Top Banner
50 BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasi. Desain peneletiannya adalah Quasy eksperiment dengan pendekatan One Group Pre test – post test design. Rancangan penelitian Quasy eksperiment ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok Pre test dengan post test yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh merubah posisi dan masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka dekubitus di RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam tahun 2015 ( Nursalam, 2011 ) penelitian ini hanya menggunakan kelompok intervensi tanpa adanya kelompok kontrol. Adapun skema dari desain penelitian sebagai berikut : Skema 4.1 Desain Penelitian One Group Pre test – Post test Design Subjek Pre test Perlakuan Post test K O I OI
35

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

Dec 12, 2015

Download

Documents

Sanner Sky

POPULASI DAN SAMPEL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

50

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasi. Desain peneletiannya

adalah Quasy eksperiment dengan pendekatan One Group Pre test – post test

design. Rancangan penelitian Quasy eksperiment ini berupaya untuk

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok Pre

test dengan post test yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh merubah

posisi dan masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka dekubitus di

RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam tahun 2015 ( Nursalam, 2011 ) penelitian ini

hanya menggunakan kelompok intervensi tanpa adanya kelompok kontrol.

Adapun skema dari desain penelitian sebagai berikut :

Skema 4.1

Desain Penelitian One Group Pre test – Post test Design

Subjek Pre test Perlakuan Post test

K O I OI

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan :

K : Subjek Pasien stroke

O : Observasi sebelum melakukan merubah posisi dan masase kulit

I : Intervensi ( meubah posisi dan masase kulit )

OI : Observasi sesudah melakukan merubah posisi dan masase kulit

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

50

Page 2: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

51

4.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan komponen yang sangat penting dalam

mendukung terlaksananya penelitian dan harus sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian itu sendiri. Lokasi penelitian yang ingin digunakan

adalah RSUD. Deli Sedang Lubuk Pakam Tahun 2015.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2015.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke yang di rawat di

RSUD. Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2015 yang berjumlah berdasarkan

jenis kelamin laki – laki sekitar 62 orang dan perempuan 42 orang jadi total

keseluruhan pasien stroke 104 orang yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan. Pengambilan sampel ( Sampling ) menggunakan purposive sampling

yaitu penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti ( tujuan / masalah dalam penelitian ), sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi ( Nursalam, 2011 ).

4.3.2 Sampel

Metode sampling no probability adalah pemilihan sampel yang tidak

dilakukan secara acak. Menurut Arikunto ( 2006 ) apabila subjek yang ingin

diketahui kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

Page 3: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

52

merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil

antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih. Maka besar sampel dalam penelitian

ini adalah :

Rumus “ n = N x 15 % “

Keterangan : n = besar sampel minimum

N = besar populasi

15 % = ketentuan yang ditetapkan

n = N x 15 %

n = 104 x 15 / 100

n = 1560 / 100

n = 15.6

n = 16

Jadi jumlah sampel ( responden ) yang saya gunakan adalah 15 orang dari

jumlah populasi yang 104 orang.

4.3.3 Kriteria Sampel

Pasien yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang telah

memenuhi kriteria inklusi berikut dibawah ini :

a. Pasien yang terdiagnosa stroke.

b. Skor braden < 17.

c. Menjalani perawatan inap di rumah sakit minimal 3 hari.

d. Imobilisasi ( tidak mampu miring ke kiri dan ke kanan secara mandiri ).

Sedangkan kriteria eksklusi antara lain :

a. Pasien dalam kondisi gelisah atau tidak kooperatif.

Page 4: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

53

b. Pasien dengan riwayat kejang.

c. Sudah terdapat luka tekan sebelumnya.

d. Edema ( + ).

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi. Selama dan sesudah pengumpulan

data untuk memenuhi hak tersebut maka penelitian ini menggunakan manusiaa

sebagai objek penelitian dan tidak boleh bertentangan dengan etik. Maka untuk

itu, hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip –

prinsip dan pertimbangan etik, yaitu responden mempunyai hak untuk

memutuskan apakah dia bersedia menjadi responden atau tidak tanpa ada sanksi

apapun, tidak menimbulkan penderita bagi responden. Dalam hal ini peneliti juga

memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta tanggung

jawab jika ada sesuatu terjadi pada responden. Responden juga harus diperlakukan

secara baik, sebelum dan sesudah penelitian. Responden tidak boleh

didiskriminasikan jika menolak untuk menjadi responden, selain itu ada prinsip –

prinsip etik yang meliputi :

1. Hak Untuk Menentukan Diri(Right to Self Determination)

Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam memulai pendekatan

terhadap responden untuk turut menjadi bagian dari penelitian ini, peneliti

memberikan pilihan dan kesempatan berpikir bagi responden dan keluarga

untuk memahami tujuan penelitian sehingga keputusan yang diambilnya

benar – benar mencerminkan kesadaran dan bebas dari unsur paksaan

Page 5: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

54

untuk berpartisipasi atau tidak ikut dalam penelitian atau menarik diri

sebelum penelitian selesai. Untuk itu, si peneliti memberikan informed

consent kepada si objek peneliti. Informed consent ini diberikan kepada

responden dengan tujuan agar responden penelitian mengetahui judul

penelitian, tujuan dari penelitian yang dilakukan, manfaat penelitian dan

dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia

untuk diteliti, maka responden maupun keluarga menandatangani lembar

persetujuan tersebut, namun jika responden menolak diri untuk diteliti,

maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak – hak respnden

yaitu untuk menerima dan menolak menjadi responden.

2. Hak Menjaga Privasi Dan Martabat(Right to Privacy and Dignity)

Peneliti menjelaskan terlebih dahulu bahwa setiap informasi yang

dikumpulkan dan diberikan oleh responden dan keluarga akan dijaga ketat

kerahasiaannya dan menjelaskan bahwa setiap informasi yang didapatkan

dari responden hanya untuk kepentingan penelitian saja.

3. Hak Untuk Inisial Nama & Kerahasian (Right to Anomity and

confidentiality)

Untuk menjaga kerahasian responden penelitian, maka peneliti tidak

mencantumkan nama yang sebenarnya dan hanya memberikan nama

inisial saja pada lembar tersebut. Kerahasiaan semua informasi yang

diperoleh dari responden dijamin oleh peneliti dengan jalan tidak

menyebarluaskan informasi yang didapatkan dari responden kepada orang

lain yang tidak berhak.

4. Hak Untuk Mendapatkan Perlakuan Yang Adil (Right to Fair Treatmen)

Page 6: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

55

Setiap responden mempunyai hak yang sama untuk dipilih dalam

penelitian dengan menghormati persetujuan yang telah disepakati. Dalam

penelitian ini, peneliti memperlakukan semua responden yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi diruangan serta tidak membeda –

bedakan responden baik dari jenis kelamin dan golongan kepegawaian.

5. Hak Untuk Mendapatkan Perlindungan Dari Ketidaknyamanan & Bahaya

(Right to Protection From Discomfort and Harm)

Responden berhak mendapatkan perlindungan dari ketidak nyamanan dan

bahaya selama melakukan penelitian. Responden dapat mentoleransi

intervensi yang diberikan selama 3 hari berturut – turut, sampai denga

dilakukan evaluasi.

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Data Demografi ( Kuesioner Identitas Responden )

Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar

belakang dari responden yang berpengaruh terhadap penelitian ini. Data

demografi meliputi nomor record, nama inisial, tempat & tanggal lahir, umur,

jenis kelamin,agama, riwayat penyakit ( Diagnosa ), skor skala braden.

4.5.2 Lembar Observasi

Instrumen penelitian yang digunakan ini yakni berupa lembar observasi.

Lembar observasi terdiri dari :

1. Format Pengaturan Posisi Mika, Miki, Telentang & masase.

Page 7: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

56

2. Format pemantauan terjadinya luka tekan yang berdasarkan area

terjadinya luka dan derajat luka tersebut.

3. Pengkajian Resiko Luka tekan Skala Braden.

Skala braden merupakan intrumen yang paling sering digunakan dalam

menilai resiko luka tekan dan tingkat validitasnya telah diverifikasi (Bergstrom,

1998 ; Vandenbosch, 1996 ; Barnes and payton 1993 dalam Kim, 2009). Skala

braden mencakup 6 (enam) sub skala yakni mobilitas, aktivitas, persepsi sensori,

kelembaban kulit, status nutrisi, dan gesekan / robekan. Masing – masing sub

skala memiliki rentang skor mulai dari 1 sampai 4, dimana 4 menggambarkan

kondisi yang terbaik. Sedangkan sub skala yang gesekan / robekan mendapat skor

1 – 3, dimana 3 menggambarkan kondisi terbaik. Jumlah total skor yang mungkin

dicapai antara 6 – 23. Semakin rendah skor skala braden pasien maka semakin

tinggi pula resiko terjadinya luka tekan (Bergstrom & Braden, 2002 dalam Brown,

2004). Pasien yang memiliki jumlah total skala braden antara 15 – 18 disebut

beresiko luka tekan, skor 13 – 14 dalam kategori resiko sedang dan < 12 sebagai

resiko tinggi (Braden & Bergstrom, 1998).

4.6 Analisa Data

4.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini untuk mendeskripsikan atau menjelaskan distribusi masing –

masing variabel yang diteliti yaitu intervensi keperawatan merubah posisi dan

masase kulit, dan tanda terjadinya luka dekubitus serta karakreristik responden

dalam bentuk proporsi atau persentase. Setelah diolah selanjutnya disajikan dalam

bentuk tabel dan diagram.

Page 8: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

57

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisis ini untuk menguji hipotesa asosiatif yaitu menguji hubungan

variabel independen ( merubah posisi dan masase kulit ) dengan variabel

dependen ( pencegahan luka dekubitus ) pada pasien stroke yang dirawat dengan

bedrest total. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh merubah posisi

dan masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka dekubitus. Uji

statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah Uji t ( Uji One Sampel T Test )

dengan prasyarat uji normalitas data. Jika data terdistribusi normal maka uji yang

digunakan adalah Uji One Sampel T Test dan jika data tidak terdistribusi normal

maka uji yang digunakan adalah Uji T Wilcoxon. Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95 % dengan tingkat kemaknaan α ( alpha ) = 0.05.

Keputusan uji statistik dalam penelitian ini berdasarkan pendekatan

probability dengan program komputer yang tersedia. Peneliti menggunakan nilai α

( alpha ) 0.05 dengan kriteria hasil :

a. Jika P value > nilai α, maka keputusannya Ho diterima.

b. Jika P value < nilai α, maka keputusan Ho ditolak.

Page 9: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan secara khusus hasil penelitian tentang pengaruh

mobilisasi dan masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka dekubitus

di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam dengan jumlah responden sebanyak 16

orang. Uraian tersebut meliputi gambaran karakteristik responden, yaitu gambaran

usia, agama, jenis kelamin, jenis stroke dan skala braden. Selain itu disajikan pula

tentang analisis bivariat yang menggunakan Uji t ( Uji One Sampel T test ).

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan hasil pengumpulan data yang dilakukan di

bulan Juni 2015 di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Jumlah responden

sebanyak 16 orang. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini meliputi

karakteristik responden dan pengaruh mobilisasi dan masase kulit pada pasien

stroke terhadap terjadinya luka dekubitus pada responden sebelum diberikan

intervensi dan sesudah diberikan intervensi.

5.1.1 Data Demografi Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan dari data demografi responden

berdasarkan usia, agama, jenis kelamin, jenis stroke dan skala braden dan

pengaruh mobilisasi dan masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka

dekubitus sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 16 orang yang keseluruhannya mengalami penyakit stroke.

58

Page 10: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

59

Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Yang

Mengalami Penyakit Stroke Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015

( n=16 ).

No. Umur Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. 42 – 60 Tahun 4 25

2. 61 – 79 Tahun 12 75

Total 16 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan umur 42

– 60 tahun sebanyak 4 orang dan umur 61 – 79 tahun sebanyak 12 orang. Maka

dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa angka tertinggi ada di 75 % yakni di

usia 61 - 79 tahun adalah 12 orang yang angka paling terbanyak pasien yang

mengalami penyakit stroke di umur tersebut.

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Yang

Mengalami Penyakit Stroke di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015

( n=16 ).

No. Jenis Kelamin Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Laki – Laki 10 62,5

2. Perempuan 6 37,5

Total 16 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan jenis

kelamin laki – laki yang diperoleh adalah 10 orang ( 62,5 % ). Sedangkan jenis

kelamin perempuan yang diperoleh adalah 6 orang ( 37,5 % ). Maka dari hasil

diatas dapat disimpulkan bahwa 62.5 % angka paling tertinggi yakni di jenis

Page 11: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

60

kelamin laki - laki lebih banyak yang mengalami penyakit stroke di bandingkan

perempuan yang lebih sedikit angka kejadiannya.

Tabel 3: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama Di RSUD Deli

Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015 ( n=16 ).

No. Agama Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Islam 10 62,5

2. Kristen Protestan 6 37,5

Total 16 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden mengenai tentang

agama yang dianut diperoleh adalah 10 orang ( 62,5 % ) untuk beragama islam.

Sedangkan agama kristen yang dianut diperoleh adalah 6 orang ( 37,5 % ).

Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Stroke Di RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015 ( n=16 ).

No. Jenis Stroke Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Stroke Iskemik 7 43,8

2. Stroke Hemoragik 9 56,3

Total 16 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan jenis

stroke yang dialami pasien diperoleh adalah 7 orang ( 43,8 % ) mengalami stroke

iskemik. Sedangkan jenis stroke hemoragik yang dialami pasien diperoleh adalah

9 orang ( 56,3 % ). Maka dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa angka

Page 12: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

61

tertinggi yaitu 56,3 % yang kebanyakan mengalami stroke hemoragik di rumah

sakit tersebut.

Tabel 5: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Skala Braden Di

RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015 ( n=16 ).

No. Skala Braden Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Resiko Sangat Tinggi ( < 9 ) 2 12,5

2. Resiko Tinggi ( 10 – 12 ) 4 25

3. Resiko Sedang ( 13 – 14 ) 4 25

4. Resiko Rendah ( 15 – 16 ) 6 37,5

Total 16 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang

menggunakan skala braden ini yang angka paling tertinggi persentasenya yakni di

resiko rendah ( 15 – 16 ) 37,5 % ada 6 orang, resiko sedang ( 13 – 14 ) 25,0 % ada

4 orang. Disini menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami terjadinya luka

dekubitus seperti kriteria yang telah dilihat langsung pada pasiennya. Sedangkan

di resiko sangat tinggi ( < 9 ) 12,5 % ada 2 orang yang berarti semakin rendah

skor skala braden pada tabel diatas maka pasien mengalami terjadinya luka

dekubitus.

Page 13: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

62

Tabel 6: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Alih

Baring & Masase Kulit Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015

( n=16 ).

No. Pelaksanaan Alih Baring & Masase Kulit

Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Dilakukan Intervensi 15 93,8

2. Tidak Dilakukan Intervensi 1 6,3

Total 16 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang dilakukan

intervensi alih baring & masase kulit sebanyak 15 orang dengan angka

persentasenya yakni 93,8 %. Disini menunjukkan bahwa pasien yang dilakukan

intervensi tersebut berhasil untuk mengurangi angka kejadian luka dekubitus

sesuai dengan prosedur yang dilakukan.

Tabel 7: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angka Kejadian

Luka Dekubitus Sebelum Intervensi Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam,

Juli 2015 ( n=16 ).

No. Angka Kejadian Luka Dekubitus Sebelum Intervensi Dilakukan

Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Tidak Terjadi Luka Dekubitus

14 87,5

2. Terjadi Luka Dekubitus 2 12,5

Total 16 100,0

Page 14: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

63

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang tidak

mengalami luka dekubitus sebelum intervensi dilakukan sebanyak 14 orang

dengan angka persentasenya yakni 87,5 %. Sedangkan yang mengalami luka

dekubitus sebelum intervensi dilakukan ada 2 orang yang mengalami luka

dekubitus.

5.1.2 Data Pengaruh Mobilisasi ( Mengubah Alih Baring ) Dan Masase

Kulit Pada Pasien Stroke Terhadap Terjadinya Luka Dekubitus.

Tabel 8: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angka Kejadian

Luka Dekubitus Sesudah Intervensi Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam,

Juli 2015 ( n=16 ).

No. Angka Kejadian Luka Dekubitus Sesudah Intervensi Dilakukan

Frekuensi ( n ) Persentase ( % )

1. Tidak Terjadi Luka Dekubitus 15 93,8

2. Terjadi Luka Dekubitus 1 6,3

Total 16 100,0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang tidak

mengalami luka dekubitus sesudah intervensi dilakukan sebanyak 15 orang

dengan angka persentasenya yakni 93,8 %. Sedangkan yang mengalami luka

dekubitus sesudah intervensi dilakukan ada 1 orang yang mengalami luka

dekubitus sekitar 6,3 %. Yang berarti ada keberhasilan ketika melakukan

intervensi tersebut, ketika awalnya pasien tersebut mengalami luka dekubitus

derajat 2 sekarang pasien tersebut lukanya sudah mulai membaik ke derajat 1.

Page 15: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

64

Tabel 9: Distribusi Berdasarkan Skala Braden Luka Dekubitus Di RSUD

Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015 ( n=16 ).

No. Variabel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1. Skala Braden 16 2,88 1,088 ,272

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan tentang skala braden yang telah

dilakukan penelitian yang didapatkan secara langsung pada kondisi pasien yang

dirawat dengan menggunakan Uji t ( Uji One Sampel T. Test ) dengan nilai

Meannya adalah 2,88 dengan standar deviasinya yakni 1,088. Dari hasil ini dapat

dibuktikan dengan didapatkannya hasil uji statistik pada uji t ( Uji One Sampel T.

Test ) adalah p = 0,000.

Tabel 10: Distribusi Berdasarkan Pelaksanaan Alih Baring & Masase Kulit

Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015 ( n=16 ).

No. Variabel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1. Pelaksanaan

Alih Baring &

Masase Kulit

16 1,06 ,250 ,063

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil yang digunakan dengan Uji

t ( Uji One Sampel T. Test ) pada pelaksanaan alih baring & masase kulit pada

pasien stroke ini nilai Mean yang didapatkan adalah 1,06 dengan standar

deviasinya yakni 0,250. Hal ini dapat dibuktikan dengan didapatkannya hasil uji

statistik pada uji t ( Uji One Sampel T. Test ) adalah p = 0,000 atau < α = 0,05 .

Page 16: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

65

Yang berarti ada pengaruh pada intervensi alih baring dan masase kulit yang

begitu signifikan.

Tabel 11: Distribusi Berdasarkan Angka Kejadian Dekubitus Sebelum

Intervensi Dilakukan Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015

(n=16).

No. Variabel N Mean Std.

Deviatio

n

Std. Error

Mean

1. Angka Kejadian

Dekubitus Sebelum

Intervensi Dilakukan

16 ,13 ,342 ,085

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil yang digunakan dengan Uji

t ( Uji One Sampel T. Test ) pada angka kejadian dekubitus sebelum intervensi

dilakukan didapatkan nilai Meannya adalah 0,13 dengan standar deviasinya 0,342.

Hal ini dapat dibuktikan dengan didapatkannya hasil uji statistik pada uji t ( Uji

One Sampel T. Test ) adalah p = 0,164.

Tabel 12: Distribusi Berdasarkan Angka Kejadian Dekubitus Sesudah

Intervensi Dilakukan Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, Juli 2015

(n=16).

No. Variabel N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

1. Angka Kejadian Dekubitus

SesudahIntervensi Dilakukan

16 ,06 ,250 ,063

Page 17: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

66

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil yang digunakan dengan Uji

t ( Uji One Sampel T. Test ) pada angka kejadian dekubitus sesudah intervensi

dilakukan didapatkan nilai Meannya adalah 0,06 dengan standar deviasinya 0,250.

Hal ini dapat dibuktikan dengan didapatkannya hasil uji statistik pada uji t ( Uji

One Sampel T. Test ) adalah p = 0,333. Yang berarti ada pengaruh yang

dilakukannya intervensi alih baring dan masase kulit pada pasien stroke terhadap

terjadinya luka dekubitus Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Dengan p value

sebesar 0,333 < α = 0,05 ( 5 % ) dari tingkat kepercayaan yang telah ditentukan

itu berhasil diterima.

5.2 Pembahasan

Dari hasil uji statistik yang didapatkan bahwa p value sebesar 0,000 < α =

0,05 ( 5 % ) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh

mobilisasi dan masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka dekubitus

di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2015, dengan nilai Mean 1,06 dan

Std. Deviasi yang didapatkan 0,250. Hal ini dapat dibuktikan dengan Uji One

Sampel T. Test yang menggunakan sistem komputer yakni dengan program SPSS.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden

yang tidak mengalami luka dekubitus pada awalnya sebanyak 14 orang ( 87,5 % )

dan yang terjadi luka dekubitus sebanyak 2 orang ( 12,5 % ) sebelum dilakukan

intervensi. Dengan ciri – ciri luka tekan yang didapatkan dari dua responden itu

adalah derajat 2 yakni dimana luka tekan tersebut menghilangnya lapisan kulit

pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis, luka ini merupakan luka

Page 18: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

67

superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi blister atau lubang yang dangkal,

terdapat juga adanya lepuhan pada luka tersebut.

Setelah dilakukan intervensi alih baring & masase kulit pada pasien stroke

yang tidak mengalami luka dekubitus sebanyak 15 orang ( 93,8 % ) dan yang

terjadi luka dekubitus sebanyak 1 orang ( 6,3 % ), Maka ada perubahan dari hasil

penelitian tersebut. Dengan nilai Mean 0,06 dan Std. Deviasi yang didapatkan

0,250. Hal ini dapat dibuktikan dengan didapatkannya hasil uji statistik pada uji t

( Uji One Sampel T. Test ) adalah p = 0,333. Yang berarti ada pengaruh yang

dilakukannya intervensi alih baring dan masase kulit pada pasien stroke terhadap

terjadinya luka dekubitus Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Dengan p value

sebesar 0,333 < α = 0,05 ( 5 % ) dari tingkat kepercayaan yang telah ditentukan

itu berhasil diterima. Dan hasil dokumentasi yang dilihat sesudah dilakukan

intervensi itu luka sudah mulai membaik dengan ciri – ciri luka tidak terdapat lagi

lubang yang dangkal serta dari pinggir luka itu pun tidak ada lagi kulit yang

melepuh ( tidak lagi bersisik ) dan kulit sudah mulai kewarna kemerah – merahan

maupun lapisan dari kulit itu pun mulai menebal sedikit demi sedikit.

Dikarenakan si responden mengkonsumsi makanan yang mengandung protein

yang tinggi serta sayur – sayuran yang bergizi yang dapat diperoleh oleh pihak

gizi yang berkerja di rumah sakit tersebut dan mereka pun saling berkerja sama

dengan pihak – pihak medis untuk mengurangi angka kejadian luka dekubitus

tersebut.

Walaupun masih ada pasien yang mengalami luka dekubitus hal ini terjadi

karena adanya ketidak tepatan maupun ada beberapa faktor yang terdapat pada

pasien baik dari segi usia maupun yang lainnya, jadi dalam hal melakukan

Page 19: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

68

perubahan alih baring dan masase kulit pada pasien stroke sehingga hasilnya tidak

maksimal yaitu masih terdapatnya 1 orang responden yang mengalami luka

dekubitus.Dari jenis kelamin bahwa mayoritas responden mengalami luka

dekubitus berjenis kelamin laki – laki yaitu ada 1 orang sekitar ( 6,3 % ) dengan

segi umur yang diperoleh pada laki – laki tersebut yang berusia dari 61 – 79

tahun dikategorikan laki – laki ini sudah dewasa tua ( lansia ), ini membuktikan

bahwa kejadian luka dekubitus pada laki – laki lebih sering terjadi daripada

perempuan hal ini disebabkan oleh karena pola hidup laki – laki berbeda dengan

perempuan terutama dalam hal mengkonsumsi makanan dan minuman. Sehingga

berpengaruh terhadap kerentanan terjadinya luka dekubitus dan juga kadar

albumin yang dibawah normal. Hal ini membuktikan bahwa umur seseorang

perpengaruh terhadap percepatan terjadinya luka dekubitus pada bagian tubuh

tertentu pada bagian tulang yang menonjol yang mengalami penekanan secara

terus – menerus, sebab responden stroke yang dari 61 – 79 tahun atau deawasa

tua yang telah mengalami kemunduran dari sistem dan fungsi tubuh.

Jadi, bahwa penelitian intervensi mengubah alih baring dan masase kulit

yang saya lakukan pada pasien stroke berhasil dikarenakan adanya pengaruh dari

intervensi itu pada pasien stroke sesuai yang diteliti sebelum oleh Carolina M.

