38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV akan dipaparkan data-data yang ditemukan dalam penelitian, berdasarkan persoalan penelitian tentang bagaimana klasis GKJ Salatiga Selatan menyelesaikan konflik perpecahan di jemaat GKJ Salatiga Timur, dan dampak dari keputusan klasis bagi GKJ Salatiga Timur. 4.1 Sistim Organisasi GKJ Gereja Kristen Jawa atau GKJ adalah kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus yang ada di suatu tempat tertentu. GKJ didirikan pada tanggal 17 februari 1931, terdiri dari 307 jemaat dan terhimpun dalam 32 klasis yang tersebar di enam provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Ada pun sistem yang dipakai untuk mengatur kehidupan GKJ adalah sistem presbiterial. Sistem presbiterial sendiri yaitu suatu sistem gereja yang dimpimpin oleh Presbyteros (penatua). Keputusan tertinggi ada pada persidangan presbiter. Gereja dipimpin oleh pejabat - pejabat gerejawi; secara kolektif disebut majelis jemaat. Setiap anggota majelis jemaat mempunyai kedudukan yang sama dan masing - masing mempunyai tugas sendiri. Sistem tersebut memiliki dua ciri pokok antara lain; Pertama, setiap GKJ adalah gereja Allah yang mandiri, memiliki kewenangan, mampu mengatur dan mengembangkan diri sendiri, membiayai diri sendiri, dipimpin oleh majelis gereja yang terdiri dari penatua, pendeta dan diaken. Kedua, setiap GKJ wajib berjalan bersama
23
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistim …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6113/4/T2_912012013 BAB IV.pdf · Klasis GKJ adalah ikatan kebersamaan beberapa GKJ di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV akan dipaparkan data-data yang ditemukan dalam penelitian,
berdasarkan persoalan penelitian tentang bagaimana klasis GKJ Salatiga Selatan
menyelesaikan konflik perpecahan di jemaat GKJ Salatiga Timur, dan dampak dari
keputusan klasis bagi GKJ Salatiga Timur.
4.1 Sistim Organisasi GKJ
Gereja Kristen Jawa atau GKJ adalah kehidupan bersama religius yang berpusat
pada penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus yang ada di suatu tempat tertentu. GKJ
didirikan pada tanggal 17 februari 1931, terdiri dari 307 jemaat dan terhimpun dalam 32
klasis yang tersebar di enam provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
Ada pun sistem yang dipakai untuk mengatur kehidupan GKJ adalah sistem
presbiterial. Sistem presbiterial sendiri yaitu suatu sistem gereja yang dimpimpin oleh
Presbyteros (penatua). Keputusan tertinggi ada pada persidangan presbiter. Gereja
dipimpin oleh pejabat - pejabat gerejawi; secara kolektif disebut majelis jemaat. Setiap
anggota majelis jemaat mempunyai kedudukan yang sama dan masing - masing
mempunyai tugas sendiri. Sistem tersebut memiliki dua ciri pokok antara lain; Pertama,
setiap GKJ adalah gereja Allah yang mandiri, memiliki kewenangan, mampu mengatur
dan mengembangkan diri sendiri, membiayai diri sendiri, dipimpin oleh majelis gereja
yang terdiri dari penatua, pendeta dan diaken. Kedua, setiap GKJ wajib berjalan bersama
39
dan mengikatkan diri dengan gereja-gereja kristen Jawa lain yang diwujudkan dalam
persidangan klasis maupun sinode dan visitasi yaitu perkunjungan gerejawi baik oleh
visitator klasis mau pun sinode (Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ 2005 pasal 2).
Misi GKJ merupakan operasionalisasi dari visi GKJ;
Pertama, menjadi Gereja yang terus menerus diperbarui berdasarkan firman
Tuhan. Pembaruan itu antara lain terwujud dalam upaya memupuk
spiritualitas, memelihara penghayatan akan kehadiran Allah dalam seantero
kehidupan, serta memelihara relasinya dengan Allah secara sungguh-sungguh.
Kedua, menjadi gereja yang meneladan Yesus Kristus dalam seluruh
kehidupannya dengan cara hadir di tengah dunia sebagai teladan kebenaran
dan kekudusan.
Ketiga, menjadi gereja yang mewujudnyatakan keselamatan dalam
kehidupannya dan dalam keutuhan ciptaan, dengan memupuk semangat
eukumenis, peduli lingkungan, memperjuangkan terwujudnya keadilan dan
damai sejahtera bagi semua umat manusia.
4.1.1 Sistim Organisasi di Jemaat
GKJ dapat terdiri dari gereja induk dan pepanthan. Jika satu atau beberapa
pepanthan telah memenuhi syarat sebagai GKJ seperti dalam pasal 2 dalam tata gereja,
maka pepanthan tersebut dapat didewasakan. Syarat-syarat bagi pepanthan yang akan
didewasakan adalah; mempunyai motivasi yang sehat sesuai dengan nilai-nilai kristiani.
Mempunyai tujuan demi perkembangan gereja yang baik yang mendewasakan mau pun
didewasakan. Memiliki kemampuan untuk memerintah, mengembangkan, membiayai
40
diri sendiri. Mempunyai jumlah warga gereja sekurang-kurangnya 150 orang. Warga
dewasa sekurang-kurangnya 10 yang bersedia menjadi pejabat gerejawi. Memiliki
kemampuan keuangan gereja 40% dari anggaran pendapatan belanja gereja (APBG) per
tahun. Dapat dipakai untuk mencukupi kebutuhan biaya hidup pendeta gereja dan
kebutuhan pelayanan. Memiliki tempat ibadah yang menjamin keberlangsungan ibadah
(Tata Laksana GKJ 2005 pasal 4 ayat 1).
Warga GKJ adalah orang yang dibabtis di GKJ (tercatat dalam buku induk gereja)
dan orang yang pindah dari gereja lain menjadi warga GKJ (Tata GKJ 2005 pasal 6).
Warga yang dari gereja anggota PGI (Persekutuan Gereja Indonesia) diterima dengan
surat atestasi pindah. Jika bukan dari sesama anggota PGI maka akan diterima dengan
syarat diadakan percakapan dan diwartakan selama dua kali ibadah minggu. Jika tidak
ada keberatan dari anggota jemaat, maka akan diterima menjadi warga GKJ. Hilangnya
status sebagai warga GKJ jika; Pindah ke gereja lain, meninggalkan iman Kristen,
meninggal dunia (Tata laksana GJK pasal 4 ayat 4)
Secara tegas dalam pokok - pokok ajaran gereja dan tata laksana Gereja Kristen
Jawa tidak menyebutkan defenisi atau arti pendeta GKJ. Namun dalam dalam peraturan
kesejahteraan vicaris, pendeta, pendeta emeritus dan karyawan GKJ dikatakan bahwa
pendeta adalah orang yang diberikan hak khusus karena jabatan dan tanggungjawab
seperti yang diatur dalam tata gereja. Ada pun kewajibannya; menjaga dan menjunjung
tinggi nama baik gereja dan lembaga gereja. Melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang dibebankan gereja dan lembaga gereja. Sedangkan dalam peraturan
pembimbingan dan ujian calon pendeta sinode GKJ memberi tekanan bahwa pendeta
adalah sebagai pelayan jemaat yang merupakan salah satu sumber daya manusia gereja
41
yang mengemban mandat untuk membangun jemaat. Usia pensiun pendeta adalah 60
tahun (Peraturan Pembimbingan dan Ujian Calon Pendeta sinode GKJ Salatiga 2005).
Pendeta dalam GKJ direkrut dengan ketentuan; seorang yang belum berjabatan
pendeta dan harus melalui proses pencalonan, pemilihan, pemanggilan, pembimbingan,
pendampingan, ujian calon pendeta, vikariat dan penabisan.
Bagi yang sudah berjabatan pendeta harus melalui pencalonan, pemilihan,
pemanggilan dan peneguhan. Jika sudah berjabatan pendeta tetapi berasal dari gereja lain
(anggota PGI) harus melalui pencalonan, pemilihan, pemanggilan, pembimbingan,
pendampingan, ujian calon pendeta dan peneguhan. Ada pun persyaratannya; Warga sidi
GKJ atau yang lain (anggota PGI), telah menamatkan pendidikan minimal S1 dari
pendidikan teologi yang didukung GKJ. Bersedia menerima pokok-pokok ajaran GKJ,
Tata Geraja dan Tata Laksana. Memiliki kemampuan dan bersedia menjadi pendeta
sebagai panggilan spiritualitas. Syarat tambahan dapat ditentukan oleh majelis gereja
sesuai dengan konteks kebutuhan setempat. Dalam status kependetaan, diatur sebagai
berikut; Pendeta GKJ pada hakikatnya adalah pendeta GKJ pada jemaat tertentu,
memiliki kewenangan dan keabsahan pelayanan dilingkup klasis, sinode dan gereja lain
anggota PGI. Pendeta GKJ pada hakikatnya adalah pelayan penuh waktu, dan tidak
merangkap sebagai tenaga penuh waktu di lembaga lain (Tata Laksana GKJ 2005 pasal
7).
Alat-alat kelengkapan GKJ adalah sidang majelis gereja, badan-badan pembantu
dan administrasi. Sidang mejelis gereja terbagi atas dua; sidang majelis gereja untuk
membicarakan masalah - masalah yang berkaitan dengan kehidupan gereja. Sidang
majelis gereja terbuka adalah persidangan mejelis yang dihadiri oleh warga gereja, untuk
42
membicarakan masalah-masalah tertentu yang berkaitan dengan kehidupan gereja.
Keputusan kedua persidangan ini ditetapkan berdasarkan alkitab, pokok-pokok ajaran
GKJ, Tata Laksana GKJ, dengan mempertimbangakn keputusan klasis dan sinode.
Keputusan itu wajib diterima oleh dari GKJ yang bersangkutan.
Mejelis gereja dalam melaksanakan tugas panggilannya dapat mengangkat badan-
badan pembantu majelis gereja. Mereka adalah kelompok orang yang diangkat sebagai
komisi, panitia atau tim untuk melaksanakan tugas tertentu. Dalam menjalankan tugas,
badan pembantu majelis bertanggung jawab kepada pihak majelis gereja.
4.1.2 Sistim Organisasi Klasis GKJ
Klasis GKJ adalah ikatan kebersamaan beberapa GKJ di wilayah tertentu yang
didasarkan pada pengakuan keesaan gereja sebagaimana dinyatakan dalam alkitab,
pokok-pokok ajaran GKJ serta tata gereja dan tata laksana GKJ. Ikatan kebersamaan itu
diwujudkan dalam persidangan klasis dan visitasi.
Sidang klasis adalah persidangan para pemangku jabatan gerejawi dan utusan
gereja-gereja anggota klasis. Persidangan klasis terbagi atas dua jenis; Sidang klasis
untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan gereja dan
Sidang klasis istimewa adalah untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan
mendesak yang berkaitan dengan kehidupan gereja.
Keputusan sidang klasis dan sidang klasis istimewa ditetapkan berdasarkan
alkitab dan pokok ajaran GKJ, serta tata gereja dan tata laksana GKJ. Ada pun keputusan
kedua persidangan tersebut bersifat mengikat gereja-gereja yang ada dalam naungan
klasis.
43
Alat-alat kelengkapan klasis adalah badan pelaksana klasis (Bapelklas), badan
pengawas klasis (Bawasklas) dan administrasi klasis. Bapelklas beranggotakan orang-
orang yang diangkat dalam persidangan klasis untuk melaksanakan keputusan-keputusan
klasis. Bapelklas bertanggung jawab kepada klasis. Sedangkan Bawasklas adalah badan
yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk
melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan klasis. Bawasklas
bertanggungjawab kepada klasis dan diberhentikan oleh persidangan klasis.
Klasis Salatiga bagian Selatan terletak di provinsi Jawa Tengah tepatnya di kota
Salatiga. Klasis GKJ Salatiga bagian Selatan terdiri dari 9 dan 13 pepanthan. Jemaat-
jemaat tersebut adalah GKJ Salib Putih, GKJ Salatiga Timur, GKJ Bagian Selatan, GKJ