-
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar di Kecamatan
Suruh
Kabupaten Semarang. Sekolah yang digunakan penelitian yaitu
:
1. SD Negeri Dadapayam 02 Kecamatan Suruh sebagai kelas
eksperimen
dengan jumlah siswa satu kelas sebanyak 25 siswa.
2. SD Negeri Cukilan 01 Kecamatan Suruh sebagai kelas kontrol
dengan
jumlah siswa satu kelas sebanyak27 siswa.
Berikut Tabel 4.1sebagai gambaran jumlah subyek penelitian :
Tabel 4.1
Data Subyek Penelitian
Kelas Jumlah SiswaEksperimen(SD Negeri Dadapayam 02)
25
Kontrol(SD Negeri Cukilan 01)
27
Jumlah 52
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Dadapayam 02 dan SD
Negeri
Cukilan 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2013/2014
dilakukan dua kali pertemuan disetiap kelas yang digunakan
sebagai penelitian
tercantum dalam jadwal penelitian.
Jadwal kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan seperti pada
tabel
berikut :
-
42
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Rabu/26 Februari 2014 Uji validitas soal pre-test di SD
Negeri
Sugihan 04 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
Uji validitas soal post-test di SD Negeri
Sugihan 04 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
Uji validitas keaktifan siswa di SD
Negeri Sugihan 04 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
2. Jumat/28 Februari 2014 Memberikan pre-test kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol
3. Senin/3 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 di
kelas eksperimen SD Negeri Dadapayam
02 menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head
Together)
4. Selasa/4Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 di
kelas eksperimen SD Negeri Dadapayam
02 menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head
Together)
5. Rabu/5 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 1 di
kelas kontrol SD Negeri Cukilan 01
menggunakan model pembelajaran
-
43
konvensional
6. Kamis/6 Maret 2014 Kegiatan pembelajaran pertemuan 2 di
kelas kontrol SD Negeri Cukilan 01
menggunakan model pembelajaran
konvensional
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Data Hasil Belajar Sebelum Perlakuan (Pre Test)
4.2.1.1 Data Hasil Pre Test Kelas Kontrol
Data hasil pre-test kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan
bantuan
program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Deskripsi Hasil Pre-Test Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
pre-tes kelas
kontrol27 46 80 62.71 7.241
Valid N (listwise) 27
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data jumlah siswa
(N)
sebanyak 27 siswa mempunyai skor minimal 46, skor maksimal 80
dan rata-rata
sebesar 62,71.
4.2.1.2 Data Hasil PreTes Kelas Eksperimen
Data hasil pre-test kelas eksperimen dapat dideskripsikan dengan
bantuan
SPSS versi 16.0 yanng dapat dilihat pada Tabel 4.4.
-
44
Tabel 4.4Deskripsi Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
pre-tes kelas
eksperimen25 53 73 65.73 5.402
Valid N (listwise) 25
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 siswa
kelas
eksperimen, mempunyai nilai minimal sebesar 53, nilai maksimal
sebesar 73, dan
nilai rata-rata sebesar 65,73.
4.2.2 Data Hasil Belajar Setelah Perlakuan (Pos Test)
4.2.2.1 Data Hasil Post Test kelas Kontrol
Data hasil pos-test kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan
bantuan
SPSS versi 16.0 yanng dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5Deskripsi Hasil Post-Test Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
post-tes kelas
kontrol27 50.00 83.00 67.4074 8.36779
Valid N (listwise) 27
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 27 siswa
kelas
kontrol, mempunyai nilai minimal sebesar 50, nilai maksimal
sebesar 83, dan nilai
rata-rata sebesar 67,4.
4.2.2.2 Data Hasil Post Test kelas Eksperimen
Data hasil pos-test kelas eksperimen dapat dideskripsikan dengan
bantuan
SPSS versi 16.0 yanng dapat dilihat pada Tabel 4.6.
-
45
Tabel 4.6Deskripsi Hasil Post-Test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
post-test
kelaseksperimen25 61.00 88.00 75.4400 7.08331
Valid N (listwise) 25
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 siswa
kelas
eksperimen, mempunyai nilai minimal sebesar 61, nilai maksimal
sebesar 88, dan
nilai rata-rata sebesar 75,44.
