-
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum
Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman
kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal
ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun
1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti
yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor seperti
perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang
menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan
pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal
di
Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
a. Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
b. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I.
c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa
Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
Perang
Dunia II.
-
48
f. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin
tidak aktif.
g. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
h. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh
Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT
Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat
Berharga Syariah Negara.
i. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrument
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
j. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES
87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
k. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar
Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat
meningkat.
l. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
m. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal.
n. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
o. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT
BEJ.
p. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
-
49
q. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No.
8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
r. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
s. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)
mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
t. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
jauh
(remote trading).
u. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
v. 02 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT
Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG.1
B. Gambaran Umum Perusahaan yang dijadikan Sampel
1. PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM0
PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) adalah sebuah merek atau
perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Perusahaan
rokok ini
merupakan peringkat kelima tertua dan terbesar di Indonesia
(setelah
Djarum) dalam produksi rokok kretek. PT Gudang Garam Tbk.
mempunyai
visi menjadi perusahan besar yang terpandang, menguntungkan
dan
memiliki peran dominan dalam industry rokok domestik.
PT Gudang Garam Tbk. listing di Bursa Efek Indonesia pada 27
Agustus 1990 dengan klasifikasi rokok. Modal dasarnya Rp
109,673,016,000,000,- dan modal disetor Rp 1,924,088,000,-
dengan harga
perdana yaitu Rp 2,224.390,-. Kantor pusat beralamat di Jl.
Semampir II/1
Kediri 64121, Indonesia. Dengan kedudukan tertinggi sebagai
berikut:
Presiden Komisaris Independen: Juni Setiawati Wonowidjojo;
Komisaris
Independen: Yudiono Muktiwidjojo dan Frank W. van Gelder;
Komisaris:
Lucas Mulia Suhardja; Presiden Direktur: Susilo Wonowidjojo;
Direktur:
1 www.Idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone, diakses
tanggal 2 November 2018,pukul 09.39.
-
50
Heru Budiman, Herry Susianto, Buana Susilo, Istata Taswin
Siddharta,
Lengga Nurullah, dan Sony Sasono Rahmadi.2
Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie.
Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua
puluh
tahun, Ing Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik
rokok
Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa
Timur
pada waktu itu. Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93.
Dia
membeli tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri,
diawali
dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah
dua tahun
berjalan Ing Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik
Rokok
Tjap Gudang Garam.
PT Gudang Garam Tbk. tidak mendistribusikan produknya secara
langsung melainkan melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada
pedagang
eceran kemudian baru ke konsumen atau produsen.
Gudang Garam menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 43 ribu
orang yang sebagian besar terlibat dalam produksi rokok,
termasuk sigaret
kretek tangan dan operator mesin produksi, serta kegiatan
operasional
lainnya seperti distribusi, penjualan dan pemasaran. Gudang
Garam secara
tidak langsung juga mendukung penciptaan lapangan kerja, bagi
kurang
lebih empat juta komunitas di sektor perkebunan tembakau dan
cengkeh
yang menyediakan bahan baku bagi Perseroan, serta sektor
distribusi seperti
pengecer dan pedagang asongan yang tersebar di seluruh
Indonesia. Industri
rokok sendiri, termasuk Perseroan, merupakan sumber utama
pendapatan
cukai dan pajak bagi negara.
Gudang Garam memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua
lokasi.
Pertama, di kota Kediri, dengan jumlah penduduk 249 ribu jiwa
yang
merupakan pusat perdagangan regional yang ramai sekaligus lokasi
kantor
pusat Perseroan. Fasilitas produksi kedua berjarak 130 kilometer
dari kota
ini, tepatnya di Gempol. Dari kedua fasilitas produksi ini
Perseroan mampu
2 https://www.idnfinancials.com/id/GGRM/PT-Gudang-Garam-Tbk,
diakses tanggal 2November 2018, pukul 09.47.
-
51
memenuhi permintaan produk rokok di masa mendatang.
Perseroan
memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah
tar dan
nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan.
Gudang Garam
memiliki fasilitas percetakan kemasan rokok, dan di samping itu
juga
memiliki tiga anak perusahaan utama yaitu PT Surya Pamenang,
yang
memproduksi kertas karton untuk kemasan rokok Gudang Garam, PT
Surya
Madistrindo, sebagai distributor tunggal produk Perseroan, dan
PT Surya
Air sebagai penyedia layanan jasa penerbangan tidak
berjadwal.3
PT Gudang Garam Tbk mampu mencatat pertumbuhan kinerja solid
pada 2015. Manajemen perseroan berhasil mengatasi kenaikan
beban
operasional sehingga laba tetap tumbuh. Selain itu, kinerja
keuangan
GGRM yang solid juga didukung oleh meningkatnya permintaan
terhadap
produk rokok perseroan. GGRM memiliki konsumen loyal
sehingga
perlambatan ekonomi domestik tidak menghalangi pertumbuhan
penjualan
perseroan. Kinerja keuangan perseroan yang tumbuh ikut berdampak
positif
terhadap harga saham GGRM di bursa. Menurut data Bursa Efek
Indonesia
(BEI), harga saham GGRM untuk periode 30 Desember 2015 - 30
Desember 2016 naik Rp8.900 (16,18%) dari harga penutupan
sebesar
Rp55.000 menjadi Rp63.900 per unit. Harga saham GGRM terus
mengalami kenaikan untuk periode 30 Desember 2016 - 29 Desember
2107
dari harga penutupan sebesar Rp63.900 menjadi Rp83.800, naik
Rp19.000
(31,14%).4
2. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP)
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) adalah perusahaan
rokok terbesar di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya,
Jawa
Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang
dimiliki
keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan
mayoritasnya
berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan
rokok terbesar
di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang
melebihi 90
3 Https://www.gudanggaramtbk.com/tentang-kami/, diakses tanggal
2 November 2018,pukul 10.02.
4 www.Idx.co.id, diakses tanggal 21 November 2018, pukul
16.46.
-
52
tahun. Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji
Sam Soe
dan A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan
sejak masa
awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga
terkenal karena
iklannya yang kreatif di media massa.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. listing di Bursa Efek
Indonesia
pada 15 Agustus 1990 dengan klasifikasi rokok. Modal dasarnya
Rp
186,277,500,000,000,- dan modal disetor Rp 4,383,000,000,-
dengan harga
perdana yaitu Rp 8,432.540,-. Kantor pusat beralamat di One
Pacific Place,
Lantai 18 Sudirman Central Business District (SCBD) Jl.
Jenderal
Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia. Dengan
kedudukan
tertinggi sebagai berikut: Presiden Komisaris Independen: John
Gledhill
dan Wayan Mertasana Tantra (Wakil); Komisaris Independen: Goh
Kok
Ho dan Raden Agus Permana Agung Dradjattun; Komisaris: Niken
Krisnawati Rachmad dan, Yos Adiguna Ginting; Presiden
Direktur:
Mindaugas Trumpaitis; Direktur: Elvira Lianita, Ingo Rose, Ivan
Cahyadi,
Michael Scharer, Troy J Modlin, dan William Reilly Giff;
Direktur
Independen: Johannes B. Wardhana.5
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna)
tidak
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya.
Pada tahun
1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat
dan
menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya,
Indonesia.
Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan
pertama
yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok
putih
secara komersil, dan tak lama kemudian popularitas rokok kretek
tumbuh
dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti
nama
keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang
berarti
”kesempurnaan”.
Pada masa Perang Dunia II dan penjajahan Jepang, Liem Seeng
Tee
ditahan dan perusahaannya ditutup oleh penjajah. Namun pada
tahun 1959,
5https://www.idnfinancials.com/id/HMSP/pt-hanjaya-mandala-sampoerna-tbk,
diaksestanggal 3 November 2018, pukul 19.34.
-
53
tiga tahun setelah Liem Seeng Tee wafat dan setelah perang
kemerdekaan
berakhir pada akhir tahun 1950-an, perusahaan Liem Seeng Tee
kembali
terancam bangkrut. Pada tahun tersebut, Aga Sampoerna (putera
kedua
Liem Seeng Tee), ditunjuk untuk menjalankan perusahaan
keluarga
Sampoerna dan berhasil membangun kembali perusahaan tersebut.
Generasi
ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih
kemudi
perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, PT HM
Sampoerna
berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990
dengan
struktur usaha modern dan memulai masa investasi dan
ekspansi.
Selanjutnya PT HM Sampoerna berhasil memperkuat posisinya
sebagai
salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia.
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris
International Inc. (PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka
di dunia.
Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia (PMID),
afiliasi
dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.
Jajaran
Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan
profesional
Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan
menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap
menjaga
tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya
sejak hampir
seabad lalu.
Kelompok merek Sampoerna A yang dikenal sebagai merek
unggulan
di Indonesia berhasil menyumbangkan pertumbuhan volume tertinggi
dalam
portofolio merek kami dengan 6.4 miliar batang, atau tumbuh
18.1% dari
tahun sebelumnya. Sampoerna terus berinvestasi pada warisan dan
citra
premium Dji Sam Soe, yang dikenal sebagai “Raja Kretek” dan
merek SKT
unggulan, yang mencatat pertumbuhan volume 4.3% atau naik
sebanyak 0.9
miliar batang. Kami kembali meluncurkan sejumlah produk inovatif
bagi
perokok dewasa, dan tahun lalu memperkenalkan Dji Sam Soe Plus,
Dji
Sam Soe Magnum, Marlboro, Marlboro Ice Blast, dan U Mild.
Kegiatan usaha Sampoerna memberikan lapangan kerja secara
keseluruhan bagi 89,500 orang. Angka tersebut meliputi sekitar
61,000
-
54
orang yang merupakan pekerja dari 38 unit Mitra Produksi Sigaret
yang
berlokasi di 27 kabupaten di Pulau Jawa.6 Menurut data Bursa
Efek
Indonesia (BEI), harga saham HMSP untuk periode 30 Desember 2015
- 30
Desember 2016 mengalami kenaikan Rp70 (1,86%) dari harga
penutupan
sebesar Rp3.760 menjadi Rp3.830 per unit. Harga saham HMSP
juga
mengalami kenaikan untuk periode 30 Desember 2016 - 29 Desember
2107
dari harga penutupan sebesar Rp3.830 menjadi Rp4.730, naik
Rp900
(23,50%).7 PT Hanjaya Mandala Sampoerna mampu mempertahankan
kinerja yang meningkat meski tipis. Salah satu faktornya adalah
potensi
kenaikan cukai rokok yang berimbas pada harga jual rokok,
sehingga harga
saham HMSP masih fluktuatif.
3. PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA)
PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) adalah
perusahaan
rokok terbesar kedua di Indonesia yang didirikan pada 19 Januari
1979.
Pada 17 Juni 2009, perusahaan ini diakuisisi oleh British
American
Tobacco, perusahaan rokok terbesar kedua di dunia dengan saham
85%.
Kemudian pada 25 Agustus 2009, BAT menaikkan kepemilikan
saham
Bentoel Group hingga 99%. Pada awal tahun 2010, BAT Indonesia
resmi
bergabung dengan Bentoel. Namun pada 7 September 2011, BAT
resmi
menjual 13% saham Bentoel ke pihak UBS AG, London Branch.
PT Bentoel Internasional Investama Tbk. listing di Bursa
Efek
Indonesia pada 5 Maret 1990 dengan klasifikasi rokok. Modal
dasar Rp
6,371,204,400,000,- dan modal disetor Rp 7,240,005,000,- dengan
harga
perdana yaitu Rp 6,884.682,-. Kantor pusat beralamat di Jln.
Jend. Sudirman
Kav. 34-35, Jakarta 10220. Dengan kedudukan tertinggi sebagai
berikut:
Presiden Komisaris Independen: Hendro Martowardojo;
Komisaris
Independen: Eddy Abdurracman dan Silmy Karim; Presiden
Direktur:
6
http://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-hmsp/
diakses tanggal 3November 2018, pukul 20.05.
7 www.Idx.co.id, diakses tanggal 20 November 2018, pukul
00.47.
-
55
Jason Fitzgerald Murphy; Direktur: Hardeep Khangura, Martin
Arthur
Guest, Mercy Francisca Sinaga, Widyo Rulyantoko.8
Sejarah dari Bentoel Group diawali pada tahun 1930 ketika Ong
Hok
Liong, yang memperoleh keahlian ayahnya di perusahaan
tembakau.
Bersama istrinya Liem Kiem Kwie Nio, ia menjalani industri rokok
di
rumah miliknya yang bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong.
Keyakinan Ong di bisnis pengelolaan tembakau, digabung
dengan
kemampuan manajemen istrinya, membawa bisnis rokoknya tumbuh
yang
kemudian pada tahun 1951 berubah menjadi perusahaan PT
Perusahaan
Roko Tjap Bentoel.
Pada akhir tahun 1960-an, Bentoel Group menjadi perusahaan
pertama di Indonesia untuk memproduksi rokok kretek filter
buatan mesin
dan membungkus kotak rokoknya dengan plastik. Inovasi-inovasi
ini
kemudian menjadi standard pada industri tembakau nasional. Dalam
dua
dekade berikutnya, Bentoel tumbuh dengan pesat dan menempatkan
dirinya
di garda depan industri olahan tembakau di tanah air. Dalam
usahanya untuk
melakukan ekspansi bisnis, tahun 1984 Bentoel bekerja sama
dengan
perusahaan rokok putih Amerika Philip Morris Inc. bentoel
mendapat
kepercayaan untuk membuat dan sebagai penyalur tunggal rokok
terkenal di
dunia, Marlboro.
Depresiasi rupiah pada akhir tahun 1980-an menimbulkan
kesulitan
keuangan kepada perusahaan. Sesaat sebelum Indonesia mengalami
krisis
moneter, Bentoel menginvestasikan uang dalam jumlah besar
untuk
memperbaharui sistem manufakturnya dengan menghadirkan
mesin-mesin
yang baru dan otomatis, serta mesin-mesin cetak terbaru. Langkah
tersebut
membuat perusahaan terbebani hutang besar, sampai akhirnya pada
tahun
1991 Rajawali Group mengambil alih pengelolaan (manajemen)
dari
perusahaan Bentoel. Kemudian pada tahun 2000, perusahaan
Bentoel
mengubah nama perusahaan menjadi PT Bentoel Internasional
Investama
8https://www.idnfinancials.com/id/RMBA/pt-bentoel-internasional-investama-tbk
diaksestanggal 3 November 2018, pukul 20.45.
-
56
Tbk. Pada tahun 2009, British American Tobacco mengakuisisi PT
Bentoel
Internasional Investama Tbk., kemudian bergabung dengan PT
BAT
Indonesia Tbk. pada tahun 2010, dengan tetap mempertahankan
nama
Bentoel.
PT Bentoel Internasional Investama Tbk. dan anak
perusahaannya
Bentoel Group kini merupakan anggota dari British American
Tobacco
Group, kelompok perusahaan tembakau terbesar kedua di dunia
berdasarkan
pangsa pasar global dengan merek yang diperjual-belikan di lebih
dari 180
pasar. Pada saat ini, Bentoel Group merupakan produsen rokok
keempat
terbesar di Indonesia dengan perkiraan 7% pangsa pasar. Bentoel
Group
memproduksi dan memasarkan beragam produk pada segmen kretek
mesin,
segmen kretek tangan dan rokok putih.
Portofolio perusahaan termasuk merek lokal seperti Sejati, Star
Mild,
Club Mild, Neo Mild, Tali Jagat, Bintang Buana dan Uno Mild
serta merek
global seperti Dunhill, Lucky Strike, Ardath dan Pall Mall.
Rokok cengkeh
New Dunhill diluncurkan pada bulan Maret 2012 dan merupakan
rokok
cengkeh pertama yang diproduksi oleh anak perusahaan dari
British
American Tobacco, di bawah merek global yang unggul. Sekitar
7,065
karyawan bekerja di Bentoel Group, termasuk karyawan di bagian
produksi,
pemasaran dan distribusi rokok. Bentoel Group mengarahkan
dirinya untuk
menjadi perusahaan tembakau dengan pertumbuhan terpesat di
Indonesia.
Agenda Strategic Leadership baru Bentoel Group kini berdasarkan
strategi
British American Tobacco, yang menyoroti empat pilar akan
Pertumbuhan,
Produktifitas, Tanggung Jawab dan Organisasi Juara.9
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham RMBA
untuk
periode 23 Desember 2015 - 21 Desember 2016 turun Rp26 (5,10%)
dari
harga penutupan sebesar Rp510 menjadi Rp484 per unit. Harga
saham
RMBA terus mengalami penurunan untuk periode 21 Desember 2016 -
29
Desember 2107 dari harga penutupan sebesar Rp484 menjadi Rp380,
turun
9 http://www.bentoelgroup.com/ diakses tanggal 3 November 2018,
pukul 21.13.
-
57
Rp104 (21,49%).10 Faktor penurunan ini dikarenakan kenaikan
beban pokok
penjualan, peningkatan tarif cukai, peningkatan harga tembakau
dan bahan
baku lain, depresiasi yang lebih tinggi, serta pelunasan
pinjaman antar
perusahaan. Akibatnya, perusahaan RMBA melaporkan kerugian
usaha
sebesar Rp2,1 triliun.11
4. PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM)
Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) adalah sebuah perusahaan
rokok
yang berpusat di Surabaya, didirikan tanggal pada tahun 1962.
PT.
Wismilak Inti Makmur Tbk adalah holding company PT. Gelora Djaja
dan
PT. Gawih Jaya merupakan produsen kretek premium merek
Galan,
wismilak serta Diplomat yang menjangkau seluruh nusantara.
Wismilak
merupakan industry rokok terkemuka Indonesia yang menghasilkan
sekitar
tiga milyar batang sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin
dan cerutu.12
PT Wismilak Inti Makmur Tbk. listing di Bursa Efek Indonesia
pada
18 Desember 2012 dengan klasifikasi rokok. Modal dasar Rp
405,000,000,000,- dan modal disetor Rp 1,469,911,760,- dengan
harga
perdana yaitu Rp 650,-. Kantor pusat Wismilak beralamat di Jl.
Buntaran
No. 9A, Kel. Manukan Wetan, Kec. Tandes, Surabaya 60185 dan
kantor
perwakilan berlokasi di Gedung Menara Jamsostek Menara Utara,
Lantai
10, Suite 1003, Jl. Gatot Subroto 38, Jakarta 12710 Indonesia.
Dengan
kedudukan tertinggi sebagai berikut: Komisaris Utama: Willy
Walla;
Komisaris Independen: Edy Sugito; Komisaris: Indahtati
Widjajadi;
Direktur Utama: Ronald Walla; Direktur Independen: Hendrikus
Johan
Soegiarto; Direktur: Krisna Tanimhardja, Sugito Winarko, Lucas
Firman
Djajanto, Trisnawati Trisnajuana.13
10 www.Idx.co.id, diakses tanggal 21 November 2018, pukul
16.52.11
M.beritajatim.com/ekonomi/296359/pt_bentoel_rugi_rp_2,1_triliun.html
diakses pada tgl
21 november 2018 pukul 15.51.12
http://britama.com/index.php/2013/03/sejarah-dan-profil-singkat-wiim/
diakses tanggal 3
November 2018, pukul 21.25.13
https://www.idnfinancials.com/id/WIIM/PT-Wismilak-Inti-Makmur-Tbk
diakses tanggal
3 November 2018, pukul 21.34.
-
58
Pada tahun 1962, pasangan Lie Koen Lie (Wisman Ali) dan Liem
Sien
Nio (Sinta Dewi Sampurno, anak ketiga dari Liem Seeng Tee)
bersama
dengan Oei Bian Hok (Budiono Widjajadi) mendirikan PT Gelora
Djaja.
Mula-mula pabrik tersebut berdiri di lokasi di Jl. Petemon Barat
Surabaya.
PT Gelora Djaja memulai kegiatan usahanya dibidang rokok
dengan
dikeluarkannya SKT (Sigaret Kretek Tangan) dengan merek “Galan”
pada
tahun tersebut. Pada tahun 1963 PT. Gelora Djaja memulai
produksi rokok
“Wismilak Kretek Special”.
Dengan semakin pesatnya perkembangan perusahaan, pada tahun
1976, PT Gelora Djaja mulai menempati lokasi baru di Jl.
Buntaran 9,
Surabaya di lahan seluas 10 hektare, yang ditempati sampai
sekarang
dengan sekitar 3 ribu karyawan. Mula-mula kemasan kretek Galan
dan
Wismilak dicetak di percetakan luar. Maka untuk memenuhi
kebutuhan
kemasan kretek, pada 27 November 1979, didirikanlah PT Putri
Jaya, yang
kemudian berubah menjadi PT Putri Gelora Djaja, pada tanggal 4
April
1981. Pada tahun 1983 PT Gawih Jaya didirikan untuk
mendistribusikan
produk Wismilak. Kata 'Gawih' kependekan dari
'Galan-Wismilak-Hidup
Subur', tiga merek rokok awal dari PT Gelora Djaja. Dengan
demikian PT
Gelora Djaja tidak lagi menangani masalah distribusi tetapi
diserahkan
sepenuhnya dibawah bendera PT Gawih Jaya.
Pada tahun 1985 PT Gelora Djaja membeli mesin pembuat kretek
merek Ducofle buatan Perancis (1984). Sejak saat itu mulai
dirintis
era sigaret kretek mesin (SKM) di PT Gelora Djaja. Pada tahun
1989 Lahir
brand Wismilak Diplomat, SKM dengan kemasan hitam dan harga
premium
pertama di Indonesia.
Pada tahun 1994, didirikanlah PT Wismilak Inti Makmur
sebagai
'holding company' perusahaan dan unit bisnis Wismilak, sekaligus
sebagai
pabrikan filter kretek. Beberapa 'brand' lahir pada tahun 2000
dan
selanjutnya. Misalnya 'Wismilak Slim', SKT low tar- low nikotin
pertama di
Indonesia. Pada tahun 2000 itu pula mulai diproduksi cigars
dengan brand
'Wismilak Premium Cigars' dengan varian Robusto sebagai produk
awal.
-
59
Pada tahun 2004, lahir brand Galan Slim dan selanjutnya, tahun
2009 lahir
brand 'Wismilak Diplomat Anniversary'. Tahun 2010, PT. Gelora
Djaja
masuk ke era kretek 'mild' dengan meluncurkan brand 'Galan
Mild'. Pada
tahun itu pula mulai diproduksi pula varian Wismilak Premium
Cigars,
yaitu : Corona dan Petit Corona.
Pada 18 Desember 2012, perusahaan ini resmi melantai di Bursa
Efek
Indonesia dengan kode WIIM. Sebenarnya, pencatatan saham
perdana
perusahaan ini sudah direncanakan sejak 1995, namun karena
krisis
keuangan 1997-1998 itulah yang membuat perusahaan ini
mengurungkan
rencana tersebut. Saat ini Wismilak memiliki 20 kantor cabang, 4
stock
points dan 29 agen terbear di seluruh pilau terbesar
Indonesia.14
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham WIIM
untuk
periode 30 Desember 2015 - 30 Desember 2016 naik Rp10 (2,33%)
dari
harga penutupan sebesar Rp430 menjadi Rp440 per unit. Harga
saham
WIIM mengalami penurunan untuk periode 30 Desember 2016 - 29
Desember 2107 dari harga penutupan sebesar Rp440 menjadi Rp290,
turun
Rp150 (34,09%).15 Kinerja PT Wismilak Inti Makmur
mencatatkan
penurunan. Penurunan kinerja ini semakin tertekan karena beban
usaha yang
meningkat dan tingginya tarif cukai rokok.
C. Deskripsi Data Penelitian
1. Return On Assets (ROA)
Return on Total Assets (ROA) merupakan rasio yang
menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Artinya
rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan
operasi
perusahaan.
ROA =laba bersih setelah pajak
total asset
14 https://id.wikipedia.org/wiki/WismilakGroup#Sejarah diakses
tanggal 3 November2018, pukul 21.49.
15 www.Idx.co.id, diakses tanggal 21 November 2018, pukul
16.56.
-
60
Berikut merupakan data return on assets perusahaan sub
sektor
industry pangan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang menjadi
sampel penelitian selama periode 2015-2017 :
Tabel. 4.1
Hasil Perhitungan Return On Assets (ROA)
Tahun No Nama PerusahaanTriwulan
1 2 3 4
2015
1 Gudang Garam Tbk 2,15 4,04 6,92 10,132 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 9,82 17,59 24,06 27,26
3Bentoel International InvestamaTbk
-3,51 -7,14 -10,86 -12,94
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 2,65 4,72 6,97 9,75
2016
1 Gudang Garam Tbk 2,68 4,52 7,33 10,62 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 6,54 15,63 21,43 30,02
3Bentoel International InvestamaTbk
-2,83 -4,69 -11,52 -15,48
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 2,7 4,45 6,15 7,84
2017
1 Gudang Garam Tbk 3,18 5,01 8,63 11,612 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 6,35 14,66 20,06 29,37
3Bentoel International InvestamaTbk
-0,48 -3,9 -5,86 -3,41
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 1,43 0,89 2,13 3,31Sumber: data
sekunder yang diolah
2. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) atau margin atas penjualan,
merupakan
salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba
atas
penjualan.
NPM =laba bersih setelah pajak
penjualan bersih
Berikut merupakan data Net Profit Margin perusahaan sub
sektor
industry pangan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang menjadi
sampel penelitian selama periode 2015-2017 :
-
61
Tabel. 4.2
Hasil Perhitungan Net Profit Margin (NPM)
Tahun No Nama PerusahaanTriwulan
1 2 3 4
2015
1 Gudang Garam Tbk 1,282 2,402 4,1 6,4362 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 2,899 5,01 7,597 10,363
3Bentoel International InvestamaTbk -383 -775
-1,169 -1,639
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 33 58 91 131
2016
1 Gudang Garam Tbk 1,693 2,869 4,601 6,672 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 3,119 6,14 9,081 12,762
3Bentoel International InvestamaTbk -331 -676
-1,645 -2,086
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 35 61 79 106
2017
1 Gudang Garam Tbk 1,89 3,125 5,41 7,7542 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 3,291 6,05 9,338 12,671
3Bentoel International InvestamaTbk -69 -549 -811 -480
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 19 12 27 41Sumber: data sekunder yang
diolah
3. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) atau juga disebut rasio nilai buku,
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai
keuntungan bagi pemegang saham.
EPS =laba saham
jumlah saham beredar
Berikut merupakan data Earning Per Share perusahaan sub
sektor
industry pangan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang menjadi
sampel penelitian selama periode 2015-2017 :
-
62
Tabel. 4.3
Hasil Perhitungan Earning Per Share (EPS)
Tahun No Nama PerusahaanTriwulan
1 2 3 4
2015
1 Gudang Garam Tbk 674,72 1264,4 2161,6 3387,22 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 658,95 1139 1726,5 2205
3Bentoel International InvestamaTbk -53,41
-104,93 -162,3
-227,57
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 15,92 27,42 43,48 62,34
2016
1 Gudang Garam Tbk 891,25 1510,1 2421,8 3510,62 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 663,56 52,86 78,09 109,74
3Bentoel International InvestamaTbk -45,95 -18,57 -45,18
-57,3
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 16,74 28,9 37,64 50,55
2017
1 Gudang Garam Tbk 994,56 1644,5 2851,6 4080,92 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 28,3 52,02 80,29 108,95
3Bentoel International InvestamaTbk -1,9 -15,09 -22,27
-13,19
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 9,07 5,51 12,65 19,3Sumber: data
sekunder yang diolah
4. Return Saham
Return saham merupakan salah satu indikator pengelolaan
perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan
kepuasan
bagi investor yang rasional.
Return saham =Pt – Pt-1 x 100%
Berikut merupakan data harga saham perusahaan sub sektor
industri
pangan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi
sampel
penelitian selama periode 2015-2017 :
-
63
Tabel. 4.4
Hasil Perhitungan Return Saham
Tahun No Nama PerusahaanTriwulan
1 2 3 4
2015
1 Gudang Garam Tbk -5,48 -4,49 -2,49 7,782 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 2,00 -0,69 2,75 7,82
3Bentoel International InvestamaTbk 3,26 0,21 -5,23 0,16
4 Wismilak Inti Makmur Tbk -5,35 -9,04 -4,18 3,89
2016
1 Gudang Garam Tbk 5,70 2,10 -3,88 0,512 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 1,39 1,39 -1,91 -,66
3Bentoel International InvestamaTbk -2,87 -2,87 1,39 0,82
4 Wismilak Inti Makmur Tbk -3,05 -3,05 0,82 -0,06
2017
1 Gudang Garam Tbk 5,49 2,04 1,52 2,272 Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 3,53 -0,65 2,22 -1,55
3Bentoel International InvestamaTbk -4,54 -4,39 4,19 -0,78
4 Wismilak Inti Makmur Tbk 3,17 -7,14 -2,40 4,12Sumber: data
sekunder yang diolah
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
data,
variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai
hubungan
distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji
normalitas yang
digunakan adalah normalitas data. Untuk mengetahui apakah data
tersebut
berdistribusi normal, maka dapat dilihat dengan Kolmogorov
Smirnov Test.
Adapun kriteria dikatakan normalitas yaitu apabila nilai
signifikansi (SIG) >
0,05. Berikut hasil pengujian normalitas sebagai berikut :
-
64
Tabel. 4.5
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 48
Normal Parametersa,b Mean ,1491667
Std. Deviation 1,32827133
Most Extreme Differences Absolute ,164
Positive ,164
Negative -,124
Test Statistic ,164
Asymp. Sig. (2-tailed) ,063c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari hasil one sample kolmogorov smirnov test diketahui bahwa
nilai
signifikasi sebesar 0,063, lebih besar dari nilai α 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal.
2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi dan
mengobati
apakah model regresi ditemukan ada korelasi antar variabel
independen atau
tidak.
Tabel. 4.6
Hasil uji MultikolinearitasCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,258 ,729 1,727 ,091
ROA ,050 ,058 ,139 ,864 ,392 ,775 1,291
NPM ,002 ,003 ,119 ,768 ,447 ,827 1,209
EPS ,001 ,001 ,302 2,008 ,041 ,883 1,133
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
-
65
Berdasarkan output diatas diketahui nilai VIF variable ROA
(X1)
sebesar 1,291, nilai VIF variable NPM (X2) sebesar 1,209, nilai
EPS (X3)
1,133 maka ketiga variable dengan nilai VIF untuk semua variable
tersebut
< 10 dapat disimpulkun tidak terjadi gangguan
multikolinearitas atau
dengan kata lain model regresi terbebas dari gejala
multikolinearitas antar
variable.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, menggunakan uji
glejser, yaitu
dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai
absolute
residulanya. Jika nilai signifikansi antara nilai variabel
independen dengan
absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,258 ,729 -1,727 ,091
ROA ,050 ,058 ,139 ,864 ,392
NPM -,002 ,003 -,119 -,768 ,447
EPS ,001 ,001 ,302 2,008 ,041
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Dari hasil penelitian uji heteroskedastisitas di atas, bahwa
nilai
signifikansi variabel ROA dan NPM memiliki nilai signifikansi
lebih besar
dari 0,05. Sedangkan variabel EPS memiliki nilai signifikansi
kurang dari
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dan NPM
tidak
-
66
terjadi masalah heterokedastisitas, dan variable EPS terjadi
masalah hetero
kedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu
pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena
“gangguan”
pada seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada
periode
berikutnya.
Tabel. 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,797a ,636 ,611 3,668 1,759
a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Berdasarkan hasil output pengujian dengan menggunakan uji
Durbin
Watson atas residual persamaan regresi diperoleh angka d hitung
sebesar
1,759. Untuk menguji gejala autokorelasi maka angka d hitung
di
bandingkan dengan nilai d teoritis dalam tabel d statistik
Durbin Watson
dengan signifikansi α = 5%. Dari tabel Durbin Watson dengan
jumlah
sampel (n) sebesar 48 maka diperoleh nilai dl sebesar 1,4064 dan
du sebesar
1,6708 karena hasil pengujiannya adalah du
-
67
negatif untuk tingkat signifikansi α = 5% atau dapat di
simpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi.
E. Hasil Analisis Data
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian
yang
telah dirumuskan sebelumnya, yaitu untuk mengetahui apakah ada
pengaruh
antara ROA, NPM, dan EPS terhadap Return Saham. Hubungan
antara
variable independen dengan variable dependen dalam penelitian
ini
dituliskan dalam persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
RS = α + β1ROA + β2NPM + β3EPS + e
Adapun model persamaan regresi linear berganda yang
diperoleh
adalah:
Tabel. 4.9
Hasil Uji Regresi Linear BergandaCoefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,258 ,729 1,727 ,091
ROA ,050 ,058 ,139 ,864 ,392
NPM ,002 ,003 ,119 ,768 ,447
EPS ,001 ,001 ,302 2,008 ,041
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Persamaan regresi linear berganda
Y = 1,258 + 0,050 X1 + 0,002 X2 + 0,001 X3 + e
a. Nilai konstanta dari hasil penelitian ini menunjukkan nilai
sebesar 1,258,
dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh dari variabel
bebas seperti
ROA, NPM, dan EPS, maka variabel terikat return saham sudah
memiliki
nilai sebesar 1,258.
b. Variabel ROA mempunyai pengaruh terhadap return saham,
dengan
koefesien regresi sebesar 0,050. Artinya variable ROA
mempunyai
-
68
pengaruh terhadap return saham, apabila variabel ROA naik 1
satuan
maka return saham akan naik sebesar 0,050 dan apabila variabel
ROA
turun sebesar 1 satuan maka return saham akan turun sebesar
0,050.
c. Variabel NPM mempunyai pengaruh terhadap return saham,
dengan
koefesien regresi sebesar 0,002. Artinya variabel NPM
mempunyai
pengaruh terhadap return saham, apabila variabel NPM naik 1
satuan
maka return saham akan naik sebesar 0,002 dan apabila variabel
NPM
turun sebesar 1 satuan maka return saham akan turun sebesar
0,002.
d. Variabel EPS mempunyai pengaruh terhadap return saham,
dengan
koefesien regresi sebesar 0,001. Artinya variabel EPS
mempunyai
pengaruh terhadap return saham, apabila variabel EPS naik 1
satuan
maka return saham akan naik sebesar 0,001 dan apabila EPS
turun
sebsesar 1 satuan maka return saham akan turun sebesar
0,001.
e. Koefesien e atau error menunjukkan bahwa terdapat variabel
lain yang
mempengaruhi struktur modal yang tidak dimasukkan dalam
penelitian
ini.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham
adalah
variabel ROA (X1) dengan koefesien regresi sebesar 0,050,
kemudian
variabel NPM (X2) dengan koefesien regresi sebesar 0,002, dan
yang
terakhir variabel EPS (X3) dengan koefesien regresi sebesar
0,001.
2. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Analisis koefesien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar keterkaitan antara variabel bebas.
Tabel. 4.10
Hasil Uji Koefesien DeterminasiModel Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,797a ,636 ,611 3,668 1,759
a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
-
69
Pada penilitian ini nilai koefesien determinasi (Adjusted R
Square)
adalah sebesar 0,611. Hal ini bahwa variabel ROA, NPM dan EPS
sebesar
61,1%. Sedangkan sisanya sebesar 100% - 61.1% = 38.9 %
dijelaskan oleh
faktor-faktor lain selain variabel yang diteliti di atas.
3. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan t tabel. T tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan
derajat
kebebasan df = n-k-1 atau 48-3-1 = 45. Hasil diperoleh untuk
nilai t tabel
sebesar 2,014.
Tabel. 4.11
Hasil Uji TCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,258 ,729 1,727 ,091
ROA ,050 ,058 ,139 ,864 ,392 ,775 1,291
NPM ,002 ,003 ,119 ,768 ,447 ,827 1,209
EPS ,001 ,001 ,302 2,008 ,041 ,883 1,133
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
a. Hipotesis berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas
dapat dilihat
bahwa variabel ROA memiliki nilai t hitung sebesar 0,864.
Ini
menunjukkan bahwa t hitung < t tabel yaitu 0,864 < 2,014.
Dan dilihat
dari tingkat signifikansi dalam table ROA memiliki tingkat
signifikansi
sebesar 0,392 yang berarti 0,392 > 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa
ROA tidak berpengaruh terhadap return saham.
b. Hipotesis berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat
di lihat
bahwa variable NPM memiliki nilai t hitung sebesar 0,768.
Ini
menunjukkan bahwa t hitung < t tabel yaitu 0,768 < 2,014.
Dan dilihat
-
70
dari tingkat signifikansi dalam tabel NPM memiliki tingkat
signifikansi
sebesar 0,447 yang berarti 0,447 > 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa
NPM tidak berpengaruh terhadap return saham.
c. Hipotesis berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas
dapat dilihat
bahwa variable EPS memiliki nilai t hitung sebesar 2,008.
Ini
menunjukkan bahwa t hitung < t tabel yaitu 2,008 < 2,014.
Dan dilihat
dari tingkat signifikansi dalam tabel EPS memiliki tingkat
signifikansi
sebesar 0,041 yang berarti 0,041 < 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa
EPS berpengaruh terhadap return saham.
4. Uji Signifikiasi Simultan (Uji Statistik f)
Uji f dgunakan untuk menguji apakah ada pengaruh yang
signifikan
atau tidak antara variabel bebas ROA, NPM, dan EPS secara
bersama-sama
(simultan) terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia.
Tabel. 4.12
Hasil Uji FANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 82,922 3 27,641 2,055 ,020b
Residual 591,835 44 13,451
Total 674,757 47
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
b. Predictors: (Constant), EPS, NPM, ROA
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa pada angka
F
hitung sebesar 2,055 dan nilai Sig sebesar 0,020. Jika pengujian
dilakukan
pada α = 5% , df1 = 3 sedangkan df2 = 44 maka F tabel nya di
peroleh 2,84.
Nilai F hitung < F tabel atau 2,055 < 2,84 dan nilai Sig
0,020 maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh secara simultan antara variabel
bebas (X)
yaitu ROA, NPM dan EPS variabel terikat yaitu return saham (Y)
pada sub
sektor industi rokok periode 2015-2017.
-
71
F. Pembahasan
1. Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok
Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ROA
berpengaruh
signifikan terhadap return saham pada perusahaan rokok yang
terdaftar di
BEI periode 2015-2017. Dimana kriteria pengujiannya yaitu
apabila nilai
ROA uji t < taraf signifikannya 5% (α = 0.05).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 23 dapat diketahui
bahwa
variabel ROA memiliki nilai t hitung sebesar 0,864. Ini
menunjukkan bahwa
t hitung < t tabel yaitu 0,864 < 2,014. Dan dilihat dari
tingkat signifikansi
dalam table ROA memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,392 yang
berarti
0,392 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ROA tidak
berpengaruh
terhadap naik turunnya return saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rianti
Syahputri
(2015) yang menunjukkan bahwa variable ROA tidak berpengaruh
terhadap
return saham pada emiten JII tahun 2010-2013.
ROA memiliki pengaruh rendah terhadap return saham. Hal
tersebut
kemungkinan terjadi karena perusahaan sektor industri rokok
memiliki data
komponen ROA yaitu laba setelah pajak dan total asset yang tidak
stabil
pada setiap tahun selama periode 2015-2017. Faktornya adalah
investor
tidak hanya memperhatikan kemampuan internal perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan investasinya tetapi memperhatikan
risiko
eksternal serta kondisi pasar. Risiko eksternal dapat berupa
inflasi, kenaikan
tarif, perubahan kebijakan ekonomi, kenaikan beban pokok
penjualan,
depresiasi yang lebih tinggi, serta politik. Permintaan dan
penawaran di
pasar modal juga berpengaruh dalam kepuausan investasi yang
dapat
mengakibatkan fluktuasi harga dan return saham.
Jadi besar kecilnya ROA tidak serta merta mempengaruhi
tinggi
rendahnya return saham, artinya perusahaan kurang maksimal
dalam
pengelolaan asset untuk menghasilkan laba.
-
72
2. Pengaruh NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok
Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa NPM
berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan rokok yang
terdaftar di
BEI periode 2015-2017. Dimana kriteria pengujiannya yaitu
apabila nilai
probabilitas uji t < taraf signifikannya 5% (α = 0.05).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 23 dapat diketahui
bahwa
variabel NPM memiliki nilai t hitung sebesar 0,768. Ini
menunjukkan
bahwa t hitung < t tabel yaitu 0,768 < 2,014. Dan dilihat
dari tingkat
signifikansi dalam tabel NPM memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,447
yang berarti 0,447 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa NPM
tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rianti
Syahputri
(2015) yang menunjukkan bahwa variable ROA tidak berpengaruh
terhadap
return saham pada emiten JII tahun 2010-2013.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sektor industri
rokok
menunjukan kinerja perusahaan yang kurang produktif untuk
memperoleh
laba yang tinggi melalui tingkat penjualan tertentu serta
kemampuan
perusahaan yang kurang baik dalam menekan biaya-biaya
oprasionalnya
sehingga mampu menghasilkan keuntungan bersih. Sehingga
investor
mempertimbangkan keputusannya untuk menginvestasikan modalnya
pada
perusahaan tersebut sehingga permintaan akan saham perusahaan
menurun
yang otomatis akan diikuti penurunan return saham tersebut.
Hal tersebut kemungkinan terjadi karena perusahaan sektor
industri
rokok memiliki data komponen NPM yaitu laba setelah pajak dan
penjualan
bersih yang tidak stabil pada setiap tahun selama periode
2015-2017.
-
73
3. Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok
Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa EPS tidak
berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan rokok yang
terdaftar di
BEI periode 2015-2017. Dimana kriteria pengujiannya yaitu
apabila nilai
probabilitas uji t < taraf signifikannya 5% (α = 0.05).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 23 dapat diketahui
bahwa
variable EPS memiliki nilai t hitung sebesar 2,008. Ini
menunjukkan bahwa
t hitung < t tabel yaitu 2,008 < 2,014. Dan dilihat dari
tingkat signifikansi
dalam tabel EPS memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,041 yang
berarti
0,041 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh
terhadap
return saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rosdian
Widiawati
Watung, dan Ventje Ilat (2016) yang menunjukkan EPS
berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI.
Hal tersebut terjadi karena EPS pada perusahaan industri rokok
yang
stabil pada setiap tahun selama periode 2015-2017. Dalam
memperdagangkan saham, laba per saham dapat mempengaruhi
return
saham, karena tujuan para investor dalam berinvestasi adalah
memaksimalkan return. Ini menunjukkan bahwa perusahaan sektor
industri
rokok menunjukan kinerja perusahaan yang produktif untuk
memperoleh
aktiva dan laba per saham serta kemampuan perusahaan yang baik
dalam
menekan biaya-biaya oprasionalnya sehingga mampu
menghasilkan
keuntungan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
mendistribusikan pendapatan (return) kepada pemegang saham,
mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukan
perusahaan.
-
74
4. Pengaruh ROA, NPM, dan EPS Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Rokok Yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017.
Diduga variabel bebas ROA, NPM, dan EPS secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap perubahan return saham pada
perusahaan
rokok yang terdaftar di BEI tahu 2015-2017.
Hasil perhitungan menggunakan spss versi 23 dapat diketahui
bahwa
nilai Nilai F hitung > F tabel atau 2,055 > 2,84 dan kolom
signifikansi
diperoleh 0,020 yang berarti lebih kecil dari derajad
signifikansi 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara simultan antara
variabel
bebas (X) yaitu ROA, NPM dan EPS variabel terikat yaitu return
saham (Y)
pada sub sector industi rokok periode 2015-2017.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rosdian
Widiawati watung (2016) yang menunjukkan bahwa variabel
independen
(ROA, NPM, dan EPS) berpengaruh secara simultan terhadap
variabel
dependen (harga saham).
Salah satu faktor utama penyebab naik turunya return saham
pada
perusahaan rokok di akibatkan oleh risiko eksternal yaitu
kenaikan tarif
cukai rokok. Cukai menjadi instrumen yang sensitif bagi pasar
dan investor
saham perusahaan rokok, karena berisiko pada kenaikan harga
produk,
akibatnya saham-saham perusahaan rokok kena imbasnya.
Namun kenaikan cukai rokok adalah hal yang biasa bagi para
pengusaha rokok dan kenaikan harga rokok tidak akan
mengurangi
konsumsi rokok di Indonesia sehingga tidak merugikan perusahaan
rokok.
Artinya, return saham emiten rokok masih berpeluang naik. Hal
tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan sektor industri rokok menunjukan
kinerja
perusahaan yang produktif serta kemampuan perusahaan yang
baik.