Simanjuntak pada tahun 2013 Dan Dame Elysabeth T. Tarihoran pada tahun 2010

dengan nilai p sebesar 0,000 < α = 0,05 atau 5 % hasil yang didapatkan setelah

dilakukan uji t ( One Sampel T.Test ) pada sistem program komputer yang

menggunakankan dengan pengelolahan spss.

Page 20: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang

dilakukan pada tanggal 06 Juli 2015 di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, dapat

disimpulkan bahwa intervensi keperawatan mengubah alih baring & masase

kulit pada pasien stroke dapat mencegah terjadinya luka dekubitus pada pasien

stroke tersebut. Dengan dilakukan secara rutin pada pasien sesuai dengan

standar prosedur yang baik di rumah sakit tersebut. Hal ini dibuktikan dengan

menggunakan uji statistik dengan hasil p Value 0,000 yang berarti ada pengaruh

pada intervensi yang dilakukan.

Serta responden yang tidak mengalami luka dekubitus yaitu sebanyak 15

orang sekitar 93,8 % setelah diberikan intervensi keperawatan mengubah alih

baring & masase kulit dan yang mengalami luka dekubitus ada 1 orang sekitar 6,3

% dari awal jumlah pasien yang tidak mengalami luka dekubitus yakni 14 orang

sekitar 87,5 % dan yang mengalami luka dekubitus ada 2 orang sekitar 12,5 %.

Yang berarti tingkat keberhasilan sesudah intervensi diberikan sekitar 6,3 %.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh mengubah

alih baring & masase kulit pada pasien stroke terhadap terjadinya luka dekubitus

di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, sehingga disarankan :

69

Page 21: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

70

1. Bagi Institusi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi masukan yang positif

khususnya dalam Standar Operasional Prosedur ( SOP ) keperawatan di

masa yang akan datang terkait usaha pencegahan luka dekubitus dalam

asuhan keperawatan pada pasien stroke harus lebih ditingkatkan lagi

dengan menfasilitasi hal – hal yang diperlukan dalam realisasi pengaturan

posisi miring, contohnya penyediaan bantal – bantal tambahan ( additional

) sebagai penyanggah untuk meminimalkan dan mencegah adanya kontak

antara tonjolan tulang langsung dengan permukaan tempat tidur serta

menggunakan kasur udara khusus untuk pasien yang tirah baring yang

cukup lama.

2. Bagi Perawat Luka.

Mengadakan sosialisasi atau penyegaran kembali tentang luka

tekan, deteksi dini luka tekan terkait faktor – faktor resiko yang mungkin

muncul kepada perawat – perawat ruangan, agar deteksi luka tekan dari

grade awal dapat teridentifikasi sehingga dapat segera diintervensi sambil

menunggu penanganan lebih lanjut oleh perawat luka.

3. Bagi Perawat Ruangan.

Setiap perawat ruangan yang menerima pasien baru sudah terlihat

melakukan pengkajian resiko luka tekan dan didokumentasikan lengkap

dan jelas di form yang telah disediakan. Namun follow up observasi harian

dan tindakan pencegahan luka tekan perlu digalakan guna deteksi dini

resiko terjadinya luka tekan tidak semakin bertambah lagi.

Page 22: BAB IV METODELOGI PENELITIAN

71

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sampai sejauh ini, peneliti menemukan tidak lebih dari 10 penelitian

dilakukan di Indonesia terkait dengan pencegahan luka tekan, sementara

kasus luka tekan jumlahnya sangat banyak dan dapat dijumpai dimana

saja. Bagi calon – calon peneliti, khususnya yang memiliki luka tekan

interest terhadap luka tekan, kiranya dapat menggali lebih jauh ide – ide

kreatif yang dapat diteliti untuk mengatasi kejadian luka tekan yang

fenomenal seperti analisa 6 faktor sub skala braden terhadap kejadian luka

tekan, kejadian luka tekan berdasarkan length of stay, dampak depresi

terhadap kejadian luka tekan. penelitian selanjutnya juga perlu

dipertimbangkan untuk menambah jumlah sampel yang lebih besar lagi

guna hasil yang lebih representatif dan penelitian ini harus benar – benar

dilakukan supaya jelas ada perubahan yang terjadi terhadap intervensi

yang dilakukan tersebut.