Page 1
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal,
deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Kondisi Awal membahas mengenai
kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan Siklus, termasuk di dalamnya psoses
pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan
penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan
penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi,
dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II
menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan
kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar anak. Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul
di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan
hasil belajar IPA yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri.
Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang
rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari
sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.
Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari
karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan
permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses
pembelajaran yang tengah berlangsung.
Faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata
pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu metode pembelajaran yang disampaikan guru
Page 2
49
belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pembelajaran yang
diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama,
siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan.
Selain itu, peran media pembelajaran juga belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh
guru. Pada hakikat pemanfaatan sebuah media pembelajaran selain mampu merangsang
tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah media juga dapat membantu guru untuk
menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan
instan yang diperoleh dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran
yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.
Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas 4 SDN Mintomulyo, hambatan-hambatan yang muncul tersebut
menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa
merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada
aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang
tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil
belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Batas nilai
KKM ≥ 70 merupakan KKM mata pelajaran IPA Kelas 4 SDN Mintomulyo yang telah
ditentukan oleh guru.
Adapun proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal akan
diuraikan pada sub-sub judul di bawah ini.
4.1.1.1. Deskripsi Proses
Pengamatan Kondisi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2015 pada
mata pelajaran IPA dengan SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh
manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan
antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru
meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan
Page 3
50
membagi sebuah kertas menjadi dua buah bagian, pada awal kegiatan siswa merasa
tertarik. Guru menjelaskan tentang rangka manusia.
Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa
adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena
pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru. Kemudian
dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan soal, guru bersama
siswa membuat kesimpulan. pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam penutup.
4.1.1.2. Deskripsi Hasil Tindakan
Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif SK 2.Memahami hubungan
antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1
Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya,
memperoleh hasil dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 25, nilai rata-rata 64,4. Siswa
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 12 siswa (48 %) dari 25 siswa.
Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1. 25 – 35 2 8 %
2. 36 – 46 2 8 %
3. 47 – 57 2 8 %
4. 58 – 68 8 32 %
5. 69 – 79 9 36 %
6. 80 – 90 2 8 %
Jumlah Siswa 25 100 %
Nilai Rata-rata 64,4
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 25
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat
dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM.
Sebanyak 13 siswa dari total keseluruhan 25 siswa masih belum tuntas dalam mata
pelajaran IPA, hanya 10 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM.
Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 25-35
Page 4
51
sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai 36-46 sejumlah 2 siswa dengan
persentase 8%, rentang nilai 47-57 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8%, rentang nilai
antara 58-68 sejumlah 8 siswa dengan persentase 32%, rentang nilai 69-79 sejumlah 9
siswa dengan persentase 36%, dan rentang nilai 80-90 sejumlah 2 orang siswa dengan
persentase 8%. Dari daftar nilai pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata siswa 64,4 dan
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 25.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi
awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2. berikut ini
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 12 48
2. Belum Tuntas < 70 13 52
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)
sejumlah 13 siswa atau 52% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 48% dari
total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah
siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.
2 2 2
8 9
2 0
2
4
6
8
10
25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 80-90
Nilai
8%
12% 8%
32% 36%
8%
Page 5
52
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:
Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Hasil observasi pada Kondisi awal juga memperoleh hasil yang rendah, baik
observasi guru maupun observasi siswa. Pada observasi aktivitas guru, hanya
memperoleh skor 56 dari jumlah skor keseluruhan 132 dengan persentase sebesar 42%.
Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa, hanya memperoleh skor 33 dari jumlah skor
keseluruhan 92 dengan persentase sebesar 36%.
Persentase observasi guru dan observasi siswa dapat dilihat pada diagram 4.3
berikut:
Diagam 4.3 Persentase Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar IPA dan hasil observasi yang masih rendah, maka peneliti
merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar, sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
48%
52%
Tuntas
Belum Tuntas
42%
36%
32%
34%
36%
38%
40%
42%
44%
Observasi Guru Observasi Siswa Persentase
Page 6
53
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2
dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada tanggal 03, 05, 07
November 2015. Tiap pertemuan beralokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan 1 dan 2
merupakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-
hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain: menyusun RPP
beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria
penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran
berupa gambar; Pelaksanaan, serta Refleksi.
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus I yang
meliputi perencanaan pertemuan I, perencanaan pertemuan kedua, dan perencanaan
pertemuan ketiga.
Perencanaan Pertemuan I
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a
Match berbantuan media gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh
manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan
antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa
dapat menyebutkan bagian-bagian rangka manusia dengan benar.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa
gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,
serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.
Page 7
54
Perencanaan Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari
adalah kegunaan rangka tubuh bagi manusia. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. SK 2.
Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta
pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh
manusia dengan fungsinya.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa
dapat menjelaskan kegunaan rangka manusia dengan benar.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa
gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,
serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.
Perencanaan Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan kedua, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari
adalah macam-macam sendi pada tubuh manusia. Peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media
gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan
fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur
kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Page 8
55
Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa
dapat menyebutkan macam-macam sendi dengan benar.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa
gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,
serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan akan diuraikan tentang proses pelaksanaan
tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi.
a) Proses Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I
dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus I
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Berikut ini rincian pelaksanaan tindakan siklus I.
Pelaksanaan Pertemuan I
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 03 November 2015. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian
guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Coba
perhatikan tubuh kita terdiri dari apakah tubuh kita? Ada berapa bagian tubuh kita?”. Dari
berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling tepat. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu Setelah melakukan
kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian rangka manusia
dengan benar.
Page 9
56
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang kerangka manusia.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan
model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model
pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1
dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan
kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai
pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya
sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing
kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan
jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai
ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat
kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu
yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa
yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai
semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan
jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah
dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan
konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah
tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin
tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh
poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru
memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi
pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
Page 10
57
pertemuan selanjutnya yaitu tentang kegunaan kerangka tubuh bagi manusia. Sebelum
menutup pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Pelaksanaan Pertemuan II
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 05 November 2015. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru
meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Kemarin
kita telah belajar tentang rangka ? Rangka manusia itu dibagi menjadi berapa? Kita dapat
berdiri dengan tegak karena mempunyai rangka. Siapa yang tahu apa lagi kegunaan
rangka bagi manusia?” Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling
tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menyebutkan kegunaan
rangka manusia dengan benar.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang kegunaan kerangka
manusia.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan
model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model
pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1
dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan
kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai
pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya
sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing
kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan
Page 11
58
jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai
ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat
kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu
yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa
yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai
semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan
jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah
dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan
konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah
tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin
tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh
poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru
memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi
pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu macam-macam sendi manusia. Sebelum menutup pelajaran
guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam.
