43 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu: • SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang. Siswa kelas III SD N Secang 2 Magelang yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. • SD Negeri 1 Jampiroso Temanggung, Jln. Jend. Sudirman No. 5A, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas III A dan III B SD Negeri 1 Jampiroso Temanggung, untuk kelas III A berjumlah 42 siswa terdiri dari 15siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan, untuk kelas III B berjumlah 43 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Kedua sekolah diatas dapat dikatakan mempunyai tempat strategis, karena letaknya di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau. Sarana dan prasarana di kedua SD diatas juga termasuk sudah baik. Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru masih menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Sehingga siswa biasanya hanya duduk, diam, mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif, dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya bersumber dari penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Jampiroso dan SD N Secang 2 dapat di lihat dari tabel 4.1 Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian
34
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1001/5/T1_292008505_BAB I… · yang diperoleh berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
43
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu:
• SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang.
Siswa kelas III SD N Secang 2 Magelang yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
• SD Negeri 1 Jampiroso Temanggung, Jln. Jend. Sudirman No. 5A, Kecamatan
Temanggung, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas III A dan III B SD Negeri 1
Jampiroso Temanggung, untuk kelas III A berjumlah 42 siswa terdiri dari 15siswa
laki-laki dan 27 siswa perempuan, untuk kelas III B berjumlah 43 siswa terdiri dari
19 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.
Kedua sekolah diatas dapat dikatakan mempunyai tempat strategis, karena
letaknya di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau. Sarana dan prasarana di kedua
SD diatas juga termasuk sudah baik.
Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru masih menggunakan metode
ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Sehingga siswa biasanya hanya duduk,
diam, mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa menjadi
kurang aktif, dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya
bersumber dari penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Jampiroso dan SD N Secang 2 dapat di lihat
dari tabel 4.1
Tabel 4.1
Pelaksanaan Penelitian
44
No Tanggal Uraian Kegiatan
1 17 Februari 2012 Uji validitas instrumen di SD N Secang 2
2 20 Februari 2012 Angket Pre di SD N 1 Jampiroso kelas III A
dan III B
3 5 Maret 2012 Pretest di SD N 1 Jampiroso kelas III A
4 6 Maret 2012 Pretest di SD N 1 Jampiroso kelas III B
5 12 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1
Jampiroso Kelas III A
6 13 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1
Jampiroso kelas III B
7 14 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1
Jampiroso kelas III B
8 17 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1
Jampiroso kelas III A
9 19 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1
Jampiroso Kelas III B
10 20 Maret 2012 Posttest di SD N 1 Jampiroso Kelas III A
11 21 Maret 2012 Posttest di SD N 1 Jampiroso Kelas III B
12 24 Maret 2012 Angket Post di SD N 1 Jampiroso kelas III A
dan III B
4.3 Analisis Data
Penelitian ini diawali dengan melakukan uji coba instrumen penelitian di SD
N Secang 2, Magelang. Uji coba instrumen bertujuan untuk menguji validitas dan
reliabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan
skoring untuk melakukan análisis data yang telah diperoleh. Adapun análisis data
yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: pengecekan kembali data yang
terkumpul, penskoran jawaban, menginput data ke komputer dan diukur menurut
tujuan analisis, penghitungan uji coba instrumen dengan menggunakan komputer
melalui program SPSS versi 16.0 dan analisis data yang telah diperoleh.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain adalah teknik uji
reliabilitas dan validitas instrumen, teknik uji normalitas data, uji hipotesis dan uji-t.
Kualifikasi data dan uji persyaratan analisis data berarti menterjemahkan data dalam
45
bentuk angka, sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum diadakan analisis
data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis.
Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik parametik adalah skor
yang diperoleh berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan hasil perhitungan dapat diketahui kondisi
skor yang diperoleh. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik uji
normalitas Kolmogorov smirnov, dengan menggunakan komputer melalui program
SPSS versi 16.0.
4.3.1 Analisis Validitas
Instrumen yang di uji validitas ini digunakan untuk pretest dan posttest.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor ítem dengan skor total.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0. hasil uji validitas instrumen
dapat dilihat pada tabel 4.2.
4.3.1.1 Analisis Validitas Instrumen Pretest
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Pretest
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total
Correlation
Soal N0 4 .372
Soal N0 7 .271
Soal N0 8 .526
Soal N0 9 .397
Soal N0 14 .271
Soal N0 16 .348
Soal N0 17 .508
Soal N0 21 .483
Soal N0 25 .292
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total
Correlation
Soal N0 28 .208
Soal N0 29 .583
Soal N0 30 .340
Soal N0 32 .517
Soal N0 33 .432
Soal N0 35 .323
Soal N0 36 .262
Soal N0 37 .374
46
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 40 soal 17 soal valid indeks data
diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,208 sampai
dengan 0,526.
Dari 17 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Tingkat kesukaran soal pretest
Kategori Soal No Soal
Mudah 4, 7, 14, 21, 28, 29, 33,35, 36
Sedang 8, 9, 17, 25, 30, 32
Sukar 16
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 17 soal pretest valid
terdapat 9 soal pada kategori mudah, 6 soal pada kategori sedang dan 1 soal pada
kategori sukar.
4.3.1.2 Analisis Validitas Instrumen Posttest
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrumen posttest
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa dari 25 soal 11 soal valid indeks data
diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,301 sampai
dengan 0,714.
