 2016).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimen dengan

rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan

dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada tindak lanjut.

Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan

mengenai suatu fenomena berdasarkan fakta di lapangan yang terjadi pada masa

kini untuk menemukan ide baru (Nursalam, 2016).

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang mana

pendekatan ini menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali saja. Pada jenis ini, variabel

Page 2: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

42

independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada

tindak lanjut (Nursalam, 2016).

4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka operasional atau kerangka kerja penelitian merupakan bagan yang

menerangkan langkah-langkah dalam aktivitas penelitian, yaitu kegiatan sejak

awal dilaksanakannya penelitian mulai dari penetapan populasi, sampel, dan

seterusnya (Nursalam, 2016). Kerangka kerja penelitian ini dijelaskan pada bagan

4.2 di bawah ini.

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi: 90 orang Relawan Bencana Muhammadiyah Disaster

Management Centre Kota Malang dan Kabupaten Malang

Teknik Sampling: Teknik pengambilan sample pada penelitian

menggunakan convinience sampling

Sample: Relawan Muhammadiyah Disaster Management Centre

Kota Malang dan Kabupaten Malang

Pengumpulan data: menggunakan Kuisioner Pengetahuan dan Sikap

Kesiapsiagaan Bencana yang berbentuk online google form

Pengolahan data berdasarkan pengetahuan dan sikap relawan

tentang kesiapsiagaan bencana

Analisis data: Statistik Deskriptif

Mendapatkan hasil dari analisa data dan menemukan

masalah yang terjadi

Menjelaskan kesimpulan dari hasil yang didapat

Page 3: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

43

4.3 Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu, objek atau fenomena yang secara

potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian. Populasi menjadi target

dimana peneliti dapat menghasilkan hasil penelitian (Swarjana, 2015). Populasi

dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 60 orang relawan

Muhammadiyah Disaster Management Centre Kota Malang dan 30 orang

relawan Muhammadiyah Disaster Management Centre Kabupaten Malang.

4.3.2 Sample

Sampel merupakan sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.

Sampel menjadi bagian dari jumlah populasi yang diteliti sehingga hasil penelitian

bisa digeneralisasikan (Hamdi & Bahruddin, 2014). Sample terdiri dari bagian

populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui

sampling (Nursalam, 2016). Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

relawan Muhammadiyah Disaster Management Centre Kota Malang dan

Kabupaten Malang.

Responden yang dikeluarkan dari penelitian ini adalah responden yang

belum pernah mengikuti salah satu dari pelatihan kebencanaan, simulasi

bencana, pelatihan SAR, diklat dasar MDMC, dan apel kesiapsiagaan bencana,

serta belum pernah terjun ke lokasi bencana.

Penentuan besar sampel menurut Rumus Slovin (Setyawan, 2017):

𝑛 =N

(1 + (N + 𝑒2))

Page 4: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

44

Keterangan:

n = perkiraan besar sampel

N = perkiraan besar populasi

e = margin of error (0,05)

𝑛 =N

(1+(N+𝑒2))

= 90

(1+(90 . 0,052 )) =

90

(1+(90 . 0,0025))

= 90

(1+0,225) =

90

1,225 = 73,4

= 73 responden

4.3.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara yang digunakan dalam

pengambilan sample, agar memperoleh sample yang sesuai dengan subjek

penelitian (Nursalam, 2016).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

convinience sampling. Convinience sampling merupakan suatu teknik penetapansampel

apabila peneliti tidak mampu melakukan pendekatan dan tidak memungkinkan

untuk melakukan kontrol bias. Sampling inidipilih apabila responden tidak

berada dalam waktu dan tempat yang sama. Subjek dijadikan sampel karena

kebetulan dijumpai di tempat dan waktu yang sama pada saat pengumpulan data.

Dengan cara ini, sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga tidak dapat

dianggap mewakili populasi sumber (Nursalam, 2016).

Page 5: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

45

4.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan nilai dari individu, objek, atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu dan telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian

dipelajari untuk ditarik kesimpulannya (Lusiana, Andriyani, & Megasari, 2013).

Variabel dalam penelitian ini hanya terdiri dari variabel Independen saja.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan variabel dependen (terikat). Variabel yang nilainya

mempengaruhi atau menentukan variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel bebas

(Independent) merupakan variabel stimulus, perlakuan atau masukan untuk

memastikan hubungannya dengan fenomena yang diamati (Jha, 2014). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalahsesuatu yang dapat didefinisikan berdasarkan

karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek (Nursalam, 2016).

Definisi operasional menjadi petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur.

Definisi operasional yaitu suatu definisi ketika variabel-variabel penelitian

menjadi bersifat operasional. Definisi operasional fungsinya membuat konsep

yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan dalam

pengukuran variabel (Muharto & Ambarita, 2016). Bagian terpenting dari

definisi operasional ialah apa yang harus diukur dan bagaimana mengukur tingkat

variabel yang telah ditentukan (Sharma, 2014). Definisi operasional penelitian ini

dijelaskan pada tabel 4.5 di bawah ini.

Page 6: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

46

Tabel 4.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Skala Hasil

Variabel Independen

Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam mengingat berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indranya.

Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan Bencana

Ordinal - Total skor ≥11: “baik”

- Total skor 8-11: “cukup”

- Total skor ≤8: “kurang” (A. Wawan dan Dewi M., 2017).

Sikap Sikap merupakan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan yang diberikan oleh seseorang ataupun benda berupa respons atau tanggapan sebagai reaksinya, disertai adanya perasaan tertentu.

Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan Bencana

Ordinal - Total skor ≥15: sikap positif.

- Total skor ≤14: sikap negatif (Naser & Saleem, 2018).

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Muhammadiyah

Disaster Management Centre Kota Malang dan Kabupaten Malang. Waktu

pelaksanaan pengambilan data dimulai tanggal 17 Juni sampai dengan 22 Juni

2019.

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sejenis alat bantu yang digunakan untuk

metode penelitian. Instrumen merupakan alat yang berfungsi untuk memperoleh

atau mengumpulkan data dalam memecahkan suatu masalah penelitian

(Alfianika, 2016). Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 7: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

47

kuesioner yang mengacu pada kerangka konsep. Kuesioner merupakan daftar

pertanyaan yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dari responden

(Nursalam, 2016).

Penelitian ini menggunakan Kuesioner Pengetahuan dan Sikap

Kesiapsiagaan Bencana yang diadopsi dan ditambahkan dari kuesioner penelitian

Naser & Saleem (2018). Kuesioner terdiri dari dua aspek, yaitu pengetahuan dan

sikap tentang kesiapsiagaan bencana. Kuesioner tentang pengetahuan terdiri dari

15 pertanyaan dan sikap terdiri dari enam pertanyaan.Aspek Pengetahuan dan

Sikap dijelaskan pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan

Bencana

No. Variabel Penelitian

Indikator Butir Soal

1. Pengetahuan Dampak bencana 1

Tujuan perencanaan bencana 2

Analisa kerentanan bahaya 3

Pelaku Kesiapsiagaan Bencana 4

Kerjasama tim 5

Pemantauan perkembangan ancaman dan kerentanan masyarakat

6

Penyuluhan, pelatihan, dan geladi tentang mekanisme tanggap darurat bencana

7, 8

Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar

9, 10, 11, 12

Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana

13

Penyiapan lokasi evakuasi 14, 15

2. Sikap Pelatihan Perencanaan Bencana 1

Pelatihan Perencanaan Bencana yang Diselenggarakan Lembaga

2

Rencana Gawat Darurat 3

Peran Lembaga pemerintah dalam kesiapsiagaan bencana

4

Tugas, Peran, dan Tanggung Jawab Relawan

5

Page 8: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

48

Pelatihan bencana dengan simulasi atau lokakarya

6

Dalam kuesioner pengetahuan peneliti mengklasifikasikan dengan

menggunakan skala Guttman dalam rentang (1) Benar dan (0) Salah. Setiap

pertanyaan akan mendapat skor ‘satu’ untuk jawaban benar dan ‘nol’ untuk

jawaban salah. Maka, skor maksimal dari poin pengatahuan adalah 15.

Responden dengan total skor lebih dari 11 dikategorikan memiliki pengetahuan

“baik”, sedangkan antara 8-11 dikategorikan “cukup”, dan responden dengan

skor kurang dari 8 dikategorikan dengan “kurang” (A. Wawan dan Dewi M.,

2017). Sedangkan dalam kuesioner sikap peneliti mengklasifikasikan dengan

menggunakan skala Likert dalam rentang sebagai berikut: (1) Sangat Tidak

Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. Setiap

pertanyaan akan mendapat skor 5 untuk jawaban ‘sangat setuju’, skor 4 untuk

jawaban ‘setuju’, skor 3 untuk jawaban ‘netral’, skor 2 untuk jawaban ‘tidak

setuju’, dan skor 1 untuk jawaban ‘sangat tidak setuju’. Maka, skor maksimal dari

poin sikap adalah 30. Responden dengan total skor ≥15 dikelompokkan

memiliki sikap “positif”, sedangkan skor ≤14 akan dikelompokkan memiliki

sikap “negatif” (Naser & Saleem, 2018).

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Setelah jenis instrumen penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah

menguji validitas dan reliabilitas instrumen, instrumen yang baik harus

memenuhi persyaratan valid dan reliabel. Untuk itu penyusun perlu melakukan

uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum instrumen tersebut

digunakan dalam penelitian. Uji ini dilakukan kepada 10 mahasiswa UMM yang

pernah menjadi relawan bencana. Uji validitas adalah pengukuran dan

Page 9: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

49

pengamatan untuk melihatkonsistensi instrumen dalam mengumpulkan data.

Dalam hal ini, instrumen yang digunakan harus dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur (Nursalam, 2016). Sedangkan Uji Reliabilitas adalah kesamaan

hasil pengukuran atau pengamatan apabila fakta di lapangan diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berbeda (Nursalam, 2016). Uji reliabilitas

berfungsi untuk menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih dari satu

kali.

4.8.1 Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan

Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas konstruk

yaitu validitas yang berhubungan dengan teori yang sudah dijabarkan pada bab

sebelumnya. Karena kuesioner aspek pengetahuan menggunakan skala guttman,

maka untuk menilai ketunggalan dimensi kuesioner dilakukan analisis skalogram

untuk mendapatkan koefisien reprodusibilitas atau Kr (coefficient of reproducibility)

dan koefisien skalabiitas atau Ks (coefficient of scalability). Koefisien reprodusibilitas

dan koefisien skalabilitas digunakan untuk melihat apakah skala yang memiliki

nilai kesalahan cukup baik untuk digunakan (Effendi & Tukiran, 2017).

Koefisien reprodusibilitas (Kr) menunjukkan derajat ketepatan instrumen

pengukur. Adapun rumus untuk menghitung koefisien Reprodusibilitas adalah

sebagai berikut (Rianse & Abdi, 2008):

Kr = 1 – ( 𝑒/𝑛 )

Keterangan:

Kr = Koefisien Reprodusibilitas

e = Jumlah kesalahan/nilai error

n = Jumlah pernyataan dikali jumlah responden

Page 10: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

50

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien

reprodusibilitas memiliki nilai > 0.90 (Effendi & Tukiran, 2017).

Setelah menghitung Kr, langkah selanjutnya ialah menghitung koefisien

skalabilitas. Adapun rumus untuk menghitung koefisien Skalabilitas adalah

sebagai berikut (Rianse & Abdi, 2008):

Ks = 1 – ( 𝑒/𝑥 )

Keterangan:

Ks = Koefisien Skalabilitas

e = Jumlah kesalahan/nilai error

x = 0,5 ({jumlah pernyataan dikali jumlah responden} -

jumlah jawaban “ya”).

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien

skalabilitas memiliki nilai > 0.60 (Effendi & Tukiran, 2017). Uji validitas

menggunakan rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan

Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability) dianalisis dengan menggunakan

Ms. Excel 2007.

Setelah didapatkan data uji instrumen, penyusun melakukan tabulasi pada

kuesioner pengetahuan dengan menyusun item menurut ukuran skor jawaban

“Ya” tertinggi sampai dengan yang paling rendah. Hasil tabulasi dan uji

instrumen terlampir pada lampiran 2. Setelah penyusun melaksanakan uji

instrumen, didapatkan hasil:

a. Kr = 0.986 dimana Kr > 0.90, sehingga nilai koefisien

reprodusibilitas diterima.

b. Ks = 0.714 dimana Ks > 0.60, sehingga nilai koefisien skalabilitas

diterima.

Page 11: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

51

Sehingga dapat disimpulkan dari uji validitas menggunakan rumus

Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan Koefisien

Skalabilitas (Coefficient of Skalability) bahwa pada pertanyaan aspek pengetahuan

dinyatakan valid.

4.8.2 Uji Validitas Kuesioner Sikap

Uji Validitas Kuesioner sikap dianalisis menggunakan metode "Pearson

Product Moment" dengan menggunakansoftware Statistical Product and Service

Solutions (SPSS 16.0).Pada perhitungan skor kuesioner sikap mempunyai

jawaban gradasi dari sangat negatif sampai sangat positif, yaitu 1 = sangat tidak

setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Setelah hasil

uji validitas melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for

windows 16 diketahui (Lampiran 3), langkah selanjutnya adalah mencari nilai r

tabel N = 10 pada signifikasi 5%, ditemukan nilai r tabel = 0.632. Angka r tabel

kemudian kita bandingkan dengan nilai r hitung yang telah kita ketahui dari

nilai output dari pengujian validitas melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) for windows 16. Berikut adalah tabel perbandingannya :

Tabel 4.8.2 Pembandingan r hitung dengan r tabel

No. Item r hitung r tabel = 0.632 Keterangan

1 0.752 0.632 Valid 2 0.978 0.632 Valid 3 0.820 0.632 Valid 4 0.944 0.632 Valid 5 0.897 0.632 Valid 6 0.978 0.632 Valid

Dengan demikian, diketahui bahwa semua nilai r hitung > dari nilai r tabel,

yang artinya semua item kuesioner dinyatakan valid dan bisa dijadikan sebagai

alat pengumpul data dalam penelitian yang dilakukan.

Page 12: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

52

4.8.3 Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan

Pada kuesioner pengetahuan, pengujian reliabilitas menggunakan

metode Kuder Richardson 20 (KR-20) dengan menggunakan Ms. Excel 2007.

Rumus KR 20 digunakan karena skor yang diperoleh adalah skor dikotomi 1

dan 0 (Sugiyono, 2012), adapun tabel hasil uji reliabilitas instrumen dengan KR

20 terlampir pada lampiran 10. Rumus Kuder Richardson 20 adalah sebagai

berikut (Sugiyono, 2012):

ri = k

( k−1){

Vt2−∑ p q

Vt2}

Keterangan:

k = jumlah item soal dalam instrumen

p = banyak subyek yang menjawab 1

q = 1 – p

Vt2 = varians total = xt2 / n (jumlah responden)

Dari analisis dengan menggunakan Ms. Excel 2007 (Lampiran 10)

diperoleh nilai reliabilitas/KR 20 sebesar = 0.63, menurut (Sugiyono, 2012)

nilai reliabilitas 0,10 - 0,20 adalah sangat rendah, 0,21 - 0,04 adalah rendah, 0,41

- 0,70 adalah cukup, 0,71 - 0,90 adalah tinggi, dan 0,91 - 1,00 adalah sangat

tinggi. Dapat disimpulkan bahwa nilai realibilitas = 0.63, maka nilai reliabilitas

adalah cukup.

4.8.4 Uji Reliabilitas Kuesioner Sikap

Pada uji reliabilitas kuesioner sikap dianalisa dengan menggunakan

"Cronbach Alpha" melalui software Statistical Product and Service Solutions (SPSS

16.0). Dari hasil uji reliabilitas melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) for windows 16 (Lampiran 5), diperoleh output tabel sebagai berikut:

Page 13: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

53

Tabel 4.8.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.814 7

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai r tabel N = 10 pada signifikasi

5%, ditemukan nilai r tabel = 0.632. Disimpulkan bahwa nilai Cronbach's Alpha

yang diperoleh = 0.814 > r tabel = 0.632, dapat diartikan item- item kuesioner

reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan karakteristik dari subjek yang dibutuhkan dalam penelitian

(Nursalam, 2016).Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner yang berbentuk online google form yang diisioleh relawan bencana

MDMC Kota Malang dan Kabupaten Malang.Berikut adalah langkah-langkah

yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data:

a. Peneliti menyiapkan surat izin pendahuluan dan penelitian yang

diserahkan kepada kepala lembaga Muhammadiyah Disaster

Management Centre Kota Malang dan Kabupaten Malang. Peneliti

melakukan studi pendahuluan dan menanyakan terkait relawan bencana

MDMC dan kegiatannya. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat

penelitian kepada kepala lembaga, serta meminta izin untuk melakukan

penelitian di lembaga tersebut.

b. Peneliti menyiapkan informed consent dan kuesioner pengetahuan dan

sikap kesiapsiagaan bencana dalam bentuk online google form.