.
Pelaksanaan Pertemuan III
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 November 2015. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian
guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Coba lihat
Page 12
59
tanganmu! Tekuklah tangan kananmu! Coba lipat kaki kirimu! Mengapa tangan dan kaki
kita dapat kita lipat?” Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling
tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menyebutkan macam-
macam sendi dengan benar.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang macam-macam sendi
manusia..
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan
model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model
pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1
dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan
kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai
pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya
sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing
kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan
jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai
ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat
kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu
yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa
yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai
semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan
jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah
dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan
konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah
tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
Page 13
60
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin
tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh
poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru
memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi
pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan siswa. Setelah itu guru memberikan tes siklus I. Sebelum menutup pelajaran guru
memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan salam.
b) Hasil tindakan
Pada bagian ini akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai
IPA siswa kelas 4 SDN Mintomulyo setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil belajar
mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada
pertemuan ketiga siklus I.
Hasil belajar IPA disajikan pada tabel daftar nilai IPA Siklus I (terlampir), dan
distribusi frekuensi nilai IPA siklus I akan disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No Interval Frekuensi Persentase
1 40 – 50 3 12 %
2 51 – 61 2 8 %
3 62 – 72 1 4 %
4 73 – 83 2 8 %
5 84 – 94 11 44 %
6 95 – 100 6 24 %
Jumlah 25 100 %
Rata-rata nilai 81,6
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 40
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat
hasil belajar pada IPA siswa kelas 4 SD N Mintomulyo siklus I mempunyai rata-rata nilai
81,6 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Pada rentang nilai 40-50 sejumlah 3
siswa dengan persentase 12% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 51-61
Page 14
61
sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62-
72 sejumlah 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai
73-83 sejumlah 2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang
nilai 84-94 sejumlah 11 siswa dengan persentase 44%, dan rentang nilai 95-100 sejumlah
6 siswa dengan persentase 24% .
Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai berikut:
Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I
disajikan dalam bentuk tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4
Ketuntasan Belajar Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 19 76
2. Belum Tuntas < 70 6 24
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 6
siswa atau 24% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 76% dari total keseluruhan
siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah
mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum
berhasil mencapai kentutasan minimal.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:
3 2 1 2
11
6
0
2
4
6
8
10
12
40-50 51-61 62-72 73-83 84-94 95-100
Fre
kue
nsi
12% 8% 4% 20%
44%
24%
Page 15
62
Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.2.3. Pelaksanaan observasi
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas
guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil
observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama
proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil
pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33
indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam
lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor
3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 – 26 berada
pada kriteria sangat kurang, skor 27 – 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 – 78
termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 – 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan
skor 106 – 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar
observasi siswa yaitu untuk total skor 0 – 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 –
38 berada pada kriteria kurang, skor 39 – 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 – 74
termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 – 92 pada kriteria sangat baik.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan I
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
76%
24% Tuntas
Belum Tuntas
Page 16
63
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 4, 1, 2, 3, 11
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7, 9
Membimbing siswa melakukan eksplorasi
11 8, 9, 10 11
Memanfaatkan media gambar 12, 13, 14 9
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
20, 21, 22
15, 16, 17, 18, 19, 23
25
Memberikan penghargaan kepada siswa
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27 8
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
31, 32 29, 30, 33 13
TOTAL 8 25 92
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian
dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 8 item dan indikator
yang memperoleh skor 3 sebanyak 25 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 92 dengan kriteria baik dan persentase proses pembelajaran sebesar 68,94%.
Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator
nomor 1, 2, 3, 4. Indikator nomor 1,2, dan 3 memperoleh skor 3 sedangkan nomor 4
memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek satu 11 skor. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua yaitu 9 skor.
Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 11 memperoleh skor 2 jumlah skor aspek tiga adalah 11 skor. Pada aspek
memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 9 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23 mendapat skor 3 dan
indikator nomor 20, 21, 22 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima 24 skor.
Page 17
64
Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor
24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam yaitu 6 skor. Kemudian pada
aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh
skor 3 dan indikator 28 mendapatkan skor 2 sehingga jumlah skor aspek tujuh yaitu 8 skor.
Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 33 memperoleh skor 3 dan indikator
nomor 31, 32 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek delapan yaitu 13 skor. Total
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 92 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 2, 3, 4 1 9
Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan
penjelasan guru 6 5 5
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9, 10 8
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran
13 11, 12 8
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
15, 16, 17, 18
14, 19 14
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 22 21, 23 11
TOTAL 15 8 55
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 15 item, indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 7 item dan tidak ada indikator yang memperoleh skor 4
sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 54 dengan krieteria cukup dan
perentase keaktifan siswa adalah 58,69%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2, 3, 4 memperoleh skor 2 dan indikator nomor
1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 9 skor. Selanjutnya aspek
eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu
Page 18
65
indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 3 sehingga
jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor
aspek tiga 8 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 13 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 11, 12 memperoleh skor
3 sehingga jumlah skor aspek empat 8 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas
guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator
nomor 15, 16, 17, 18 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14, 20 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek lima 14 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 22,
memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 23 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor
aspek enam 11 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan pertama adalah 54 skor.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan II
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 9
Membimbing siswa melakukan eksplorasi
8, 9, 10, 11 12
Memanfaatkan media gambar 12, 14 13 9
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
19, 20, 21
15, 16, 17, 18, 22, 23
24
Memberikan penghargaan kepada siswa
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 26, 27, 28 9
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
29, 30, 31, 32,
33 15
TOTAL 3 29 1 96
Page 19
66
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian
dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 3 item, indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 29 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1
item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 97 dengan kriterian baik dan
persentase proses pembelajaran sebesar 73,48%. Pada aspek memeriksa kesiapan
pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor
3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 9 skor. Pada aspek ketiga yaitu
membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 8, 9, 10, 11 memperoleh skor 3 jumlah skor aspek tiga adalah 12 skor.
Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,
14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek empat adalah 10 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16, 17, 18 mendapat skor 3, indikator
nomor 19, 20, 21 mendapat skor 2 sehingga jumlah skor aspek lima yaitu 24 skor. Aspek
memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian pada aspek
penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh
skor 3 sehingga jumlah skor aspek tujuh adalah 9 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir
membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator
nomor 29, 30, 31, 32, 33 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah 97
skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:
Page 20
67
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3, 4 12
Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan
penjelasan guru 6 5 5
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9, 10 8
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran
11, 12,
13 9
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
16, 17, 18 14, 15,
19 15
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20 21, 22 23 12
TOTAL 9 13 1 61
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 9 item, indikator yang
memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1
item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 61 dengan kriteris baik dan
persentase keaktifan siswa sebesar 66,30%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 2 dan
indikator nomor 5 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 5 skor. Pada aspek
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10
memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 8 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9
skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make
a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 19 memperoleh skor 2 dan
indikator nomor 14, 15, 20 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 15 skor.
Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 22 memperoleh
skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12
Page 21
68
skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua
adalah 61 skor.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan III
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan ketiga dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan III
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 9
Membimbing siswa melakukan eksplorasi
8, 9, 10, 11 12
Memanfaatkan media gambar 12, 14 13 10
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23 27
Memberikan penghargaan kepada siswa
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 26, 27, 28 9
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
31 29, 30, 32, 33 14
TOTAL 1 31 1 99
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian
dari observer, indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 2 sebanyak 1 item, indikator
yang memperoleh skor 3 sebanyak 32 item dan indikator yang memperoleh skor 4
sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99 dengan kriteria baik
dan persentase pembelajaran sebesar 75%. Pada aspek memeriksa kesiapan
pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor
3 sehingga jumlah skor aspek satu adalah 12 skor. Pada aspek melakukan apersepsi,
motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator
nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua dalah 9 skor. Pada
aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri
Page 22
69
dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10, 11 memperoleh skor 3 jumlah skor aspek
tiga adalah 12 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 12, 14 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skor aspek empat adalah 10 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 mendapat
skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 27 skor. Aspek memberikan penghargaan
kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek enam adalah 6 skor. Kemudian pada aspek penggunaan
bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek tujuh adalah 9 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir
membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator
nomor 29, 30, 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 31 memperoleh skor 2
sehingga jumlah skor aspek delapan adalah 14 skor. Total keseluruhan skor hasil
observasi aktivitas guru siklus I pertemuan ketiga adalah 99 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan III
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3, 4 12
Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan
penjelasan guru 5, 6 6
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9,
10 8
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran
11, 12, 13 9
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
14, 15, 16, 17, 18, 19
18
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20 21, 22 23 12
TOTAL 5 17 1 65
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 5 item, indikator yang
Page 23
70
memperoleh skor 3 sebanyak 17 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1
item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 65 dengan kriteria baik dan
persentase keaktifan siswa sebesar 70,65%. Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar
terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek satu 12 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga
jumlah skor aspek tiga 8 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9
skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make
a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16, 17, 18, 19 memperoleh
skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 18 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan
dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20
memperoleh skor 2, indikator nomor 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Total keseluruhan skor
hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 65 skor.
4.1.2.4. Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada
siklus I.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas
guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu
sebanyak 8 item, skor 3 sebanyak 25 item da tidak ada aktivitas guru yang memperoleh
skor 4. Pada pertemuan kedua, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 3 item, skor 3
sebanyak 29 item dan skor 4 sebanyak 1 item. Selanjutnya pada pertemuan ketiga tidak
terdapat aktivitas yang memperoleh skor 2, perolehan skor 3 sebanyak 32 item dan jumlah
indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 1 item.
Page 24
71
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, terjadi peningkatan pada
beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan
aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.11 Berikut ini:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I, II, dan III
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1 11 12 12
2 9 9 9
3 11 12 12
4 9 10 10
5 25 24 27
6 6 6 6
7 8 9 9
8 13 15 15
Jumlah 92 97 100
Berdasarkan tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I, II,
dan III dapat dilihat pada diagram 4.6 Berikut ini:
Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan
I, II, dan III
Berdasarkan diagram di atas aktivitas guru mengalami peningkatan pada aspek ke
1, 3, 4, 5, 7, dan 8. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi terjadi pada aspek 8
yaitu aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match). Pada
aspek ini guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
melalui kegiatan pasang kartu (19), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
0
5
10
15
20
25
30
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Page 25
72
berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (20), guru juga dapat
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Make a Match (21).
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru
sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 69,7%,
pertemuan kedua meningkat menjadi 73,5%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga
mengalami peningkatan menjadi 75,8%. Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas
guru siklus I pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada Diagram 4.7 sebagai berikut:
Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus I Pertemuan I, II, dan III
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan
pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 15 item,
skor 3 sebanyak 8 item, dan tidak ada indikaot yang memperoleh skor 4. Kemudian pada
pertemuan kedua, perolahan skor 2 sebanyak 9 item, skor 3 sebanyak 13 item, dan skor 4
sebanyak 1 item. Pada pertemuan ketiga, perolahan skor 2 sebanyak 5 item, perolehan
skor 3 sebanyak 17 item dan skor 4 sebanyak 1 item. Peningkatan aspek pembelajaran
pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4. Berikut ini:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I, II, dan III
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1 9 12 12
2 5 5 6
3 8 8 8
64,00%
66,00%
68,00%
70,00%
72,00%
74,00%
76,00%
78,00%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persenta…
Page 26
73
4 8 9 9
5 14 15 18
6 11 12 12
7 55 61 65
Berdasarkan tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusI
Pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:
Diagram 4.8 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusI
Pertemuan I, II, dan III
Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa mengalami peningkatan pada aspek ke
1, 2, 4, 5, dan 6. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek respon
siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu siswa berpartisipasi aktif dalam
pemanfaatan pembelajaran (13). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam
kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa bersemangat dan antusias untuk mencari
pasangan kartu (15), siswa mampu melakukan kegiatan pasang kartu (Make a Match)
secara kondusif (16), Siswa melakukan kegiatan pasang kartu sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan (17), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi
hasil kegiatan pasang kartu (18).
Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama
persentase yang diperoleh mencapai 59,7%, pertemuan kedua meningkat menjadi 66,3%,
kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 70,7%.
Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan III
dapat dilihat pada Diagram 4.9 sebagai berikut:
0
5
10
15
20
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Page 27
74
Diagram 4.9 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada
Siklus I Pertemuan I, II, dan III
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 76%
siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti
tentukan sebesar 80%. Masih ada 6 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah
KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan
dari kondisi awal 63,2 menjadi 81,6 setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase
ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 40% menjadi 76%. Karena pada siklus I
belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 80% maka akan penelitian dilanjutkan
dengan siklus berikutnya yaitu siklus II.
4.1.3. Deskripsi Siklus II
Seperti pada Siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan,
yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada
tanggal 17, 19, 21 November 2015. Tiap pertemuan beralokasi waktu 2 x 35 menit.
Pertemuan 1 dan 2 merupakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi
pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah Perencanaan antara lain:
menyusun RPP beserta intrumen penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban
dan kriteria penilaian, lembar observasi kegiatan pembelajaran, menyiapkan media
pembelajaran berupa gambar; Pelaksanaan, serta Refleksi.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persentase
Page 28
75
4.1.3.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang
meliputi perencanaan pertemuan pertama, perencanaan pertemuan kedua, dan
perencanaan pertemuan ketiga.
Pada tahap ini akan diuraikan tentang perencanaan pelaksanaan siklus II yang
meliputi perencanaan pertemuan I, perencanaan pertemuan kedua, dan perencanaan
pertemuan ketiga.
Perencanaan Pertemuan I
Sebelum melakukan tindakan pembelajaran pada pertemuan pertama peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a
Match berbantuan media gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh
manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara
memelihara kesehatan kerangka tubuh.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Make a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui model pembelajaran Make a Match
siswa dapat mencari informasi tentang kelainan tulang belakang dan tulang kaki serta
penyebabnya.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa
gambar kelainan tulang belakang. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,
serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.
Perencanaan Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari
adalah penyakit tulang pada manusia. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat
mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Page 29
76
menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar. SK
2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta
pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make
a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a Match, siswa dapat
menemutunjukkan penyebab terjadinya penyakit pada tulang.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa
gambar penyakit tulang. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran
seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar observasi aktivitas
guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu, serta penghargaan
berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.
Perencanaan Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan kedua, yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Materi yang dipelajari
adalah cara memelihara kesehatan kerangka tubuh manusia. Peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media
gambar. SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan
fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan
kerangka tubuh.
Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang hendak dicapai pada
pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make
a Match berbantuan media gambar ialah: Melalui kegiatan Make a match, siswa dapat
menunjukkan cara pemeliharaan kerangka tubuh manusia.
Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa
gambar kerangka manusia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban, lembar
Page 30
77
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian pasang kartu,
serta penghargaan berupa stiker bintang dan evaluasi pembelajaran.
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Seperti halnya pada siklus I, pada tahap pelaksanaan tindakan ini juga akan
diuraikan tentang proses pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan hasil observasi pada
siklus II.
a) Proses Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II
dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus
II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pelaksanaan Pertemuan I
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 17 November 2015. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian
guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Pernahkah
kamu melihat nenek-nenek yang bungkuk? Coba lihat tubuhmu! Mengapa punggung
nenek itu bungkuk? Dan punggungmu tidak?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih
jawaban yang paling tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai yaitu siswa dapat mencari informasi tentang kelainan tulang belakang dan
tulang kaki serta penyebabnya.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang kelainan tulang.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan
model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model
pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1
dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan
Page 31
78
kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai
pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya
sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing
kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan
jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai
ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat
kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu
yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa
yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai
semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan
jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah
dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan
konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah
tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin
tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh
poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru
memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi
pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang penyakit tulang pada manusia. Sebelum menutup
pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam.
.
Pelaksanaan Pertemuan Kedua
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru
Page 32
79
meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Kemarin
kita telah mempelajari tentang kelainan tulang dan penyebabnya. Apakah kelainan tulang
belakang termasuk penyakit pada tulang?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih
jawaban yang paling tepat. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai yaitu setelah melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat
menunjukkan penyebab terjadinya penyakit pada tulang.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
meminta siswa incari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang penyakit tulang pada
manusia.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan
model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model
pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1
dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan
kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai
pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya
sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing
kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan
jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai
ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat
kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu
yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa
yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai
semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan
jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah
dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan
Page 33
80
konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah
tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin
tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh
poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru
memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi
pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang cara memelihara kesehatan rangka. Sebelum
menutup pelajaran guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan salam.
.
Pelaksanaan Pertemuan Ketiga
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November 2015. Kegiatan awal
pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan mengucapkan salam, kemudian
guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan
presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan
motivasi dengan menyanyikan lagu dan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan menyanyikan lagu, kemudian guru memberikan pertanyaan “Kemarin
kita telah mempelajari macam-macam kelainan tulang dan penyakit tulang. Supaya tulang
dan rangka kita sehat, kita harus menjaganya. Bagaimana cara memelihara kesehatan
rangka kita?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru memilih jawaban yang paling tepat.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu Setelah
melakukan kegiatan pembelajaran hari ini, siswa dapat menunjukkan cara pemeliharaan
kerangka tubuh manusia.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
Page 34
81
meminta siswa mencari informasi dari buku IPA kelas 4 tentang cara memeliahara
kesehatan rangka.