Dari 11 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Item- Total Statistics
Corrected Item-
Total Correlation
Soal N0 5 .639
Soal N0 7 .714
Soal N0 8 .550
Soal N0 9 .567
Soal N0 10 .410
Soal N0 11 .627
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total
Correlation
Soal N0 13 .441
Soal N0 14 .301
Soal N0 16 .623
Soal N0 17 .379
Soal N0 18 .623
47
Tingkat kesukaran soal posttest
Kategori Soal No Soal
Mudah 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 18
Sedang 14
Sukar -
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 11 soal posttest valid
terdapat 10 soal pada kategori mudah, 1 soal pada kategori sedang dan tidak ada soal
pada kategori sukar.
4.3.1.3 Analisis Validitas Instrumen Angket Minat Belajar
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Total Correlation
Soal N0 1 .484
Soal N0 3 .324
Soal N0 5 .383
Soal N0 6 .519
Soal N0 7 .384
Soal N0 10 .549
Soal N0 12 .516
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa 14 soal valid indeks data diskriminasi
item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,316 sampai dengan
0,561.
4.3.2 Analisis Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah subjek penelitian
merupakan kelas yang homogen. Hasil uji homogenitas untuk SD N 1 Jampiroso
Temanggung.
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Total Correlation
Soal N0 14 .470
Soal N0 17 .412
Soal N0 18 .208
Soal N0 24 .316
Soal N0 36 .561
Soal N0 37 .442
Soal N0 38 .394
48
4.3.2.1 Homogenitas Hasil Belajar Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Tabel 4.7
Uji homogenitas hasil belajar Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol.
Levene
Statistic Sig. t
2,352 .131 -176
Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 16.0 maka diperoleh F
hitung levene test sebesar 2.325 dengan probabilitas 0.131 >0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain
kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan
asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa nilai t adalah - 0,176 dengan
probabilitas signifikasi 0.860, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka
dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.
4.3.2.2 Homogenitas pre angket minat belajar kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.8
Uji homogenitas angket minat belajar pre kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Levene
Statistic Sig. t
531 .468 2932
Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 16.0 maka diperoleh
bahwa F hitung levene test sebesar 531 dengan probabilitas 0.468 >0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain
kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan
asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa nilai t adalah 2.932 dengan
probabilitas signifikasi 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
metode Inquiry terhadap minat belajar belajar siswa.
4.3.3 Analisis Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dan cronbach dan
perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
49
4.3.3.1 Analisis Reliabilitas pretest
Tabel 4.9
Hasil Uji reliabilitas Instrumen pretest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.787 17
Koefisien reliabilitas instrumen pretest sebesar 0,787 termasuk dalam kategori
tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk
mengukur variable penelitian.
4.3.3.2 Analisis Reliabilitas posttest
Tabel 4.10
Hasil Uji reliabilitas Instrumen postest
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.826 11
Koefisien reliabilitas instrumen posttest sebesar 0,826 termasuk dalam
kategori tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak
digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.3.3.3 Analisis Reliabilitas Angket
Tabel 4.11
Hasil Uji reliabilitas Instrumen Angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.754 14
Koefisien reliabilitas instrumen angket sebesar 0,754 termasuk dalam kategori
tinggi dan dapat diterima. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument
layak digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.4 Analisis Variabel Penelitian hasil belajar
4.4.1 Analisis Pretest kelas Eksperimen
50
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa digunakan lima
kategori mengikuti acuan penelitian pada SD N 1 Jampiroso Temanggung, sebagai
berikut :
0-59 : kurang
60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup
80-89 : baik
90-100 : baik sekali
Hasil pretest siswa kelas Eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0.
Tabel 4.12
Descriptive Statistik Pretest Kelas Eksperimen Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pretesteksperimen 40 53 94 76.63 9.857
Valid N (listwise) 40
Dari data nilai siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak
40 mempunyai skor maksimal 94, skor minimal 53 dan rata-rata sebesar 76.63 serta
standar deviasi 9.857. Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso kelas III B
adalah tampak seperti pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Kategori hasil pretest kelas eksperimen SD N 1 Jampiroso
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI 1
JAMPIROSO
90-100 Baik sekali 1 2,5%
80-89 Baik 18 45%
70-79 Lebih dari cukup 14 35%
60-69 Cukup 2 5%
0-59 Kurang 5 12,5%
40 100
Berdasarkan pada
Jampiroso, siswa yang me
(12,5%), kategori cukup s
(35%),baik sebanyak 18 s
ini menunjukkan bahwa n
cukup.
Gambaran visual jumlah s
Gambar 4.1 Grafik Nilai
Untuk mengetahu
pengujian normalitas d
Kolmogorov-Smirnov Te
versi 16.0. Hasil uji norm
kolmogorov-smirnov Z u
signifikasi atau p=0,140.
