Page 1
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1. Profil Perusahaan
PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
di industri alas kaki, meliputi produksi dan pemasaran sepatu jenis sports atau casual
ke pasar lokal dan internasional. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik
berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan beralamat di Gedung
Dana Pensiun Bank Mandiri Lantai 3 A Jl. Tanjung Karang No. 3 – 4 A, Jakarta.
Visi PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk adalah menjadi pemimpin dalam
industri sepatu di Indonesia. Sedangkan misi PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk
yaitu : (1) mempunyai proses produksi yang paling efisien; (2) menghasilkan produk
berkualitas tinggi untuk memenuhi kepuasan pelanggan; (3) menjadi mitra usaha
terpercaya dalam menghadapi tantangan saat ini dan di masa depan; dan (4)
mempunyai sepatu merk sendiri yang menjadi nomor satu di pasar dalam negeri.
PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk memiliki saham sebanyak 86.000.000
lembar dengan nilai nominal Rp 43.000.000.000. Komposisi kepemilikan saham PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk adalah sebagai berikut :
1) PT. Golden Lestari : 45.150.000 lembar saham (Rp 22.575.000.000 atau
52,50%).
2) PT. Woori Korindo Securities Indonesia : 18.650.000 lembar saham (Rp
9.325.000.000 atay 21,69%).
3) PT. Usaha Bersama Sekuritas : 7.958.100 lembar saham (Rp 3.979.050.000 atau
9,25%).
51
Page 2
2
4) PT. Indomitra Securities : 4.750.000 lembar saham (Rp 2.375.000.000 atau
5,52%).
5) Masyarakat lainnya, kepemilikan masing-masing kurang dari 15% : 9.491.900
lembar saham (Rp 4.745.950.000 atau 11,04%).
Struktur organisasi dan manajemen PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk dapat
digambarkan sebagai berikut :
Sumber : PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (2012 : 6)
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Rapat Umum Pemegang Saham
Komite Audit
Audit Intern
Divisi Produksi dan PPIC
Divisi Pengembangan dan Desain
Corporate
Divisi Keuangan dan Akuntansi
Divisi Pemasaran
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Divisi SDM dan Umum
Page 3
3
Dewan Komisaris dan Direksi adalah profesional yang ditunjuk berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham. Dewan Komisaris terdiri dari 4 orang termasuk 2
orang Komisaris Independen. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan
pengelolaan perusahaan oleh Direksi. Dalam pelaksanaannya, Dewan Komisaris
menerima laporan Direksi dan Komite yang dibawahinya secara berkala dan
memberi nasehat dan saran kepada Direksi atas masalah-masalah manajemen.
Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan.
Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tanggung
jawab pengawasan dan pengarahan kepada Direksi, termasuk yang menyangkut
integritas pelaporan, manajemen risiko dan pengendalian internal, kepatuhan
terhadap ketentuan perundangan yang berlaku, kinerja, kualifikasi dan kemandirian
auditor eksternal dan implementasi fungsi audit internal. Dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, Komite Audit bekerjasama secara erat dengan Audit Internal
dan Auditor Eksternal.
Dewan Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang dimana salah satunya adalah Direktur
Utama. Direksi mengadakan rapat mingguan dengan senior manajemen untuk
membahas operasional, proyeksi serta kinerja perusahaan. Dewan Komisaris dan
Direksi melakukan rapat bersama setidaknya 4 (empat) kali dalam setahun.
Direksi bertanggung jawab untuk melaksanakan kepemimpinan dan manajemen
perusahan, dan untuk mengelola, memanfaatkan dan mempertahankan aset-aset
perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. Direksi memiliki kewenangan untuk
mewakili perusahaan, untuk mengikat perusahaan terhadap pihak lain dengan
perusahaan dan untuk melaksanakan setiap tindakan yang berkaitan dengan
Page 4
4
pengelolaan maupun masalah lain, dalam batasan ketentuan yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perseroan.
Dewan Direksi akan menyiapkan Laporan Tahunan untuk disampaikan pada
Rapat Umum Pemegang Saham yang berisikan laporan keuangan untuk tahun
bersangkutan. Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, laporan keuangan yang
disampaikan untuk Rapat Umum Pemegang Saham ditandatangani oleh semua
Dewan Komisaris dan Direksi.
Susunan komisaris dan direksi PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk adalah
sebagai berikut :
1) Komisaris Utama : Ibrahim Risjad
Diangkat menjadi Komisaris Utama sejak tahun 1997. Ibrahim Risjad wafat pada
tanggal 16 Februari 2012, dan posisinya sebagai Komisaris Utama untuk
sementara belum digantikan, menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham. Sebelum wafat Ibrahim Risjad menjabat antara lain sebagai Komisaris
dan Pemegang Saham di PT. Indofood, pemegang saham PT. Branta Mulia,
Chairman dan pemilik PT. Risjadson, dan sebagainya. Menyelesaikan sekolah
Menengah Atas pada tahun 1954 di Medan.
2) Wakil Komisaris Utama : Abdul Rachman Ramly
Diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama sejak tahun 2007. Sebelumnya
sebagai Direktur Utama periode 1997 – 2007. Mengawali karirnya sebagai
militer sampai tahun 1965. Selanjutnya pernah menjabat antara lain sebagai
Presiden Direktur PT. Tambang Timah (1976 – 1984), Presiden Direktur
Pertamina (1984 – 1988) serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat
(1988 – 1993).
Page 5
5
3) Komisaris Independen :
a) Hariadi Dermawan
Diangkat menjadi Komisaris Independen sejak tahun 2001. Sebelumnya
pernah menjabat antara lain sebagai Dewan Pengawas/Komisaris di Perum
Perhutani, Inspektur Jenderal Departemen Kehutanan, Anggota DPR/MPR
RI, Purnawirawan Brigjen TNI AD dan sebagainya. Meraih gelar dokter di
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1968.
b) Endang Kosasih
Diangkat menjadi Komisaris Independen sejak tahun 2001. Saat ini juga
menjabat sebagai Direktur PT. Kinarya Alam Lestari serta sebagai Komisaris
Utama di PT. Kinarya Coal Energy. Sebelumnya mengawali karir di Bank
Mandiri sampai tahun 2002. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Padjajaran tahun 1990.
4) Direktur Utama : Bambang Setiyono
Diangkat menjadi Direktur Utama sejak tahun 2007. Sebelumnya sebagai Wakil
Komisaris Utama periode 1997 – 2007. Selain itu saat ini juga menjabat antara
lain sebagai Direktur Utama di PT. Bayuniaga Primamandiri dan Wakil Direktur
Utama di PT. Primarindo Mandiri. Mengawali karirnya di Bank Ekspor Impor
Indonesia sampai tahun 1995. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Airlangga pada tahun 1979.
5) Wakil Direktur Utama : David Jahya
Diangkat menjadi Wakil Direktur Utama sejak tahun 2007. Sebelumnya sebagai
Komisaris periode 1997 – 2007. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT.
Transmega Engineering & Construction, Komisaris di PT. Wiraswasta Gemilang
Indonesia. Mengawali karirnya di PT. Purna Bina Indonesia. Meraih gelar Master
Page 6
6
Technology dalam bidang Mechanical Engineering dari Loughborough
University of Technology, UK pada tahun 1981 serta Sarjana Teknik Mesin dari
Merton Technical College, London pada tahun 1979.
6) Direktur : Yati Nurhayati
Diangkat menjadi Direktur sejak tahun 2007. Saat ini juga menjabat sebagai
Direktur Utama PT. Primarindo Securities dan Direktur di PT. Bayuniaga
Primamandiri. Mengawali karirnya di PT. Bank Ekspor Impor Indonesia. Meraih
gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1988, serta
menyelesaikan program Wijawiyata Manajemen (fresh graduate MBA) di
Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM) Jakarta pada tahun 1990.
Perusahaan mengakui pentingnya Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Governance) yang baik dan berusaha untuk melakukan serta melaksanakan prinsip
tersebut untuk dapat menciptakan nilai tambah produk dan jasa bagi para
shareholders. Perusahaan meyakini bahwa perusahaan bisa bertahan sampai hari ini
karena komitmen atas penerapan tata kelola perusahaan yang baik oleh seluruh
Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
Perusahaan juga mendapat dukungan positif dari pemegang saham mayoritas yang
sangat menekankan pentingnya menerapkan tata kelola perusahaan yang baik di
seluruh jajaran perusahaan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya termasuk dalam mengambil
keputusan bisnis, Direksi dan Dewan Komisaris selalu mengedepankan prinsip-
prinsip dasar tata kelola perusahaan, falsafah perusahaan, peraturan yang berlaku
(legal compliance), etika bisnis perusahaan serta memperhatikan kepentingan
perusahaan, pemegang saham dan stakeholders lainnya. Perusahaan selalu antisipatif
Page 7
7
dalam mengimplementasikan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
khususnya yang berhubungan dengan tata kelola perusahaan.
Komposisi karyawan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk menurut
jenjang manajemen dapat dirinci pada Tabel 4.1. dibawah ini :
Tabel 4.1 Komposisi Karyawan PT. Primarindo Asia Infrastructu re Tbk
Menurut Jenjang Manajemen
Keterangan Tetap Kontrak Total Total % Total % Total %
General Manager 7 0,82 - 0,00 7 0,28 Manager 12 1,41 3 0,18 15 0,60 Supervisor 24 2,82 4 0,25 28 1,13 Foreman 37 4,34 6 0,37 43 1,73 Leader 145 17,02 64 3,92 209 8,41 Operator 627 73,59 1.555 95,28 2.182 87,84
Total 852 100,00 1.632 100,00 2.484 100,00 Sumber : PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (2012 : 9)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah karyawan PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk adalah sebanyak 2.484 orang yang terdiri dari
852 orang karyawan tetap dan 1.632 orang adalah karyawan kontrak. Komposisi
karyawan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk menurut jenjang manajemen
terdiri dari General Manager, Manager, Supervisor, Foreman, Leader dan Operator
dimana sebagian besar karyawan dengan posisi sebagai operator yaitu sebanyak
2.182 orang atau 87,84% dimana karyawan tetap sebanyak 627 orang atau 73,59%
dan karyawan kontrak sebanyak 1.555 orang atau 95,28%.
Adapun komposisi karyawan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk
menurut jenjang pendidikan dapat dirinci pada Tabel 4.2 dibawah ini :
Page 8
8
Tabel 4.2 Komposisi Karyawan PT. Primarindo Asia Infrastructu re Tbk
Menurut Jenjang Pendidikan
Keterangan Tetap Kontrak Total Total % Total % Total %
Sarjana 26 3,05 15 0,92 41 1,65 Sarjana Muda 16 1,88 12 0,74 28 1,13 SLTA 385 45,19 838 51,35 1.223 49,24 SLTP 425 49,88 767 47,00 1.192 47,99
Total 852 100,00 1.632 100,00 2.484 100,00 Sumber : PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (2012 : 9)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa komposisi karyawan
PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk menurut jenjang pendidikan menunjukkan
bahwa mayoritas pada karyawan tetap adalah dengan latar pendidikan SLTP yaitu
sebanyak 425 orang atau 49,88%, sedangkan pada karyawan kontrak sebagian besar
adalah berpendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 838 orang atau 51,35%.
Perusahaan melakukan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas
yaitu peningkatan kemampuan dan kualitas pekerja, pengurangan tenaga kerja yang
kurang produktif serta perbaikan struktur manajemen serta struktur pekerjaan.
Efisiensi dilaksanakan pula dengan meningkatkan utilitas penggunaan bahan baku
dan upaya mengurangi tingkat kesalahan produksi. Disamping itu, perbaikan desain
produk terus dilakukan agar dihasilkan produk sepatu yang tetap fashionable dengan
proses yang lebih sederhana dan biaya material yang lebih murah.
Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini :
Page 9
9
Tabel 4.3 Kinerja Keuangan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk
Tahun 2010 – 2011 (dalam Rupiah)
No.
Keterangan 2010 2011
1. Aset a.
set Lancar b.
set Tidak Lancar c.
umlah Aset
64.944.582.
418 22.330.635.
190 87.275.217.
608
72.542.384.
925 18.983.517.
810 91.525.902.
735 2. Liabilitas
a. Liabilitas Jangka Pendek b. Liabilitas Jangka Panjang c. Jumlah Liabilitas
116.597.310
.998 163.556.078
.088 280.153.389
.086
138.191.717
.230 143.775.565
.218 281.967.282
.448 3. Penjualan
a. Penjualan Lokal b. Penjualan Ekspor c. Total Penjualan
87.683.917.
821 233.768.917
.821 321.452.835
.642
109.166.857
.197 75.220.318.
735 184.387.175
.932 4. Beban Usaha -
28.510.710.506
-32.604.473.
623 5. Pendapatan (Beban) Lain -
2.584.513.365
-5.616.012.5
96 6. Laba (Rugi) Sebelum Pajak 12.505.157.
260 4.713.326.3
45 7. Laba (Rugi) Komprehensif 9.153.188.1
08 2.436.791.7
65 Sumber : PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (2012 : 17)
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa total aset PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar
5% dibandingkan dengan total aset pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama
pada peningkatan aset lancar yang berasal dari peningkatan pada posisi kas, piutang
usaha serta persediaan. Walaupun secara keseluruhan, total liabilitas pada tahun 2011
hanya mengalami peningkatan sebesar 1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
Page 10
10
namun posisi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang mengalami
perubahan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2011 penjualan bersih sepatu lokal mengalami peningkatan yang
cukup baik, mencapai Rp 109,17 milyar atau meningkat sebesar 24,5% dari
penjualan bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 87,68 milyar. Penjualan ekspor
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari Rp 233,77 milyar di tahun 2010
menjadi Rp 75,22 milyar di tahun 2011. Penurunan ini selain dipengaruhi oleh
penurunan order sepatu ekspor sebagai dampak dari krisis ekonomi di Eropa, juga
karena perusahaan bersikap selektif dalam menerima order ekspor yang diterima.
Peningkatan harga jual ekspor yang tidak mampu mengimbangi penguatan nilai tukar
Rupiah terhadap US Dollar, peningkatan biaya tenaga kerja, serta peningkatan biaya
material dan overhead lainnya, sangat menekan keuntungan yang diperoleh dari
sepatu ekspor.
Beban usaha yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum administrasi
pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 14% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan terbesar adalah pada beban penjualan sekitar 17,68% yang
disebabkan oleh peningkatan jumlah counter dan independent strore penjualan sepatu
lokal serta biaya promosi pada media visual. Beban umum dan administrasi
mengalami peningkatan sebesar 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perusahaan membukukan beban lain-lain setelah dikurangi pendapatan lain-
lain pada tahun 2011 sebesar Rp 5,61 milyar, sedangkan pada tahun 2010 tercatat
beban lain-lain setelah dikurangi dengan pendapatan lain-lain sebesar Rp 2,58
milyar. Beban lain-lain pada tahun 2011 ini antara lain berasal dari biaya bunga dan
administrasi bank serta kerugian selisih kurs.
Page 11
11
Pada tahun 2011, perusahaan memperoleh laba komprehensif sebesar Rp 2,44
milyar sehingga dapat menurunkan defisiensi ekuitas dari minus Rp 192,88 milyar
pada tahun 2010 menjadi minus Rp 190,44 milyar pada tahun 2011. Laba bersih per
saham menurn dari laba Rp 106 per lembar saham pada tahun 2010 menjadi laba Rp
28 per lembar saham pada tahun 2011. Dengan laba komprehensif yang dihasilkan
pada tahun 2011, perusahaan dapat mengurangi defisiensi modal, tercatat modal
tahun 2011 adalah minus Rp 190,44 milyar.
Berbagai program tanggung jawab sosial telah dilaksanakan oleh perusahaan
sepanjang tahun 2011, baik di sektor pendidikan maupun kemasyarakatan, meliputi
antara lain sumbangan ke berbagai panti asuhan dan pesantren di wilayah Jakarta dan
Jawa Barat, serta menerima kunjungan para siswa dari berbagai sekolah di Pulau
Jawa yang ingin mengetahui mengenai proses pembuatan sepatu.
4.2. Profil Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap responden maka profil
responden ditinjau dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama kerja
responden dapat ditampilkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Profil Responden
No. Profil Responden Jumlah 1. Jenis Kelamin
a. Laki-Laki b. Perempuan
41 59
2. Usia a. < 20 tahun b. 20 – 30 tahun c. 31 – 40 tahun d. 41 – 50 tahun e. > 50 tahun
12 29 19 36 4
Page 12
12
3. Pekerjaan a. Pelajar b. Mahasiswa/i c. Pegawai Negeri d. Karyawan Swasta e. Wirausaha/Professional f. Ibu Rumah Tangga g. Lain-Lain
9 29 4 13 9 36 0
4.
Tingkat Pendapatan per Bulan a. < Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 c. Rp 3.000.100 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000
9 36 37 18
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2013)
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah perempuan yaitu 59% sedangkan responden laki-laki sebesar 41%. Jika
ditinjau dari usia menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah berusia antara
41 – 50 tahun yaitu 36%, disusul oleh responden dengan usia 20 – 30 tahun sebesar
29% dan kemudian dari kalangan usia 31 - 40 tahun yaitu 19%, selanjutnya adalah
responden dengan usia kurang dari 20 tahun yaitu 12% dan hanya 4% responden
yang berusia lebih dari 50 tahun. Ditinjau dari pekerjaan maka sebagian besar adalah
dari ibu rumah tangga yaitu 36% disusul oleh responden dari kalangan mahasiswa
sebesar 29%, kemudian karyawan swasta sebesar 13%, selanjutnya adalah pelajar
dan wirausaha/profesional sebesar 9% dan hanya 4% responden dengan pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil. Apabila ditinjau dari tingkat pendapatan per bulan maka
mayoritas responden memiliki pendapatan Rp 3.000.100 – Rp 5.000.000 yaitu 37%,
disusul oleh responden dengan tingkat pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000
sebesar 36%, kemudian dengan responden yang memiliki pendapatan di atas Rp
5.000.000 sebesar 18% dan pendapatan kurang dari Rp 1.000.000 sebesar 9%.
4.3. Transformasi Data
Page 13
13
Teknik transformasi data ordinal menjadi data interval pada masing-masing
variabel dalam penelitian ini menggunakan Method of Succesive Interval (MSI)
sebagai berikut :
1) Variabel Kualitas Produk (X1)
Transformasi variabel Kualitas Produk (X1) dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5
berikut :
Tabel 4.5 Transformasi Variabel Kualitas Produk (X1)
Alternatif Jawaban Skala Ordinal Skala Interval Sangat Tidak Setuju 1 0,0000
Tidak Setuju 2 1,0000 Cukup Setuju 3 1,9019
Setuju 4 3,3032 Sangat Setuju 5 4,4736
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
2) Variabel Persepsi Harga (X2)
Transformasi variabel Persepsi Harga (X2) dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6
berikut :
Tabel 4.6 Transformasi Variabel Persepsi Harga (X2)
Alternatif Jawaban Skala Ordinal Skala Interval Sangat Tidak Setuju 1 0,0000
Tidak Setuju 2 1,0000 Cukup Setuju 3 2,6378
Setuju 4 3,9578 Sangat Setuju 5 5,0937
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
3) Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Transformasi variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat ditunjukkan pada Tabel
4.7 berikut :
Tabel 4.7 Transformasi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Page 14
14
Alternatif Jawaban Skala Ordinal Skala Interval Sangat Tidak Setuju 1 0,0000
Tidak Setuju 2 1,0000 Cukup Setuju 3 2,3263
Setuju 4 3,9161 Sangat Setuju 5 4,5956
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Hasil uji validitas variabel Kualitas Produk (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X 1)
Butir
Pernyataan Corrected Item-
Total Correlation
(r hitung)
r tabel dengan αααα 0,05 (30 – 2 =28)
Kesimpulan
Butir Nomor 1 0,510 0,2407 0,510 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 2 0,346 0,2407 0,346 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 3 0,384 0,2407 0,346 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 4 0,430 0,2407 0,430 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 5 0,434 0,2407 0,434 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 6 0,288 0,2407 0,288 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 7 0,407 0,2407 0,407 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 8 0,520 0,2407 0,520 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 9 0,612 0,2407 0,612 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 10 0,632 0,2407 0,632 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 11 0,512 0,2407 0,512 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 12 0,409 0,2407 0,409 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 13 0,416 0,2407 0,416 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 14 0,352 0,2407 0,352 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 15 0,334 0,2407 0,334 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 16 0,388 0,2407 0,388 > 0,2407 = Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Page 15
15
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa corrected item-total
correlation atau korelasi skor butir nomor 1 sampai dengan butir nomor 16 pada
variabel Kualitas Produk (X1) lebih besar dari r tabel dimana r tabel diperoleh dari df
= jumlah kasus – 2 = 30 – 2 = 28 = 0,2407. Dengan demikian butir-butir pernyataan
pada variabel Kualitas Produk (X1) adalah valid.
Hasil uji validitas variabel Persepsi Harga (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.9
dibawah ini :
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Harga (X2)
Butir
Pernyataan Corrected Item-
Total Correlation
(r hitung)
r tabel dengan αααα 0,05 (30 – 2 =28)
Kesimpulan
Butir Nomor 1 0,415 0,2407 0,415 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 2 0,593 0,2407 0,593 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 3 0,407 0,2407 0,407 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 4 0,407 0,2407 0,407 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 5 0,377 0,2407 0,377 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 6 0,342 0,2407 0,342 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 7 0,352 0,2407 0,352 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 8 0,438 0,2407 0,438 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 9 0,412 0,2407 0,412 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 10 0,278 0,2407 0,278 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 11 0,289 0,2407 0,289 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 12 0,338 0,2407 0,289 > 0,2407 = Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Page 16
16
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa corrected item-total
correlation atau korelasi skor butir nomor 1 sampai dengan butir nomor 12 pada
variabel Persepsi Harga (X2) lebih besar dari r tabel dimana r tabel diperoleh dari df
= jumlah kasus – 2 = 30 – 2 = 28 = 0,2407. Dengan demikian butir-butir pernyataan
pada variabel Persepsi Harga (X2) adalah valid.
Hasil uji validitas variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat dilihat pada Tabel
4.10 dibawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Butir
Pernyataan Corrected Item-
Total Correlation
(r hitung)
r tabel dengan αααα 0,05 (30 – 2 =28)
Kesimpulan
Butir Nomor 1 0,686 0,2407 0,686 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 2 0,484 0,2407 0,484 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 3 0,611 0,2407 0,611 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 4 0,720 0,2407 0,720 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 5 0,402 0,2407 0,402 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 6 0,501 0,2407 0,501 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 7 0,656 0,2407 0,656 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 8 0,611 0,2407 0,611 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 9 0,340 0,2407 0,340 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 10 0,388 0,2407 0,388 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 11 0,523 0,2407 0,523 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 12 0,400 0,2407 0,400 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 13 0,590 0,2407 0,590 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 14 0,455 0,2407 0,455 > 0,2407 = Valid Butir Nomor 15 0,574 0,2407 0,574 > 0,2407 = Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa corrected item-total
correlation atau korelasi skor butir nomor 1 sampai dengan butir nomor 15 pada
variabel Keputusan Pembelian (Y) lebih besar dari r tabel dimana r tabel diperoleh
dari df = jumlah kasus – 2 = 30 – 2 = 28 = 0,2407. Dengan demikian butir-butir
pernyataan pada variabel Keputusan Pembelian (Y) adalah valid.
Page 17
17
2) Uji Reliabilitas
Setelah semua butir pernyataan valid maka uji selanjutnya adalah menguji
reliabilitas kuesioner tersebut. Adapun hasil uji reliabilitas data variabel Kualitas
Produk (X1), Persepsi Harga (X2) dan Keputusan Pembelitan (Y) dapat dilihat pada
Tabel 4.11 dibawah ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk (X 1), Persepsi Harga (X2) dan Keputusan Pembelitan (Y)
Variabel Cronbach
Alpha (r hitung)
r tabel dengan αααα 0,05 (30 – 2 =28)
Kesimpulan
Kualitas Produk (X1) 0,826 0,2407 0,826 > 0,2407 = Reliabel Persepsi Harga (X2) 0,745 0,2407 0,745 > 0,2407 = Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0,873 0,2407 0,873 > 0,2407 = Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui Cronbach Alpha (ralpha) variabel
Kualitas Produk (X1) adalah 0,826, ralpha variabel Persepsi Harga (X2) adalah 0,745
dan ralpha variabel Keputusan Pembelian (Y) adalah 0,873. Maka ralpha lebih besar dari
r tabel dimana r tabel diperoleh dari df = jumlah kasus – 2 = 30 – 2 = 28 = 0,2407.
Dengan demikian butir-butir pernyataan variabel Kualitas Produk (X1), Persepsi
Harga (X2) dan Keputusan Pembelian (Y) dalam kuesioner reliabel. Jadi, kuesioner
telah dinyatakan valid dan reliabel. Kuesioner tersebut sudah layak disebarkan
kepada responden untuk mengadakan penelitian.
4.5. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dengan menggunakan Q-Q Plot pada variabel Kualitas
Produk (X1) dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut :
Page 18
18
30 40 50 60 70
Observed Value
-4
-2
0
2
4
Exp
ecte
d N
orm
al
Normal Q-Q Plot of Kualitas_Produk
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Gambar 4.2
Q-Q Plot Variabel Kualitas Produk (X1)
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa kumpulan titik-titik
mendekati suatu garis lurus, maka asumsi normalitas dapat diperoleh. Ini berarti data
variabel Kualitas Produk (X1) berdistribusi normal.
Sedangkan hasil uji normalitas dengan menggunakan Q-Q Plot pada variabel
Persepsi Harga (X2) dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut :
Page 19
19
30 40 50 60
Observed Value
-3
-2
-1
0
1
2
Exp
ecte
d N
orm
al
Normal Q-Q Plot of Persepsi_Harga
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Gambar 4.3 Q-Q Plot Variabel Persepsi Harga (X2)
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa kumpulan titik-titik
mendekati suatu garis lurus, maka asumsi normalitas dapat diperoleh. Ini berarti data
variabel Persepsi Harga (X2) berdistribusi normal.
Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan Q-Q Plot pada variabel
Keputusan Pembelian (Y) dapat dilihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut :
Page 20
20
40 50 60 70
Observed Value
-3
-2
-1
0
1
2
Exp
ecte
d N
orm
al
Normal Q-Q Plot of Keputusan_Pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Gambar 4.4 Q-Q Plot Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa kumpulan titik-titik
mendekati suatu garis lurus, maka asumsi normalitas dapat diperoleh. Ini berarti data
variabel Keputusan Pembelian (Y) berdistribusi normal.
Page 21
21
2) Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
22,713 3,384 6,711 ,000
,463 ,056 ,588 8,200 ,000 ,884 1,131
,244 ,058 ,302 4,208 ,000 ,884 1,131
(Constant)
Kualitas_Produk
Persepsi_Harga
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Keputusan_Pembeliana.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas maka dapat dijelaskan bahwa nilai Variance
Inflation Factor (VIF) yaitu 1,131. Dengan demikian, nilai VIF tidak lebih dari 10
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut :
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Regr
essi
on S
tude
ntiz
ed R
esid
ual
Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Page 22
22
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas maka dapat dijelaskan bahwa pada gambar
Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data tidak berpola. Maka model
regresi linier berganda terbebas dari persoalan heteroskedastisitas dan layak
digunakan dalam penelitian.
4.6. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dibuat dengan suatu kriteria mengenai arti nilai
variabel Kualitas Produk (X1), Persepsi Harga (X2) dan Keputusan Pembelian (Y).
Untuk menentukan kriteria tersebut digunakan rumus Sturges untuk menghitung
jumlah kelas (k) dan lebar kelas (I), dimana jumlah kelas (k) telah ditentukan terlebih
dahulu sebanyak 5 kelas, yaitu :
1) Sangat Buruk
2) Buruk
3) Cukup
4) Baik
5) Sangat Baik
Adapun rumus Sturges untuk lebar kelas (I) yaitu :
I = (Xmax – Xmin) / k
Untuk variabel Kualitas Produk (X1), Persepsi Harga (X2) dan Keputusan
Pembelian (Y) menggunakan nilai baru pada skala interval (bukan skala ordinal).
Dengan demikian, kriteria jawaban untuk masing-masing variabel tersebut dapat
disajikan pada Tabel 4.13 sebagai berikut :
Page 23
23
Tabel 4.13 Interpretasi Nilai Variabel Kualitas Produk (X 1),
Persepsi Harga (X2) dan Keputusan Pembelian (Y)
Interval Variabel Kriteria Kualitas Produk
(X1) Persepsi Harga
(X2) Keputusan
Pembelian (Y) 0,000 – 0,895 0,000 – 1,019 0,000 – 0,919 Sangat Buruk 0,896 – 1,791 1,020 – 2,039 0,920 – 1,839 Buruk 1,792 – 2,687 2,040 – 3,059 1,840 – 2,759 Cukup 2,688 – 3,583 3,060 – 4,079 2,760 – 3,679 Baik 3,584 – 4,479 4,080 – 5,099 3,680 – 4,599 Sangat Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013) Rata-rata variabel variabel Kualitas Produk (X1), Persepsi Harga (X2) dan
Keputusan Pembelian (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut :
Tabel 4.14 Rata-rata variabel variabel Kualitas Produk (X1), Persepsi Harga (X2) dan Keputusan Pembelian (Y)
Descriptive Statistics
100 3,400202 ,4607255
100 3,970199 ,5975449
100 3,970220 ,3868529
100
Kualitas_Produk
Persepsi_Harga
Keputusan_Pembelian
Valid N (listwise)
N Mean Std. Deviation
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (2013)
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) pada
variabel Kualitas Produk (X1) sebesar 3,400202 dimana mengacu pada Tabel 4.13,
maka dapat dikatakan Kualitas Produk (X1) termasuk kategori baik. Untuk variabel
Persepsi Harga (X2) menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,970199 maka
termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk variabel Keputusan Pembelian (Y)
menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,970220 maka termasuk dalam kategori
sangat baik. Adapun nilai standard deviation pada masing-masing variabel yaitu
Kualitas Produk (X1), Persepsi Harga (X2) dan Keputusan Pembelian (Y)
menunjukkan nilai yang cenderung kecil.
Page 24
24
4.7. Uji Korelasi
Hasil uji koefisien korelasi antar variabel bebas dengan variabel terikat dapat
dilihat pada Tabel 5.15 sebagai berikut :
Tabel 5.15 Koefisien Korelasi
Correlations
1 ,341** ,691**
. ,001 ,000
100 100 100
,341** 1 ,503**
,001 . ,000
100 100 100
,691** ,503** 1
,000 ,000 .
100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Kualitas_Produk
Persepsi_Harga
Keputusan_Pembelian
Kualitas_Produk
Persepsi_Harga
Keputusan_Pembelian
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Berdasarkan Tabel 5.15 di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengaruh Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah kuat
dan positif dengan koefisien korelasi 0,691. Artinya semakin baik kualitas
produk maka semakin tinggi keputusan pembelian produk sepatu Tomkins.
2) Pengaruh Persepsi Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah cukup
kuat dan positif dengan koefisien korelasi 0,503. Artinya semakin baik persepsi
harga maka semakin tinggi keputusan pembelian produk sepatu Tomkins.
4.8. Uji Regresi
1) Pengaruh Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Pengaruh Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) secara
terinci dapat dilihat pada Tabel 4.16 dibawah ini :
Page 25
25
Tabel 4.16 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R Square)
Model Summary
,691a ,478 ,473 4,2140027Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kualitas_Produka.
Dari Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh Kualitas Produk (X1)
terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah kuat yaitu dengan koefisien korelasi
sebesar R = 0,691. Ini dapat diartikan bahwa kualitas produk yang baik akan
meningkatkan keputusan pembelian produk sepatu Tomkins.
Adapun pengaruh variabel Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yaitu R2 = 0,478 atau
47,8%, sedangkan sisanya sebanyak 52,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
misalnya diskon harga, promosi, desain produk dan sebagainya.
Hasil persamaan regresi sederhana dan hasil uji t terhadap koefisien regresi
dapat disajikan pada Tabel 4.17 sebagai berikut :
Tabel 4.17 Hasil Persamaan Regresi Sederhana dan Uji t
Coefficientsa
29,946 3,154 9,495 ,000
,544 ,057 ,691 9,472 ,000
(Constant)
Kualitas_Produk
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keputusan_Pembeliana.
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa hasil persamaan regresi
sederhana pengaruh variabel Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian
(Y) dapat dinyatakan dalam persamaan matematik yaitu :
Y = 29,946 + 0,544 X1
Page 26
26
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Kualitas Produk
Dari persamaan regresi berganda tersebut di atas dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Jika tidak ada variabel Kualitas Produk (X1) maka variabel Keputusan Pembelian
(Y) hanya mencapai 29,946.
b) Jika variabel Kualitas Produk (X1) meningkat sebesar satu skor maka akan
meningkatkan skor variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,544.
Hasil uji t terhadap koefisien regresi b1 (Kualitas Produk) menunjukkan tb1 =
9,472 (Sig. = 0,000). Hasil t tabel untuk n – k = 100 - 2 = 98 dengan derajat
kepercayaan 95,0% uji dua arah diperoleh t tabel 1,980. Berarti t hitung untuk
variabel Kualitas Produk (X1) lebih besar dari t tabel (9,472 > 1,980). Begitu juga
dengan nilai probabilitasnya, di mana nilai signifikan (sig.) sebesar 0,000 < 0,05.
Oleh karena itu koefisien regresi Kualitas Produk (X1) adalah signifikan. Dengan
demikian pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk sepatu
Tomkins adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ho dan
terima Ha :
Ho : b1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian produk sepatu Tomkins. (Ditolak)
Ha : b1 ≠ 0 Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
produk sepatu Tomkins. (Diterima)
Page 27
27
2) Pengaruh Persepsi Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Pengaruh Persepsi Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) secara
terinci dapat dilihat pada Tabel 4.18 dibawah ini :
Tabel 4.18 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R Square)
Model Summary
,503a ,253 ,245 5,0423862Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Persepsi_Hargaa.
Dari Tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh Persepsi Harga (X2)
terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah cukup kuat yaitu dengan koefisien
korelasi sebesar R = 0,503. Ini dapat diartikan bahwa persepsi harga yang baik akan
meningkatkan keputusan pembelian produk sepatu Tomkins.
Adapun pengaruh variabel Persepsi Harga (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yaitu R2 = 0,253 atau
25,3%, sedangkan sisanya sebanyak 74,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
misalnya kualitas produk, promosi, desain produk dan sebagainya misalnya kualitas
produk, promosi, desain produk dan sebagainya.
Hasil persamaan regresi sederhana dan hasil uji t terhadap koefisien regresi
dapat disajikan pada Tabel 4.19 sebagai berikut :
Tabel 4.19 Hasil Persamaan Regresi Sederhana dan Uji t
Coefficientsa
40,178 3,405 11,801 ,000
,407 ,071 ,503 5,754 ,000
(Constant)
Persepsi_Harga
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keputusan_Pembeliana.
Page 28
28
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa hasil persamaan regresi
sederhana pengaruh variabel Persepsi Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
dapat dinyatakan dalam persamaan matematik yaitu :
Y = 40,178 + 0,407 X2
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
X2 = Persepsi Harga
Dari persamaan regresi sederhana tersebut di atas dapat diuraikan sebagai
berikut :
a) Jika tidak ada variabel Persepsi Harga (X2) maka variabel Keputusan Pembelian
(Y) hanya mencapai 40,178.
b) Jika variabel Persepsi Harga (X2) meningkat sebesar satu skor maka akan
meningkatkan skor variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,407.
Hasil uji t terhadap koefisien regresi b2 (Persepsi Harga) menunjukkan tb2 =
5,754 (Sig. = 0,000). Hasil t tabel untuk n – k = 100 - 2 = 98 dengan derajat
kepercayaan 95,0% uji dua arah diperoleh t tabel 1,980. Berarti t hitung untuk
variabel Persepsi Harga (X2) lebih besar dari t tabel (5,754 > 1,980). Begitu juga
dengan nilai probabilitasnya, di mana nilai signifikan (sig.) sebesar 0,000 < 0,05.
Oleh karena itu koefisien regresi Persepsi Harga (X2) adalah signifikan. Dengan
demikian pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian produk sepatu
Tomkins adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ho dan
terima Ha :
Ho : b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan
pembelian produk sepatu Tomkins. (Ditolak)
Page 29
29
Ha : b2 ≠ 0 Terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian
produk sepatu Tomkins. (Diterima)
3) Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Persepsi Harga (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
Pengaruh Kualitas Produk (X1) dan Persepsi Harga (X2) secara bersama
terhadap Keputusan Pembelian (Y) secara terinci dapat dilihat pada Tabel 4.20 :
Tabel 4.20 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R Square)
Model Summary
,747a ,559 ,549 3,8950892Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Persepsi_Harga, Kualitas_Produk
a.
Dari Tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh Kualitas Produk (X1)
dan Persepsi Harga (X2) secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian (Y)
adalah sangat kuat yaitu dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,747. Ini dapat
diartikan bahwa kualitas produk dan persepsi harga yang baik akan meningkatkan
keputusan pembelian produk sepatu Tomkins.
Adapun pengaruh kedua variabel Kualitas Produk (X1) dan Persepsi Harga
(X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) dapat ditunjukkan oleh koefisien
determinasi yaitu R2 = 0,559 atau 55,9%, sedangkan sisanya sebanyak 44,1 %
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain pelayanan, diskon harga, promosi, desain produk
dan sebagainya diskon harga, promosi, desain produk dan sebagainya.
Hasil persamaan regresi berganda dan hasil uji t terhadap masing-masing
koefisien regresi dapat disajikan pada Tabel 4.21 sebagai berikut :
Page 30
30
Tabel 4.21 Hasil Persamaan Regresi Berganda dan Uji t
Coefficientsa
22,713 3,384 6,711 ,000
,463 ,056 ,588 8,200 ,000
,244 ,058 ,302 4,208 ,000
(Constant)
Kualitas_Produk
Persepsi_Harga
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keputusan_Pembeliana.
Berdasarkan Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa hasil persamaan regresi
berganda pengaruh variabel Kualitas Produk (X1) dan Persepsi Harga (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) dapat dinyatakan dalam persamaan matematik yaitu :
Y = 22,713 + 0,463 X1 + 0,244 X2
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Kualitas Produk
X2 = Persepsi Harga
Dari persamaan regresi berganda tersebut di atas dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Jika tidak ada variabel Kualitas Produk (X1) dan Persepsi Harga (X2) maka
variabel Keputusan Pembelian (Y) mencapai 22,713.
b. Jika hanya ada variabel Kualitas Produk (X1) saja tanpa adanya variabel
Persepsi Harga (X2 = 0), maka setiap peningkatan variabel Kualitas Produk (X1)
satu skor saja akan meningkatkan skor variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar
0,463.
c. Jika hanya ada variabel Persepsi Harga (X2) saja tanpa adanya variabel
Kualitas Produk (X1 = 0), maka setiap peningkatan variabel Persepsi Harga (X2)
Page 31
31
satu skor saja akan meningkatkan skor variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar
0,244.
Hasil uji t terhadap koefisien regresi b1 (Kualitas Produk) dan b2 (Persepsi
Harga) menunjukkan tb1 = 8,200 (Sig. = 0,000) dan tb2 = 4,208 (Sig.= 0,000). Hasil t
tabel untuk n – k = 100 - 3 = 97 dengan derajat kepercayaan 95,0% uji dua arah
diperoleh t tabel 1,980. Berarti t hitung untuk variabel Kualitas Produk (X1) lebih
besar dari t tabel (8,200 > 1,980), demikian pula untuk t hitung variabel Persepsi
Harga (X2) lebih besar dari t tabel (4,208 > 1,980). Begitu juga dengan nilai
probabilitasnya, di mana nilai signifikan (sig.) variabel Kualitas Produk (X1) dan
Persepsi Harga (X2) sebesar 0,000 < 0,05. Oleh karena itu koefisien regresi Kualitas
Produk (X1) dan Persepsi Harga (X2) adalah signifikan. Maka pengaruh Kualitas
Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) produk sepatu Tomkins adalah
signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tolak Ho dan terima Ha
Ho : b1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian produk sepatu Tomkins. (Ditolak)
Ha : b1 ≠ 0 Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
produk sepatu Tomkins. (Diterima)
Begitu pula dengan pengaruh Persepsi Harga (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) produk sepatu Tomkins adalah signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tolak Ho dan terima Ha :
Ho : b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian
produk sepatu Tomkins. (Ditolak)
Ha : b2 ≠ 0 Terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian
produk sepatu Tomkins. (Diterima)
Page 32
32
Hasil uji F terhadap koefisien regresi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.22
sebagai berikut :
Tabel 4.22 Hasil Uji F
ANOVAb
1861,911 2 930,955 61,361 ,000a
1471,657 97 15,172
3333,568 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Persepsi_Harga, Kualitas_Produka.
Dependent Variable: Keputusan_Pembelianb.
Berdasarkan Tabel 4.22 di atas hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar
61,361 dan nilai F tabel (derajat bebas pembilang (k – 1) = 3 – 1 = 2 ; derajat
penyebut (n – k) = 100 – 3 = 97) dengan derajat kesalahan 5% sebesar 3,09. Dengan
demikian nilai F hitung > nilai F tabel (61,361 > 3,09). Begitu juga dengan nilai
probabilitasnya, di mana nilai signifikan (sig.) sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri
dari variabel kualitas produk dan persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian produk sepatu Tomkins. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tolak Ho dan terima Ha :
Page 33
33
Ho : b1 dan b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh kualitas produk dan persepsi harga
secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk
sepatu Tomkins. (Ditolak)
Ha : b1 dan b2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh kualitas produk dan persepsi harga secara
bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk sepatu
Tomkins. (Diterima)
Hasil pengolahan data penelitian dapat direkapitulasi pada Tabel 4.23 sebagai
berikut :
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Penelitian
Model Koefisien Korelasi
(R)
Koefisien Determinasi
(R2)
Persamaan Regresi Uji t Uji F
X1 → Y 0,691 0,478 atau 47,8%
Y = 29,946 + 0,544 X1 9,472 > 1,980 → Signifikan
-
X2 → Y 0,503 0,253 atau 25,3%
Y = 40,178 + 0,407 X2
5,754 > 1,980 → Signifikan
-
X1 dan X2 → Y 0,747 0,559 atau 55,9%
Y = 22,713 + 0,463 X1 + 0,244 X2
� 8,200 > 1,980) → Signifikan
� (4,208 > 1,980) → Signifikan
61,361 > 3,09 → Signifikan
Hasil rekapitulasi tersebut dapat digambarkan pada Gambar 4.6 sebagai berikut :
Kualitas Produk (X1)
Keputusan Pembelian (Y)
Persepsi Harga (X2)
R2 = 47,8%
Page 34
34
Gambar 4.6
Hasil Penelitian
4.9. Pembahasan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data maka pembahasan
pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan tanggapan responden terhadap kualitas produk menunjukkan bahwa
nilai rata-rata dimensi yang paling tinggi adalah dimensi fitur indikator fungsi
dasar dengan pernyataan ”Produk sepatu Tomkins memiliki fitur yang beragam
atau berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk” dan dari dimensi
keandalan indikator kerusakan rendah dengan pernyataan “Produk sepatu
Tomkins merupakan produk dengan tingkat kerusakan (cacat) yang rendah”.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa keputusan pembelian produk sepatu
Tomkins akan meningkat apabila kualitas produk meningkat dari fitur dasar
produk dan tingkat kerusakan yang rendah. Sedangkan tanggapan responden
terhadap kualitas produk menunjukkan bahwa nilai rata-rata dimensi yang paling
rendah adalah dimensi bentuk indikator ukuran dengan pernyataan “Produk
sepatu Tomkins memiliki model dalam berbagai ukuran”. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa keputusan pembelian produk sepatu Tomkins akan
meningkat apabila kualitas produk meningkat dari bentuk ukuran sepatu
Tomkins.
R2 = 25,3%
R2 = 55,9%
Page 35
35
2. Berdasarkan tanggapan responden terhadap persepsi harga menunjukkan bahwa
nilai rata-rata dimensi yang paling tinggi adalah dimensi persepsi biaya yang
dikeluarkan indikator efek ekuitas merek dengan pernyataan “Produk sepatu
Tomkins memiliki ekuitas merek yang kuat”. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa keputusan pembelian produk sepatu Tomkins akan meningkat apabila
persepsi harga meningkat dari efek ekuitas merek yang baik. Sedangkan
tanggapan responden terhadap persepsi harga menunjukkan bahwa nilai rata-rata
dimensi yang paling rendah adalah dimensi persepsi biaya yang dikeluarkan
indikator kewajaran harga dengan pernyataan “Harga produk sepatu Tomkins
kompetitif atau bersaing dengan harga sepatu lainnya”. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa keputusan pembelian produk sepatu Tomkins akan
meningkat apabila persepsi harga meningkat dari persepsi harga produk sepatu
Tomkins yang wajar.
3. Berdasarkan tanggapan responden terhadap keputusan pembelian menunjukkan
bahwa nilai rata-rata dimensi yang paling tinggi adalah dimensi pandangan sosial
indikator kepercayaan diri dengan pernyataan “Anda sebagai konsumen merasa
lebih percaya diri dengan menggunakan sepatu Tomkins”. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa keputusan pembelian produk sepatu Tomkins akan
meningkat karena adanya kepercayaan diri. Sedangakan tanggapan responden
terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa nilai rata-rata dimensi yang
paling rendah adalah dimensi risiko yang dirasa indikator risiko keuangan dengan
pernyataan “Anda sebagai konsumen merasakan adanya risiko keuangan dalam
membeli produk sepatu Tomkins”. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
keputusan pembelian produk sepatu Tomkins akan meningkat apabila adanya
risiko keuangan yang rendah.
Page 36
36
4. Pengaruh variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk sepatu
Tomkins adalah kuat dan signifikan dengan kontribusi pengaruh sebesar 47,8%,
sedangkan sisanya sebanyak 52,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas
produk sepatu Tomkins, maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian
konsumen terhadap produk sepatu Tomkinz. Kualitas produk merupakan variabel
yang paling dominan atau besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
konsumen, sehingga perusahaan harus dapat lebih mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk agar keputusan pembelian konsumen pada produk
sepatu Tomkins juga dapat meningkat.
5. Pengaruh variabel persepsi harga terhadap keputusan pembelian produk sepatu
Tomkins adalah cukup kuat dan signifikan dengan kontribusi pengaruh sebesar
25,3%, sedangkan sisanya sebanyak 74,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat persepsi harga sepatu Tomkins, maka akan semakin tinggi pula keputusan
pembelian konsumen terhadap produk sepatu Tomkinz. Meskipun persepsi harga
memiliki pengaruh yang kecil terhadap keputusan pembelian konsumen, namun
perusahaan juga harus dapat lebih mempertahankan dan meningkatkan persepsi
harga agar keputusan pembelian konsumen pada produk sepatu Tomkins juga
dapat meningkat.
6. Pengaruh variabel kualitas produk dan persepsi harga secara simultan terhadap
keputusan pembelian produk sepatu Tomkins adalah kuat dan signifikan dengan
kontribusi pengaruh sebesar 55,9%, sedangkan sisanya sebanyak 44,1 %
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini
berarti semakin tinggi kualitas produk dan tingkat persepsi harga sepatu
Page 37
37
Tomkins, maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen
terhadap produk sepatu Tomkins.