4.2.3 Data Hasil Keaktifan Siswa
4.2.3.1 Data Keaktifan Siswa Kelas Kontrol
Untuk melihat tingkat keaktifan siswa kelas kontrol, selama
proses
pembelajaran berlangsung dilakukan observasi yang dilakukan oleh
observer.
Dalam penelitian ini, observer yang bertugas mengamati keaktifan
siswa adalah
guru kelas IV SD Negeri Cukilan 01. Lembar observasi keaktifan
siswa dapat
dilihat pada lembar lampiran.
Pengukuran hasil observasi keaktifan pada kelas kontrol dapat
dilihat pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol
Kelas Kontrol Hasil Keaktifan
Pertemuan pertama 28
Pertemuan kedua 29
4.2.3.1 Data Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen
Untuk melihat tingkat keaktifan siswa kelas eksperimen, selama
proses
pembelajaran berlangsung dilakukan observasi yang dilakukan oleh
observer.
Dalam penelitian ini, observer yang bertugas mengamati keaktifan
siswa adalah
-
46
guru kelas IV SD Negeri Dadapayam 02. Lembar observasi keaktifan
siswa dapat
dilihat pada lembar lampiran.
Pengukuran hasil observasi keaktifan pada kelas kontrol dapaat
dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8Hasil Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen Hasil Keaktifan
Pertemuan pertama 34
Pertemuan kedua 35
4.3 Pengujian Prasyarat Analisis
4.3.1 Uji Validitas
4.3.1.1 Uji Validitas Keaktifan Siswa
Uji validitas instrumen keaktifan siswa dilakukan dengan bantuan
SPSS
versi 16.0. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.9
yang disajikan pada
lampiran. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa dari 20 item soal
keaktifan siswa,
terdapat 13 soal yang valid dan 7 soal yang gugur yaitu item
nomor 2, 4, 8, 12, 15,
18, dan 20.
Uji validitas observasi keaktifan siswa kedua dapat dilihat pada
Tabel
4.10. Berdasarkan Tabel 4.10, dari 13 item keaktifan yang diuji
kembali
kevalidannya, terdapat 1 soal yang tidak valid yaitu item nomor
7 dan item
lainnya yaitu sebanyak 12 item soal valid.
Dari 12 item keaktifan observasi keaktifan siswa dilakukan uji
validitas
kembali, hasil uji dapat dilihat pada Tabel 4.11. Berdasarkan
Tabel 4.11 terlihat
bahwa 12 item soal keaktifan valid. Indeks data diskriminasi
item menunjukkan
bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,315 sampai dengan
0,890.
4.3.1.2 Uji Validitas Pre Test
Uji validitas pre-test dilakukan oleh bantuan SPSS versi 16.0.
Dasar
pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria
Sugiyono (2013:126)
bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika
memiliki koefisien
corrected item to total correlation ≥ 0,3. Kategori inilah yang
digunakan untuk
-
47
menentukan apakah item valid atau tidak. Uji validitas instrumen
pre-test
disajikan dalam lampiran. Hasil uji validitas pre-test pertama
dapat dilihat pada
Tabel 4.12. Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa dari 20 item
soal pre-test
terdapat 16 soal yang valid sedangkan 4 soal item yang lain
gugur yaitu nomor 1,
9, 13, 19. Dari 16 item yang valid, dilakukan uji validitas
kembali. Hasil validitas
pre-test kedua dapat dilihat dalam Tabel 4.13. Berdasarkan Tabel
4.13 terlihat
bahwa dari 16 soal yanng diuji validitas terlihat bahwa 15 soal
valid, sedangkan
satu soal yaitu item nomor 16 tidak valid. Uji validitas ketiga
untuk soal pre-test
dapat dilihat pada Tabel 4.14. Berdasarkan Tabel 4.14 dapat
dilihat bahwa dari 15
item soal pre-test, semua item soal valid. Indeks data
diskriminasi item
menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,351 sampai
dengan 0,544.
4.3.1.3 Uji Validitas Post Test
Uji validitas post-test dilakukan oleh bantuan SPSS versi 16.0.
Dasar
pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria
Sugiyono (2013:126)
bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika
memiliki koefisien
corrected item to total correlation ≥ 0,3. Kategori inilah yang
digunakan untuk
menentukan apakah item valid atau tidak. Uji validitas instrumen
post-test
disajikan dalam lampiran. Hasil uji validitas post-test dapat
dilihat pada Tabel
4.15. Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa dari 20 item soal
yang diuji validitas
terdapat 18 item yang valid dan 2 soal yang gugur yaitu item
nomor 17 dan item
nomor 20. Setelah membuang item yang gugur dilakukan uji
validitas kembali.
Uji validitas post-test kedua dapat dilihat dalam Tabel
4.16.Berdasarkan Tabel
4.16 terlihat bahwa dari 18 soal yang diuji, kedelapan belas
item tersebut valid.
Dengan begitu, soal post-test dapat digunakan untuk penelitian.
Indeks data
diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak
dari 0,310
sampai dengan 0,549.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pre-test, post-test, dan keaktifan siswa dalam
penelitian ini
menggunakan teknik alpha yang dikembangkan George dan Mallary
(Gesang,
-
48
2013 ). Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan kriteria
sebagai berikut :
a = 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < a < 0,8 : dapat diterima
0,8 < a = 0,9 : reliabilitas bagus
a > 0,9 : reliabilitas memuaskan
4.3.2.1 Uji Reliabilitas Keaktifan Siswa
Hasil uji reliabilitas observasi keaktifan siswa dapat dilihat
pada Tabel
4.17 berikut ini:
Tabel 4.17Uji Realibilitas Observasi Keaktifan Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.917 12
Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan bahwa koefisien
reliabilitas
instrumen sebesar 0,917 termasuk dalam tingkat reliabilitas
memuaskan. Hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen keaktifan siswa
layak digunakan
dalam penelitian.
4.3.2.2 Uji Reliabilitas Pre Test
Uji reliabilitas pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18Uji Reliabilitas Pre Test
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,822 15
Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa koefisien
reliabilitas
instrumen sebesar 0,822 termasuk dalam reliabilitas memuaskan.
Hasil analisis
-
49
tersebut menunjukkan bahwa instrumen pre-test layak digunakan
dalam
penelitian.
4.3.2.3 Uji Reliabilitas Post Test
Uji reliabilitas post-test dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19Uji Reliabilitas Post Test
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.846 18
Berdasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas
sebesar
0,846 termasuk dalam reliabilitas bagus, sehingga instrumen
post-test layak
digunakan dalam penelitian.
4.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
kriterianya
adalah data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi
hasil perhitungan
lebih besar dari > 0,05 (nilai ρ > 0.05) dengan
menggunakan program SPSS 16 for
windows.
4.3.3.1 Uji Normalitas Pre Tes Kelas Kontrol
Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing
variabel
dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas pre-test kelas
kontrol dapat dilihat
pada Tabel 4.20.
-
50
Tabel 4.20
Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre tes kelas
kontrol
N 27
Normal Parametersa Mean 62.3704
Std. Deviation 7.17446
Most Extreme
Differences
Absolute .195
Positive .195
Negative -.185
Kolmogorov-Smirnov Z 1.015
Asymp. Sig. (2-tailed) .254
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas
dengan
kolmogorov-smirnov Z untuk pre-test kelas kontrol yaitu sebesar
1,015 dengan p=
0,254. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran
untuk variabel pre-
test kelas kontrol adalah normal karena probalitasnya lebih
besar dari 0,05.
Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat pada
Grafik 4.1.
-
51
Grafik 4.1Distribusi Normal Pre Tes Kelas Kontrol
4.3.3.2 Uji Normalitas Pre Tes Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing
variabel
dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas pre-test kelas
eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.21.
-
52
Tabel 4.21
Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre tes kelas
eksperimen
N 25
Normal Parametersa Mean 65.3600
Std. Deviation 5.29056
Most Extreme Differences Absolute .228
Positive .212
Negative -.228
Kolmogorov-Smirnov Z 1.141
Asymp. Sig. (2-tailed) .148
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas
dengan
kolmogorov-smirnov Z untuk pre-test kelas eksperimen yaitu
sebesar 1,141
dengan p = 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil
pengukuran untuk
variabel pre-test kelas eksperimen adalah normal karena
probalitasnya lebih besar
dari 0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat
dilihat pada Grafik
4.2.
-
53
Grafik 4.2Distribusi Normal Pre Test Kelas Eksperimen
4.3.3.3 Uji Normalitas Post Tes Kelas Kontrol
Uji normalitas post-test untuk kelas kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.22.
Tabel 4.22
Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
post-test kelas
kontrol
N 27
Normal Parametersa Mean 67.4074
Std. Deviation 8.36779
Most Extreme
Differences
Absolute .148
Positive .148
Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z .771
Asymp. Sig. (2-tailed) .591
a. Test distribution is Normal.
-
54
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas
dengan
kolmogorov-smirnov Z untuk post-test kelas kontrol yaitu sebesar
0,771 dengan p
= 0,591. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran
untuk variabel
pre-test kelas eksperimen adalah normal karena probalitasnya
lebih besar dari
0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat
pada grafik 4.3.
Grafik 4.3Distribusi Normal Post Test Kelas Kontrol
4.3.3.4 Uji Normalitas Post Tes Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing
variabel
dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas post-test kelas
eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
-
55
Tabel 4.23Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
post-test
eksperimen
N 25
Normal
ParametersaMean 75.4400
Std. Deviation 7.08331
Most Extreme
Differences
Absolute .166
Positive .166
Negative -.137
Kolmogorov-Smirnov Z .832
Asymp. Sig. (2-tailed) .493
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas
dengan
kolmogorov-smirnov Z untuk post-test kelas kontrol yaitu sebesar
0,832 dengan p
= 0,493. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran
untuk variabel
pre-test kelas eksperimen adalah normal karena probalitasnya
lebih besar dari
0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data dapat dilihat
pada Grafik 4.4.
Grafik 4.4Distribusi Normal Post Test Kelas Eksperimen
-
56
4.3.4 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengatahui apakah kedua kelas
yang
digunakan sebagai subyek penelitian mempunyai tingkat yang
homogen atau
sama. Data yang digunakan untuk uji homogenitas adalah hasil
dari pre-test kedua
kelas. Pre test diberikan kepada kelas kontrol SD Negeri Cukilan
01 dan kepada
kelas eksperimen SD Negeri Dadapayam 02. Hasil uji homogenitas
dapat dilihat
pada Tabel 4.24.Tabel 4.24
Uji Homogenitas Pre Test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2-
tailed)
M MeanStd.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Equal
variance
s
assumed
2.089 .1551.69
950 .096 2.98963 1.75982 -.54508 6.52434
Equal
variance
s not
assumed
1.71
9
47.68
8.092 2.98963 1.73954 -.50854 6.48780
Berdasarkan Tabel 4.24 di atas, diketahui F hitung levene test
sebesar
2,089 dengan probalitas 0,155 > 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa kedua
populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua
kelas homogen.
Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan
asumsi equal
variances assumsed. Dari tabel terlihat bahwa nilai t adalah
1,699 dengan
probalitas signifikasi (Sig 2-tailed) 0,096, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nilai pre-test dari kedua kelas. Jadi kedua
kelas memiliki
-
57
kemampuan awal yang sama, maka dari itu kedua kelas boleh
dilanjutkan sebagai
subyek penelitian.
4.4 Analisis Data
4.4.1 Analisis Variabel Model Pembelajaran NHT(Numbered Head
Together)
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
NHT(Numbered
Head Together) yang terdiri dari empat tahap yaitu
pengelompokkan dan
pemberian nomor, pemberian tugas, kegiatan diskusi, pemanggilan
nomor sesuai
nomor kepala. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran
Numbered Head Together bermanfaat bagi siswa karena siswa dapat
bekerja
secara kelompok dan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
siswa dituntut
untuk aktif untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang
diberikan.
Sedangkan manfaat bagi guru adalah guru dapat memilih model
pembelajaran
yang variatif dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran Numbered
Head
Together adalah jika kategori mengajar guru dengan penggunaan
model
pembelajaran NHT dalam kategori lebih dari cukup. Penilaian
keberhasilan
pembelajaran adalah dengan menggunakan lembar observasi yang
diisi oleh guru
kelas IV selama proses pembelajaran oleh peneliti berlangsung.
Hasil penilaian
kegiatan belajar mengajar disajikan dalam lampiran.
4.4.2 Peningkatan Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol
Pada kelas kontrol yang dalam penelitian ini diterapkan
model
pembelajaran konvensional hasil peningkatan nilai rata-rata dari
pretest-post test
dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25Rata-rata Nilai Pre Test-Post Test Kelas Kontrol
Kelas Kontrol Nilai Pre Test Nilai Post Test
SD Negeri Cukilan 01 62,37 67,40
Berdasarkan Tabel 4.25 menunjukkan bahwa rata-rata nilai
post-test kelas
kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
pre-test kelas kontrol. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran
-
58
konvensional hasil belajar siswa kelas kontrol mengalami
peningkatan walaupun
peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 5,3
angka. Dari nilai
rata-rata pre-test sebesar 62,37meningkat menjadi 67,40 untuk
nilai rata-rata
post-test kelas kontrol.
4.4.3 Peningkatan Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen
Pada kelas eksperimen yang dalam penelitian ini diterapkan
model
pembelajaran NHT hasil peningkatan nilai rata-rata dari
pretest-post test dapat
dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26Rata-rata Nilai Pre Test-Post Test Kelas
Eksperimen
Kelas Eksperimen Nilai Pre Test Nilai Post Test
SD Negeri Dadapayam02
65,36 75.44
Berdasarkan Tabel 4.26 menunjukkan bahwa rata-rata nilai
post-test kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran NHT lebih
tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen.
Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran NHT
hasil
belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu sebesar
10,08 angka. Dari nilai rata-rata pre-test sebesar
65,36meningkat menjadi 75,45
untuk nilai rata-rata post-test kelas eksperimen.
4.4.4 Perbedaan Nilai Post Test Kelas Kontrol Dengan Nilai Post
Test Kelas
Eksperimen
Untuk melihat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa
yang
menggunakan model pembelajaran NHT dengan siswa yang menggunakan
model
pembelajaran konvensional dilakukan perhitungan uji t dengan
bantuan SPSS
versi 16.0 menggunakan independent sampel t-tes. Hasil
perhitungan uji t dapat
dilihat pada Tabel 4.27.
-
59
Tabel 4.27
Uji Beda Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Equal
variance
s
assumed
.892 .3503.72
150 .001 8.03259 2.15876 3.69660
12.3685
9
Equal
variance
s not
assumed
3.74
5
49.62
0.000 8.03259 2.14482 3.72377
12.3414
1
Berdasarkan Tabel 4.27 output independent samples test diperoleh
sig.(2-
tailed) sebesar 0,001. Oleh karena sig.(2-tailed) 0,001 <
0,05 maka uji t
menggunakan equal variances not assumed dan diperoleh t-hitung
sebesar 3.745
dan t-tabel adalah sebesar 2,008. thitung ≥ ttabel dan sig ≤
0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. 3,745 > 2,008 , sig.(2-tailed) 0,001 <
0,05 maka ha diterima dan
Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil
belajar
dengan penggunaan model pembelajaran NHT. Perbedaan rata-rata
berkisar antara
3,723 sampai dengan 12,341.
4.4.5 Perbedaan Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Perbedaan hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol dan kelas
eeksperimen
dapat dilihat pada Tabel 4.28.
-
60
Tabel 4.28
Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil Keaktifan Kelas
Kontrol Eksperimen
Pertemuan pertama 28 35
Pertemuan kedua 29 36
Rata-rata 28,5 35,5
Berdasarkan Tabel 4.28 tentang perbedaan hasil keaktifan
siswa
menunjukkan bahwa ada kecenderungan hasil keaktifan siswa yang
menggunakan
model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) saat mengikuti
pelajaran
IPA materi Sumber Daya Alam lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil keaktifan
siswa yang dalam pembelajaran IPA menggunakan model belajara
konvensional.
Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata keaktifan siswa kelas
eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran NHT mencapai angka 35,5 sedangkan
rata-rata
keaktifan siswa kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran
konvensional adalah 28,5. Dari perbedaan rata-rata keaktifan
kelas kontrol dan
rata-rata keaktifan kelas eksperimen dapat dikatakan bahwa siswa
yang dalam
proses belajar di kelas diterapkan model pembelajaran Kooperatif
Learning tipe
NHT(Numbered Head Together) lebih aktif dibandingkan dengan
siswa yang
dalam proses belajar mengajar hanya diterapkan model
pembelajaran
konvensional. Saat mengikuti pembelajaran dengan model belajar
NHT, fisik
serta pikiran siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan
dan memecahkan
suatu permasalahan sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti
proses
pembelajaran lebih tinggi. Perubahan sikap siswa saat mengikuti
pembelajaran
NHT antara lain siswa mampu bekerja sama dan saling membantu
sesama
anggota kelompok sehingga ego masing-masing siswa dapat diredam,
rasa
tanggung jawab siswa lebih tinggi dikarenakan dalam pembelajaran
NHT setiap
anggota kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi sehingga
salah satu siswa
harus membawa nama kelompok, selain itu rasa percaya diri siswa
akan lebih
tinggi karena siswa yang biasanya takut untuk mengemukakan
pendapat
-
61
diharuskan mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing
didepan
kelas.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Pengujian Model Numbered Head Together Terhadap Hasil
Belajar
Siswa
Setelah diperoleh hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya
adalah :
Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT
(Numbered Head Together ) terhadap hasil belajar IPA.
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered
Head Together ) terhadap hasil belajar IPA.
Hasil t-hitung diperoleh sig.(2-tailed) sebesar 0,001 < 0,05,
maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima, yang berarti ada pengaruh hasil
belajar untuk
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT
(Numbered
Head Together).
4.5.2 Pengujian Model Numbered Head Together Terhadap Keaktifan
Siswa
Uji hipotesis untuk keaktifan siswa dalam penelitian ini
adalah
menggunakan skoring. Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya
pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe NHT(Numbered Head
Together)
terhadap keaktifan siswa. Analisis hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh model Kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads
Together) terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.
Ha : Ada pengaruh model Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together)
terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan Tabel 4.28 tentang hasil rata-rata keaktifan siswa
kelas
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa yang
dalam
-
62
pembelajaran menggunakan model belajar NHT lebih tinggi skornya
yaitu 35,5
sedangkan kelas kontrol hanya 28,5. Hal itu dapat disimpulkan
bahwa ada
pengaruh model Kooperaatif tipe NHT(Numbered Head Together)
terhadap
keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen pada mata
pelajaran IPA
sebesar 65,36. Rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol
sebesar 62,37.
Tingkat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah
diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pelajaran IPA adalah
75.44. Rata-
rata nilai post-test kelas kontrol setelah menggunakan model
pembelajaran
konvensional adalah 67,40. Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung
menunjukkan
3,745 dengan probalitas 0,001 < 0,05, artinya rata-rata nilai
sebelum melakukan
pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif Tipe
NHT(Numbered Head
Together) berbeda dengan nilai setelah melakukan pembelajaran
dengan
menggunakan model Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together).
Rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan
rata-rata hasil
belajar kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya
perbedaan rata-rata nilai
siswa kelas eksperimen sebesar 75,44 dan rata-rata nilai kelas
kontrol sebesar
67,40. Hal itu berarti ada pengaruh model Kooperatif Tipe
NHT(Numbered Head
Together) terhadap hasil belajar siswa.
Rata-rata keaktifan siswa kelas eksperimen yang menggunakan
model
Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together) saat mengikuti
pembelajaran
IPA materi Sumber Daya Alammencapai skor 35,5. Rata-rata
keaktifan siswa
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional
saat
mengikuti pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam mencapai skor
28,5. Dari
perbedaan rata-rata skor keaktifan siswa tersebut dapat
disimpulkan bahwa model
Kooperatif Tipe NHT(Numbered Head Together) berpengaruh terhadap
keaktifan
siswa.