Selanjutnya pada kegiatan elaborasi Guru menyiapkan siswa untuk melakukan
model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan menjelaskan mengenai model
pembelajaran Make a Match.Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1
dan kelompok 2. Pada babak pertama, kelompok 1 sebagai pemegang kartu soal dan
kelompok 2 sebagai pemegang katu jawab. Pada babak selanjutnya, kelompok 1 sebagai
pemegang kartu jawab dan kelompok 2 sebagai pemegang kartu soal, begitu seterusnya
sampai berulang 4 babak.Guru memposisikan siswa untuk saling berhadapan antara
kelompok 1 dan kelompok 2. Guru membagikan kartu secara acak kepada masing-masing
kelompok. Kelompok pemegang kartu soal diberi waktu selama 5 menit untuk memikirkan
jawaban dari kartu yang diterima. Sedangkan pemegang kartu jawab menunggu sampai
ada aba-aba dari guru. Dengan aba-aba dari Guru, pemegang kartu jawab mengangkat
kartu kearah kelompok lawan, dan pemegang kartu soal mulai mencari pasangan kartu
yang tepat.Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari pasangan masing-masing. Siswa
yang sudah menemukan pasangan kartunya diminta untuk duduk dan menunggu sampai
semua menemukan pasangan masing-masing. Bersama Siswa, Guru mencocokan
jawaban siswa. Siswa yang berhasil menjodohkan kartu dengan tepat diberi skor. Setelah
dua babak, kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberi poin. Pada kegiatan
konfirmasi, Memberi tanggapan dari berbagai jawaban siswa yaitu dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat serta memberikan penguatan dari jawaban siswa yang sudah
tepat. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang telah berhasil mencocokkan kartunya dengan benar dan memperoleh poin
tertinggi pada kegiatan pasang kartu Make a Match, kelompok yang berhasil memperoleh
poin tertinggi pada kegiatan pasang kartu pertemuan pertama adalah kelompok 1, guru
memberikan stiker bintang kepada kelompok 1. Kemudian Guru memberikan tes evaluasi
pada siswa dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan siswa. Setelah itu guru memberikan tes siklus II. Sebelum menutup pelajaran guru
Page 35
82
memberikan motivasi pada siswa agar lebih giat belajar. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan salam.
b) Hasil Tindakan
Seperti pada siklus I, bagian ini menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran
berupa nilai IPA siswa kelas 4 SDN Mintomulyo setelah pelaksanaan tindakan siklus II.
Hasil belajar mata pelajaran IPA diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus
yaitu pada pertemuan ketiga siklus II.
Hasil belajar IPA dengan SK 2.Memahami hubungan antara struktur organ tubuh
manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya dan KD 2.2 Menerapkan cara
memelihara kesehatan kerangka tubuh, disajikan pada tabel daftar nilai IPA Siklus II
(terlampir), dan distribusi frekuensi nilai IPA siklus I akan disajikan dalam tabel 4.12
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
No Interval Frekuensi Persentase
1 63-69 2 8 %
2 70-76 2 8 %
3 77-83 7 28 %
4 84-90 1 4 %
5 91-97 10 40 %
6 98-100 3 12%
Jumlah 2187 100 %
Rata-rata nilai 87,48
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 64
Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat terlihat
hasil belajar pada IPA siswa kelas 4 SD N Mintomulyo siklus I mempunyai rata-rata nilai
87,48 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 63. Pada rentang nilai 63-69 sejumlah 2
siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-76 sejumlah
2 siswa dengan persentase 8% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 77-83
sejumlah 7 siswa dengan persentase 28% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 84-
90 sejumlah 1 siswa dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai
Page 36
83
91-97 sejumlah 10 dengan persentase 40%, dan rentang nilai 98-100 sejumlah 3 siswa
dengan persentase 12%.
Berdasarkan tabel 4.13 dapat digambarkan dalam diagram 4.10 sebagai berikut:
Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai IPA siklus I
disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut ini
Tabel 4.14
Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 23 92
2. Belum Tuntas < 70 2 8
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4.14 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)
sejumlah 2 siswa atau 8% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase 92% dari total
keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa
yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut:
0
2
4
6
8
10
12
63 - 69 70-76 77-83 84-90 91-97 98-100
Fre
kue
nsi
Nilai
8% 8%
28%
4%
40%
12%
Page 37
84
Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus II
4.1.3.3. Pelaksanaan Observasi
sub bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru
dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil
observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga.
Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas
guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar yang terdiri dari analisis hasil
observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama
proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil
pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33
indikator aktivitas guru dan 23 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam
lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor
3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan
diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.
Kriteria penilaian pada lembar observasi guru yaitu untuk total skor 0 – 26 berada
pada kriteria sangat kurang, skor 27 – 52 berada pada kriteria kurang, skor 53 – 78
termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 79 – 105 termasuk kedalam kriteria baik, dan
skor 106 – 132 pada kriteria sangat baik. Sedangkan untuk kriteria penilaian pada lembar
observasi siswa yaitu untuk total skor 0 – 19 berada pada kriteria sangat kurang, skor 20 –
92%
8% Tuntas
Tidak Tuntas
Page 38
85
38 berada pada kriteria kurang, skor 39 – 56 termasuk pada kriteria cukup, skor 57 – 74
termasuk kedalam kriteria baik, dan skor 75 – 92 pada kriteria sangat baik.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan I
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
6, 7 5 10
Membimbing siswa melakukan eksplorasi
8, 9, 10 11 13
Memanfaatkan media gambar 12, 14 13 10
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
15, 16, 17, 18, 21, 22,
23 19, 20 29
Memberikan penghargaan kepada siswa
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27 11
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
29, 30, 31,
32, 33 15
TOTAL 26 7 109
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer tidak ada indikator dari aktivitas guru yang memperoleh skor 2,
indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 26 item dan indikator yang memperoleh skor
4 sebanyak 7 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 106 dengan kriteria
Sangat Baik dan persentase proses belajar sebesar 80,3%. Pada aspek memeriksa
kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 5, 6, 7 pada indikator nomor 5 memperoleh skor 4 dan pada indikator
nomor 6 dan 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek
ketiga yaitu membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4
indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 11
Page 39
86
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 13 skor. Pada aspek
memanfaatkan media gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12, 14
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek empat adalah 10 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 13, 14,
15, 16, 17, 18, 21, 22, 23 mendapat skor 3 dan indikator nomor 19, 20 mendapat skor 4
sehingga jumlah skor aspek lima 29 skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa
terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 24, 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah
skor aspek enam 9 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 4, indikator nomor 28 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat
kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor
29, 30, 31, 32, dan 33 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor.
Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama adalah
109 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 3, 4 2 13
Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan
penjelasan guru 5, 6 6
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
7, 8, 9, 10 12
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran
11, 12, 13 9
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
14, 18, 19 15, 16,
17 21
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 21, 22 23 13
TOTAL 18 5 74
Page 40
87
Berdasarkan tabel 4.16 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui tidak ada
indikator pada aktivitas sisa yang memperoleh skor 2, indikator yang memperoleh skor 3
sebanyak 18 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item sehingga jumlah
keseluruhan skor yang diperoleh 74 dengan kriteria baik dan persentase sebesar 80,43%.
Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3,
4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek satu 13 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8, 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga
jumlah skor aspek tiga 12 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3 indikator
yaitu indikator nomor 11, 12, dan 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek
empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang
kartu (Make a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 18, 19 memperoleh
skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima
21 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri
dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 21, 22, memperoleh skor 3 dan indikator nomor
23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total
keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 74
skor.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan Kedua
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:
Page 41
88
Tabel 4.17
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Membimbing siswa melakukan eksplorasi
11 8, 9, 10 15
Memanfaatkan media gambar 14 12, 13 11
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23
19, 21 29
Memberikan penghargaan kepada siswa
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27 11
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
29, 30, 31, 32 33 16
TOTAL 23 10 111
Berdasarkan tabel 4.17 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil
penilaian dari observer, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 23 item dan indikator
yang memperoleh skor 4 sebanyak 10 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
diperoleh 111 termasuk dalam kriteria sangat baik den persentase pembelajaran sebesar
84,09%. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu
indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor.
Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran
terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 6
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu
membimbing eksplorasi sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 11 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek tiga adalah 15 skor. Pada aspek memanfaatkan media
gambar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12 dan 13 memperoleh skor 4 dan
indikator nomor 14 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat adalah 11 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18,20, 22, 23 mendapat skor 3 dan
indikator nomor 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 29
Page 42
89
skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator
nomor 24 dan 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian
pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27
memperoleh skor 4 dan indikator nomor 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor
aspek tujuh adalah 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31, 32
memperoleh skor 3 dan indikatator nomor 33 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek delapan 16 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus II
pertemuan kedua adalah 111 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18
Hasil Observasi Aktivitas Siswa SiklusII Pertemuan II
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 3, 4 2 13
Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan
penjelasan guru 5 6 7
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
9, 10 7, 8 14
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran
11, 12,
13 9
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
14, 18,
19 15, 16, 17 21
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 21,
22 23 13
TOTAL 15 8 77
Berdasarkan tabel 4.18 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 15 item dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 8 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 77.
Pada aspek kesiapan siswa dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3,
4 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 2 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek satu 13 skor. Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak
penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek
Page 43
90
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 9, 10
memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7, 8 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor
aspek tiga 14 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 11, 12, 13 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek
empat 9 skor. Kemudian pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang
kartu (Make a Match) terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 14, 18, 19 memperoleh
skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima
21 skor. Selanjutnya aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri
dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20, 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total keseluruhan
skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua adalah 77 skor.
Pelaksanaan Observasi Pertemuan Ketiga
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan ketiga dijelaskan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan III
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Memeriksa kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 12
Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Membimbing siswa melakukan eksplorasi
11 8, 9, 10
15
Memanfaatkan media gambar 12, 13, 14
16
Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a
Match)
15, 16, 17, 18, 22, 23
19, 20, 21
30
Memberikan penghargaan kepada siswa
24, 25 6
Penggunaan Bahasa 28 26, 27
11
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
29, 30, 31, 32 33 16
TOTAL 19 14 117
Page 44
91
Berdasarkan tabel 4.19 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian
dari observer, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 19 item dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 14 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
117 dengan kriteria sangat baik dan persentase sebesar 88,63 %. Pada aspek memeriksa
kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 12 skor. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu
indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 6 memperoleh skor 3
sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek ketiga yaitu membimbing eksplorasi
sumber bacaan dan menyajikan materi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10
memperoleh skor 4 dan indikator nomor 11 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor
aspek tiga adalah 15 skor. Pada aspek memanfaatkan media gambar terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 12, 13, 14 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek
empat adalah 16 skor.
Aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
terdiri dari 9 indikator yaitu indikator nomor 15, 16, 17, 18, 22, 23 mendapat skor 3 dan
indikator nomor 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima adalah 30
skor. Aspek memberikan penghargaan kepada siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator
nomor 24 dan 25 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek enam 6 skor. Kemudian
pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27
memperoleh skor 4 dan indikator nomor 28 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor
aspek tujuh adalah 11 skor. Selanjutnya pada aspek terakhir membuat kesimpulan dan
melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 29, 30, 31, 32, 33
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor. Total keseluruhan skor
hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan kedua adalah 116 skor.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.20 berikut:
Page 45
92
Tabel 4.20
Hasil Observasi Aktivitas Siswa SiklusII Pertemuan III
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 3 2, 4 14
Melakukan eksplorasi menggunakan media gambar dan memperhatikan
penjelasan guru 5 6 7
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
9, 10 7, 8 14
Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran
11, 13 12 10
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match)
14, 18 15, 16, 17, 19
22
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi
20, 21, 22 23 13
TOTAL 12 11 80
Berdasarkan tabel 4.20 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator
aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 12 item dan indikator yang
memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh
79 dengan kriteria sangat baik dan persentase 86, 96%. Pada aspek kesiapan siswa
dalam belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 3 memperoleh skor 3 dan
indikator nomor 2, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor.
Selanjutnya aspek eksplorasi sumber bacaan dan menyimak penjelasan guru terdiri dari 2
indikator yaitu indikator nomor 5 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 6 memperoleh
skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 7 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 7, 8 memperoleh skor 4 dan indikator
nomor 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 14 skor.
Aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 11, 13 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 12
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Kemudian pada aspek
melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) terdiri dari 6
indikator yaitu indikator nomor 14, 18 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 15, 16, 17,
18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 22 skor. Selanjutnya aspek
membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator
nomor 20, 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga
Page 46
93
jumlah skor aspek enam adalah 13 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas
siswa siklus II pertemuan ketiga adalah 80 skor.
4.1.3.4. Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada
siklus II baik pertemuan I, II, maupun III.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru
pada siklus II pertemuan pertama diketahui tidak ada indikator yang memperoleh skor 2,
yang memperoleh skor 3 sebanyak 26 dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 7 item.
Pada pertemuan kedua, tidak ada indikator yang memperoleh skor 2, yang memperoleh
skor 3 sebanyak 23 item dan skor 4 sebanyak 10 item. Selanjutnya pada pertemuan ketiga
tidak terdapat aktivitas yang memperoleh skor 2, perolehan skor 3 sebanyak 19 item dan
jumlah indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item.
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, terjadi peningkatan pada
beberapa aspek, baik pada aktivitas guru maupun pada aktivitas siswa. Peningkatan
aspek pembelajaran pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini:
Tabel 4.21
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I, II, dan III
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1 12 12 12
2 10 11 11
3 13 15 15
4 10 11 16
5 29 29 30
6 6 6 6
7 11 11 11
8 15 16 16
Jumlah 106 111 117
Berdasarkan tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru SiklusI
Pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada diagram 4.12 Berikut ini:
Page 47
94
Diagram 4.12 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Pertemuan I, II, dan III
Dari diagram di atas, aktivitas guru meningkat pada aspek ke 2, 3, 4, 5, 7, dan 8.
Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus II, aspek yang mengalami peningkatan
pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pasang kartu (Make a Match) yaitu
guru mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Make a Match (21).
Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru
sebanyak 33 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 80,3%,
pertemuan kedua meningkat menjadi 84,1%, selanjutnya pada pertemuan ketiga juga
mengalami peningkatan menjadi 88,6%. Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas
guru siklus I pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada Diagram 4.13 sebagai berikut:
Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Observasi aktivitas Guru Siklus II
Pertemuan I, II, dan III Siklus II
0
10
20
30
40
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Aspek 6
Aspek 7
Aspek 8
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
76,00%
78,00%
80,00%
82,00%
84,00%
86,00%
88,00%
90,00%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Persentase
Page 48
95
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan
pertama indikator aktivitas belajar siswa tidak ada aktivitas yang memperoleh skor 2, skor
3 sebanyak 18 item, dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item. Kemudian pada
pertemuan kedua, tidak ada aktivitas yang memperoleh skor 2, yang memperoleh skor 3
sebanyak 15 item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Pada pertemuan ketiga, perolehan skor 3
sebanyak 12 item dan skor 4 sebanyak 11 item.
Peningkatan aspek pembelajaran pada aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel
4.22 berikut ini:
Tabel 4.22
Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I, II, dan III
Aspek Skor
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1 13 13 14
2 6 7 7
3 12 14 14
4 9 9 10
5 21 21 22
6 13 13 13
Jumlah 74 77 80
Berdasarkan tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa SiklusII
Pertemuan I, II, dan III dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut ini:
Diagram 4.14 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan I, II, dan III
Berdasarkan diagram di atas, aktivitas siswa meningkat pada aspek ke 1, 2, 3, 4,
dan 5. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada aspek partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran, yaitu siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Page 49
96
guru ketika proses pembelajaran berlangsung (7), siswa juga aktif bertanya ketika proses
pembelajaran berlangsung (8). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam
kegiatan pasang kartu (Make a Match) siswa antusias terhadap penghargaan yang
diberika guru (19) sehingga menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa.
Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama
persentase yang diperoleh mencapai 80,4%, pertemuan kedua meningkat menjadi 83,7%,
kemudian pada pertemuan ketiga persentase meningkat menjadi 86,9%.
Peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I, II, dan III
dapat dilihat pada Diagram 4.14 sebagai berikut:
Diagram 4.14 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus II
Pertemuan I, II dan III
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus II mencapai 92% siswa
tuntas. Hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan
sebesar 80%. Rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA sudah mengalami peningkatan
dari kondisi awal 64,4 menjadi 81,6 pada siklus I dan naik menjadi 87,48 pada siklus II.
Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari 76% pada siklus I menjadi 92% pada siklus
II.
4.2. Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan
hasil belajar IPA siswa serta observasi aktivitas guru dan siswa kelas 4 SDN Mintomulyo
pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar
dan peningkatan aktivitas dalam pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa
76,00%
78,00%
80,00%
82,00%
84,00%
86,00%
88,00%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Presentase
Page 50
97
pada kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu
pada siklus I dan siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II akan
ditunjukkan pada tabel 4.23 berikut:
Tabel 4.23
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Hasil Belajar Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Rata-rata Nilai 64,4 81,6 87,48
2 Nilai Tertinggi 85 100 100
3 Nilai Terendah 25 40 64
Berdasarkan Tabel 4.23 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut:
Diagram 4.15 Peningkatan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan Diagram 4.15 di atas, dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan pada
hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai pada kondisi
awal yaitu 64,4 meningkat menjadi 81,6 pada siklus I, dan meningkat menjadi 87,48 pada
siklus II. Nilai tertinggi pada kondisi awal 85 meningkat menjadi 100 pada siklus I dan
Siklus II. Pada kondisi awal, nilai terendah siswa yaitu 25, pada siklus I nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 40 dan pada siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa adalah
64.
Peningkatan skor aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan Siklus II dapat terlihat
pada tabel 4.24 berikut:
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata nilai 64,4 81,6 87,48
Nilai Tertinggi 85 100 100
Nilai Terendah 25 40 64
0
20
40
60
80
100
120
Page 51
98
Tabel 4.24
Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No Hasil Tindakan Siklus I Siklus II
1 Aktivitas Guru 96,33 111,33
2 Aktivitas Siswa 60,33 77
Berdasarkan Tabel 4.24 Peningkatan Aktivitas guru dapat dilihat pada Diagram 4.16
berikut:
Diagram 4.16 Peningkatan Rata-rata Skor Aktivitas Guru dan Siswa pada
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.16 terdapat peningkatan rata-rata skor aktivitas guru dan
aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. Rata-rata skor aktivitas guru meningkat dari 96
pada siklus I menjadi 111,33 pada siklus II. Sedangkan rata-rata skor aktivitas siswa
meningkat dari 60,33 pada siklus I menjadi 77 pada siklus II.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan SK 2.Memahami
hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya
dan KD 2.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan
fungsinya. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, bahkan tingkat
keaktifan siswa rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang diterapkan
oleh guru masih cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan ceramah. Pemanfaatan
Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru 96,33 111,3
Aktivitas Siswa 60,33 77
96,33 111,3
60,33
77
0
20
40
60
80
100
120
Page 52
99
media dalam pembelajaran juga jarang dilakukan oleh guru sehingga anak merasa jenuh
dan bosan, apalagi pada mata pelajaran IPA.
Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM 70 hanya 12 siswa atau 48%
dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 13 siswa atau
52% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti
merasa perlu mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Mintomulyo dengan menerapkan
model pembelajaran inovatif yaitu model Make a Match berbantuan media gambar.
Berikut ini tabel 4.25 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas guru pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II
Tabel 4.25
Perbandingan Analisis hasil Observasi Aktivitas Guru pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata Skor % Rata-rata Skor % Rata-rata Skor %
56 42 96,33 72,73 111,33 84,33
Berdasarkan tabel 4.25 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas guru pada
kondisi awal, siklus I, dan Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas gur.
Pada kondisi awal rata-rata skor yang diperoleh guru adalah 56 dari jumlah skor
keseluruhan 132. Setelah dilakukan tindakan siklus I guru memperoleh rata-rata skor
96,33 dari jumlah skor keseluruhan 132. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I,
rata-rata skor menjadi 111,33 dengan jumlah skor keseluruhan 132.
Peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada kondisi awal, siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:
Page 53
100
Diagram 4.17 Peningkatan Persentase Observasi Aktivitas Guru pada
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.17 Peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase
aktivitas guru. Pada kondisi awal persentase aktivitas guru sebesar 42% meningkat
menjadi 72,73% setelah melakukan tindakan siklus I. Dan mengalami peningkatan menjadi
83,33% setelah melakukan tindakan siklus II. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan aktivitas guru sebesar 42,33% dari kondisi awal sampai pelaksanaan
siklus II.
Berikut ini tabel Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada kondisi
awal, siklus I, dan Siklus II
Tabel 4.26
Perbandingan Analisis hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata Skor % Rata-rata Skor % Rata-rata Skor %
33 36 60,33 65,23 77 83,67
Berdasarkan tabel 4.26 Perbandingan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada
kondisi awal, siklus I, dan Siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas
siswa. Pada kondisi awal rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah 33 dari jumlah skor
keseluruhan 92. Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa memperoleh rata-rata skor 60
56
96 113,33
0
20
40
60
80
100
120
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Persentase
Page 54
101
dari jumlah skor keseluruhan 92. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I, rata-rata
skor menjadi 83,7 dengan jumlah skor keseluruhan 92.
Peningkatan persentase observasi aktivitas siswa pada kondisi awal, siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut ini:
Diagram 4.18 Peningkatan Persentase Observasi Aktivitas Siswa pada
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan peningkatan persentase observasi aktivitas guru pada kondisi awal,
siklus I, dan siklus II terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun
aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut berdampak pada
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA
siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.27
sebagai berikut:
Tabel 4.27
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Hasil Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Hasil Belajar IPA 64,4 81,6 87,48
Berdasarkan tabel 4.27 pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa
mencapai 81,6 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh
siswa hanya 64,4. Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh
tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80%
33
60,33
77
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Persentase
Page 55
102
siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya
perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, hasil belajar IPA
menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa adalah
87,48
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
pada diagram 4.28 berikut:
Tabel 4.28
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥ 70 12 48 19 76 23 92
2. Belum Tuntas < 70 13 52 6 24 2 8
Jumlah 25 100 25 100 25 100
Berdasarkan tabel 4.28 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat
diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang tuntas atau telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) hanya berjumlah 12 siswa dengan
persentase 48% sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 13 siswa dengan
persentase 52%. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dengan persentase siswa tuntas 76%,
sementara 6 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase
24%, dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa
belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan
yaitu 80% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, sehingga masih diperlukan perbaikan
pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar
ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu
sejumlah 80% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM 70 yaitu sebanyak 23
siswa dengan besar persentase 92%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai
KKM 70 hanya 2 siswa dengan besar persentase 8%. Dari hasil belajar IPA dan
ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan
tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media
Page 56
103
gambar yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥
80%).
Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II disajikan dalam
diagram 4.19 berikut ini:
Diagram 4.19 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus
II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh
peneliti sebesar 80% siswa tuntas.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 2 siswa yang belum berhasil
mencapai KKM 70, hal ini dikarenakan siswa tersebut diketahui memang mempunyai
kemampuan di bawah rata-rata siswa yang lain. Salah satu siswa apabila mengikuti
kegiatan pembelajaran bersikap kurang aktif, cenderung diam, dan sulit berkonsentrasi,
bahkan siswa tersebut masih kurang lancar dalam membaca dan berhitung. Sedangkan
siswa yang lain, mengalami keterlambatan belajar, jika dilihat sekilas anak tersebut tidak
jauh berbeda dengan teman sebayanya, tetapi saat pembelajaran berlangsung anak
tersebut tidak dapat menangkap isi materi dengan baik seperti teman-temannya yang lain.
Beberapa hal yang menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang menyebabkan hasil
belajar yang diperolehnya masih rendah.
Pemanfaatan media gambar dalam pembelajarannya menambah antusias siswa
dalam pelaksanaan PTK ini. Selain itu model Make a Match dengan permainan kartunya
membuat siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, permainan pasang
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 12 19 23
Tidak Tuntas 13 6 2
0
5
10
15
20
25
48%
52%
76%
24%
92%
8%
Page 57
104
kartu dalam pembelajaran ini mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan oleh
siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan pasang kartu dalam Make a Match
juga menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dengan siswa
yang lain. Selain itu guru juga membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi arena
kompetisi belajar yang positif bagi siswa, guru memberikan penghargaan berupa stiker
bintang kepada pasangan yang berhasil menyusun kartu dengan benar, hal ini
dimaksudkan untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan
menerapkan model pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada pokok
bahasan kerangka manusia sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA yang
diperoleh siswa.
Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model
pembelajaran Make a Match berbantuan media gambar dalam pembelajaran IPA pada
siswa kelas 4 Semester II SDN Mintomulyo Tahun Pelajaran 2015-2016 ini selaras dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Agrayanti, dari penelitian tersebut
diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat menjadi 77,73
setelah penerapan model pembelajaran Make a Match, selanjutnya penelitian oleh Biyomo
juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar sampai 100%. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Dali juga menunjukkan hasil yang sama pada mata pelajaran IPS
persentase ketuntasan siswa mencapai 76% dengan nilai rata-rata siswa 80,88. Dari hasil
penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar.