IV-1 BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal Induk Produksi Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu (Gaspersz, 2004). Jadwal Induk Produksi (JIP) atau Master Production Schedule (MPS) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu) (Jurnal Alden Siregar, 2012). Beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan data yaitu, metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi. Berikut merupakan teori pendukung yang menjelaskan metode- metode tersebut (Penulisan Ilmiah Rio Dwi Hariono, 2012). a. Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami perubahan (tetap). metode tenaga kerja tetap memiliki kecepatan produksi yang konstan. b. Metode tenaga kerja berubah adalah metode perencanaan produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja mengalami perubahan.
23
Embed
BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IV-1
BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI
4.1 Landasan Teori Jadwal Induk Produksi Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan
yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan
akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan
waktu). Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan suatu pernyataan
tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang)
dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan
memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode
waktu (Gaspersz, 2004).
Jadwal Induk Produksi (JIP) atau Master Production Schedule
(MPS) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi
kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh
suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu) (Jurnal
Alden Siregar, 2012). Beberapa metode yang digunakan dalam
perhitungan data yaitu, metode tenaga kerja tetap, metode tenaga
kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi.
Berikut merupakan teori pendukung yang menjelaskan metode-
metode tersebut (Penulisan Ilmiah Rio Dwi Hariono, 2012).
a. Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi
agregat, dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami
perubahan (tetap). metode tenaga kerja tetap memiliki
kecepatan produksi yang konstan.
b. Metode tenaga kerja berubah adalah metode perencanaan
produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja mengalami
perubahan.
IV-2
c. Metode mix strategy adalah metode perencanaan produksi
agregat yang menggabungkan metode tenaga kerja tetap
dengan metode tenaga kerja berubah. Metode mix strategy
hanya menggabungkan hasil atau biaya yang didapat pada
metode tenaga kerja tetap dan metode tenaga kerja berubah.
d. Metode transportasi merupakan metode perencanaan produksi
agregat yang berfungsi untuk menentukan rencana pengiriman
barang dengan biaya minimal. Masalah transportasi membahas
pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply)
ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk
meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut,
karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi
biaya total transportasi.
Berdasarkan pengertian dari metode transportasi di atas,
dimana memiliki ciri-ciri yang dikatakan metode transportasi.
Berikut adalah ciri-ciri persoalan transportasi yang secara khusus
(Universitas Sumatra Utara, 2012).
1. Terdapat sejumlah sumber sebagai pusat distribusi dan
sejumlah tujuan tertentu.
2. Jumlah komoditas atau barang yang didistribusikan dari
setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan besarnya
tertentu.
3. Produk yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke
suatu tujuan besarnya tertentu.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu
tujuan besarnya tertentu.
Kapasitas sumber harus sama dengan kapasitas tujuan.
Apabila kapasitas sumber dengan tujuan tidak sama maka harus
disamakan dengan jalan menambah dummy pada kapasitas
sumber atau tujuan (Purnomo, 2004).
IV-3
4.2. Pembahasan Jadwal Induk Produksi Pembahasan Jadwal induk produksi, yaitu menjelaskan
tentang ongkos tenaga kerja yang dibuat selama pembuatan lemari
tas. Jadwal induk produksi menjelaskan empat metode
pembahasan, yaitu metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja
berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi.
Penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP) berdasarkan metode-
metode yang digunakan dibutuhkan beberapa data penunjang.
Data penunjang ini berupa hasil dari perhitungan yang sudah
dilakukan sebelumnya, data penunjang diantaranya data dari
hasil peramalan regresi linier dan rencana kebutuhan agregat.
Data regresi linier dapat dilihat pada tabel 4.1 dan data
perhitungan rencana kebutuhan produksi agregat dapat dilihat
pada tabel 4.2. Berikut data penunjang yang dibutuhkan dalam
perhitungan Jadwal Induk Produksi (JIP).
Inventory awal : 50 unit
Waktu baku : 0,47 jam
Jam kerja/hari : 8 jam
Maksimum lembur : 25 %
Regular Time Cost (RTC) : Rp 2500,- per unit
Over Time Cost (OTC) : Rp 4500,- per unit
Sub Contract Cost : Rp 5500,- per unit
Lay off Cost : Rp 1.050.000,-
Hiring Cost : Rp 1.050.000,-
Under Time Cost : Rp 5000,- per jam orang
Holding atau Inventory Cost : Rp 250,-
Kapasitas sub kontrak : Diasumsikan 25 % dari kapasitas
Perusahaan
IV-4
Tabel 4.1 Data Peramalan dengan Metode Regresi Linier Bulan