untuk variable pretest kel
Tabel 4.14
Uji Normalitas Pretest K
One-Sample Kol
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
0
5
10
15
20
Baik sekali
90-100
pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil prete
ng memiliki hasil belajar dalam kategori kurang seba
ukup sebanyak 2 siswa (5%), lebih dari cukup sebany
k 18 siswa (45 %), dan baik sekali sebanyak 1 siswa
ahwa nilai belajar siswa SD N 1 Jampiroso masih da
mlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada gr
Nilai pretest kelas eksperimen SD N 1 Jampiroso
getahui kenormalan distribusi masing-masing variab
itas data. Uji normalitas menggunakan uji O
Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu
i normalitas pretest pada kelas eksperimen adalah ba
v Z untuk pretest kelas eksperimen yaitu sebesar
0,140. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil
kelas eksperimen adalah normal karena probabilita
st Kelas eksperimen
le Kolmogorov-Smirnov Test
pretestkelaseksperimen
nov Z 1.152
.140
Baik Lebih dari
cukup
Cukup Kurang
80-89 70-79 60-69 0-59
51
pretest SD N 1
g sebanyak 5 siswa
sebanyak 14 siswa
siswa (2,5%). Hal
sih dalam kategori
ada grafik 4.1.
variabel dilakukan
One Sample-
enggunakan SPSS
bahwa hasil uji
esar 1.152 dengan
hasil pengukuran
abilitasnya > 0,05.
F
%
52
4.4.2 Kelas Kontrol
Data hasil pretest kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan program
SPSS versi 16.0.
Tabel 4.15
Descriptive Statistik Pretest Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai 41 53 88 76.98 7.948
Valid N (listwise) 41
Dari data nilai kelas Kontrol dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 41
mempunyai skor maksimal 88, skor minimal 53 dan rata-rata sebesar 76.98 serta
standar deviasi 7.948. Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso kelas III A
adalah tampak seperti pada tabel 4.16.
Tabel 4.16
Kategori hasil pretest kelas kontrol SD N 1 Jampiroso
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI 1
Jampiroso
90-100 Baik sekali 0 0
80-89 Baik 17 41,5%
70-79 Lebih dari cukup 19 46,3%
60-69 Cukup 3 7,3%
0-59 Kurang 2 4,9%
41 100
Berdasarkan pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil pretest SD N 1
Jampiroso, siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 2 siswa
(4,9%), kategori cukup sebanyak 3 siswa (7,3%), lebih dari cukup sebanyak 19 siswa
(46,3%), baik sebanyak 17 siswa (41,5%), dan baik sekali sebanyak 0 siswa (0%).
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Nilai
Untuk mengetahu
pengujian normalitas
Kolmogorov-Smirnov Te
versi 16.0. Data hasil uji
sebesar 1.327 dengan sign
hasil pengukuran untuk
probabilitasnya > 0,05.
Tabel 4.17
Uji Normalitas Pretest Ke
One-Sample Kol
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
4.5 Analisis posttest
4.5.1 Posttest Kelas Ek
Hasil posttest sisw
dapat dideskripsikan deng
Tabel 4.18
Descriptive Statistik Postt
0
5
10
15
20
Baik sekali
90-100
Nilai pretest kelas Kontrol SD N 1 Jampiroso
getahui kenormalan distribusi masing-masing variab
data. Uji normalitas menggunakan uji O
Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu
sil uji kolmogorov-smirnov Z untuk pretest kelas k
an signifikasi atau p=0.059. Hal ini menunjukkan bah
untuk variable pretest kelas kontrol adalah nor
t Kelas Kontrol
le Kolmogorov-Smirnov Test
Pretestkelaskontrol
nov Z 1.327
.059
las Eksperimen
st siswa SD N 1 Jampiroso setelah menerapkan me
n dengan bantuan program SPSS versi 16.0.
osttest Kelas Eksperimen
Baik Lebih dari
cukup
Cukup Kurang
80-89 70-79 60-69 0-59
53
variabel dilakukan
One Sample-
enggunakan SPSS
elas kontrol yaitu
bahwa distribusi
h normal karena
an metode Inquiry
F
%
54
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PostestEksperimen 40 64 100 88.52 11.706
Valid N (listwise) 40
Dari data nilai siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak
40 mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 64 dan rata-rata sebesar 88.52 serta
standar deviasi 11.706. Pengukuran hasil postest pada SD N 1 Jampiroso kelas III B
adalah tampak seperti pada tabel 4.19 dibawah ini.
Tabel 4.19
Kategori hasil posttest kelas eksperimen SD N 1 Jampiroso
Berdasarkan pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa hasil posttest SD N 1
Jampiroso. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 0
siswa (0%), cukup sebanyak 4 siswa (10%), lebih dari cukup sebanyak 2 siswa (5%),
baik sebanyak 10 siswa (25%), dan baik sekali sebanyak 24 siswa (60%).
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.3.
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI 1
Jampiroso
90-100 Baik sekali 24 60%
80-89 Baik 10 25%
70-79 Lebih dari cukup 2 5%
60-69 Cukup 4 10%
0-59 kurang 0 0
40 100
Gambar 4.3 Grafik Nilai
Untuk mengetahu
pengujian normalitas d
Kolmogorov-Smirnov Te
versi 16.0. Data hasil uji
yaitu sebesar 1.338 deng
distribusi hasil pengukur
karena probabilitasnya leb
Tabel 4.20
Uji Normalitas Posttest K
One-Sample Kol
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
4.5.2 Kelas Kontrol
Data hasil posttest kelas k
versi 16.0.
0
5
10
15
20
25
Baik sekali
90-100
Nilai posttest kelas Eksperimen SD N 1 Jampiroso
getahui kenormalan distribusi masing-masing variab
itas data. Uji normalitas menggunakan uji O
Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu
sil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas
dengan signifikasi atau p=0.056. Hal ini menunju
gukuran untuk variable postest kelas eksperimen ad
nya lebih besar dari 0,05.
st Kelas Eksperimen
le Kolmogorov-Smirnov Test
PostestKelasEksperimen
nov Z 1.338
.056
kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan pr
Baik Lebih dari
cukup
Cukup kurang
80-89 70-79 60-69 0-59
55
variabel dilakukan
One Sample-
enggunakan SPSS
kelas eksperimen
enunjukkan bahwa
en adalah normal
uan program SPSS
F
%
56
Tabel 4.21
Descripetive Statistik Posttest Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PostTestKontrol 41 54 100 80.15 12.805
Valid N (listwise) 41
Dari data nilai siswa kelas eksperimen dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak
41 mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 54 dan rata-rata sebesar 80.15 serta
standar deviasi 12.805. Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Jampiroso kelas III A
adalah tampak seperti pada tabel 4.22.dibawah ini:
Tabel 4.22
Kategori hasil posttest kelas kontrol SD N 1 Jampiroso
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI 1
JAMPIROSO
90-100 Baik sekali 15 36,6%
80-89 Baik 11 26,8%
70-79 Lebih dari cukup 8 19,5%
60-69 Cukup 3 7,3%
0-59 Kurang 4 9,8%
41 100
Berdasarkan pada tabel 4.22 dapat dilihat hasil posttest SD N 1 Jampiroso.
siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 4 siswa (9,8%),
kategori cukup sebanyak 3 siswa (7,3%), lebih dari cukup sebanyak 8 siswa (19,5%),
baik sebanyak 11 siswa (26,8%), dan baik sekali sebanyak 15 siswa (36,6%).
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.4
Gambar 4.4 Grafik Nilai
Untuk mengetahu
pengujian normalitas d
Kolmogorov-Smirnov Te
versi 16.0. Data hasil uji
sebesar 1.227 dengan
pengukuran untuk variabl
lebih besar dari 0,05.
Table 4.23
Uji Normalitas Posttest K
One-Sample Kol
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Dengan melihat d
kelas kontrol, yaitu SDN
III A sebagai kelas kont
Inquiry terhadap pre
dideskripsikan di dalam
pembelajaran menggunak
05
1015
Baik sekali
90-100
Nilai posttest kelas Kontrol SD N 1 Jampiroso
getahui kenormalan distribusi masing-masing variab
itas data. Uji normalitas menggunakan uji O
Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggu
sil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas k
ngan p=0,098. Hal ini menunjukkan bahwa dis
ariable postest kelas kontrol adalah normal karena pro
st Kelas Kontrol
le Kolmogorov-Smirnov Test
PostTestKontrol
nov Z 1.227
.098
lihat data dari kedua kelas penelitian yaitu kelas eks
SDN 1 Jampiroso kelas III B sebagai kelas eksperim
s kontrol. Maka dapat diketahui keberhasilan peng
prestasi belajar siswa. Hasil belajar secara
dalam tabel 4.24 untuk menunjukkan sebelum
gunakan metode inquiry.
kali Baik Lebih dari
cukup
Cukup Kurang
80-89 70-79 60-69 0-59
57
variabel dilakukan
One Sample-
enggunakan SPSS
kelas kontrol yaitu
a distribusi hasil
na probabilitasnya
as eksperimen dan
sperimen dan kelas
pengaruh metode
cara rinci dapat
elum dan sesudah
F
%
58
Tabel 4.24
Rata-rata Hasil Belajar
Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Kelas Pre tes Kategori Pos tes Kategori
Eksperimen 76,63 Lebih dari cukup 88,52 Baik
Kontrol 76,98 Lebih dari cukup 80,15 Baik
Berdasarkan tabel 4.24 maka terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen setelah digunakan metode Inquiry pada pembelajaran IPA. Hasil
belajar tersebut ditunjukkan dengan hasil pretest yaitu sebesar 76,63 yang masuk
kategori lebih dari cukup dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
metode Inquiry nilai posttest menjadi 88,52 masuk kategori baik. Berbeda dengan
kelas kontrol yang nilai pretestnya yaitu 76,98 masuk dalam kategori lebih dari cukup
dan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional
maka nilai posttesnya adalah 80,15 masuk kedalam kategori baik.
4.5.3 Deskripsi Metode Pembelajaran Metode Inquiry
1. Pelaksanaan Try Out Metode Pembelajaran Inquiry
Sebelum diadakan penelitian, terlebih dahulu perlu digunakan try out guna
menguji coba cara mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang akan
diteliti, sehingga dapat diketahui kesiapan peneliti dalam menggunakan metode yang
akan diteliti. Dalam try out tersebut peneliti mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran Inquiry sesuai dengan metode yang akan diteliti. Tidak hanya peneliti
yang mengajar, tetapi juga pengamat yang akan melakukan kegiatan observasi ketika
melakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran Inquiry.
Tindakan try out ini dilakukan pada hari tanggal 9 Maret 2012 di kelas III SDN
1 Jampiroso dengan menggunakan metode Inquiry. Dalam menggunakan metode ini
guru memberikan pertanyaan terkait dengan topik pembelajaran guna mengeksplorasi
pengethuan siswa. Kemudian siswa dibagi dalam dalam beberapa kelompok. Guru
59
member penugasan pengamatan dengan metode Inquiry. Kemudian siswa melakukan
setiap instruksi guru dalam mengenai pengamatan. Setelah itu siswa diminta untuk
menganalisis dan mengungkapkan pendapat. Kemudian siswa melaporkan hasil
temuan mereka dan mempresentasikan dari hasil diskusi yang telah dilakukan dalam
kelompok. Selanjutnya siswa dan guru membuat kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Kendala yang dialami ketika melakukan tindakan try out adalah siswa belum
terbiasa melakukan pembelajaran tanpa dituntun terus-menerus oleh guru. Tetapi
secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Inquiry
berjalan dengan lancar. Hasil dari tindakan try out dapat diketahui bahwa guru dan
pengamat telah siap melakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Inquiry.
2. Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan perlakuan yang
dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran Inquiry. Hasil dari kegiatan observasi dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
Tabel 4.25
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 1 Kegiatan Guru
1. Memeriksa kesiapan siswa dan keadaan kelas
2. Melakukan apersepsi sesuai dengan topik atau
materi yang diajarkan
3. Menyampaikan materi yang akan dipelajari
4. Memberikan masalah yang harus diselesaikan
siswa sesuai dengan materi yang diajarkan
5. Menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan yang diharapkan
√ √
√ √
√
60
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
sehari-hari
7. Menggunakan media dan sumber belajar yang
sesuai
8. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran
9. Membagi siswa dalam kelompok untuk
melakukan percobaan dan pengamatan diluar
kelas
10. Memfasilitasi siswa untuk belajar secara
mandiri
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dan menciptakan suasana belajar
yang kondusif
12. Membimbing dan mengawasi siswa dengan
baik
13. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
memunculkan idea tau gagasan mereka dalam
menyelesaikan masalah
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menganalisis hasil diskusi yang diperoleh
15. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa.
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
2 Kegiatan siswa
1. Menyiapkan diri untuk menerima pelajaran
2. Memahami masalah yang diperoleh oleh guru
√
√
61
3. Aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran
4. Mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh
guru
5. Melakukan percobaan dan pengamatan
6. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari
masalah yang diberikan dalam diskusi
kelompk
7. Aktif menganalisis hasil diskusi
8. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
9. Bersama-sama melakukan refleksi dari materi
pelajaran yang telah diperoleh sehingga dapat
ditarik kesimpulan
√
√ √ √ √
√ √
Total 8 13 4
Pada pertemuan 1 yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2012 menunjukkan
bahwa guru sudah cukup memenuhi kriteria penerapan metode Inquiry dengan benar
Tabel 4.26
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 2
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 1 Kegiatan Guru
1. Memeriksa kesiapan siswa dan keadaan kelas
2. Melakukan apersepsi sesuai dengan topik atau
materi yang diajarkan
3. Menyampaikan materi yang akan dipelajari
4. Memberikan masalah yang harus diselesaikan
siswa sesuai dengan materi yang diajarkan
5. Menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan yang diharapkan
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
√ √ √
√ √
62
sehari-hari
7. Menggunakan media dan sumber belajar yang
sesuai
8. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran
9. Membagi siswa dalam kelompok untuk
melakukan percobaan dan pengamatan diluar
kelas
10. Memfasilitasi siswa untuk belajar secara
mandiri
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dan menciptakan suasana belajar
yang kondusif
12. Membimbing dan mengawasi siswa dengan
baik
13. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
memunculkan idea tau gagasan mereka dalam
menyelesaikan masalah
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menganalisis hasil diskusi yang diperoleh
15. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa.
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √
2 Kegiatan siswa
1. Menyiapkan diri untuk menerima pelajaran
2. Memahami masalah yang diperoleh oleh guru
√
√
63
3. Aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran
4. Mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh
guru
5. Melakukan percobaan dan pengamatan
6. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari
masalah yang diberikan dalam diskusi
kelompk
7. Aktif menganalisis hasil diskusi
8. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
9. Bersama-sama melakukan refleksi dari materi
pelajaran yang telah diperoleh sehingga dapat
ditarik kesimpulan
√ √ √
√ √ √ √
Total 4 13 8
Pada pertemuan 2 yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2012 menunjukkan bahwa
guru sudah memenuhi kriteria penerapan metode Inquiry dengan benar.
Tabel 4.27
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 1 Kegiatan Guru
1. Memeriksa kesiapan siswa dan keadaan kelas
2. Melakukan apersepsi sesuai dengan topik atau
materi yang diajarkan
3. Menyampaikan materi yang akan dipelajari
4. Memberikan masalah yang harus diselesaikan
siswa sesuai dengan materi yang diajarkan
5. Menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan yang diharapkan
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√ √ √
√ √ √
64
sehari-hari
7. Menggunakan media dan sumber belajar yang
sesuai
8. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran
9. Membagi siswa dalam kelompok untuk
melakukan percobaan dan pengamatan diluar
kelas
10. Memfasilitasi siswa untuk belajar secara
mandiri
11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dan menciptakan suasana belajar
yang kondusif
12. Membimbing dan mengawasi siswa dengan
baik
13. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
memunculkan idea tau gagasan mereka dalam
menyelesaikan masalah
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menganalisis hasil diskusi yang diperoleh
15. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa.
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
2 Kegiatan siswa
1. Menyiapkan diri untuk menerima pelajaran
2. Memahami masalah yang diberikan oleh guru
3. Aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran.
√
√
√
65
4. Mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh
guru
5. Melakukan percobaan dan pengamatan
6. Aktif berusaha menemukan penyelesaian dari
masalah yang diberikan dalam diskusi
kelompk
7. Aktif menganalisis hasil diskusi
8. Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
9. Bersama-sama melakukan refleksi dari materi
pelajaran yang telah diperoleh sehingga dapat
ditarik kesimpulan
√ √ √ √
√ √
Total 1 15 9
Dari pertemuan 1-3 yang dilakukan pada tanggal menunjukkan bahwa guru sudah
memenuhi kriteria penerapan metode Inquiry dengan benar.
4.6 Analisis Deskriptif Minat belajar
Variabel minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar di kelas memiliki
item sebanyak 42 dan valid sebanyak 14 item, dengan skor item berjenjang dari skor
1 hingga 5.
Skor tertinggi : 5 x 14 = 70
Skor terendah : 1 x 14 = 14
Berdasarkan analisis deskriptif minat siswa dapat ditentukan kategori subjek
menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Adapun rumus untuk menentukan interval adalah:
Interval = jumlah skor tertinggi - jumlah skor terendah
5
= 70 - 14
5
= 11,2
66
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dihitung nilai interval yang akan
digunakan adalah sebesar 11,2 maka dapat ditentukan kategori sebagai berikut:
14 ≤ x ≤ 25,2 = sangat rendah
25,2 ≤ x < 36,4 = rendah
36,4 ≤ x < 47,6 = sedang
47,6 ≤ x < 58,8 = tinggi
58,8 ≤ x < 70 = sangat tinggi
4.6.1 Pre pembelajaran Angket siswa Kelas Eksperimen
Hasil angket pre pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso sebelum menerapkan
metode inquiry dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0.
Tabel 4.28
Descriptive statistik Pre pembelajaran Angket Minat kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRETESTMINATBELAJAR 42 41 62 54.88 4.527
Valid N (listwise) 42
Dari data skor siswa kelas eksperimen dilihat bahwa data (N) sebanyak 42
mempunyai skor maksimal 62, skor minimal 41 dan rata-rata sebesar 54.88 serta
standar deviasi 4.527 Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso adalah
tampak seperti pada tabel 4.29 dibawah ini.
Tabel 4.29
Kategorisasi Hasil Pengukuran pre pembelajaran angket minat siswa kelas
eksperimen.
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N
Presentase ( % )
14 ≤ x ≤ 25,2 Sangat
rendah
54.88
(4.527)
0 0
25,2≤ x < 36,4 Rendah 0 0
36,4 ≤ x < 47,6 Sedang 3 7,1%
47,6≤ x < 58,8 Tinggi 32 76,2%
67
58,8 ≤ x <70 Sangat tinggi 7 16,7%
Jumlah 42 100%
Keterangan : x = minat siswa
Dari tabel 4.29 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa
kelas eksperimen pada grafik 4.5.
Gambar 4.5 Grafik hasil angket minat pre pembelajaran kelas eksperimen
Dari Tabel 4.29 dapat dilihat bahwa 7,2% responden memiliki skor minat
yang berada pada kategori sedang, 76,2% berada pada kategori tinggi, 16,7% berada
pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada
kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 54.88
diketahui bahwa rata-rata skor minat siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang
diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 41 sampai dengan skor
maksimum sebesar 62 dengan standar deviasi 4.527.
4.6.2 Pre pembelajaran angket siswa Kelas Kontrol
Hasil angket pre pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso sebelum menerapkan
metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0.
Tabel 4.30
Deskriptif Statistik Pre pembelajaran angket minat kelas control
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat
rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
14 ≤ x ≤
25,2
25,2≤ x <
36,4
36,4 ≤ x <
47,6
47,6≤ x <
58,8
58,8 ≤ x
<70
N
Presentase ( % )
68
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Preminatkelaskontrol 41 49 66 57.85 4.709
Valid N (listwise) 41
Dari data skor siswa kelas Kontrol dilihat bahwa data (N) sebanyak
41mempunyai skor maksimal 66, skor minimal 49 dan rata-rata sebesar 57.85 serta
standar deviasi 4.709 Pengukuran hasil pretest pada SD N 1 Jampiroso adalah tampak
seperti pada tabel 4.31 dibawah ini.
Tabel 4.31
Kategorisasi Hasil Pengukuran pre pembelajaran angket minat siswa kelas kontrol
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % )
14 ≤ x ≤ 25,2 Sangat rendah 57.85
(4.709)
0 0
25,2≤ x < 36,4 Rendah 0 0
36,4 ≤ x < 47,6 Sedang 0 0
47,6≤ x < 58,8 Tinggi 22 53,7%
58,8 ≤ x <70 Sangat tinggi 19 46,3%
Jumlah 41 100%
Keterangan : x = minat siswa
Dari tabel 4.31 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa
kelas Kontrol pada grafik 4.6.
69
Gambar 4.6 Grafik hasil angket minat pre pembelajaran kelas kontrol
Dari Tabel 4.31 dapat dilihat bahwa 53,7% responden memiliki skor minat
yang berada pada kategori tinggi,dan 46,3% berada pada kategori sangat tinggi, dan
tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sedang, rendah, dan sangat
rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 57.85 diketahui bahwa rata-rata skor
minat siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari
skor minimum sebesar 49 sampai dengan skor maksimum sebesar 66 dengan standar
deviasi 4.709.
4.6.3 Post pembelajaran Angket siswa Kelas Eksperimen
Hasil angket post pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso setelah mendapatkan
metode inquiry dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0.
Table 4.32
Descriptive statistik Post pembelajaran Angket Minat kelas eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PostMinatEksperimen 42 57 70 65.93 3.990
Valid N (listwise) 42
Dari data skor siswa kelas eksperimen dilihat bahwa data (N) sebanyak 42
mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 57 dan rata-rata sebesar 65.93 serta
0
5
10
15
20
25
Sangat
rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
14 ≤ x ≤
25,2
25,2≤ x <
36,4
36,4 ≤ x <
47,6
47,6≤ x <
58,8
58,8 ≤ x
<70
N
Presentase ( % )
70
standar deviasi 3.990. Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Jampiroso adalah
tampak seperti pada tabel 4.33 dibawah ini.
Tabel 4.33
Kategorisasi Hasil Pengukuran post pembelajaran angket minat siswa kelas
Eksperimen
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N
Presentase ( % )
14 ≤ x ≤ 25,2 Sangat
rendah
65.93
(3.990)
0 0
25,2≤ x < 36,4 Rendah 0 0
36,4 ≤ x < 47,6 Sedang 0 0
47,6≤ x < 58,8 Tinggi 2 4,8%
58,8 ≤ x <70 Sangat tinggi 40 95,2%
Jumlah 42 100%
Keterangan : x = minat siswa
Dari tabel 4.33 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa
kelas eksperimen pada grafik 4.7.
Gambar 4.7 Grafik hasil angket minat post pembelajaran kelas eksperimen
Dari Tabel 4.33 dapat dilihat bahwa 4,8% responden memiliki skor minat
yang berada pada kategori tinggi, 95,2% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak
05
1015202530354045
Sangat
rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
14 ≤ x ≤
25,2
25,2≤ x <
36,4
36,4 ≤ x <
47,6
47,6≤ x <
58,8
58,8 ≤ x
<70
N
Presentase ( % )
71
ada responden yang mendapat skor pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah.
Berdasarkan skor rata-rata sebesar 65,93 diketahui bahwa rata-rata skor minat siswa
berada pada kategori sangat tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor
minimum sebesar 57 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan standar
deviasi 3.990.
4.6.4 Post pembelajaran angket siswa Kelas Kontrol
Hasil angket post pembelajaran siswa SD N 1 Jampiroso setelah menerapkan
metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 16.0.
Tabel 4.34
Deskriptif Statistik Post pembelajaran angket minat
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PostMinatKontrol 41 53 70 61.98 4.804
Valid N (listwise) 41
Dari data skor siswa kelas Kontrol dilihat bahwa data (N) sebanyak
41mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 53 dan rata-rata sebesar 61,98 serta
standar deviasi 4.804 Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Jampiroso adalah
tampak seperti pada tabel 4.35 dibawah ini.
Tabel 4.35
Kategorisasi Hasil Pengukuran post pembelajaran angket minat siswa kelas kontrol
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % )
14 ≤ x ≤ 25,2 Sangat rendah 61.98
(4.804)
0 0
25,2≤ x < 36,4 Rendah 0 0
36,4 ≤ x < 47,6 Sedang 0 0
47,6≤ x < 58,8 Tinggi 10 24,4%
58,8 ≤ x <70 Sangat tinggi 31 75,6%
Jumlah 41 100%
Keterangan : x = minat siswa
72
Dari tabel 4.35 diatas dapat di diskripsikan hasil angket minat belajar siswa
kelas kontrol pada grafik 4.8.
Gambar 4.8 Grafik hasil angket minat post pembelajaran kelas kontrol
Dari Tabel 4.35 dapat dilihat bahwa 24,4% responden memiliki skor minat
yang berada pada kategori tinggi, dan 75,6% berada pada kategori sangat tinggi, dan
tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sedang, rendah, dan sangat
rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 61.98 diketahui bahwa rata-rata skor
minat siswa berada pada kategori sangat tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak
dari skor minimum sebesar 53 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan
standar deviasi 4.804.
Dari data kelas eksperimen dan data kelas kontrol, maka hasil keseluruhan
Minat belajar siswa pre dan post dapat dideskripsikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.36
Hasil Rata-rata angket Minat Belajar siswa pre dan post pembelajaran
Kelas Skor pre
pembelajaran
Kategori Skor pos
pembelajaran
Kategori
Eksperimen 54.88 Tinggi 65.93 Sangat Tinggi
Kontrol 57.85 Tinggi 61,98 Sangat Tinggi
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat
rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
tinggi
14 ≤ x ≤
25,2
25,2≤ x <
36,4
36,4 ≤ x <
47,6
47,6≤ x <
58,8
58,8 ≤ x
<70
N
Presentase ( % )
73
4.7 Analisis Hasil Penelitian
4.7.1 Analisis Uji-t Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan
independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar IPA
antara siswa yang dikenai metode inquiry dengan siswa yang melakukan
pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel
4.34.
Tabel 4.37
Analisis Uji t Hasil Belajar
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean t p
41 80.15 40 88,52 3071 0.003
p=≥0.05
Setelah dilakukan Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol diketahui hasil F hitung levene test sebesar 119 dengan probabilitas
731 > 0.05, maka dapat di simpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama
atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test
harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel 4.34 terlihat bahwa
nilai t adalah 3.071 dengan probabilitas signifikasi 0.003< 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran yang diawal
proses dengan metode inquiry. Perbedaan rata-ratanya kedua kelas berkisar antara
2.955 sampai 13.809 dengan perbedaan rata-rata 8.379.
4.7.2 Analisis Uji-t Minat Belajar Siswa Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan
independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata minat siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan
siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji t
dapat dilihat pada tabel 4.38
74
Tabel 4.38
Analisis uji t Minat siswa
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean t p
41 61.98 42 65.93 4082 0.000
p=≥0.05
Setelah dilakukan Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest minat belajar siswa Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol diketahui hasil F hitung levene test sebesar 1.058
dengan probabilitas 307 > 0.05, maka dapat di simpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.
Dari tabel 4.35 terlihat bahwa nilai t adalah 4.082 dengan probabilitas signifikasi
0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh minat belajar siswa
untuk pembelajaran yang diawali proses belajar mengajar dengan menerapkan
metode inquiry. Perbedaan rata-rata kedua kelas berkisar antara 2.021 sampai 5.880
dengan perbedaan rata-rata 3.953.
4.8 Hasil Uji Hipotesa
Setelah dilakukan uji t pada hasil belajar maka dapat dilakukkan uji hipotesis
yaitu hasil t hitung diperoleh signifikasi sebesar 0.003< 0.05, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dan berarti hipotesis diterima, yaitu adanya pengaruh metode inquiry terhadap hasil
belajar siswa.
Uji t pada Minat Belajar siswa menunjukkan signifikasi sebesar 0.000 < 0.05 , kisaran
signifikasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara minat belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dengan signifikasi 0,000 tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode inquiry terhadap minat belajar siswa.
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pretest siswa SD N 1 Jampiroso Kelas III B sebagai kelas eksperimen
pada mata pelajaran IPA mencapai 76,63 termasuk dalam kategori lebih dari cukup.
75
Rata-rata nilai pretest SD N 1 Jampiroso Kelas III A sebagai kelas kontrol pada mata
pelajaran IPA mencapai 76,98 termasuk dalam kategori lebih dari cukup.
Tingkat rata-rata nilai posttest hasil belajar siswa SD N 1 Jampiroso Kelas III B
sebagai kelas Eksperimen setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
metode inquiry pada mata pelajaran IPA mencapai 88,52 termasuk dalam kategori
baik. Di SD N 1 Jampiroso kelas III A sebagai kelas kontrol rata-rata nilai posttes
siswa dengan pembelajaran konvensional mencapai 80,15 termasuk dalam kategori
baik.
Berdasarkan uji t-tes hasil belajar maka didapati nilai t sebesar 3.071 dengan p
value sebesar 0,003, hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara
kelas yang menggunakan metode inquiry dengan yang menggunakan metode
konvensional. Rata-rata kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata kelas kontrol. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kelas eksperimen mendapat nilai posttest dengan rata-rata 88,52 sedangkan kelas
kontrol mendapat nilai rata-rata sebesar 80,15.
Dalam minat belajar siswa, dengan pengolahan menggunakan SPSS versi 16.0
didapati hasil bahwa nilai signifikasinya adalah 0,000<0,05, maka dari hasil tersebut
terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perbedaan tersebut dideskripsikan dengan rata-rata minat belajar siswa. Dalam kelas
ekperimen, rata-rata minat belajar siswa sebelum menggunakan metode inquiry
sebesar 54,88 masuk kedalam kategori minat belajar tinggi, dan setelah dilakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry rata-rata minat belajar siswa
menjadi 65,93 masuk kedalam kategori minat belajar sangat tinggi. Sedangkan dalam
kelas kontrol rata-rata sebelum pembelajaran dengan menggunaakan metode
konvensional sebesar 57,85 dan setelah dilakukan pembelajaran, maka hasil rata-
ratanya sebesar 61,98 dan masuk kedalam kategori minat belajar sangat tinggi.
Penelitian ini telah dikatakan berhasil karena berdasarkan indikator kinerja
pertama yaitu 80% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai � 75, maka sudah
76
tercapai yaitu 100% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai ≥75. Artinya
indikator keberhasilan pertama telah tercapai dan berarti metode inquiry berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar.
Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar
observasi ini diisi oleh peneliti. Peneliti disini juga bertindak sebagai observer
sehingga diharapakan untuk peneliti selanjutnya observer terdiri dari peneliti dan
teman sejawat guru yang mengajar sehingga fungsi kontrol proses pembelajaran
dapat lebih terjamin. Dari hasil lembar observasi ini dapat dilihat bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan inquiry oleh guru kelas tiga termasuk dalam
kategori baik.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiry di kelas III SD
Negeri 1 Jampiroso, maka siswa kelas III mengalami peningkatan hasil belajar pada
mata pelajaran IPA. Dilihat dari jumlah soal antara pretest dan posttest yaitu 17 soal
pretest dan 11 soal posttest, jumlah soal pretest yang lebih banyak maka hal tersebut
menjadi faktor pendukung keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode
inquiry. Hal ini disebabkan meskipun jumlah soal posttes lebih sedikit dari pretest
tetapi siswa dapat memperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari rata-rata nilai
pretest. Perbedaan perlakuan yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol
membuat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas