Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise). MPS disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian produksi. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas (Herjanto, 2003). Menurut Vincent Gaspersz (2004), pada dasarnya jadwal produksi induk (master production schedule = MPS) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Aktifitas penjadwalan induk produksi (master production schedulling, MPS) pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (master production schedule = MPS), memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan MPS, mengevaluasi efektifitas dari MPS dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik dan tinjauan ulang. Penjadwalan induk produksi pada dasarnya berkaitan dengan aktifitas melakukan empat fungsi utama adalah sebagai berikut (Gasperz, 2004): 1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas material and capacity requirement planning. 2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase orders) untuk item-item MPS. 3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas. IV-1
24
Embed
BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI · PDF fileramalan penjualan (sales fore cast) ... tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, ... sub-kontrak. f
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015
BAB IV
JADWAL INDUK PRODUKSI
4.1 Landasan Teori
Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan
gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan,
backlog, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang
dijanjikan tersedia (available to promise). MPS disusun berdasarkan perencanaan
produksi agregat dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan
pengendalian produksi. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi,
perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas (Herjanto, 2003).
Menurut Vincent Gaspersz (2004), pada dasarnya jadwal produksi induk
(master production schedule = MPS) merupakan suatu pernyataan tentang produk
akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri
manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas
dan periode waktu. Aktifitas penjadwalan induk produksi (master production
schedulling, MPS) pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan
memperbaharui jadwal produksi induk (master production schedule = MPS),
memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan MPS, mengevaluasi
efektifitas dari MPS dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang
teratur untuk keperluan umpan-balik dan tinjauan ulang. Penjadwalan induk
produksi pada dasarnya berkaitan dengan aktifitas melakukan empat fungsi utama
adalah sebagai berikut (Gasperz, 2004):
1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan
kebutuhan material dan kapasitas material and capacity requirement
planning.2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and
purchase orders) untuk item-item MPS.3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan
kapasitas.
IV-1
IV-2
4. Memberikan basis pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada
pelanggan.
Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS)
membutuhkan lima input utama. Berikut ini adalah lima input utama dalam
penjadwalan induk produksi (Gasperz, 2004):
1. Data Permintaan Total merupakan salah satu sumber data bagi proses
penjadawalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan
ramalan penjualan (sales fore cast) dan pesanan-pesanan (orders).2. Status Inventori berkaitan dengan informasi tentang on-hand
inventory,stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated
stock), pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan
(released production and purchase orders), dan firm planned orders. MPS
harus mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia dan
menentukan berapa banyak yang harus dipesan.3. Rencana Produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS
harus menjumlahkannya untuk meningkatan tingkat produksi, inventori,
dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu.4. Data Perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang
harus digunakan, stock pengaman (safety stock), dan waktu tinggu (lead
time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk
dari item (item Master file).5. Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimpletasikan
MPS menjadi salah satu input bagi MPS.
Menurut Eddy Herjanto (2003), sebelum memasuki lebih lanjut mengenai
perencanaan kebutuhan material. Berikut ini adalah Istilah-istilah yang digunakan
dalam dalam jadwal induk produksi (Herjanto, 2003):
1. Gross requirements (GR, kebutuhan kasar) adalah keseluruhan jumlah item
(komponen yang diperlukan pada suatu perode.2. Schedule receips (SR, permintaan yang dijadwalnkan) adalah jumlah item
yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang
telah dibuat.3. On-hand inventory (OI, persediaan di tangan) merupakan proyeksi persediaan
yaitu jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungkan
Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015
IV-3
jumlah persediaan yang ada ditambah dengan jumlah item yang akan diterima
atau dikurangi dengan jumlah item yang dipakai/dikeluarkan dari persediaan
pada periode itu.4. Net requirements (NR, kebutuhan bersih) adalah jumlah kebutuhan bersih dati
suatu item yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kasar pada
suatu periode yang akan datang.5. Current inverntory adalah jumlah material secara fisik tersedia dalam gudang
pada awal periode.6. Allowcated adalah jumlah persediaan yang telah direncakan untuk
dialokasikan pada suatu penggunaan tertentu.7. Lead time adalah awaktu tenggang yang diperlukan untuk memesan
(membuat) suatu barang sejak saat pesanan (pembuatan) dilakukan sampai
barang itu diterima (telah dibuat).
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penyusunan
jadwal induk produksi. Metode-metode yang dapat digunakan antara lain metode
tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode subkontrak, dan metode
transportasi. Alternatif ini jumlah tenaga kerja tetap ditetapkan dan digunakan
terus tidak berubah jumlahnya. Saat permintaan meningkat, maka dilakukan
lembur. Langkah–langkah penyelesaian untuk alternatif 1 adalah sebagai berikut
(Baroto, 2002):
a. Tentukan Rencana Produksi untuk periode waktu tertentu
Rencana produksi = ramalalan Demand – inv. Awal
b. Tentukan Kebutuhan Jam orang untuk periode waktu tertentuKeb. Jam Orang = Rencana produksi x Waktu baku
c. Tentukan Kebutuhan Tenaga Kerja untuk periode waktu tertentu
∑ Tenaga kerja = Rp x Waktu Baku
∑ HK x Jam Kerja =
Keb. Jam Orang
∑HK x Jam Kerja
Lakukan Perencanaan untuk periode waktu tertentu (lakukan perhitungan
secara rinci untuk tiap periode / bulan)
d. Hitung jumlah unit yang dapat diproduksi pada Regular Time
UPRT = TK x HK x JKWaktu Baku
e. Hitung jumlah unit yang terjadi diproduksi Over Time (jika diperlukan)
Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015
IV-4
Nilai UPOT ada jika melebihi besarnya kapasitas (tabel kapasitas), maka
yang dimasukkan besarnya nilai kapasitas dan untuk sisanya dimasukkan ke
sub-kontrak.
f. Hitung jumlah unit yang dapat diproduksi pada Sub- kontrak (jika diperlukan)
Sub-kontrak ada jika nilai UPOT melebihi nilai kapasitas (yang ada dalam
tabel kapasitas), maka sisanya dapat dimasukkan ke sub-kontrak.
g. Hitung Inventory Akhir pada tiap periode
Inv. Akhir = UPRT – Demmand + Inv. Awal
h. Hitung semua Ongkos yang terjadi (Total Cost)
Tenaga kerja berubah berdasarkan data historis manajement dapat
memperkirakan produktifitas rata-rata per tenaga kerja sehingga dapat
menentukan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi target produksi
per periode. Saat tingkat produksi rendah dapat dilakukan pelepasan tenaga kerja
dan sebaliknya, pada tingkat produksi tinggi dapat dilakukan perekrutan.
Langkah–langkah penyelesaian untuk alternatif 2 adalah sebagai berikut (Baroto,
2002):
a. Tentukan Rencana Produksi untuk periode waktu tertentu
Rencana produksi = ramalan Demand – inv. Awal
b. Tentukan Kebutuhan Jam orang untuk periode waktu tertentu
Keb. Jam Orang = Rencana produksi x Waktu baku
c. Tentukan Kebutuhan Tenaga Kerja untuk periode waktu tertentu
Tenaga Kerja = Rp x Waktu BakuHK x Jam Kerja
d. Lakukan Perencanaan untuk periode waktu tertentu (lakukan perhitungn
secara rinci untuk tiap periode )
i. Hitung jumlah unit yang dapat diproduksi pada Regular Time
UPRT = TK x HK x JKWaktu Baku
ii. Hitung jumlah unit yang terjadi diproduksi Over Time (jika diperlukan)
Nilai UPOT ada jika melebihi besarnya kapasitas (tabel kapasitas), maka
Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015
IV-5
yang dimasukkan besarnya nilai kapasitas dan untuk sisanya dimasukkan
ke sub-kontrak.iii. jumlah unit yang dapat diproduksi pada Sub-kontrak (jika diperlukan)
Sub-kontrak ada jika nilai UPOT melebihi nilai kapasitas (yang ada
dalam tabel kapasitas), maka sisanya dapat dimasukkan ke sub-kontrak.iv. Hitung Inventory Akhir pada tiap periode/bulan
Inv. Akhir = UPRT – Demmand + Inv. Awal
v. Hitung semua Ongkos yang terjadi (Total Cost)
Metode Transportasi merupakan metode perencanaan produksi agregat
yang berfungsi untuk menentukan rencana pengiriman barang dengan biaya
minimal. Masalah transportasi membahas pendistribusian suatu komoditas dari
sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk
meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari
masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah
transportasi antara lain (Baroto, 2002):
a. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan.
b. Kuantitas komoditas sumber tujuan besarnya tertentu.
c. Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan.
Biaya yang terjadi besarnya tertentu.
4.2. Pembahasan dan Analisis
Modul jadwal induk produksi terdiri dari dari beberapa pembahasan yang
akan dibahas. Pembahasan dan analisis pada modul jadwal induk industri terdiri
dari data penunjang, kebutuhan produksi agregat, metode tenaga kerja tetap,
metode tenaga kerja berubah, metode transportasi dan jadwal induk produksi
terpilih. Berikut ini adalah pembahasan dan analisis pada modul jadwal induk
produksi.
4.2.1 Data Penunjang
Proses perhitungan jadwal induk produksi membutuhkan beberapa data
penunjang, dimana data tersebut berkaitan dengan hasil peramalan penjualan yang
Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015
IV-6
telah dilakukan sebelumnya. Metode yang terpilih sebagai metode terbaik adalah
metode regresi linier, dimana metode regresi linier memiliki nilai MAD terkecil
daripada metode WMA dan SES. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil