67 BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. Metode Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan kiyai yang menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ilmu fiqih, aqidah ilmu Alquran, ilmu hadist, ilmu nahwu, ilmu sharaf, dan lain-lain. Dalam berdakwah, K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang, tetapi tidak bertentangan dengan Alquran dan hadist, agar dakwahnya menjadi aktual, faktual dan kontekstual. Selanjutnya penulis akan menganalisis terhadap metode dakwah yang dilakukan K.H. Tubagus Abdul Hakim. Dengan berpedoman kepada kitab suci Alquran dan akidah tauhid yang di taklifkan Allah di dalamnya, orang beriman melakukan amal salehnya dengan cara berdakwah yakni mengajak kepada kebenaran dan ke jalan yang diridhoi Allah SWT . Adapun konsep dakwah beliau adalah yang sesuai yang tertera dalam Alquran surat an-Nahl ayat 125
22
Embed
BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
67
BAB IV
KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM
A. Metode Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim
K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan kiyai yang
menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ilmu fiqih, aqidah
ilmu Alquran, ilmu hadist, ilmu nahwu, ilmu sharaf, dan lain-lain.
Dalam berdakwah, K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan
dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang, tetapi tidak
bertentangan dengan Alquran dan hadist, agar dakwahnya menjadi
aktual, faktual dan kontekstual. Selanjutnya penulis akan
menganalisis terhadap metode dakwah yang dilakukan K.H.
Tubagus Abdul Hakim.
Dengan berpedoman kepada kitab suci Alquran dan akidah
tauhid yang di taklifkan Allah di dalamnya, orang beriman
melakukan amal salehnya dengan cara berdakwah yakni mengajak
kepada kebenaran dan ke jalan yang diridhoi Allah SWT . Adapun
konsep dakwah beliau adalah yang sesuai yang tertera dalam
Alquran surat an-Nahl ayat 125
68
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Metode dakwah yang K.H. Tubagus Abdul Hakim
gunakan yaitu metode dakwah bil-lisan yang berbentuk
ceramah yaitu menggunakan sistem baca kitab bersambung
yang K.H. Tubagus Abdul Hakim kembangkan dengan ilmu-
ilmu yang dimiliki, diselingi dengan kisah-kisah atau
pengalaman pribadi dan juga sedikit humor, sehingga jamaah
tidak cepat merasa jenuh atau pun bosan mendengarnya.
Sebelum pengajian dimulai, sambil menunggu jamaah
yang datang, diawali dengan pembacaan hadorot, gema
marhaba, dan sholawat. Setelah selesai, baru mulai pengajian
tersebut sampai waktu yang sudah ditentukan.
Cara K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan
ceramah, yaitu dengan tutur kata yang sopan, lemah lembut, dan
69
tegas namun tidak ada unsur paksaan. Bahasa yang K.H.
Tubagus Abdul Hakim guanakan ketika berceramah bervariasi,
sesuai dengan tempat dimana beliau memberikan ceramah.
Ketika K.H. Tubagus Abdul Hakim berceramah di majlis taklim
di tempatnya, K.H. Tubagus Abdul Hakim menggunakan
baghasa daerah yaitu bahasa sunda. Namun, memberikan
ceramah ditempat lain, K.H. Tubagus Abdul Hakim
menggunakan bahasa Indonesia. Karena menurutnya bahasa itu
penting bagi pemahaman dan penerimaan materi-materi yang
disampaikan.
Metode dakwah bil-lisan yang berbentuk ceramah
dilakukan dengan al-hikmah, mauidzhah hasanah, dan
mujadalah billati hiya ahsan. Metode yang digunakan ini
memberikan ciri aktivitas dakwah yang digunakannya melalui
ceramah, nasihat-nasihat serta mengutamakan perbuatan nyata
atau mencontohkan berbagai perbuatan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Metode Al-hikmah
Dakwah merupakan tugas yang berat, dan pekerjaan
yang serius hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang
70
mulia. Seorang da’i yang mengajak kepada agama Allah
pasti menghadapi berbagai cobaan dalam berdakwah,
sebagai mana yang dihadapi oleh siapa saja yang
mengemban tugas dakwah ini. Para nabi juga telah
menghadapi gangguan atau cobaan berupa penentangan,
penolakan, keengganan, dan kesombongan dari berbagai
pihak dan tingkatan manusia. Maka dalam menggembankan
tugas dakwah yang berat dan penuh resiko ini seorang da’i
harus menghiasi dirinya dengan sikap santun dan sabar,
bijaksana dan arif.
Menurut peneliti K.H. Tubagus Abdul Hakim
memcontohkan teladan yang baik kepada mad’u dan santri,
yang dapat terlihat dari pengalaman pribadi peneliti, bahwa
pada setiap jadwal pengajiannya, beliau tidak memaksakan
agar santrinya atau jama’ahnya wajib ikut pengajiannya,
berapapun jama’ah yang hadir di majlis, pengajian akan
tetap dimulai. Karena menurutnya santri yang sungguh-
sungguh ingin belajar pasti akan mengikuti pengajiannya.
K.H. Tubagus Abdul Hakim tidak pernah membebankan
santrinya diharuskan untuk mengaji, tetapi dengan cara al-
71
hikmahnya banyak masyarakat yang ingin belajar mengaji
kepadanya. Bahkan sebagian dari jamaah ingin belajar
mengaji setiap hari kepada K.H. Tubagus Abdul Hakim.
Akan tetapi, dengan jawal K.H. Tubagus Abdul Hakim
yang padat, dan juga tidak hanya berdakwah di masyarakat
daerah banten saja melainkan di beberapa daerah di
Indonesia dalam setiap minggu dan bulannya. Dalam setiap
pengajiannya pun tidak ada hari libur, kecuali ketika beliau
berhalanagan hadir.
2. Metode Al-Mauidzah Al-Hasanah
Metode ini menerapkan bagaimana cara
memberikan nasehat-nasehat yang baik yang dapat diterima
oleh akal. K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam dakwahnya
selalu memberikan nasehat-nasehat serta pengalaman
pribadinya, sehingga mad’unya akan lebih memahami dan
menegrti karena disertai kisah yang nyata.
K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan sosok Kiyai
yang tawadlu dan istiqomah dalam mengaji. Dalam
pengajiannya beliau pernah mengatakan bahwa “Saya ini
tidak bisa apa-apa, mungkin ini keberkahan mengaji pada
72
kiyai-kiyai sepuh dan ulama Kananga terdahulu yang
berjuang demi bela Agama dan Negara. Jika ingin hidup
tentram janganlah meninggalkan pengajian”. Dalam
berbagai kesempatan ceramahnya, beliau selalu mengatakan
kepada santri dan jamaahnya agar terus mengaji, jangan
sampai meninggalkan pengajian. Mengaji di sini yaitu
belajar ilmu-ilmu agama merupakan tradisi yang melekat
kuat di pesantren. Selain itu beliau juga pernah mengatakan
“orang pintar itu adalah orang yang bisa menjawab
pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, jadi teruslah
mengaji”.
Jadi penilaian bisa mengaji itu bukan ketika di dunia,
melainkan ketika wafat bisa atau tidak menjawab pertanyaan
malaikat Munkar dan Nakir. Oleh karena itu agar bisa
menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir teruslah
mengaji sampai ajal menjemput.1
Dengan demikian dapat disimpulkan, metode dakwah
yang digunakan K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam
1 Ratu Mumun Munawwaroh, (Putri K.H. Tubagus Abdul Hakim),
wawancara dengan penulis di Pesantren Kananga, 10 Mei 2019.
73
ceramahnya menggunakan metode mauidzhah hasanah.
Karena dalam penyampaian dakwahnya K.H. Tubagus Abdul
Hakim menyampaikan hal-hal yang bermuatan pesan nasehat
dan bimbingan.
3. Metode Al-Mujadalah
Metode mujadalah yang dimaksud di sini yaitu metode
tanya jawab yang digunakan dalam bentuk memberi
jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
mad’u yang belum mereka ketahui secara pasti hakikat
penjelasannya. Metode tanya jawab ini hampir setiap da’i
menerapkannya, karena sangat efisien sekali untuk
membantu mad’u memahami apa yang dijelaskan da’i.
Dalam ceramahnya K.H.Tubagus Abdul Hakim juga
menerapkan metode mujadalah dalam bentuk tanya jawab.
Beliau memberikan kesempatan kepada jamaahnya untuk
bertanya, bilamana ada materi yang belum dipahami.
Dengan adanya metode tanya jawab ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat, karena setiap persoalan
masyarakat akan mendapat pemecahan dan solusi yang
sesuai dengan syariat agama Islam, selain itu jawaban yang
74
K.H. Tubagus Abdul Hakim sampaikan pada masyarakat
lugas, jelas dan bukan hasil dari pemikiran beliau belaka,
tetapi berdasarkan Alquran, As-sunnah, serta kitab-kitab
yang dikarang oleh ulama-ulama besar dahulu seperti kitab