Page 14: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

54

c. Peneliti memberikan link kuesioneronline google form kepada kepala

lembaga MDMC Kota Malang dan Kabupaten Malang.

d. Peneliti menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian. Selain itu,

peneliti juga menjelaskan bahwa data yang diperoleh hanya digunakan

untuk pengembangan ilmu, intervensi yang dilakukan adalah dengan

pemberian kuesioner, dan cara pengisian kuesioner.

e. Pengisian kuesioner dibatasi dalam kurun waktu 1 minggu. Dimulai

sejak tanggal 17 Juni sampai dengan 22 Juni 2019.

f. Setelah data masuk, peneliti melakukan pengecekan hasil data

kuesioner.

g. Peneliti melakukan proses pengolahan data dengan semua kuesioner

yang terkumpul.

4.10 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan

pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

mengungkap fenomena (Nursalam, 2016).

Langkah – Langkah Pengolahan Data (Lapau, 2012):

1. Editing, tahapan dalam memeriksa kelengkapan isi kuisioner.

2. Coding, tahapan dimana peneliti dapat mengklasifikasi data dan jawaban

menurut kategori masing – masing sehingga memudahkan dalam

mengelompokkan data.

3. Processing, merupakan tahapan dalam memproses data agar dapat

dianalisis.

4. Cleaning, yaitu tahapan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah

dimasukkandan melakukan koreksi bila terdapat kesalahan

Page 15: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

55

5. Tabulating, merupakan kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa

agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan

dan dianalisis.

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Jenis analisis ini

digunakan untuk penelitian dengan satu variabel. Statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah

direkam melalui alat ukur yang kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil

pengolahan tersebut dipaparkan dalam bentuk angka (Siyoto & Sodik, 2015).

Analisa data ini memformulasikan data melalui pengelompokkan, penentuan

nilai, dan fungsi statistik melalui penggunaan berbagai bentuk tabel. Alat analisis

deskriptif yang paling sering digunakan adalah tabel frekuensi dan distribusi,

tabel presentase, dan tabel silang (Gani & Amalia, 2015). Data dengan statistik

deskriptif perlu memperhatikan jenis datanya. Jika peneliti memiliki data diskrit,

maka penyajian data yang bisa dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak,

frekuensi relatif (mencari presentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya,

yaitu: Mean, Median, Modus (Siyoto & Sodik, 2015).

Analisis statistik deskriptif dibedakan menjadi tiga, yaitu (Siyoto & Sodik,

2015):

1. Analisis potret data (frekuensi dan presentase).

Analisis potret data adalah perhitungan frekuensi suatu nilai

dalam suatu variabel. Nilai dapat disajikan dalam bentuk absolute atau

Page 16: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

56

presentase keseluruhan. Analisis potret data akan disajikan dalam

bentuk tabel.

2. Analisis kecenderungan sentral data (mean)

Mean merupakan nilai rata-rata dari semua variabel yang diukur

dengan cara menjumlahkan semua hasil penelitian dibagi dengan

banyaknya pengamatan (Spiegel & Stephens, 2007).

3. Analisis variasi nilai (simpangan baku)

Analisis ini digunakan untuk melihat sebaran nilai dalam

distribusi semua nilai dari suatu variabel dari nilai tengahnya. Analisis

ini biasa dilakukan dengan melihat simpangan baku (standar deviation).

Standar deviasi adalah simpangan baku dari nilai hasil penelitian

(Spiegel & Stephens, 2007).

4.11 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan

dipatuhi oleh peneliti. Peneliti memberikan penjelasan mengenai etika penelitian

yaitu (Nursalam, 2016):

1. Prinsip Manfaat

Prinsip ini berhubungan dengan perlakuan yang diberikan

kepada responden harus mengandung prinsip kebaikan (promote good).

Perlakuan yang diberikan kepada responden tidak menimbulkan

kerugian atau membahayakan. Penelitian ini tidak merugikan atau

membahayakan responden karena peneliti menggunakan kuesioner

yang tidak membutuhkan waktu lama untuk pengisiannya.

2. Prinsip Human Dignity (menghargai hak asasi manusia)

Page 17: BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

57

Responden mendapatkan informasi tentang tujuan

penelitianyang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responsden. Peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden. Pada informed

consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip ini berhubungan dengan perlakuan yang adil oleh

peneliti kepada seluruh responden. Peneliti tidak memandang suku, ras,

agama, miskin-kaya, dll. Peneliti juga menjaga kerahasiaan data yang

diberikan oleh responden. Peneliti tidak mencantumkan identitas

responden, nama ditulis kode atau inisial dan data penelitian hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan ilmu

pengetahuan.